BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk membantu menangani masalah perekonomian dunia. Perkembangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kepariwisataan nasional diharapkan mampu menggalakkan

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya untuk bersenang - senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang

BAB I PENDAHULUAN. tercepat pembangunannya di dunia. Sektor pariwisata telah menjadi industri yang

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah salah satu industri yang berkontribusi penting bagi

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang cepat. Saat ini sektor pariwisata banyak memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

2016 PENGARUH CULTURAL VALUE PADA DAYA TARIK WISATA PURA TANAH LOT BALI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa (goods and service)

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat mobilitas atau pergerakan manusia semakin tinggi pada era

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan sektor bisnis yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pariwisata semakin pesat, United Nations World Tourism Organization

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain,

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. mengaktifkan sektor lain di dalam negara penerima wisatawan. Di samping itu,

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era otonomi daerah, sektor pariwisata memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Wisatawan. Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Namun kawasan wisata alam ini masih belum memaksimal potensi

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selvi Arini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. agama islam, hindu, budha, katolik, protestan, dan konghucu, namun mayoritas

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penenlitian

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata saat ini merupakan industri terbesar di dunia dan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi dari tahun sebelumnya. Angka itu diatas pertumbuhan ekonomi nasional

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. besar untuk dikembangkan. Peluang itu didukung oleh kondisi kondisi alamiah

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 9,4 juta lebih atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III STRATEGI PROMOSI DAN KERJASAMA DINAS PARIWISATA KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World

LESTARI BRIEF EKOWISATA INDONESIA: PERJALANAN DAN TANTANGAN USAID LESTARI PENGANTAR. Penulis: Suhardi Suryadi Editor: Erlinda Ekaputri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015

BAB III HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan. ini memiliki luas wilayah 2.109,74 Km 2

BAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. global. Adapun pengertian Industri Pariwisata menurut Undang-Undang RI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata di Kota Padang sangat penting dikarenakan Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pendorong utama perekonomian dunia pada abad ke-21, dan menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN. diberdayakan sebagai Daerah Tujuan Wisata. Menurut World Tourism. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Asia Pasifik

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri pariwisata merupakan salah satu industri yang mempunyai peran penting untuk membantu menangani masalah perekonomian dunia. Perkembangan industri pariwisata sangat dinamis dan terus diperkuat oleh kemajuan kesejahteraan ekonomi masyarakat sehingga mampu mengambil peran penting bagi pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya, sebagai sektor yang kompleks, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan serta transportasi. United Nation World Tourism Organization (UNWTO) telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Di awali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak azazi manusia. Berdasarkan perkiraan UNWTO (United Nation World Tourism Organization) jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) yakni, sebesar 1.602 milyar orang (tahun 2020), diantaranya masing-masing 231 juta dan 438 juta orang berada di kawasan Asia Timur dan Asia Pasifik serta akan mampu menciptakan pendapatan dunia sebesar USD 2 triliun pada tahun 2020. Pariwisata Indonesia memang telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan memiliki prospek yang cerah sebagai penopang perekonomian negara setelah 1

2 industri minyak dan gas. Untuk lebih memajukan pariwisata Indonesia, Pembangunan pariwisata Indonesia harus dirancang dan dikembangkan berdasarkan tata kelola destinasi pariwisata yang baik, benar, dan profesional, sehingga bisa memberikan hasil yang maksimal. Kemajuan tersebut dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) yang datang ke Indonesia, ditunjukan oleh Tabel 1.1 : TABEL 1.1 STATISTIK KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA 2004 2010 TAHUN JUMLAH WISMAN 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 5.321.165 5.002.101 4.871.351 5.505.759 6.234.497 6.323.730 7.002.944 RATA-RATA PENGELUARAN PER ORANG (USD) PER PER KUNJUNGAN HARI 901,66 904,00 913,09 970,98 1.178,54 995,93 1.085,75 95,17 99,86 100,48 107,70 137,38 129,57 135,01 RATA-RATA LAMA TINGGAL (HARI) 9,47 9,05 9,09 9,02 8,58 7,69 8,04 PENERIMAAN DEVISA (JUTA USD) 4.797,90 4.521,90 4.447,98 5.345,98 7.347,60 6.297,99 7.603,45 Sumber: Pusat Pengelolaan Data dan Sistem Jaringan (P2DSJ) dan Badan Pusat Statistik (BPS) 2011 Berdasarkan Tabel 1.1 tersebut dapat dilihat bahwa tahun 2004 sampai dengan tahun 2005 merupakan tahun yang mengalami penurunan paling drastis yaitu sebanyak -5,99%. Sedangkan untuk tahun selanjutnya yaitu tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 mengalami kenaikan dalam setiap tahunnya, bahkan pada tahun 2010 merupakan tahun yang mengalami pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara paling tinggi yaitu sebanyak 7.002.944 atau sebesar 10,74%.

