GEDUNG PEMUDA DI MANADO ARSITEKTUR PERILAKU LINGKUNGAN

dokumen-dokumen yang mirip
TERMINAL PENUMPANG PELABUHAN LAUT DI SOFIFI METAFORA; KORA-KORA

GRAHA PEMUDA DAN REMAJA DI MANADO PLURALISME DALAM GUBAHAN BENTUK DAN RUANG ARSITEKTURAL

TERMINAL PENUMPANG ANGKUTAN LAUT DI TAHUNA (Arsitektur Perilaku)

PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI MALUKU UTARA DI SOFIFI

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

Sekolah Luar Biasa Untuk Tunarungu Difabel Antropometri

REDESAIN PERPUSTAKAAAN PROVINSI SULAWESI UTARA (HIBRIDASI PROGRAM)

KANTOR DINAS PEMADAM KEBAKARAN DI MANADO GEOMETRI MODULAR. Rocky Brian Wongkar 1 Judy O. Waani 2 Hendriek H. Karongkong 3

negara kita sebagai negeri bahari yang kuat. Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini ola

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan

Fasilitas Sinema Terpadu di Surabaya

2.8 Kajian dan konsep figuratif rancangan (penemuan bentuk dan ruang). 59 bagian 3 hasil Rancangan dan pembuktiannya Narasi dan Ilustrasi

RUMAH SUSUN PADA KAWASAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TONDANO DI MANADO

Universitas Sumatera Utara BAB 1

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Ruang publik sebagai sarana umum menjadi kebutuhan yang cukup vital

BAB I PENDAHULUAN. 2 (dua) orang Sarjana Arsitektur yaitu Ir. Muhammad Hasan (alm) dan Ir. M.

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

REDESAIN PERPUSTAKAAN DAERAH DI MANADO PENELUSURAN MAKNA EDUKATIF DAN REKREATIF DALAM ARSITEKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN. mengespresikan kegiatan positifnya. Jumlah pemuda kota medan

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB III. ELABORASI TEMA

RUMAH SAKIT BERSALIN DI TOMOHON ( PENDEKATAN UTILITAS DALAM DESAIN )

TAMAN BERMAIN DAN BELAJAR ANAK ANAK DI MANADO (Language of Space Sebagai Pendekatan Desain) Ewin Aldo Montol 1 Faizah Mastutie 2 Fela Warouw 3

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

REVITALISASI PASAR TRADISIONAL SARIMALAHA DI TIDORE RETROFITTING ARCHITECTURE

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

Fasilitas Industri Kreatif Media Cetak di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB V PENUTUP. masyarakat. Perancangan interior bertema Fragment of Spirit dengan gaya

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

GELANGGANG REMAJA DI JAKARTA

BAGIAN 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar Pendidikan non formal sebagai wadah aktifitas diluar sekolah

MALL KECANTIKAN DI MANADO (Building As Capital Investment)

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

BAB I. : 1. Masa muda, 2. Kaum muda, 3. Remaja. : Tempat yang dianggap penting/pumpunan dari berbagai kedudukan/kegiatan sesuai dengan golongannya 2

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah :

BAB III METODE PERANCANGAN. data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Jawa Tengah in Figures 2010 (Jawa Tengah dalam Angka 2010)

GRAHA SENI DI KOTA MANADO (Metafora Dalam Rancangan Arsitektur)

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Youth Center di Kudus Muhammad Budi Utomo

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

Evaluasi Penataan Ruang Kawasan Pengrajin Keramik Berwawasan Lingkungan Perilaku di Kelurahan Dinoyo, Kota Malang

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

Fasilitas Informasi dan Pelatihan Futsal di Surabaya

1.1 Latar Belakang Pendidikan menjadi sebuah kebutuhan mutlak dan primer saat ini. Sebelumnya, pendidikan hanya menjadi milik kalangan atas namun

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERPUSTAKAAN UMUM KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SEMARANG LP3A TUGAS AKHIR 138

GEDUNG PAMERAN SENI RUPA

RECREATION CENTER DI MANADO (CULTURE AND ART EDUTAINMENT)

