Materi Inti 4: FASILITAS RUMAH SAKIT DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

dokumen-dokumen yang mirip
Divisi Manajemen Bencana PMPK-UGM

EMERGENCY SIGN. Emergency Sign. Hospital Disaster Plan Halaman 1

PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA (DISASTER PLAN) Di RUMAH SAKIT

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta dalam menghadapi bencana, dapat

DISASTER PLAN. Oleh : dr. Iryani R ambarwati

IJIN PENDIRIAN : IJIN PENYELENGGARAAN : NOMOR : 445/9539/V.2 TANGGAL (BERLAKU 2 TAHUN)

PANDUAN MENGHADAPI BENCANA

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai

Lampiran 1. Tingkat Organisasi. Skor. Tinggi 1

C. PERANCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan data dunia yang dihimpun oleh WHO, pada 10 dekade terakhir ini,

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pencarian, Pertolongan Dan Evakuasi

BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 1 ayat

PENDAHULUAN ISTILAH 10/15/14

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Tujuan ARSADA. pengembangan Rumah Sakit Daerah secara aktif, terarah dan terpadu sesuai arah dan tujuan Pembangunan Nasional dalam Bidang Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENANGANAN KEJADIAN KEBAKARAN (KODE MERAH)

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan bencana. maupun buatan manusia bahkan terorisme pernah dialami Indonesia.

Materi Inti 1: PRINSIP HOSPITAL DISASTER PLAN

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

SAFE COMMUNITY EMERGENCY SISTEM SPGDT/SPGDB. Iwan Permana, SKM, SKep

Pedoman Fasilitas (PMK, download dan dijilid)

Hospital disaster plan (HOSDIP, HDP)

D. DAFTAR PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (PERFORMANCE APPRAISAL) 1

PROSEDUR PENANGANAN GEMPA BUMI (KODE HIJAU)

RENCANA INDUK MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI RSU BINA KASIH

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan darurat (Emergency) menurut Federal Emergency. Management Agency (FEMA) dalam Emergency Management

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk

KEBIJAKAN PENGELOLAAN MASALAH PENANGGULANGAN BENCANA BIDANG KESEHATAN

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

KEBIJAKAN BANGUNAN, PRASARANA & PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

PROTAP DAN SOP TRIASE DI UNIT GAWAT DARURAT/UGD RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. Tahun demi tahun negeri ini tidak lepas dari bencana. Indonesia sangat

I.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. jiwa sehingga dibutuhkan bantuan penanganan (CRED, 2014 ; WHO, 2013 ;

PENDAHULUAN BAB I A. LATAR BELAKANG

Medical Emergency Response Plan (MERP) / Tanggap Darurat Medis (TDM)

PENILAIAN RISIKO PPMK-DEPKES

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

Dr. Pudji Sri Rasmiati, Sp.B., MPH WYM RS Bethesda PERSI DIY

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. alam (natural disaster) maupun bencana karena ulah manusia (manmade disaster).

1. ELEMEN STRUKTURAL : bangunan fisik, konstruksi, fondasi, dinding lantai, kolom dsbnya.

KERANGKA ACUAN PROGRAM PELATIHAN GAWAT DARURAT (TRIASE) DI UPT PUSKESMAS KINTAMANI I

PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGANAN TANGGAP DARURAT BENCANA MUHAMMADIYAH DISASTER MANAGEMENT CENTER

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 3

DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR PERAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

SIMULASI PENANGGULANGAN BENCANA. Koordinasi Internal Terbatas (Waket III, Seksi PB, Seksi KSR, Kamacab)

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

PENANGANAN BENCANA DI RUMAH SAKIT

PENERAPAN SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU TERHADAP BENCANA INDUSTRI DI RUMAH SAKIT PETROKIMIA GRESIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STANDAR USAHA VILA NON BINTANG NO ASPEK NO UNSUR NO SUB UNSUR. I PRODUK 1. Bangunan 1. Bangunan Vila memenuhi persyaratan kelaikan fungsi bangunan.

