BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Shendy Ariftia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya.

SILABUS MATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA (WAJIB)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. dan kognitif yang diperlukan, tetapi menekankan perkembangan karakter.

SILABUS MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA. 2.2 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam Silabus SMKN 21 Jakarta

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya mengenai Kontroversi Penentuan Pendapat

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Jerman

ANALISIS KETERKAITAN KI - KD DENGAN IPK DAN MATERI PEMBELAJARAN

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN

44. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

46. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEJARAH INDONESIA SMA/MA/SMK/MAK

SILABUS MATA PELAJARAN: ADMINISTRASI KEUANGAN

Silabus. 11, A p r i l Kompetensi Inti :

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA )/MADRASAH ALIYAH (MA)/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok

Tokoh Indonesia yang Kecewa dengan Negaranya Sendiri

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS PENETAPAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL

KISI -KISI UJIAN SEKOLAH (UTAMA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

12. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR EKONOMI SMA/MA

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KURIKULUM 2013 KOMPETENSI DASAR GEOGRAFI

1.6 Kompetensi DasarBahasa Inggris KELAS: X KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI INTI. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

41. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS TADULAKO Nomor : 315/UN.28/KP/2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KERJASAMA DI UNIVERSITAS TADULAKO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1994 TENTANG LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NO. : 1029/Kpts/OT.210/12/98

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

4. Menentukan Himpunan Penyelesaian untuk Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SILABUS AKUNTANSI KEUANGAN

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pusat bagi kemajuan sebuah bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BERITA NEGARA. No.626, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. ISI Surakarta. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

I.PENDAHULUAN. telah disaksikan tata pola penguasa negara. Jika dilihat kembali awal berdirinya Orde

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Letjen TNI (Purn) DR Tiopan Bernhard Silalahi, SH atau yang lebih di

TABEL ANALISIS KETERKAITAN RANAH ANTARA SKL,KI DAN KD (Pengetahuan ) Tingkat Dimensi Kognitif

KISI KISI DAN SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS: X. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tamb

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG POLITEKNIK DI KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor industri merupakan unsur pokok dalam melaksanakan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

2 Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lemba

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI PENUTUP Praktek Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Matauli Pandan mampu membangun interaksi komunikasi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Muslim dalam pembagian India-Pakistan dalam kurun waktu Merujuk

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL KOMUNITAS ADAT TERPENCIL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN AGAMA. Institut Agama Islam. IAIN. Organisasi. Ambon.

56. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAN SASTRA KOREA SMA/MA

1. Penyelesaian persamaan linier tiga variabel dengan metode eliminasi

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil penelitian tentang Peranan B. J. Habibie dalam Mengembangkan Riset dan Teknologi di Indonesia Tahun 1978-1998. Kesimpulan tersebut merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis pada bab sebelumnya. Selain kesimpulan dari hasil penelitian, penulis juga menyertakan saran atau rekomendasi hasil penelitian ini bagi kepentingan akademik, terutama sebagai bahan pengembangan isi atau materi pada pembelajaran di sekolah. Adapun kesimpulan dan saran yang diperoleh oleh penulis akan dipaparkan sebagai berikut. 5.1. Kesimpulan Bacharuddin Jusuf Habibie merupakan seorang tokoh yang ahli dalam bidang teknologi serta aktif pada masa pemerintahan Soeharto. Sebagai tokoh yang ahli dalam bidang teknologi, ternyata Habibie sudah memiliki cita-cita menjadi insinyur ketika masih taman kanak-kanak. Ketertarikannya dalam bidang teknologi terus digelutinya sampai masuk di Institut Teknologi Bandung (ITB) serta melanjutkan sekolahnya di Jerman. Ketika di Jerman, Habibie dapat dikatakan berhasil dengan menempati jabatan wakil presiden/ direktur teknologi di Messerchmitt Boelkow-Blohm (MBB), Jerman. Perjalanan karir Habibie di Indonesia dimulai ketika Presiden Soeharto menyuruhnya kembali dan harus siap bekerja untuk Indonesia. Pada awalnya Habibie ditempatkan sebagai pemimpin Divisi Advanced Technology di Pertamina. Kemudian pada tahun 1978, Habibie diangkat menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi. Kondisi riset dan teknologi sebelum Habibie menjabat sebagai Menristek masih dalam suasana yang kurang stabil. Pemerintah Indonesia belum terlalu serius untuk memperbaiki kondisi riset dan teknologi pasca kemerdekaan RI. Hal tersebut lebih dikarenakan adanya upaya untuk mengutamakan perbaikan dalam bidang birokrasi dan pemerintahan serta upaya mempertahankan kemerdekaan

