Faridah T, S.Pd., M.Pd. NIP Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

LEMBAGA LEMBAGA NEGARA. Republik Indonesia

UU & Lembaga Pengurus Tipikor L/O/G/O

JANGAN DIBACA! MATERI BERBAHAYA!

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan

POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI)

keberadaan MK pd awalnya adalah untuk menjalankan judicial review itu sendiri dapat dipahami sebagai and balances antar cabang kekuasaan negara

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern sekarang ini, hampir semua negara mengklaim menjadi

Tugas dan Wewenang serta Dasar Hukum Lembaga Negara

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERUBAHAN KETIGA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

KEKUA U SAAN N KEHAKIMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

RANGKUMAN KN KEDAULATAN ARTI : KEKUASAAN TERTINGGI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.4 Metode penelitian

PERUBAHAN KETIGA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ara urut ut UUD 1945 Hasil Amandemen

I. PENDAHULUAN. praktik ketatanegaraan Indonesia. Setiap gagasan akan perubahan tersebut

PERUBAHAN KETIGA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TUGAS KEWARGANEGARAAN LATIHAN 4

BAB II KOMISI YUDISIAL, MAHKAMAH KONSTITUSI, PENGAWASAN

SOAL VALIDITAS Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d,!

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibentuk maka ditarik tiga. kesimpulan, yakni:

KUNCI SOAL ULANGAN HARIAN I TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

CHECK AND BALANCES ANTAR LEMBAGA NEGARA DI DALAM SISTEM POLITIK INDONESIA. Montisa Mariana

1. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final.

LEMBAGA NEGARA DALAM PERSPEKTIF AMANDEMEN UUD 1945 H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

BAB I PENDAHULUAN. adanya pemerintah yang berdaulat dan terakhir yang juga merupakan unsur untuk

Cita hukum Pancasila harus mencerminkan tujuan menegara dan seperangkat nilai dasar yang tercantum baik dalam Pembukaan maupun batang tubuh UUD 1945.

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL I. UMUM

R U J U K A N UNDANG UNDANG DASAR 1945 DALAM PUTUSAN-PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

Tugas Lembaga PKN. Disusun oleh: Rafi A. Naufal R. Raden M. Adrian Y.

TINJAUAN ATAS PENGADILAN PAJAK SEBAGAI LEMBAGA PERADILAN DI INDONESIA

PERAN KELEMBAGAAN NEGARA DI INDONESIA DALAM MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG EFEKTIF


REKONSTRUKSI KEDUDUKAN DAN HUBUNGAN ANTARA MAHKAMAH AGUNG, MAHKAMAH KONSTITUSI DAN KOMISI YUDISIAL DI INDONESIA. Oleh: Antikowati, S.H.,M.H.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tuntutan dari gerakan reformasi tahun 1998 adalah melakukan

BAB II KEDUDUKAN MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tinggi negara yang lain secara distributif (distribution of power atau

Soal LCC 4 Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara :)

BAB II TUGAS DAN WEWENANG LEMBAGA KEKUASAAN EKSEKUTIF, LEGISLATIF, DAN YUDIKATIF DI INDONESIA

Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum ( rechtsstaat), dengan

-2- memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dipe

SISTEM POLITIK INDONESIA

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang

Peristilahan Pengertian HTN Inti permasalahan HTN Peranan Hukum dalam HTN Ruang Lingkup HTN Perbedaan HTN dengan HAN Lembaga Negara Indonesia

AMANDEMEN (amendment) artinya perubahan atau mengubah. to change the constitution Contitutional amendment To revise the constitution Constitutional

BAB XIII AMANDEMEN UNDANG UNDANG DASAR 1945

INDEPENDENSI KOMISI YUDISIAL SEBAGAI LEMBAGA NEGARA DALAM MEWUJUDKAN CHECKS AND BALANCES SYSTEM DI NEGARA INDONESIA Marsudi Dedi Putra 2

ANALISIS UUD 1945 SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN. Pasal 19 s/d 37. Tugas untuk memenuhi Mata Kulia Pendidikan Kewarganegaraan

MAHKAMAH KONSTITUSI. R. Herlambang Perdana Wiratraman Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 19 Juni 2008

KOMISI YUDISIAL BARU DAN PENATAAN SISTEM INFRA-STRUKTUR ETIKA BERBANGSA DAN BERNEGARA. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH 1.

