PEDOMAN TEKNIS PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL PERORANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN UMUM PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL PERORANGAN

MODUL PELATIHAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN USAHA KECIL BADAN USAHA BUKAN BADAN HUKUM SEKTOR JASA

PEDOMAN TEKNIS PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN USAHA KECIL BADAN USAHA BUKAN BADAN HUKUM SEKTOR PERDAGANGAN

PEDOMAN TEKNIS PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN USAHA KECIL BADAN USAHA BUKAN BADAN HUKUM SEKTOR PERTANIAN

PEDOMAN UMUM PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN USAHA KECIL BADAN USAHA BUKAN BADAN HUKUM 2015

MODUL PELATIHAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN USAHA KECIL BADAN USAHA BUKAN BADAN HUKUM SEKTOR MANUFAKTUR

PEDOMAN TEKNIS PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN USAHA KECIL BADAN USAHA BUKAN BADAN HUKUM SEKTOR JASA

MODUL PELATIHAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN USAHA KECIL BADAN USAHA BUKAN BADAN HUKUM SEKTOR PERDAGANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAB I PENDAHULUAN. sehat (Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998).

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAGIAN XIII LAPORAN ARUS KAS

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah termasuk Indonesia. Dalam perkembangan perekonomian Indonesia, bernilai tinggi hingga usaha kecil dan menengah.

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

JAWABAN BAB 7. Nama : Fitri Gusniawati. Nim :

Implementasi Psak No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan Untuk Pengakuan Pendapatan Dan Beban Bunga Pada PT. Bank Bjb Kantor Cabang Majalengka

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan?

BAB I PENDAHULUAN. usaha kecil atau usaha mikro dan sektor informal, terutama di daerah pedesaan.

BAB I PENDAHULUAN. kembang sejak sebelum berdirinya Negara ini. Hal ini patut kita banggakan.


KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

Akuntansi Keuangan Koperasi

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

KEBIJAKAN AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan buku besar tersendiri dengan buku tambahan masing masing. tahun di dalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar.

BAB I PENDAHULUAN. menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sebagai bentuk integrasi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang didukung oleh sanksi-sanksi untuk setiap ketidakpatuhan (Belkaoui,

SKRIPSI. Diajukan oleh : Irma Dianita /FE/EA. Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2011

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia berkembang semakin pesat. Perbankan merupakan

2017, No khusus terhadap kredit atau pembiayaan bank bagi daerah tertentu di Indonesia yang terkena bencana alam; e. bahwa berdasarkan pertimba

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

LAPORAN ARUS KAS PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN. PSAK No. 2 (revisi 2009) 22 Desember 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia sendiri telah ditetapkan sebuah peraturan yang mewajibkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Usaha mikro, kecil dan menengah yang dalam penelitian ini disingkat

Catatan 31 Maret Maret 2010

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. Modul ke: 06FEB. LAPORAN ARUS KAS Sumber : Dwi Martani. Fakultas. Fitri Indriawati, SE., M.Si

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

MAKALAH KEGIATAN PPM. Meningkatkan Akses Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Melalui Penyusunan Laporan Keuangan

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN TENTANG PENGELOLAAN, PENATAUSAHAAN, SERTA PENCATATAN ASET DAN KEWAJIBAN D

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Aktivitas 2 Laporan Arus Kas 3 Catatan atas Laporan Keuangan 4-15

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha saat ini

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, perkreditan, kegiatan pemasaran, atau kegiatan lain. Hal ini dapat

LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG LAPORAN ARUS KAS A.

PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI. Akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan dua aspek penting yaitu :

Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) atas Pencatatan Laporan Keuangan pada UMKM Photo Priyangan

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PSAP NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN SI APIK

Penyusunan Laporan Keuangan Pada Stars Auto Care 99 Periode Januari 2014

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Draft publikasian PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH NO. 03: LAPORAN ARUS KAS. Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

BAB II BAHAN RUJUKAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 26 /PBI/2011 TENTANG

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Dimana laporan keuangan tersebut memiliki tujuan salah satunya yaitu. pengambilan keputusan. (Martani dkk, 2012:8)

BAB 4. AKTIVITAS KETIGA

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentan

BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank merupakan tempat untuk meminjam

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

30 Juni 31 Desember

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 52

BAB I PENDAHULUAN. keuangan serta memiliki fungsi menjadi jembatan keuangan diantara

BAB I PENDAHULUAN. sedang terjadi pada bisnisnya khususnya dari sisi keuangan atau financial. Untuk memulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teknik analisis deskriptif kualitatif. dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam

BAB AKUNTANSI KOPERASI. orang-orang bukan kumpulan modal sehingga peranan anggota sama menentukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ETAP) diluncurkan resmi pada tanggal 17 juli 2009, berlaku efektif pada tanggal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PEDOMAN TEKNIS PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL PERORANGAN 2015

Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan 1

2 Halaman ini sengaja dikosongkan

Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan 3

4 TIM PENYUSUN Tim Pengarah Yunita Resmi Sari (Bank Indonesia) Roy Iman WirahArdja (Ikatan Akuntan Indonesia) Ludovicus Sensi W (Ikatan Akuntan Indonesia) Poppy Sofia K (Ikatan Akuntan Indonesia) Tim Perumus Ika Tejaningrum (Bank Indonesia) Solider S (Bank Indonesia) Agnes Hermin R. Pasaribu (Bank Indonesia) Akhmad Jaeroni (Bank Indonesia) Dara Ayu Lestari (Bank Indonesia) Yakub (Ikatan Akuntan Indonesia) Widodo Pristwanto (Ikatan Akuntan Indonesia) Yessy Novantina (Ikatan Akuntan Indonesia) Erwi Yuliansyah (Ikatan Akuntan Indonesia)

Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan 5 Kata Sambutan Bank Indonesia Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan berkat dan karunia-nya telah selesai dilakukan penyusunan Pedoman Umum, Pedoman Teknis, dan Modul Pelatihan Pencatatan Transaksi Keuangan (PTK) untuk Usaha Mikro dan Kecil (UMK). UMK merupakan salah satu kelompok usaha yang berperan penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian mengingat UMK mendominasi jumlah unit usaha di Indonesia, berperan dalam penyerapan tenaga kerja, serta berkontribusi terhadap PDB Indonesia. Namun demikian, UMK masih menghadapi kendala dalam pengembangan usaha karena belum memiliki kebiasaan dan kemampuan dalam melakukan pencatatan transaksi keuangan yang berdampak pada kesulitan UMK dalam menilai kondisi keuangan atau usahanya, serta kesulitan lembaga keuangan dalam menilai kelayakan usaha termasuk kemampuan pengembalian kredit atau pembiayaan UMK. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mendorong peningkatan kapasitas usaha dan akses pembiayaan UMK adalah dengan menyediakan sarana pencatatan transaksi keuangan yang terstandar dan sederhana. Bank Indonesia bekerjasama dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyusun pedoman PTK, sehingga diperoleh hasil berupa Pedoman Umum, Pedoman Teknis, serta Modul Pelatihan PTK bagi UMK. Pedoman ini juga telah dikonfirmasi kepada perbankan sehingga telah dapat memenuhi kaidah dan persyaratan perbankan dalam melakukan penilaian kelayakan kredit UMK. Ke depan, akan dikembangkan aplikasi PTK berbasis web dan mobile/smart phone untuk memudahkan UMK melakukan pencatatan transaksi keuangan. Dengan adanya pedoman PTK ini diharapkan UMK dapat menyusun laporan keuangan yang menggambarkan perkembangan keuangan/usahanya dan lembaga keuangan dapat memberikan pembiayaan sesuai dengan kapasitas dan kelayakan UMK. Disamping itu, Modul PTK dapat digunakan sebagai acuan bahan ajar oleh stakeholder dalam melakukan pelatihan kepada UMK di Indonesia.

6 Kata Sambutan Bank Indonesia Atas hasil kerjasama yang sangat baik ini, kami mengucapkan terima kasih kepada IAI sebagai badan yang memiliki kewenangan untuk menetapkan pedoman/standar Akuntansi Keuangan (SAK), serta berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah memberikan berbagai masukan untuk kelancaran penyusunan Pedoman serta Modul Pelatihan PTK bagi UMK ini. Akhir kata, semoga Allah SWT meridhoi semua niat baik kita dan memberikan jalan yang terbaik bagi kita semua. Jakarta, September 2015 Erwin Rijanto Deputi Gubenur Bank Indonesia

Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan 7 Kata Sambutan Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia Usaha kecil menengah (UKM) merupakan salah satu pilar perekonomian nasional yang memiliki daya tahan yang kuat terhadap gejolak ekonomi makro. Hal ini terbukti ketika krisis ekonomi melanda Indonesia pada akhir 1990-an. UKM juga mampu menyerap banyak tenaga kerja, khususnya tenaga kerja di sektor informal. Struktur usaha di Indonesia yang sebagian besar merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah memiliki karakteristik dan tantangan tersendiri bagi profesi akuntan untuk mengembangkan standar akuntansi yang sesuai dengan kondisi ekonomi nasional. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai badan penyusun standar akuntansi untuk entitas privat telah mengeluarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berbasis pada International Financial Reporting Standards dan SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP) bagi entitas yang tidak go public dan tidak menjalankan fungsi fidusia, khususnya UKM. Namun, saat ini masih banyak UKM terutama usaha mikro dan kecil yang belum mampu menyusun laporan keuangan sesuai SAK ETAP. Kondisi ini menjadi perhatian semua pihak karena laporan keuangan akan memudahkan UKM mengakses pembiayaan dari perbankan dan lembaga keuangan lainnya. Pedoman Umum dan Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil ini merupakan upaya bersama IAI dan Bank Indonesia (BI) untuk mendorong usaha mikro dan kecil mampu menyusun laporan keuangan. Ketika usaha mikro dan kecil sudah terbiasa dan mampu menyusun laporan keuangan sesuai panduan akuntansi ini, serta memperoleh manfaat dari penyusunan laporan keuangan, diharapkan bisa mendorong usaha mikro dan kecil menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP sesuai dengan

8 Kata Sambutan Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) perkembangan usahanya. Panduan akuntansi ini membangun landasan yang kuat dan sebagai jembatan menuju ke SAK ETAP. IAI sangat mengapresiasi BI atas inisiasi dan kerja samanya dalam penyusunan panduan akuntansi bagi UKM, serta pihak-pihak lain yang berperan dan berkontribusi. Panduan akuntansi ini merupakan upaya kolektif untuk mendorong pengembangan UKM di Indonesia. Prof. Mardiasmo, MBA, PhD, Ak, CA Ketua Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia

Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan 9 Daftar Isi 05 07 KATA SAMBUTAN BANK INDONESIA KATA SAMBUTAN DEWAN PENGURUS NASIONAL IAI 11 13 14 14 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Ruang Lingkup D. Acuan Penyusunan 17 BAB II PEDOMAN TEKNIS PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL PERORANGAN 21 23 23 23 23 25 26 26 26 27 29 31 33 34 35 37 38 BAB III PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN A. Tujuan Laporan Keuangan B. Pengguna Laporan Keuangan C. Asumsi Dasar D. Komponen Laporan Keuangan E. Sistem Pembukuan F. Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan G. Mata Uang Pencatatan H. Periode Pelaporan I. Kebijakan Akuntansi BAB IV PENCATATAN TRANSAKSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN DANA A. Penerimaan Dana dari Kegiatan Usaha B. Penerimaan Dana dari Pemberi Pinjaman C. Penerimaan Dana dari Pemilik D. Pengeluaran Dana untuk Kegiatan Usaha E. Pengeluaran Dana kepada Pemberi Pinjaman F. Pengeluaran Dana kepada Pemilik

10 Daftar Isi 39 41 45 BAB V ILUSTRASI LAPORAN KEUANGAN A. Laporan Keuangan Bulanan B. Laporan Keuangan Tahunan

Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan 11 BAB I Pendahuluan

12 Halaman ini sengaja dikosongkan

Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan 13 A. LATAR BELAKANG Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMK) memiliki peran yang penting dalam perekonomian nasional. Kegiatan usaha ini mampu memperluas lapangan kerja dan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, berperan dalam pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas ekonomi nasional. Selama krisis ekonomi pada akhir 1990-an sektor usaha tersebut membuktikan ketahanannya ketika banyak usaha besar mengalami pengurangan usaha, kerugian, dan kebangkrutan. Untuk mendukung pemberdayaan UMK, maka pada tahun 2008 diterbitkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Meskipun UMK telah menunjukkan peranannya dalam perekonomian nasional, namun UMK masih menghadapi berbagai permasalahan internal dan eksternal. Permasalahan ini antara lain dalam hal produksi, pemasaran, sumber daya manusia, teknologi, iklim usaha, dan khususnya permodalan. Rendahnya permodalan UMK antara lain disebabkan kendala akses kepada lembaga keuangan karena belum semua UMK menyusun laporan keuangan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh pembiayaan dari lembaga keuangan. Acuan penyusunan laporan keuangan yang berlaku di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dianggap sulit untuk dipahami dan diterapkan oleh UMK. Demikian pula Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dirancang untuk entitas tanpa akuntabilitas publik yang signifikan, khususnya untuk usaha mikro, kecil, dan menengah masih dianggap tidak dapat diterapkan oleh UMK. Kondisi ini disebabkan keterbatasan sumber daya yang dimiliki UMK. Dengan mempertimbangkan kondisi di atas, maka Bank Indonesia dan Ikatan Akuntan Indonesia menginisiasi penyusunan panduan akuntansi untuk UMK dalam bentuk Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi

14 Pendahuluan Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan (Pedoman Teknis), agar UMK mampu menyusun laporan keuangan sesuai dengan sifat, karakteristik, dan kondisi UMK. B. MAKSUD DAN TUJUAN Penyusunan panduan akuntansi untuk UMK merupakan bagian dari upaya untuk mendorong UMK menyusun laporan keuangan dan menyiapkan UMK mempunyai kemampuan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi keuangan. Tujuan dari penyusunan Pedoman Teknis ini adalah untuk memberi panduan akuntansi yang tidak mengikat bagi UMK yang berbentuk usaha perorangan dalam menyusun laporan keuangan, khususnya dalam rangka pengajuan pinjaman atau pembiayaan kepada pihak eksternal. C. RUANG LINGKUP Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/ atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangundangan. Pedoman Teknis ini diterapkan pada: 1. Usaha mikro berbentuk usaha perorangan dan badan usaha perorangan. 2. Usaha kecil berbentuk usaha perorangan.

Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan 15 Pedoman Teknis ini tidak diterapkan pada usaha kecil berbentuk badan usaha yang badan hukum dan bukan badan hukum. Usaha kecil berbentuk badan usaha yang badan hukum diharuskan oleh peraturan perundang-undangan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi keuangan. Usaha kecil tersebut menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP atau SAK sesuai dengan persyaratan dan kriteria untuk masing-masing standar akuntansi keuangan. Sementara itu usaha kecil berbentuk badan usaha yang bukan badan hukum dapat menerapkan Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Kecil Badan Usaha Bukan Badan Hukum yang terpisah dari Pedoman Teknis ini. D. ACUAN PENYUSUNAN Acuan penyusunan Pedoman Teknis ini adalah Pedoman Umum Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan yang memberi panduan yang bersifat umum dalam pencatatan transaksi keuangan yang dilakukan oleh UMK yang berbentuk usaha perorangan. Pedoman Teknis ini bukan merupakan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum, sehingga laporan keuangan usaha kecil yang disusun berdasarkan Pedoman Teknis ini bukan merupakan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purposes financial statements).

