STUDI LAMA SIMPAN UMBI PADA KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN Hippeastrum hybridum hort. Oleh Siti Fatimah Hanum 1 Abstract: Hippeastrum at bali botanical garden is one of point interest for visitor when flowering together. Usually this plant get natural flowering together at September-October. Outside this month its flowering not together. Study of Hippeastrum growth and flowering against different bulb storage duration were studied to find out the best treatment for growth and flowering outside its season. One month and two month different storage duration were used in this experiment. It was observed that storage duration during 2 month give the best result for flower stalk, diameter of flower, flowering frequence, days to flower bud emergence, number of leaves, and days to leaf bud emergence compared with bulb storage during 1 month. Key word: bulb storage duration, growth, flowering stage, and Hippeastrum. PENDAHULUAN Hippeastrum merupakan tanaman hias yang potensial sebagai tanaman dalam lansekap dan tanaman hias bunga potong. Tanaman ini biasanya merupakan tanaman umbi musim semi, karena berbunga pada musim semi (Okubo dalam Shiddique, 2007). Secara alami Hippeastrum di daerah temperate berbunga pada musim semi, dari pertengahan Maret hingga akhir April (Ephrath et al., 2001). Hippeastrum sp tidak mempunyai masa dormasi dan berlanjut tumbuh dan berbunga pada seluruh musim asalkan berada dalam suhu optimum (ijiro dan Ogata, 1997), namun di daerah temperate tanaman ini mengalami dorman (Clark et al., 2005). Di Kebun Raya Bali tanaman ini menjadi salah satu daya tarik pengunjung ketika sedang berbunga secara massal. Biasanya tanaman ini berbunga secara alami pada bulan September-Oktober. Di luar bulan tersebut, pembungaannya tidak serempak. 1 Siti Fatimah Hanum adalah staf pada UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali-LIPI. 26
Beragam metode produksi seperti naungan, lingkungan tumbuh dan penyimpanan umbi digunakan untuk memperpanjang waktu berbunga alami tanaman geophyt. Hippeastrum memiliki masa dormansi atau istirahat yang membuat manipulasi pembungaan dengan pemindahan dan penyimpanan lebih mudah. Suhu penyimpanan 5-13 C direkomendasikan bagi umbi hippeastrum. Pembungaan pada Hippeastrum dapat diperpanjang melalui penyimpanan (Clark et al., 2005). Umbi Hippeastrum dapat dipindah dengan daun, daun dan akar dipangkas dan kemudian disimpan pada suhu 5-13 C dan dipindah sebelum penanaman ulang dan dijual di industry nursery (Okubo dalam Clark et al., 2005). Untuk memperpanjang waktu berbunga hippeastrum, maka dilakukan studi terhadap lama penyimpanan disesuaikan dengan kondisi agroklimat Candikuning. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan di kebun pembibitan Kebun Raya Eka Karya dimulai pada bulan Maret hingga Desember 2010. Penelitian diawali dengan menyortir umbi Hippeastrum yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian. Ukurannya diusahakan seragam yaitu berdiameter 6,4-7,7 cm. Seluruh daun dan akar dipangkas dan dikeringanginkan dalam ruangan pembibitan. Rata-rata suhu minimum dalam ruangan di pembibitan pada bulan Maret-April berkisar antara 17,77-12,53 dan rata-rata suhu maksimum 28,77-20,69 (Tabel 1). Umbi ditanam dengan ½ bagian umbi timbul di atas permukaan tanah dalam polybag dengan diameter 50 cm. Media tanam yang digunakan adalah tanah humus. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak kelompok 1 Faktor, yaitu Lama simpan. Terdapat 2 waktu penyimpanan yaitu 1 bulan dan 2 bulan. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 10 kali untuk mengamati pertumbuhan dan pembungaan Hippeastrum. Tabel 1. Rata-rata suhu bulanan ( C) dan kelembaban tahun 2010 di Pembibitan Bulan Suhu rata-rata Suhu rata-rata Kelembaban ratarata Kelembaban rata- minimum maksimum maksimum rata minimum Januari 15.56 21.50 58.96 73.44 Februari 15.51 23.38 60.46 77.52 Maret 17.77 28.77 53.69 71.23 April 12.53 20.69 41.10 61.87 Mei 14.54 22.98 46.87 66.90 Juni 12.72 21.82 46.62 66.02 Juli 12.63 21.42 47.98 67.65 Agustus 12.56 22.49 46.52 70.18 27
