LEMBAR PENILAIAN DOKUMEN TEKNIS ke 03 TOWER THAMRIN NINE DEVELOPMENT

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBAR PENILAIAN DOKUMEN TEKNIS ke 05

LEMBAR PENILAIAN DOKUMEN TEKNIS STRUKTUR ATAS KE VII

LEMBAR PENILAIAN DOKUMEN TEKNIS KE II

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

T I N J A U A N P U S T A K A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

BAB II STUDI PUSTAKA

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah Langkah Perancangan. Langkah langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini :

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.

BAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Rangka Bracing Tipe V Terbalik

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aman secara konstruksi maka struktur tersebut haruslah memenuhi persyaratan

ANALISIS PERILAKU STRUKTUR PELAT DATAR ( FLAT PLATE ) SEBAGAI STRUKTUR RANGKA TAHAN GEMPA TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Tata Langkah Penelitian. Tata langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini : Mulai

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

KAJIAN STRUKTUR BETON PRATEKAN BENTANG PANJANG DENGAN BEBAN GEMPA LATERAL PADA PROYEK GEDUNG RUMAH SAKIT JASA MEDIKA TUGAS AKHIR

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

Latar Belakang 1) Struktur baja untuk gedung membutuhkan truss dengan bentang 6-8 m, sedangkan untuk bentang lebih besar dari 10 m, struktur baja menj

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI ps f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan f y

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN SALEMBA RESIDENCES LAPORAN TUGAS AKHIR

Gambar III.1 Pemodelan pier dan pierhead jembatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM

BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Wilayah Gempa... 6

TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG DUAL SYSTEM 22 LANTAI DENGAN OPTIMASI KETINGGIAN SHEAR WALL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pedoman Pengerjaan PERANCANGAN STRUKTUR BETON

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah daerah rawan gempa, untuk mengurangi resiko korban

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung

PENGARUH DINDING GESER TERHADAP PERENCANAAN KOLOM DAN BALOK BANGUNAN GEDUNG BETON BERTULANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Umum Beban Gempa Menurut SNI 1726: Perkuatan Struktur Bresing...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KUSUMA MULIA TOWER SOLO MENGGUNAKAN RANGKA BAJA

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN...

BAB IV PERMODELAN STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

ANALISIS PERENCANAAN DINDING GESER DENGAN METODE STRUT AND TIE MODEL RIDWAN H PAKPAHAN

tegangan pada saat beban transfer dan layan. Saat transfer, ketika beton belum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PENEMPATAN BRACING INVERTED V ABSTRAK

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II STUDI PUSTAKA

Perhitungan Struktur Bab IV

PERENCANAAN BANGUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE CORE WALL

*Koresponndensi penulis: Abstract

Jl. Banyumas Wonosobo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tingkat kerawanan yang tinggi terhadap gempa. Hal ini dapat dilihat pada berbagai

BAB III LANDASAN TEORI. dan pasal SNI 1726:2012 sebagai berikut: 1. U = 1,4 D (3-1) 2. U = 1,2 D + 1,6 L (3-2)

BAB III LANDASAN TEORI. dasar ke permukaan tanah untuk suatu situs, maka situs tersebut harus

Struktur Beton Bertulang

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS STRUKTUR

EVALUASI PERBANDINGAN KONSEP DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI BETON

BAB IV EVALUASI KINERJA DINDING GESER

DAERAH PENJANGKARAN (ANCHORAGE ZONES)

BAB III LANDASAN TEORI. Kuat perlu dihitung berdasarkan kombinasi beban sesuai dengan SNI

Transkripsi:

