BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI LEMBAR PENGASAHAN ABSTRAKSI KATA PENGANTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu PT X dalam. perencanaan dan pencapaian laba melalui pendekatan analisis Break Even pada

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Kata kunci: Cost-volume-profit, break even point, laba. Universitas Kristen Maranatha

BAB II BAHAN RUJUKAN

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN IDENTIFIKASI MASALAH MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN KEGUNAAN PENELITIAN 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

ABSTRAK. Kata kunci : Analisis Biaya-Volume-Laba, Titik Impas, Laba. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dengan situasi perekonomian yang dinamis membuat persaingan antar usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

Akuntansi Biaya. Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

ABSTRAK. Kata kunci: Cost-volume-profit, break even point. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI SALAH SATU ALAT PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai

ABSTRAK. Kata kunci : Analisis Cost-Volume-Profit, Break Even Point. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS BREAK EVENT POINT DALAM KEBIJAKAN PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT Wonojati Wijoyo Kediri)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

[Type the document title]

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha semakin pesat. Pesatnya perkembangan

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Maret 2015 dan berlokasi di Jalan Kyai Maja No.7 Jakarta Selatan.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan di setiap bidang usaha sangat tinggi dengan semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API)

ANALISA BIAYA PRODUKSI

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

ANALISIS BREAK EVEN POINT

BAB I PENDAHULUAN. Di negara berkembang ilmu dan teknologi merupakan modal utama dalam

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENJUALAN UNTUK MENCAPAI LABA YANG DIINGINKAN (STUDI PADA QUICK CHICKEN CABANG KOTA BLITAR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN Kerangka Penelitian

PENGGUNAAN MATEMATIKA EKONOMI UNTUK ANALISIS BREAK EVEN PADA CV KAISAR REPROFURNI JEPARA

Vol.10, No Februari 2015 ISSN

Bab 1. Pendahuluan. Di era globalisasi sekarang ini, teknologi berkembang sangat pesat, sehingga untuk

Analisa Perilaku Biaya

URGENSI ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) DALAM PERENCANAAN BISNIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Iklim politik di Indonesia di tahun 2006 semakin tidak menentu, dan tentu

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis Biaya-Volume-Laba, Laba Optimal. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

PERTEMUAN KE-13 ANALISIS BIAYA DAN VOLUME LABA

Manajemen Keuangan. Break-Even Point

ABSTRAK. Kata kunci: Analisis Cost Volume Profit (CVP), dan memaksimalkan laba. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (STUDI KASUS: PT. KIMIA FARMA)

Akuntansi Biaya. Cost Behaviour Analysis. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis

PERENCANAAN PENETAPAN LABA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PERUSAHAAN WINGKO UD. TUJUH TUJUH ELOK BABAT LAMONGAN

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA USAHA KERIPIK SINGKONG BAROKAH DESA KARANG REJO KABUPATEN PESAWARAN

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS

Analisis Perilaku Biaya

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

Akuntansi Biaya. Cost Behavior Analysis. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan tujuan Akuntansi Biaya. penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara tertentu dari transaksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT PADA PT. ASAM JAWA MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan ABSTRAK

ABSTRACT. Keywords : sales volume, profit, break even point, margin of safety, fixed costs, variabel cost, mixed cost. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, persaingan antar perusahaan terlihat semakin ketat.

ANALISA BREAK EVENT POINT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami krisis moneter sejak tahun 1997 yang menyebabkan

Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11. Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA UNIT USAHA KONVEKSI KERUDUNG (NADIA COLLECTION)

2.2.2 Penggolongan Biaya Menurut sifatnya, biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya

DAFTAR ISI. Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi BAB 1 KONSEP DASAR PENGANGGARAN 1

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi akuntansi oleh para manajemen dan pihak-pihak internal lainnya untuk

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara dapat bertumbuh bila ada kerjasama antara

ANALISIS TITIK IMPAS PADA HOTEL WISATA GRAND BARUMBAY & RESORT SAMARINDA KHAS KALIMANTAN TIMUR UNTUK TAHUN 2009, 2010 & 2011.