September 13.38 23.35 46.52 70.40 Oktober 13.71 23.36 44.74 69.05 November 13.68 26.46 41.07 68.38 Desember 14.29 25.06 45.32 71.03 Untuk mengamati karakter pertumbuhan, parameter yang diamati meliputi: diameter umbi, jumlah daun per tanaman dan berat basah umbi sedangkan untuk mengamati karakter pembungaan, parameter yang diamati meliputi jumlah tangkai bunga, jumlah bunga per tangkai, tinggi tangkai bunga, diameter bunga, frekuensi berbunga dan hari pertama muncul tunas bunga. Lokasi penelitian berada pada ketinggian 1.250 m dpl dengan keadaan iklim sebagai berikut Curah hujan : 2000 3000 mm/th; Kelembaban 78-96%; Suhu 14-22,5 0 C; Intensitas cahaya matahari 45-60%; Kecepatan angin rata-rata 7,27 km/jam. Jenis tanah regosol kelabu dengan keasaman 5-6,7 (Hartutiningsih, 2005). HASIL DAN PEMBAHASAN Karakter Pertumbuhan Hippeastrum. Tabel 2. Rata-rata parameter lama simpan umbi pada karakter pertumbuhan Hippeastrum hybridum di Candikuning April Mei Jumlah daun/tanaman 4.1 7.1 Diameter umbi(cm) 7 6.82 Berat basah umbi(gr) 249.52 252.89 Jumlah hari keluar daun 41 13.9 Hari keluar daun pertama: Waktu yang dibutuhkan untuk keluar daun beragam (13,9 hingga 41 hari) seperti yang terlihat pada Tabel 2. Jumlah hari yang diperlukan daun pertama keluar menurun seiring dengan penundaan penanaman. Hari keluar daun pertama yang tercepat (13,9 hari) ditemukan pada penanaman bulan Mei. Hari keluarnya daun bertambah seiring peningkatan suhu penyimpanan tetapi menurun seiring peningkatan lama penyimpanan (Kuehny dan Miller, 2008 ). Jumlah daun per tanaman: Kisaran jumlah daun pada umbi (4.1 7.1) seperti terlihat pada tabel 2. Jumlah daun terbanyak ditemukan pada penanaman bulan Mei dan paling sedikit adalah penanaman bulan April. Hal ini mungkin disebabkan karena berat basah umbi bulan Mei lebih besar dibanding bulan April. 28
Diameter umbi dan Berat Basah Umbi: Rata-rata diameter umbi berkisar antara 6,82-7 cm, meski demikian rata-rata berat basah umbi tidak sejalan dengan berat basah umbi. Umbi yang ditanam pada bulan April meskipun memiliki rata-rata diameter 7 cm, namun berat umbi hanya 249,52. Sedangkan rata-rata diameter umbi yang ditanam pada bulan Mei 6,82, namun berat umbinya lebih besar dibanding bulan April. Karakter Pembungaan hippeastrum Tabel 3. Rata-rata lama simpan terhadap karakter pembungaan Hippeastrum hybridum di Candikuning April Mei Tinggi tangkai bunga 29.5 33.075 Jumlah bunga per batang 3.55 3.5 Diameter bunga 12.85 13.6 Frekuensi berbunga 0.8 1.2 Jumlah hari tunas bunga 67.95 18.95 Jumlah bunga per batang: Rata-rata jumlah bunga per batang hampir sama antara penanaman bulan April dan Mei. Frekuensi berbunga: Frekuensi berbunga paling banyak dijumpai pada bulan Mei dibanding April. Pada bulan Mei hampir 30% tanaman berbunga 2 kali. Hal ini dikarenakan rata-rata berat umbi pada bulan mei lebih besar dibanding April. Terdapat hubungan antara berat umbi lapis dan proses berbunga tanaman berumbi lapis (Rees dalam Stancato,1995). Diameter bunga: Rata-rata diameter bunga yang ditanam pada bulan Mei lebih besar dibanding April. Hal ini dikarenakan rata-rata berat umbinya lebih besar dibanding umbi yang ditanam bulan April Tinggi tangkai bunga: Rata-rata tinggi batang bunga tertinggi ada pada umbi yang ditanam pada bulan Mei, yaitu 33,075. Hal ini dikarenakan cadangan energi yang ada dalam umbi bulan Mei lebih banyak yang ditandai dengan peningkatan berat umbi. Jumlah hari tunas bunga: Rata-rata jumlah hari tunas bunga menurun seiring peningkatan lama penyimpanan. Hal ini sesuai dengan penelitian Kuehny dan Miller, 29
2008. Umbi bulan April membutuhkan waktu lebih lama untuk menghasilkan tunas bunga dibandingkan dengan umbi bulan Mei. KESIMPULAN Waktu simpan umbi berpengaruh terhadap pertumbuhan dan pembungaan Hippeastrum hybridum hort. cv. Red Lion. Penyimpanan umbi selama 2 bulan memberikan hasil yang lebih baik untuk tinggi batang bunga, diameter bunga, frekuensi berbunga dan jumlah hari tunas bunga sebagai parameter pembungaan dan jumlah daun serta jumlah hari tunas daun sebagai parameter pertumbuhan. DAFTAR PUSTAKA Clark, G.E.; G.K.Burge and C.M. Triggs. 2005. Effects of bulb storage, leaf and root pruning on flower production in Cyrtanthus elatus. New Zealand Journal of Crop and Horticultual Science. Vol. 33 : 169-175. Ephrath, J.E.; J. Ben-Asher; C. Alekparov; M.Silberbush; S.wolf and E. Dayan. 2001. The Effect of Temperature on The Development of Hippeastrum: a Phytotron study. Biotronics. (30) 51-62. Hartutiningsih, M-Siregar. 2005. Begonia Kebun Raya Bali. UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali. Ijiro, Y. and Ryosuke Ogata. 1997. Effect of Ambient Temperature on the Growth and Development of Amaryllis (hippeastrum hybridum hort.) Bulbs. Kuehny, J.S. and W.B. Miller. 2008. Storage Duration and Temperature Affect Dormancy of Hippeastrum. Acta Horticulturae. (ISHS) 766 :169-174 Shiddique, M.N.A.; J. Sultana; N. Sultana and M. M. Hossain. 2007. Effect of Planting Dates on Growth and Flowering of Hippeastrum (Hippeastrum hibridum). Int. Journal Sustain. Crop. 2 (5):12-14 30