BAB 2 Tinjauan Pustaka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. menyakiti, mengancam atau membahayakan individu-individu atau objek-objek

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

CAHAYA. Cahaya: Cahaya adalah suatu bentuk radiasi energi elektromagnetik yang dipancarkan dalam bagian spektrum yang dapat dilihat.

BAB I PENDAHULUAN. adalah kekerasan yang terjadi pada anak. Menurut data yang di dapat dari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya yang semuanya menyebabkan tersingkirnya rasa

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa dimana manusia mengalami transisi dari masa anakanak

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Sampel peneliti terbagi dalam 2 kelompok yaitu gamers DotA dan gamers

BAB 4 ANALISA PENELITIAN

Bab 3. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

AGRESI MODUL PSIKOLOGI SOSIAL I. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock,

BAB II LANDASAN TEORI. dalam bentuk pengerusakan terhadap orang atau benda dengan unsur

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Diri. Manusia dalam perkembangannya, sebagai makhluk sosial tidak lepas dari

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil proyeksi sensus penduduk 2011, jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah pemberitaan di Jakarta menyatakan ham p ir 40% tindak

Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam. Cahaya dapat kita temui dimana-mana. cahaya bersifat gelombang dan

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Pencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit. 2. Pencahayaan dan penerangan seperti apa yang dibutuhkan dirumah sakit?

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan variabel-variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian

2. TINJAUAN PUSTAKA. 7 Universitas Indonesia. Gambaran Motivasi, Andy Herlambang, F.Psi UI, 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hukum. adanya perilaku sikap dan nilai-nilai sepanjang masa remaja

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

RINGKASAN SKRIPSI. dalam bentuk verbal juga ada. Tak jarang masing-masing antar anggota pencak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

1. RADIASI BENDA HITAM Beberapa Pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. Persija (singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta) adalah sebuah

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. terjadi ketika seseorang atau organisme mencoba untuk mengubah cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA

Agresivitas. Persahabatan. Kesepian. Penolakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah periode perkembangan disaat individu mengalami

Pertemuan 10. White Balance ACHMAD BASUKI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan budaya dan ilmu pengetahuan (iptek), perilaku

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai pemain ke-12, sehingga suatu pertandingan tidak berarti tanpa

MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAY SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 10 SALATIGA TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung maupun tidak langsung seperti pada media massa dan media cetak. Seorang

BAB III ELABORASI TEMA

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pemasyarakatan ini merupakan Unit Pelaksana Teknis di bawah

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah. Perkelahian tersebut sering kali menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengendara sepeda motor setiap tahunnya mengalami peningkatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Agresi. pemuasan atau tujuan yang dapat ditujukan kepada orang lain atau benda.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian & Definisi Operasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan manusia untuk mengubah

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal sudah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bekal untuk hidup secara mandiri. Masa dewasa awal atau early health

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang sering terjadi pada masa remaja yaitu kasus pengeroyokan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Agresivitas. menginginkan adanya perilaku tersebut. Buss dan Perry (dalam Bryant & Smith 2001)

MODUL III INTENSITAS CAHAYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

Bab 11 Standar Pencahayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dengan

BENTUK AGRESIF REMAJA PELAKU KEKERASAN (SURVEY PADA SISWA KELAS 11 SMA NEGERI 2 KAB. TANGERANG)

Prosiding Psikologi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya, hukuman hanya menjadi salah satu bagian dari metode

EFEK PENCAHAYAAN TERHADAP PRESTASI DAN KELELAHAN KERJA OPERATOR. Jl. Kalisahak 28 Kompleks Balapan Yogyakarta *

B A B 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peristiwa merosotnya moral di kalangan remaja, akhir-akhir ini

Gambar 2.1 Kelompok gelombang elektromagnetik

BAB II. Landasan Teori. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah agresif.

NATURAL LIGHTING DESIGN CONSULTATION. Canisius College Sport Hall Jakarta

AGRESI: asal-usul, sebab, & penanggulangannya.

