STRATEGI KOMUNIKASI SATLANTAS POLRES PENAJAM PASER UTARA DALAM MENSOSIALISASIKAN TERTIB LALU LINTAS UNTUK MENEKAN TINGKAT KECELAKAAN TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN. tidur hingga kembali tidur. Menurut Harold Lasswell, lalu lintas dimana polisi lalu lintas bertindak sebagai komunikator

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

EFEKTIVITAS SPANDUK TERTIB LALU LINTAS DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG KESELAMATAN BERKENDARA PADA MASYARAKAT KECAMATAN SAMBUTAN KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas di Jakarta periode : Jumlah Pelanggaran Jumlah Kecelakaan

Foto 5. public adress Foto 7. public adress

Nuning Nugraha 1. sosialisasi safety riding yang dilakukan oleh Unit Dikyasa Polresta Samarinda di

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

STRATEGI KOMUNIKASI BISNIS SURAT KABAR HARIAN SAMARINDA POS DALAM MENJARING PEMASANG IKLAN

PERAN BINAMITRA DALAM SOSIALISASI KEWAJIBAN MENGGUNAKAN HELM SNI BAGI PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

UPAYA MENEKAN TINGGINYA ANGKA KECELAKAAN LALU LINTAS MELALUI SOSIALISASI UU NO

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

TEKNIK KOMUNIKASI KOERSIF DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM MENANGGULANGI GELANDANGAN DAN PENGEMIS DI KOTA SAMARINDA

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI APMA (ASOSIASI PENGUSAHA MANIK-MANIK DAN AKSESORIS) JOMBANG DALAM MENJAGA SOLIDARITAS

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan berperan sebagai sektor penunjang pembangunan (the promoting

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tingkat kepatuhan

CANDRA DWI YANTO 1. Abstrak

STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:

selamat, aman, tertib, lancar, dan efisien, serta dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara

BAB I PENDAHULUAN. pemantapan integrasi nasional guna memperkukuh ketahanan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk berpindah atau bergerak tersebut akan semakin intensif. Hal ini tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua, roda empat

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan transportasi untuk memindahkan orang dan atau barang dari suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Penanggulangan pelanggaran lalu lintas oleh pengendara sepeda motor di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

I. PENDAHULUAN. menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah,

MEDIA KOMUNIKASI JENIS (3) BENTUK (4) JANGKAUAN (2) Rabu, 28 Oktober 2015 Class B -KOMUNIKASI Pertemuan 7

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan

TINJAUAN YURIDIS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN TERHADAP TINGKAT KESADARAN DAN KEPATUHAN MASYARAKAT SUMENEP

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang

Skripsi. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan. Pendidikan Strata 1. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widya Budhi Wicoksono, 2013

PERANAN SATUAN LALU LINTAS POLISI RESORT KOTA (POLRESTA) SAMARINDA DALAM MENEGAKKAN HUKUM BERLALU LINTAS DI WILAYAH KOTA SAMARINDA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka

BAB I PENDAHULUAN. hukum(rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1

BAB I PENDAHULUAN. lalulintas di Kota Tangerang. Apalagi beberapa korbannya adalah anak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk melayani pergerakan manusia dan barang secara aman, nyaman,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di

BAB I PENDAHULUAN. dan terwujudnya rasa aman, tentram, tertib dan damai sebagai suatu amanah dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan keterangan dan fakta yang terdapat dalam pembahasan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi

Muhammad Iqbal Julian 1. Kata Kunci : Kesadaran Hukum, BBC Samarinda, UU Nomor 22 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bertumbukan, serang-menyerang, dan bertentangan. Pelanggaran artinya

PERAN MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DALAM MENJANGKAU CALON SISWA BARU DI SMKN 7 SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan pertimbangan Undang-undang nomor 22 tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. dengan buku panduan ini, sebagai salah satu dari media komunikasi visual buku

Strategi Komunikasi Travel Day Trans untuk Mencapai Loyalitas Pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. yang berbunyi Negara Indonesia adalah negara hukum. 1 Artinya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS FUNGSI KALTIM POST DALAM SOSIALISASI PROGRAM SAFETY RIDING DI SAMARINDA

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN PERUBAHAN PERILAKU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. PEMAHAMAN PERAN PRODUSER FILM INDIE DALAM MANAJEMEN PRODUKSI (Studi Pada Produser Film Indie Rena Asih dan Lost After Lovv )

NOVITA A.P. 1. Kata Kunci: peran, sosialisasi, pelecehan seksual.

