YANG BERWARNA BUKAN CUMA CINTA Oleh: Goresan Tinta Emas Copyright 2013 by Goresan Tinta Emas Penerbit Goresan Tinta Emas http://gte-esqbs.blogspot.com/ goresantintaemas1@gmail.com Desain Sampul: Elvira Firda Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com
Ucapan Terimakasih Kami mengucapkan terima kasih dari lubuk hati terdalam kepada keluarga besar Goresan Tinta Emas (GTE) ; 1. Harleta Nityaningrum 2. Elvira Firdha 3. Vera Ramdhani 4. Muhammad Hafidz A 5. Ila Nurul Fadhilah 6. Yayang Dini Maharani 7. Halida Farhana 8. Andika Adriyansyah 9. Nazlia Awlia 10. Ari Hariyanto 11. Muhammad Fachry Atas kerja keras, dan komitmen menyelesaikan buku Yang Berwarna Bukan Cuma Cinta (BC2) hingga tuntas dalam kurun waktu sebulan. Tak lupa kami ucapkan beribu erima kasih kepada pembaca GTE yang telah memberikan kesempatan kepada kami dengan membeli buku BC2 (Yang Berwarna Bukan Cuma Cinta) Pihak nulisbuku.com atas kerja samanya dalam mencetak buku BC2 (Yang Berwarna Bukan Cuma Cinta) hingga menjadi bentuk nyata. 2
Pendahuluan Selama bertahun tahun cinta telah menjadi sesuatu yang tertanam di hati semua manusia sebagai unsur terpenting dalam hidup ini. Cinta menjadi warna dalam hidup. Namun manusia telah lama melupakan unsur unsur lain yang melengkapi cinta. Hanya dianggap sebagai pelengkap cinta, walaupun nilai nilai itu sebenarnya adalah unsur pembentuk cinta itu sendiri. 3
DAFTAR ISI Ucapan Terimakasih 2 Pendahuluan 3 Daftar Isi 4 Injury Time 5 Kakek Tua, Bagai Seorang Mahasiswa 26 Kisah Perjalanan si Anak Nakal 29 Cerita Gadis di Jakarta 37 Cerita Cita Sang Kakak 49 Taralila on Vacation 58 BEARRO 65 Mata Seekor Harimau 92 4
Injury Time Pokoknya tahun ini harus dapet pacar, titik. Sepanjang hari Mia menggumam kata kata tersebut. Bahkan, sejak pertama kali membuka mata, hanya kata kata itu yang terngiang di benaknya. Katanya sih untuk membangun sugesti alam bawah sadar. Tapi ya mentang mentang alam bawah sadar, nggak langsung juga dong datangnya. Kadang efeknya sebentar, kadang lama. Masalah lamanya, yaa..tergantung masing masing. Ada yang tiga hari, tiga bulan, bahkan tiga tahun atau lebih. Yah, asal kuat aja sabarnya. Kenapa sih ngotot banget? Mendingan kamu selesaikan dulu deh deadline web kita, Baru mikir pacar.. omong omong deadline udah minggu depan, loh. Kamu udah siap emangnya? ujar Riri ketus. Ngomongin pacar, ratapan jomblo, atau apapun itu sih boleh, ya. Tapi kalau diomonginnya sampai sehari lima kali, ya mabok juga lama lama yang denger. Paling tidak tugas harus selesai. No ecek ecek! Riri memang yang paling tegas kalau masalah deadline. Menjadi figur public memang tidak mudah. Ketika tanggal rilis sudah diumumkan, 5
