BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Majid (1997:2) dalam Syihabuddin (2002:1) mengatakan bahwa suatu kebudayaan

TELAAH IHWAL KARAKTERISTIK PENERJEMAHAN NAS KEAGAMAAN *) Oleh Syihabuddin PPs Universitas Pendidikan Indonesia

PENERJEMAHAN: Teori dan Praktik

Abdul Basith, ST, M.Si, Ph.D. Kuliah ke-2 Pendidikan Agama Islam Teknik Geodesi FT-UGM

Analisis Teknik Penerjemahan Surah Al-Kahfi, Sebagai Penjabaran Prosedur Ekuivalensi pada Al-Qur an Terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lambang (simbol- simbol) ini memiliki bentuk dan makna (bersisi dua), atau dikatakan

Biodata. 2. Tempat Tanggal Lahir : Banjarmasin, 20 Januari Alamat : Jln Teluk Tiram Darat Gg Bakti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adapun Penelitian tentang makna kata dalam Al-Qur an sudah pernah diteliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Allah adalah Maha Pencipta makhluk (al-khaliq). Allah menciptakan

Renungan Pergantian Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut KBBI (2003 : 588), konsep adalah gambaran mental dari suatu objek,

Mempersembahkan... SEQ. Training Kewirausahaan. Menjadi Pebisnis Amanah & Tawadhu

Melanggengkan Ketaatan Pasca Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TELAAH IHWAL HUKUM MENERJEMAHKAN NAS KEAGAMAAN DILIHAT DARI TEORI MENERJEMAH. Oleh Syihabuddin

*** Syarat Amal Diterima

??????????????????????????????????????????????? :????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Al-Matiin, Yang Maha Kokoh

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu perlawanan kata. Perlawan kata dalam pelajaran bahasa Indonesia

Hukum Seputar Zakat Fitrah

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185

Kewajiban Menunaikan Amanah

Menyambut Datangnya Bulan Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. orang yang tidak hadir dalam tempat terjadinya pembicaraan. Dalam hal kegiatan

Kematian Lebih Baik Bagi Seorang Mukmin

MAKNA HIDUP DALAM AL-QUR AN

Mengimani Kehendak Allah

TERMINOLOGIS KONSEP AGAMA SECARA ETIMOLOGIS DAN

Kedudukan Dua Kalimat Syahadat Dalam Syariat Islam

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji.

Kajian Al-Qur an, Al-Baqarah ayat 26.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Ulul Albaab: Logo UIN Malang

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I

LOGIKA BERPIKIR DALAM ISLAM

*** Buah Kesabaran ????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Oleh: Rokhmat S Labib, M.E.I.

Sengsara membawa Nikmat (Buah dari Kesabaran) Oleh: Estu Miyarso

Asmaul Husna 9 (Asmaul Husna nomor 81 90) Mempertajam kebesaran Allah SWT di hati kita

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK HUTANG PIUTANG DALAM TRADISI DEKEKAN DI DESA DURUNGBEDUG KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim

BIMBINGAN TAUHID UNTUK PEMULA DAN ANAK-ANAK

Visi, Misi dan Aktivitas Hidup

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. bahasa lisan, misalnya bahasa dalam khotbah, bahasa dalam pidato, dan bahasa. dalam karangan siswa, bahasa terjemahan Al Qur an.

DAHULUKAN BEKERJA IMBALAN KEMUDIAN

Jihad Palsu, Amalan Yang Menipu

KESABARAN DI BULAN KEMULIAAN. Oleh: A.B.E. Miyarso

"Sesungguhnya kamu (Muhammad) akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)" (Az Zumar : 30)

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

The Arrivals wakeupproject.com

DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah

Di dalam shahih Muslim disebutkan dari Jabir Radhiyallahu Anhu, dia berkata, Aku

DOA WIRID YANG TERMUAT DALAM AL QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar

S U R G A. Diterjemahkan dari: Where do I Start oleh Bint. Mhahmood Islam4Kids.com. Alih Bahasa: Ummu Abdullah

Sikap Muslim Terhadap Hari Raya Orang Kafir

Pilihlah Jawaban yang paling tepat

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah

" Katakanlah : Itu dari (kesalahan) kalian sendiri" [Ali Imran : 165]

MAKNA IMPERATIF KALIMAT DEKLARATIF DAN INTEROGATIF PADA TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AN-NISA

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

Peringatan Agar Tidak Tertipu dengan Kenikmatan Dunia

Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi umat Islam di Mesir khususnya dan dunia umumnya pada. pertengahan abad 14 Hijriyah adalah masa-masa dimana imperialisme dan

Bantal dan Kasur Yang Melalaikan Shalat Subuh

Hikmah dan Pelajaran dari Ibadah Haji

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

Anak perempuan itu bercakap-cakap sambil tertawa. (Nur, 2010: 83).

