KEKAKUAN KOLOM BAJA TERSUSUN EMPAT PROFIL SIKU DENGAN VARIASI PELAT KOPEL

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Batang Tekan Pertemuan - 4

ANALISIS KOLOM BAJA WF MENURUT TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG ( SNI ) MENGGUNAKAN MICROSOFT EXCEL 2002

BAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral

Soal 2. b) Beban hidup : beban merata, w L = 45 kn/m beban terpusat, P L3 = 135 kn P1 P2 P3. B C D 3,8 m 3,8 m 3,8 m 3,8 m

PERHITUNGAN KOLOM DARI ELEMEN TERSUSUN PRISMATIS

ANALISIS PENGARUH DIMENSI DAN JARAK PELAT KOPEL PADA KOLOM DENGAN PROFIL BAJA TERSUSUN

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

FUNGSI PELAT KOPEL BAJA PADA BATANG TEKAN ALBOIN FERDINAND ARIADY TAMBUN

BAB III LANDASAN TEORI. Bangunan Gedung SNI pasal

Henny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc

PERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING TAHAN GEMPA

DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM

ANALISIS METODE ELEMEN HINGGA DAN EKSPERIMENTAL PERHITUNGAN KURVA BEBAN-LENDUTAN BALOK BAJA ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut McComac dan Nelson dalam bukunya yang berjudul Structural

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau

PROPOSAL TUGAS AKHIR DAFTAR ISI

PERHITUNGAN BALOK DENGAN PENGAKU BADAN

MODUL 4 STRUKTUR BAJA 1. S e s i 3 Batang Tekan (Compression Member) Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

ANALISIS TINGGI LUBANG BAJA KASTILASI DENGAN PENGAKU BADAN PADA PROFIL BAJA IWF 500 X 200

STUDI KUAT TEKAN KOLOM BAJA PROFIL C GANDA DENGAN PENGAKU PELAT ARAH LATERAL

Struktur Baja 2. Kolom

PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN

Perancangan Batang Desak Tampang Ganda Yang Ideal Pada Struktur Kayu

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dengan perkuatan tulangan transversal dan cover plate yang dibebani arah aksial,

32 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB III LANDASAN TEORI (3.1)

BAB II LANDASAN TEORI. kestabilan struktur dalam menahan segala pembebanan yang dikenakan padanya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KATA PENGANTAR. telah melimpahkan nikmat dan karunia-nya kepada penulis, karena dengan seizin-

ABSTRAK. Kata Kunci : LRFD, beban, lentur, alat bantu, visual basic.

PENGARUH DINDING GESER TERHADAP PERENCANAAN KOLOM DAN BALOK BANGUNAN GEDUNG BETON BERTULANG

MODUL PERKULIAHAN. Struktur Baja 1. Batang Tarik #1

BAB I PENDAHULUAN. pesat yaitu selain awet dan kuat, berat yang lebih ringan Specific Strength yang

BAB II DASAR TEORI. baja yang dipakai adalah Baja Karbon (Carbon Steel) dengan sebutan Baja ASTM

PERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD

V. BATANG TEKAN. I. Gaya tekan kritis. column), maka serat-serat kayu pada penampang kolom akan gagal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nyata baik dalam tegangan maupun dalam kompresi sebelum terjadi kegagalan

MODUL 4 STRUKTUR BAJA 1. S e s i 1 Batang Tekan (Compression Member) Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

MODUL STRUKTUR BAJA II 4 BATANG TEKAN METODE ASD

Studi Analisis Tinggi Lubang Baja Kastilasi dengan Pengaku.Ni Kadek Astariani 25

STUDI PERBANDINGAN STRUKTUR RANGKA ATAP BAJA UNTK BERBAGAI TYPE TUGAS AKHIR M. FAUZAN AZIMA LUBIS

BAB II STUDI PUSTAKA

PENGEMBANGAN TABEL BAJA UNTUK PROFIL GANDA SEBAGAI ALAT BANTU DESAIN KOMPONEN STRUKTUR BAJA

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL

STUDI KEKUATAN RANGKA ATAP MONOFRAME MENGGUNAKAN PROFIL C GANDA DENGAN SAMBUNGAN LAS

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK BIASA DAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK KHUSUS TIPE-X TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

sipil. Kekuatan kayu sebagai bahan untuk struktur dipengaruhi oleh beberapa Kayu dapat menahan gaya tekan yang berbeda-beda sesuai dengan kelas

