PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN BERPIKIR KRITIS

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENGGUNAKKAN METODE MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Emay Maelasari, 2013

2015 UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL SFE PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 15 PURWOREJO

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII A SMP PGRI BAGELEN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTORIAL RIDDLE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, Volume 1 No. 1 Maret 2018 ISSN (p) (e)

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, menjadi salah satu ilmu yang diperlukan pada saat

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW PADA SISWA KELAS VII A

PENGGUNAAN METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN HEURISTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

PROSIDING ISBN :

BAB I PENDAHULUAN. paling digemari dan menjadi suatu kesenangan. Namun bagi sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Pendidikan juga di pandang sebagai sarana untuk menjadikan

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI GROUP RESUME SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh :

: Model pembelajaran inkuiri, keaktifan siswa, hasil belajar siswa, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. keliru, karena untuk mencapai suatu pola pikir yang baik membutuhkan proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasanah, 2014

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Wakhidatun Nurul Istiqomah Novisita Ratu Tri Nova Hasti Yunianta

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA MATERI STATISTIKA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA MATERI STATISTIKA

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Yogyakarta (Ernawati)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia. membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

problem-problem praktis masyarakat dalam situasi problematik dan pada Defenisi menurut Stephen Kemmis (1983) :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORETIS. (2006:10) mengemukakan, Belajar matematika merupakan suatu perubahan. praktis bersikap positif, bertindak aktif dan kreatif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian dan prioritas secara optimal dari pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN. karena fungsinya untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION BERBASIS PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA MTs

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menumbuhkembangkan kemampuan dan pribadi siswa yang sejalan dengan tuntutan

Kelas : Waktu : Hari/ tanggal : Nama Guru : A. TINDAK MENGAJAR A. TINDAK BELAJAR A. PENARIKAN MAKNA. Pengamat (NOVIANA RAHMAWATI) NIM.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Motivasi erat kaitannya dengan hasil belajar yang dicapai siswa, semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan yang harus dikuasai oleh siswa mulai dari tingkat SD hingga

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA PELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. SD merupakan titik berat dari pembangunan masa kini dan masa mendatang.

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X- 7 SMA NEGERI 7 BANJARMASIN PADA KONSEP EKOSISTEM MELALUI PENGGUNAAN MIND MAP

I. PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, pendidikan sangatlah penting. Melalui pendidikan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eidelweis Dewi Jannati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Kesalahan Siswa dalam Pemahaman Konsep Bangun Ruang Limas dan Bangun Ruang Prisma

PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI STATISTIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS IX-A SMP NEGERI 3 SUBANG

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

BAB I PENDAHULUAN. Kencana Prenada Media, Jakarta, 2006, hlm Lia Vendiagrys, dkk, Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Soal

Didik Cahyono 1), Dwi Haryoto 2), dan Asim 3) Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting.

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI STRATEGI MIND MAPPING DI KELAS IV SDN 03 KARANGTALUN KABUPATEN TULUNGAGUNG SKRIPSI.

MUSRIAH A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

Oleh: Nur Adha Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 10 Oktober 2017

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

Oleh : OKTIK VIKA SARI A

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan yang mampu mendukung dimasa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa.