MITIGASI BENCANA ALAM I. Tujuan Pembelajaran

Disaster Management. Transkrip Minggu 2: Manajemen Bencana, Tanggap Darurat dan Business Continuity Management

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Tinjauan tentang Bencana di Rumah Sakit

DAFTAR USULAN KEGIATAN PEMBANGUNAN MUSRENBANG KABUPATEN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN ANGGARAN 2014

PEDOMAN PENANGANAN BENCANA RUMAH SAKIT (HOSPITAL DISASTER PLAN)

MANAGEMEN OF DECEASED IN DISASTER (PENATALAKSANAAN KORBAN MATI KARENA BENCANA) D R. I. B. G D S U R Y A P U T R A P, S P F

PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)

TIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS

BAB I PENDAHULUAN. dan kesimpangsiuran informasi dan data korban maupun kondisi kerusakan,

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan Terdapat perbedaan hasil antara level kesiapsiagaan antara konsep

Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tentang Perberdaan pengetahuan Responden Mengenai Emergency Preparedness Berdasarkan Masa Kerja...

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SIRKULASI DALAM RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat SUBSTANSI MATERI

2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Korban banyak, kerusakan infra struktur, disertai ancaman keamanan.

BAB 1 PENDAHULUAN. paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pencegahan

3/17/2015 STANDAR PELAYANAN DI PUSKESMAS DESAIN KAMAR OPERASI

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

Pedoman Assesment Tanggap Darurat Bencana

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP

KOMUNITAS MASYKUR KHAIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

BAB I PENDAHULUAN. York pada tanggal 30 Mei Pada tanggal 17 Agustus tahun yang sama,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2016

Sambutan Presiden RI pada Peragaan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana Wil. Timur, Senin, 29 Maret 2010

Penggunaan APAR dan Kedaruratan

ORGANISASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menyebabkan stres kerja pada perawat antara lain pola dan beban kerja,

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

Transkripsi:

Materi Inti 4: FASILITAS RUMAH SAKIT DALAM PENANGGULANGAN BENCANA Tujuan pembelajaran umum: Peserta mampu memahami fasilitas dan sarana prasana rumah sakit yang diperlukan dalam penanganan bencana Tujuan pembelajaran khusus: Mampu memahami fasilitas rumahsakit dalam HDP Latar Belakang Saat bencana dan situasi darurat, fasilitas-fasilitas kesehatan sangat diperlukan untuk menyelamatkan jiwa para korban. Karena itu, fasilitasfasilitas kesehatan harus ditata dengan baik, dengan fasilitas memadai dan tenaga kesehatan yang terlatih dalam menangani kegawatdaruratan. Beberapa negara di dunia kerap mengalami bencana alam, badai, letusan gunung berapi, dan gempa bumi. Di China gempa bumi telah menghancurkan dan merusak lebih dari separuh wilayah Provinsi Sichuan. Rumahsakit-rumahsakit yang berada diwilayah provinsi itu harus melayani puluhan ribu korban. Beberapa tahun lalu, angin puyuh menghancurkan 89 rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Filipina, dan tahun 2007 tsunami menghancurkan banyak rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Pulau Solomon. Hasil riset menunjukkan, kerusakan pada fasilitas kesehatan meningkatkan biaya kesehatan tahunan pemerintah hingga 60 persen. Karena itu, pembangunan fasilitas kesehatan yang aman juga berarti menghemat biaya kesehatan. Pemerintah dan pengelola rumah sakit harus memastikan bahwa rumah sakit dibangun di lokasi yang aman dari bencana, desain dan konstruksi bangunan yang bagus, dan ditangani tenaga kesehatan terlatih. 1