Metamerisme dan Iluminan Isi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seorang anak sejak lahir tentu sejatinya membutuhkan kasih sayang yang

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya amat luas. Jika kita bicara di era globalisasi sepak bola,

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. upaya-upaya dalam rangka mendapatkan kebebasan itu. (Abdullah, 2007

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ilmu-ilmu agama di suatu pondok-pondok pesantren tertentu. Seperti halnya di

MODUL PERKULIAHAN. Pengertian agresi, teori-teori agresi, pengaruh terhadap agresi, cara mengurangi agresi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat pada anak-anaknya (Friedman et al., 2010). yang masih bertanggung jawab terhadap perkembangan anak-anaknya.

FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Agresi 2.1.1 Definisi Agresivitas Menurut Buss dan Perry (1992) agresi dapat diartikan sebagai perilaku atau kecenderungan suatu perilaku yang bertujuan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik, maupun psikologis. Itu berarti, bukan hanya tindakan fisik yang merupakan perilaku agresi, tapi juga perilaku secara verbal, aktif pasif maupun langsung dan tidak langsung.perbedaan verbal dan fisik adalah jika fisik langsung menyerang obek, sedangkan verbal menyerang dengan kata-kata.aktif pasif ialah melihat tindakan yang terlihat, dan kegalalan dalam bertindak, sedangkan tindak agresi secara langsung dan tidak langsung lebih ke kontak langsung dengan objek yang dituju dan tidak adanya kontak langsung namum memunculkan tindakan agresi (contohnya menyebarkan gossip tengtang objek yang dituju). Sedangkan menurut Berkowitz (1988), agresivitas dapat diartikan sebagai perilaku yang diarahkan untuk melukai orang lain, yang berarti perilaku melukai orang lain itu yang berupa kecelakaan atau ketidaksengajaan tidak termasuk dalam perilaku melukai orang lain. 2.1.2 Jenis-Jenis Agresivitas Menurut Berkowitz (1988), jenis Agresi digolongkan menjadi dua, yaitu: 1. Hostile Aggression atau agresi rasa benci semata- mata dilakukan dengan maksud menyakiti orang lain atau sebagai ungkapan kemarahan dan ditandai dengan emosi yang tinggi. Perilaku agresif dalam jenis pertama ini adalah tujuan dari agresi itu sendiri. 2. Instrumental Aggressionatau agresi instrumental pada umumnya tidak disertai emosi. Perilaku agresif hanya merupakan sarana untuk mencapai tujuan lain selain penderitaan korbannya. Agresi instrumental mencakup perkelahianuntuk membela diri, penyerangan terhadap seseorang ketika terjadi perampokan, perkelahian untuk membuktikan kekuasaan atau dominasi seseorang (Myers dalam Sarwono,2002).Perbedaan kedua jenis agresi ini 1

2 terletak pada tujuan yang mendasarinya. Jenis pertama semata- mata untuk melampiaskan emosi, sedangkan agresi jenis kedua dilakukan untukmencapai tujuan lain. 2.1.3 Dimensi-Dimensi Agresivitas Oleh karena itu Buss& Perry membuat kesimpulan bahwa ada empat dimensi yang merupakan subtrait dari agresi, yaitu: 1. Physical Aggression Tindakan yang bertujuan untuk membahayakan orang lain melalui respon motorik dan dalam bentuk fisik sebagai bentuk tindakan agresi, seperti mencubit, memukul, dan perilaku tersebut dapat diobsvervasi. 2. Verbal Aggression Perilaku yang dapat diamati serta memiliki kecenderungan untuk menyerang orang lain dengan tindakan yang membahayakan orang lain, seperti mencaci, membentak, dan lain sebagainya. 3. Anger Reaksi yang berupa dorongan fisiologis sebagai tahap persiapan perilaku agresi. Bentuk anger dapat berupa marah, kesal, cara untuk mengontrol hal tersebut. 4. Hostility Termasuk kedalam agresi yang tidak telihat.hostility mewakili komponen kognitif yang terdiri dari rasa cemburu dan iri terhadap orang dan adanya ketidakpercayaan dan rasa khawatir. Namun dalam penelitian yang peneliti lakukan, peneliti menggunakan dasar teori agresivitas yang dikemukanan oleh Buss dan Perry, dimensidimensinya tersebut digunakan sebagai dasar dari Aggression Questionaire yang penulis gunakan sebagai alat ukur agresivitas.