LEMBAR PENILAIAN DUMEN TEKNIS ke 03 TOWER THAMRIN NINE DEVELOPMENT 1. DATA BANGUNAN a. Nama Proyek : Thamrin Nine Development b. Jenis Bangunan : Beton SW+Prategang+Rangka Baja c. Lokasi Bangunan : Jl. MH Thamrin No. 10 Jakarta Pusat d. Jumlah Lantai : 72 Lantai + 6 Basement e. Perencana Struktur : Ir.Fauziah Djajaloedin, MM SIPTB No : 0632/P/K-A/DPPB/I-2011 f. Penilaian Struktur Atas : Pemeriksaan ke - 3 g. Tanggal : 04 Juni 2014 2. HASIL PEMERIKSAAN I. Analisis Dinamis Ket 1. Jelaskan Penentuan Kategori Desain Seismic (KDS) 2. Koefisien Gempa C SNI 1726-2012 tidak berhubungan dengan SNI 1726-2002 mengapa dibandingkan? Dalam design ini semuanya harus mengacu pada SNI 1726-2012 secara konsisten, sehingga semua design tidak lagi ada unsur SNI 1726-2002, kami mohon penjelasan untuk koefisien C mana yang digunakan. 3. Perhitungan Gaya Geser Dasar yang dipikul oleh Frame 25% mohon dilampirkan 4. Check ketidak beraturan horizontal tipe 3 dimana lantai terdapat bukaan lebih dari 50%, misal lantai 2 dan Lantai (office). Semua balok, kolom yang merangka pada joint harus ditingkatkan 25% sesuai dengan Pasal 7.3.3.4 SNI 1726-2014 5. Bila terdapat lantai dengan bukaan lebih dari 50%, maka pada pelat lantai harus diberlakukan Gaya Diafragma sesuai dengan Pasal 7.10.1.1 SNI 1726-2012 Pelat lantai harus dibebani gaya seismic sbb:

6. Check ketidak beraturan horizontal tipe 4 misal pergeseran shear wall lantai 56 dan 57. Semua balok, kolom yang merangka pada joint harus ditingkatkan 25% sesuai dengan Pasal 7.3.3.4 SNI 1726-2014 7. Check apakah terdapat ketidak beraturan vertikal 5b (gaya geser nominal) sesuai dengan Tabel 11 Ketidak beraturan vertikal untuk setiap lantai, kalau ada maka gayagaya pada kolom harus dikalikan dengan 0. Distribusi gaya geser nominal harus di plot sehingga terlihat perbedaan gaya geser kuat tingkat kurang dari 65% dari tingkat diatasnya. 8. Check massa seismic hanya dead load dan superimposed dead load tidak termasuk beban hidup. 9. Pengaruh P-delta setiap lantai (ditabelkan) harus memenuhi persyaratan Pasal 7.8.7. Tabel Perhitungan pengaruh P-Delta setiap lantai mohon dilampirkan, untuk 0,1,max maka Gaya Gempa Lateral harus dikalikan dengan 1,0/(1- ) dimana max harus 0,25 atau Kekakuan struktur dikurangi dengan kekakuan geometric (P delta effect) 3. Check massa seismic hanya dead load dan superimposed dead load tidak termasuk beban hidup. 4. Perhitungan Gaya Geser Statik harus menggunakan rentang perioda struktur diantara Ta T struktur Cu Ta sesuai dengan Pasal 7.8.2 SNI 1726-2012 5. Bila terdapat Faktor Skala antara Vb dinamik dan 0,85 Vb static 1,0 maka Faktor skala juga harus dikalikan untuk simpangan antar lantai II. Balok Prategang

