MOTIVASI AUDIENS DALAM MENDENGARKAN POGRAM SIARAN DELIMA MINANG DI RADIO LITA FM BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II URAIAN TEORITIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini


BAB I PENDAHULUAN. manusia pada masing-masing era, yaitu era kesukuan (tribal), tulisan

METODE PENELITIAN. nikah, peneliti menggunakan tipe penelitian eksplanatori dengan metode

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

METODOLOGI PENELITIAN

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Begitu banyak kebutuhan manusia yang secara tidak langsung media turut serta untuk memenuhinya. Secara umum, kebutuhan manusia

Ainul Sunusi. Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Tadulako. Jln. Soekarno Hatta Km 9 Kota Palu, Sulawesi Tengah

BAB II URAIAN TEORITIS. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu yang dirasakan oleh khalayak

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

MOTIF PENDENGAR AKTIF PROGRAM ACARA ONO OPO REK DI 93,3 RADIO EL VICTOR FM SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Promosi merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif

BAB III. Objek dan Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pengamatan dilakukan terhadap karyawan di Daerah Operasional II PT.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed

MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu hanya

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia bisnis menciptakan suatu peluang dan tantangan bagi

Bab 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan, mengorganisir, menganalisa, serta menginterpretasikan data. Hal

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian

I. PENDAHULUAN. Televisi adalah gambar yang paling kompleks pada media ruparungu dwimantra

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB I PENDAHULUAN. dipertunjukan di gedung-gedung bioskop. (Effendy, 1998:50-61)

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan media auditif yang hanya bisa didengar, tetapi murah,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. atas 2 varabel yaitu: variabel Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari televisi, buku, surat kabar, maupun jaringan internet. Semua informasi

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel Komitmen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lain semakin meningkat. Dengan meningkatnya tingkat mobilitas ini, maka

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin cepat di era globalisasi ini

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan penjualan pribadi Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Di Bank

III.METODE PENELITIAN. atau menjelaskan hubungan, perbedaan, atau pengaruh satu variabel dengan

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumen sangat penting peranannya dalam konsep pemasaran, karena itu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diketahui pernyataan responden terhadap implementasi kebijakan tentang sistem

Hubungan Terpaan Acara Hariring di TVRI Jawa Barat dengan Sikap Masyarakat Jawa Barat terhadap Kesenian Sunda

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan di setiap aspek kehidupan. Berkembangnya sebuah masyarakat juga berasal dari komunikasi baik yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian dalam suatu penelitian sangat penting, sebab

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PRESENTER TAYANGAN TALK SHOW HITAM PUTIH DITRANS 7 TERHADAP MINAT MENONTON (STUDI TERHADAP SISWA-SISWI SMA ADVENT JAKARTA PUSAT) SKRIPSI

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. diharapkan dapat tercapai. Sesuai dengan sasaran penelitian, maka penelitian

Transkripsi:

MOTIVASI AUDIENS DALAM MENDENGARKAN POGRAM SIARAN DELIMA MINANG DI RADIO LITA FM BANDUNG (Studi Deskriptif Pada Pendengar Setia Program Siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung Disusun oleh : Akbar Rio 10080003101 Bidang Kajian Manajemen Komunikasi FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2011

LEMBAR PENGESAHAN JUDUL : MOTIVASI AUDIENS DALAM MENDENGARKAN POGRAM SIARAN DELIMA MINANG DI RADIO LITA FM BANDUNG Sub Judul : Studi Deskriptif pada Pendengar Setia Program Siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung) Nama : Akbar Rio NPM : 10080003101 Bidang Kajian : Manajemen Komunikasi Menyetujui, Pembimbing H. Aning Sofyan Sadikin, Drs., M.Si. Mengetahui, Ketua Bidang Kajian Manajemen Komunikasi Dr. Anne Ratnasari, Dra., M.Si.

Motto ÏM ysî= Á9$# (#θè=ïϑtãuρ (#θãζtβ#u t Ï%!$# āωî) Aô äz Å s9 z ΣM}$# βî) ÎóÇyèø9$#uρ Îö9 Á9$Î/ (#öθ ¹#uθs?uρÈd,ysø9$Î/(#öθ ¹#uθs?uρ Artinya : Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Q.S. Al- Ashr : 1 3)

ABSTRAK Radio merupakan medium komunikasi massa yang dapat digunakan sebagai media hiburan, berita, musik, maupun diskusi, yang dapat menciptakan suatu hubungan yang hangat dan akrab antara Audiensnya baik pria maupun wanita. Radio dapat menjadi teman yang setia disegala suasana karena siarannya dapat dinikmati saat mengendarai kendaraan, bersantai, mengerjakan tugas, memasak, dan lain-lain. Keberadaan program Delima Minang di radio Lita FM sebagai media komunikasi bagi masyarakat Minang yang berada di kota Bandung dan sekitarnya, serta masyarakat yang berasal dari etnis selain Minang untuk mengenal serta mempelajari budaya Minang itu sendiri. Program Delima Minang merupakan suatu kajian yang sangat menarik kalau dilihat dari efektivitas dari fungsi komunikasi massa, yang mana program Delima Minang berada di tanah Parahyangan tentunya memiliki budaya yang berbeda oleh karena itu dengan adanya program Delima Minang apakah audiens telah terpuaskan dari kognitif, afektif, intergratif personal, intergratif sosial, dan motif pelarian. Maka dari penelitian ini untuk mengetahui motif kognitif Audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung dengan turunan yaitu untuk mengetahui motif afektif Audiens, untuk mengetahui motif integratif personal Audiens dalam, untuk mengetahui motif integratif sosial Audiens, untuk mengetahui motif pelarian Audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung. Teori yang digunakan yaitu Uses and Gratifications dengan turunan kognitif, afektif, intergratif personal, intergratif sosial, dan motif pelarian. Metode deskriptif serta populasi yaitu 297 responden dari penelepon dari bulan Agustus sampai dengan Oktober. Jadi sampel ditarik 32 responden untuk mengetahui lebih mendalam tentang motif terbesar, juga menggunakan rumus Slovin. Dalam penyebaran kuisioner menggunakan random sampling. Kesimpulan penelitian ini, motivasi audiens siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung memperlihatkan pada cognitive needs (kebutuhan kognitif) dalam kategori baik, serta affective needs (kebutuhan afektif) dalam kategori baik, personal integrative needs dalam kategori baik, social integrative needs ( kebutuhan integratif sosial) dalam kategori cukup, dan escapist needs (kebutuhan pelepasan ketegangan ) dalam kategori cukup sesuai dengan harapan pendengar. i

KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrahiim, Pertama-tama penulis panjatkan ke Hadirat Illahi Rabbi, karena semua ini dapat terwujud karena bimbingan dan petunjuk-nya. Dan berkat rakhmat, hidayah serta inayah-nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan mengambil judul Motivasi Audiens dalam Mendengarkan Program Siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung yang merupakan salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Ilmu Komunikasi. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini sehingga masih jauh dari kesempurnaan. Walaupun dengan segala keterbatasan, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik. Selama dalam proses penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu memberikan kemudahan, dorongan dan bantuannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kesungguhan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. O. Hasbiansyah, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan perkuliahan. 2. Ibu Dr. Anne Ratnasari M.Si., selaku Ketua Bidang Kajian Manajemen Komunikasi atas masukkan-masukkan berharganya. 3. Bapak Aning, Drs, M.Si, sebagai pembimbing atas segala kesabarannya memberikan arahan selama proses penulisan. ii

4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi, terimakasih atas masukanmasukannya dan ilmu yang telah diberikan. 5. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu penulis selama penulis menjadi mahasiswa di Fakultas Ilmu Komunikasi. 6. Mamah dan Papa, saat ini hanya dalam sebuah karya kecil ini, yang tak mungkin kuselesaikan tanpa pengorbanan moril juga materiil darimu berdua. 7. Seluruh Staf dan Karyawan Lita FM, atas keindahan kerjasamanya serta kemudahan data yang penulis peroleh. 8. Teman-temanku di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung, terima kasih atas kebersamaannya selama ini. 9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuannya, semoga Allah SWT membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda. Amien. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini banyak memberikan manfaat kepada semua pihak, terutama mahasiswa FIKOM, sehingga dapat lebih mengembangkan dan meningkatkan kualitas materinya di masa mendatang. Bandung, Agustus 2011 Penulis iii

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...... i ii iv BAB BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah..... 1 1.2 Rumusan Masalah..... 6 1.3 Identifikasi Masalah..... 6 1.4 Tujuan Penelitian..... 7 1.5 Kegunaan penelitian..... 7 1.5.1 Kegunaan Teoritis..... 7 1.5.2 Kegunaan Praktis..... 7 1.6 Alasan Pemilihan Masalah... 8 1.7 Pembatasan Masalah... 8 1.8 Pengertian Istilah... 9 1.9 Kerangka Pemikiran... 10 1.10 Operasional Variabel...... 15 1.11 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data... 16 1.11.1 Metode Penelitian... 16 1.11.2 Teknik Pengumpulan Data...... 16 1.12 Populasi dan Teknik Sampel... 18 1.12.1 Populasi...... 18 1.12.2 Teknik Sampel...... 19 1.13 Uji Validitas dan Reliabilitas... 20 1.13.1 Uji Validitas...... 20 1.13.2 Uji Reliabilitas...... 22 1.14 Organisasi Karangan...... 24 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum komunikasi... 25 2.1.1 Pengertian Komunikasi...... 25 2.1.2 Proses Komunikasi... 26 2.2 Tinjauan Mengenai Komunikasi Massa...... 28 2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa...... 28 2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa... 30 2.2.3 Efek Komunikasi Massa... 31 2.2.4 Pesan Komunikasi Massa......... 33 2.3 Pendekatan Kebutuhan Informasi......... 34 2.3.1 Pengertian Informasi...... 34 iv

2.3.2 Kebutuhan Informasi... 35 2.3.3 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi. 36 2.4 Tinjauan Tentang Radio... 37 2.4.1 Pengertian Radio...... 37 2.4.2 Faktor Penunjang Efektivitas Radio Siaran... 37 2.4.3 Sifat Radio Siaran... 39 2.4.4 Sifat Pendengar Radio... 41 2.5 Pendekataan Model Uses Gratifications... 42 2.6 Motivasi...... 45 BAB BAB BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Berdirinya Radio Lita FM Bandung...... 48 3.2 Data Radio Lita fm 90.9 fm Bandung... 49 3.2.1 Nama...... 49 3.2.2 Data Teknis...... 49 3.2.3 Daya Jangkau...... 50 3.2.4 Klasifikasi Selera Musik...... 50 3.3 Program Siaran Radio Lita FM Bandung...... 50 3.3.1 Program Mingguan...... 50 3.3.2 Program Off-air ( Tahunan )...... 51 3.3.3 Program Periodik...... 51 3.4 Struktur Organisasi Radio Lita 90.9 FM Bandung... 52 3.5 Program Delima Minang...... 57 3.5.1 Latar Belakang...... 57 3.5.2 Tujuan Program Delima Minang...... 58 3.5.3 Proses Produksi Program Delima Minang...... 58 3.5.4 Teknik Penyajian Program Delima Minang...... 59 IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Data Responden..... 63 4.2 Deskriptif Hasil Penelitian... 67 4.2.1 Cognitive Needs (Kebutuhan Kognitif)... 67 4.2.2 Affective Needs (kebutuhan afektif)... 74 4.2.3 Personal Integrative Needs (Kebutuhan integratif personal). 77 4.2.4 Social Integrative Needs (Kebutuhan integratif sosial)... 83 4.2.5 Escapist needs (Kebutuhan pelepasan ketegangan)... 88 4.3 Deskriptif Hasil Penelitian...... 92 V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 95 5.2 Saran... 96 5.2.1 Saran Praktis... 97 5.2.2 Saran Teoritis... 97 v

DAFTAR PUSTAKA... 98 LAMPIRAN vi

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat dalam era globalisasi, keberadaan media massa dewasa ini sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam hidup kita. Kehadiran media massa sebagai penyedia informasi dan hiburan menjadi hal yang penting untuk disadari. Kini masyarakat menganggap media massa sebagai sebuah unsur yang telah menyatu dengan lingkungan dan kehidupan mereka sehari-hari. Kekurangan informasi dan ketiadaan media massa dirasakan sebagai suatu keterbelakangan, ketinggalan jaman dan keterpencilan. Radio merupakan media komunikasi massa yang dapat digunakan sebagai media hiburan, berita, musik, maupun diskusi, yang dapat menciptakan suatu hubungan yang hangat dan akrab antara Audiensnya baik pria maupun wanita. Radio dapat menjadi teman yang setia disegala suasana karena siarannya dapat dinikmati saat mengendarai kendaraan, bersantai, mengerjakan tugas, memasak, dan lain-lain. Di lain hal dengan radio orang dapat memperoleh tiga keuntungan seperti yang dikutip Lazarsfeld (dalam Palapah dan Syamsudin, 1983:11) sebagai berikut: Radio memungkinkan partisipasi Audiens atau seolah-olah Audiens menyaksikan sendiri sesuatu kejadian yang sedang disiarkannya. Para Audiens merasa seolah-olah sesuatu secara pribadi. Dan perolehan secara pribadi ini adalah oleh karena komunikasi melalui radio adalah seolah-olah mewakili suatu komunikasi face to face. Kebutuhan radio adalah mencari khalayak, kebutuhan Audiens yaitu mencari informasi yang dapat menambah pengetahuan maupun hiburan. 1

