BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

Akuntansi Perusahaan Asuransi

TRANSLATED. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN

AKUNTANSI ASURANSI JIWA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi.

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 62. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan pedoman atau petunjuk

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /SEOJK.05/2017

BAB II LANDASAN TEORI. termuat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang atau Wetboek van Koophandel

01. Tujuan Pernyataan ini adalah melengkapi pengaturan dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan. menggunakan metode accrual basis dimana sumber utama dari

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi,

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. risiko kematian, atau dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN CADANGAN TEKNIS BAGI PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan.

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

IMPLEMENTASI PSAK NO. 62 MENGENAI KONTRAK ASURANSI DAN PSAK NO.

AKUNTANSI ASURANSI JIWA PSAK No. 36

Seminar Implementasi dan Dampak Penerapan POJK No.72/POJK.05/2016 Terhadap Industri Asuransi Syariah AKUNTANSI UJRAH.

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN

MAKALAH TEORI AKUNTANSI PENDAPATAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi

Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa ABSTRACT

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RESIKO DALAM ASURANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN TEKNIS BAGI PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan adanya perkembangan ekonomi yang sangat pesat, maka peranan

ED PSAK 62 KONTRAK ASURANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat berbeda-beda tergantung

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas

I. KARAKTERISTIK BIAYA A. Pengertian Biaya Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka menciptakan pendapatan disebut


SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Keuangan: Neraca

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

beban yang menghasilkan laba perusahaan, penults membagi penyusunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS. Sapto (2004) melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Atas. Pengakuan Pendapatan dan Beban Dalam Kaitannya Dengan PSAK No.

BAB II LANDASAN TEORI. Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

LAPORAN LABA-RUGI. Income Statement

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SOSIALIASI ASURANSI Dalam Rangka Penggunaan Transaksi Non Tunai Dalam Asuransi TKI. Jakarta, Februari 2015

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. usaha dalam menjalankan kegiatannya menghadapi risiko yang mungkin dapat

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

ABSTRACT. THE RECOGNITION AND INCOME MEASUREMENT BASED ON PSAK No.23 IN PT.MAIKO BARU SEMARANG. By: Ella Indryani B

BAB 4. AKTIVITAS KETIGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi 1. Pengertian Asuransi Definisi asuransi menurut Undang-Undang No.2 Th 1992 tentang usaha perasuransian, adalah : Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Pengertian asuransi menurut Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, yaitu : Asuransi atau pertanggungan (verzekering) adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu Santoso Poejosoebroto memberikan pengertian asuransi itu sebagai berikut: Asuransi pada umumnya adalah suatu perjanjian timbal balik dalam mana pihak penanggung dengan menerima premi mengikatkan diri untuk memberikan pembayaran kepada pengambil asuransi atau orang yang ditunjuk, karena terjadinya peristiwa yang belum pasti. Yang disebutkan di dalam perjanjian, baik karena pengambil asuransi atau tertunjuk menderita kerugian yang disebabkan oleh peristiwa lain, maupun karena peristiwa tadi mengenai hidup dan kesehatan. 6

Dari tiga pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa asuransi adalah suatu perjanjian antara tertanggung dan penanggung, dimana tertanggung memiliki kewajiban untuk membayarkan premi kepada penanggung dan tertanggung memiliki kewajiban memberikan penggantian apabila terjadi suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan kepada tertanggung. 2. Prinsip Asuransi Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu : a. Insurable interest Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum. b. Utmost good faith Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya adalah : si penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau kepentingan yang dipertanggungkan. c. Proximate cause Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen. 7

d. Indemnity Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal 278). e. Subrogation Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar. f. Contribution Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut memberikan indemnity. 3. Fungsi Asuransi Asuransi juga memiliki berbagai manfaat yang diklasifikasikan ke dalam beberapa fungsi sebagai berikut : a. Fungsi Utama (Primer), meliputi : 1) Pengalihan Resiko Sebagai sarana pengalihan kemungkinan resiko atau kerugian dari tertanggung kepada satu atau beberapa penanggung, dengan syarat pembayaran premi. Dengan proteksi asuransi, ketidak-pastian yang berupa kemungkinan terjadinya kerugian sebagai akibat suatu peristiwa 8