BAB I PENDAHULUAN. kompetitor bisnis baru dalam bidang usaha membuat perusahaan melalui pihak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik yang kian memanas, dapat diperkirakan keadaan ekonomi Indonesia mengalami penurunan terutama dalam pertumbuhan sektor industrinya. Dengan kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif dasar listrik, telepon dan terutama BBM ini turut berdampak dalam sektor industri. Kebijakan yang diambil pemerintah tersebut mengakibatkan naiknya biaya bahan baku serta biaya lainnya bagi sektor industri sehingga sektor industri perlu untuk membuat suatu solusi untuk mempertahankan usahanya. Bagi kalangan industri yang tidak bisa bertahan, mereka terpaksa mengambil langkah mundur, beberapa mengalami kebangkrutan, karena situasi dan kondisi yang ada kurang mendukung, yang antara lain disebabkan oleh besarnya biaya produksi yang melebihi laba yang tidak turut diikuti oleh kenaikan volume penjualan. Ini mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Setiap perusahaan tentunya mendirikan usahanya dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dan menjaga kelangsungan hidupnya. Maka diperlukan informasi yang cepat dan tepat sebagai dasar pengambilan keputusan untuk dapat mencapai tujuannya itu. 1

PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading merupakan salah satu perusahaan industri terbesar di Indonesia. Perusahaan dapat merasakan dampak yang nyata dalam pengaruh sektor ekonomi dan politik yang berkembang di negeri. Di lain pihak, dalam pangsa pasarnya, PT. Ultrajaya merasakan persaingan di bidang industri minuman. Kompetitor tidak saja datang dari dalam negeri sendiri tapi juga dari luar. Maka, PT. Ultrajaya terus berusaha mengembangkan kegiatan indusrinya. Untuk itu pihak manajemen perusahaan perlu mengetahui pada tingkat penjualan berapa supaya biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi dapat tertutup atau impas dan pada tingkat penjualan berapa yang harus tercapai apabila perusahaan ingin memperoleh laba yang optimal. Sehingga manajemen perusahaan harus berhati-hati dan penuh pertimbangan dalam menyampaikan keputusan mengenai tingkat penjualan yang harus dicapai. Batas penjualan minimal dapat dijadikan suatu target penjualan yang harus dicapai perusahaan guna menghindari kerugian atau menjadi suatu indikator penting dalam penentuan tingkat volume penjualan Salah satu dari berbagai alat yang dapat membantu pihak manajemen dalam menyelesaikan masalah ini adalah Analisa Break Even. Dengan analisa ini kita dapat mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, biaya semi variabel dan volume penjualan yang akan mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap laba yang dicapai, dimana besarnya biaya produksi dipengaruhi oleh tingkat volume produksi itu sendiri. Analisa Break Even Point dapat memberikan gambaran tentang berapa besar produksi yang harus dijual agar 2

perusahaan tidak menderita kerugian. Jadi semua faktor yang ada saling berhubungan dan berkaitan satu dengan yang lainnya. Melalui analisa Break Even, pihak manajemen dapat mengetahui pada tingkat volume penjualan berapa perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian yang biasa disebut sebagai titik impas, dimana hasil penjualan (revenue) akan sama besar dengan biaya tetap (fixed cost) ditambah dengan total biaya variabel (total variable cost) yang merupakan biaya total. Analisis ini sangat membantu pihak manajemen dalam merencanakan tingkat volume penjualan serta dapat digunakan sebagai alat perencanaan laba perusahaan. Menyadari atas pentingnya penggunaan analisa Break Even bagi perusahaan maka saya selaku penulis tertarik melakukan penelitian yang berhubungan dengan analisa Break Even Point pada PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY dan selanjutnya menyajikan hasilnya dalam suatu skripsi yang berjudul Peranan Analisis Break Even Point Sebagai Alat Bantu Dalam Menetapkan Volume Penjualan Pada PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company TBK di Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Sehubungan dengan hal tersebut diatas, yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana penggolongan biaya yang telah dilakukan perusahaan? 3

2. Bagaimana menentukan volume penjualan minimum yang harus dipertahankan perusahaan agar tidak mengalami kerugian dengan menggunakan analisa Break Even? 3. Bagaimana peranan analisa Break Even untuk menentukan volume penjualan minimum agar perusahaan tidak mengalami kerugian? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana pengelompokkan biaya-biaya yang dilakukan perusahaan. 2. Untuk dapat menentukan titik volume penjualan minimum yang harus dipertahankan perusahaan dengan menggunakan analisa Break Even. 3. Untuk mengetahui peranan analisa Break Even Point sebagai alat bantu yang handal dalam perencanaan volume penjualan minimum agar perusahaan tidak mengalami kerugian. 1.4 Kegunaan Penelitian Sedangkan menfaat atau kegunaan penulis melakukan penelitian adalah: 1. Untuk mendapatkan pengalaman praktis, sehingga penulis dapat membandingkan antara teori-teori yang didapat melalui perkuliahan selama ini dengan kenyataan praktek yang ada di lapangan. 4