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai upaya polisi dalam menanggulangi pelanggaran Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

Transkripsi:

ejournal Ilmu Komunikasi, 2016 4 (3) : 280 289 ISSN 2502-597X, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 STRATEGI KOMUNIKASI SATLANTAS POLRES PENAJAM PASER UTARA DALAM MENSOSIALISASIKAN TERTIB LALU LINTAS UNTUK MENEKAN TINGKAT KECELAKAAN TAHUN 2015 Noor Aini 1 ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2013 dan 2014, sebab itu perlu adanya strategi komunikasi dari Satlantas Polres Penajam Paser Utara dalam mengomunikasikan hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis, dan mendeskripsikan Strategi Komunikasi Satlantas Polres Penajam Paser Utara dalam Mensosialisasikan Tertib Lalu Lintas untuk Menekan Tingkat Kecelakaan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Dengan fokus penelitian yang mengacu kepada strategi komunikasi yang digunakan dalam mensosialisasikan tertib lalu lintas, yaitu menentukan komunikator, menentukan pesan, menentukan media yang digunakan, menentukan sasaran atau komunikan yang dituju, dan menentukan efek yang diharapkan. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui teknik wawancara secara mendalam (in depth interview), observasi dan dokumentasi pada Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Penajam Paser Utara, Unit Dikyasa, dan masyarakat Penajam Paser Utara, serta melalui buku-buku, literatur, dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam analisis penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data Miles dan Huberman tahun 2007 yaitu pengumpulan data, reduksi atau penyederhanaan data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan strategi komunikasi yang telah dilakukan Satlantas Polres Penajam Paser Utara berjalan dengan baik, dimulai dari komunikatornya, pesan-pesan yang disampaikan, media yang digunakan, sasaran atau komunikan yang dituju, serta efek yang diharapkan dan telah berhasil dalam menekan tingkat keelakaan lalu lintas, hal ini dilihat dari jumlah korban kecelakaan lalu lintas yang menurun pada tahun 2015 dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 2013 dan 2014. Diharapkan kerja sama seluruh pihak yang berperan dalam memberikan sosialisasi tertib lalu lintas, terlebih pada pihak kepolisian yang berperan utama dalam memberikan pendidikan berlalu lintas terhadap masyarakat, sehingga jumlah korban kecelakaan lalu lintas lebih berkurang lagi di tahun selanjutnya. Kata Kunci : Strategi Komunikasi, Sosialisasi, Kecelakaan 1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email : noorainiilkom07@gmail.com

Strategi Komunikasi Satlantas Polres Penajam Paser Utara ( Noor Aini ) PENDAHULUAN Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, karena merupakan sarana untuk masyarakat maka sudah sepatutnya masyarakat berpartisipasi dalam menjaga ketertiban umum di jalan, akan tetapi di sisi lain timbulnya masalah lalu lintas merupakan salah satu masalah yang berkembang seiring dengan perkembangan dan pembangunan masyarakat antara lain adalah masalah pelanggaran lalu lintas yang cenderung mengakibatkan timbulnya ketidaktertiban lalu lintas dan kecelakaan dalam masyarakat. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor baik dari pengendara itu sendiri, yang mana pengendara tidak mematuhi tata tertib lalu lintas, sehingga seringkali melakukan kesalahan dalam berlalu lintas, seperti melawan arus, tidak menggunakan helm, tidak menggunakan sabuk pengaman, dan lain-lain. Penajam Paser Utara merupakan sebuah Kabupaten yang terletak di Kalimantan Timur dengan jumlah penduduk sebesar 153.470 jiwa pada tahun 2012 (www.penajam.go.id). Dengan jumlah penduduk tersebut, keadaaan lalu lintas di Penajam Paser Utara juga dipadati dengan berbagai pengendara kendaraan. Keadaan lalu lintas di Penajam Paser Utara tidak selalu sesuai dengan harapan, masih banyak pengendara yang melanggar tata tertib lalu lintas seperti tidak menggunakan helm, muatan berlebih, tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas dan lain-lain. Mulai dari Km 1,3, tepatnya di simpang 3 lampu merah Masjid Ar Rahman Penajam, sangat banyak pengendara motor yang tanpa merasa bersalah, melintas tanpa menggunakan helm. Alasan mereka yaitu jaraknya dekat, sehingga tidak perlu menggunakan helm. Selain permasalahan kurangnya kesadaran masayarakat menggunakan helm, melawan arus dan melanggar ramburambu lalu lintas juga kerap dilanggar pengendara motor maupun mobil. (m.kaltim.prokal.com). Melihat keadaan kecelakaan lalu lintas yang cukup tinggi, sehingga menjadikan tugas penting bagi pihak Kepolisian Penajam Paser Utara khususnya bidang Satuan Lalu Lintas (Satlantas) yang berperan dalam menegakkan hukum hingga pendidikan lalu lintas terhadap seluruh lapisan masyarakat. Sebagaimana yang diatur pada undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan dengan pasal 12 sebagai berikut: Menerangkan mengenai penyelenggaraan di bidang registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi, penegakan hukum, operasional manajemen dan rekayasa lalu lintas, serta pendidikan berlalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf e poin g, yaitu pendidikan berlalu lintas, maka pihak-pihak yang bertanggungjawab atas keselamatan penggunaan jalan raya telah berusaha sekuat tenaga untuk menanggulangi kecelakaan lalu lintas, salah satunya dengan kegiatan sosialisasi. 281

