Telaah Infestasi Nyamuk Pada Kerbau Di Bogor

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN

Keanekaragaman Jenis Nyamuk Di Sekitar Kampus. Universitas Hasanuddin Makassar

KERAGAMAN SPESIES NYAMUK DI DESA PEMETUNG BASUKI DAN DESA TANJUNG KEMALA BARAT KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

BAB I PENDAHULUAN.

KOMBINASI ZOOPROFILAKSIS DAN PEMBALURAN INSEKTISIDA DELTRAMETRIN PADA TERNAK SAPI SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN Anopheles

KERAGAMAN JENIS DAN FLUKTUASI KEPADATAN NYAMUK PADA PETERNAKAN SAPI UNIT REPRODUKSI DAN REHABILITASI INSTITUT PERTANIAN BOGOR M IKHSAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang. dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan

Survei fauna nyamuk di Desa Marga Mulya, Kecamatan Mauk, Tangerang

GAMBARAN AKTIVITAS NYAMUK ANOPHELES PADA MANUSIA DAN HEWAN DI KECAMATAN BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA

KEPADATAN NYAMUK TERSANGKA VEKTOR FILARIASIS DI DESA PANUMBANGAN, KABUPATEN CIAMIS, DESA JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN DAN BATUKUWUNG KABUPATEN SERANG

Ragam Jenis Nyamuk di Sekitar Kandang Babi dan Kaitannya dalam Penyebaran Japanese Encephalitis

Keanekaragaman Spesies Nyamuk di Wilayah Endemis Filariasis di Kabupaten Banyuasin dan Endemis Malaria di Oku Selatan

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. nyamuk Anopheles sp. betina yang sudah terinfeksi Plasmodium (Depkes RI, 2009)

SEBARAN NYAMUK VEKTOR DI KABUPATEN MUARO JAMBI, PROVINSI JAMBI DISTRIBUTION OF MOSQUITOES VECTOR IN MUARO JAMBI REGENCY, JAMBI PROVINCE

Bionomik Anopheles barbirostris Penular Malaria

BAB I. Pendahuluan. A. latar belakang. Di indonesia yang memiliki iklim tropis. memungkinkan nyamuk untuk berkembang biak dengan baik

STUD1 HABITAT ANOPHELES NIGERRIMUS GILES 1900 DAN EPIDEMIOLOGI MALARIA DI DESA LENGKONG KABUPATEN SUKABUMI OLEH: DENNY SOPIAN SALEH

STUDI BIOEKOLOGI NYAMUK Mansonia spp VEKTOR FILARIASIS DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR, PROVINSI JAMBI

Aktivitas Menggigit Nyamuk Culex quinquefasciatus Di Daerah Endemis Filariasis Limfatik Kelurahan Pabean Kota Pekalongan Provinsi Jawa Tengah

Fauna Anopheles di Desa Buayan dan Ayah di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi Nyamuk

ARTIKEL SISTEM KEWASPADAAN DIM KLB MALARIA BERDASARKAN CURAH HUJAN, KEPADATAN VEKTOR DAN KESAKITAN MALARIA DIKABUPATEN SUKABUMI

ABSTRAK

PEMANFAATAN TERNAK DALAM PENGENDALIAN NYAMUK VEKTOR PENYAKIT FAHMI KHAIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dunia. Di seluruh pulau Indonesia penyakit malaria ini ditemukan dengan

Proses Penularan Penyakit

Anti Nyamuk Bakar dan Kampanye Rumah Bebas Nyamuk

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah tropis antara lain adalah malaria dan filariasis merupakan masalah

STUDl KOMUNITAS NYAMUK TERSANGKA VEKTOR FILARIASIS DI DAERAH ENDEMIS DESA GONDANGLEGI KULON MALANG JAWA TIMUR. Oleh : Akhmad Hasan Huda

CULEX QUINQUIFASCL4TUS SEBAGAI VEKTOR UTAMA FILARIASIS LIMFATIK YANG DISEBABKAN WUCHERERIA BANCROFTI DI KELURAHAN PABEAN KOTA PEKALONGAN