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

BAB 4 PENUTUP. dan melakukan wawancara, kesulitan-kesulitan yang dialami oleh mahasiswa

SMK Muhammadiyah Pangkalan Bun tampak depan

Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang bukan urusan kami (tidak ada contohnya) maka (amalan tersebut) tertolak (Riwayat Muslim)

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir

- Hakekat Tersembunyi Syi'ah Rafidhoh ٢

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir. Disebarluaskan melalui:

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd

[107] Sikap Mukmin terhadap Rasulullah SAW, Istri-istri Beliau, dan Sesama Muslim Saturday, 28 September :25

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DO'A PENGUAT IMAN. Pertanyaan Dari: Mulyadi, Laren, Lamongan, Jawa Timur. (disidangkan pada hari Jum at, 9 Muharram 1434 H / 23 November 2012)

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-ku. (Adz-Dzariyaat 51:56)

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang

MASA DEPAN ITU MASA DEPAN DI DUNIA ATAU DI AKHERAT? Pemahaman yang biasa dijumpai terhadap Q.S 59.AL hasr 18+19

LAMPIRAN TERJEMAH. No Bab Surah/Hadis Terjemah. 1 I QS. al-baqarah: 132 Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan

Allah Telah Memudahkan Alquran Untuk Dipelajari

Pertemuan 11 KALIMAT EFEKTIF

JIKA WAKTU TERSIA-SIAKAN..

TAUHID. Aku ciptakan jin dan manusia tiada lain hanyalah untuk beribadah kepadaku (QS. Adz-Dzariyat : 56)

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Prosedur Ekuivalensi adalah cara penerjemahan istilah bahasa sumber, tentang apa saja, kedalam bahasa penerima. (Syihabuddin, 2002:109). Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas di bidang tertentu. (Hasan Alwi dkk, 2007:446). Kamus bahasa Indonesia mengartikan Istilah dengan Kata atau gabungan kata, yang dengan cermat mengungkapkan suatu makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. (Sugono, dkk., 2008: 584). Menurut Syihabuddin (2002 :108-127), Prosedur Ekuivalensi terdiri dari tiga teknik, yakni Teknik korespondensi, Teknik Deskripsi dan Teknik Integratif. 1. Teknik Korespondensi Teknik Korespondensi adalah teknik penyamaan konsep bahasa sumber dengan bahasa penerima melalui penerjemahan kata dengan kata dan frase dengan frase, yang berlandaskan asumsi bahwa ada kesamaan konseptual antara keduanya. (Syihabuddin, 2002 : 118). Kata disimbolkan dengan Kt, dan Frase disimbolkan dengan F. Kata (Kt) adalah satuan (unsur) bahasa yang terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas ; satuan (unsur) bahasa yang berupa morfem bebas. (KBBI, 2008:648). Frase (F) ialah satuan yang terdiri atas dua kata atau lebih yang menduduki satu fungsi kalimat. (http://www.sentraedukasi.com/2010/04/definisi-jenis-macam-frasa.html). Frase bertingkat adalah frasa yang terdiri atas inti dan atribut.( http://www.sentra-edukasi.com/2010/04/definisi-jenis-macamfrasa.html). Frase bertingkat mempunyai pola : DM, MD dan MDM (dalam frase bertingkat

hanya ada satu unsur inti (D) sedangkan penjelasnya boleh lebih dari satu). (http://bagas.wordpress.com/2007/10/25/frase/). Menurut Syihabuddin (2002 : 111-112) Penyamaan konsep Bahasa Sumber dengan konsep Bahasa Penerima pada teknik korespondensi memiliki 3 Pola, yakni : Kt1 + Kt2 = Kt, Kt = Kt, F = F. Contoh penerjemahan menggunakan pola-pola diatas : Pola Kt1 + Kt2 = Kt (Q.Surah Al-Kahfi ; 30) /...innâ lanadî u ajra man ahsana amalan/...kami benar-benar tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang mengerjakan perbuatan baik itu. ( = Kt1). (Q.surah Ali imran ; 145) /...wa man yurid śawâba d-dunyâ nu tîhi minha.../...dan barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya kami berikan kepadanya pahala dunia itu... ( = Kt2) /...au yu ίdūkum fί millatihim.../ (Q.Surah Al-Kahfi ; 20)...Atau memaksamu kembali kepada agama mereka. ( = Kt1) /inna d-dίna inda l-lāhi l-islām.../ (Q.Surah Ali-imran ; 19) sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.... ( =Kt2)