ejournal Ilmu Komunikasi Volume 4, Nomor 3, 2016 : 280-289 KERANGKA DASAR TEORI Teori Lasswell Lasswell (dalam Effendy, 2003:253) menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi adalah menjawab pertanyaan Who says What In Which Channel To Whom With What Effect (Siapa Mengatakan Apa Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa). Untuk mantapnya strategi komunikasi, maka segala sesuatu harus dipertautkan dengan komponen - komponen yang merupakan jawaban terhadap pernyataan dalam rumus Lasswell tersebut. a. Who? (Siapakah komunikatornya?) b. Says what? (Pesan apa yang dinyatakannya?) c. In which channel? (Media apa yang digunakannya?) d. To whom? (Siapa Komunikannya?) e. With what effect? (Efek apa yang diharapkan?) Komunikasi Menurut Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2013:10), komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Tujuan Komunikasi Marhaeni Fajar (2009:60) menyatakan tujuan dari komunikasi yakni membangun/menciptakan pemahaman bersama. Saling memahami/mengerti bukan berarti harus menyetujui tetapi mungkin dengan komunikasi terjadi suatu perubahan sikap, pendapat, perilaku ataupun perubahan secara sosial. Komunikasi yang Efektif Menurut Green (repository.binus.ac.id) agar komunikasi efektif, yang harus dilakukan antara lain: a. Memikirkan pihak yang diajak berkomunikasi dengan menyadari pihak yang akan diajak berkomunikasi b. Memberi perhatian pada pesan-pesan non-verbal yang bisa ditangkap c. Memosisikan diri sebagai pendengar yang aktif d. Memperbanyak frekuensi komunikasi e. Berkomunikasi secara jelas dan langsung (tidak berbelit-belit) f. Menggunakan pesan-aku dan bukan pesan-kamu g. Lebih memberi penekanan pada hal positif Strategi Komunikasi Effendy (2003:301) menyatakan strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan. 282