SebaranJentik Nyamuk Aedes aegypti (Diptera: Culicidae) di Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Anopheles spp. Sebagai Vektor

KOLEKSI REFERENSI NYAMUK DI DESA JEPANGREJO, KECAMATAN BLORA, KABUPATEN BLORA. Dewi Marbawati*, Zumrotus Sholichah*

BAB I PENDAHULUAN. klasifikasinya nyamuk dibagi dalam dua subfamili yaitu Culicinae yang terbagi

ARTIKEL VEKTOR MALARIA DIDAERAH BUKIT MENOREH, PURWOREJO, JAWA TENGAH. Enny Wahyu Lestari, Supratman Sukovvati, Soekidjo, R.A.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi

Identification of vector and filariasis potential vector in Tanta Subdistrict, Tabalong District

TABEL HIDUP NYAMUK VEKTOR MALARIA Anopheles subpictus Grassi DI LABORATORIUM.

Species diversity and biting activity of malaria vectors (Anopheles spp.) in Lifuleo Village, West Kupang District, East Nusa Tenggara

Permasalahan Filariasis dan vektornya di Desa Soru Kecamatan Umbu Ratunggai Kabupaten Sumba Tengah Nusa Tenggara Timur

KOMPOSISI JENIS NYAMUK DI BEBERAPA WILAYAH ENDEMIS PENYAKIT KAKI GAJAH DI KABUPATEN BANYUASIN PROVINSI SUMATRA SELATAN

Identifikasi Vektor Malaria di Daerah Sekitar PLTU Teluk Sirih Kecamatan Bungus Kota Padang Pada Tahun 2011

3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Gambar 3.2 Waktu Penelitian 3.3 Metode Penelitian

KEANEKARAGAMAN JENIS, KEPADATAN DAN AKTIVITAS MENGISAP DARAH ANOPHELES (Diptera: Culicidae) PADA APLIKASI ZOOPROFILAKSIS DI DAERAH ENDEMIS MALARIA

HASIL PENANGKAPAN NYAMUK CULICINAE DI KECAMATAN UNGARAN, KABUPATEN SEMARANG. Hadi Suwasono, Widiarti, Sumardi dan Tri Suwaryono* ABSTRACT

Analisis Nyamuk Vektor Filariasis Di Tiga Kecamatan Kabupaten Pidie Nanggroe Aceh Darussalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

SITUASI FILARIASIS DI KABUPATEN SUMBA TENGAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINGKAT KEPADATAN LARVA Anopheles spp. DI DELTA LAKKANG KECAMATAN TALLO MAKASSAR

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Biting activities of Mansonia uniformis (Diptera: Culicidae) in Batanghari District, Jambi Province

BAB 1 PENDAHULUAN. Deklarasi Milenium yang merupakan kesepakatan para kepala negara dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMPOSISI SPESIES DAN DOMINASI NYAMUK CULEX DI DAERAH ENDEMIS FILARIASIS LIMFATIK DI KELURAHAN PABEAN KOTA PEKALONGAN Tri Ramadhani* Abctract

Epidemiology of filariasis in Nunukan. Epidemiologi filariasis di Kabupaten Nunukan. Penelitian. Vol. 4, No. 4, Desember 2013

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Filariasis limfatik atau Elephantiasis adalah. penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit di mana

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi ongole merupakan keturunan sapi liar yang dijinakkan di India. Di

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles,

KERAGAMAN Anopheles spp PADA EKOSISTEM PEDALAMAN DAN PEGUNUNGAN DI KABUPATEN SIGI, SULAWESI TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANAN LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

Situasi Vektor Malaria di Desa Buayan dan Ayah Kabupaten Kebumen Jawa Tengah

Output SPSS Pengaruh Perlakuan Terhadap Kepadatan Gigitan Anopheles pada Manusia. Paired Samples Statistics. Paired Samples Test

