BAB I PENDAHULUAN. tersebut padi atau beras mengalami proses penurunan kualitas dan kuantitas.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK TEMBELEKAN (Lantana camara) DAN BABADOTAN (Ageratum conyzoides) SEBAGAI PESTISIDA NABATI

I. PENDAHULUAN. Kepik hijau (Nezara viridula L.) merupakan salah satu hama penting pengisap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)

I. PENDAHULUAN. Usaha produksi pertanian tidak terlepas kaitannya dengan organisme pengganggu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor pembatas proses produksi pertanian adalah hama. Hama timbul dan

BAB I PENDAHULUAN. faktor struktur tanah, pencemaran, keadaan udara, cuaca dan iklim, kesalahan cara

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produksi kubis di Indonesia banyak mengalami hambatan, di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki

Jurnal Hexagro. Vol. 1. No. 2 Agustus 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

A. Ulat Api Pada Tanaman Kelapa Sawit. Ulat api termasuk ke dalam famili Limacodidae, ordo Lepidoptera (bangsa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Klasifikasi dari Sitophilus oryzae menurut Borror dan White (1970) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. petani melakukan pencampuran 2 6 macam pestisida dan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan bahan pangan pokok terutama ketergantungan masyarakat yang besar

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. menghasilkan tingkat penolakan yang tidak berbeda nyata dibandingkan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi penduduk Indonesia yang diperlukan setiap hari. Salah satunya

PEMANFAATAN GULMA BABADOTAN DAN TEMBELEKAN DALAM PENGENDALIAN Sitophillus SPP. PADA BENIH JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. kedelai dan industri pakan ternak. Rata rata kebutuhan kedelai setiap tahun sekitar ± 2,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pengendalian hama dan penyakit melalui insektisida

BAB III METODE PENELITIAN. atau percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4. A1 = Daun Tembelekan Konsentrasi 3%

BAB I PENDAHULUAN. menyerang produk biji-bijian salah satunya adalah ulat biji Tenebrio molitor.

Insektisida sintetik dianggap sebagai cara yang paling praktis untuk

BAB I PENDAHULUAN. satu hama daun yang penting karena hama ini bersifat polifag atau mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. petani dan dikonsumsi masyarakat karena sayuran tersebut dikenal sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. mengganggu kenyamanan hidup manusia karena meninggalkan bau yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang menjadi vektor dari penyakit Demam Berdarah ini dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah penduduk dan industri pangan dan pakan. Kelangkaan

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dikembangkan adalah produk alam hayati (Sastrodiharjo et al.,

tersebut mencapai miliaran rupiah setiap tahun (Setiawati et al., 2008).

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah: warna putih (gelatin) yang merupakan salivanya, sehingga dari luar tidak

BAB I PENDAHULUAN. masih tergantung pada penggunaan pestisida sintetis yang dianggap

I. PENDAHULUAN. Cabai besar ( Capsicum annum L.) merupakan komoditas sayuran tergolong

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan salah satu komoditas pangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam visi Indonesia Sehat 2015 yang mengacu pada Millenium. Development Goals (MDG s), lingkungan yang diharapkan pada masa depan

I. PENDAHULUAN. Tanaman lada (Piper nigrum L) merupakan salah satu komoditi ekspor.

BAB I PENDAHULUAN. hama. Pertanian jenis sayuran kol, kubis, sawi dan sebagainya, salah satu

I. PENDAHULUAN. lebih dari setengah penduduk menggantungkan hidupnya pada beras yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan tanaman secara preventif dan kuratif merupakan bagian yang

I. PENDAHULUAN. Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman perkebunan penting

I. PENDAHULUAN. bagi manusia, seperti demam berdarah, malaria, kaki gajah, dan chikungunya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu resiko yang harus dihadapi. Kehilangan hasil akibat

I. PENDAHULUAN. diperkirakan, pengendalian hama pun menjadi sulit dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. ulat grayak merupakan hama penting pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum

BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi pada lahan basah dan lahan kering. Hasil produksi tomat di Indonesia dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan Indonesia merupakan negara tropik yang mempunyai kelembaban