16 Pendahuluan Halaman ini sengaja dikosongkan

Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan 17 BAB II Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan

18 Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan Halaman ini sengaja dikosongkan

Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan 19 Pedoman Teknis ini merupakan panduan pencatatan transaksi keuangan untuk UMK berbentuk usaha perorangan dan badan usaha perorangan yang bersifat tidak mengikat. Pedoman Teknis ini bukan merupakan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum, sehingga laporan keuangan UMK yang disusun berdasarkan Pedoman Teknis ini bukan merupakan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purposes financial statements). Pedoman Teknis ini bukan merupakan peraturan dari otoritas yang berwenang, sehingga laporan keuangan UMK yang disusun berdasarkan Pedoman Teknis ini bukan laporan keuangan untuk tujuan khusus kepada otoritas yang berwenang (special purposes financial statements). Penyusunan Pedoman Teknis ini merupakan bagian dari upaya untuk mendorong UMK untuk menyusun laporan keuangan, serta menyiapkan UMK untuk mampu menyusun laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum, baik SAK ETAP maupun SAK. Tahapan penyusunan laporan keuangan dapat dibagi sebagai berikut: 1. UMK berbentuk usaha perorangan dan badan usaha perorangan dapat menggunakan panduan akuntansi dalam Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan sebagai dasar penyusunan laporan keuangannya. Tujuannya untuk mendorong UMK berbentuk usaha perorangan dan badan usaha perorangan dalam menyusun laporan keuangan. 2. UMK berbentuk badan usaha yang bukan badan hukum dapat menggunakan panduan akuntansi dalam Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Kecil Badan Usaha Bukan Badan Hukum sebagai dasar penyusunan laporan keuangannya. Tujuannya untuk menyiapkan usaha kecil tersebut untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan pada standar akuntansi keuangan, khususnya SAK ETAP.

20 Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan 3. Usaha berbentuk badan usaha berbadan hukum menggunakan ketentuan akuntansi dalam SAK ETAP sebagai dasar penyusunan laporan keuangannya. Tujuannya untuk menyiapkan badan usaha tersebut untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan pada SAK. 4. Usaha berbentuk badan usaha berbadan hukum menggunakan ketentuan akuntansi dalam SAK sebagai dasar penyusunan laporan keuangannya. Dalam tahap nomor 1 dan 2, laporan keuangan disusun berdasarkan pada pedoman akuntansi atau pedoman pencatatan transaksi keuangan, bukan berdasarkan pada standar akuntansi keuangan. Oleh karena itu, laporan keuangan yang dihasilkan bukan laporan keuangan untuk tujuan umum. Dalam tahap 3 dan 4, laporan keuangan disusun berdasarkan pada standar akuntansi keuangan yang berlaku umum, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan merupakan laporan keuangan untuk tujuan umum.

Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan 21 BAB III Penyajian Laporan Keuangan

22 Penyajian Laporan Keuangan Halaman ini sengaja dikosongkan

Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan 23 A. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN Tujuan penyajian laporan keuangan untuk memberi informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas yang tercermin dari laporan sumber dan penggunaan dana. Informasi tersebut bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi dari pengguna laporan keuangan. B. PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN Pengguna laporan keuangan meliputi: 1. Pemberi pinjaman (kreditur). Pemberi pinjaman berkepentingan atas informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan memberi pinjaman atau pembiayaan kepada UMK, tingkat bunga atau imbal hasil, dan kemampuan UMK untuk menyelesaikan kewajibannya pada saat jatuh tempo. 2. Pemilik dana (investor). Pemilik dana berkepentingan atas informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan memberi modal kepada UMK dan imbal hasilnya. 3. Pemilik usaha (owner). Pemilik usaha berkepentingan atas informasi keuangan untuk menilai kinerja keuangan usahanya. C. ASUMSI DASAR Asumsi dasar penyusunan laporan keuangan adalah dasar kas. Dalam dasar kas, pos keuangan diakui pada saat penerimaan atau pengeluaran kas. D. KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN Komponen laporan keuangan terdiri atas: 1. Laporan sumber dan penggunaan dana; 2. Tambahan dan rincian pos keuangan tertentu yang relevan.

24 Penyajian Laporan Keuangan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Laporan sumber dan penggunaan dana merupakan laporan yang menggambarkan perubahan dana, meliputi penerimaan dan pengeluaran dana, terkait dengan kegiatan usaha. Sumber dan penggunaan dana terbagi menjadi: 1. Sumber dana dari, dan penggunaan dana untuk, kegiatan usaha. a. Penerimaan dana dari kegiatan usaha berasal dari: i. Penjualan; dan ii. Penerimaan lainnya. b. Pengeluaran dana untuk kegiatan usaha untuk: i. Pembelian barang dagangan atau bahan baku; ii. Biaya tenaga kerja; iii. Biaya sewa, transportasi, bahan bakar, listrik, air, dan telepon; iv. Pembelian aset tetap; v. Pengeluaran lainnya. 2. Sumber dana dari, dan penggunaan dana untuk, pemberi pinjaman. Misalnya penerimaan dana pinjaman dan pelunasan pinjaman termasuk dengan bunganya. 3. Sumber dana dari, dan penggunaan dana untuk, pemilik. Misalnya penerimaan dana untuk modal usaha dari pemilik dan penggunaan dana untuk keperluan pemilik termasuk keluarganya. Sumber dan penggunaan dana kegiatan usaha menggambarkan kinerja keuangan entitas dalam periode pelaporan tertentu. Informasi ini berguna untuk menilai profitabilitas entitas. Sumber dan penggunaan dana pemberi pinjaman menggambarkan perubahan liabilitas keuangan entitas kepada pihak lain. Informasi ini berguna untuk menilai kemampuan entitas dalam memenuhi kewajiban keuangan ketika jatuh tempo. Sumber dan pengunaan dana pemilik menggambarkan kontribusi dana dari, dan distribusi dana kepada, pemilik. Informasi ini berguna untuk menilai kemampuan modal entitas.

Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan 25 Tambahan dan Rincian Pos Keuangan Tambahan dan rincian pos keuangan merupakan informasi tambahan yang menjelaskan transaksi penting dan material sehingga berguna dan relevan bagi pengguna informasi keuangan. Misalnya, daftar rincian piutang, persediaan, aset yang digunakan untuk kegiatan usaha, utang kepada pihak lain, dan sebagainya. Jenis dan jumlah tambahan dan rincian pos keuangan tersebut bergantung pada jenis kegiatan usaha yang dilakukan oleh entitas. Tambahan dan rincian pos keuangan terdiri atas: 1. Daftar piutang usaha; 2. Daftar persediaan (khusus UMK yang bergerak di bidang perdagangan); 3. Daftar utang usaha; 4. Daftar aset tetap, yaitu aset yang utamanya digunakan untuk kegiatan usaha. E. SISTEM PEMBUKUAN Pencatatan transaksi dilakukan secara single entry. Pencatatan transaksi penerimaan dana hanya dilakukan pada pos penerimaan kas, dan pencatatan transaksi pengeluaran dana hanya dilakukan pada pos pengeluaran dana. Pencatatan transaksi tidak dilakukan secara double entry karena laporan keuangan yang disajikan hanya laporan sumber dan penggunaan dana. Pembuatan tambahan dan rincian pos keuangan adalah sebagai berikut: 1. Daftar rincian piutang usaha, UMK mencatat penjualan secara tidak tunai dalam daftar piutang usaha. 2. Daftar rincian persediaan (khusus UMK yang bergerak di bidang perdagangan), UMK mencatat jumlah persediaan dalam daftar persediaan pada setiap akhir bulan.

26 Penyajian Laporan Keuangan 3. Daftar aset tetap, UMK mencatat pengeluaran dana usaha untuk membeli aset tetap tersebut dalam laporan sumber dan penggunaan dana pada saat yang sama dengan pencatatan dalam daftar aset tetap. Untuk aset tetap yang digunakan dalam kegiatan usaha yang perolehannya tidak menyebabkan pengeluaran dana kegiatan usaha, UMK mencatatnya dalam daftar aset tetap tanpa melakukan pencatatan dalam laporan sumber dan penggunaan dana. 4. Daftar utang usaha, UMK mencatat penerimaan dana dari pinjaman dalam laporan sumber dan penggunaan dana, serta mencatatnya dalam daftar utang usaha. F. TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN Pemilik usaha bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan. G. MATA UANG PENCATATAN Mata uang yang digunakan dalam pencatatan adalah rupiah. Jika UMK menerima dan membayar dalam mata uang selain rupiah (mata uang asing), maka dicatat dengan menggunakan mata uang asing tersebut tanpa disetarakan ke dalam nilai rupiahnya. H. PERIODE PELAPORAN Laporan keuangan disajikan secara bulanan dan tidak disajikan secara komparatif dengan bulan sebelumnya. Laporan keuangan tahunan dapat disusun dengan penjumlahan laporan keuangan bulan Januari sampai dengan Desember pada tahun yang sama.

Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan 27 I. KEBIJAKAN AKUNTANSI UMK menerapkan kebijakan akuntansi yang diatur dalam Pedoman Teknis ini secara konsisten. Dalam menyusun laporan keuangan, UMK tidak dapat menerapkan sebagian kebijakan akuntansi dalam Pedoman Teknis ini dan sebagian kebijakan akuntansi dari sumber lain, misalnya Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Kecil Badan Usaha Bukan Badan Hukum, Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

28 Pencatatan Transaksi Penerimaan Dan Pengeluaran Dana Halaman ini sengaja dikosongkan

Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan 29 BAB IV Pencatatan Transaksi Penerimaan dan Pengeluaran Dana

30 Pencatatan Transaksi Penerimaan Dan Pengeluaran Dana Halaman ini sengaja dikosongkan

Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan 31 A. PENERIMAAN DANA DARI KEGIATAN USAHA Definisi Penerimaan dana dari kegiatan usaha adalah penerimaan kas, tabungan, giro, dan deposito yang berasal dari kegiatan usaha. Penjelasan 1. Penerimaan dana (kas, tabungan, giro, dan deposito) dari kegiatan usaha berasal dari: a. Penjualan barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan usaha kepada pembeli atau nasabah. b. Penerimaan lainnya. 2. Khusus untuk penerimaan dana (kas, tabungan, giro, dan deposito) mata uang asing dicatat dalam mata uang asing yang bersangkutan tanpa disetarakan ke dalam nilai rupiahnya. a. Ketika mata uang asing tersebut digunakan kemudian, maka dicatat sebagai penggunaan dana dan mengurangi jumlah dana dalam mata uang asing. b. Ketika mata uang asing tersebut ditukarkan ke rupiah, maka dicatat pada jumlah rupiah yang diterima. 3. Ketika penjualan barang dibayar dengan persediaan barang dagangan (khusus UMK yang bergerak di bidang perdagangan), maka dicatat dalam Daftar Persediaan. 4. Ketika penjualan barang atau jasa dibayar dengan aset selain kas dan aset tersebut digunakan dalam kegiatan usaha, maka dicatat dalam Daftar Aset Tetap. 5. Segala bentuk penerimaan aset yang digunakan untuk kegiatan usaha, misalnya hibah dari pemerintah, tidak dicatat dalam Sumber dan Penggunaan Dana Kegiatan Usaha. Penerimaan tersebut dicatat dalam Daftar Aset Tetap. Pengakuan dan Pengukuran 1. Penerimaan dana (kas, tabungan, giro, dan deposito) dari kegiatan usaha diakui pada saat penerimaan kas, tabungan, giro, dan deposito sebesar jumlah rupiah yang diterima.