3 METODOLOGI. untuk menentukan lokasi tempat perindukan larva nyamuk Anopheles. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kasus elefantiasis di desa Gondanglegi Kulon yang pernah dilaporkan. dilakukan survei pendahuluan dan pelacakan kasus, ditemukan lagi dua penderita

3 BAHAN DAN METODE. Kecamatan Batulayar

DINAMIKA POPULASI NYAMUK YANG DIDUGA SEBAGAI VEKTOR DI KECAMATAN ROWOKELE, KABUPATEN KEBUMEN, JAWA TENGAH

PERILAKU MENGHISAP DARAH AN. BARBIROSTRIS DI LOKASI TAMBAK IKAN BANDENG DAN KAMPUNG SALUPU DESA TUADALE KABUPATEN KUPANG TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Filariasis limfatik merupakan penyakit tular vektor dengan manifestasi

Unnes Journal of Public Health

Pengaruh Penggunaan Repelen Masal Jangka Panjang Pada Suatu Pemukiman terhadap Keberadaan Nyamuk Aedes aegypti (L.) (Diptera: Culicidae)

SURVEILANS VEKTOR MALARIA DI DESA ANEKA MARGA, KECAMATAN ROROWATU UTARA, KABUPATEN BOMBANA, PROVINSI SULAWESI TENGGARA Sunaryo, SKM, M.

3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI DAN KEPADATAN NYAMUK CULEX SPP

Kepentingan Dalam Dunia Kedokteran 1. Ektoparasit 2. Vektor penyakit a. filariasis di Indonesia b. Vektor malaria di Indonesia

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI NYAMUK MENGGUNAKAN POHON KEPUTUSAN (STUDI KASUS: NYAMUK ANOPHELES BETINA ASAL ORIENTAL DI INDONESIA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. PEMBAHASAN UMUM. Pengamatan di daerah pasang surut Delta Upang menunjukkan. bahwa pembukaan hutan rawa untuk areal pertanian

BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK

UJI EFIKASI REPELEN X TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti, Culex quinquefasciatus DAN Anopheles aconitus DI LABORATORIUM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi nyamuk Anopheles sp. adalah sebagai berikut:

PENGARUH PENGGUNAAN REPELEN MASSAL JANGKA PANJANG PADA SUATU PERMUKIMAN TERHADAP KEBERADAAN NYAMUK Aedes aegypti (Diptera : Culicidae)

JENIS DAN STATUS ANOPHELES SPP. SEBAGAI VEKTOR POTENSIAL MALARIA DI PULAU SUMBA PROVINSI NUSATENGGARA TIMUR

SEBARAN NYAMUK ANOPHELES PADA TOPOGRAFI WILAYAH YANG BERBEDA DI PROVINSI JAMBI

GAMBARAN FAKTOR LINGKUNGAN DAERAH ENDEMIS MALARIA DI DAERAH BERBATASAN (KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN KABUPATEN TRENGGALEK)

Keanekaragaman jenis dan karakteristik habitat nyamuk Anopheles spp. di Desa Datar Luas, Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh

SELAYANG PANDANG PENYAKIT-PENYAKIT YANG DITULARKAN OLEH NYAMUK DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2004 Oleh : Akhmad Hasan Huda, SKM. MSi.

FAUNA ANOPHELES DI DAERAH ENDEMIS MALARIA KABUPATEN JEPARA JAWA TENGAH

BAHAN DAN METODE. Lokasi penelitian adalah di Desa Sedayu, Kecamatan Loano Kabupaten. Topografi Desa Sedayu yang berada pada bukit Menoreh tanahnya

1. PENDAHULUAN. Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp. betina (Depkes R.I.,

Kajian Epidemiologi Limfatikfilariasis Di Kabupaten Sumba Barat (Desa Gaura) dan Sumba Tengah (Desa Ole Ate) Tahun Hanani M.