Rumusan pola diatas berarti makna suatu istilah atau kata (Kt1) didalam BS dianggap bersinonim dengan kata BS lainnya (Kt2), kemudian makna kedua kata itu disamakan dengan makna sebuah kata (Kt) didalam bahasa Penerima (BP). Syihabuddin (2002: 111). Pola Kt = Kt. (Q.Surah Al-Baqarah ; 185) /...hudan linnāsi.../...petunjuk bagi manusia.... ( = Kt) Rumusan ini berarti penerjemah menyamakan makna kata (Kt) BS dengan makna kata (Kt) BP. Syihabuddin (2002:111) Pola F = F (Q.Surah Ali Imran ; 51) /...hāźā şirāţim mustaqίm/...inilah jalan yang lurus. ( = F) Rumusan ini berarti penerjemah menyamakan suatu makna frase (F) dalam BS dengan makna frase (F) dalam BP. Syihabuddin (2002: 112) Ketepatan makna penerjemahan dengan menggunakan pola diatas : Penerjemahan / / ad-dîn / dan / / millatun / dengan agama menghilangkan keumuman konteks, karena / / ad-dîn / memiliki makna lebih banyak daripada / / millatun / dan konteksnya lebih umum. ( Udah (1985:114-115), dalam Syihabuddin (2002 : 15) mengartikan / / ad-dîn / dengan pemaksaan supaya taat dengan menggunakan kekerasan, kekuatan, syariat, dan pembalasan.dalam kamus Al-Akbar (t.t :416) mengartikan / / millatun / dengan kepercayaan (agama) dan keyakinan. KBBI mengartikan Agama

sebagai kepercayaan kepada Tuhan atau dewa serta dengan ajaran dan kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Maka, penerjemahan / / ad-dîn / dan / / millatun / dengan Agama kurang tepat, karena / / ad-dîn / berarti umum sedangkan / / millatun / memiliki mana khusus, yaitu syari at dan dipakai dalam konteks yang khusus pula. 2. Teknik Deskripsi Teknik deskripsi adalah teknik penerjemahan dengan menjelaskan makna kata Bahasa Sumber di dalam bahasa penerima seperti tampak pada perubahan kata menjadi frase atau frase yang sederhana menjadi frase yang kompleks. (Syihabuddin, 2002 : 124). Menurut Syihabuddin (2002 : 120-121) Penyamaan konsep Bahasa Sumber dengan konsep Bahasa Penerima pada Teknik Deskripsi memiliki 4 Pola, yakni : Kt F (Kt + Kt), Kt F=F1 (Kt+Kt), Kt = Kt F(Kt+Kt), Kt F=F1{Kt=F2(Kt +Kt)}. Contoh penerjemahan menggunakan pola-pola diatas : Pola Kt F (Kt + Kt) Rumusan ini berarti penerjemah menjelaskan makna kata (Kt) BS dengan sebuah frase (F) didalam BP yang terdiri atas beberapa kata (Kt+Kt) (Syihabuddin, 2002 : 120). Misalnya, pada makna kata / / al- azίz / (Kt) dideskripsikan ( ) dengan frase Maha perkasa (F) yang terdiri atas kata Maha (Kt) + perkasa (Kt). /lā ilāha illā huwa al- azίzu l-hakίm/...tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha

Bijaksana. Pola Kt F=F1 (Kt+Kt) Rumusan ini berarti penerjemah menjelaskan makna kata (Kt) BS dengan sebuah Frase bertingkat satu (F1) didalam BP yang terdiri atas dua kata (Kt + Kt) (Syihabuddin, 2002 : 120). /walākin kāna hanίfan musliman/...akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah)... /wa tawaffanā ma a al-abrāri/...dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti Pola Kt= Kt F (Kt + Kt) Rumusan ini berarti penerjemah menyamakan sebuah Kata (Kt) dengan Kata (Kt) lain didalam BS. Kemudian makna kata tersebut dijelaskan dengan sebuah Frase (F) didalam BP yang terdiri atas dua kata (Kt + Kt). (Syihabuddin, 2002: 120). /wallāhu khabίrun bimā ta malūna/...allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