PENGARUH BRACING PADA PORTAL STRUKTUR BAJA

BAB II STUDI PUSTAKA

KOLOM PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN KONSENTRIK

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Permasalahan utama yang dihadapi dalam perencanaan gedung bertingkat tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih bawah hingga akhirnya sampai ke tanah melalui fondasi. Karena

PERBANDINGAN KEKUATAN KOLOM PENDEK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN VARIASI UKURAN PROFIL BAJA SIKU YANG DIKENAI BEBAN KONSENTRIK

sejauh mungkin dari sumbu netral. Ini berarti bahwa momen inersianya

KOMPOSIT BETON-PROFIL LIP CHANNEL UNTUK MENCEGAH TEKUK LATERAL-TORSIONAL

STUDI KEKUATAN KOLOM BAJA PROFIL C GABUNGAN DENGAN PELAT PENGAKU TRANSVERSAL

KUAT GESER KOMPOSIT BAJA BETON DENGAN VARIASI BENTUK PENGHUBUNG GESER DITINJAU DARI UJI GESER MURNI

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Kolom. Pertemuan 14, 15

PERILAKU BATANG TEKAN PROFIL BAJA SIKU TUNGGAL PADA STRUKTUR RANGKA BATANG

STUDI ANALISA BAJA RINGAN PADA BALOK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA

BAB I PENDAHULUAN. lain biaya (cost), kekakuan (stiffness), kekuatan (strength), kestabilan (stability)

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam dunia konstruksi, tugas dari seorang civil structure engineer adalah

STUDI KEKUATAN KOLOM PROFIL C DENGAN COR BETON PENGISI DAN PERKUATAN TRANSVERSAL

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. gabungan dengan variasi jarak sambungan las sebesar 3h, 4h, dan 5h yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GARIS GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN ( GBPP )

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kekuatannya yang besar dan keliatannya yang tinggi. Keliatan (ductility) ialah

ANALISA DAN EKSPERIMENTAL PERILAKU TEKUK KOLOM TUNGGAL KAYU PANGGOH Putri Nurul Hardhanti 1, Sanci Barus 2

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

KOLOM LANGSING KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK

h 2 h 1 PERHITUNGAN KOLOM LENTUR DUA ARAH (BIAXIAL ) A. DATA BAHAN B. DATA PROFIL BAJA C. DATA KOLOM KOLOM PADA PORTAL BANGUNAN

ANALISIS KAPASITAS TEKAN PROFIL-C BAJA CANAI DINGIN MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN AISI 2002

APLIKASI TEKLA STRUCTURES DAN SAP 2000 PADA PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BAJA TUGAS AKHIR A. A. NGURAH GITA MANTRA

STUDI EKSPERIMENTAL DAN ANALITIS KAPASITAS SAMBUNGAN BAJA BATANG TARIK DENGAN TIPE KEGAGALAN GESER BAUT

BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran:

ANALISIS CELLULAR BEAM DENGAN METODE PENDEKATAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS TUGAS AKHIR. Anton Wijaya

MODUL KULIAH. Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan MEKANIKA TEKNIK III. Slamet Widodo, S.T., M.T.