1 Survey melalui kuesioner pola kegiatan belajar di Perpustakaan dan Kota Depok, 2013 via Google Drive

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode

GRAHA OLAHRAGA BILLIARDDI MANADO

INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng

UKDW. UU Reepublik Indonesia no.40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan

Taman Seni dan Pusat Pelatihan Kebudayaan Tradisional Jawa Timur di Kediri

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu individu yang dinamis namun sudah. cukup lama dirasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS

Re-Desain Interior Perpustakaan Pusat ITS Lantai 5 dengan Konsep Modern Minimalis BAB V KESIMPULAN

AGRO RESEARCH CENTER DI KOTAMOBAGU BIOMIMICRY

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REDESAIN PASAR TRADISIONAL BERSEHATI DI MANADO Simplicity in Architecture

FITNESS CENTRE DAN SPA DI SEMARANG

Perancangan Perpustakaan Umum dengan Pendekatan Arsitektur Hybrid

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

BAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep lagu blues Everyday I Have Blues, menerapkan nilai serta karakter lagu

PUSAT PAMERAN DAN KONVENSI DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR FUTURISTIK

RUMAH RETRET DI YOGYAKARTA

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PENELITIAN SETING PRILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN NOSTALGIA KUPANG. Oleh I Kadek Mardika

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB V KONSEP PERANCANGAN

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

Transkripsi:

GEDUNG PEMUDA DI MANADO ARSITEKTUR PERILAKU LINGKUNGAN Disusun Oleh : Abdul Hafid Tome Luther Betteng 1 Hanny Poli 2 Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi Manado Email : hafid_tome@yahoo.com ABSTRAK Pemuda merupakan konsep-konsep yang selalu di kaitkan dengan masalah nilai. Di dalam masyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan dan pembangunan bangsanya karena pemuda dapat diartikan sebagai harapan Bangsa dan Negara. Melihat kondisi Kota Manado saat ini begitu memprihatinkan, stabilitas keamanan mulai di pertanyakan dan merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai masyarakat kota manado untuk menjaganya. Banyaknya kasus pembunuhan, penggunaan senjata tajam, dan tawuran antar kampung menjadi faktor yang meresahakan masyarakat kota manado. Setelah diidentifikasi diantara berbagai kasus tersebut ternyata sebagian besar palakunya adalah pemuda yang dibawah pengaruh minum-minuman keras. Untuk meminimalisir berkembangnya kasus-kasus ini kiranya perlu di hadirkan suatu wadah/bangunan yang mampu mengakomodasi pemuda dalam penyaluran bakatnya agar mampu mengalihkan kegiatan pemuda pada hal-hal yang lebih positif. Gedung Pemuda di Kota Manado hadir sebagai salah satu solusi bagi para pemuda untuk mengembangkan minat dan bakat mereka. Gedung Pemuda merupakan sarana pembinaan mental terhadap pemuda dalam bentuk edukatif rekreatif. Sarana ini merupakan wadah bagi pemuda untuk mengembangkan potensi yang dimiliki pemuda baik dari segi olahraga, seni, iptek maupun kegiatan berorganisasi. Sarana ini juga mampu menjawab tantangan zaman dalam mengarahkan pemuda pada hal-hal yang lebih positif karena pemuda merupakan generasi emas bagi Bangsa dan Negara. Rancangan Gedung Pemuda di Manado ini menerapkan pendekatan tematik Arsitektur Perilaku Lingkungan. Pendekatan ini diterapkan untuk menyempurnakan rancangan objek, dengan memberikan terapi mental terhadap pengguna bangunan dan juga membantu dan menganalisa kebutuhan ruang bagi pemuda terhadap objek rancangan. Pendekatan tematik ini menyempurnakan fungsi dari objek rancangan sebagai saran pembinaan mental bagi pemuda. Kata Kunci : Gedung, Pemuda, Perilaku, Lingkungan. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa muda merupakan masa keemasan bagi pertumbuhan jiwa dan mental manusia, masa muda juga merupakan fase yang paling sensitif dan rentan terhadap isu-isu lingkungan. Dalam UU no 40 tahun 2009 tentang kepemudaan di jelaskan bagaimana kontribusi pemuda dalam perjuangan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan. Dalam pembaruan dan pembangunan bangsa, pemuda mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis sehingga perlu dikembangkan potensi dan perannya melalui penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan sebagai bagian dari pembangunan nasional. Untuk membangun pemuda, diperlukan pelayanan kepemudaan dalam dimensi pembangunan di segala bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Melihat kondisi lokal kota Manado saat ini sangat memprihatinkan, stabilitas keamanan di kota Manado patut dipertanyakan. Setelah diidentifikasi, diantara berbagai kasus tersebut ternyata sebagian besar pelaku pembunuhan dan penggunaan senjata tajam adalah para pemuda yang rata-rata sebahagian besar sudah putus sekolah dan dibawah pengaruh minuman keras. Harusnya disini pemerintah mengambil peran untuk pengembangan pelayanan bagi pemuda baik sarana dan prasarana sebagaimana yang diamanatkan dalam UU NO 40 tahun 2009 BAB V Pasal 20. Setiap pemuda berhak mendapatkan: perlindungan, khususnya dari pengaruh destruktif, pelayanan dalam penggunaan prasarana dan sarana kepemudaaan tanpa diskriminasi, advokasi, akses untuk pengembangan diri dan. kesempatan berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, dan pengambilan keputusan strategis program kepemudaan. 1 Staf Pengajar Prodi. S1.Arsitektur UNSRAT 43