Pola Kt F=F1{Kt=F2(Kt +Kt)} Rumusan ini berarti bahwa makna kata (Kt) BS dideskripsikan dengan frase bertingkat (F2) (Syihabuddin, 2002 : 121). Misalnya, makna kata / / Muhsinîna / dijelaskan frase Orang-orang yang berbuat kebajikan. Sebenarnya pola ini sama dengan pola Kt F, tetapi penjelasannya lebih luas, seperti tercermin dari struktur frase. /wallāhu yuhibbu l-muhsinίna/...dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan Ketepatan makna penerjemahan dengan menggunakan pola diatas : Pemakaian pola seperti diatas menimbulkan masalah hilangnya unsur-unsur makna kata BS. Penerjemahan / / al- azίz / dengan Maha Perkasa menghilangkan komponenkomponen semantis yang terkandung didalamnya, karena maha perkasa hanya menggambarkan satu dari empat makna yang ada : (a) sangat langka, (b) sangat dibutuhkan oleh semua orang, (c) sangat mulia, (d) tidak dapat dikalahkan oleh hal lain. (Syihabuddin, 2002:122). KBBI (2007) mengartikan perkasa dengan kuat dan tangguh serta berani, gagah berani, kuat dan berkuasa, hebat dan keras. Kamus Umum Bahsa Indonesia (1886:740) mengartikan perasa dengan gagah berani, kuat, berkuasa, hebat, gagah. Maka penerjemahan kata / / al- azίz / dengan Maha Perkasa kurang tepat, karena menghilangkan banyak makna BS. Sebaiknya ia dialihkan ke BP menjadi al- azίz. (Syihabuddin, 2002 : 122). Namun secara umum, pemakaian pola-pola penerjemahan diatas menghasilkan terjemahan yang tepat dan dapat difahami oleh pemakai BP. Minimnya kasus-kasus kekurangtepatan dalam penerjemahan menunjukkan suatu kecenderungan bahwa pada

umumnya cara penjelasan dapat mengungkapkan makna BS di dalam BP. (Syihabuddin, 2002 : 122). 3. Teknik Integratif Teknik Integratif adalah pemakaian dua teknik sekaligus dalam memproduksi makna bahasa sumber (BS) di dalam bahasa penerima (BP). (Syihabuddin, 2002 : 126) Teknik ini hanya memiliki satu pola, yaitu : F (Kt+Kt) F {F1(Kt+Kt)} Pola F (Kt+Kt) F {F1(Kt+Kt)} Pola ini berarti bahwa makna suatu frase (F) didalam BS dijelaskan dengan frase (F) di dalam BP. Pola ini terlihat pada penerjemahan / / ûlul albâbi / dengan orangorang yang berakal. /wa mā yażżakkaru illā ūlūl l-bābi/...dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. Pada ayat di atas terjadi penerjemahan frase (F) dengan Frase (F). Frase BS terdiri atas mudhaf dan mudhaf ilaih, sedangkan frase BP terdiri atas sub frase (F1) yang terdiri atas dua kata (Kt+Kt). Makna rumusan deskripsinya ialah F F {F1(Kt+Kt)}. Ketepatan makna penerjemahan dengan menggunakan pola diatas : Istilah / / ûlul albâbi / diterjemahkan dengan orang-orang yang berakal. / / ülū / merupakan bentuk jamak yang berarti memiliki (Ma luf, 1977: 22) dalam Syihabuddin (2002:125). Dalam terjemahan, bentuk ini diungkapkan dengan menjamakkan kata orang

melalui reduplikasi dan pemakaian prefix ber- untuk menyatakan memiliki. Jadi, terjemahan / / ülū / adalah orang-orang yang ber-. Adapun / / al-albâbi / berasal dari / / labiba/ yang salah satu bentuk masdarnya ialah / / lubban / dengan bentuk jamaknya / / albâb / (Ma luf, 1977:709) dalam Syihabuddin (2002:125). Kata ini bersinonim dengan / / al- aqlu / yang berarti akal. Meskipun jamak, kata ini tidak diterjemahkan dengan akal-akal, karena dalam BP tidak perlu adanya konkordensi antara unsur-unsur frase dalam hal kejamakan. Hassan (1972:98) dalam Syihabuddin (2002:125) menerjemahkan / / ülul albâbi / dengan orang-orang yang mempunyai fikiran. Jassin (1991:66) dalam Syihabuddin (2002:125) dengan orang-orang yang mempunyai fikiran, dan Bakri (1984:95) dalam Syihabuddin (2002:126) dengan orang-orang yang berakal. Penerjemahan / / ülul albâbi / dengan orang-orang yang berakal kurang tepat, karena / / lubbun / berarti akal yang bersih. Sebaiknya frase BS diterjemahkan dengan orang-orang yang berakal jernih. Analisis semantik yang disajikan di atas menunjukkan bahwa cara penjelasan secara integratif itu cukup mengungkapkan makna BS di dalam BP. Pada pola yang Integratif ini, cara penjelasan merupakan hal yang utama. Sedangkan cara lain sebagai tambahan.