2 Pemenuhan kebutuhan tersebut dalam artian tercapainya keinginan khalayak untuk mendapatkan informasi, pengetahuan dan keterangan dari acara yang disajikan. Tentunya hal ini harus diiringi dengan penyajian acara sedemikian rupa sehingga menarik audiensnya untuk mengikuti acara yang disajikan oleh pihak radio. Program acara etnis menjadi daya tarik yang baru bagi perkembangan bisnis radio siaran. Kemajemukan masyarakat dalam budaya yang berbeda merupakan sasaran yang tepat bagi pemenuhan akan informasi. Daya tarik tersebut menjadi ciri khas yang memiliki nilai jual. Seperti segmentasi program radio siaran bagi etnis minang di kota Bandung, merupakan salah satu cara untuk saling mengenal budaya yang berbeda dalam upaya melestarikan budaya itu sendiri. Berdasarkan akan pentingnya pembinaan kebudayaan daerah dalam pembangunan kebudayaan nasional tidaklah dapat diragukan lagi. Dalam UUD 1945 pasal 32 yang berbunyi: Pemerintah memajukan kebudayaan daerah. Penjelasan dari pasal ini bahwa kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh rakyat Indonesia terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju kearah kemajuan adat, budaya, persatuan dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan sendiri, serta mempertinggi derajat persatuan bangsa Indonesia. Kewajiban pembinaan menjadi lebih tepat guna ketika masih digunakan dalam rutinitas sosial berbudaya, pergaulan antar etnis (komunikasi lintas budaya) dalam suatu wilayah seperti kota Bandung menjadi suatu tempat pergulatan

3 budaya yang kristalisasinya adalah diperlukan suatu kebiasaan diri untuk saling mengenal produk budaya yang pernah diciptakan. Saling berbudaya dengan mengenal budaya sendiri. Dima bumi dipijak, disinan langik dijunjuang (pepatah orang Minang). Program acara Delima Minang merupakan acara etnis Minang di radio Lita FM. Radio Lita FM yang menempatkan dirinya sebagai radio keluarga, dengan audiens yang tidak terbatas dengan perbedaan etnis, agama dan usia. Hal ini telah memberikan warna yang berbeda dalam iklim persaingan pada radio siaran. Untuk menegaskan kekhasan tersebut stasiun radio menuangkannya di dalam format siaran yang akan menjadi ciri radio tersebut. Pada dasarnya format siaran adalah tipe program yang dirancang untuk disajikan kepada suatu segmen khalayak tertentu serta konsisten dengan kebijakan umum stasiun radio. Untuk mencapai target sasaran yang besar, sebagai radio keluarga Lita FM membuat acara yang bukan hanya sebagai media alternatif hiburan, informasi, teman dan kepuasan di waktu luang. Tidak pula untuk menikmati untaian kata dan ramuan musik dari artis penyanyi, musisi bahkan juga sebagai media kreatifitas sejumlah seniman musik. Untuk menjalankan tugasnya sebagai media untuk menjaga kebudayaan daerah dan juga sebagai pengakomodir aspirasi masyarakat. Target Audiens Radio Lita fm Bandung berdasarkan jenis kelamin adalah pria 45% dan wanita 55%, berdasarkan usia adalah kurang 15 tahun 5%, 15-20 tahun 10%, 20-30 tahun 30%, 30-40 tahun 35%, 40-50 tahun 15% dan lebih dari 50 tahun adalah 5%. 1 1 Andrie pihak Lita FM bagian ADM umum dan Iklan

4 Dengan target sasaran yang demikian, Radio Lita fm Bandung dituntut membuat program acara yang sesuai dengan khalayak audiens tersebut.. Diantaranya adalah program acara Delima Minang, seperti diketahui bahwa penduduk kota bandung memiliki suku atau budaya yang berbeda-beda diantaranya suku Minang yang banyak ditemui di kota Bandung sebagai buktinya dapat dilihat dengan adanya komunitas atau perkumpulan masyarakat Minang di Bandung dan juga himpunan mahasiswanya yang ada di seluruh Universitas se- Bandung seperti Ikesma, Gonjong Limo, Banuhampu, UABM, UKM, USBM dan UPBM. Program acara Delima Minang yang hadir dua kali dalam satu minggu, setiap hari Selasa dan Minggu dimulai dari pukul 19.00 sampai 22.00 dengan segmentasi acara dialog interaktif dengan audiens tentang budaya dan informasi bagi masyarakat Minang yang ada di perantauan, request lagu-lagu Minang serta pembahasan isu-isu menarik yang berhubungan dengan ranah Minang sendiri serta Indonesia secara umumnya. Program acara Delima Minang lahir karena banyak nya penawaran dari masyarakat minang yang tersebar di Bandung dan sekitarnya, oleh karena itu masyarakat minang yang tersebar tersebut pasti membutuhkan suatu wadah untuk mampersatukan mereka dalam hal menerima informasi, dan juga berfungsi sebagai alat untuk pemuasan akan kebutuhan informasi mengenai ranah minang atau berita yang sedang hangat diperbincangkan dengan pembahasan ala Minang sendiri seperti pantun-pantun, selain itu program Delima Minang juga berfungsi mempererat silaturahmi sesama masyarakat minang yang telah disibukan oleh aktivitas masing-masing yang berada di kota Bandung. Mengacu