Strategi Komunikasi Satlantas Polres Penajam Paser Utara ( Noor Aini ) Tujuan Strategi Komunikasi Tujuan utama dari strategi komunikasi menurut Pace, Person, dan Burnett (dalam Ruslan, 2005:37) adalah sebagai berikut: 1. To Secure Understanding Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam komunikasi. 2. To estabilish acceptance Bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik. 3. To motive action Penggiataan untuk memotivasi. 4. To goals which the communicator sought to achives Sosialisasi Menurut Buchler dalam Soelaeman (2006: 166), sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berfikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Lalu Lintas Berdasarkan undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan (www.dpr.go.id) telah jelas bahwa lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Landasan Undang-Undang Sebagaimana yang diatur pada undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan dengan pasal 12 sebagai berikut: Menerangkan mengenai penyelenggaraan di bidang registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi, penegakan hukum, operasional manajemen dan rekayasa lalu lintas, serta pendidikan berlalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf e poin g (www.dpr.go.id). Definisi Konsepsional Dengan demikian penulis akan mengemukakan batasan pengertian dari judul penulisan skripsi ini. Adapun definisi konsepsional yang penulis kemukakan sebagai berikut: Strategi Komunikasi Satlantas Polres Penajam Paser Utara dalam Mensosialisasikan Tertib Lalu Lintas untuk Menekan Tingkat Kecelakaan dalam hal ini adalah suatu cara atau langkah-langkah yang dilakukan oleh Satlantas Polres Penajam Paser Utara dalam sosialisasi mulai dari menentukan komunikator, pesan apa yang disampaikan, media apa yang digunakan, sasaran atau komunikan yang akan dituju, serta efek yang diharapkan, sehingga dapat menekan tingkat kecelakaan di daerah Penajam Paser Utara. 283

ejournal Ilmu Komunikasi Volume 4, Nomor 3, 2016 : 280-289 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Menurut Moleong (2009: 6) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khsusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Fokus Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan,maka yang menjadi fokus penelitian adalah : 1. Strategi komunikasi Satlantas Polres Penajam Paser Utara, yang dilihat dari beberapa hal, yakni: a. Menentukan komunikator b. Pesan yang akan disampaikan c. Media apa yang digunakan d. Sasaran atau komunikan yang dituju e. Efek yang diharapkan. 2. Faktor pendukung dan penghambat sosialisasi. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini, penulis meenggunakan teknik Purposive Sampling. Menurut Sugiyono (2010:218), purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini penulis menetapkan Kepala Satuan Lalu Lintas Satlantas Polres Penajam sebagai key informan, sedangkan yang menjadi informan yaitu Unit Dikyasa yang terdiri dari 3 orang, dan empat orang masyarakat sebagai informan pendukung. Dari uraian tersebut, maka yang menjadi sumber data dalam penelitian adalah: 1. Data Primer 2. Data Sekunder Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi 2. Wawancara 3. Dokumentasi Teknik Analisis Data Dalam analisis penelitian ini,peneliti menggunakan teknis analisis data Miles dan Huberman (2007: 20) yaitu pengumpulan data reduksi atau penyederhanaan data, penyajian data dan penarikan kesimpulan 284

Strategi Komunikasi Satlantas Polres Penajam Paser Utara ( Noor Aini ) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Menentukan Komunikator Satlantas Polres Penajam Paser Utara telah memenuhi syarat tersebut, Satlantas Polres Penajam Paser Utara memilih Unit Dikyasa sebagai komunikator sosialisasi tertib lalu lintas tersebut, yang mana terdiri dari AIPDA Suharyoso sebagai Kepala Unit Dikyasa, Brigpol Erwan sebagai anggota, dan Bripda Endah sebagai anggota. Komunikator yang bertugas dalam sosialisasi tertib lalu lintas ini adalah orang-orang yang memiliki kemampuan berbicara di depan umum atau public speaking yang baik, serta memiliki pengetahuan dan menguasai materi tentang tertib lalu lintas, agar dapat menyampaikan materi-materi sosialisasi tertib lalu lintas dengan baik ke masyarakat, sehingga efek yang diharapkan dapat tercapai, hal tersebut telah masuk di dalam kategori syarat mengenal diri sendiri, dimana komunikator nya telah mengetahui lebih awal tentang kesiapan dirinya, sehingga mengerti tentang apa yang akan disampaikan kepada komunikan. Komunikator Satlantas Polres Penajam Paser Utara juga memiliki kredibilitas yang tinggi, karena berasal dari pihak kepolisian, maka mereka lebih mengerti tentang tertib lalu lintas, sehingga dapat mendatangkan komunikan karena komunikan percaya bahwa mereka memiliki pengetahuan yang dalam, pengalaman yang luas mengenai tertib lalu lintas. Komunikator Satlantas Polres Penajam Paser Utara juga memiliki daya tarik yakni persamaan tempat tinggal dan daya tarik berupa fisiknya. Dimana Komunikatornya merupakan warga Penajam Paser Utara dan memiliki bentuk fisik yang tegas, sehingga menawan komunikan, apalagi disertai kemampuan membawakan materi tertib lalu lintas. Komunikator Satlantas Polres Penajam Paser Utara juga memiliki kekuatan, dimana Satlantas Polres Penajam Paser Utara adalah badan hukum yang mengatur lalu lintas di daerah Penajam Paser Utara, sehingga mereka memiliki kekuasaan untuk mengatur masyarakatnya. Media bantu yang digunakan komunikator saat menyampaikaan materi sosialisasi yakni power point, laptop, flashdisk, layar, spanduk, dan alat peraga. Pesan yang Disampaikan Pesan-pesan yang disampaikan Unit Dikyasa dalam sosialisasi tertib lalu lintas yaitu pesan-pesan bersifat informatif dan persuasif, dimana pesan informatif berfungsi untuk menambawa wawasan dan pengetahuan masyarakan tentang tertib berlalu lintas, seperti data-data jumlah kecelakaan yang ada di Penajam Paser Utara, sedangkan pesan persuasif yaitu untuk mengubah sikap dan pola pikir masyarakat untuk berlalu lintas dengan baik dan benar. Pesan-pesan tersebut menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti komunikan, dan juga dibuat dan disampaikan oleh Unit Dikyasa sendiri. Pesan-pesan tersebut disesuaikan dengan khalayak sosialisasi, yang mana untuk pelajar yang belum cukup umur dan belum memiliki SIM, pelajar yang telah memiliki SIM, serta masyarakat umum. Pesan-pesan yang disampaikan pun memiliki sedikit perbedaan prioritas pesan yang disampaikan. Jika pelajar yang belum cukup umur 285