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN BERPIKIR KRITIS Fadlan Abdul Jabar Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: fadlan_gebyog@yahoo.com Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis dengan model pembelajaran mind mapping (peta konsep) pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 24 purworejo tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika dan kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 24 purworejo tahun pelajaran 2015/2016 dengan model pembelajaran mind mapping (peta konsep) meningkat, hal ini ditunjukkan oleh semakin banyaknya siswa yang mau mencatat dan memperhatikan penjelasan guru, mampu mengerjakan soal dengan benar, aktif mengajukan pendapat dan memberikan tanggapan serta sanggahan terhadap jawaban siswa lain saat pembelajaran. Kata kunci: mind mapping, pemahaman konsep, berpikir kritis PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu matematika di pelajari di setiap jenjang pendidikan dari mulai pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Berdasarkan hasil observasi dengan guru matematika di SMP Negeri 24 Purworejo, peneliti memandang bahwa aktifitas pembelajaran matematika masih monoton, terlihat dari ketidak aktifan siswa dan kurangnya komunikasi antara guru dengan siswa kususnya pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil wawancara peneliti dengan guru dan siswa menemukan fakta bahwa banyak siswa yang belum memahami materi pembelajaran, tetapi karna harus mengejar target materi, jadi pemahaman mereka dikesampingkan. Catatan dalam buku mereka juga sangat minim, sehingga hanya mengandalkan LKS dan modul belajar untuk belajar dirumah karna buku paket yang tersedia juga terbatas. Adapun hasil pembelajaran yang didapat adalah siswa jarang mengajukan pertanyaan saat proses pembelajaran berlangsung. Kurangnya 130 keberanian siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas, terlebih ketika cara

pengerjaan yang dipakai siswa berbeda dengan yang diajarkan guru, meskipun terkadang hasilnya sama. Minimnya pemahaman konsep materi dan kurang bervariasinya penyelesaian soal-soal latihan menjadi tanda siswa kurang berpikir kritis. Atas dasar permasalahan inilah peneliti melakukan penelitian dengan tujuan meningkatkan pemahaman konsep dan berpikir kritis siswa. Menurut Ngalim Purwanto (2010: 44), pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Pemahaman konseptual dan pengetahuan prosedural sama pentingnya dalam membangun kecakapan matematika. Belajar dengan pemahaman juga membuat pembelajaran berikutnya menjadi lebih mudah. Konsepkonsep dalam matematika terorganisasikan secara sistematis, logis dan hirarkis dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks. Pemahaman terhadap konsep-konsep matematika merupakan dasar untuk belajar matematika secara bermakna. Pemahaman siswa tentang suatu konsep pelajaran akan memberinya motivasi dan kesempatan untuk mampu berpikir lebih kritis dalam membahas konsep tersebut katika pembelajaran berlangsung. Ahmad Susanto (2013:121) mengungkapkan, berpikir kritis adalah suatu kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna. Berpikir kritis akan sangat penting dalam pembelajaran, karna dengan berpikir kritis siswa akan mampu menyimpulkan dan memahami informasi yang diperoleh, sehingga pemahaman mereka terhadap materi yang disampaikan bisa optimal. Tipe berpikir ini mencerminkan pikiran yang terarah. Dalam pembelajaran matematika, terdapat metode-metode pembelajaran yang dapat digunakan. Dalam penelitian ini, peneliti memilih dengan menggunakan metode mind maping. Tony Buzan (2008: 12) mengemukakan bahwa, mind mapping adalah cara kreatif bagi siswa secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran atau merencanakan penelitian baru. Menurut Gutomo, (2013: 8) pembelajaran mind mapping mencakup 7 indikator yang dapat dikembangka dalam peningkatan kognitif pemahaman seperti yang dinyatakan Bloom dalam Anderson, 131