Mereka yang berada di rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang tidak aman sangat beresiko terkena bencana. Pasien di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya adalah kelompok yang paling rentan saat bencana terjadi Ketika rumahsakit dan fasilitas kesehatan lainnya hancur, perawatan untuk mereka yang sakit menjadi terhambat. Kondisi Aman di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya dapat ditingkatkan setiap saat melalui upaya terpadu dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan. Kondisi aman di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya harus ditingkatkan untuk menjawab meningkatknya resiko akibat perubahan iklim dan bencana lainnya - baik bencana alam maupun yang disebabkan ulah manusia. Dengan intensitas dan kompleksitas bencana yang meningkat di seluruh dunia dan terjadinya perubahan iklim, maka sangat penting untuk mengurangi resiko bencana di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya. Yang dikatakan Rumah Sakit Aman adalah menyediakan pelayanan kesehatan yang efisien setiap waktu, bahkan setelah bencana terjadi atau pada masa tanggap darurat, tangguh dan terorganisir dengan tersedianya rencana kontijensi di rumah sakit tersebut serta memiliki tenaga kerja yang terlatih untuk memastikan bahwa rumah sakit tersebut tetap bisa menjalankan fungsinya pada saat krisis.secara struktur bangunan, tahan menghadapi ancaman bahaya bencana dan tidak akan rusak berat ataupun rubuh jika ada kejadian ekstrem mengguncangnya, yang dapat mengakibatkan pasien dan staf rumah sakit mengalami luka / cedera. Standar Sejauh ini, rumah sakit merupakan subsistem dalam penanggulangan bencana secara keseluruhan. Karena itu, sistem penanganan bencana juga perlu dibenahi secara keseluruhan, tak terbatas pada kesiapan rumah sakit. Namun, sampai saat ini baru 10 persen dari sekitar 1.200 rumah sakit yang memiliki manajemen penanganan bencana yang baik. Beberapa rumah sakit sudah ada manajemen penanggulangan bencana, tetapi 2

sebagian besar belum memiliki manajemen yang baik. Ini disebabkan tidak ada standar dari pemerintah mengenai prosedur penanganan bencana. Sistem penanganan bencana secara keseluruhan seharusnya sudah ada sebelum terjadi bencana. Dalam artian bahwa persiapan fasilitas di Rumah Sakit sangat diutamakan demi kelangsungan jalannya penanggulangan bencana secara operasional, misalnya : Siapa yang bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan di lapangan, Apakah tim evakuasi korban sudah siap, dan Rumah sakit mana saja yang siap menampung para korban bencana serta kemana akan dirujuk para korban yang tidak dapat ditangani oleh Rumah Sakit tersebut. Apakah fasilitas alat dan ruangan sudah siap. Dengan manajemen penanganan bencana yang baik, para korban yang butuh penanganan bisa dirujuk ke beberapa rumah sakit. Tujuannya agar rumah sakit tidak kewalahan melayani para korban bencana. Bila terlalu banyak pasien, kualitas pelayanan dikhawatirkan akan menurun sehingga malah merugikan pasien. Seringkali yang dianggap fasilitas dalam Rumah Sakit hanyalah alat-alat yang dibutuhkan dalam penanganan korban. Disini akan dibahas mengenai fasilitas yang dibutuhkan guna menunjang penanganan korban dalam bencana seperti ruangan-ruangan serta alat-alat yang ada didalamnya.penanganan Bencana di Rumah Sakit mempunyai beberapa unsur, yaitu selain kebutuhan dalam bidang medis, juga dalam bidang manajemen. 1. Fasilitas dan sarana prasarana utama/inti yang diperlukan dalam penanganan bencana atau dalam situasi emergency yang terdiri dari tiga komponen utama: 1.1. UMUM, yang meliputi: a) pos komando;diharapkan dalam ruangan ini terdapat : 3