MEKANISME CHECKS AND BALANCES ANTARA PRESIDEN DAN DPR DALAM SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL DI INDONESIA 1 Oleh : Hezky Fernando Pitoy 2,

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 15/PUU-XIII/2015

HUBUNGAN KEWENANGAN PRESIDEN DENGAN DPR DALAM PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG PASCA PERUBAHAN UUD RADJIJO, SH. MH Dosen Fakultas Hukum UNISRI

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

Oleh Eggy Dwikurniawan (Mahasiswa Hukum Universitas Pakuan)

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan reformasi yang digalakkan oleh mahasiswa dan masyarakat

2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rak

KETUA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN HADIRI PERTEMUAN PIMPINAN LEMBAGA NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. kehakiman diatur sangat terbatas dalam UUD Buku dalam pasal-pasal yang

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law

KEWENANGAN MPR UNTUK MELAKUKAN PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR

KEDUDUKAN KOMISI YUDISIAL SEBAGAI LEMBAGA NEGARA FANDI SAPUTRA / D

TAFSIR KONSTITUSI TERHADAP SISTEM PERADILAN DIINDONESIA* Oleh: Winarno Yudho

1. Asas Pancasila 2. Asas Kekeluargaan 3. Asas Kedaulatan Rakyat (Demokrasi) 4. Asas Pembagian Kekuasaan 5. Asas Negara Hukum

MPR sebelum amandemen :

Urgensi Menata Ulang Kelembagaan Negara. Maryam Nur Hidayat i-p enelit i P usat St udi Fakult as Hukum UI I

BAB I PENDAHULUAN. hukum dikenal adanya kewenangan uji materiil (judicial review atau

Struktur Pemerintahan. Kedudukan, fungsi, dan kewenagan lembaga-lembaga negara. UUD 1945 dan amandemennya

BAB III PELAKSANAAN TUGAS DAN KEWENANGAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM (DKPP) DALAM PEMILU LEGESLATIF DI KABUPATEN

Info Lengkap di: buku-on-line.com 1 of 14

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. susunan organisasi negara yang terdiri dari organ-organ atau jabatan-jabatan

2013, No Mengingat dan tata cara seleksi, pemilihan, dan pengajuan calon hakim konstitusi serta pembentukan majelis kehormatan hakim konstitusi;

ASAS HUKUM TATA NEGARA. Riana Susmayanti, SH.MH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENGANALISIS SISTEM PEMERINTAHAN DI BERBAGAI NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

D. Semua jawaban salah 7. Kekuasaan Kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka artinya A. Terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah B. Tidak bertanggung

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN KAJIAN NORMATIF

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

DR. R. HERLAMBANG P. WIRATRAMAN MAHKAMAH KONSTITUSI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA, 2015

Kata Kunci : Pengawasan DPRD, dan Harmonisasi Hubungan Kepala Daerah serta DPRD.

*14671 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 4 TAHUN 2004 (4/2004) TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN DALAM SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Konstitusi merupakan segala ketentuan dan aturan dasar mengenai

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2. Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5493

BAB I PENDAHULUAN. disingkat UUD RI Tahun 1945, adalah hukum dasar tertulis (basic law)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

TRIAS POLITICA DI INDONESIA, ANTARA SEPARATION OF POWER DENGAN DISTRIBUTION OF POWER, MENURUT UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945. Faridah T, S.Pd., M.Pd. NIP.19651216 198903 2 012 Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2011

Bicara tentang ajaran Trias polica, maka muncul dua tokoh/pemikir dunia yang sangat terkenal yaitu Montesquieu (1689-1755) dan John Locke (1690). Kedua tokoh ini mempunyai hubungan sebagai guru dengan murid. Montesquieu adalah guru dari John Lucke atau John Lucke adalah siswa dari Montesquieu. Bicara tentang keberadaan antara kedua tokoh ini, ketika kita bicara dalam hubungannya dengan keberadaannya sebagai guru dan siswa, maka yang paling mengenak untuk dibicarakan dalam hubungannya dengan negara, yaitu munculnya teori Trias Politica dengan masing-masing memberikan pendapatnya mengenai pentingnya pembagian kekuasaan di dalam suatu negara hukum yang demokratis, yang dimaksudkan agar tidak terjadi penyalagunaan kekuasaan dalam penyelenggaraan pemerintahan negara, untuk menghindari absolutisme kekuasaan di dalam negara tersebut harus dipisahkan dan dilaksanakan oleh setiap cabang kekuasaan yang dipegang oleh lembaga yang berbeda. Montesquieu adalah seorang filsuf Perancis mengemukakan tiga cabang kekuasaan yaitu kekuasaan Legislatif, kekuasaan Eksekutif dan kekuasaan Yudikatif, atau kekuasaan membuat Undang-Undang, kekuasaan melaksanakan Undang-Undang, dan kekuasaan mengawasi jalannya Undang-Undang. Kekuasaan membuat Undang-Undang biasanya dipegang oleh Parlemen/DPR, kekuasaan menjalankan Undang- Undang dijalankan pemerintah, dan kekuasaan mengawasi jalannya Undang- Undang berada ditangan lembaga peradilan atau Mahkamah Agung. Sedangkan menurut John Lucke seorang yang berkebangsaan Inggeris membagi kekuasaan dalam tiga bagian, namun pembagian antara John Lucke dengan Montesquieu terdapat perbedaan. Menurut John Lucke membagi kekuasaan menjadi kekuasaan Legislatif atau kekuasaan membuat Undang-Undang, yang kekuasaan ini berada ditangan parlemen atas nama rakyat, Kekuasaan Eksekutif adalah kekuasaan untuk mengadili, dan kekuasaan federatif adalah kekuasaan untuk melakukan hubungan dengan bangsa lain. Baik pembagian kekuasaan menurut Montesquieu maupun John Lucke menurut Immanuel Kant disebut konsep Trias politica. Trias politica kedua tokoh di atas bisa jadi berbeda, sebagai akibat dari cara berpikir atau kondisi dan latar belakang kenegaraan yang berbeda dari kedua tokoh itu. Montesquieu yang berkebangsaan Perancis dan John Lucke berkebangsaan Inggeris. Dalam Undang-Undang Dasar Negara Kesetuan Republik Indonesia Tahun 1945, Pemisahan kekuasaan dapat dibedakan menjadi pemisahan kekuasaan dalam arti material dan pemisahan kekuasaan dalam arti formal.