ejournal Ilmu Komunikasi Volume 4, Nomor 3, 2016 : 280-289 pesan-pesannya yaitu jangan memakai kendaraan pada waktu ke sekolah, karena belum cukup umur. Bagi yang sudah memiliki SIM, pesannya yaitu gunakan helm, melengkapi suraat-surat kendaraan pada saat berkendaraan. Kalau masyarakat umum, sama saja helm kan sifatnya umum,jadi helm, sabuk keselamatan, kan masyarakat kita kalau berkendaraan jarang menggunakan sabuk pengaman, sama menyalakan lampu di siang hari, masyarakat kita juga harus kita kasih memberikan informasi tujuan kendaraan harus nyala di siang hari, yaitu supaya kita itu bisa dilihat dan melihat, jadi prinsip berkendaraan itu kita bisa dilihat dan melihat kendaraan di depan kita, karena lampu bila kena mata bisa bereaksi, pasti kita waspada, to be see and to be seen. Semua pesan-pesan ini tujuannya satu, yaitu untuk selamat di jalan raya. Media yang Digunakan Media yang digunakan Satlantas Polres Penajam Paser Utara dalam Mensosialisasikan tertib lalu lintas yaitu dengan menggunakan media cetak dan media sosial. Media cetak yang digunakan seperti Koran media cetak, yakni Koran di KaltimPost, spanduk poster yang ditempel di beberapa titik jalan seperti di simpang Masjid Ar-Rahman km 1 Penajam, di Pos km 2 Penajam, di depan Polres Penajam Paser Utara, dan brosur yang dibagikan pada saat sosialisasi tertib lalu lintas berlangsung kepada audience, serta pengendara dan masyarakat umum, dan media sosial yakni Instagram dan Facebook dengan akun satlantas_ppu. Sasaran atau komunikan yang dituju Satlantas Polres Penajam Paser Utara menggunkan aspek sosiodemografik, yaitu usia dalam melakukan sosialisasi tertib lalu lintas. Tujuan utama khalayak dari sosialisasi tertib lalu lintas yakni ke usia produktif, seperti pelajar atau pengemudi muda, hal ini dikarenakan banyak kecelakaan lalu lintas terjadi pada usia-usia produktif, yakni usia 15 sampai 30 tahun. Fokus khalayak yang akan dituju ditentukan oleh Unit Dikyasa yang membuat rencana kegiatan tersebut. Efek yang diharapkan Untuk melihat apakah efek yang diharapkan telah tercapai, maka penulis menggunakan personal opinion, yakni kepada 4 orang informan. Dari keempat informan yang telah mendapatkan sosialisasi tertib lalu lintas, baik secara langsung maaupun menggunakan media, mereka semua merasakan perubahan ketika sebelum dan sesudah mendapatkan sosialisasi, yang mana ketika sebelum mendapatkan sosialisasi mereka sering mengabaikan keselamatan, seperti tidak menggunakan helm, kebut-kebutan di jalan raya, tetapi setelah mendapatkan sosialisasi, mereka sangat mementingkan keselamatan dalam berlalu lintas. Jika melihat angka kecelakaan pada tahun 2014 ke tahun 2015, jumlah korban kecelakaan lalu lintas berkurang, dan hal ini dapat dikatakan bahwa strategi komunikasi Satlantas Polres Penajam Paser Utara dalam mensosialisasikan tertib lalu lintas telah berhasil. 286