STUDI PERILAKU MENGGIGIT NYAMUK

Nyamuk Vektor Malaria dan Hubungannya Dengan Aktivitas Kehidupan Manusia Di Indonesia

Transkripsi:

Artikel Ilmiah ini ditulis ulang sesuai aslinya dari Majalah Hemera Zoa, Indonesian Journal of Animal Science 7(): - Tahun 988. Telaah Infestasi Nyamuk Pada Kerbau Di Bogor SINGGIH. H SIGIT dan UPIK KESUMAWATI Bagian Parasitologi dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB ABSTRAK Sigit, S.H. dan Upik Kesumawati. 988. Telaah Infestasi Nyamuk Pada Kerbau Di Bogor Hemera Zoa, Indonesian Journal of Animal Science 7(): -. Suatu telaah tentang infestasi nyamuk pada kerbau telah dilakukan di tiga lokasi dekat kota Bogor, untuk mengetahui spesies nyamuk yang mempunyai asosiasi erat dengan hewan ini. Dari ketiga lokasi itu dapat tertangkap 7 spesies yang tergolong dalam 7 genus yaitu Anopheles dengan spesies, Culex dengan spesies, kemudian Mansonia, Aedes, Ficalbia, Tripteroides dan Armigeres masing-masing satu spesies. Di antara nyamuk yang tertangkap itu, An annularis, An vagus, Cx tritaeniorhynchus dan Cx fuscocephala merupakan spesies yang paling dominan. An aconitus, vektor malaria, dan Mn uniformis, vektor filariasis, yang di daerah lain dapat ditemukan pada kandang kerbau dalam jumlah besar, di daerah Bogor ini sangat rendah populasinya. PENDAHULUAN Masalah infestasi nyamuk pada hewan ternak belum memperoleh apresiasi selayaknya di kalangan kedokteran hewan, baik di Indonesia maupun di lain-lain negara. Hal ini agaknya disebabkan oleh dua sebab berikut ini: Pertama, memang nyamuk bukan merupakan masalah besar, baik sebagai vektor penyakit maupun sebagai pengganggu kesehatan hewan, dan kedua, nyamuk hanya datang menyerang hewan pada waktu malam hari sehingga lepas dari pengamatan para petugas kesehatan hewan. Namun sebenarnya dalam hubungan antara hewan ternak dan nyamuk ini ada satu segi yang cukup penting untuk diperhatikan dan bahkan untuk dikembangkan ke arah aplikasinya. Di antara berbagai jenis nyamuk yang mengisap darah ternak, terdapat jenisjenis yang merupakan vektor penyakit malaria dan filariasis. Anopheles aconitus, An barbirostris, An sundaicus, tiga jenis vektor penting untuk malaria, dan Mansonia uniformis, vektor filariasis malayi, sudah lama diketahui bersifat zoofilik sehingga para penangkap nyamuk selalu datang ke kandang ternak untuk mencarinya. Gagasan untuk menjadikan

