Bab 1. Pendahuluan. sebuah karya sastra. Begitu juga dengan negara Jepang, lahirnya kesusastraan

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1. Pendahuluan. Menurut Wikipedia the Free Encyclopedia (2011) sastra di Jepang dibagi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Jepang tercatat mulai ada sejak zaman Jodai, di mana saat

MURAKAMI. Skripsi. Oleh. Cendy Monica. Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan karangan imajinatif seseorang baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. tertua di dunia seperti budaya Mesir, Cina, Babilonia, hingga kebudayaan yang termuda.

Bab 1. Pendahuluan. Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

Bab 1. Pendahuluan. Salah satu dari budaya pop Jepang yang terkenal ke mancanegara adalah industri

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut

Bab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya sastra. Sastra tidak hanya sekedar bidang ilmu atau bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada


BAB I PENDAHULUAN. sastra tadi harus dapat dikomunikasikan kepada orang lain, karena dapat saja

BAB I PENDAHULUAN. Jepang sangat terkenal sebagai negara yang maju, walaupun Jepang

Bab 1 Pendahuluan. sekarang. Sifat seperti itu dapat dikatakan sebagai salah satu sifat khas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. modern di Jepang adalah Akutagawa Ryuunosuke. Ryuunosuke sebagai pelopor

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. Isu-isu konflik kemanusiaan yang berujung kepada perang atau tindak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu wadah untuk menyampaikan model kehidupan yang diidealkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. sastra memiliki kekhasan dari pengarangnya masing-masing. Hal inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. pada zaman Heian sangatlah sensitif terhadap perasaan pribadi terutama dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. perasaannya, kemudian hanya sekadar mendengarkannya saja atau meminta ke. stasiun radio untuk memutarkan lagu tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan Indonesia sangat beragam, hal ini dikarenakan suku-suku dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

Bab 1. Pendahuluan. elektronik. Media hiburan ini yang sering disebut dengan dorama atau serial televisi

BAB I PENDAHULUAN. bahwa hak-hak kaum perempuan sama dengan kaum laki-laki. Keberagaman dan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

Bab 1. Pendahuluan. komunikasi di antara mereka. Biasanya perlakuan diskriminatif tidak disadari oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. antara individu dengan sesamanya. Berawal dari bahasa tersebut manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universita Kristen Maranatha

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. cara hidup sehari-hari masyarakat. Kesenian tradisional biasanya bersumber pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

I. OLAH RAGA. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra selain dapat dikatakan sebuah karya seni dalam bentuk tulisan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

Bab 1. Pendahuluan. Drama sendiri berarti perbuatan, tindakan, menurut Yapi Tambayong (2012 : Hal 189),

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan. mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa memiliki ciri khas dan budaya masing-masing. Ciri khas

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam sastra kita dapat menemukan gambaran hidup dan rangkaian sejarah yang

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

Bab 1. Pendahuluan. Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil ciptaan dan kreativitas pengarang yang menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

Pelajaran Tatabahasa dan Mengarang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

PENDAHULUAN. Dari masa ke masa banyak pujangga yang menghasilkan karya sastra. dengan berbagai bentuk dan gaya penulisan sebagai pengukuh segi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan nyata maupun di luar alam nyata. Sastra merupakan salah satu bentuk

Bab 5. Ringkasan. Ide Mayumi merupakan seorang penulis Kodansha Komik Nakayoshi di

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (Wellek dan Warren,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Novel Nijūshi No Hitomi ( 二二二二二 ) merupakan karya seorang penulis

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang telah lama mengenal gaya serta ritual penghancuran diri yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran 2011/2012. Bab 1 ini mencakup latar belakang masalah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk proses pembentukan makna antara dua orang atau lebih (Mulyana, mewakili sesuatu yang lain (Wibowo, 2013: 7)

Transkripsi:

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Setiap negara memiliki bermacam-macam budaya yang dapat melahirkan sebuah karya sastra. Begitu juga dengan negara Jepang, lahirnya kesusastraan Jepang dipengaruhi oleh sifat dan bentuk kebudayaan pertanian. Saat pergantian musim di Jepang diadakan kegiatan memanjatkan doa dan upacara keagamaan. Tradisi seperti ini, dalam kegiatan kesusastraan pada umumnya, akan terlihat dalam pembuatan dan pembacaan puisi serta istilah-istilah yang terdapat pada haiku. Mandah (1992:4) menyebutkan ciri-ciri yang terdapat dalam kesusastraan Jepang, selain adanya pengaruh dari kebudayaan Jepang yang berpusat pada pertanian seperti penanaman padi dan pergantian musim, juga adanya tradisi menetap. Kehidupan menetap akan melahirkan kebiasaan tolong menolong dan gotong royong. Orang akan membutuhkan tempat untuk dijadikan pusat pertemuan, misalnya, untuk upacara keagamaan, tempat berdoa,dan membaca mantera-mantera. Jika tempat berkumpul ini bertambah menjadi besar, akan lahirlah sebuah kota. Kebudayaan Jepang berkembang dari tempat atau kota yang lahir itu, dan kesusastraan pun lahir di tempat itu. Bentuk orisinal dari kesusastraan yaitu, uta atau nyanyian, katari atau cerita, dan odori atau tarian, yang saling berkaitan. Setelah kesusastraan lisan berkembang menjadi kesusastraan tulisan, terjadilah pengelompokan dalam kesusastraan Jepang. Berdasarkan kesamaan unsur maka nyanyian dikelompokkan dalam puisi, cerita dikelompokkan dalam prosa, dan tarian dikelompokkan dalam drama. 1

Di Jepang sejak zaman kuno, cerita disampaikan dari mulut ke mulut yang berkembang menjadi prosa. Mulanya cerita berawal dari mitologi, cerita itu terus berkembang menjadi prosa yang disebut monogatari. Dari karya sastra yang berbentuk prosa, yang dapat dikategorikan dalam esai, berkembang pula nikki atau buku harian, yang juga berkembang menjadi shishosetsu atau novel pada zaman modern. Sebelum zaman modern, selama dua setengah abad lebih Jepang melakukan sakoku atau menutup diri dari peradaban barat. Saat itu kebudayaan dan rasa nasionalisme berkembang dalam masyarakat Jepang, di barat pun mengalami perkembangan dalam bidang industri dan teknologi, yang mana Jepang ketinggalan banyak. Adanya desakan-desakan dari barat untuk Jepang segera membuka diri dan kesadaran masyarakat Jepang akan ketinggalannya, maka Jepang pun akhirnya membuka diri yang disebut dengan istilah kaikoku. Masuknya negara-negara barat ke Jepang memberikan pengaruh bagi masyarakat Jepang. Secara tidak langsung mereka memperkenalkan budaya barat kepada masyarakat Jepang. Kehadiran bangsa barat merubah pemikiran orang Jepang untuk melakukan modernisasi atau perubahan dan menyesuaikan diri untuk perkembangan baru yang terjadi di negara-negara barat, yang disebut dengan istilah Restorasi Meiji. Jepang berusaha sekuat tenaga untuk membangun negaranya agar setara dengan negara barat. Karena kuatnya dorongan restorasi, maka penyerapan peradaban barat pun berlangsung cepat. Proses modernisasi menyebabkan munculnya perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat Jepang. Seperti cara berpakaian orang barat yang berbeda dengan Jepang pada saat itu. Pakaian Barat yang di lihat lebih praktis itu membuat masyarakat Jepang perlahan-lahan meninggalkan pakaian tradisionalnya, menggantinya dengan 2