tidak terduga dapat diatasi dengan kepastian akan ganti rugi atau santunan klaim. 2) Penghimpun Dana Dana yang dihimpun dari pemegang polis akan dikelola sedemikian rupa sehingga berkembang, agar bisa dipergunakan kelak untuk membayar kerugian yang mungkin diderita salah seorang tertanggung. 3) Premi Seimbang Untuk memastikan biaya pembayaran premi tertanggung seimbang dan wajar dibandingkan dengan resiko yang dialihkannya kepada penanggung. Nilai premi yang harus dibayarkan tertanggung dihitung berdasarkan suatu tarip premi dikalikan dengan Nilai Pertanggungan. b. Fungsi Tambahan (Sekunder) 1) Export terselubung (invisible export) Sebagai penjualan terselubung komoditas atau barang-barang tak nyata (intangible product) keluar negeri. 2) Perangsang pertumbuhan ekonomi (stimulus ekonomi) Adalah untuk merangsang pertumbuhan usaha, mencegah kerugian, pengendalian kerugian, memiliki manfaat sosial dan sebagai tabungan. 3) Sarana tabungan investasi dana dan invisible earnings. 4) Sarana pencegah dan pengendalian kerugian 9

4. Jenis-Jenis Asuransi Berdasarkan Undang-undang nomor 2 tahun 1992 tentang perasuransian, jenis usaha asuransi terdiri dari : a. Usaha Asuransi Kerugian, memberikan jasa dalam penanggulangan risiko yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. b. Usaha Asuransi Jiwa, memberikan jasa dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseoranga yang dipertanggungkan. c. Usaha Reasuransi, memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian dan atau perusahaan asuransi jiwa. 5. Asuransi Jiwa Menurut Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika yang dikutip dari pendapat Molenggraf berpendapat bahwa : Asuransi jiwa dalam pengertian luas memuat semua perjanjian mengenai pembayaran sejumlah modal atau bunga, yang didasarkan atas kemungkinan hidup atau mati, dan daripada itu pembayaran premi atau dua-duanya dengan cara digantungkan pada masa hidupnya atau meninggalnya seseorang atau lebih. Sedangkan menurut H.M.N Purwosutjipto adalah: Asuransi jiwa dapat diartikan sebagai pertanggungan jiwa adalah perjanjian timbal balik antara penutup (pengambil) asuransi dengan penanggung dengan mana penutup asuransi mengikatkan diri selama jalannya pertanggungan membayar uang premi kepada penanggung, 10

sedangkan penanggung sebagai akibat langsung dari meninggalnya orang yang jiwanya dipertanggungkan atau telah lampaunya suatu jangka waktu yang diperjanjikan mengikat diri untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada orang yang ditunjuk untuk penutup asuransi sebagai penikmatnya. Menurut Wirjono Prodjodikoro, pada Pasal 1a Bab I Staatsblad 1941-101, pengertian asuransi jiwa sebagai berikut : Perjanjian asuransi jiwa ialah perjanjian tentang pembayaran uang dengan nikmat dari premi dan yang berhubungan dengan hidup atau matinya seseorang termasuk juga perjanjian asuransi kembali/uang dengan pengertian/catatan bahwa perjanjian dimaksud tidak termasuk perjanjian asuransi kecelakaan. Karakteristik asuransi jiwa menurut PSAK No. 36, antara lain : a. Usaha asuransi jiwa merupakan suatu sistem proteksi menghadapi risiko keuangan atas hidup atau meninggalnya seseorang dan sekaligus merupakan upaya penghimpunan dana masyarakat. b. Premi merupakan pendapatan perusahaan asuransi, disamping hasil investasi yang menjadi kegiatan tidak terpisahkan dari usaha asuransi jiwa. c. Investasi berfungsi utama untuk memenuhi seluruh kewajiban manfaat yang akan diberikan kepada tertanggng. d. Kewajiban keuntungan bagi usaha asuransi jiwa terkait dengan ketidakpastian terjadinya suatu peristiwa, hal ini memengaruhi penyajian laporan keuangan. e. Laporan keuangan sangat dipengaruhi oleh unsur estimasi, misalnya estimasi jumlah kewajiban manfaat polis masa depan (liability for future policy benefits) yang dihitung berdasar perhitungan aktuaria, estimasi jumlah premi yang belum merupakan pendapatan (unearned premium income), etimasi 11