o Peta RS o Peta kota tersebut dan propinsi o Alat komunikasi ( telepon dan radio frekuensi ) o Komputer, printer dan internet o Televisi o Nomer-nomer telepon penting (karyawan dan RS terdekat) o Peta bangunan sekitar untuk pelebaran ruangan o Buku protap o Alur sistem komando b) humas atau pusat informasi; o Papan tulis utk laporan data korban o Meja o Kursi o Telepon o Komputer, printer dan internet o Humas yang mampu berbahasa inggris c) dapur umum ; d) gudang logistik untuk penerimaan bantuan; dibedakan dengan gudang logistik yang sehari-hari e) tempat berkumpulnya relawan ; relawan disini adalah relawan yang sudah siap untuk masuk tugas di rumah sakit. Yang sudah tercatat dengan jelas oleh pihak pencatat relawan di rumah sakit tersebut. f) tempat berkumpulnya keluarga pasien; penting dipikirkan agar tidak lalulalang tidak jelas sehingga membuat situasi rumah sakit tambah kacau karena banyaknya keluarga pasien di lorong-lorong rumah sakit. g) Surge in place atau persediaan bangsal yang ditutup ( tidak dipakai pada saat operasional harian), sebagai contoh : maksudnya adalah Rumah Sakit yang mempunyai tempat tidur 200 buah, tetapi karena Rumah Sakit itu kebanjiran pasien maka,pihak Rumah Sakit telah membuat keputusan dengan membuka bangsal-bangsal yang tertutup untuk dibuka agar pasien dapat ditempatkan kebangsal tertutup tadi ( bangsal tambahan) dengan menggunakan strategi 4

surging in place guna meningkatkan kapasitas lonjakan di Rumah Sakit (the hospital s surge capacity). 1.2. PENANGANAN KORBAN, yang meliputi: a) Triage ; dengan menempatkan pasien sesuai dengan kondisinya, seperti merah, kuning, hijau dan hitam. b) Ruang tindakan; o Ruang tindakan merah jika tidak mampu di terima di ruang gawat darurat maka penting dicarikan dan disiapkan tempat lain yang berdekatan dengan ruang gawat darurat, serta alur ke kamar operasi juga disiapkan agar lebih gampang dan tidak berjauhan. o Ruang tindakan kuning diharapkan juga bisa berdekatan dengan ruang tindakan merah o Ruang tindakan hijau jika tidak ada ruangan maka dapat dialokasikan di lapangan parkir o Sedangkan untuk yang hitam sedapat mungkin alurnya tidak melalui ruangan dalam rumah sakit, jadi melalui luar yang langsung menuju kamar jenazah c) Kamar operasi; peralatan kamar operasi diharapkan selalu dalam keadaan baik dan siap pakai o Ruang isolasi; o Ruang perawatan (intensive care, intermediate, bangsal); dan o kamar jenazah. 1.3. FASILITAS PENUNJANG, yang meliputi: a) listrik (genset dan UPS); b) sistem supply air bersih; c) gas medis; d) CSSD; e) penyimpanan bahan bakar; 5

f) sistem komunikasi; g) pengolahan limbah; dan h) sistem tata udara di critical area. Rencana Cadangan (atau Plan B) apabila terdapat kerusakan pada fasilitas dan sarana prasarana yang sedianya disiapkan untuk penanganan bencana. Fasilitas yang disiapkan diluar wilayah rumah sakit misalnya bangunan nonmedik seperti, Rumah Sakit hewan, pusat konvension,aula,hangar, sekolah,area sport dan hotel. Ini penting disiapkan bila Rumah Sakit itu sendiri yang mengalami bencana. 2. Alat alat medis dan penunjang yang diperlukan dalam penanganan bencana atau dalam situasi emergency. Fasilitas medik yang mobile/ bergerak, sebagai contoh jika Rumah Sakit mempunyai mobil besar yang berisi peralatan operasi dan tempat tidur bagi korban. Alat-alat medis portable atau alat yang dapat dibawa-bawa kelapangan bila banyak korban yang diletakkan di halaman Rumah Sakit. Keadaan diatas merupakan bencana yang terjadi diluar rumah sakit (external disaster), sehingga kita hanya bertugas menyiapkan dan membantu koraban. Tetapi penting disiapkan jika rumah sakit itu sendiri terkena bencana (internal disaster). 3. Fasilitas yang perlu disiapkan jika rumah sakit itu sendiri yang terkena bencana (internal disaster) adalah : o Tanda evakuasi o Jalur evakuasi cepat o Tempat berkumpul o Gudang logistik cadangan o Pintu darurat o Ramp o Jejaring dengan gedung yang berdekatan dengan rumah sakit Jika fasilitas telah disiapkan, yang harus diperhatikan lagi untuk dipertimbangkan adalah : 6