3 2.2 Pencahayaan 2.2.1 Definisi Sinar memegang peranan yang penting dalam semua seni visual.pada siang hari, sinar yang diperlukan pada umunya berasal dari matahari, sementara pada malam hari sinar dapat diadakan dengan bantuan lampu atau obor. Berkat adanya sinar, kita bisa melihat benda disekitar kita.sinar yang jatuh pada suatu benda dipantulkan kembali oleh benda tersebut ke segala arah.pantulan yang sampai ke mata membuat kita melihat benda tersebut, sehingga persepsi wujud dari benda, tergantung dari pantulan sinar yang sampai.misalnya, suatu bola yang disinari oleh lampu yang terletak tepat dibelakang kita memantulkan sinar secara merata pada mata, hingga yang terlihat adalah lapangan yang bundar. Jika lampunya digeser kekiri atau kanan, sebagian sinar yang mengenai bola itu tidak akan dipantulkan ke arah mata kita. Mata kita akan mempersepsi benda tersebut berwujud bulat. Pengaruh sinar atas persepsi mata kita ditetapkan dalam seni pewayangan. Mata kita juga sebenarnya bisa menafsir kekuatan sinar, tetapi tafsiran dengan mata seringkali salah karena mata terpengaruh oleh sinar-sinar lain dan warna yang ada disekitarnya. Hal ini dengan jelas didemonstrasikan dalam gambaran bidang-bidang bundar berwarna abu-abu yang sama, masing-masing berada di tengah bidang yang warnanya bertaraf dari putih sampai hitam. Menurut James Maxwell (1831-1897), cahaya adalah gelombang elektromagnetik, sehingga cepat rambat cahaya sama dengan cepat rambat gelombang elektromagnetik, yaitu 3.10 8 m/s. Cahaya merupakan pancaran elektromagnetik yang terlihat oleh mata telanjang manusia 2.2.2 Sumber-Sumber Cahaya Kebanyakan pencahayaan alami berasal dari matahari, termasuk cahaya bulan.asal-usul tersebut benar-benar murni, dan tidak mengkonsumsi sumber daya alam.sedangkan sumber cahaya buatan manusia umumnya membutuhkan sumber daya alam, seperti bahan bakar minyak bumi, untuk mengubah simpanan energy dari sumber daya alam tersebut menjadi cahaya. Pada umumnya kebanyakan sumber cahaya bertujuan untuk menghasilkan cahaya putih, dimana penampilannya diukur oleh 2 hal:

4 1. Temperatur warna, yang menggambarkan apakah cahaya tampak hangat (kemerahan), netral, atau dingin (kebiruan). Istilah temperatur berhubungan dengan pancaran cahaya dari benda logam yang dipanaskan hingga titik pijar. Misalnya, temperatur warna dari lampu pijar adalah sekitar 2700 K, terlihat seperti benda logam yang dipanaskan hingga 2700 º Kelvin (2427º Celcius atau 4400º Fahrenheit) 2. Index penampilan warna (Color rendering index/cri), yang menggambarkan kualitas cahaya pada skala 0 (sangat buruk) hingga 100 (sangat baik). Sumber cahaya lainnya bisa berasal dari lampu, contohnya lampu fluorescent, lampu standart berbentuk U dan lurus, lampu fluorescent ringkas, lampu HID dan juga lampu induksi (lampu fluorescent yang menggunakan gelombang radio). 2.2.3 Kuantitas Pencahayaan Standar dari penerangan atau pencahayaan diatur oleh Illuminating Engineering Society of North America (IESNA).Pencahayaan biasanya diukur pada bidang horizontal pada ketinggian 30 diatas lantai.satuan pencahayaan adalah floot-candela atau fc (lumen per foot persegi).foot-candle masih digunakan di Amerika, tapi di negara lain yang telah beralih ke sistem metrik, satuan lux adalah ukuran yang tepat. IESNA mengkategorikan rekomendasi kriteria tingkat pencahayaan berdasarkan kerumitas dan kesulitan dari kegiatan yang terdapat dalam ruangan. Kategori tersebut adalah: - Kategori A: Ruang umum 3 fc/30 lux (contohnya pada kamar tidur). - Kategori B: Orientasi sederhana 5 fc/50 lux (contohnya pada pencahayaan di jalanan). - Kategori C: Kegiatan sederhana 10 fc/100 lux (contohnya pada koridor dan auditorium). - Kategori D: Kegiatan yang membutuhkan pencahayaan yang sangat kontras dan ukuran ruangan yang luas 30 fc/300 lux (contohnya pada perpustakaan, ruang olahraga dan ruang kuliah).