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

Perilaku Material Baja dan Konsep Perencanaan Struktur Baja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser horisontal dan momen guling akibat beban lateral. Secara umum, Dinding

BAB I PENDAHULUAN. Pada konstruksi baja permasalahan stabilitas merupakan hal yang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke

BAB 1 PENDAHULUAN...1

BALOK PELAT BERDINDING PENUH (GIRDER PLATE BEAM)

Transkripsi:

KEKAKUAN KOLOM BAJA TERSUSUN EMPAT PROFIL SIKU DENGAN VARIASI PELAT KOPEL Achmad Basuki Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik UNS Surakarta. E-mail: achmadbasuki@yahoo.com Abstract Steel has advantages such as high strength to weight ratio that lead to efficient cross section which is frequently encourage designer to create built-up structure. Built-up column steel structure also can be formed by various profile. However the column subjected to compression load will occur buckling which is related to element stiffness of structure. An element which has low stiffness is easier to buckle than element with high stiffness. The objective of this research is to characterize stiffness of built up column. Research is performed in laboratory by compression test of built up steel column to obtain its deflection value. Stiffness is calculated from division between capacities compression by its deflection value. This research has 9 samples test with couple distance variation are 50 cm, 33.3333 cm, respectively and 1 distance variation of column is couple plate type. SK SNI-03-179-00 code is used for analysis. Result shows that stiffness of built up steel column with couple plate distance 50 cm is 1617.6 kg/mm, column with different distance couple plate 33.333 cm is 5597.1 kg/mm, column with distance couple plate is 571,4 kg/mm. Result of test show that stiffness of built up steel column increase by cutting short distance of couple plate. Keywords: built up column, couple plate, stiffness. PENDAHULUAN Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral dan aksial. Suatu batang yang menerima gaya aksial desak dan lateral secara bersamaan disebut balok kolom. Akibat adanya gaya lateral batang akan berperilaku sebagai balok, sedangkan akibat gaya aksial desak batang akan berperilaku sebagai kolom. Kolom dapat dikategorikan berdasarkan panjangnya. Kolom pendek adalah jenis kolom yang kegagalannya berupa kegagalan material. Kolom sedang kegagalannya ditentukan oleh hancurnya material dan tekuk (buckling), sedangkan kolom panjang adalah kolom yang kegagalannya ditentukan oleh tekuk yang terjadi akibat ketidakstabilan kolom. Tekuk terjadi apabila suatu kolom menerima gaya aksial meskipun belum mencapai tegangan leleh. (Daniel L. Schodek, 1999) Fenomena tekuk berkaitan dengan kekakuan elemen struktur. Suatu elemen yang mempunyai kekakuan kecil lebih mudah mengalami tekuk dibandingkan dengan elemen yang mempunyai kekakuan besar. Untuk menghindari kegagalan akibat tekuk pada kolom, maka luas tampang tekan dan bentuk dari tampang harus dipilih secara benar. Momen inersia menjadi salah satu pertimbangan yang penting dalam pemilihan tampang, maka nilai momen inersia dapat ditingkatkan dengan menyebarkan luas tampang dalam batas-batas praktis sejauh mungkin dari sumbunya. Bentuk dan ukuran profil standar adalah terbatas, dikarenakan adanya pertimbangan ekonomi dan faktor kesulitan dalam proses manufakturnya. Saat tampang standar sudah tidak mencukupi persyaratan sebagai batang tekan yang diinginkan, maka beberapa tampang dapat dirangkai menjadi satu agar didapat suatu bentuk tampang yang diinginkan, yang disebut kolom batang tersusun. (S.K. Duggal, 1983). Penampang bentukan (built-up) dibuat bila luas tampang melintang profil tidak mencukupi kebutuhan atau bila diperlukan profil dengan ukuran khusus dan radius girasi yang cukup besar (S.K. Duggal, 1983). Dalam bentuk batang tersusun diperlukan penghubung berupa pelat atau batang. Penghubung berfungsi untuk menahan gaya lintang sepanjang kolom sehingga batang tersusun dapat bekerja sebagai satu kesatuan dalam mendukung beban. Batang-batang penghubung dapat disusun melintang, diagonal atau kombinasi keduanya (Padosbajayo, 1991). Kolom batang tersusun mempunyai kelebihan dibanding kolom tunggal diantaranya : 1. Kolom tersusun memberikan luas tampang yang lebih besar dibanding kolom tunggal.. Kolom tersusun dapat menahan beban yang lebih besar dari kolom tunggal. 3. Kolom tersusun mempunyai kekakuan lebih besar dari kolom tunggal. MEDIA TEKNIK SIPIL/Januari 007/7