3 Peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia tahun 2010 telah mencapai 7 juta orang. Hal ini juga sekaligus tercapainya target Kementrian Budaya dan Pariwisata (Kemenbudpar), berdasarkan kunjungan wisman tersebut devisa yang dihasilkan sebesar lebih US$ 7 miliar atau Rp. 63 triliun dimana satu wisman berbelanja 1.050 dollar AS, hal ini sesuai hasil perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS). (www.indonesia.travel.com) Jumlah wisatawan nusantara (wisnus) yang melakukan kegiatan kepariwisataan ditunjukan pada Tabel 1.2 : TAHUN 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 TABEL 1.2 STATISTIK JUMLAH KUNJUNGAN WISNUS DI INDONESIA TAHUN 2004 2010 JUMLAH WISNUS 3.941.381 4.106.225 4.967.403 5.158.441 4.996.594 5.053.269 5.934.239*) RATA-RATA PENGELUARAN PER ORANG (USD) PER KUNJUNGAN 859,81 683,78 777,71 839,64 1.049,72 977,39 976,65 PER HARI 77,88 83,90 100,87 88,79 96,69 109,80 117,59 RATA-RATA LAMA TINGGAL (HARI) 11,04 8,15 7,71 9,24 10,62 8,81 8,20 PENERIMAAN DEVISA (JUTA USD) 3.388,84 2.807,75 3.863,20 4.331,23 5.245,02 4.939,01 5.795,65*) Sumber: BPS dan Kementerian Budaya dan Pariwisata (Kemenbudpar) 2011 *) Data sementara melalui 18 pintu keluar utama Berdasarkan Tabel 1.2 jumlah kunjungan wisatawan nusantara mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan jumlah wisnus yang paling tinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 20,97% atau sebanyak 4.967.403. Pertumbuhan ini mengindikasikan bahwa indonesia memiliki potensi objek wisata yang beragam, selain itu jumlah wisnus yang melakukan perjalanan wisata dapat

4 dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adanya motivasi untuk melakukan perjalanan wisata seperti rekreasi, pendidikan, kesenangan dan keluarga. Berdasarkan Tabel 1.2 yang menerangkan peningkatan kunjungan wisatawan nusantara diharapkan Pariwisata Indonesia dapat terus berkembang dari tahun-tahun sebelumnya, dan wisatawan nusantara dapat lebih memilih berwisata di dalam negeri dibandingkan ke luar negeri. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki beragam objek dan potensi pariwisata adalah Banten. Provinsi Banten dikenal dengan keunikan seni tradisionalnya yaitu Debus, selain itu Banten memiliki keindahan alam dan kebudayaan yang menarik, Pengembangan pariwisata Provinsi Banten diidentifikasikan atas 204 Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang tersebar di seluruh wilayah Provinsi Banten. Terdiri dari 84 Obyek Wisata Alam, 34 Obyek Wisata Sejarah dan Budaya, 24 Obyek Wisata Buatan, 9 Obyek Wisata Living Culture dan 48 Obyek Wisata Atraksi Kesenian. Berikut adalah gambar kawasan pengembangan pariwisata provinsi banten:

5 Sumber : Dinas Budaya dan Pariwisata Prov. Banten GAMBAR 1.1 KAWASAN PENGEMBANGAN PARIWISATAA PROVINSI BANTEN Provinsi Banten merupakan Provinsi yang relatif masih muda jika dibandingkan dengann provinsi lain, berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa Provinsi Banten mempunyai kawasan pariwisata yang sangat berpotensi untuk dikembangkan, kawasan pariwisata tersebut meliputi 3 wilayah pengembangan pariwisata (WPP) yang terdiri dari WPP A (kawasan wisata Kota Tangerang dan kab. Tangerang), WPP B (Kota Cilegon, Kota Serang dan Kab.