SATRIA RISA GAGAH PERKASA. UJI EFEKTIFITAS DOSIS DAN CARA APLIKASI SERBUK DAUN BABADOTAN TERHADAP SERANGAN S. ORYZAE

BAB I PENDAHULUAN. oleh para petani sayuran dan umum dikonsumsi oleh masyarakat luas di

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

UJI AKTIVITAS LARVASIDA EKSTRAK DAUN KELADI BIRAH (Alocasia indica Schott) TERHADAP LARVA NYAMUK Culex sp. ABSTRAK

1 Muhammad Syaifullah Hiola, , Rida Iswati, Fahria Datau, Jurusan Agroteknologi. Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

I. PENDAHULUAN. komoditi tanaman perkebunan yang menghasilkan minyak dan sebagai komoditi

EFEKTIVITAS EKSTRAK BABADOTAN (Ageratum conyzoides L.) TERHADAP TINGKAT KEMATIAN LARVA Spodoptera litura F.

BAB I PENDAHULUAN. atau jasad renik yang terdapat pada manusia dan binatang lainnya (Parwiro,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepik hijau (N. viridula L.) sudah lama dikenal sebagai hama penting tanaman

Pembuatan Pestisida Nabati

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sayuran sawi sehari-harinya relatif cukup tinggi, sehingga

I. PENDAHULUAN. Masyarakat luas telah menyadari bahwa pestisida merupakan senyawa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. (OPT). Pestisida nabati bersifat mudah terurai (bio-degradable) di alam. dan ternak peliharaan karena residu mudah hilang.

BIOPESTISIDA PENGENDALI HELOPELTIS SPP. PADA TANAMAN KAKAO OLEH : HENDRI YANDRI, SP (WIDYAISWARA PERTAMA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman Mengkudu. ujung runcing, sisi atas berwarna hijau tua mengkilat (van Steenis et al.

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Hama Kumbang Beras ( Sitophilus oryzae L.) merugikan dan sulit. Klasifikasi kumbang beras (Sitophilus oryzae L.

PENDAHULUAN. terdiri atas penyakit bakterial dan mikotik. Contoh penyakit bakterial yaitu

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Uji Penolakan. terhadap penolakan hama kutu beras. Namun perlakuan serbuk

PENGARUH KONSENTRASI Lantana camara DAN LAMA FERMENTASI DENGAN Bacillus thuringensis TERHADAP HAMA ULAT API Setora nitens PADA KELAPA SAWIT

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat

PENGARUH EKSTRAK ETANOL CABAI MERAH

I. PENDAHULUAN. Bidang perikanan memegang peranan penting dalam penyediaan protein

BAB I PENDAHULUAN. 1993). Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat bersifat racun, menghambat pertumbuhan/perkembangan, tingkah

Pestisida Nabati dan Aplikasinya. Oleh: YULFINA HAYATI

Uji Toksisitas Potensi Insektisida Nabati Ekstrak Kulit Batang Rhizophora mucronata terhadap Larva Spodoptera litura

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identifikasi dan Karakterisasi Bacillus thuringensis. Penelitian Agus (2011) Bacillus thuringiensis adalah bakteri

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai (Capsicum annum L.) merupakan tanaman semusim yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. dan mematikan bagi manusia, seperti demam berdarah (Aedes aegypti L.), malaria

TINJAUAN PUSTAKA. imago memproduksi telur selama ± 3-5 bulan dengan jumlah telur butir.

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. nyawa makhluk hidup karena mempunyai beberapa kelebihan seperti hampir tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai nilai ekonomis tinggi serta mempunyai peluang pasar yang baik.

I. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi di daerah tropis

PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, produksi kentang sebanding dengan produksi gandum,

Anang Mulyantana. Abstrak

UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAUN BABADOTAN (Ageratum conyzoides Linn) TERHADAP IKAN MAS ( Cyprinus carpio Linn.) SEBAGAI ORGANISME NON-TARGET

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sirih hijau (Piper betle L.) sebagai pengendali hama Plutella xylostella tanaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pestisida nabati perasan daun kayu kuning (Arcangelisia flava L.) terhadap

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan penurunan hasil pertanian, perkebunan maupun sayursayuran.