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka diperlukan pengujian yang khusus menganalisa tentang kekuatan, kekakuan dan stabilitas kolom baja tersusun. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat dirumuskan sebuah masalah yang dapat dikaji yaitu : 1. Berapa kekuatan kolom batang tersusun terhadap gaya tekan aksial.. Bagaimana pola kegagalan batang tersusun terhadap gaya tekan aksial. 3. Bagaimana pengaruh penambahan variasi jarak pelat kopel terhadap kekakuan kolom batang tersusun. Pada penelitian ini dilakukan pembatasan yaitu : 1. Kolom batang tersusun yang dibahas terdiri dari empat profil siku dengan variasi jarak pelat kopel seperti tampak pada Gambar 1. Ø N n = faktor reduksi kekuatan (Tabel 6.4- SNI 03 179-00). = kuat tekan nominal komponen struktur. Daya dukung nominal komponen struktur : N n = Ag fcr = Ag...[] ω f cr =...[3] ω Panjang tekuk kolom Panjang tekuk kolom (L k ) adalah hasil kali panjang kolom (L) dan faktor panjang tekuk (K). L k = LK Daya dukung kolom batang tersusun yang tidak mempunyai sumbu bahan akibat gaya tekan (Kolom batang tersusun yang digunakan dalam penelitian ini), dianalisis berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut : a. Kelangsingan ideal dari komponen struktur tersusun terhadap sumbu x dan y adalah : m λ + λ = λ ix x l dan Gambar 1. Batang tekan tersusun profil siku. Beban yang bekerja adalah beban aksial tekan sentris. 3. Tumpuan ujung kolom dianggap sebagai jepitsendi. 4. Kekuatan las pada sambungan pelat pengaku dianggap mampu menahan beban yang bekerja. 5. Momen pada kolom tidak dibahas. 6. Peraturan konstruksi mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI 03-179-00). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu : 1) Mengetahui kekuatan kolom batang tersusun terhadap gaya tekan aksial. ) Mengetahui pola kegagalan batang tersusun terhadap gaya tekan aksial. 3) Mengetahui pengaruh penambahan variasi jarak pelat kopel terhadap kekakuan kolom batang tersusun. Analisis Batang Tekan Tersusun Berdasarkan SNI 03 179-00 Suatu komponen struktur yang mengalami gaya tekan konsentris akibat beban terfaktor, N u, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: φ N n N u...[1] m λ λ ix = λ x + l, dengan...[5] L λ l l =...[6] r min b. Batasan-batasan kestabilan komponen struktur adalah : λix 1, λ l dan λiy 1, λl...[7] λ l 50...[8] Kekuatan nominal batang tekan tersusun selanjutnya dapat dihitung dengan Persamaan () dan (3), dengan nilai parameter kelangsingan ( λ c ), koefisien tekuk (ω ) dihitung berdasarkan persamaan-persamaan berikut : 1 λc =. λiy... [9] π E dengan : λ iy = Angka kelangsingan. λ c = Faktor Angka kelangsingan. E = Modulus elastisitas baja (MPa) = tegangan leleh baja. (MPa) 8/MEDIA TEKNIK SIPIL/Januari 007