dari serangan Belanda. Akan tetapi menjelang berakhirnya kekuasaan Soekarno, telah diperkenalkan beberapa teknologi baru di kalangan masyarakat Indonesia diantaranya adalah lokomotif berbahan bakar batu bara. Presiden Soekarno kemudian mendirikan Kementerian Urusan Riset Nasional Republik Indonesia untuk lebih meningkatkan kualitas produksi dalam bidang riset dan teknologi. Prof. Djoened Pusponegoro ditunjuk sebagai Menteri Riset Nasional Indonesia pertama. Ketika Presiden Soekarno digantikan oleh Presiden Soeharto, terdapat beberapa upaya untuk melakukan perbaikan dalam berbagai bidang, termasuk bidang riset dan teknologi di Indonesia. Lahirnya Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto diklaim sebagai koreksi total atas pelaksanaan pemerintahan Orde Lama pimpinan Soekarno. Soeharto memposisikan pembangunan di berbagai bidang salah satunya bidang riset dan teknologi. Untuk menjamin terselenggaranya pembangunan dalam bidang riset dan teknologi, diperlukan orang yang benarbenar ahli dalam bidangnya. Oleh karena itu ditunjuklah Habibie sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi. Berbekal kepercayaan dari Presiden Soeharto, Habibie memulai tugasnya untuk mewujudkan Indonesia yang mampu bersaing dengan negara-negara maju lainnya. Berbagai langkah pun diambil oleh Habibie, diawali dengan sebuah gagasan transformasi teknologi dan industri, yakni suatu gagasan dari Habibie untuk mempercepat hasil produksi teknologi industri tanpa harus dijalankan setahap demi setahap. Transformasi yang dimaksud adalah berawal dari akhir dan berakhir dari awal. Gagasan transformasi tersebut mulai dijalankan di berbagai perusahaan industri teknologi di Indonesia salah satunya adalah PT. IPTN. Melalui gagasan transformasi tersebut PT. IPTN mampu memproduksi pesawat N-250. Gagasan transformasi teknologi dan industri tersebut tidak akan terlaksana jika tidak ada wahana untuk menampungnya. Oleh karena itu langkah Habibie selanjutnya adalah memikirkan wahana yang sesuai dengan letak geografis Indonesia. Pada tahun 1983, berdiri Dewan Pembina Industri Strategis (DPIS) yang membawahi 8 BUMN sebagai wahana transformasi teknologi industri dan

kemudian berujung pada lahirnya Keputusan Presiden No. 44 tahun 1989 yang memprakarsai lahirnya Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS). Upaya lain untuk menangani Sumber Daya Manusia dalam bidang pendidikan, Habibie memberlakukan program beasiswa dari tingkat SMA sampai mahasiswa untuk dikirimkan ke luar negeri dengan tujuan pelajar yang dikirimkan ke luar negeri akan memperoleh ilmu dan kelak akan dimanfaatkan di Indonesia. Begitu pula dalam bidang ekonomi, dengan kurangnya dana untuk pembangunan dalam bidang riset dan teknologi, Habibie menekankan kepada pembangunan ekonomi nasionalis yang tidak bertumpu pada negara barat yaitu menciptakan produksi sendiri, walaupun awalnya dengan dana pinjaman dari luar negeri tetapi dengan produksi yang dihasilkan bukan hanya hutang dana pinjaman yang dilunasi, tetapi akan mendapatkan untung yang lebih tinggi. Selama menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi di Indonesia, Habibie banyak mengalami berbagai permasalahan yang mengganggu stabilitas pemerintahannya bahkan tak jarang mengancam kedudukannya sebagai Menristek. Terdapat tiga masalah utama ketika Habibie menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi, ketiga masalah tersebut adalah masalah dana, masalah sumber daya manusia yang dimiliki bangsa Indonesia serta masalah teknologi Indonesia yang masih rendah. Selain itu, kebijakan-kebijakan yang diterapkan Habibie seringkali menimbulkan pertikaian dengan berbagai pihak. Ia pernah berselisih dengan para ekonom yang ada di Indonesia. Latarbelakang dimulainya perselisihan antara Habibie dengan para ekonom adalah sikap protes dari para ekonom terhadap kebijakan yang diambil Habibie salah satunya yaitu upaya untuk memproduksi pesawat terbang yang dapat mengurangi pendapatan dari Indonesia. Habibie yang berlatarbelakang seorang teknolog, berpikiran jauh ke depan. Bahkan Habibie mengakui bahwa dalam jangka pendek Indonesia akan mengalami pemborosan dana, akan tetapi setelah berhasil memproduksi teknologi buatan negeri sendiri, Habibie meyakini Indonesia akan mendapatkan keuntungan yang besar. Berbagai kebijakan yang diambil Habibie selama menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi Indonesia telah mampu mengubah kondisi

