3 METODOLOGI. untuk menentukan lokasi tempat perindukan larva nyamuk Anopheles. Penelitian

Transkripsi

1 3 METODOLOGI 1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di desa Lengkong kecamatan Lengkong kabupaten Sukabumi dan di mulai pda tanggal 10 Mei sampai &ngan 20 Oktober Sebelum dilakukan penelitian dilakukan survey pendahuluan untuk menentukan lokasi tempat perindukan larva nyamuk Anopheles. Penelitian dilakukan di dusun Mataram desa Lengkong di mana terdapat tempt perindukan kolam yang ada tumbuhan airnya (Gambar 1 ). 2 Pengukuran karakteristik habitat 2.1 Suhu air Pengukuran suhu air dilakukan dengan menggunakan peralatan termometer elektronik dengan kisaran OC yang Qlakukan di tiga kolam dengan mengukur 18 titik pada jam 10 pagi bersarnaan waktunya dengan pengambilan variabel yang lain. Sebelum digunakan, tennometer air dikalibrasi dengan membandingkan dengan termometer yang sama. termometer ini dicelupkan batang pengukurannya sampai tanda indikator masuk ke dalam air kira-kira sedalam 2 cm di bawah permukaan air, lalu langsung dibaca.

2 DUSUN MATARAM

3 2.2 ph air Pengukuran ph air dilakukan pada permukaan air dengan menggmakm phmeter elektronik (Gambar 2) yang dilakukaa di tiga kolam dengan mengukur 18 titik pada jam 10 pagi bersamaan waktunya dengan penpbilan variabel yang lain. Sebelum digunakan, phmeter dikalibrasi. Alat ph eletronik ini mempunyai kisaran Batang alat tersebut dicelupkan sedalam 2 cm & bawah permukaan air lalu dibaca secara langsung. 2.3 Kekeruhan air Pengukuran kekeruhan air kolam dilaksanakan di ketiga kolam dengan mengukur 18 titik pada jam 10 pagi bersamaan waktunya dengan pengambiian variabel yang lain dengan satuan pengukuran Norman Turbidify Unlt (NTU). Pengukuran di lakukan di tempat yang terang, dengan menggunakan cidukan, air kolam diambil clan dimasukan ke dalam tabung, sambil melihat memperhatikan tanda kali pada dasar tabung, perlahan-lahan air dimasukan term menerus sampai tanda kali tidak terlihat jelas terlihat lagi. 2.4 Kedalaman air Pengukuran kedalaman air dilakukan di ketiga kolam dengan rnengukur 18 titik pada jam 10 pagi bersamaan waktunya dengan pengarnbilan variabel yang lain. Pengukuran kedalaman air dilakukan dengan mencelupkan kayu kering ke dalam tempat perindukan dan bagian basah di hitung. 2.5 Flora Air Flora pada penelitian ini adalah tumbuhan air yang terdapat di atas permukaan air maupun yang berada di dasar kolam. Tumbuhan air diambil bersamaan waktunya dengan pengukuran variabel yang lain selanjutnya

4 dikoleksi dan diberi kode tempat pengambilan dan diidentifikasi dengan menggunakan buku kunci identifikasi tumbuhan gulrna di Indonesia ( Soe rjani et al ). 2.6 Predator dan plankton larva nyamuk Penangkapan predator dilakukan dengan menggunakan cidukan pada sampel yang diteliti. Fauna yang tertangkap dipindahkan ke botol yang telah diberi kode. Identifikasi dilakukan dengan metode penelitian fauna air tawar, menurut Needham and Needham (1965). Penangkapan plankton dilakukan dengan menggunakan saringan plankton yang berukuran 40 mikro meter. Air kolam diambil 10 kali ciduk dan Qmasukan ke cialam saringan, setelah yang tersisa pada botol bagian bawah saringan lalu dipindahkan ke botol sampel dengan volume 35 ml dan ditetesi lug01 sampai berwarna kuning teh setelah itu dipindahkan ke botol yang diberi kode untuk dipemeriksaan di Fakultas Perikanan IPB. 3 Pengukuran Kepadatan Larva Kepadatan populasi larva diukur dengan dua cara yaitu (1) langsung dengan menggunakan cidukan dengan volume 800 ml dan (2) tidak langsung dengan emergence trap (Garnbar 3 a). Pada setiap titik pengukuran diambil cidukan kepadatan larva diukur dengan hasil pembagian jurnlah larva dibagi dengan jurnlah cidukan Pada setiap kolam dipasang 18 buah perangkap setiap 2 minggu sekali.. Nyamuk yang tertangkap dalam perangkap dipindahkan ke dalarn "paper cup". Selanjutnya dilaksanakan identifikasi dengan menggunakan kunci identifikasi Anopheles betina di Indonesia ( 0 Connor dan Soepanto 1979 ).