jumlah kewajiban klaim, serta estimasi jumlah klaim terjadi namun belum dilaporkan (incurred but not reported claims). f. Pihak tertanggung (pembeli kontrak asuransi) membayar terlebih dahulu premi asuransi atau titipan premi kepada perusahaan asuransi sebelum sesuatu atau peristiwa yang diasuransikan terjadi. Pembayaran ini merupakan pendapatan (revenue) bagi perusahaan asuransi. Pada saat kontrak asuransi disetujui, perusahaan asuransi biasanya belum mengetahui apakah ia akan membayar manfaat asuransi, berapa besar pembayaran itu, dan kalau terjadi, kapan terjadinya. Hal ini akan berpengaruh pada masalah pengakuan pendapatan dan pengukuran beban. g. Perusahaan asuransi jiwa harus memenuhi kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanganndi bidang perasuransian, misalnya batas tingkat solvabilitas (solvency margin). B. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Pengertian pendapatan dikemukakan oleh Dyckman (2002 : 234) bahwa pendapatan adalah Arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama satu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang berlangsung. Pengertian pendapatan didefinisikan oleh Sofyan Syafri (2002 : 58) sebagai kenaikan gross di dalam asset dan penurunan gross dalam kewajiban 12

yang dinilai berdasarkan prinsip akuntansi yang berasal dari kegiatan mencari laba. Definisi pendapatan menurut Niswonger (1999 : 45), memberikan penekanan pada konsep pengaruh terhadap ekuitas pemilik, yaitu pendapatan (revenue) adalah peningkatan ekuitas pemilik yang diakibatkan oleh proses penjualan barang dan jasa kepada pembeli. Standar Akuntansi Keuangan No.23 Tahun 2009 mendefinisikan pendapatan sebagai berikut : Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu : a. Konsep pendapatan menurut ilmu ekonomi Konsep pendapatan menurut ilmu ekonomi dikemukakan oleh Wild (2003 : 311). Menurut Wild, pendapatan secara khusus diukur sebagai aliran kas ditambah perubahan dalam nilai bersih aktiva. Wild memasukkan pendapatan yang dapat direalisasi sebagai komponen pendapatan. b. Konsep pendapatan menurut ilmu akuntansi Ilmu akuntansi melihat pendapatan sebagai sesuatu yang spesifik dalam pengertian yang lebih mendalam dan lebih terarah. Konsep ini sebagian besar mengikuti prinsip prinsip pendapatan, prinsip biaya, prinsip penandingan dan pernyataan periode akuntansi. FASB SFAC No.6 menekankan pengertian pendapatan pada arus masuk penambahan lain atas aktiva suatu entitas atau penyelesaian kewajiban- 13

kewajibannya atau kombinasi keduanya yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau kegiatan-kegiatan lain yang merupakan operasi inti. 2. Pengukuran dan Pengakuan Pendapatan Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Bila barang dijual atau jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa yang tidak serupa, pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan junlah kas atau setara kas yang ditransfer (PSAK No. 23). Permasalahan utama dari pendapatan yaitu pada saat menentukan proses pengakuan pendapatan. Menurut Kieso (2002 : 3) yang dikutip dari SFAC No. 3, pengakuan adalah proses untuk secara formal mencatat atau memasukkan suatu pos di dalam akun dan laporan keuangan entitas. Pengakuan mencakup uraian pos dalam kata kata dan angka, dengan jumlah tercakup dalam laporan keuangan. Pengakuan tidak sama dengan realisasi, meskipun keduanya kadang kadang digunakan bergantian di dalam literatur dan praktek akuntansi. Realisasi adalah proses pengubahan sumber daya bukan kas dan hak menjadi uang dan paling tepat digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan untuk penjualan aktiva secara tunai atau klaim atas kas. 14

Prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognition principle) menurut Kieso dkk (2002:3) menetapkan bahwa: Pendapatan diakui pada saat (1) direalisasi atau dapat direalisasi dan (2) dihasilkan. Pendapatan direalisasi apabila barang dan jasa ditukar dengan kas atau klaim atas kas (piutang). Pendapatan dapat direalisasi apabila aktiva yang diterima dalam pertukaran segera dapat dikonversi menjadi kas atau klaim atas kas dengan jumlah yang diketahui. Menurut PSAK No. 23 kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam keadaan tertentu adalah perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. SEC dalam SAB No. 101 menyebutkan kriteria berikut untuk pengakuan pendapatan : a. Bukti meyakinkan bahwa terdapat suatu perjanjian b. Jual Pengiriman telah dilakukan atau jasa telah diberikan. c. Harga jual sudah pasti atau dapat ditentukan. d. Kolektibilitas dapat dijamin dengan memadai. Menurut Hery (2009:140) berdasarkan akuntansi akrual (sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku), pengakuan pendapatan tidak harus menunggu sampai kas diterima. Kerangka kerja konseptual FASB telah mengidentifikasi dua kriteria yang seharusnya dipertimbangkan dalam menentukan kapan pendapatan dan keuntungan seharusnya diakui. Pendapatan dan keuntungan umumnya diakui ketika : (1) telah direalisasi atau dapat 15

direalisasi dan (2) telah dihasilkan/telah terjadi. Pendapatan dikatakan telah direalisasi (realized) jika barang atau jasa telah dipertukarkan dengan kas. Pendapatan dikatakan dapat direalisasi (realizable) apabila aktiva yang dierima dapat segera dikonversi menjadi kas. Pendapatan dianggap telah dihasilkan atau telah terjadi (earned) apabila perusahaan telah melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapatkan hak atas pendapatan tersebut. 3. Pendapatan Dalam Perusahaan Asuransi a. Pendapatan Premi Pendapatan premi perusahaan asuransi jiwa terdiri dari: 1) Premi bruto Adalah premi yang diperoleh dari pemegang polis. 2) Premi reasuransi Adalah bagian premi bruto yang menjadi hak reasuradur berdasarkan perjanjian reasuransi. 3) Kenaikan (penurunan) premi yang belum merupakan pendapatan Adalah bagian dari premi yang belum diakui sebagai pendapatan karena masa pertanggungannya masih berjalan pada akhir periode. b. Hasil Investasi Investasi merupakan salah satu kegiatan pengelolaan keuangan yang utama diluar usaha asuransi. Hasil investasi disajikan setelah pendapatan investasi dikurangi dengan beban investasi terkait langsung. Keuntungan (kerugian) penjualan investasi disajikan sebagai bagian dari hasil investasi. c. Imbalan Jasa DPLK 16

Imbalan jasa DPLK merupakan pendapatan yang diperoleh dari pengelolaan DPLK program pensiun iuran pasti yang antara lain berupa imbalan jasa administrasi dan biaya kepesertaan. d. Pendapatan Lain Yang termasuk dalam pendapatan lain-lain adalah jasa giro, imbalan jasa pembayaran pensiun, hasil lelang inventaris kantor dan rupa-rupa inventaris. C. Beban 1. Pengertian Beban Definisi beban sesuai FASB Concept Statement No. 6, Elemen-eleman Laporan Keuangan adalah Beban adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya (atau kombinasi keduanya) yang berasal dari pengiriman atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha. Menurut IAI dalam Standar Akuntansi Keuangan, mendefinisikan beban (expense) adalah : Definisi beban mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa meliputi, misalnya, beban pokok penjualan, gaji, dan penyusutan. Beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aset seperti kas (dan setara kas), persediaan, dan aset tetap. Menurut Hery (2009:145), beban adalah : Arus keluar aktiva atau penggunaan lainnya atas aktiva atau terjadinya (munculnya) kewajiban entitas (dari keduanya) atau kombinasi yang disebabkan oleh pengiriman atau pembuatan barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan. 17