Gedung Pemuda di Kota Manado ini hadir sebagai salah satu jawaban bagi para pemuda untuk mengaktualisasikan diri mereka. Gedung Pemuda hadir dengan pendekatan tema perancangan Arsitektur Perilaku dan Lingkungan dimana bangunan diharapkan dapat menjadi saran pembinaan mental dan merepresentasikan perilaku pemuda yang begitu dinamis serta mampu menjawab kebutuhan ruang pada bangunan yang sesuai dengan minat dan bakat pemuda. 1.2 Rumusan Masalah Melihat dari identifikasi masalah yang ada, dapat dirumuskan masalah yang muncul adalah bagaimana Gedung Pemuda di Kota Manado dengan tema Arsitektur Perilaku Lingkungan dapat memfasilitasi bentuk-bentuk kegiatan pemuda baik dari segi edukasi maupun rekreasi, serta bagaimana cara membentuk perilaku pemuda dalam lingkungannya menjadi pribadi yang mampu bertanggung-jawab dan berdaya saing. 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dan Tujuan dari perancangan Gedung Pemuda ini agar dapat menjadi salah satu alternatif bagi pemuda untuk mengembangkan bentuk-bentuk kreativitas mereka, sehingga mampu mengalihkan perhatiannya dari kegiatan yang kurang bermanfaat seperti minum-minuman keras, narkoba, dan tawuran yang semakin tinggi di Kota Manado. 2. METODE PERANCANGAN - Pendekatan perancangan Gedung Pemuda di Manado meliputi tiga aspek utama perancangan yaitu: 1. Tipologi Objek 2. Pendekatan Tematik (Arsitektur Perilaku Lingkungan) 3. Pendekatan Tapak dan Lingkungan - Proses berpikir yang digunakan yaitu jalur spiralistik yang penuh dengan lompatan dari satu masalah ke masalah yang lain, dari satu forward ke feedback, dari alur maju ke alur mundur, dan sebaliknya, secara terus-menerus dan berdasarkan pertimbangan pemikiran dan pengalaman perancang. - Proses perancangan yang dipakai disini mengarah pada model desain generasi ke II yang di kembangkan oleh John Zeizel (1981), dimana proses desain merupakan suatu proses yang berulang-ulang terus menerus (cyclical/spiral). Model desain seperti ini dipilih sebagai proses perancangan karena meodel desain ini cenderung tidak membatasi permasalahan sehingga desain nantinya bisa optimal sesuai maksud dan tujuan perancangan. 3. KAJIAN PERANCANGAN 3.1 Deskripsi Objek Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Gedung adalah bangunan tembok yg berukuran besar sbg tempat kegiatan, spt perkantoran, pertemuan, perniagaan, pertunjukan, olahraga, dan sebagainya. Menurut PP no 36 tahun 2005, Gedung adalah adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Sedangkan pemuda menurut UU No, 40 Tahun 2009, Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Pemuda juga merupakan generasi yang di tempatkan sebagai subjek pemberdayaan yang memiliki kualifikasi efektif dengan kemampuan dan keterampilan yang di dukung penguasaan iptek untuk dapat maju dan berdiri dalam keterlibtannya secara aktif bersama kekuatan efektif lainnya guna penyelesaian masalah-masalah yang di hadapi bangsa. (Umar Syadat : 2008) Jadi menurut penjelasan diatas Gedung Pemuda adalah wujud fisik yang di peruntukkan bagi pemuda untuk mengaktualisasikan diri mereka agar mampu menjadi pribadi yang lebih baik dan berdaya saing. 44