6 Serang) WPP C (Kab. Pandeglang dan Kab. Lebak). Sekitar 100 Daerah Tujuan Wisata (DTW) merupakan Obyek Wisata yang potensial untuk dikembangkan. Pola pengembangan pariwisata Provinsi Banten meliputi 18 kawasan, diantaranya Pantai Barat, Kawasan Wisata Pantai Selatan, Kawasan Wisata Pantai Utara, Kawasan Wisata Ziarah, Kawasan Wisata Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) serta Pulau dan Anak Gunung Krakatau, dan lain-lain. (Neraca Satelit Pariwisata Daerah Prov. Banten 2009). Kunjungan wisatawan di Provinsi Banten untuk saat ini sudah mulai mengalami peningkatan, dapat dilihat pada tabel berikut: TAHUN 2005 2006 2007 2008 2009 2010 TABEL 1.3 TABEL JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2005-2010 KUNJUNGAN WISATAWAN WISNUS (%) WISMAN (%) 13.702.156 19.260.781 22.373.206 24.123.000 26.135.000 48.042.531-40,56 16,15 7,82 8,34 83,82 129.728 95.616 99.603 112.732 124.450 148.046-26,29 4,16 13,18 10,39 18,96 TOTAL 13.831.884 19.356.397 22.472.809 24.235.732 26.259.450 48.190.577 JUMLAH 203.412.174-942.909-154.346.849 Sumber : Pemerintah Kab/Kota se-provinsi Banten 2011 Berdasarkan Tabel 1.3 tersebut dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan wisatawan nusantara setiap tahunnya sudah mengalami peningkatan. Kenaikan tertinggi jumlah wisatawan nusantara yaitu pada tahun 2010 sebanyak 48.042.531 atau sebesar 83,82%. Sedangkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Provinsi Banten pada tahun 2006 mengalami penurunan sebanyak 95.616 atau

7 sebesar -26,29%, namun pada tahun 2010 mengalami peningkatan kembali yaitu sebanyak 148.046 atau 18,96 %. Pertumbuhan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Banten dikarenakan oleh adanya beberapa faktor penyebab atau daya tarik yang mendukung Banten sebagai daerah tujuan wisata di Indonesia. Faktor-faktor pendukung tersebut antara lain karena Banten memiliki keindahan alam yang menarik seperti pantai dan air terjun, keunikan adat dan seni budaya, serta memiliki berbagai jenis atraksi pariwisata lainnya. Potensi pariwisata Provinsi Banten sangat menjanjikan terlihat dari beberapa daya tarik wisata yang banyak diminati oleh para wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Berikut adalah data Daerah Tujuan Wisata yang paling diminati oleh para wisatawan di Provinsi Banten: TABEL 1.4 JENIS DAERAH TUJUAN WISATA YANG DIMINATI WISATAWAN MANCANEGARA DI PROVINSI BANTEN No Jenis Daerah Tujuan Wisata Persentase 1 Pantai Anyer dan Carita 49,63 2 Banten Lama 13,24 3 Curug Cigumawang 6,99 4 Lembah Bukit Hijau 5,88 5 Vihara Avalokitesvara 4,78 6 Gunung Krakatau 2,94 7 Baduy 2,57 8 Wulandira 2,21 9 Mata Air Cirahab 1,84 10 Curug Betung 1,84 11 Tanjung Lesung 1,47 12 Ujung Kulon 1,47 13 Gunung Pinang 0,37 14 Lainnya 4,78 Total 100,00 Sumber: Neraca Satelit Pariwisata Daerah (NESPARDA) Banten 2009

8 Berdasarkan Tabel 1.4 dapat diketahui bahwa ada berbagai jenis daya tarik wisata Banten yang banyak diminati oleh wisatawan mancanegara. Daya tarik wisata Pantai Anyer dan Carita menduduki urutan pertama yang paling diminati oleh wisatawan mancanegara yaitu sebesar 49,63%, objek wisata Taman Nasional Ujung Kulon merupakan salah satu diantaranya dan mendapat persentasi kunjungan sebesar 1,47%. Berikut ini adalah data kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) ke beberapa daerah tujuan wisata yang paling diminati di Provinsi Banten: Tabel 1.5 JENIS DAERAH TUJUAN WISATA YANG DIMINATI WISATAWAN NUSANTARA DI PROVINSI BANTEN No Daerah Tujuan Wisata Persentase (%) 1 Anyer 28,31 2 Banten Lama 19,85 3 Cikole 11,76 4 Carita 8,09 5 Karang Bolong 6,62 6 Tanjung Lesung 5,15 7 Cikoromoy 2,94 8 Makam 2,57 9 Baduy 1,84 10 Gunung Krakatau 1,47 11 Hiburan Malam 1,47 12 Pulau Umang 1,47 13 Batu Kuwung 1,10 14 Wisata Pegunungan 1,10 15 Gunung Santri 0,74 16 Pulosari 0,74 17 Ujung Kulon 0,74 18 Wisata Air (Kolam Renang) 0,74 19 Lainnya 3,33 Total 100,00 Sumber: Neraca Satelit Pariwisata Daerah (NESPARDA) Banten 2009