2. Pengukuran dan Pengakuan Beban FASB Statement of Financial Accounting Concepts No. 5, Pengakuan dan Pengukuran dalam Laporan Keuangan Perusahaan Bisnis (CON5), menunjukkan bahwa beban dapat dikelompokkan dalam tiga kategori : a. Beban tertentu dapat dibandingkan langsung dengan transaksi atau peristiwa tertentu dan diakui pada saat pengakuan pendapatan. Jenis beban ini disebut juga biaya produk dan termasuk beban seperti harga pokok penjualan. b. Kebanyakan beban diakui selama suatu periode dimana kas dikeluarkan atau kewajiban terjadi atas barang dan jasa yang dipakai pada waktu tersebut atau sesaat sesudahnya. Beban-beban tersebut tidak berhubungan secara langsung dengan transaksi tertentu dan dasumsikan tidak memiliki manfaat di masa yang akan datang. Beban ini disebut biaya periodik. c. Beberapa beban dialokasikan dengan prosedur sistematis dan rasional ke periode di mana aktiva yang terkait diharapkan memberikan manfaat. Pengakuan beban menurut Standar Akuntansi Keuangan : a. Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau kenaikan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aset. b. Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Proses yang biasanya disebut pengaitan biaya dengan pendapatan (matching of costs with 18

revenues) ini melibatkan pengakuan penghasilan dan beban secara gabungan atau bersamaan yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari transaksi atau peristiwa lain yang sama. Namun demikian, penerapan konsep matching dalam kerangka dasar ini tidak memperkenankan pengakuan pos dalam neraca yang tidak memenuhi definisi aset atau kewajiban. c. Jika manfaat ekonomi diharapkan timbul selama beberapa periode akuntansi dan hubungannya dengan penghasilan hanya dapat ditentukan secara luas atau tidak langsung, beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar prosedur alokasi yang rasional dan sistematis. Hal ini sering diperlukan dalam pengakuan beban yang berkaitan dengan penggunaan aset seperti aset tetap, goodwill, paten, dan merek dagang. Dalam kasus semacam itu, beban ini disebut penyusutan atau amortisasi. Prosedur alokasi ini dimaksudkan untuk mengakui beban dalam periode akuntansi yang menikmati manfaat ekonomi aset yang bersangkutan. d. Beban segara diakui dalam laporan laba rugi kalau pengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau kalau sepanjang manfaat ekonomi masa depan tidak memenuhi syarat, atau tidak lagi memenuhi syarat, untuk diakui dalam neraca sebagai aset. e. Beban juga diakui dalam laporan laba rugi pada saat timbul kewajiban tanpa adanya pengakuan aset, seperti apabila timbul kewajiban akibat garansi produk. 19

3. Beban Dalam Perusahaan Asuransi Beban dalam perusahaan asuransi jiwa terdiri dari : a. Klaim dan Manfaat Adalah ganti rugi yang dibayarkan atau yang menjadi kewajiban kepada tertanggung atau perusahaan asuransi sehubungan dengan telah terjadinya kerugian. Beban klaim dan manfaat ini b. Klaim Reasuransi Adalah bagian klaim yang menjadi kewajiban reasuradur sehubungan dengan perjanjian reasuransi. c. Kenaikan (Penurunan) Kewajiban Manfaat Polis Masa Depan dan Estimasi Kewajiban Klaim. Kewajiban manfaat polis masa depan dalam istilah teknis asuransi disebut cadangan premi, adalah kewajiban kepada pemegang polis atas premi-premi yang telah jatuh tempo termasuk premi dalam masa keleluasaan. Estimasi kewajiban klaim adalah klaim yang belum diputuskan baik jumlahnya dan/atau haknya, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan. d. Amortisasi biaya akuisisi ditangguhkan Biaya akuisisi adalah biaya yang terkait dengan kontrak asuransi baru atau pembaruannya, meliputi komisis dan biaya lainnya. 20

e. Pemasaran Adalah biaya biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. f. Umum dan Administrasi Adalah biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan operasional perusahaan. g. Hasil (beban) Lain Adalah beban-beban yang dibayarkan perusahaan diluar biaya akuisisi, pemasaran, umum dan administrasi. D. Pengakuan Pendapatan dan Beban Menurut PSAK No. 36 1. Pengakuan Pendapatan Menurut PSAK No. 36 Pendapatan menurut PSAK No. 36 dibagi menjadi 3 macam, yaitu : a. Premi kontrak jangka pendek Premi kontrak jangka pendek (beberapa term fife insurance, seperti credit life insurance) diakui sebagai pendapatan dalam periode kontrak sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan. Jika periode risiko berbeda secara signifikan dengan periode kontrak, premi diakui sebagai pendapatan selama periode risiko sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan. Hal ini menyebabkan premi diakui sebagai pendapatan secara merata sepanjang periode kontrak (atau periode risiko, jika berbeda), kecuali jika proteksi asuransi menurun sesuai dengan skedul yang telah ditentukan sebelumnya. 21