1. Analisis pada struktur dengan kombinasi beban baik servis dan ultimate (termasuk gempa vertikal) harus dilengkapi dalam laporan. Untuk beban servis: 1) D 2) D+L 3) (1+ 0,7 X 0,2 S DS ) D + 0,7 E H 4) (1+ 0,75 x 0,7 X 0,2 S DS ) D + 0,7 E H + 0,75 L 5) D + 0,6 W 6) 0,6 D + 0,6 W 7) 0,6 (1+ 0,7 X 0,2 S DS ) D + 0,7 E H Untuk Beban ultimate kombinasi beban dengan beban gempa (Cv=gempa vertikal) sbb: a. (1.0 +0,2 S DS ) DL + LLr ± Ex ± 0,3 Ey b. (1.0 +0,2 S DS ) DL + LLr ± 0,3Ex ± Ey c. (0.9-0,2 S DS ) DL + LLr ± Ex ± 0,3 Ey d. (0.9-0,2 S DS ) DL + LLr ± 0,3Ex ± Ey Beban (Gaya aksial Prestress effektif x 1,2 ) harus diperhitungkan pada portal. Perhitungan desain harus menunjukkan beban gravitasi dominan dimana bidang momen tidak menunjukkan momen berganti tanda (tidak terjadi beban berbalik arah), baik pada analisis elastic maupun ultimate. 2. Desain dilengkapi dengan perhitungan tegangan saat transfer (penarikan tendon/jacking) serta penjelasan kuat tekan beton saat jacking termasuk umur betonnya (DL+SIDL) 3. Tegangan pada beton akibat pengaruh (DL+LL) + Prategang efektif (sesudah loss) ± gempa horizontal ± gempa vertical untuk beban servis harus dicheck 4. Asusmsi Loss 15 % di check kembali terhadap Immediate loss dan Time Dependent Loss Kami mohon penjelasan bahwa Gaya Pre stress yang digunakan dalam desain adalah Gaya Prestress dengan loss perhitungan terakhir bukan asumsi loss 15% 5. Desain harus dilengkapi dengan perhitungan defleksi untuk beban DL+LL Periksa kembali sesuai dengan pertanyaan 4 6. Desain dilengkapi dengan detail daerah pengangkeran (Anchorage Zone) sehingga tidak terjadi keruntuhan Spalling, Bursting dan Compression Failure pada End Block Hidup (Gambar Detail dan Perhitungan) Periksa kembali sesuai dengan pertanyaan 4 7. Perhitungan Momen Nominal (Mn) harus menunjukkan Momen nominal yang dipikul kabel pra tegang maximum 60% dari Mn (Prategang parsial) a. Hasil perhitungan Mn dalam report menggunakan lokasi tendon di tengah bentang seharusnya pada muka kolom (Mn negative) b. Menurut SNI baru 03-2847-2013 maka gaya prategang harus memenuhi syarat Pasal 21.5.2.5 butir (a) prategang < 0,1 fc atau 3,5 MPa; (b) Momen nominal yang dipikul kabel pra tegang maximum 25% dari Mn (Prategang parsial) c. Regangan prategang ultimate < 1%

7. Perhitungan Mn Mu: Perhitungan fps untuk Mn mengikuti ketentuan SNI 2847 Pasal 20.7 Batasan tulangan mengikuti Pasal 20.8 Check Mn Mu untuk Mn negative dimuka kolom dan Mn positif ditengah bentang 8. Dilengkapi dengan perhitungan kuat geser Vn Vu sesuai dengan Pasal 13.4 SNI 2847-2002 Periksa kembali sesuai dengan pertanyaan 4 9. Dilengkapi dengan gambar detail Balok Prategang III. Joint (Sambungan Balok Kolom), Strong Column Weak Beam 1. Sambungan Balok Kolom untuk Balok Prategang dan Kolom beton bertulang harus di check kekuatannya dengan memperhitungkan efek kabel prategang dijawab 2. Kolom kuat balok lemah untuk balok prategang yang merangka pada kolom beton harus dipenuhi. Peritungan Mn untuk Balok Prategang harus disertakan. Hasil perhitungan Mn dalam report menggunakan lokasi tendon di tengah bentang seharusnya pada muka kolom ( Mn negative) IV. Kolom Komposit 1. Perhitungan Detai l Sambungan Kolom beton dengan baja komposit misal lantai 49 sd lantai 56 harus disertakan termasuk gambar detailnya. Apabila ada detail pengangkuran maka perhitungan harus memenuhi Lampiran D SNI 2847-2013. dijawab V. Belt Truss dan Outrigger 1. Detail joint rangka batang belt truss dan outrigger yang menggunakan gusset plate harus menyertakan perhitungan tebal Gusset Plate apakah memenuhi syarat SNI 1729-2002. Gusset Plate dicheck dengan Finite Element sehingga tidak mengalami kegagalan tarik atau geser. dijawab 2. Gaya geser pada shear wall didaerah belt truss dan outrigger pada umumnya meningkat. Shear wall didaerah belt truss harus di check apakah terdapat ketidak beraturan vertikal 5b (gaya geser nominal) sesuai dengan Tabel 11 Ketidak beraturan vertikal untuk setiap lantai, kalau ada maka gaya-gaya pada kolom harus dikalikan dengan 0. Distribusi gaya geser nominal harus di plot sehingga terlihat perbedaan gaya geser kuat tingkat kurang dari 65% dari tingkat diatasnya. 3. Check apakah terjadi gaya tarik pada kolom di sekitar outrigger dan bila ada maka bagaimana desain kolom dengan gaya tarik tersebut. Gambar detail sambungan antara kolom beton bertulang dan kolom komposit mohon dilaporkan 4. Rangka batang yang diangkur pada kolom beton harus memenuhi Lampiran D