TINJAUAN PUSTAKA Tumbuhan Kembang Bulan (Tithonia diversifolia A. Gray)

I. PENDAHULUAN. khususnya di area persawahan hingga saat ini semakin meningkat, dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. organisme termasuk manusia. Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya

ABSTRAK. NILAWATI SURYA DARMA. Aplikasi Insektisida Nabati Daun Sirsak. (Annona Muricata L) Pada Konsentrasi yang Berbeda Untuk Mengendalikan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada umumnya secara turun temurun telah memanfaatkan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyimpanan merupakan salah satu tahap penting karena periode tersebut padi atau beras mengalami proses penurunan kualitas dan kuantitas. Kerusakan saat penyimpanan umumnya ditimbulkan oleh serangga hama, dimana kerusakan tersebut mencapai 5-15% dari bahan yang disimpan, sehingga jika serangan-serangga tersebut berlanjut dapat menyebabkan turunnya mutu terhadap bahan pangan yang disimpan. Salah satu serangga hama yang menyebabkan kerusakan pada bahan pangan adalah Sitophilus oryzae Linn. (Setiawan, 2010). Sitophilus oryzae L, merupakan salah satu jenis hama gudang yang banyak merusak persediaan beras di tempat penyimpanan. Serangannya menyebabkan butiran beras menjadi berlubang kecil-kecil serta mudah pecah dan remuk bagaikan tepung, sehingga kualitasnya rendah karena rasanya tidak enak dan berbau apek (Patty, 2011). Sitophilus oryzae (Coleoptera; Curculionidae) juga menyebabkan bahan yang diserang akan ditumbuhi jamur-jamur yang berbahaya bagi manusia bila termakan (Azwana dan Marjun, 2009). Dewasa ini penggunaan pestisida sintetis/kimiawi masih merupakan pilihan utama dan penggunaannya masih belum sesuai dengan yang diharapkan, bahkan terjadi perubahan ekologi yang tidak menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman dan sebaliknya menguntungkan bagi Organisme Penganggu Tanaman (OPT) nya. Hal lain yang timbul adalah resurjensi, resistensi dan keracunan pada

2 pengguna pestisida, binatang piaraan, satwa piaran, organisme bukan sasaran lainnya dan lingkungan (Astriani, 2010). Pemanfaatan bahan nabati sebagai bahan pestisida telah banyak mendapat perhatian untuk dikembangkan sebab relatif mudah didapat, aman terhadap hewan bukan sasaran, mudah terurai di alam sehingga tidak menyebabkan pencemaran lingkungan, residunya relatif pendek, dan hama tidak berkembang menjadi tahan terhadap pestisida nabati. Beberapa jenis tumbuhan yang sering berstatus sebagai gulma ternyata berpotensi sebagai sumber bahan pestisida nabati. Tumbuhan tersebut mempunyai kandungan bahan aktif yang berpengaruh terhadap jasad sasaran, keberadaannya melimpah dan mudah berkembang biak pada kondisi lingkungan yang marginal, dan pemanfaatannya sebagai sumber bahan pestisida tidak akan bertentangan dengan kepentingan lain. Dengan demikian pemanfaatan gulma ini akan menggeser statusnya menjadi tumbuhan bermanfaat (Astriani, 2010). Sebagaimana Firman Allah SWT Surat Asy Syu'araa' ayat 7, bahwasanya Allah menciptakan di bumi itu berbagai tumbuhan yang baik, termasuk gulma tembelekan dan babadotan meskipun merugikan bagi tanaman budidaya karena terjadi kompetisi antara tumbuhan gulma dan tanaman budidaya, tetapi kandungan di dalam kedua tumbuhan tersebut bermanfaat untuk digunakan untuk pestisida nabati, yaitu sebagai berikut : Artinya : Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik? (QS. Asy Syu'araa': 7).