Strategi Komunikasi Satlantas Polres Penajam Paser Utara ( Noor Aini ) Faktor Pendukung dan Penghambat Faktor Pendukung dari kegiatan sosialisasi tertib lalu lintas yaitu Peralatan dan perlengkapan sosialisasi tertib lalu lintas yang lengkap, seperti soundsystem dan kendaraan. Hal ini bisa mendukung Satlantas Polres Penajam Paser Utara dalam melakukan sosialisasi dan menyampaikan pesan-pesan lalu lintas, sehingga tujuan yang hendak dicapai bisa terwujud. Sedangkan factor penghambat dari kegiatan sosialisasi tertib lalu lintas yakni kurangnya anggota Satlantas Polres penajam Paser Utara, yang hanya berjumlah 37 orang, termasuk Unit Dikyasa. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan terus mengadakan sosialisasi ke masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengingat dan sadar akan pentingnya tertib lalu lintas. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti kemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi yang telah dilaksanakan oleh Satlantas Polres Penajam Paser Utara dalam mensosialisasikan tertib lalu lintas melalui perencanaan-perencanaan komunikasi, seperti menentukan komunikator, menentukan pesan, menentukan media yang digunakan, menentukan sasaran sosialisasi, dan efek yang diharapkan telah dilaksanakan dengan baik, meskipun terdapat hambatan dalam pelaksanaannya, namun bisa diatasi dengan baik. 1. Menentukan komunikator, komunikator dalam sosialisasi tertib lalu lintas merupakan orang-orang yang mempunyai kemampuan berbicara di depan umum atau public speaking yang baik, yang mana dalam hal ini komunikator adalah Unit Dikyasa Satlantas Polres Penajam Paser Utara. 2. Menentukan pesan, pesan yang disampaikan merupakan pesan yang bersifat informatif dan persuasif, yang mana pesan informatif bertujuan menambah wawasan dan memberikan informasi mengenai tertib lalu lintas kepada komunikan, sedangkan persuasif bertujuan untuk memengaruhi dan mengubah pola pikir komunikan agar dapat mematuhi tertib lalu lintas. Pesan-pesan ini dibuat oleh Unit Dikyasa dan disesuaikan dengan khalayak yang akan dituju. 3. Menentukan media yang digunakan, media yang digunakan dalam mensosialisasikan tertib lalu lintas yaitu dengan media cetak dan media sosial. Media cetak yaitu Koran, spanduk, stiker, dan poster. Sedangkaan media sosial yaitu dengan facebook dan instagram. 4. Menentukan sasaran yang dituju, sasaran atau komunikan yang dituju yakni masyarakat terorganisir dan tidak terorganisir. Sasaran atau komunikan yang difokuskan Satlantas Polres Penajam Paser Utara dalam mensosialisasikan tertib lalu lintas lebih ke usia produktif, yakni usia 15 sampai 30 tahun, dimana usia tersebut yang sering mengalami kecelakaan. 5. Efek yang dihaarapkan, efek yang diharapkan Satlantas Polres Penajam Paser Utara dalam sosialisasi tertib lalu lintas yaitu agar masyarakat di Penajam 287