SNI 2847-2013. dijawab VI. Desain Gaya-Gaya Basement 1. Besar Desain Gaya-Gaya Basement harus memperhitungkan perbandingan (R/ ) struktur atas dibagi dengan (R/ ) struktur bawah atau minimum sebesar 7/4.5 = 1,56 mohon dijelaskan dalam perhitungan 2. Gaya horizontal akibat gempa pada diafragma wall (vertikal) harus diperitungkan sebagai beban merata vertikal pada dinding D wall sesuai dengan Pasal 7.10.1.1 3. Gaya-gaya pada fundasi dalam dari reaksi struktur basement harus dikalikan dengan 0 VII. Balok Kopel (Coupling) atau Balok Perangkai Balok Perangkai (Balok Kopel/ Coupling) adalah elemen kolektor maka gaya-gaya pada balok perangkai harus dikalikan dengan 0. Balok Perangkai harus di check terhadap kemungkinan adanya tulangan diagonal a. Sesuai dengan keputusan TPKB, bila balok perangkai dimodelkan satu kesatuan dengan dinding geser sehingga membentuk dinding geser kopel maka tidak perlu dikalikan dengan 0 b. Pengecekan harus sesuai dengan ketentuan SNI 2847-2013 Pasal 21.9.7 Balok Kopel (Coupling), perhitungan mohon dicheck kembali. VIII. Push Over Analysis 1. Push Over Analysis harus dilengkapi dengan: a. Momen Kurvatur Balok dan Kolom dengan tulangan lentur dan geser (kekangan) terpasang dan jelaskan bagaimana analisis Momen kurvatur ini b. Bagaimana memodelkan Shear Wall sehingga shear wall dapat plastis dijawab 2. Hasil Push Over Analysis belum benar sebab hasilnya linier seharusnya terdapat plastisitas pada kurva dijawab 3. Hasil push over dilengkapi dengan: a. Titik potong Kinerja (performance point) dan kategori kinerja b. Nilai f1 > 1,0 c. Identifikasi kinerja komponen struktur d. Tidak boleh ada plastisitas pada kolom kecuali kolom dasar e. Tidak boleh ada plastisitas pada belt truss dijawab IX. Creep and Shrinkage (Long Term Effect) 1. Berhubung gedung lebih dari 70 lantai maka mohon di check metoda konstruksinya sehingga factor creep dan shrinkage untuk long term effect tidak menimbulkan deformasi yang signifikan antara kolom dan shear wall (terjadi sloping/miring pada lantai). Perhitungannya harus dilaporkan.

dijawab 2. Pertanyaan lain menyusul Jakarta, 04 Juni 2014 Pemeriksa TPKB