2. Dapat memberikan gambaran pada penulis tentang pentingnya penggunaan analisa Break Even terutama dalam menentukan volume penjualan. 3. Dapat memberikan masukan pada perusahaan akan pentingnya penerapan analisa Break Even dalam menentukan volume penjualan dan membuat perencanaan laba yang dapat dipakai oleh perusahaan untuk meningkatkan usahanya. 1.5 Kerangka Pemikiran Kelancaran maupun keberhasilan perusahaan itu sendiri dalam mencapai tujuannya merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan masa depan perusahaan, dan untuk menjaganya diperlukan suatu perencanaan yang baik oleh pihak manajemen perusahaan. Di dalam suatu perencanaan, manajemen harus memperhatikan masalah penetapan volume penjualan, karena volume penjualan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dan mempunyai efek langsung bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan sedikit saja dalam penetapan volume penjualan maka akan mempengaruhi keuntungan yang didapat perusahaan yang selanjutnya akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Kegagalan maupun keberhasilan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri. Karena perencanaan yang kurang matang bisa merupakan titik awal dari suatu kegagalan yang dapat 5

mengganggu kelangsungan hidup perusahaan maka manajemen perusahaan dituntut untuk dapat bekerja lebih efektif dan efisien dalam membuat suatu perencanaan. Perencanaan yang baik merupakan suatu titik terang perusahaan menuju masa kejayaannya karena perencanaan yang baik adalah perencanaan yang dapat mengantisipasi segala kemungkinan dari segala permasalahan yang terjadi maupun yang akan terjadi baik di masa kini maupun di masa yang akan datang untuk mewujudkan tujuan utama didirikannya perusahaan. Tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah untuk mendapatkan laba, dimana laba yang optimal hanya dapat dicapai bila hasil dari penjualan melebihi dari biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk, sedangkan hasil penjualan itu sendiri ditentukan oleh besarnya volume penjualan dan harga produk tersebut. Untuk dapat mencapai laba yang optimal, perusahaan dapat melakukan beberapa cara: 1. Menekan biaya produksi maupun biaya operasional serendah mungkin dengan mempertahankan harga jual dan volume penjualannya. 2. Menentukan harga jual sesuai dengan tingkat laba yang diinginkan. 3. Meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin. Setiap faktor diatas mempunyai hubungan yang timbal balik antara yang satu dengan yang lainnya dimana faktor yang satu tidak bisa dipisahkan dengan faktor yang lainnya karena biaya akan menentukan harga jual, harga jual akan mempengaruhi volume penjualan dan volume penjualan akan mempengaruhi volume 6

produksi yang akan secara langsung mempengaruhi biaya. Volume penjualan yang dilakukan perusahaan harus bisa menutupi biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan, karena bila biaya yang dikeluarkan lebih besar daripada volume penjualan yang telah dilakukan maka perusahaan akan mengalami kerugian. Analisa Break Even sangat penting untuk dilaksanakan pada suatu perusahaan karena dapat membantu didalam hal pemberian informasi dalam pengambilan keputusan untuk menentukan tingkat volume penjualan yang harus dicapai untuk mencapai tingkat keuntungan yang optimal, dimana pengertian Break Even ialah: Bambang Riyanto : (1992, H.278) Analisa Break Even adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. 1.6 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif analitis, yaitu suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, menganalisa keadaan yang ada pada suatu perusahaan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Penelitian ini dilakukan dengan cara: 1. Library Research yaitu penelitian melalui kepustakaan dengan tujuan untuk mengumpulkan keterangan-keterangan melalui buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti. 7

2. Field Research yaitu penelitian melalui pengumpulan data dilapangan dengan mengadakan wawancara langsung untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan. Dalam melakukan pengumpulan data, dilakukan dengan mendatangi obyek yang diteliti secara langsung. Ada 2 cara: Wawancara. Ini adalah teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung dengan orang yang bersangkutan dalam perusahaan yang bisa membantu penulis untuk memperoleh data-data atau keterangan yang berkaitan dengan pembahasan masalah. Observasi. Ini merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati langsung ke lokasi untuk memperoleh data yang dibutuhkan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Dalam melakukan perhitungan Analisa Break Even menggunakan 3 metode antara lain: 1. Pendekatan Matematis Perhitungan break even point atas dasar unit dilakukan menggunakan rumus sebagaimana diungkapkan Bambang Riyanto (1995, hal 364)sebagai berikut: BEP (Q) = FC P v 8