5 Struktur perangkap ini terdiri atas dua bagian, bagian bawah clan bagian atas. Bagian atas berbentuk piramida telpancuug dengan luas ckamya 45 x 45 cm serta tinggmya 35 cm. Kerangka perangkap ini berbenhbk kubus dengan masing - masing sisi 12 cm dan tin& 14 cm ( Gambar 3 b ). 4 Penangkapan nyamuk Penangkapan nyarnuk terdiri atas; a). umpan badan manusia di dalam nunah; b). umpan badan manusia di luar rumah ; c).penangkapan nyamuk yang istirahat di dinding rumah;d).penangkapan nyamuk yang istirahat di kandang hewan. Penangkapan nyamuk di dalam dan di luar rumah pada malam hari dengan umpan badan manusia dilaksanakan penduduk dengan menggunakan enarn orang sebagai umpan badan (Gambar 4). Penangkapan dilakukan dua kali selama Bulan Oktober yaitu tanggal 4 Oktober 2000 dan 14 Oktober Penangkapan dilakukan mulai pukul sore sampai dengan pukul 6.00 pagi. Nyarnuk yang tertangkap dipisahkan untuk melihat pola gigitannya. Penangkapan dilakukan secara aktif selama 40 menit setiap jamnya menggunakan aspirator. Penangkapan nyamuk yang beristirahat di dinding rumah, pa& pakaian yang digantung kelambu dan lain-lainnya, dilakukan oleh dua orang, tiaptiap pengurnpul menangkap nyamuk yang dilakukan waktu pukul sore sampai dengan pukul 6.00 pa@ dengan penangkapan tiap jamnya 10 menit. Nyamuk yang tertangkap dibunuh dan diidentifikasi kemudian dipisahpisahkan, tiap jam hasil penangkapan dicatstt jurnlahnya.

6 Penangkapan nyarnuk yang istirahat di kandmg temak (domba) pada malarn hari dilakukan oleh dua orang mulai pukul sampai dengan puku dengan penangkapan secara aktif menean aspirator. 5 Epidemiologi malaria Data Epidemiologi malaria bersumber dari hasil pencatatan di Puskesmas Lengkong dan Subseksi P2B2 Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi terhitung sejak tahun 1983 sarnpai Analisis Data Data dari hasil pengukuran ph air, suhu air, dan kekeruhan kolarn mengunakan data Range dan rataan. Sedangkan hubungan kehadiran larva dengan karakteristik permukaan air (bersih tanpa mbuhan air dan ada tumbuhan air) menggunakan uji Chi kuadrat. Analisis yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas serta kernaknaan antar variabel adalah uji Chi kuadrat dengan medggunakan Epi Info versi 6.4. Melalui perhitwigan uji Chi kuadrat selarijbtnya ditarik suatu kesimbulan, bila nilai hasil perhitungan lebih besar dari nilai tabel Chi kuadrat dengan mengambil derajat k&percayaan (0,05), maka ada hubungan bermakna antara kehadiran larva nyarnuk dengan variabel bebas karakteristik permukaan air.

7 Gambar 2 PeraIatan untuk mengukur suhu dan ph, termmeter dan phmeter

8 -- Gambar 3 a Pernasangan Emergence trap di lapangan Gambar 3 b Emergence trap

9

10 Angka padat pogulasi adalah jumlah individu tiap spesies nyamuk yang tertangkap dalam dua kali penangkapan, dengan satuan ekor/orang/jam. Angka gigit nyarnuk berump manusia (man biting rate) untuk tiap spesies nyamuk adalah banyaknya gigitan perorang per jam, dihitung dengan rumus (Departemen kesehatan RI, 1986) : a x b c x d x e a = jumlah nyamuk yang tertangkap tiap spesies dengan umpan orang b = 40 menit dibagi dengan keaktifan menangkap setiap jam ( menit ) c = jumlah pengumpan d = jumlah jam penangkapan per hari e = jumlah hari penangkapan Angka kelimpahan nisbi suatu spesies nyamuk adalah persentase banyaknya spesimen dari spesies tertentu terhadap seluruh jumlah spesimen dengan cara penangkapan tertentu : Banyaknya nyamuk suatu spesies yang tertangkap dengan cara penangkapan tertentu Jumlah seluruh nyamuk yang tertangkap dengan cara penangkapan tertentu Angka kekerapan ( frequensi number ) tertangkap suatu spesies nyamuk adalah persentase kali terdapatnya spesies nyarnuk tertentu pada suatu cara penangkapan tertentu terhadap jumlah kali penangkapan : Jumlah sampel yang berisi spesies tertentu Jumlah seluruh sampel dengan cara penangkapan tetentu Angka dominasi untuk suatu spesies nyarnuk adalah angka kekerapan tertangkap x angka kelimpahan nisbi.

11 Data perilaku menggigit nyamuk dianalisis &ngan jumlah nyamuk yang menggigit setiap jam setiap cara penangkapaa Data Epidemiologi malaria didisis dengan mernbandingkan jumlah; SPR, SD, dan API per tahunnya selama 19 tahun.