Gedung Pemuda di Manado merupakan lingkungan fisik yang mewadahi bentuk kegiatan generasi muda yang menyangkut kegiatan rekreasi, kreatif, dan pengembangan bakat. Kegiatan pada Gedung Pemuda merupakan program yang terarah dan di dasari secara sadar dengan bertolak pada latar pembinaan dan pengembangan yang bersifat edukatif dan rekreatif secara positif. Gedung Pemuda di Manado selain menjadi wadah bagi pemuda untuk mengaktualisasikan diri gedung pemuda juga merupakan sarana pembinaan mental dengan berbasis rekreatif edukatif. Untuk itu dalam mewujudkan gedung pemuda yang merupakan sarana pembinaan mental maka dalam pendekatan tematik objek rancangan dipilih tema Arsitektur Perilaku Lingkungan. Kajian tematik ini mampu mewujudkan gedung pemuda sebagai sarana pembinaan mental. 3.2 Lokasi dan Tapak Berangkat dari uraian sebelumnya maka objek perancangan bersifat sebagai sarana edukasi dan rekreasi yang fungsi ruangnya sebagai sarana pembinaan mental bagi pemuda dengan mempertimbangkan fasilitas keterampilan dan kreatifitas yang mendidik sekaligus menghibur. Maka dalam pemilihan lokasi objek rancangan harus sesuai dengan arahan RTRW kota Manado 2010-2030. Dalam rencana sistem pusat pelayanan kota manado yang terdapat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Manado, kota Manado terbagi atas : a. Pusat Pelayanan Regional (PPR) b. Pusat Pelayanan Primer (PPP) c. Pusat Pelayanan Sekunder (PPS) Ditinjau dari skala pelayanan objek yakni untuk masyarakat kota manado dan sekitarnya maka orientasi pemilihan lokasi berada pada kawasan Pusat Pelayanan Sekunder yaitu Kec. Mapanget, selain itu Kec. Mapanget merupakan lokasi perancangan yang tepat mengingat kec. Mapanget merupakan daerah sistem pusat pelayanan dibidang edukasi dan rekreasi yang bertujuan mengangkat citra Kota Manado secara internasional. Gambar 1. Foto Udara Lokasi Perancangan Yang Terletak Pada Kecamatan Mapanget Sumber : Google Earth (2014) 3.3 Kajian Tema Arsitektur merupakan kristalisasi dari pandangan hidup sehingga arsitektur bukan semata-mata teknik dan estetika bangunan atau bahkan terpecah-pecah menjadi kelompok seperti ranah keteknikan, ranah seni atau ranah sosial. Arsitektur tidak dapat hanya diartikan sebagai produk, tetapi juga suatu proses. Perilaku berasal dari kata laku yang berarti perbuatan, kelakuan, cara menjalankan atau berbuat. Jadi perilaku merupakan perbuatan, tanggapan individu atau reaksi yang dikenakan kepada, atau terhadap segala sesuatu yang terwujud dalam gerakan tubuh (sikap) tidak saja badan atau ucapan. Lingkungan adalah bulatan yang melingkari, sekalian yang terlingkung dalam suatu daerah 45