Dimana: P v = harga jual per unit = biaya variabel per unit FC = biaya tetap Q = jumlah unit/kuantitas produk yang dihasilkan dan dijual Sedangkan perhitungan break even point atas dasar penjualan dalam rupiah dapat dilakukan dengan menggunakan rumus diungkapkan oleh Bambang Riyanto (1995, hal 364) sebagai berikut: BEP (Rp) = FC VC 1 S Dimana :FC = biaya tetap VC = biaya variabel 2. Pendekatan Grafis Melalui grafik break even, break even point dapat ditentukan, yaitu pada titik dimana terjadi persilangan antara garis penghasilan penjualan dengan garis biaya total. Apabila dari titik tersebut ditarik garis lurus vertikal ke bawah sampai sumbu X maka dapat diperoleh besarnya break even dalam unit. Jika garis tersebut ditarik lurus horizontal ke sumbu Y maka akan diperoleh besarnya break even dalam rupiah. 3. Konsep Contribution Margin Pengertian Contribution Margin menurut Hansen dan Mowen (2000, hal 212): 9

Marjin Kontribusi (contribution margin) adalah pendapatan penjualan dikurangi total biaya variabel. Pada titik impas, marjin kontribusi sama dengan biaya tetap. Dalam keadaan break even, besarnya laba adalah nol, maka dengan membagi jumlah biaya tetap dengan margin persatuan barang yang akan diperoleh jumlah satuan barang yang harus dijual, sehingga perusahaan tidak menderita rugi maupun memperoleh laba. Horgren, Foster dan Datar (1994, hal 74) menunjukkan rumus marjin kontribusi sebagai berikut: Marjin Kontribusi Unit = Harga Jual Biaya Variabel Unit Kita dapat juga menggunakan rumus BEP unit dengan memasukkan rumus marjin kontribusi, seperti yang diperlihatkan oleh Horgren, Foster dan Datar (1994, hal 74) sebagai berikut: Jumlah pulang pokok unit = Biaya Tetap Margin kontribusi unit Biaya semivariabel perusahaan dapat menggunakan pemecahan antara lain: 1. Metode Titik Tertinggi dan Terendah (High and Low Point) Untuk memperkirakan fungsi biaya, metode ini mengadakan perbandingan suatu biaya pada tingkat kegiatan yang tertinggi dan terendah di masa yang lalu. Data yang dipilih dari data historis yang sedang dianalisis adalah periode-periode yang tingkat kegiatannya tinggi dan rendah. Periode-periode ini biasanya, tetapi tidak harus, mempunyai jumlah biaya tertinggi dan terendah yang sedang dianalisis. 10

2. Metode berjaga (Standby Costs Method) Metode ini mencoba menghitung beberapa biaya yang harus dikeluarkan andai kata perusahaan tutup sementara, jadi produknya sama dengan nol. Biaya ini disebut biaya berjaga dan biaya berjaga ini merupakan biaya tetap. Perbedaan antara biaya yang dikeluarkan selama produksi berjalan dengan biaya berjaga merupakan biaya variabel. 3. Metode Statistik Grafik Terpencar (Statiscal Scattergraph Method) Metode ini banyak digunakan untuk menganalisis biaya semi variabel. Dalam metode ini biaya-biaya yang dianalisa digambar pada sumbu vertikal (sumbu Y) dan angka-angka pengukur (upah langsung, satuan-satuan produksi atau persentase kapasitas) digambar pada sumbu horisontal (sumbu X). Suatu garis pemisah (garis regresi) ditarik melewati pertengahan titik-titik yang terpencar tersebut dengan cara kira-kira (visual Approximation). 4. Metode Kuadarat Terkecil ( Least Square Method) Metode kuadrat terkecil adalah metode pemecahan biaya semi variabel yang sifatnya sistematis sehingga hasilnya diharapkan dapat mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Sebagaimana dijelaskan Mulyadi (1999, hal 517) bahwa metode ini menganggap bahwa hubungan antara biaya dan volume kegiatan berbentuk garis lurus dengan persamaan: Y = a + bx, 11

dimana Y merupakan variabel tidak bebas (variabel dependen)yaitu variabel yang perubahannya ditentukan oleh perubahan pada variabel X atau variabel bebas (independen). Variabel Y menunjukkan biaya, sedangkan variabel X menunjukkan volume kegiatan. Dalam persamaan tersebut variabel a menunjukkan unsur biaya tetap, sedangkan b menunjukkan unsur biaya variabel. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di perusahaan PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk yang bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman. Kantor pusat dan pabrik Perusahaan ini terletak di jalan Cimareme 131, Padalarang, Kabupaten Bandung. Penelitian ini dilakukan sejak bulan Oktober 2004 sampai Februari 2005. 12