9 Taman Nasional Ujung Kulon adalah salah satu objek wisata yang berada di Provinsi Banten, merupakan objek wisata minat khusus yang ditawarkan bagi para wisatawan. Kawasan wisata ini telah di akui UNESCO sebagai warisan dunia. Memiliki beragam keindahan alam dan kekhasan daerah yaitu dengan adanya satwa langka Badak bercula satu (rhinoceros sondaicus) atau yang biasa disebut bacusa, Hewan langka ini merupakan salah satu ciri khas Taman Nasional Ujung Kulon dengan tingkat populasi sekitar 50-60 ekor. Terdapat tiga tipe ekosistem di taman nasional ini yaitu ekosistem perairan laut, ekosistem rawa, dan ekosistem daratan, juga merupakan obyek wisata alam yang menarik, dengan keindahan berbagai bentuk dan keunikan alam berupa sungai-sungai, air terjun, pantai pasir putih, sumber air panas, taman laut dan peninggalan budaya/sejarah (Arca Ganesha, di Gunung Raksa Pulau Panaitan). Pihak pengelola Taman Nasional Ujung Kulon ini adalah Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK), berada dibawah naungan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (DITJEN PHKA) yang berada di Departemen Kehutanan, berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kehutanan. Berikut ini adalah data jumlah kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Ujung Kulon sampai dengan Tahun 2010 :

10 TABEL 1.6 DATA JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON TAHUN 2005-2010 TAHUN KUNJUNGAN WISATAWAN WISNUS (%) WISMAN (%) TOTAL (%) 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2.573 1.907 1.813 1.834 2.940 2.194 - -25,88-4,92 1,15 60,30-25,37 622 461 472 677 552 257 - -24,88 2,38-41,31-18,46-53,44 3.195 2.368 2.285 2.511 3.492 2.451 - -34,96% -3,63% 9,0% 2,86% -29,81% JUMLAH 18.524-3.804-22.328 - Sumber : Balai Taman Nasional Ujung Kulon 2011 Berdasarkan Tabel 1.6 di atas dapat dilihat bahwa kunjungan wisatawan mengalami penurunan kunjungan pada tahun 2005 sebesar -34,96% sampai dengan tahun 2007 sebesar -3,63%, namun Tahun 2008 kunjungan wisatawan berangsur membaik sehingga tahun 2009 mengalami pertumbuhan sebanyak 3.492 atau sebesar 2,86%. Namun pada tahun 2010 kunjungan wisatawan mengalami penurunan kembali yaitu sebanyak 2.451 atau sebesar -29,81%. Penurunan tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu karena kurang optimalnya promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola Taman Nasional Ujung Kulon, selain itu iklim/cuaca yang kurang mendukung untuk berkunjung, tidak tersedianya transportasi yang lengkap dan memadai, serta infrastruktur jalan yang kurang baik. Hal tersebut merupakan faktor yang tidak dapat dipisahkan untuk mendukung terciptanya keputusan berkunjung wisatawan ke Taman Nasional Ujung Kulon. Fenomena tersebut dapat menjadi acuan pihak pengelola Taman Nasional Ujung Kulon untuk mengambil tindakan atau keputusan, agar keputusan