5 - Kategori E: Kegiatan yang membutuhkan pencahayaan yang sangat kontras dan ukuran ruangan yang kecil 50 fc/500 lux (contohnya pada kantor umum dan laboratorium). - Kategori F: Kegiatan yang membutuhkan pencahayaan dengan tingkat kekontrasan yang rendah dan ukuran ruangan yang kecil 100 fc/1000 lux (contohnya pada ruang inspeksi dan supermarket). - Kategori G: Kegiatan yang terjadi di ambang pintu lebih dari 1000 fc/10.000 lux (contohnya pada saat ada tugas visual khusus dengan tingkat kekontrasan sangat rendah dan kecil) 2.3 Remaja 2.3.1 Definisi Menurut Santrock (2003), adolescene diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.senada dengan hal tersbut, Erikson juga menyatakan bahwa masa remaja adalah masa dimana adanya perubahan perilaku yang dimaksudkan untuk adanya pencarian identitas, atau sering disebut identity and confussion identity, dimana adanya pencarian jati diri dari individu.hal ini mengacu pada periode ketika seseorang tidak memiliki identitas yang mapan atau adanya krisis identitas, dimana remaja dengan segala cara ingin mencari tahu siapa dirinya sendiri dengan berbagai macam cara dimana mereka masih penuh dengan tingkat emosional yang sangat tinggi dan juga mereka masih berada pada masa-masa labil sehingga biasanya emosi mereka bias tersalurkan dengan berbagai macam tindakan, baik tindak yang tergolong positif maupun tindakan negative sekalipun. 2.3.2 Narapidana Narapidana adalah individu yang melakukan kesalahan, telah di vonis bersalah dan dijatuhkan sanksi atau hukuman atas pelanggaran yang dibuatnya.menurut UU No. 12 Tahun 1995 tentang pemasyarakatan, narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan.

6 2.3.2.1 Narapidana Remaja Narapidana remaja dalam konteks ini adalah narapidana yang usianya berkisar antara 14-18 tahun yang sedang dalam masa tahanan karena melakukansuatupelanggaran berat, misalnya pembunuhan, penggunaan obatobatan terlarang, pengeroyokan, pemukulan, perampokan, pencurian, pemalsuan data dan perjudian. Masa tahanannya juga bermacam-macam tergantung pelanggaran yang dilakuakan. 2.4 Ruang Tahanan Ruang tahanan atau kamar tahanan dapat diartikan sebagai tempat dimana para napi atau andikpas untuk berisitrahat dan melakukan aktifitas-aktifitas yang bersifat pribadi atau private. Dalam Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Tangerang, terdapat beberapa macam ruang tahanan, yaitu: - 1 blok besar bisa dihuni oleh kurang lebih 20-30 andikpas. - 1 blok kecil bisa dihuni oleh kurang lebih 6-15 orang. - 1 kamar dapat dihuni oleh kurang lebih 2-4 orang. 2.5 Kerangka Berpikir Pencahayaan Andikpas Remaja Perilaku Agresivitas Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

7 Perbedaan yang berbeda didalam ruang tahanan dapat menjadi pemicu utama terjadinya tindak agresivitas. Cahaya yang ada dapat mengarah ke perilaku agresivitas yang nantinya akan dimunculkan oleh andikpas. Untuk itu, perlu diperhatikan apakah perbedaan ukuran cahaya menjadi salah satu faktor tingginya tingkat agresivitas andikpas di LAPRITA.

8

9