ternak semacam tameng bagi manusia terhadap serangan nyamuk di waktu malam hari, juga telah lama diketengahkan oleh para dokter dalam rangka upaya profilaksis melawan malaria. Tulisan ini melaporkan hasil penangkapan nyamuk di kandang kerbau di beberapa lokasi dekat Bogor, dalam rangka inventarisasi jenis-jenis nyamuk yang berkaitan dengan hewan kerbau berikut kelimpahan nisbinya. Penelitian ini merupakan serangkaian upaya untuk mengungkap kenyataan di seputar investasi nyamuk pada hewan ternak di Indonesia. MATERI dan METODE Koleksi nyamuk dilakukan pada tiga buah kandang kerbau, dua di wilayah Desa Cikarawang kurang lebih (dua) kilometer sebelah utara Kampus IPB Darmaga dan sepuluh kilometer sebelah Barat Kota Bogor, dan satu wilayah di Desa Sindangbarang kurang lebih enam kilometer sebelah Barat Kota Bogor, Koleksi di Cikarawang dilakukan dua kali yaitu dalam bulan Setember 98 dan April 985. Kedua lokasi di Cikarawang masing-masing merupakan sebidang tanah ladang penuh pepohonan buah-buahan diselingi tanaman palawija. Dilokasi I hanya terdapat tiga buah rumah penduduk dan lima ekor kerbau; di lokasi II terdapat dua rumah dan dua ekor kerbau. Masing-masing lokasi dibatasi oleh tanah persawahan dengan saluran air yang berfungsi sepanjang tahun. Kedua lokasi ini terletak kira-kira 5 meter dari danau Situ Burung yang pada salah satu pinggirnya dipenuhi oleh gulma air Salvinia sp. Lokasi Sindangbarang merupakan tanah persawahan terbuka dengan saluran air, berbatasan dengan suatu komplek pemukiman baru. Penangkapan nyamuk dilakukan dengan cara memasang perangkap cahaya (light trap) dan dengan memnggunakan tangguk serangga (sweep net). Dua buah perangkap cahaya model CDC Miniatur dipasang pada setiap lokasi, mulai pukul 9. malam sampai sekitar pukul 5. pagi. Perangkap digantung pada bangunan kandang, kurang lebih satu meter di atas tanah. Penangkapan menggunakan tangguk dilakukan oleh lima orang dengan cara sweeping di sekitar hewan. Tiap orang mengayun tangguk sebanyak kurang lebih dua puluh kali. Nyamuk-nyamuk yang tertangkap kemudian di bunuh dengan kloroform dan diidentifikasi berdasarkan kunci identifikasi nyamuk dewasa Stojanivich dan Scot (966),Reid (968), Mattingly (97), Ramalinggam (97),dan O Connor dan Supanto (979). Untuk setiap spesies di setiap lokasi dihitung banyak spesimen tertangkap untuk kemudian dihitung kelimpahan nisbinya, yang merupakan angka persentase banyak spesimen dari spesies itu terhadap seluruh jumlah spesimen nyamuk tertangkap. HASIL dan PEMBAHASAN Semua spesimen nyamuk yang dapat tertangkap dengan perangkap cahaya pada setiap lokasi dikumpulkan menjadi satu, demikian pula spesimen yang tertangkap dengan tangguk. Dengan demikian angka-angka yang diperoleh di setiap lokasi berupa hasil tangkapan total dua perangkap cahaya dan lima penangkap nyamuk. Jenis-jenis nyamuk yang tertangkap berikut angka kelimpahan nisbinya disajikan pada Tabel, dan. Pada koleksi pertama (September 98) di Cikarawang diperoleh 6 spesies nyamuk, di antaranya 7 spesies Anopheles, 7 spesies Culex, serta Mansonia dan Ficalbia masingmasing satu spesies. An. annularis merupakan spesies yang dominan dengan kelimpahan