5 pada hal-hal tersebut program acara Delima Minang selain sebagai hiburan juga untuk mensosialisasikan kembali, memelihara, mengembangkan dan melestarikan kesenian daerah melalui acara yang dikemas secara menarik sehingga lebih jauhnya mendorong masyarakat menjadikan acara Delima Minang sebagai media pembelajaran budaya Minang dengan berbagai sajian yang sudah diberikan oleh program Delima Minang tersebut audiens bisa memuaskan dalam mengetahu kebutuhan informasi kebudayaan dan perkembangan musik minang. Keberadaan program Delima Minang di radio Lita FM sebagai media komunikasi bagi masyarakat Minang yang berada di kota Bandung dan sekitarnya, serta masyarakat yang berasal dari etnis selain Minang untuk mengenal serta mempelajari budaya Minang itu sendiri. Program Delima Minang merupakan suatu kajian yang sangat menarik kalau dilihat dari efektivitas dari fungsi komunikasi massa, yang mana program Delima Minang berada di tanah Parahyangan tentunya memiliki budaya yang berbeda oleh karena itu dengan adanya program Delima Minang apakah audiens nya sudah merasa terpuaskan dari kognitif, afektif, intergratif personal, intergratif sosial, dan motif pelarian. Dengan demikian, bahwa program Delima Minang ini bertujuan untuk memberitahukan kepada pendengar mengenai kebudayaan dan lagu-lagu minang yang ada. Isinya selain menyampaikan sebuah fakta yang terjadi, program Delima Minang di radio Lita FM Bandung, juga memiliki indikasi yang mengarah pada adanya fungsi kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan integratif personal, kebutuhan integratif sosial, kebutuhan pelepasan ketegangan, dari suatu rubrik dalam radio. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui dalam

6 memenuhi kebutuhan pendengar. Dengan demikian penulis memfokuskan penelitian terhadap program siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung dalam memenuhi kebutuhan pendengar. 1.2 Rumusan Masalah Untuk dapat memberikan pembahasan masalah secara lebih mudah dan mengarah pada pokok bahasan yang akan penulis bahas dalam penelitian ini, maka dapat penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana Motif Audiens dalam Mendengarkan Program Siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung? 1.3 Indetifikasi Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah menjadi : 1. Bagaimana motif kognitif Audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung? 2. Bagaimana motif afektif Audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung? 3. Bagaimana motif integratif personal Audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung? 4. Bagaimana motif integratif sosial Audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung? 5. Bagaimana motif pelarian Audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung?

7 1.4 Tujuan Penelitian Selanjutnya yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui motif kognitif Audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung. 2. Untuk mengetahui motif afektif Audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung. 3. Untuk mengetahui motif integratif personal Audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung. 4. Untuk mengetahui motif integratif sosial Audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung. 5. Untuk mengetahui motif pelarian Audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung. 1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Teoritis Penelitian diharapkan dapat memberikan masukan ilmu pengetahuan, terutama yang berhubungan disiplin ilmu komunikasi, khususnya mengenai sebuah program acara dalam kajian Ilmu Manajenen Komunikasi. 1.5.2 Kegunaan Praktis Penelitian iini mendapatkan pengetahuan yang sangat berguna sebagai salah satu perbandingan antara materi yang didapatkan di perkuliahan dengan penerapan pada perusahaan.

8 1.6 Alasan Pemilihan Masalah Dalam membuat tulisan ini penulis menilai ada beberapa alasan mendasar sehingga penulis memilih masalah ini. 1. Mengetahui motif audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung. 2. Delima Minang merupakan suatu acara siaran yang menyajikan informasi kebudayaan dan musik berasal dari Minang. Hal ini sebagai hiburan bagi para masyarakat Sumatra yang bisa memberikan kepada pengetahuan baru pada masyarakat minang. 3. Radio merupakan media massa yang memiliki keunggulan, seperti dapat melakukan komunikasi langsung dan akrab serta memiliki banyak siaran yang dapat menghibur, menginformasikan, mendidik, atau bahkan mempengaruhi secara halus agar khalayak maupun mengubah sikap, pendapat, dan tingkah laku sesuai dengan isi pesan yang terkandung dalam siaran. 1.7 Pembatasan Masalah Untuk mempermudah dalam pembahasan masalah dan menghindari salah pengertian dalam rumusan masalah yang diteliti, maka perlu dikemukakan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini dibatasi hanya pada program Delima Minang di radio Lita FM Bandung yang disiarkan dua kali dalam satu minggu, setiap hari Selasa dan Minggu dimulai dari pukul 19.00 sampai 22.00

9 2. Responden yang diteliti dalam penelitian ini adalah Audiens radio Delima Minang dengan mendata penelepon dari bulan Agustus dampai dengan Oktober 2009 sebanyak 297 orang. 3. Hal yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana motivasi Audiens terhadap acara Delima Minang tersebut mengenai motif kognitif, motif afektif, motif intergratif personal, motif sosial, motif pelarian yang disiarkan di radio Lita FM Bandung. 5. Waktu penelitian yang dilakukan untuk penulisan skripsi ini dimulai pada bulan Juni 2009 sampai Juni 2011. 1.8 Pengertian Istilah 1. Motivasi : suatu pendorong dari dalam untuk beraktivitas atau bergerak dan secara langsung yang secara langsung mengarah pada sasaran akhir. (Hasibuan, 2003 : 95) 2. Audiens : Audiens adalah sasaran komunikasi massa melalui radio siaran. (Effendy, 1983:123) 3. Acara : program atau rencana kegiatan (Prima, 2006: 11). 4. Radio : merupakan keseluruhan sistem gelombang suara yang dipancarkan dari suatu stasiun dan dapat diterima oleh pesawatpesawat penerima di rumah, mobil, kapal, dan sebagainya (Palapah, 1983: 107). 5. Delima Minang : merupakan program siaran radio yang membicarakan tentang kebudayaan dan lagu-lagu dari daerah padang

10 yang sering disebut dengan budaya minang dalam menghibur warga padang yang berdomisili di sekitar Bandung. 6. Lita FM : merupakan radio lokal Bandung untuk memberikan informasi pada masyarakat. 1.9 Kerangka Pemikiran Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2003:188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa (dalam Ardianto, 2007:3). Tujuan utama mempelajari komunikasi massa adalah untuk mengetahui bagaimana efek komunikasi terhadap seseorang, yaitu kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki. Media massa, khususnya siaran radio Delima Minang adalah salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan sebagai jenis acara di media massa. Komunikasi massa, yang mana menurut Bittner (dalam Rakhmat, 2001: 188) komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated though a mass medium to a large number of people). Secara jelas, komunikasi massa akan membicara tentang pesan dalam penyebarannya menggunakan media elektronik dan cetak untuk disebarkan secara luas pada masyarakat luas, serta pesan tersebut tidak memandang batasan usia, daerah, dan klas sosisal. Definisi tersebut dapat