11 berkunjung di Taman Nasional Ujung Kulon dapat meningkat kembali. Salah satu cara yang dilakukan oleh pihak pengelola Taman Nasional Ujung Kulon untuk meningkatkan kembali tingkat keputusan berkunjung wisatawan, yaitu dengan melakukan strategi promosi. Strategi promosi yang dilakukan oleh Taman Nasional Ujung Kulon untuk meningkatkan kunjungan jumlah wisatawan adalah dengan menggunakan komunikasi pemasaran (Marketing Communication). Menurut Kotler & Keller (2009 : 472) Marketing Communication terdiri dari Advertising, Sales Promotion, Event and Experience, Public Relations and publicity, Direct Marketing, Interactive Marketing, Word-of-mouth marketing dan Personal Selling. Berikut adalah data mengenai strategi promosi yang dilakukan Taman Nasional Ujung Kulon : TABEL 1.7 STRATEGI PROMOSI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON 2011 No Marketing Communication Keterangan 1 Advertising Media Cetak : Brosur, leaflet, booklet, stiker Media Elektronik : TV, internet 2 Event and experience Pameran 3 Public Relations and News : Bulletin publicity Media identity : Logo 4 Interactive Marketing Website Sumber : Balai Taman Nasional Ujung Kulon 2011 Berdasarkan Tabel 1.7 dapat dilihat bahwa pihak pengelola Taman Nasional Ujung Kulon telah melakukan strategi promosi baik melalui Advertising seperti pembuatan dan penyebaran brosur, leaflet, stiker dan booklet. Melalui Event and experience dengan mengikuti berbagai pameran. Pulic Relations and publicity seperti menciptakan berita melalui bulletin dan memiliki media identitas,

12 dengan adanya logo Taman Nasional Ujung Kulon dan seragam yang dikenakan oleh pengelola objek tersebut. Interactive Marketing dengan membuat website yang menjelaskan berbagai informasi mengenai Taman Nasional Ujung Kulon. Melalui strategi komunikasi pemasaran diharapkan dapat mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung ke Taman Nasional Ujung Kulon. Motivasi dari pengunjung dapat menentukan tipe produk wisata yang dibutuhkan oleh wisatawan yang pada akhirnya akan menentukan keputusan wisatawan dalam memilih objek wisata mana yang akan dikunjungi. Suatu destinasi akan dapat menarik banyak wisatawan jika tempat wisata tersebut memiliki keindahan, terkelola dengan baik dan memberikan kenyamanan kepada wisatawan yang datang. Semakin baik pengelolaan objek wisata maka akan dapat menarik banyak wisatawan untuk mengunjungi objek wisata tersebut. Menurut Kotler & Keller (2009 : 510) Marketing Communications are the means by which firms attempt to inform, persuade, and remind consumersn directly or indirectly about the product and brand that they sell. Yang artinya bahwa marketing communication merupakan usaha perusahaan untuk menginformasikan, mengajak, mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka jual. Strategi Marketing Communication ini diharapkan dapat memberikan motivasi kepada para wisatawan sehingga dapat melakukan kunjungan ke Taman Nasional Ujung Kulon. Karena komunikasi pemasaran merupakan konsep pemasaran yang dapat menghubungan para pengunjung atau calon pengunjung

13 melalui berbagai elemen dari komunikasi pemasaran yang pada akhirnya dapat menciptakan keputusan berkunjung wisatawan pada suatu objek. Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu diadakan suatu penelitian tentang Pengaruh Program Marketing Communication Terhadap Keputusan Berkunjung di Taman Nasional Ujung Kulon. (Survei dilakukan pada wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Ujung Kulon). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan Latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran mengenai Marketing Communication di Taman Nasional Ujung Kulon? 2. Bagaimana gambaran mengenai Keputusan Berkunjung di Taman Nasional Ujung Kulon? 3. Bagaimana pengaruh Marketing Communication terhadap Keputusan Berkunjung di Taman Nasional Ujung Kulon? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memperoleh gambaran mengenai Marketing Communication di Taman Nasional Ujung Kulon. 2. Untuk memperoleh gambaran mengenai Keputusan Berkunjung di Taman Nasional Ujung Kulon.

14 3. Untuk mengetahui pengaruh Marketing Communication terhadap Keputusan Berkunjung di Taman Nasional Ujung Kulon. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoritis Maupun praktis, sebagai berikut: 1.4.1 Kegunaan Teoritis Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat memperluas kajian ilmu manajemen pemasaran pariwisata, khususnya marketing communication dan memberikan masukan pada peneliti dalam mengembangkan ilmu manajemen pemasaran pariwisata. 1.4.2 Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pihak pengelola Taman Nasional Ujung Kulon dalam memasarkan objek wisata tersebut sehingga kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Ujung Kulon mengalami peningkatan. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai masukan kepada pihak-pihak lain terutama objek-objek wisata sejenis agar dapat memasarkan objek wisata tersebut untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.