at.al (2011), yaitu 1) interpretasi (interpreeting), 2) mencontohkan (exemplifying), 3) mengklasifikasikan (classifying), 4) menggeneralisasikan (summarizing), 5) membandingkan (comparing), 6) inferensi (inferring), dan 7) menjelaskan (explaining ). METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart (1988). Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 24 Purworejo kelas VIII E selama 6 bulan dari bulan Maret 2016 sampai Agustus 2016. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, wawancara tidak terstruktur dan catatan lapangan. Instrumen dalam penelitian ini meliputi lembar catatan lapangan, catatan hasil wawancara dan dokumentasi foto sebagai bukti terlaksananya pembelajaran. Selanjutnya penelitian melakukan analisis kualitatif untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep dan berpikir kritis siswa. Teknik analisis data ini dilakukan melalui beberapa tahapan berupa reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan terhadap pemahaman konsep siswa mengalami peningkatan secara teratur dimulai dari terdapatnya temuan pada pertemuan ke II siklus I yang menyatakan siswa mampu menjawab dan menerangkan pertanyaan dari guru saat pembelajaran, mampu pula menyebutkan macam-macam benda yang berbentuk kubus, balok, prisma dan limas di lingkungan sekitar tanpa harus selalu mencontoh buku. Dan pada pertemuan ketiga para siswa tidak malu-malu lagi bertanya pada siswa lain maupun guru, mereka lebih percya diri memberikan penjelasan, menyanggah dan memberikan syarat tertentu untuk suatu konsep dan mencoba mengelabui siswa lain dengan konsep yang mirip. Sebagai contoh siswa yang mengatakan gambar balok sebagai prisma segi empat dan meminta penjelasan luas permukaannya dengan rumus prisma dan lain sebagainya. Semua ini menunjukan bahwa pemahaman konsep mereka pada siklus I khususnya telah mengalami peningkatan. Selanjutnya pada silus ke II dengan menerapkan pola yang sama agar memudahkan 132 siswa mengikuti proses pembelajaran guru dan para pengamat sepakat bahwa

pemahaman konsep siswa tidak mengalami penurunan bahkan lebih cepat memahami materi dari sebelumnya. Hal ini juga dikuatkan pada wawancara tertulis yang menunjukan banyak diantara siswa yang mampu membuat soal tentang materi yang diajarkan tanpa melihat buku ataupun catatan pribadi. Selanjutnya kemampuan berpikir kritis siswa mulai terlihat pada pertemuan kedua siklus I saat memberikan penjelasan mengenai rumus luas permukaan kubus yang dinyatakan dengan 6s 2. Penjelasan yang siswa sampaikan merupakan wujud dari idikator berpikir kritis yang mana mereka telah mampu untuk merumuskan pokok masalahnya (mencari data-data untuk menemukan luas permukaan kubus), kemudian mengerti fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah (fakta bahwa permukaan kubus terdiri dari persegi yang berjumlah 6 pasang), serta mampu memilih argument logis yang relevan dan akurat ( bahwa dalam sebuah persegi, baik sisi panjang ataupun lebar mempunyai panjang yang sama sehingga bisa dituliskan s 2 ) sehingga rumus dari luas permukaan kubusnya dapat dituliskan dengan 6s 2. Kemampuan berpikir siswa semakin terlihat pada pertemuan ketiga siklus I dengan banyaknya siswa yang mencoba memberikan penjelasan, memberi sanggahan dan menuntut siswa lain menjelaskan lebih rinci lagi tentang pemahaman mereka. Dan ketika siswa yang maju tidak bisa menyanggupi permintaan mereka, maka dia sendiri memberikan penjelasan yang diperlukan. Tentunya hal seperti ini haya bisa dilakukan oleh mereka yang pemahamannya telah menigkat sehingga mampu berpikir secara kritis. Selanjutnya pada siklus II dengan alur yang sama dengan siklus I, para siswa menunjukan tingkat berpikir kritis yang terus stabil, mengalami peningkatan mulai dari pertemuan kedua saat presentasi kelompok. Tercatat pada pengamat II yang khusus memperhatikan kemajuan berpikir kritis siswa bahwa hampir semua siswa yang berjumlah 27 siswa itu mengeluarkan pendapat, gagasan atau ide mereka dalam penyampaian materi, baik itu kelompoknya ataupun bukan. Terlebih pada pertemuan ketiga siklus II dimana siswa mampu menganalisis dan mengembangkan kemampuan mereka ketika pembahasan soal, bukan hanya sekedar mengerjakan soal. Sebgai contoh pada soal uji kompetensi menggunakan modul bahan ajar sigma, soal nomor 133