3 Berdasarkan ayat di atas dapat diketahui bahwa Allah SWT memerintahkan untuk melihat serta memperhatikan bumi, dimana di atas bumi Allah SWT telah menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik, sebagaimana gulma, terutama babadotan dan tembelekan meskipun dianggap menganggu serta merugikan tetapi ketika diperhatikan dengan seksama, seperti diteliti serta diuji dapat diketahui kandungan bahan aktif pada gulma tersebut yang dapat dimanfaatkan salah satunya sebagai pestisida nabati, karena Allah SWT menciptakan bumi dan seisinya tidak ada yang sia-sia. Jenis-jenis biopestisida yang ditemui, diantaranya berfungsi sebagai insektisida (pembasmi serangga). Babadotan ( Ageratum conyzoides) dan tembelekan (Lantana camara Linn.) ternyata mampu membasmi hama penggerek pucuk mahoni (Lepidoptera: Pyralidae), yang berdampak positif untuk suatu ekosistem (Octavia, 2008). Babadotan merupakan salah satu tumbuhan pengganggu/gulma yang potensial. Diketahui kandungan bahan aktif dalam A. conyzoides terutama tertinggi pada bagian daun adalah alkaloid, saponin, flavanoid, polifenol, sulfur, dan tannin. Bagian daun mempunyai sifat bioaktifitas sebagai insektisidal, antinematoda, antibakterial dan alelopati (Octavia, 2010). Ekstrak daun babadotan mengandung senyawa alkaloid, saponin, triterpenoid dan fenol. Senyawa triterpenoid yang terlarut dalam minyak atsiri adalah senyawa yang paling berperan dalam menimbulkan mortalitas pada serangga (Riyati, 2010). Daun dan bunga babadotan mengandung saponin, flavonoid dan polifenol serta minyak atsiri. Tumbuhan ini telah berhasil diisolasi,

4 ditemukan ada dua senyawa aktif yang diberi nama Precocene I dan Precocene II, yang dikenal sebagai senyawa anti hormon juvenil yaitu hormon yang diperlukan oleh serangga selama metamorforsis dan reproduksi. Gangguan tidak hanya berlangsung pada stadia larva tetapi berlanjut pada pembentukan pupa dan serangga dewasa (Azwana dan Marjun, 2009). Tumbuhan tembelekan (Lantana camara) merupakan gulma potensial pada budidaya tanaman, namun ternyata tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan pestisida nabati karena mengandung bahan-bahan aktif seperti senyawa alkaloids (lantanine), flavanoids dan juga triterpenoids. Bagian tanaman yang bisa dipakai sebagai bahan pestisida nabati adalah daun, batang, bunga, minyak dan bahkan getahnya (Astriani, 2010). Hasil penelitian Hidayati (2008) menunjukkan bahwa secara umum seluruh bahan uji yang berupa akar, daun, dan buah L. camara mengandung saponin dengan kadar yang bervariasi. Daun memiliki kandungan saponin tertinggi yaitu 66, 22 mg/g. Daun memiliki kandungan flavonoid tertinggi yang ditunjukkan oleh persentase luas area serapan sebesar 12,76%. Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan ANAVA dan uji LSD, kandungan flavonoid pada daun berbeda nyata dengan akar dan buah, masing-masing sebesar 1,41% dan 6,78%. Uji kandungan minyak atsiri tertinggi yaitu pada bagian daun yaitu 14, 49%. Menurut Astriani (2010) perlakuan dengan babadotan dan tembelekan diekstrak pada konsentrasi 6% mampu menyebabkan kematian dan menekan perkembangan populasi Sitophilus spp.. Pada penelitian ini aplikasi pestisida