pakaian gaya barat. Tidak hanya dari segi berpakaian saja yang mendapat pengaruh dari barat, kebiasaan membawa pedang ditinggalkan, konde yang dipakai oleh pria di cukur, lampu tradisional yang ditutup pakai kertas diganti dengan lampu minyak dan gas, tandu yang biasa dipakai diganti dengan berkuda atau kereta yang ditarik orang. Sifat kebudayaan barat yang praktis, menarik perhatian masyarakat Jepang. Mereka mengagumi semua yang datang dari barat. Mereka banyak mencontoh segala hal dari barat, begitu juga dengan bidang telekomunikasi yang dibangun di Jepang, seperti pos, telegraf, dan film. Kepintaran orang-orang Jepang yang banyak meniru barang-barang produksi barat dan mau belajar dari barat membuat negara tersebut mengalami kemajuan dalam bidang industri. Tidak hanya di bidang industri saja yang berkembang pesat, saat ini pertumbuhan karya sastra seperti novel juga sangat berkembang pesat. Sastra adalah institusi sosial yang memakai medium bahasa. Sastra menyajikan kehidupan, dan kehidupan sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial, walaupun karya sastra juga meniru alam dan dunia subjektif manusia (Wellek, 1995: 109). Penulis memilih tema analisis pengaruh budayabarat terhadap kehidupan anak muda di Jepang pada tokoh Kensuke Yazaki dalam novel sixty nine karya Ryu Murakami, merupakan salah satu novel yang menceritakan tentang kehidupan anak-anak muda di Jepang tahun 1969 yang menarik perhatian penulis, novel sixty nine menceritakan masa SMA Ryu Murakami yang penuh dengan keceriaan yang dilewatinya dengan penuh kesuraman. 3

Modernisasi yang dilakukan oleh Kaisar Meiji membawa perubahan sosial dalam masyarakat Jepang, yang memberikan pengaruh pada masyarakat Jepang. Pengaruh ini terlihat pada tokoh Ken yang diceritakan dalam novel sixty nine. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia modernisasi (2002:751) diartikan sebagai proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan masa kini. Upaya modernisasi dilakukan oleh suatu peradaban agar peradaban tersebut mencapai suatu keadaan yang disebut modern. Definisi modern,menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:751), memiliki arti mutakhir, biasanya lebih baik dari yang lama, sikap, perilaku perbuatan, atau tingkah laku, dan cara berpikir yang sesuai dengan tuntutan zaman. Dalam bahasa Jepang, modernisasi disebut dengan kindaika( 近代化 ). Dalam Koujien (1991:733), kindaika memiliki arti perubahan menuju keadaan yang modern, berkaitan erat dengan berbagai keadaan seperti, industrialisasi, kapitalisme, rasionalisasi, dan demokratisasi. Budaya menurut Hall dalam Barker (2005:10) adalah medan nyata tempat praktik-praktik, representas-representasi, bahasa dan kebiasaan-kebiasaan suatu masyarakat berpijak. Saya juga memahami budaya sebagai bentuk-bentuk kontradiktif akal sehat yang sudah mengakar pada dan ikut membentuk kehidupan sehari-hari. Kemunculan dan perkembangan aktivitas ekonomi global mempengaruhi makna kultural. Adanya perdangangan Eropa ke Asia yang terjadi sejak abad ke- 16 membuat aliran-aliran budaya global. Clifford dalam Barker (2005:152) berbicara mengenai orang-orang dan berbagai budaya yang melancong dan tempat budaya sebagai situs-situs tempat para pelancong bersaling-silang, berjumpa. 4