3 yang menyebutkan perpotongan dua buah bidang yang berupa garis disebut., jawaban pilihan ganda yang tersedia adalah a. bidang b. diagonal c. rusuk dan d. sisi. Kemudian para siswa menjawab b. diagonal. Tak berheti sampai disitu, guru mengembangkan pertanyaannya dengan meminta siswa menyebutkan arti dari pilihan ganda yang lain (apa itu bidang, rusuk, dan sisi??). setelah itu dikembangkan lagi dengan menyebutkan berapa jumlah bidang, rusuk, sisi, diagonal yang dimiliki kubus, balok, prisma dan limas. Begitulah seterusnya sampai siswa benar-benar hafal tanpa harus melihat gambar peta pikiran mereka dalam buku catatan. Setiap kali pertanyaan dan soal, siswa begitu antusias menunggu pertanyaan sambungan yang muncul dari guru dan siap untuk menjawabnya. Dari berbagai uraian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran mind mapping meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Gutomo Wibi Ananggih (2013) pada siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Garum yang mengungkapkan bahwa penerapan model pembelajaran mind mapping melalui beberapa siklus dapat meningkatkan pemahaman logika matematika siswa. Juga Agung Aji Tapantoko (2011) yang meneliti peningkatan motivasi belajar siswa pada kelas VIII SMP Negeri 4 Depok, kabupaten Sleman. Hasil dari penelitian tersebut adalah motivasi belajar siswa meningkat dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping (peta pikiran). SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Siswa kelas VIII E SMP Negeri 24 Purworejo menunjukan peningkatan pemahaman konsep dengan model pembelajaran mind mapping. Hal ini dilihat dari keadaan pembelajaran awal, pengamat menemukan keadaan siswa yang tidak aktif sama sekali, mereka tidak ada yang bertanya pada guru, dan catatan buku tulis mereka juga kosong. Kemudian pada siklus I dengan menerapkan model pembelajaran mind mapping, para siswa mulai aktif bertanya, aktif menuliskan rangkuman materi di buku catatan dan terdapat 7 siswa yang mengerjakan soal didepan kelas dengan jawaban yang benar. Pada siklus II, terlihat siswa sudah terbiasa menuliskan catatan dibuku tulis dan lebih dari 20 siswa 134 yang maju mengerjakan soal didepan kelas dengan jawaban yang benar, (2) Siswa kelas

VIII E SMP Negeri 24 Purworejo menunjukan peningkatan kemampuan berpikir kritis dengan model pembelajaran mind mapping. Pada pembelajaran pra-siklus, pengamat menemukan keadaan siswa tidak ada yang bertanya, tidak dapat menjawab pertanyaan guru dan terdapat pula siswa yang tidur didalam kelas. Pada siklus I keadaan siswa lebih aktif, siswa mampu menjawab pertanyaan guru, mau bertanya bila tidak paham materi dan tidak ada yang tertidur dalam kelas. Pada siklus II siswa semakin aktif memperhatikan penjelasan guru, segera bertanya terhadap yang tidak dipahami dan hampir setiap siswa mampu menjawab pertanyaan guru, serta beberapa siswa mampu memberikan tanggapan pada jawaban teman. Adapun beberapa saran peneliti untuk penerapannya dimasa yang akan datang adalah sebagai berikut: : 1. Guru sebaiknya mencoba menerapkan model pembelajaran mind mapping pada materi yang lain sebagai alternatif untuk meningkatkan pemahaman konsep dan berpikir kritis siswa. 2. Dengan melihat hasil pembelajaran dengan model mind mapping (peta pikiran), diharapkan model ini dapat dikembangkan lagi dengan pendekatan atau media pembelajaran lainnya dan dapat pula digunakan untuk pembelajaran mata pelajaran selain matematika. DAFTAR PUSTAKA Ananggih, Gutomo Wibi. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Logika Matematika Pada Siswa Kelas X 2 SMA Negeri 1 Garum. Malang: Skripsi UNM. Buzan, Tony. 2008. Buku Pintar Mind Map. PT Gramedia Pustaka Utama. Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group. Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 135