o Harus diprioritaskan kebutuhan keadaan darurat o Jangka waktu fasilitas tersebut akan digunakan o Biaya yang dibutuhkan untuk penyediaan fasilitas tersebut Setelah semua fasilitas dipersiapkan maka penting di buat adanya prosedur tetap terhadap ruangan maupun peralatan yang akan digunakan dalam penanggulangan bencana. Semua prosedur tetap disiapkan agar ruangan maupun peralatan dapat selalu trpelihara dana dapat digunakan sewaktu-waktu bila terjadi bencana. Seringkali terjadi saat obat-obatan yang dibutuhkan maka pemegang kunci tidak berada ditempat. Ini dapat terhindari bila tiap rumah sakit disediakan prosedur tetap terhadap ruangan yang akan dipakai maupun peralatan yang akan digunakan. Termasuk juga peralatan listrik maupun peralatan portable bila akan dipakai pihak tim evakuasi maupun tim lapangan. Prosedur tetap yang perlu ada dalam tiap rumah sakit seperti : External disaster : o Protap musibah massal dan bencana alam o Protap bencana kimia o Protap KLB ( flu burung, flu babi, demam berdarah/dbd) o Protap kamar operasi o Protap aktivasi bencana o Protap pelimpahan wewenang o Protap triase ( hijau, kuning, merah, biru, hitam ) o Protap critical care o Protap isolasi o Protap pengadaan dan penyediaan barang o Protap manajemen bantuan o Protap dapur umum o Protap manajemen media o Protap transportasi ( medis dan non medis ) o Protap pemulangan pasien o Protap ambulans o Protap keamanan 7

o Protap sistem komunikasi o Protap pencatatan dan plaporan (rekam medik) o Protap logistik o Protap manajemen relawan o Protap mobilisasi internal (SDM,sarana,rasarana) o Protap administrasi dan keuangan o Protap rujukan berdasarkan kasus dan kelebihan kapasitas o Protap kamar jenazah o Protap extensi kapasitas ruangan o Protap jejaring utk extensi kapasitas o Protap pemakaman jenazah masal (infeksius dan non infeksius) termasuk prosesi keyakinan o Protap expatriot o Protap mobilisasi SDM internal dan external RS Interal Disaster : o Protap jalur evakuasi o Protap aktivasi o Protap critical care Protap protap yang ada diatas semua disesuaikan dengan keadaan rumah sakit. Karena pada rumah sakit tipe A akan berbeda kebutuhan dan persiapan yang harus disediakan dengan rumah sakit tipe B,C ataupun D. Semua fasilitas yang akan disiapkan oleh rumah sakit juga bertolak pada tipe masing-masing rumah sakit. Dan rumah sakit menyiapkan fasilitas sesuai dengan kemampuan rumah sakit tersebut. 8

Referensi : The Hospital Emergency Incident Command System, Third Edition, 1998 Hospital Incident Command System Guidebook, 2006 Surge Hospital: Providing Safe Care in Emergencies, Joint Commission, resources Standar Sistem Manajemen Keadaan Darurat, 2010 Sumber teks: Konsorsium Pendidikan Bencana. 9

Catatan Singkat: 10

Catatan Singkat: 11

12

Latihan: 13