Untuk λc 0, 5maka ω = 1...[10] Untuk 0,5 < λ c < 1, maka 1,43 ω =...[11] 1,6 0,67. λ Untuk λ c 1, maka 1,5. λc c.m ω =...[1] Pelat-pelat kopel harus dihitung dengan menganggap bahwa pada seluruh panjang komponen struktur tersusun itu bekerja gaya lintang sebesar: D = 0, 0...[13] u N u dengan N u adalah kuat tekan perlu komponen struktur tersusun akibat beban-beban terfaktor, dan komponen pelat kopel harus memenuhi persamaan berikut : I a I p l 10...[14] Ll kolom dengan jarak pengaku adalah 50 cm, 33,3333 cm dan variasi jarak 0 cm, 30 cm, 50 cm. Ketiga kolom tersebut dibuat dengan ukuran yang sama, yaitu kolom batang tersusun persegi dengan ukuran b = 10 cm, h = 10 cm, dan L = 100 cm, seperti tampak pada Gambar. Untuk mempermudah pengidentifikasian, maka dilakukan penamaan pada benda uji tersebut, sebagai berikut : 1. Inisial KBT 1 untuk kolom dengan pelat berjarak 50 cm.. Inisial KBT untuk kolom dengan pelat berjarak 33,3333 cm. 3. Inisial KBT 3 untuk kolom dengan variasi pelat berjarak 0 cm, 30 cm, 50 cm. Identifikasi selanjutnya adalah penomoran. Tahapan penelitian disajikan secara sistematis dalam bagan alir seperti tampak pada Gambar 3. I p = momen inersia pelat kopel muka dan belakang, a = jarak antar dua pusat titik berat elemen struktur, L l = jarak antar pelat kopel, dan I l = momen inersia elemen struktur terhadap sumbu l l. Anggapan di atas tidak boleh dipakai apabila komponen struktur yang ditinjau dibebani oleh gaya-gaya tegak lurus sumbu komponen struktur atau dibebani oleh momen. Jadi tidak berlaku untuk komponen struktur tersusun yang bebannya bukan hanya tekan sentris saja. METODE Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium, yaitu metode penelitian dengan melakukan percobaan di laboratorium untuk mendapatkan suatu hasil yang menegaskan hubungan antara variabel-variabel yang diselidiki. Dalam penelitian ini diadakan pengujian kolom baja batang tersusun dengan memberikan beban sentris terhadap sumbu kolom. Pembebanan dilakukan secara bertahap dengan interval tertentu, setelah itu diteliti kapasitas tekan penampang kolom tersebut. Benda uji yang dibuat dianggap dapat mewakili populasi. Dalam pengujian ini dibuat benda uji kolom baja batang tersusun sebanyak 9 buah dengan masing-masing jarak pelat dibuat 3 buah benda uji. Profil siku yang digunakan adalah 4 profil siku L0x0x dan pelat kopel 30x3. Benda uji tersebut dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu Gambar. Benda Uji Kolom Baja Batang Tersusun MEDIA TEKNIK SIPIL/Januari 007/9

Dari hasil pengujian tersebut, kemudian dibandingkan antara hasil pengujian dengan hasil analisis. Di samping itu dibandingkan pula kapasitas masing masing kolom baja tersusun dengan variasi jarak pelat kopel. Pengujian tegangan leleh baja dilakukan terhadap tiga sampel profil. Benda uji berupa pelat hasil potongan sayap profil siku. Dari pengujian diperoleh tegangan leleh rata-rata profil baja adalah 3,04 kg/mm = 3,04 N/mm, dan modulus elastisitas rata-rata 840,49 kg/mm = 8404,9 N/mm. Kapasitas tekan kolom batang tersusun ditentukan melalui dua metode, yaitu metode analisis berdasarkan SNI 03 179-00 dan metode pengujian. Hasil analisis dan pengujian langsung disajikan dalam Tabel 1. Gambar 3. Bagan alir penelitian Tabel 1. Hasil kapasitas tekan kolom batang tersusun KBT Kapasitas tekan Analisis (kg) Kapasitas tekan Pengujian (kg) Defleksi (mm) Kekakuan (kg/mm) KBT 1 5606 5500 3,4 1617,6 KBT 7894,78 7500 1,34 5597,1 KBT 3 5606 4500 1,75 571,4 8000 7000 Gambar 4. Alat uji dan sampel HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melaksanakan pengujian, diperoleh hasil sebagai berikut : a. Data pengujian tegangan leleh dan modulus elastisitas baja profil siku yang digunakan. b. Data pengujian kapasitas tekan kolom baja tersusun. Kapasitas tekan (kg) 6000 5000 4000 3000 000 1000 0 1 3 KBT Hasil uji Hasil analisis Gambar 5. Perbandingan kapasitas tekan hasil uji dengan analisis 10/MEDIA TEKNIK SIPIL/Januari 007