ya harus di tepati. Nggak mau kan ditinggal penggemar hanya gara-gara masalah deadline? Duuuuh Riiii! Yang namanya nulis tuh butuh baaanget inspirasi. Aku tau kita sekarang emang lagi travelling buat ngisi channel sama web kita. Tapi, kaaan.. Mia melengos. tanpa harus diucapkan, temannya sudah tau apa kalimat setelahnya. Udah, dari pada kalian ribut, mending kerjain pekerjaan masing masing. Mia, aku nggak mau tau kamu harus peras otak kamu malam ini kalau nggak mau capek pas tenggat deadline. Riri, kamu urus lagi akomodasi kita buat besok. Bandung nggak deket loh celetuk Sara sambil mengutak atik handycam-nya. Kadang sembari memeriksa peralatan, sesekali ia menenggak soda di sebelahnya. Gadis yang satu ini gila soda. Sudah tak terhitung berapa kaleng soda yang ia habiskan malam ini. Aaaaaaarrggghhh!!!!!!!!!! Apa sih teriak-teriak? Ya ampuun..ya ampuunn yaa ampuunn!!!!!! Bilang aku nggak mimpi!! Terserah. Paling Cuma online midnight sale atau sejenisnya. Ujar Riri sambil memutar bola matanya. 6
Beneraan!! Coba sini deh! jerit Mia sambil menghentak hentakan kakinya kegirangan. Sara berjalan menghampirinya. Riri masih asyik dengan urusan akomodasi. Ya tuhan, dalam hati Riri bersumpah kalau anak itu menjerit lagi, dirinya tidak akan segan segan untuk membekap mulut bawel itu. Anu Mimi sayang, ini kan.. Sebenarnya Sara tidak terlalu kaget juga. Tampilan web berwarna merah muda, foto foto pria terpajang berderet, lengkap dengan biodata, kesukaan, dan hal hal tidak penting lainnya. Kencan online? Mia menganggukan kepalanya sambil menatap sara dengan tatapan yang-entah-apanamanya-itu. Haaaaah? Kamu serius? Riri langsung menghampiri mia sambil mengernyit. Jangan bilang kamu ikutan kencan konyol itu Yaah, udah login Ri kayaknya ujar Sara sambil mengangkat bahu. Tapi kamu belom bikin appointment kan sama mereka? 7
Yang ditanya malah nyengir kuda. Ya ampun kadang anak ini memang nggak mikir panjang. Sebenarnya bukan kadang. Lebih ke sering kayaknya. Riri dan Sara Cuma saling pandang kemudian melengos. Kita nggak tanggung ya kalau ada apa apa celetuk Sara sambil berjalan kearah toilet. Ohya, kalau kamu mau keluar, aku titip soda pokoknya Kamu yakin? Tanya Riri. Mia menganggukan kepalanya Lagi. Tapi, aku rasa kamu nggak perlu kencan dengan mereka. Pria online nggak sebaik kelihatannya, lho. Lagipula hal seperti itu hanya akan membuat pekerjaan kita terhambat. Ingat, seminggu lagi, lho. Aku nggak mau tahu kalau project kita ada yang kurang hanya gara-gara satu orang, ya. Ujar Riri. Kali ini wajahnya serius. Ya, yaa.. Jawab Mia setengah hati. Jemarinya beradu di atas keyboard sambil memelototi monitor. Sesekali bola matanya melirik kearah kanan atas, kemudian mengetik 8
lagi. Riri menatapnya prihatin. Prihatin karena anak itu terkadang harus disentil dulu baru nurut. Prihatin karena temannya yang satu itu terlalu kepala batu kalau sudah menyangkut hal beginian. Tingkahnya saja yang sok dewasa. Tapi kalau sudah ada apa-apa, pasti larinya ke Riri lagi. Ia menghela napas. @#$%^&*() 3 hari menjelang deadline. 07:00 Mau kemana? Mia tersentak. Tangannya langsung melepaskan gagang pintu. Keluar sebentar kok. Nggak lama jawabnya terburu-buru sambil memalingkan wajah. tugasmu sudah selesai? Tanya Sara menyelidik. hmm.sebentar lagi selesai, kok. Aku janji akan menyelesaikannya, hehe jawab Mia sambil tersenyum kikuk. Sara mendekatinya sambil memicingkan mata. Memperhatikan Mia dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dari penampilannya sudah jelas gadis ini hendak kemana dan mau apa. Riri menoleh kearah pintu. 9