32 Pencatatan Transaksi Penerimaan Dan Pengeluaran Dana 2. Penerimaan dana (kas, tabungan, giro, dan deposito) dari kegiatan usaha dalam mata uang asing diakui pada saat penerimaan kas, tabungan, giro, dan deposito sebesar jumlah mata uang asing yang diterima. 3. Penerimaan dana (kas, tabungan, giro, dan deposito) dari hibah pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pihak lainnya diakui pada saat penerimaan kas, tabungan, giro, dan deposito sebesar jumlah rupiah yang diterima. Penyajian 1. Penerimaan dana (kas, tabungan, giro, dan deposito) rupiah dari kegiatan usaha disajikan dalam kelompok Penerimaan Dana dari Kegiatan Usaha dalam Laporan Sumber dan Penggunaan Dana. 2. Penerimaan dana (kas, tabungan, giro, dan deposito) mata uang asing dari kegiatan usaha disajikan dalam kelompok Penerimaan Dana dari Kegiatan Usaha secara terpisah dari penerimaan dana rupiah dalam Laporan Sumber dan Penggunaan Dana. Contoh Ilustrasi 1. Toko Lezat menerima kas dari penjualan barang dagangan kepada Ahmad seharga Rp1.000.000. Penjualan barang kepada Ahmad Rp1.000.000 2. Toko Lezat menerima kas dari penjualan mesin yang tidak dipakai kepada Indra seharga Rp25.000.000. Penjualan mesin kepada Indra Rp25.000.000 3. Toko Lezat menerima kas hibah dari Pemkab sebanyak Rp30.000.000. Hibah dari pemerintah. Rp30.000.000 4. Toko Lezat menerima hibah peralatan dari Pemkab seharga Rp10.000.000. Tidak ada pembukuan dalam Laporan Sumber dan Penggunaan Dana. Peralatan tersebut dicatat dalam Daftar Aset Tetap.

Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan 33 B. PENERIMAAN DANA DARI PEMBERI PINJAMAN Definisi Penerimaan dana dari pemberi pinjaman adalah penerimaan kas, tabungan, giro, dan deposito yang berasal dari pemberi pinjaman. Penjelasan 1. Penerimaan dana (kas, tabungan, giro, dan deposito) dari pemberi pinjaman terdiri atas: a. Bank dan lembaga keuangan lain, misalnya modal ventura. b. Pihak selain bank dan lembaga keuangan lain, misalnya perusahaan lain, orang lain, dan pemberi pinjaman lainnya selain bank dan lembaga keuangan. 2. Penerimaan dana (kas, tabungan, giro, dan deposito) dari pemberi pinjaman tersebut seharusnya hanya diperuntukan untuk membiayai kegiatan usaha. 3. Ketika dana pinjaman digunakan bukan untuk kegiatan usaha misalnya untuk kepentingan pribadi pemilik dan keluarganya, maka dicatat sebagai bagian dari Pengeluaran Dana ke Pemilik. Pengakuan dan Pengukuran Penerimaan dana (kas, tabungan, giro, dan deposito) dari pemberi pinjaman diakui pada saat penerimaan kas, tabungan, giro, dan deposito sebesar jumlah rupiah yang diterima. Penyajian Penerimaan dana (kas, tabungan, giro, dan deposito) dari pemberi pinjaman disajikan dalam kelompok Penerimaan Dana dari Pemberi Pinjaman dalam Laporan Sumber dan Penggunaan Dana.

34 Pencatatan Transaksi Penerimaan Dan Pengeluaran Dana Contoh Ilustrasi Toko Lezat menerima dana (kas) pinjaman dari Bank Jaya sebanyak Rp100.000.000. Pinjaman dari Bank Jaya Rp100.000.000 C. PENERIMAAN DANA DARI PEMILIK Definisi Penerimaan dana dari pemilik adalah penerimaan kas, tabungan, giro, dan deposito yang berasal dari pemilik usaha. Penjelasan 1. Penerimaan dana (kas, tabungan, giro, dan deposito) dari pemilik merupakan setoran modal pemilik untuk membiayai kegiatan usaha. 2. Pengertian pemilik meliputi pemilik usaha yang bersangkutan dan keluarganya, antara lain istri, suami, anak, orang tua, saudara kandung, dan anggota keluarga yang lain. 3. Ketika setoran modal pemilik dalam bentuk selain kas, tabungan, giro, dan deposito seperti barang, maka tidak diakui sebagai penerimaan dana dari pemilik, namun akan dicatat dalam Daftar Aset Tetap. Pengakuan dan Pengukuran Penerimaan dana (kas, tabungan, giro, dan deposito) dari pemilik diakui pada saat penerimaan kas, tabungan, giro, dan deposito sebesar jumlah rupiah yang diterima. Penyajian Penerimaan dana (kas, tabungan, giro, dan deposito) dari pemilik disajikan dalam kelompok Penerimaan Dana dari Pemilik dalam Laporan Sumber dan Penggunaan Dana.

Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan 35 Pengungkapan Rincian jumlah masing-masing rekening tabungan, jika ada lebih dari satu rekening tabungan. Contoh Ilustrasi 1. Toko Lezat menerima kas dari pemilik, Udin, sebanyak Rp50.000.000 sebagai modal untuk kegiatan usaha. Setoran modal Rp50.000.000 2. Toko Lezat menerima peralatan dari pemilik, Udin, seharga Rp25.000.000 untuk digunakan dalam kegiatan usaha. Tidak ada pembukuan dalam Laporan Sumber dan Penggunaan Dana. Peralatan tersebut dicatat dalam Daftar Aset Tetap. D. PENGELUARAN DANA UNTUK KEGIATAN USAHA Definisi Pengeluaran dana untuk kegiatan usaha adalah pengeluaran kas, tabungan, giro, dan deposito yang terkait langsung dengan kegiatan usaha. Penjelasan 1. Pengeluaran dana (kas, tabungan, giro, dan deposito) untuk kegiatan usaha harus dicatat secara terpisah dari pencatatan pengeluaran dana (kas, tabungan, giro, dan deposito) untuk kepentingan pemilik dan penyelesaian kewajiban keuangan kepada pemberi pinjaman. 2. Pengeluaran dana (kas, tabungan, giro, dan deposito) untuk kegiatan usaha antara lain digunakan untuk: a. Pembelian bahan baku atau barang dagangan. b. Pembayaran upah atau biaya tenaga kerja.

36 Pencatatan Transaksi Penerimaan Dan Pengeluaran Dana c. Pembayaran sewa, transportasi, bahan bakar, listrik, dan telepon. d. Pembelian aset tetap yaitu aset yang utamanya digunakan untuk kegiatan usaha. Pengakuan dan Pengukuran Pengeluaran dana (kas, tabungan, giro, dan deposito) untuk kegiatan usaha diakui pada saat pengeluaran kas, tabungan, giro, dan deposito sebesar jumlah rupiah yang dikeluarkan. Penyajian Pengeluaran dana (kas, tabungan, giro, dan deposito) untuk kegiatan usaha disajikan dalam kelompok Pengeluaran Dana untuk Kegiatan Usaha dalam Laporan Sumber dan Penggunaan Dana. Contoh Ilustrasi 1. Toko Lezat membeli tepung 100 kg seharga Rp5.000.000. Pembelian tepung 100 kg (Rp5.000.000) 2. Toko Lezat membeli minyak goreng 10 kg seharga Rp500.000. Pembelian minyak goreng 10 kg (Rp 500.000) 3. Pada saat penggunaan tepung dan minyak goreng untuk membuat kue. Tidak ada pencatatan dalam Laporan Sumber dan Penggunaan Dana. 4. Pada saat kue selesai dibuat. Tidak ada pencatatan dalam Laporan Sumber dan Penggunaan Dana. 5. Toko Lezat membayar upah pekerja yang membuat kue sebesar Rp250.000. Biaya tenaga kerja (Rp 250.000) 6. Toko Lezat membayar listrik bulan Januari 2015 sebesar Rp2.500.000. Biaya listrik bulan Januari 2015 (Rp2.500.000)

Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan 37 E. PENGELUARAN DANA KEPADA PEMBERI PINJAMAN Definisi Pengeluaran dana kepada pemberi pinjaman adalah pengeluaran kas, tabungan, giro, dan deposito yang terkait langsung dengan penyelesaian kewajiban keuangan kepada pihak lain. Penjelasan 1. Pengeluaran dana (kas, tabungan, giro, dan deposito) kepada pemberi pinjaman merupakan pembayaran cicilan dan pelunasan pinjaman dari pihak lain, misalnya bank dan lembaga keuangan lain. 2. Pengeluaran dana (kas, tabungan, giro, dan deposito) kepada pemberi pinjaman meliputi pembayaran pokok pinjaman/ pembiayaan dan/atau bunga/imbal-hasilnya. Pengakuan dan Pengukuran Pengeluaran dana (kas, tabungan, giro, dan deposito) kepada pemberi pinjaman diakui pada saat pengeluaran kas, tabungan, giro, dan deposito sebesar jumlah rupiah yang dikeluarkan. Penyajian Pengeluaran kas, tabungan, dan giro kepada pemberi pinjaman disajikan dalam kelompok Pengeluaran Dana kepada Pemberi Pinjaman dalam Laporan Sumber dan Penggunaan Dana. Contoh Ilustrasi Toko Lezat membayar cicilan pinjaman kepada Bank Jaya sebanyak Rp20.000.000. Pinjaman dari Bank Jaya (Rp20.000.000)

38 Pencatatan Transaksi Penerimaan Dan Pengeluaran Dana F. PENGELUARAN DANA KEPADA PEMILIK Definisi Pengeluaran dana kepada pemilik adalah pengeluaran kas, tabungan, giro, dan deposito untuk kepentingan pemilik. Penjelasan 1. Pengeluaran dana (kas, tabungan, giro, dan deposito) kepada pemilik merupakan pengeluaran kas, tabungan, giro, dan deposito untuk kepentingan pemilik, keluarga pemilik, dan pihak lain yang tidak memberikan pinjaman kepada usaha. 2. Pengertian pemilik di sini meliputi juga anggota keluarga pemilik, antara lain istri, suami, anak, orang tua, saudara kandung, dan anggota keluarga yang lain. 3. Pengertian pemilik di sini juga meliputi pihak lain yang tidak memberikan pinjaman kepada usaha, yang mana pengeluaran dana tersebut untuk kepentingan langsung maupun tidak langsung dari pemilik usaha. Pengakuan dan Pengukuran Pengeluaran dana (kas, tabungan, giro, dan deposito) kepada pemilik diakui pada saat pengeluaran kas, tabungan, giro, dan deposito sebesar jumlah rupiah yang dikeluarkan. Penyajian Pengeluaran dana (kas, tabungan, giro, dan deposito) kepada pemilik disajikan dalam kelompok Pengeluaran Dana kepada Pemilik dalam Laporan Sumber dan Penggunaan Dana. Contoh Ilustrasi Pak Udin menggunakan uang Toko Lezat untuk membeli mobil seharga Rp200.000.000. Pemakaian oleh pemilik (Rp200.000.000)

Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan 39 BAB V Ilustrasi Laporan Keuangan

40 Ilustrasi Laporan Keuangan Halaman ini sengaja dikosongkan

Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan 41 A. LAPORAN KEUANGAN BULANAN 1. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana TOKO LEZAT LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA Periode 1-31 Januari 2015 Keterangan Rupiah PENERIMAAN DANA PENERIMAAN DANA DARI KEGIATAN USAHA Penjualan Penerimaan lain Jumlah penerimaan dana dari kegiatan usaha PENERIMAAN DANA DARI PEMBERI PINJAMAN Pinjaman dari Bank Jaya Pinjaman dari H. Ahmad Jumlah penerimaan dana dari pemberi pinjaman PENERIMAAN DANA DARI PEMILIK Penerimaan dana dari pemilik Jumlah penerimaan dana dari pemilik JUMLAH PENERIMAAN DANA

42 Ilustrasi Laporan Keuangan TOKO LEZAT LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA Periode 1-31 Januari 2015 Keterangan Rupiah PENGELUARAN DANA PENGELUARAN DANA UNTUK KEGIATAN USAHA Barang dagangan/bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya sewa, transportasi bahan bakar, listrik, air dan telepon Aset tetap Pengeluaran lain Jumlah pengeluaran dana untuk kegiatan usaha () () () () () () PENGELUARAN DANA KE PEMBERI PINJAMAN Pelunasan pinjaman Bank Jaya Pelunasan pinjaman H. Ahmad Jumlah pengeluaran dana ke pemberi pinjaman () () () PENGELUARAN DANA KE PEMILIK Penggunaan dana untuk kepentingan pemilik Jumlah pengeluaran dana ke pemilik JUMLAH PENGELUARAN DANA () () () SURPLUS (DEFISIT) SALDO DANA AWAL SALDO DANA AKHIR

Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan 43 2. Daftar Piutang Usaha TOKO LEZAT DAFTAR PIUTANG Per 31 Januari 2015 Keterangan Rupiah CV Harum H. Amin PT Indah Hj. Aminah Jumlah piutang usaha 3. Daftar Persediaan TOKO LEZAT DAFTAR PERSEDIAAN Per 31 Januari 2015 Keterangan Jumlah Rupiah Tepung Telur Minyak goreng Jumlah persediaan

44 Ilustrasi Laporan Keuangan 4. Daftar Aset Tetap TOKO LEZAT DAFTAR ASET TETAP Per 31 Januari 2015 Keterangan Jumlah Tahun Perolehan Rupiah Mobil Mesin Mixer Microwave Jumlah aset tetap 5. Daftar Utang Usaha TOKO LEZAT DAFTAR UTANG Per 31 Januari 2015 Keterangan Rupiah Bank Jaya H. Ahmad Jumlah utang usaha

Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan 45 B. LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN 1. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana TOKO LEZAT LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA Periode 1 Januari - 31 Desember 2015 Keterangan Rupiah PENERIMAAN DANA PENERIMAAN DANA DARI KEGIATAN USAHA Penjualan Penerimaan lain Jumlah penerimaan dana dari kegiatan usaha PENERIMAAN DANA DARI PEMBERI PINJAMAN Pinjaman dari Bank Jaya Pinjaman dari H. Ahmad Jumlah penerimaan dana dari pemberi pinjaman PENERIMAAN DANA DARI PEMILIK Penerimaan dana dari pemilik Jumlah penerimaan dana dari pemilik JUMLAH PENERIMAAN DANA PENGELUARAN DANA PENGELUARAN DANA UNTUK KEGIATAN USAHA Barang dagangan/bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya sewa, transportasi bahan bakar, listrik, air dan telepon () () ()

46 Ilustrasi Laporan Keuangan Aset tetap Pengeluaran lain Jumlah pengeluaran dana untuk kegiatan usaha PENGELUARAN DANA KE PEMBERI PINJAMAN Pelunasan pinjaman Bank Jaya Pelunasan pinjaman H. Ahmad Jumlah pengeluaran dana ke pemberi pinjaman PENGELUARAN DANA KE PEMILIK Penggunaan dana untuk kepentingan pemilik Jumlah pengeluaran dana ke pemilik JUMLAH PENGELUARAN DANA SURPLUS (DEFISIT) SALDO DANA AWAL SALDO DANA AKHIR () () () () () () () () () 2. Daftar Piutang Usaha TOKO LEZAT DAFTAR PIUTANG Per 31 Desember 2015 Keterangan Rupiah CV Harum H. Amin PT Indah Hj. Aminah Jumlah piutang usaha

Pedoman Teknis Pencatatan Transaksi Keuangan Usaha Mikro dan Kecil Perorangan 47 3. Daftar Persediaan TOKO LEZAT DAFTAR PERSEDIAAN Per 31 Desember 2015 Keterangan Jumlah Rupiah Tepung Telur Minyak goreng Jumlah persediaan 4. Daftar Aset Tetap TOKO LEZAT DAFTAR ASET TETAP Per 31 Desember 2015 Keterangan Jumlah Tahun Perolehan Rupiah Mobil Mesin Mixer Microwave Jumlah aset tetap 5. Daftar Utang Usaha TOKO LEZAT DAFTAR UTANG Per 31 Desember 2015 Keterangan Rupiah Bank Jaya H. Ahmad Jumlah utang usaha

48 Ilustrasi Laporan Keuangan Halaman ini sengaja dikosongkan

Departemen Pengembangan UMKM Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350 Ph. (021) 500 131; Fax. (021) 3518951