(kekuasaan, golongan, dsb), kalangan. Bila secara harafiah, lingkungan merupakan daerah di sekitar kita. Arsitektur Perilaku Lingkungan adalah seni bangunan yang dengan mempertimbangkan daerah di sekitar dan perbuatan, tanggapan atau reaksi yang ada di kalangan pengguna bangunan, atau terhadap segala sesuatu yang terwujud dalam gerakan tubuh (sikap) tidak saja badan atau ucapan. Arsitektur perilaku dan lingkungan merupakan pendekatan desain yang menekankan perlunya mempertimbangkan kualitas lingkungan yang di hayati oleh pengguna dan pengaruhnya bagi pengguna lingkungan tersebut. Pendekatan ini secara holistik mengaitkan berbagai fenomena yang mempengaruhi hubungan antara manusia dan lingkungannya dalam hal ini lingkungan fisik dan sosial. Menurut Amos Rapoport (dalam Haryadi, 1995), kajian arsitektur perilaku-lingkungan salah satunya berkaitan tentang bagaimana lingkungan terbangun mempengaruhi perilaku manusia didalamnya dan unsur-unsur fisik yang menyebabkan manusia berperilaku berbeda dalam satu setting (ruang). Jadi secara tidak langsung pengaturan ruang dan bentuk bangunan nantinya, harus mempertimbangkan kebutuhan dan karateristik pemuda, serta dapat menuntun dan membimbing perilaku pemuda yang merupakan pengguna utama Gedung Pemuda. Menurut Rapoport (dalam Haryadi, 1995), bahwa perancangan arsitektur pada dasarnya menyangkut pengorganisasian dari ruang (space), waktu (time), arti (meaning), serta komunikasi, jadi aplikasinya ke dalam Arsitektur Perilaku-Lingkungan adalah pengorganisasian ruang, waktu, makna atau kesan, warna, tekstur dan bentuk. Selain itu ada beberapa konsep penting dalam pengkajian arsitektur perilaku lingkungan yaitu : Behavior setting (setting perilaku) Environmental Perception (persepsi tentang lingkungan) Perceived Environment (lingkungan yang terpersepsikan) Environment Cognition, Image, and Schemata (kognisi lingkungan, citra, dan skema) Environment Quality (kualitas lingkungan) Territory (teritori) Personal Space and Crowding (ruang personal dan kesumpekannya). Environmental Pressures and Stress (tekanan lingkungan, stress, dan strategi penanggulangannya) 3.4 Analisis Perancangan Gambar 2. Kapabilitas Tapak Total luas site (a) : 41.272 m² Luas Garis Sempadan Jalan (b) : 3.681 m² Luas Garis Sempadan Bangunan (c) : 1.713 m² Total Luas Efektif (d) : (a-(b+c)) = (41.272 (3.681+1.713)) = 35.878 m² Koefisien Dasar Bangunan : 60% x (d) = 0.6 x 35.878 m² = 21.526 m² Koefisien Lantai Dasar Bangunan : 300% x (d) = 3 x 35.878 m² = 58.848 m² 4. KONSEP-KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Ruang Luar Ruang luar dirancang untuk memenuhi kebutuhan pemuda juga masyarakat umum seperti taman tempat mereka berbincang dan bermain. Memperbanyak ruang terbuka hijau disekitar bangunan berfungsi menciptakan kawasan sebagai area resapan air dan juga memberikan kesan relakasasi terhadap pemuda dalam beraktifitas. 46

Gambar 3. Konsep Perancangan Ruang Luar 4.2 Konsep Gubahan Bentuk dan Tata Masa Penentuan ruang dalam berawal dari bentuk dasar segiempat dan lingkaran. Dengan mempertimbangkan pola perilaku pemuda pada lingkungan sosialnya yang begitu aktif, dinamis, agresif, sensitive dan sebagainya. Selain itu bentuk mempertimbangkan jenis perilaku yang TERBUKA yang ada pada manusia. Gambar 4. Konsep Gubahan Bentuk Konsep Tata Massa Ruang - ruang pada Gedung Pemuda lebih menyediakan fasilitas-fasilitas PEMBINAAN MENTAL bagi pemuda agar mampu meminimalisir perilaku menyimpang yang berkembang di lingkungan pemuda saat ini. 47