ejournal Ilmu Komunikasi Volume 4, Nomor 3, 2016 : 280-289 Paser Utara ini sadar tentang lalu lintas, tentang keselamatan berlalu lintas, sehingga angka kecelakaan di Penajam Paser Utara dapat ditekan. Jika melihat angka kecelakaan pada tahun 2014 ke tahun 2015, jumlah korban kecelakaan lalu lintas berkurang, dan hal ini dapat dikatakan bahwa strategi komunikasi Satlantas Polres Penajam Paser Utara dalam mensosialisasikan tertib lalu lintas telah berhasil. Saran 1. Jumlah anggota kepolisian Satlantas pada Unit Dikyasa perlu ditambahkan sehingga kinerjanya dapat maksimal dalam melaksanakan sosialisasi tertib lalu lintas dan dapat tersampaikan secara merata ke seluruh lapisan masyarakat. Berkurangnya jumlah korban kecelakaan pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2013 dan 2014, maka diperlukan kerja sama seluruh pihak yang berperan dalam memberikan sosialisasi tertib lalu lintas, terlebih pada pihak kepolisian yang berperan utama dalam memberikan pendidikan berlalu lintas terhadap masyarakat, sehingga jumlah korban kecelakaan lalu lintas lebih berkurang lagi di tahun selanjutnya. 2. Media yang digunakan dalam sosialisasi sebaiknya ditambah, seperti televisi dan web. Agar sosialisasi dapat lebih efektif. DAFTAR PUSTAKA Bruce J. Cohen. 1992. Sosiologi Suatu Pengantar (Penerjemah Drs.Sahat Simamora). Rineka Cipta: Jakarta. Cangara, Hafied. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Rajawali Pers: Jakarta. Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi. 2001. Metode Penelitian. Bumi Aksara: Jakarta. Daryanto. 2010. Ilmu Komunikasi. Satu Nusa: Bandung. Effendy, Onong Uchana. 2013. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Remaja Rosdakarya: Bandung. Effendy, Onong Uchana. 2007. Ilmu Komunikasi( Teori dan Praktik). Remaja Rosdakarya: Bandung. Effendy, Onong Uchana. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Citra Aditya Bakti: Bandung. J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto. 2013. Sosiologi Teks Pengantar & Terapan Edisi Keempat: Prenada Media Group. Mulyana, Deddy. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya. Miles Mathew B dan A. Michael Huberman (penerjemah T.H. Rohidi). 2007. Analisis Data Kualitatif. Universitas Indonesia: Jakarta. Moleong, Lexy J. 2009. Metode penelitian kualitatif. Remaja rosdakarya. Bandung Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung. 288

Strategi Komunikasi Satlantas Polres Penajam Paser Utara ( Noor Aini ) Mufid, Muhammad. 2010. Etika dan Filsafat Komunikasi. Prenada Media Group: Jakarta. Nurudin, 2007. Pengantar Komunikasi Massa. RajaGrafindo Persada: Jakarta. Rakhmat, Jalaluddin. 2012. Metode Penelitian Komunikasi. Remaja Rosdakarya: Bandung. Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Graha Ilmu : Jakarta Barat. Ruslan, Rosady. 2005. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers. Soekanto, Soerjono.2013. Sosiologi Suatu Pengantar. RajaGrafindo Persada: Jakarta.. Soelaeman, Munandar. 2006. Ilmu Sosial Dasar. Refika Aditama: Bandung. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Administrasi Cetakan ke-16. Alfabeta: Bandung. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung. Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta : Bandung Sjarifuddin. 2006. Manajemen Komunikasi Suatu Pengantar. Samarinda. Sumber lainnya : http://www.penajamkab.go.id/halaman/selayang_pandang (diakses pada 23 November 2015) http://www.digilib.unila.ac.id (diakses pada 24 November 2015) http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/uu_2009_22.pdf (diakses pada 24 November 2015) http://www.antarakaltim.com/berita/23093/polres-amankan-69-sepeda-motortanpa-stnk (diakses pada 5 Desember 2015) http://repository.binus.ac.id/2009-1/content/e1122/e112281471.doc (diakses pada 6 Desember 2015) http://m.kaltim.prokal.co/read/news/70183-langgar-rambu-lalu-lintas-hal-biasa ( diakses pada 8 April 2016) http://helloborneo.com/2015/11/06/operasi-zebra-di-penajam-jaring-ratusanpelanggar (diakses pada 8 April 2016) Rujukan dari Skripsi : Indriyani Iswari. 2012. Strategi Komunikasi Penyuluhan Keluarga Berencana Oleh Persatuan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kalimantan Timur Pada Pasangan Usia Subur di Kota Samarinda. Samarinda : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman. 289