11 diketahui bahwa komunikasi itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi disampaikan kepada khalayak yang banyak jika tidak menggunakan media massa itu bukan komunikasi massa. Media massa berkerja untuk menyampaikan informasi. Bagi khalayak, informasi itu dapat membentuk, mempertahankan atau mendefinisikan citra. Media massa mempengaruhi persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Media massa tidak menentukan what to think melainkan what to think about (Rakhmat, 2005:68) Salah satu sarana komunikasi massa yang digunakan sebagai penyampai informasi atau pesan yang ditujukan kepada sejumlah orang (massa) adalah radio. Radio sebagai salah satu media massa memiliki karakteristik cepat dalam menyampaikan pesan, luas jangkauannya dalam arti tidak mengenal medan, tidak terikat waktu, ringan dan dapat dibawa kemanapun, murah dan tidak memerlukan banyak konsentrasi karena radio hanya untuk didengarkan. Radio merupakan media komunikasi pertama yang mengandung suara disebarkan melalui gelombang pemancar dalam memberikan infomasi pada khalayak luas dan radio juga sering disebut sebagai the fifth estate disebabkan daya kekuatannya dalam mempengaruhi massa khalayak. Dengan istilah seperti itu radio adalah keseluruhan sistem gelombang suara yang dipancarkan dari sesuatu stasiun dan dapat diterima oleh pesawat penerima di rumah, di mobil, di kapal, dsb. (Plapah dan Syamsudin, 1983:107) Penelitian ini digunakan untuk mengetahui motif audiens dalam mendengarkan radio. Maka teori yang digunakan yaitu Uses and Gratification yang dikemukakan oleh Katz, Haas dan Gurevitch (dalam Effendy, 2003:294),

12 yang memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan kepuasan (gratifications) atas pemenuhan kebutuhan seseorang. Dari sinilah timbul istilah Uses and Gratifications (penggunaan dan pemenuhan kebutuhan). Teori Uses and Gratifications dimulai di lingkungan sosial, dimana yang dilihat adalah kebutuhan khalayak. Kebutuhan individual dikategorisasikan sebagai berikut : kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan integratif personal, kebutuhan integratif sosial dan kebutuhan pelarian atau pelepasan ketegangan (Effendy, 2003:294). 2003:294) : Kebutuhan individual dikategorisasikan sebagai berikut (Effendy, 1. Cognitive needs (Kebutuhan Kognitif) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan. 2. Affective needs (Kebutuhan Afektif) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalamanpengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional. 3. Personal Intergrative needs (Kebutuhan pribadi secara integratif) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri. 4. Social integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi. 5. Escapist needs (kebutuhan Pelepasan) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat ingin melarikan diri dari kenyataan, kelepasan emosi, ketegangan da kebutuhan akan hiburan. Dalam perkembangan dunia broadcast saat ini, posisi media tidak hanya ditempatkan sebagai pihak yang mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Khalayak dianggap secara aktif dengan sengaja menggunakan media untuk memenuhi

13 kebutuhannya dan mempunyai tujuan. Sebagian besar perilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan individu (Ardianto dan Erdinaya, 2004:71). Menurut pencetus teori ini, Eelihu Katz, Jay G. Blumer dan Michael Gurevitch, teori Uses and Gratifications meneliti asal mula kebutuhan yakni : (1) sumber-sumber sosial dan psikologis dari (2) kebutuhan-kebutuhan yang melahirkan (3) harapan-harapan dari (4) media massa atau sumber-sumber lain, yang menyebabkan (5) perbedaan pola terpaan media (atau keterlibatan dalam kegiatan lain), dan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) kebutuhankebutuhan lain, bahkan seringkali akibat-akibat yang tidak dikehendaki (Rakhmat, 1996 : 65). Menurut Lin (abela_http:/www.ilands.com/survey), asumsi dari paradigma Uses and Gratifications adalah perilaku pengguna media dimotivasi oleh kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan. Dengan dorongan ini, khalayak mampu untuk mengenali pemilihan isi dan pola mengakses dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Kekuatan dan kebutuhan, motif dan pengharapan akan mempengaruhi aktivitas penggunaan media. Uses and Gratifications bersandar pada tiga tujuan. Tujuan ini adalah : untuk menjelaskan bagaimana media massa digunakan oleh khalayak dalam memenuhi kebutuhannya, untuk memahami motif perilaku bermedia dan untuk mengidentifikasi fungsi atau konsekuensi dari kebutuhan, motif dan perilaku berkomunikasi Model Uses and Gratifications dari Katz, Haas dan Gurevitch ini dapat digambarkan hubungannya sebagai berikut :

14 Lingkungan social 1. Ciri-ciri demografis 2. Afiliasi kelompok 3. Ciri-ciri kepribadian Kebutuhan khalayak 1. Kebutuhan kognitif 2. Kebutuhan afektif 3. Kebutuhan integratif personal 4. Kebutuhan integratif sosial 5. Kebutuhan pelarian Sumber-sumber pemuasan kebutuhan nonmedia 1. Keluarga, teman 2. Komunikasi interpersonal 3. Mengisi waktu luang Penggunaan media massa 1. Jenis media 2. Isi media 3. Terpaan media 4. Konteks social Pemuasan media 1. Pengamata n lingkungan 2. Hiburan 3. Identitas personal 4. Hubungan sosial Motivasi Pendengar Gambar 1.1 Model Uses and Gratifications (dalam Effendy, 2003: 135) Penayangan berasal dari kata tayang yang artinya menyampaikan sesuatu. Tayangan di sini merupakan bentuk kata kerja untuk sebuah siaran audio visual. Agar suatu tayangan menjadi efektif tergantung pada intensitas pesan, isi pesan, dan daya tarik pesan (Wahyudi, 1984:19). Dalam menarik perhatian pemirsa, sebuah siaran yang ditayangkan haruslah bekualitas. Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu tayangan itu efektif menurut Wahyudi tergantung kepada intensitas pesan, materi atau isi pesan, dan daya tarik tayangan itu sendiri. Program media massa tentu akan berpengaruh pada komunikasi massa. Media massa akan berfungsi untuk memperkokoh sikap dan pendapat yang ada atau fungsi media mengubah (Prasetyo Indarto, 2008 : 10). Media massa secara langsung bisa meenyebarkan nilai dan mempengaruhi Audiens dengan tujuan merubah sikap Audiens, artinya media massa memegang peranan penting untuk