Pemisahan kekuasaan dalam arti material adalah pemisahan kekuasaan secara tegas dalam tiga cabang kekuasaan, artinya antara kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan Yudikatif benar-benar terlepas antara tugas cabang yang satu dengan cabang lainnya. Tidak boleh ada hubungaan kerjasama yang dapat menimbulkan penyimpangan pelaksanaan kekuasaan yang menjadi tanggungjawabnya. Sebagai contoh pelaksanaan pembagian kekuasaan di Indonesia pada masa sebelum diamandemen Undang-Undang Dasar 1945, dimana kita dapat melihat bagaimana keberadaan Presiden sebagai kepala negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan dalam hubungannya dengan pembuatan Undang-Undang menurut pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa Presiden memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Demikian pula dalam pasal 24 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan, kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Artinya kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka dan harus terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah, padahal ketua Mahkamah Agung juga diberikan status jabatan sebagai menteri sehingga menjadi pembantu presiden (kejadian pada masalah Kabinet Gotong Royong). Ini adalah beberapa contoh kaburnya atau terjadinya penyimpangan terhadap Undang-Undang Dasar 1945 sebelum memasuki era reformasi. Setelah era reformasi bergulir, dilakukan perubahan terhadap Undang- Undang Dasar 1945, yang kedaulatan rakyat dibagi secara horizontal dengan cara pemisahan (Separation of power) menjadi kekuasaan-kekuasaan dan fungsi lembaga-lembaga negara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar sederajat dan masing-masing saling mengawasi dan mengimbangi atau dikenal dengan Prinsip (checks and balances), artinya kekuasaan legislatif kekuasaan membentuk Undang-Undang bergeser letaknya dari dari kekuasaan presiden menjadi kewenangan DPR. Pasal 5 ayat (1) berubah menjadi, Presiden berhak mengajukan rancangan Undang-Undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Dan pasal 20 (1) menyatakan, Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang. Pergeseran tersebut berkaitan pula dengan doktrin pembagian kekuasaan versus pemisahan kekuasaan. Sebelum diadakan perubahan UUD 1945, kedaulatan rakyat dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR, sebagai penjelmah seluruh rakyat. Dari lembaga tertinggi inilah, kekuasaan dari rakyat itu dibagi-bagikan kepada lembaga-lembaga tinggi negara yang lainnya secara distributif. Oleh karena itu paham yang dianut bukan pemisahan kekuasaan melainkan pembagian kekuasaan secara vertikal atau biasa dikenal dengan istilah distribution of power.

Jelaslah bahwa sistem penyelenggaraan pemerintahan di negara kita setelah amandemen Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945, tidak lagi melakukan sistem pembagian kekuasaan distribution of power melainkan telah melakukan dengan sistem pemisahan kekuasaan atau yang dikenal dengan separaticion of power. Dalam prinsip pemisahan kekuasaan yang dianut dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disertai dengan penerapan prinsip hubungan saling mengawasi dan mengimbangi antar lembaga negara, kekuasaan legislatif dipegang oleh DPR dan DPD. DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan yang berkaitan dengan pemerintahan. DPR memegang kekuasaan membentuk UU, namun demikian, setiap Rancangan Undang-Undang (RUU) harus dibahas dan mendapat persetujuan bersama antara DPR dan Presiden sehingga terdapat keseimbangan. Sedangkan DPD hanya dapat mengajukan RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pemekaran daerah, pengelolah sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya. Dalam hubungannya dengan kekuasaan eksekutif dipegang oleh Presiden, namun harus dijalankan menurut ketentuan Undang-Undang Dasar dan sesuai peraturan perundang-undangan lainnya. Disamping itu prinsip saling mengawasi dan mengimbangi, Presiden juga berhak mengajukan RUU kepada DPR. Berkaitan dengan kekuasaan yudikatif adalah kekuasaan kehakiman sebagai kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan, dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan Badan peradilan dibawahnya dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang terhadap UU, dan mempunyai kewenang lainnya yang diberikan oleh UU. Pengujuan terhadap peraturan perundang-undangan di bawah UU adalah bentuk pengawasan dan untuk mengimbangi kewenangan peraturan yang dimiliki oleh eksekutif. Sedangkan Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Undang-Undang Dasar. Sedangkan Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan

pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela. Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Susunan, kedudukan, dan keanggotaan Komisi Yudisial diatur dengan undang-undang