nisbi 75. %, kemudian Cx tritaeniorhynchus menempati urutan ke dua dengan 9.9 %, jauh di bawah An annularis. Di sini terlihat bahwa dengan perangkap cahaya An. annularis menjadi satu-satunya jenis yang dominan menyerang kerbau pada waktu itu. Keadaan berubah sama sekali pada koleksi pada bulan April 985, yang pada waktu itu kedudukannya diganti oleh An vagus dengan kelimpahan nisbi 8. %. Namun Cx tritaeniorhynchus tetap menduduki kedua dengan kelimpahan nisbi.8 %. An annularis hanya tertangkap 8 ekor atau 5. %. Keadaan serupa juga didapati di Sindangbarang; An vagus di sini juga dominan dengan kelimpahan nisbi 9.7 %, diikuti Cx. tritaeniorhynchus dengan.5 %. Disini An. annularis hampir tidak kedapatan sama sekali, hanya seekor yang tertangkap. Pada pengangkapan bulan April 985 di Cikarawang, selain Anopheles, Culex, Mansonia dan Ficalbia, juga tertangkap spesies dari genus Aedes, Tripteroides dan Armigeres namun dalam jumlah sangat kecil. Ketiganya ini dikenal sebagi nyamuk kebun, yang biasanya aktif pada siang hari sampai menjelang magrib. Dengan demikian hanya dua genus saja yaitu Anopheles dan Culex yang menjadi mayoritas nyamuk yang menyerang kerbau, yang total keduanya mencapai lebih dari 95 % dari seluruh jumlah nyamuk yang tertangkap. Mansonia dalam penelitian ini tidak banyak tertangkap agaknya bukan karena nyamuk ini tidak zoofilik, melainkan karena kebetulan di sekitar lokasi penelitian tidak terdapat habitat yang sesuai, yaitu rawa dengan gulma air tertentu seperti eceng gondok (Eichornia crassipes) atau apu-apu (Pistia sp). Tabel Nyamuk yang tertangkap di kandang kerbau di Cikarawang, Bogor dengan menggunakan perangkap cahaya, September 98 No Spesies nyamuk Banyak spesimen. Anopheles annularis 8. An. vagus 8. An.indefinitus. An. tesselatus 5. An barbirostris 6. An. aconitus 7. An. kochi 8. Culex tritaeniorhynchus 6 9. Cx. pseudovishnui. Cx. bitaeniorhynchus 9. Cx. nigropunctatus. Cx. quinquefasciatus. Cx, gelidus. Cx. pallidotrorax 5. Mansonia uniformis 6 6. Ficalbia sp 75...7.6..5.5 9.9.6..5....9.5

Tabel Nyamuk yang tertangkap di Kandang kerbau di Cikarawang, Bogor, dengan menggunakan perangkap cahaya dan tangguk serangga, April 985 No Spesies Nyamuk Banyak Specimen Perangkap Banyak Specimen Tangguk... 5. 6. 7. 8. 9...... 5. 6. 7. 8. 9...... 5. 6. Anopheles vagus An. annularis An. aconitus An. indefinitus An. barbirostris An. subpictus An. kochi An. peditaeniatus An. nigerrimus An. tesselatus Cx. tritaeniorhynchus Cx. fuscocephalus Cx. sinensis Cx. pseudovishnui Cx. pseudosinensis Cx. vishnui Cx. quinquefasciatus Cx. pallidothorax Cx. gelidus Cx.bitaeniorhynchus Cx. cinctellus Mansonia uniformis Aedes albopictus Ficalbia sp Tripteroides sp Armigeres subalbatus 8 6 8 7 7 6 5 8. 5..8..6.... 5.9 5.....6....9... 6 6 5 7 8 7 5 6 8. 6...7.5.7.6 9.8.7..6.9..6..7.5..5.5