Berbagai gerakan sosial baru muncul di masyarakat-masyarakat barat modern sejak tahun 1960-an, juga terjadi di Jepang. Adanya gerakan mahasiswa, protes anti-perang Vietnam, perjuang hak-hak sipil dan gerakan perempuan. Seperti yang diceritakan oleh Murakami, tokoh Ken yang peduli dengan dunia, membenci peperangan dan berusaha melakukan pemberontakan dengan membuat barikade. Ken bersama temannya pergi ke tempat persembunyian Persatuan Pelajar SMA Sasebo Kita, terletak di atas stasiun Sasebo. Di dalam persatuan itu terdapat kelompok Pembebasan Liga Pemuda Sosialis Jepang dari Universitas Nagasaki. Mereka salah satu kelompok yang protes anti perang Vietnam. Ken berencana masuk ke dalam kelompok tersebut. Ayo, kita buat barikade! kata ken (Murakami: 69). Semua orang yang ada dalam ruangan itu terkejut, karena belum pernah ada yang namanya barikade. Ken berencana mengadakan barikade pada tanggal 19 juli, setelah upacara perpisahan di sekolahnya. Ken memerlukan simpatisan untuk menjalankan barikade tersebut. Rencana itu berhasil dilakukan oleh Ken dan teman-temannya. Mereka memasang spanduk di dalam lingkungan sekolah, mencoretkan kata-kata di lantai, jendela dan gerbang sekolah dengan tulisan Bubarkan Kompetisi Olahraga Nasional, Perjuangan Rasional, Bunuh, Power to the Imagination dan lain-lain. Beragam budaya yang jauh menjadi lebih mudah di akses melalui layar televisi, radio, dan pusat perbelanjaan meningkatkan terjadinya percampuran budaya. Kota merupakan tempat praktik budaya karena disitulah terjadinya kehidupan urban. Menurut simmel dalam Barker (2005:390) kota sebagai tempat lahirnya estetika modernisme dan kebebasan dari kontrol-kontrol tradisi. 5

Pada tahun 1960-an di Jepang, budaya anak muda Jepang sudah dipengaruhi oleh budaya barat. Banyak lagu-lagu juga puisi dari grup band dan penyair barat yang masuk ke dalam budaya anak muda di Jepang pada masa itu. Seperti yang diceritakan dalam novel ini, semua sub judul yang ditulis oleh Ryu Murakami menggunakan nama-nama judul lagu, grup band, penyair dan politisi yang terkenal dari berbagai negara. Seribu Sembilan ratus enam puluh Sembilan adalah tahun ketika Universitas Tokyo tidak mengadakan ujian penerimaan mahasiswa baru.the Beatles mengeluarkan album White Album, Yellow Submarine, dan Abbey Road. The Rolling Stones merilis single terbaru, Hongky Tonk Woman (Murakami: 1) Willis dalam Barker (2005:191) mengaitkan konsep homologi dengan praktikpraktik budaya. Homologi adalah permainan yang terus berlangsung antara kelompok dengan sebuah item tertentu yang memproduksi gaya, makna, isi dan bentuk-bentuk kesadaran tertentu. Bagi willis, subkultur menghidupkan beberapa kritik dan ilham dalam kapitalisme kontemporer dan kebudayaannya. Misalnya, kaum hippies menyubversi dan menata ulang pemahaman waktu kapitalisme industri yang linear, tertata, dan displiner. Dengan demikian, kerja kreatif, dan ekspresif merupakan bentuk-bentuk perlawanan. sementara itu, bermunculan pula kaum hippy-- orang-orang berambut gondrong yang menuntut cinta dan perdamaian. (Murakami: 1) Anak muda memiliki karakter khas yang spesifik yaitu revolusioner, optimis, berpikiran maju, memiliki moralitas, dan mau menghadapi perubahan baik berupa perubahan sosial maupun kultural. Tokoh Ken dalam novel ini adalah seorang murid SMA yang cerdik dan cerdas. Ken menyukai grup band dan penyair barat seperti the Beatles, The 6