KBT1 KBT Gambar 6. Foto hasil pengujian benda uji KBT3 Hasil uji memperlihatkan peningkatan kapasitas tekan pada KBT dibandingkan KBT1 dan KBT3. Hal ini dikarenakan adanya penambahan pengekang akan dapat meningkatkan kapasitas tekan kolom. Berbeda dengan KBT3 yang mempunyai jumlah pengekang sama dengan KBT ternyata mempunyai kapasitas tekan yang jauh lebih kecil. Hal ini terjadi karena tekuk yang menentukan terjadi pada elemen yang lebih panjang, yaitu pada jarak 50 cm. KBT3 memperlihatkan pola tekuk yang lebih kecil dari KBT1. Hal ini terjadi karena pengaruh variasi jarak yang ada pada KBT3, walaupun keduanya mempunyai panjang tekuk yang sama. Pola tekuk pada KBT1 terjadi pada sisi atas dan sisi bawah, hal ini menguatkan teori bahwa kolom yang mempunyai bracing di tengah akan terjadi tekuk di atas dan di bawah. Pola tekuk pada KBT terjadi pada sisi bawah, tengah dan atas, hal ini menguatkan teori bahwa kolom yang mempunyai bracing di sepertiga kolom akan terjadi tekuk di ketiga elemen kolom. Tekuk pada KBT3 terjadi pada sisi bawah, karena pada elemen tersebut merupakan elemen terpanjang. Nilai kuat tekan hasil pengujian KBT3, dengan variasi jarak pelat kopel terbesar 50 cm, ternyata lebih kecil dibandingkan dengan nilai KBT1, dengan jarak pelat kopel seragam sebesar 50 cm. Hal tersebut disebabkan karena pada KBT3 konsentrasi tegangan yang lebih besar terjadi pada jarak pelat kopel 50 cm. SIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian laboratorium, hasil analisis serta pembahasa yang telah diuraikan, maka didapat kesimpulan sebagai berikut : a. Kekakuan kolom batang tersusun adalah : 1) Kolom dengan jarak pelat 50 cm : 1617,6 kg/mm ) Kolom dengan jarak pelat 33,333 cm : 5597,1 kg/mm 3) Kolom dengan variasi jarak pelat kopel: 571,4 kg/mm b. Hasil percobaan kapasitas tekan kolom batang tersusun rata-rata adalah : 1) Kolom dengan jarak pelat 50 cm : 5500 kg ) Kolom dengan jarak pelat 33,333 cm: 7500 kg 3) Kolom dengan variasi jarak pelat kopel: 4500 kg c. Memperpendek jarak pelat kopel dapat meningkatkan kekakuan kolom, namun demikian distribusi jarak pelat kopel yang tidak seragam akan mengurangi kapasitas tekan kolom batang tersusun. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Salahuddin dkk. atas partisipasi dan kontribusinya dalam penelitian ini REFERENSI Anonim, 00, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI-03-179- 00), Jakarta. Anwar Salim, 003, Tinjauan Teknik Jenis Kolom Baja Tersusun, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, Surakarta Barkah Widi, 004, Uji Kapasitas Tekan Kolom Batang Tersusun dengan Pelat Pengaku Horisontal, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, Surakarta Duggal, S.K., 1993, Design of Steel Structures, Tata Mc Graw-Hill Publishing Company Limited, New Delhi Frick, Heinz, 1999, Mekanika Teknik I Statika dan Kegunaannya, Yogyakarta : Kanisius. MEDIA TEKNIK SIPIL/Januari 007/11

Gere & Timoshenko, 000, Mekanika Bahan, Jakarta : Erlangga Morisco, dkk, 1991, Pengetahuan Dasar Struktur Baja, Yogyakarta : Nafiri Offset Salmon, CG & Johnson, JE., 1990, Struktur Baja Desain dan Perilaku dengan penekanan Load and Resistance Factor Design (edisi ketiga), Jakarta : PT. Gramedia. Schodek, Daniel., 1999, Struktur, Jakarta : Erlangga 1/MEDIA TEKNIK SIPIL/Januari 007