5 nabati dengan konsentrasi 6% pada benih jagung yang disimpan selama 70 hari, dapat menekan perkembangan populasi hama Sitophilus spp. baik pada stadium larva, pupa atau imago. Sedangkan pada perlakuan dengan tembelekan menunjukkan hasil yang lebih rendah pada perlakuan konsentrasi 6%. Tanaman tembelekan ( Lantana camara) dan babadotan ( Ageratum conyzoides) yang merupakan gulma juga dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati, penelitian Darwiati, W. dan S.E. Intari (2005) terhadap hama daun Hypsiphylla robusta (Lepidoptera : Pyralidae). Bagian yang digunakan adalah daun, karena di dalam daun babadotan terdapat kandungan senyawa saponin, flavanoid, polifenol dan minyak atsiri yang ternyata cukup beracun bagi serangga, sehingga mampu menghambat pertumbuhan serangga menjadi kepompong (Darwiati, 2012). Hasil penelitian Astriani (2010) pada tembelekan dan babadotan perlakuan tunggal selama 14 hari diperoleh persentase mortilitas dari Sitophillus spp. tertinggi, ditunjukkan pada perlakuan dengan konsentrasi tertinggi yaitu konsentrasi 6%, dimana pada tembelekan persentase mortilitas Sitophillus spp. diperoleh 62,5%, sedangkan pada babadotan persentase mortilitas Sitophillus spp. diperoleh 67,5%. Menurut Anis (2011), selain memiliki senyawa aktif utama dalam ekstrak tumbuhan juga terdapat senyawa lain yang kurang aktif, namun keberadaannya dapat meningkatkan aktivitas ekstrak secara keseluruhan (sinergis). Serangga tidak mudah resisten terhadap ekstrak tumbuhan dengan beberapa bahan aktif, karena kemampuan serangga untuk membentuk system pertahanan terhadap

6 beberapa senyawa yang berbeda sekaligus lebih kecil daripada terhadap senyawa insektisidal tunggal. Selain itu, cara kerja senyawa dari bahan nabati berbeda dengan bahan sintetik sehingga kecil kemungkinannya terhadap resistensi hilang. Hasil penelitian Hayuningtyas, dkk (2014) menunjukkan bahwa pemberian kombinasi filtrat umbi gadung, daun sirsak, dan herba anting-anting pada berbagai volume memberikan pengaruh terhadap kenaikkan mortalitas ulat grayak sebesar 62-84%. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian tentang pengaruh kombinasi ekstrak tembelekan (Lantana camara) dan babadotan (Ageratum conyzoides) sebagai pestisida nabati terhadap kutu beras (Sitophilus oryzae). Diharapkan dengan kombinasi terjadi sinergisme kerja dari kedua bahan, sehingga didapatkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan babadotan dan tembelekan secara tunggal. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian pengaruh kombinasi ekstrak tembelekan (Lantana camara) dan babadotan (Ageratum conyzoides) sebagai pestisida nabati terhadap kutu beras (Sitophilus oryzae) (Ordo Coleoptera), yaitu: Adakah pengaruh konsentrasi pemberian kombinasi ekstrak tembelekan (Lantana camara) dan babadotan (Ageratum conyzoides) terhadap mortalitas kutu beras (Sitophilus oryzae)?

7 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini, yaitu: Untuk mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi kombinasi ekstrak tembelekan ( Lantana camara) dan babadotan ( Ageratum conyzoides) terhadap mortalitas kutu beras (Sitophilus oryzae). 1.4 Manfaat Manfaat dilakukannya penelitian ini, meliputi: 1. Dapat mengetahui potensi dari tumbuhan gulma, terutama tembelekan dan babadotan sebagai pestisida nabati. 2. Dapat digunakan para petani sebagai alternative untuk dimanfaatkan sebagai penganti pestisida sintetis yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. 3. Dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya. 1.5 Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini, meliputi: 1. Tumbuhan gulma yang digunakan pada penelitian ini, meliputi babadotan (Ageratum conyzoides) dan tembelekan (Lantana camara). 2. Bagian tumbuhan gulma yang digunakan pada penelitian yaitu bagian daun. 3. Sitophilus oryzae yang digunakan pada penelitian yaitu dalam stadia imago.

8 4. Media biakkan untuk Sitophilus oryzae yang dipakai yaitu beras. 5. Parameter yang diamati yaitu rata-rata jumlah Sitophilus oryzae yang mati setiap hari, persentase mortalitas Sitophilus oryzae dan susut beras. 6. Metode pembuatan ekstrak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode maserasi. 7. Ekstrak yang disemprotkan yaitu 10 ml/toples tiap hari selama 14 hari 8. Pengamatan dilakukan setiap 24 jam untuk mengetahui rata-rata jumlah kematian tercepat serta jumlah imago yang mati. 1.6 Hipotesis Ada pengaruh konsentrasi pemberian kombinasi ekstrak tembelekan (Lantana camara) dan babadotan (Ageratum conyzoides) terhadap mortalitas kutu beras (Sitophilus oryzae).