Rolling Stone dan lain-lain. Ken suka sekali mengkhayal, dia lebih mementingkan kepentingan dirinya sendiri tanpa memikirkan orang lain. Kehidupan anak muda Jepang, seorang murid kelas tiga SMA tahun 1969 dikisahkan oleh Ryu Murakami dalam novelnya, dengan kehidupan yang penuh dengan berita peperangan Vietnam, pengaruh budaya barat, seni, pemberontakan dan perjuangan anak muda melakukan revolusi kecil yang memerhatikan dunia. Dalam novel sixty nine, Ryu Murakami menggambarkan sebagian dari apa yang terjadi disekitarnya saat masih SMA pada tahun 1969. Ryu mengatakan kalau tokoh-tokoh yang muncul dalam novel ini memang orang-orang yang sungguh ada. Novel ini adalah novel yang ceria dan menyenangkan. 1.1.1 Profil Ryu Murakami Terlahir sebagai Murakami Ryuunosuke di Sasebo, Nagasaki, Jepang pada tanggal 19 Februari 1952.Ia menempuh pendidikan SD, SMP, dan SMA di Sasebo. Saat di SMA Murakami membentuk band rock, dimana ia menjadi drummer. Ia juga pernah bergabung dengan klub rugby yang hanya sebentar dan pindah ke klub Koran sekolah. Pada musim panas tahun ke tiga di SMA, Murakami dan teman-temannya melakukan barikade di atas atap SMA dan ia dihukum di tempatkan di ruang bawah tanah selama tiga bulan. Selama itu, Ia bertemu dengan budaya hippie yang sangat mempengaruhinya. Pada tahun 1970 Murakami lulus dari sekolah SMA, ia melanjutkan band rock-nya dan membuat film-film indie 8-milimeter. Tahun 1972, ia melanjutkan ke Art University di Musashino. Saat disinilah Murakami memulai pekerjaannya sebagai penulis novel. Karya pertamanya berjudul Almost Transparent Blue. Pada 1976, mendapatkan penghargaan Akutagawa Prize sebagai karya sastra pendatang baru. 7

Pada tahun 1981, novel lain yang berjudul Coinlocker Babies juga mendapatkan penghargaan. In the Miso Soup adalah novel bestseller lain dari Ryu Murakami. 1.2 Rumusan Permasalahan Penulis akan menganalisis pengaruh budaya barat terhadap kehidupan anak muda di Jepang yang tercermin pada novel berjudul sixty nine karya Ryu Murakami. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Ruang lingkup permasalahan yang ingin penulis kaji adalah menganalisis pengaruh budaya barat terhadap kehidupan anak muda di Jepang, pada tokoh Kensuke Yazaki dalam novel sixty nine. Penelitian ini hanya memfokuskan pengaruh budaya barat dalam hal berpakaian, dari media televisi dan musik. 1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan penelitian ini adalah memberikan informasi kepada pembaca mengenai gambaran kehidupan anak muda di Jepang pada tahun 1969. Manfaat penelitian ini adalah agar pembaca memahami sisi positif dan negatif dari pengaruh budaya barat untuk menjadi seseorang yang lebih baik dan peduli terhadap sekitar. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif analitis dan kepustakaan.metode deskriptif analitis dilakukan dengan cara mendeskripsikan 8

fakta-fakta yang penulis dapatkan dari teori-teori dalam bab 2, lalu penulis melakukan analisis salah satu tokoh yang terdapat dalam novel sixty nine yang menjadi permasalahan penelitian, mengaitkan teori budaya dan remaja sebagai pendukung penelitian ini. Penulis melakukan studi kepustakaan pada perpustakaan Japan Foundation, SALLC Binus, Atma Jaya dan Universitas Indonesia. 1.6 Sistematika Penulisan Pada bab 1 penulis menjelaskan topik yang akan dibahas yang antaralain berisi mengenai latar belakang penulis dalam memilih tema, profil pengarang novel, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat melakukan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. Pada bab 2 berisi landasan teori yang menjelaskan teori-teori yang penulisgunakan untuk keperluan analisis pengaruh budaya barat terhadap kehidupan anak muda di jepang tahun 1969 pada tokoh Kensuke Yazakidalam novel sixty nine karya Ryu Murakami. Pada bab 3 berisi analisis data untuk menganalisis pengaruh-pengaruh budaya barat terhadap tokoh Kensuke Yazaki. Pada bab 4 merupakan kesimpulan dari analisis pengaruh budaya barat pada tokoh Kensuke Yazaki dalam novel sixty nine karya Ryu Murakami. Pada bab 5 berisi bibliografi dan lampiran. 9