Tabel Nyamuk yang tertangkap di kandang kerbau di Sindangbarang Bogor, dengan menggunakan tangguk serangga, April 985. No Spesies nyamuk Banyak Spesimen.... 5. 6. 7 8. 9... Anopheles vagus An. indefinitus An. barbirostris An. annularis An. subpictus An. peditaeniatus Cx. tritaeniorhynchus Cx. fuscocephalla Cx. sinensis Cx. pseudovishnui Cx. pseudosinensis Aedes albopictus 7 9 7 9.7.8.7.5 6...6. Dari angka-angka tersebut dapat dinyatakan di sini bahwa An. vagus, An. annularis dan Cx. tritaeniorhynchus merupakan jenis-jenis utama di antara nyamuk-nyamuk yang menyerang kerbau di lokasi penelitian. Jenis-jenis lain yang juga dapat disebut adalah Cx. fuscocephalus dan Cx pseudovishnui, yang meskipun tidak menonjol, kehadirannya di kandang kerbau selalu konsisten. Jenis-jenis lain yang tertangkap dalam jumlah yang kecil, agaknya karena memang populasinya rendah di daerah yang diteliti. Sebagai contoh adalah An aconitus, yang di daerah Bogor ini memang tidak sering ditemukan; dibandingkan dengan di daerah Banjarnegara, Yogyakarta dan Semarang misalnya, An aconitus hampir selalu didapati di kandang kerbau dalam jumlah besar. Uji presiptin terhadap darah yang dihisap oleh An aconitus dari beberapa lokasi di Jawa Tengah menunjukan angka 9.5 % berasal dari hewan, dan hanya 6.5 % berasal dari manusia. Dari darah hewan, ternyata darah bovidae (kerbau,sapi) menunjukan sumber utama, lebih dari 9 %. Di beberapa lokasi lain di mana jumlah ternak sangat sedikit atau tidak ada ternak sama sekali angka untuk darah berasal dari manusia (human blood index) naik menjadi 5.% (Kirnowardoyo,98). Kenyataan inilah yang menggerakan gagasan untuk memasyarakatkan penggunaan hewan dalam operasi pencegahan penyakit malaria di Jawa Tengah, atau yang dikenal dengan istilah Zoopropillaksis. Dengan menggunakan ternak kerbau dan sapi sebagai tameng, diharapkan angka gigtan nyamuk pada manusia akan jauh menurun, sehingga kemungkinan penularan parasit dari orang sakit ke orang sehat diharapkan akan menjadi sangat kecil peluangnya. Melihat kenyataan bahwa jenis-jenis Anopheles lainnya di jawa yang dapat menularkan malaria yaitu, An. barbirostris, An sundaicus dan An subpictus juga bersifat zoofilik, maka gagasan akan zooprofilaksis itu bukanlah suatu hal yang mustahil. Infestasi nyamuk pada ternak, dalam hal ini khususnya kerbau, dengan demikian perlu memperoleh perhatian dari kalangan kesehatan hewan. Kalau memang peranan nyamuk sebagai pengganggu kesehatan hewan dianggap kurang berarti, masih ada alasan lain untuk menanggapi hubungan nyamuk kerbau ini dari kepentingan kesehatan manusia. Selain mengusahakan pengadaan dan penyebaran hewan untuk melindungi manusia dari gigitan

nyamuk, dapat pula Dinas Peternakan melakukan penyemprotan pestisida langsung kepada hewan dan bangunan kandangnya.selama ini Dinas Kesehatan baru menyemprot rumahrumah pebduduk, dan pada tahap pilot project sampai pada kandang kandang ternak tetapi tidak sampai kepada hewannya. Hal ini dapat dimengerti sepenuhnya karena perlakuan terhadap hewan bukan wewenang Dinas Peternakan. Masalah infestasi nyamuk pada kerbau dapat menjadi salah satu jembatan kerjasama antara kalangan kesehatan hewan dengan kesehatan manusia. RUJUKAN Kirnowardoyo, S. 98. Present status of entomological services in malaria control programmer in Indonesia. Dokumen SEA/VBC Meet. /WP Regional Workshop on intregated Disease Vectrol control and Community Participation. Unggara, -6 Oktober 98. Mattingly. P.F.97. illustrated Keys to the genera of mosquitos (Diptera : Culicidae). Contr.Amer. Entomol.Inst. 7 () : -8. O Connor, C.T dan Arwati Soepanto, 979. Kunci bergambar untuk Anopheles betina dari Indonesia. Ditjen. PM. dep.kes. RI. hal. Ramalinggam, S. 97. a brief mosquito survey to java. Dokumen WHO/VBC/7.5, 66 hal. Reid,J.A 968. Anopheline mosquitoes of Malaya and Borneo. Inst. Med. No.. Kuala Lumpur, Malaysia.5.hal. Stojanovich, C.J. dan H.G, Scott.!966. Illustrated key to mosquitoes of Vietnam U.S. Dep.Hlth. Ed.Welf.Publ. Hlth.Scv.CDC. Atlanta, Georgia. 58 hal. Ditulis ulang oleh Upik Kesumawati Hadi, Laboratorium Entomologi, Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan, Fakultas Kedokteran Hewan IPB Bogor, Jl. Agatis Kampus Darmaga Bogor 688 Telp/Fax 5 878, Email upikke@ipb.ac.id