b. Premi kontrak jangka panjang Premi kontrak jangka panjang (whole life contracts dan guarranted renewable terlife contracts) diakui sebagai pendapatan pada saat jatuh tempo dari pemegang polis. Kewajiban untuk biaya yang diharapkan timbul sehubungan dengan kontrak tersebut diakui selama periode sekarang dan periode diperbaharuinya kontrak. Nilai sekarang estimasi manfaat polis masa datang yang dibayar kepada pemegang polis atau wakilnya dikurangi dengan nilai sekarang estimasi premi masa datang yang akan diterima dari pemegang polis (kewajiban manfaat polis masa datang) diakui pada saat pendapatan premi diakui. Estimasi tersebut didasarkan pada asumsi, seperti hasil investasi yang diharapkan, mortalitas, morbiditas, terminasi, dan beban-beban, yang ditetapkan pada saat kontrak asuransi dibuat. c. Pendapatan lain-lain Komisi reasuransi dan komisi keuntungan reasuransi diakui sebagai pendapatan. 2. Pengakuan Beban Menurut PSAK No. 36 Beban menurut PSAK No. 36 digolongkan menjadi 2, yaitu : a. Beban klaim 1) Klaim meliputi klaim yang telah disetujui (settled claims), klaim dalam proses penyelesaian (outstanding claims), dan klaim yang terjadi namun belum dilaporkan. 22

2) Jumlah klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, ditentukan berdasarkan estimasi kewajiban klaim tersebut. Perubahan dalam jumlah estimasi kewajiban klaim, sebagai akibat proses penelaahan lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan, diakui sebagai penambah atau pengurang beban dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya perubahan. 3) Klaim reasuransi diakui sebagai pengurang beban klaim pada periode yang sama dengan pengakuan beban klaim. b. Beban akuisisi Biaya akuisisi dialokasikan berdasar perhitungan aktuaria karena Kewajiban Manfaat Polis Masa Depan menggunakan Metode Tingkat Premi Murni (Net Level Premium Method). E. Konsep Penandingan (Matching Concept) Pendapatan dan Beban Konsep penandingan (matching concept) mendukung pelaporan pendapatan dan beban terkait dalam periode yang sama (Suharli, 2005). Pengakuan beban umumnya terkait pada pengakuan pendapatan. Praktik ini juga disebut prinsip penandingan. Menurut Hery (2009:142) beban dilaporkan dalam periode yang sama sebagimana pendapatan penjualan diakui. Beban tidak diakui ketika kas dibayarkan, atau ketika pekerjaan dilakukan, atau ketika barang diproduksi. Tetapi beban diakui ketika tenaga kerja (jasa) atau barang- benarbenar berkontribusi terhadap pendapatan. 23

Penandingan pendapatan dan beban memenuhi pelaporan keuangan dibagi dalam periode akuntansi apakah akuntan menerpakan kas basis atau akrual basis. Pada dasar akrual, pengakuan terhadap pendapatan/beban diakui saat terjadinya bukan saat penerimaan/pengeluaran kas. Konsep pengakuan pendapatan berdasarkan akuntansi akrual mengharuskan perusahaan mengakui pendapatan untuk setiap kas yang diterima atau akan diterima dari transaksi penghasilan. Pada dasar akrual, beban dan pendapatan yang saling terkait dilaporkan pada periode yang sama. Konsep akuntansi yang mendukung pelaporan pendapatan dan beban terkait pada periode yang sama disebut konsep penandingan atau pengaitan (matching concept) atau prinsip penandingan. Dalam konsep ini, laporan laba rugi akan melaporkan laba atau rugi untuk periode tersebut. 24