15 merubah mainset berpikir Audiens secara langsung ketika Audiens menggunakan media massa. Pengaruh media massa sangat besar pada khalayak seperti yang dikatakan oleh Elvinaro, Lukiati, dan Karlinah (2007:53) menyatakan media massa akan mempengaruhi pada khalayak luas seperti efek kognitif, efek afektif, dan efek behavioral. 1.10 Operasional Variabel Variabel dalam penelitian ini hanya ada satu variabel yaitu Motif Audiens dalam Program Siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung sebagai berikut : Indikator I : Cognitive Needs ( Kebutuhan Kognitif ). Alat ukur : - Memperoleh informasi - Pengetahuan - Pemahaman Indikator II : Affective Needs ( Kebutuhan Affektif). Alat ukur : - Emosional - Estetis Indikator III : Personal integrative needs ( Kebutuhan integratif personal ) Alat ukur : - Kredibilitas - Rasa percaya diri - Stabilitas - Status individual Indikator IV : Social integrative needs ( Kebutuhan integratif sosial ) Alat ukur : - Mempererat hubungan dengan keluarga,

16 - Mempererat hubungan dengan teman Indikator V : Escapist needs ( Kebutuhan pelepasan ketegangan ) Alat ukur : - Pelarian - Pengalihan 1.11 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1.11.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Penggunaan metode penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mempelajari secara mendalam bagaimana penilaian Audiens dalam Program Siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung. Menurut Issac dan Michael yang dikutip oleh Jalaludin Rakhmat dalam buku Metode Penelitian Komunikasi, metode deskriptif bertujuan untuk melakukan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat (Rakhmat;1991:22) 1.11.2 Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan hasil dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara lain : 1. Angket Cara pengumpulan data melalui penyebaran angket kepada responden yaitu Audiens radio Program Siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung. Menurut Soehartono penyebaran angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau menyebarkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden. (Soehartono, 2002:65). Jawaban

17 responden diberi skor berjenjang dengan skala Likert. Adapun bobot penilaian untuk setiap pertanyaan pada kuesioner adalah sebagai berikut : 2. Wawancara Sangat Setuju (SS) : 5 Setuju (S) : 4 Ragu-ragu (R) : 3 Tidak Setuju (TS) : 2 Sangat Tidak Setuju (STS) : 1 Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan keterangan-keterangan dari orang-orang yang berkepentingan dan wewenang atau ada hubungannya dengan masalah penelitian untuk memperoleh data pendukung. Cara pengumpulan data yang dihimpun melalui serangkaian kegiatan tanya jawab secara lisan dengan pihak radio Program Siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Menurut Sugiyono (2007:72) menyatakan wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, atau apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Kemudian peneliti melakukan waawncara dengan pihak Rita FM denan Andri, serta melakukan wawancara pada Zulkifli, Furqon, dan Yudi kepada responden pada tanggal 12 Agustus 2011. 3. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan yaitu mempelajari buku-buku, artikel guna memperoleh, pengertian, pendapat dan teori yang sehubungan dengan

18 masalah yang dibahas untuk memperjelas dan memperkuat data yang diperlukan selama penelitian. 4. Studi Internet Internet merupakan singkatan dari interconnected network adalah jaringan yang snagat besar, terdiri dari jaringan-jaringan yang lebih kecil yang berjumlah sangat banyak jaringan yang lebih kecil yang berjumlah sanagat banyak jaringan lebih kecil. Disini penulis menggunakan internet sebagai media untuk mencari informasi dan bahan-bahan berupa artikel yang ada hubungan dengan pembahasan penelitian. 1.12 Populasi dan Teknik Sampling 1.13.1 Populasi Dalam setiap penelitian, populasi yang diteliti erat kaitannya dengan masalah yang dipelajari. Populasi adalah kumpulan dari obyek penelitian. (Rakhmat, 1989: 78). Populasi dalam penelitian ini adalah Audiens aktif atau penelpon yang meninggalkan identitas lengkap ke program Delima Minang di radio Lita FM dari bulan Agustus Oktober 2009 sebanyak 297 orang yang diambil melalui jalur telepon interaktif sebanyak 297 orang. Tabel 1.1 Jumlah Audiens yang menelpon ke program Delima Minang di Radio Lita FM dari bulan Agustus-Oktober 2009 NO Bulan Hari/Tanggal Telp Interaktif 1 Agustus Minggu / 5 Agustus 12 2 Selasa / 7 Agustus 13 3 Minggu / 12 Agustus 12 4 Selasa / 14 Agustus 11 5 Minggu / 19 Agustus 12 6 Selasa / 21 Agustus 8 7 Minggu / 26 Agustus 11

19 8 Selasa / 28 Agustus 12 9 September Minggu / 2 September 12 10 Selasa / 4 September 9 11 Minggu / 9 September 12 12 Selasa / 11 September 12 13 Minggu / 16 September 10 14 Selasa / 18 September 9 15 Minggu / 23 September 13 16 Selasa / 25 September 12 17 Minggu / 30 September 13 18 Oktober Selasa / 2 Oktober 11 19 Minggu / 7 Oktober 12 20 Selasa / 9 Oktober 10 21 Minggu / 14 Oktober 13 22 Selasa / 16 Oktober 12 23 Minggu / 21 Oktober 9 24 Selasa / 23 Oktober 13 25 Minggu / 28 Oktober 13 26 Selasa / 30 Oktober 11 Jumlah 297 Sumber : Radio Lita FM Bandung, 5 November 2009 Jadi total keseluruhan dari populasi yang sudah menelepon dari bulan Agustus sampai dengan oktober 2009 yaitu 297 orang. 1.13.1 Teknik Sampling Sampel adalah banyaknya jumlah populasi pemirsa yang dipilih sebagai sampel atau objek yang diteliti. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling, yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya tidak sejenis (heterogen) (Riduwan, 2007:58). Sampel di dapat dengan menggunakan Rumus Slovin untuk penarikan jumlah minimal sampel (Arikunto 2000:50). Umumnya sampling error maksimal adalah pada presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90 % maka berdasarkan rumus sederhana dengan tingkat kepercayaan 90%:

20 n = N = 297 = 74,811 = 75 Ne² + 1 (297) (0,1)²+1 Dimana: n = Jumlah sampel minimal N = Jumlah populasi e = taraf kekeliruan yang dapat ditolerir (standar kekeliruan 10%) Jadi sampel yang akan digunakan adalah sebanyak 75 responden dengan presisi 10% pada tingkat kepercayaan sebanyak 90%. Pada penelitian ini, proses yang dikerjakan oleh peneliti yaitu dengan melakukan random terhadap sejumlah responden. Namun, dari hasil pembagian angket tersebut responden dikatakan sebagai pendengar setia sebanyak 32 responden, sehingga peneliti memilih responden yang menjadi pendengar setia saja dalam penelitian ini dengan alasan responden sudah mengetahui/memperhatikan mendalam mengenai cara Delima Minang lebih lama dan sisanya tidak termasuk pada data penelitian. 1.13 Uji Validitas dan Reliabilitas 1.13.1 Uji Validitas Validitas atau kesahihan merupakan tingkat kesesuaian antar suatu batasan konseptual yang diberikan dengan bantuan operasional yang telah dikembangkan. Validitas berkaitan dengan kesesuaian antar suatu konstruk atau indikator yang digunakan untuk mengukurnya. Validitas adalah menunjukkan kecermatan atau keabsahan dan kesesuaian alat ukur yang digunakan untuk mengukur dengan variabel, jadi validitas menyangkut dengan isi variabel dan kegunaan alat ukur. (Rakhmat, 2002:17)

21 Validitas menunjukkan ukuran yang benar-benar mengukur apa saja yang akan diukur. Sehingga semakin tinggi validitas suatu alat ukur, maka akan semakin mengenai pada sasarannya alat ukur tersebut atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Suatu penelitian dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila penelitian tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya penelitian tersebut. Jika peneliti menggunakan kuesioner di dalam mengumpulkan data penelitian, maka pertanyaan-pertanyaan yang disusun pada kuesioner tersebut merupakan alat ukur yang harus dapat mengukur apa yang menjadi tujuan penelitian. Salah satu cara untuk menghitung validitas suatu alat tes adalah dengan melihat daya pembeda pertanyaan atau item. Daya pembeda item adalah metode yang paling tepat digunakan untuk setiap jenis tes. Daya pembeda item dalam penelitian ini dilakukan dengan cara korelasi item total. Korelasi item total adalah konsistensi antara skor item dengan skor secara keseluruhan yang dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi antara setiap item dengan skor keseluruhan. Karena skala pengukuran dari item adalah ordinal, maka digunakan koefisien korelasi Rank Spearman untuk menguji validitas masing-masing item, dengan rumus: rs = n 2 6 di i = 1, jika tidak terdapat angka kembar. n( n 1) 1 2 2 2 X + Y 2 2 2 X Y 2 d rs =, jika terdapat angka kembar.

22 3 n n = Tx 12 2 X 3 2 n n, Y = Ty 12 T x = 3 x t tx 12 T y t = 3 y t 12 y Untuk membantu perhitungan koefisien korelasi tersebut, penulis menggunakan software SPSS 15.00. Bila koefisien korelasi untuk seluruh item telah dihitung maka perlu ditentukan angka terkecil yang dianggap cukup tinggi sebagai indikator adanya konsistensi antara skor item dan skor keseluruhan. Prinsip utama pemilihan item dengan melihat koefisien korelasi adalah mencari harga koefisien setinggi mungkin dan menyingkirkan setiap item yang mempunyai korelasi negatif (-) atau koefisien yang mendekati nol (0,00). Biasanya dalam pengembangan dan penyusunan skala-skala psikologi dan sosial, digunakan harga koefisien korelasi yang minimal sama dengan 0,30 (Saifuddin Azwar, 1997: 158). 1.13.2 Uji Reliabilitas Untuk mengetahui ketepatan alat ukur yang digunakan adalah teknik belah dua (Split Half Procedure) dari Spearman Brown, yakni alat ukur yang terdiri dari berbagai pertanyaan dibagi-bagi ke dalam butir bernomor ganjil dan genap, sehingga sedapat mungkin belahan berisi item dalam jumlah yang sama banyaknya memiliki taraf kesukaran yang seimbang dan isi yang sebanding. Reliabilitas artinya memiliki sifat dapat dipercaya. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas apabila dipergunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau oleh peneliti yang lain tetap memberikan hasil yang sama (Rakhmat, 2002 : 17). Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.

23 Disini peneliti akan menggunakan teknik belah dua. Adapun langkah yang perlu dilakukan ialah sebagai berikut : 1. Menyajikan alat pengukur kepada sejumlah responden, kemudian dihitung validitas itemnya. 2. Membagi item-item yang valid tersebut menjadi dua belahan. Untuk membelah alat pengukur menjadi dua dilakukan dengan cara : a. membagi item dengan cara acak (random), separuh masuk belahan pertama, yang separuh lagi masuk belahan kedua; b. membagi item berdasarkan nomor ganjil. Item yang bernomor ganjil dimasukkan dalam belahan pertama, sedangkan yang bernomor genap dikelompokkan dalam belahan kedua. 3. Skor untuk masing-masing item pada tiap belahan dijumlahkan. 4. Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan menggunakan teknik korelasi product moment. 5. Karena angka korelasi yang diperoleh adalah angka korelasi dari alat pengukur yang dibelah, maka angka korelasi yang dihasilkan lebih rendah daripada angka korelasi yang diperoleh jika alat pengukur tersebut tidak dibelah seperti pada teknik pengukuran ulang. Untuk mencari reliabilitas untuk keseluruhan sampel ialah dengan mengoreksi angka korelasi yang diperoleh dengan memasukkannya ke dalam rumus : r.tot = 2(r.tt) 1+ r.tt Keterangan r.tot = angka reliabilitas keseluruhan komponen r.tt = angka belahan pertama dan belahan kedua Untuk mendapatkan reliabilitas instrumen, maka dilakukan uji coba instrumen terhadap beberapa orang non responden yang dianggap memiliki karakteristik sama dengan responden. Dengan demikian reliabilitas akan teruji, bila telah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai serta relevan dengan penelitian, angket baru diteruskan pada responden yang sesungguhnya.