Gambar 5. Konsep Tata Massa Bangunan 4.3 Konsep Selubung Bangunan Konsep selubung bangunan yang diterapkan pada perancangan lebih mengarah ke proses identifikiasi perilaku pemuda pada lingkungan sosialnya kemudian di transformasikan pada rancangan Gedung Pemuda di Manado seperti perilaku pemuda yang dinamis, agresif, sensitif, dan sebagainya. Gambar 6. Konsep Selubung Bangunan 5. HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kajian konsep perancangan baik secara struktural maupun arsitektural dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 7. Lay Out dan Site Plan Bentuk site plan dan layout gambar diatas merupakan penggabungan dari bentuk dasar lingkarandan persegi yang memberi kesan dinamisnya pemuda. Disisi lain perletakkan taman dan area terbukahijau yang ditempatkan disebelah barat agar mampu menyaring cahaya matahari pada sore 48

hari. Akses masuk yang ditempatkan disis kiri site mengikuti jalur kendaraan yang ada pada jalan utama untuk memudahkan pengunjung mengakses tapak. Gambar 8. Tampak site bangunan Tampak bangunan menggunakan warna kuning, yang memberi kesan ceria. Warna merah yang memeberi kesan agresifnya pemuda. Warna hijau agar memberi kesan natural dan biru yang memberi kesan damai. Bentuk banyak menggunakan sudut-sudut dan garis-garis yang tegas yang memberi kesan agresifnya pemuda. Gambar 9. Isometri Struktur Struktur rangka yang digunalan pada atap dan badan bangunan adalah stuktur rangka kaku beton bertulang. Dan struktur bawah digunakan pondasi bored pile dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan pada masing-masing sturktur. Gambar 10. Interior Ruang Tari Gambar 11. Interior Ruang kelas Komputer Interior yang ditampilkan di atas adalah ruang tari dan ruang kelas komputer. Dengan permainan garis yang tergas yang mewakili agresifnya pemuda. Serta dengan penggunaan warna yang cerah yang memberi kesan ceria agar pemuda dalam melakukan aktifitasnya merasa nyaman dan betah dalam ruangan. 49

6. PENUTUP Melihat banyaknya potensi yang di miliki pemuda dan juga pemuda sebagai generasi penerus bangsa kiranya bentuk kreatifitas mereka perlu di wadahi dan juga di fasilitasi agar bisa membentuk pemuda yang mampu berdaya saing serta mampu membangun bangsa dan Negara lebih baik dan lebih maju dari sekarang. Gedung Pemuda di Manado merupakan salah satu bentuk yang ingin memfasilitasi kegiatan pemuda. Dengan penerapan tema Arsitektur Perilaku-Lingkungan kiranya arah dan kebijakan dalam penentuan ruang mampu memenuhi kebutuhan pemuda, serta dengan tema di harapkan bangunan mampu memberaikan terapi mental dalam penggunaannya. Demikian paparan mengenai perancangan Gedung Pemuda di Manado dengan tema Arsitektur Perilakulingkungan, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena keterbatasan pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang berkaitan dengan objek maupun tema perancangan. Sekiranya kritik dan saran yang membangun dapat menyempurnakan perancangan ini di hari depan. Semoga paparan mengenai perancangan Arsitektur Perilaku-Lingkungan ini dapat berguna bagi banyak orang di hari depan. Daftar Pustaka Aninomous, Peraturan Pemerintah no 36 tahun 2005 Peraturan Pelaksanaan Undang Undang No 28 Tahun 2002; Aninomous, Undang Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2009 tentang Kepemudan; Geldard, Kathryn. (2011). Intervensi Praktis Bagi Remaja Beresiko, Yogyakarta : Pustaka Pelajar; Hentje Maahury, 2014, Perancangan Rumah Produksi Film Dan Multimedia Di Manado, Manado, UNSRAT Jessica, 2010, Autism Care Center, Arsitektur Perilaku, Medan, USU Laurens, Joyce Marcella. 2004. Arsitektur dan Perilaku Manusia. Jakarta : Grasindo. Neufert, Ernst. 1996. Data Arsitek Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Neufert, Ernst.1996. Data Arsitek Jilid 2. Jakarta : Erlangga. Ningsar, 2012, Rumah Produksi Film Dan Multimedia Di Manado, Manado, UNSRAT Panero, Julius AIA ASID dan Martin Zelnik AIA ASID. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta : Erlangga. Sarwono, Sarlito. (2013). Psikologi Remaja, Jakarta : Rajawali Press; Setiawan, Haryadi, 1995. Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Yogyakarta, UGM Syadat, Muhammad, (2008). Revolusi Politik Kaum Muda, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia 50