Indonesia menjadi negara yang diperhitungkan dalam bidang riset dan teknologi. Pada masanya banyak dihasilkan berbagai mega proyek salah satunya adalah keberhasilan Indonesia untuk memproduksi pesawat terbang buatan sendiri yang diberi nama Gatotkaca. Selain itu, pesawat jenis N-250 tersebut sudah mampu mengelilingi Indonesia dan disaksikan langsung oleh Presiden Soeharto serta tamu luar negeri. Hal tersebut dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi negaranegara luar untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam pembuatan pesawat terbang khususnya, selain itu juga semakin diperhitungkannya Indonesia di dunia internasional bukan hanya sebagai negara agraris tetapi juga karena pandangan Habibie yang mendukung negara-negara berkembang dan dunia ketiga. Gagasannya yang berfikiran jauh ke depan membuat Presiden Soeharto semakin percaya akan kemampuan Habibie untuk mewujudkan Indonesia yang lebih maju. Oleh karena itu, untuk mendukung rencananya Habibie mendirikan program beasiswa yang ditunjukkan kepada para pelajar tingkat SLTA dan sederajat maupun mahasiswa untuk disekolahkan di luar negeri, dengan tujuan sekembalinya ke Indonesia mereka yang belajar di luar negeri akan menerapkan ilmunya di Indonesia. 5.2. Saran Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi positif terhadap pembelajaran sejarah di sekolah, terutama pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Pembahasan yang ada dalam penelitian ini sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) yakni Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah, dan sesuai dengan salah satu pembahasan kelas XII IPS yaitu Menganalisis perkembangan pemerintahan Orde Baru. Pembahasan dalam penelitian ini tentu sangat berkaitan

dengan perkembangan Indonesia pada periode pemerintahan Soeharto atau yang lebih dikenal dengan pemerintahan Orde Baru. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber rujukan bagi guru sejarah untuk mengembangkan pembelajaran di sekolah sesuai dengan materi tersebut. Penelitian ini dapat menjadi rekomendasi bagi pemerintah melalui instansi terkait agar putera-puteri terbaik Indonesia yang berprestasi di dalam maupun di luar negeri yang berkecimpung di bidang teknologi dapat diberi kemudahan berupa beasiswa maupun jaminan pekerjaan. Sehingga dapat mengabdikan diri untuk memajukan teknologi bangsanya sendiri. Selain itu, penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya melalui kerangka berpikir penulis mengenai pembahasan yang belum terungkap secara jelas dalam skripsi ini. Misalnya, pembahasan tentang Habibie apabila ditinjau dari segi politik, karena ia pernah menjabat sebagai Wakil dan Presiden Republik Indonesia, kendati memiliki latar belakang sebagai sebagai seorang teknolog. Pembahasan lainnya adalah mengenai tokoh-tokoh yang memiliki tugas yang tidak jauh berbeda dengan Habibie, yakni tugas untuk menjamin jalannya pemerintahan yang stabil, baik itu tokoh yang sezaman dengan Habibie, maupun tokoh yang baru muncul setelah Habibie tidak lagi menjabat sebagai Menristek.