24 1.14 Organisasi Karangan Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini dibagi menjadi lima bab. Adapun setiap bab ini dapat dijelaskan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini gambaran umum mengenai skripsi antara lain; latar belakang masalah, rumusan masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, alasan pemilihan masalah, kegunaan penelitian yang meliputi kegunaan teoritis, kegunaan praktis, pembatasan masalah dan pengertian istilah, kerangka pemikiran, metode dan teknik pengumpulan data, operasional variabel, populasi dan sampel, dan organisasi karangan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Mengemukakan pembahasan teoritis sebagai dasar penelitian yang dilakukan, berisi teori-teori yang relevan dengan judul yaitu tentang Motif Audiens dalam Mendengarkan Program Siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung. BAB III : TINJAUAN DAN OBJEK PENELITIAN Mengemukakan tentang sejarah Lita FM Bandung, struktur organisasi, dan program-program Radio Lita FM Bandung. BAB IV : ANALISIS DATA PENELITIAN Menganalisis data yang telah didapatkan, yaitu analisa data penelitian dan hasil angket. BAB V : PENUTUP

2.1 Tinjauan Umum Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manusia sebagai makhluk sosial selalu melakukan hubungan dengan sesamanya demi memenuhi kebutuhan hidupnya.hubungan tersebut dapat terjadi bila dengan komunikasi.sehubungan dengan itu, komunikasi sangat penting artinya dalam kehidupan manusia. Arti penting komunikasi akan dirasakan apabila manusia mengetahui apa sebenarnya komunikasi dan bagaimana proses penyampaiannya, sehingga berlangsung secara efektif. Pengertian komunikasi dapat dilihat dari asal katanya, seperti yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm yang dikutip oleh Onong U.E, yaitu: Kata komunikasi berasal dari perkataan communication, dan perkataan ini berasal dari bahasa latin Communis yang artinya sama, dalam arti kata sama makna mengenai suatu hal. Jadi komunikasi berlangsung antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan secara jelas (Effendi, 1993:30). Berdasarkan kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, atau perasaan-perasaan yang telah dikemas menjadi pesan dalam bentuk lambang-lambang yang bermakna sama bagi kedua belah pihak sehingga komunikasi berlangsung dalam hubungan yang komunikatif.sebagai seorang komunikator ketika kita melakukan komunikasi dengan seseorang pastinya kita ingin mendapatkan reaksi yang positif sesuai dengan yang kita harapkan.kita ingin mengetahui serta meramamalkan bagaimana efek suatu pesan yang kita komunikasikan kepada seseorang atau komunikan. 25

26 Dalam menyampaikan pesan, komunikator harus bisa memahami isi dari pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Siahaan mengungkapkan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyampiakan pesan, yaitu: a. Pesan itu harus cukup jelas, bahasa yang dipahami, tidak berbelit-belit tanpa denotasi menyimoang dan tuntas. b. Pesan itu mengandung kebenaran yang sudah teruji (correct). Jadi pesan itu harus berdasarkan fakta, tidak mengada-ada, tidak diragukan. c. Pesan itu ringkas (concice). Ringkas dan padat serta disusun dengan kalimat pendek, to the point tanpa mengurangi arti sesungguhnya. d. Pesan itu mencakup keseluruhan (comprehensive). Ruang lingkup pesan mencakup bagian-bagian yang penting dan yang patut diketahui komunikator. e. Pesan itu nyata (concrete). Dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan fakta dan data, tidak sekedar isu dan kabar angin. f. Pesan itu lengkap dan disusun secara sistematis. g. Pesan itu menarik dan meyakinkan. Menarik karena bertautan dengan dirinya sendiri. Menarik dan meyakinkan karena logis. h. Pesan itu disampaikan dengan sopan (courtesy). Harus diperhitungkan kadar kepribadian, kebiasaan, pola hidup dan nilai komunikasi. Nilai etis sangat menentukan sekali bagaimana orang bisa terbuka. i. Nilai pesan itu sangat mantap (consistent) artinya tidak mengandung pertentangan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Konsistensi ini sangat perlu untuk meyakinkan komunikan akan kebenaran pesan yang disampaikan.(siahaan, 1991:73) Secara jelas dapat dilihat bahwa dalam proses komunikasi antara kedua belah pihak terjadi hubungan timbal balik, masing-masing berupaya mengadakan penyesuaian dalam berbagai hal sehingga terbina hubungan yang serasi antara keduanya. Atau dengan kata lain, pesan yang disampaikan sesuai dengan harapan dan tujuan komunikator. 2.1.2 Proses Komunikasi Pada hakikatnya proses komunikasi merupakan proses penyampaian pikiran dan persaan seseorang kepada orang lain. Dan secara umum, unsur-unsur yang terlibat dalam proses komunikasi terangkum dalam paradigma yang

27 diumgkapkan oleh Harold D Lasswell, yaitu: who, say what, in which channel, to whom, with what effect. Dalam paradigma Lasswell tersebut terdapat lima unsur pokok yang terlibat dalam proses komunikasi, yaitu: a. Siapa (komunikator, pengirim, sumber) b. Mengatakan apa (pesan) c. Dalam saluran apa (medium atau media) d. Kepada siapa (komunikan, penerima) e. Dengan akibat apa (tanggapan, umpan balik) (Effendi, 1993:253) Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, maka dapat diartikan bahwa proses komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Namun secara kontemporer, unsur-unsur yang terlibat dalam proses komunikasi tersebut telah mengalami perkembangan menjadi sembilan unsur pokok, yaitu: a. Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang. b. Encoding: Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang. c. Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. d. Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. e. Decoding: Pengawasandian, yaitu proses di mana komunikasi menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komuniaktor kepadanya. f. Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator. g. Response: Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan. h. Feedback: Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator. i. Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. (Effendy, 2009:18-19)

28 Salah satu tugas komunikator adalah untuk menyampaikan pesannya kepada komunikan. Komunikator harus ahli dalam melakukan penyandian pesan, juga harus mempertimbangkan media apa yang cocok untuk digunakan. Seseorang komunikator juga harus mempertimbangkan gangguan yang dapat mengganggu berjalannya komunikasi dengan baik, karena gangguan-gangguan yang timbul dapat mengubah tujuan komunikasi dari yang semula diharapkan oleh komunikator. 2.2 Tinjauan Mengenai Komunikasi Massa 2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi merupakan suatu peristiwa sosial yang terjadi ketika manusia berinteraksi dengan manusia lainnya. Komunikasi antar manusia merupakan hal yang paling penting karena tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri, ia harus berinteraksi dengan manusia lain demi kelangsungan hidupnya, juga demi kelangsungan hidup keturunannya. Agar seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain maka diperlukan suatu lambang yang mempunyai arti sehingga orang tersebut dapat menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain. Lambang yang mempunyai arti itu biasa disebut bahasa. Dalam penyampaian lambang-lambang tersebut dikatakan sebagai bentuk proses komunikasi yang dilakukan oleh komunikator untuk merubah persepsi dan tingkah laku komunikan. Hal ini diungkapkan oleh Hovland dalam definisinya mengenai proses komunikasi yaitu Suatu proses di mana seseorang menyampaikan lambang-lambang dalam bentuk kata-kata dengan maksud untuk mengubah tingkah laku orang lain. (Subroto, 1995:11).