Meta Nur Insani. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. ABSTRACK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya)

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA DPPKAD KABUPATEN GORONTALO

Jurnal Ekonomi Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan laporan keuangan merupakan salah satu kriteria dalam sistem reward. yang dapat menunjukkan kondisi sebenarnya.

ANALISIS HASIL AUDIT LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini

PENGARUH BIAYA DANA BANK DAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP RENTABILITAS (Studi Kasus pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan sejak tahun 1981 sudah tidak dapat lagi mendukung kebutuhan Pemda

Oleh : NIDYA SILVIANI KHIDMAT NPM

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengelolaan keuangan dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17

Nurul Barokah ( ) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cukup substansial dalam sistem, prosedur, dan mekanisme

RIANI NURHAYATI Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. nilai. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiriurusan pemerintahannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bersih dan berwibawa. Paradigma baru tersebut mewajibkan setiap satuan kerja

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung.

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL DAN SISTEM PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah metode purposive sampling dimana sampel dipilih sesuai

BAB I PENDAHULUAN. berupa laporan keuangan. Fenomena yang terjadi di Indonesia adalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah masih menemukan fenomena penyimpangan informasi laporan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah menuntut pemerintah harus memberikan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat diraih melalui adanya otonomi daerah.indonesia memasuki era otonomi

PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (Sensus Pada Dinas Pemerintahan Kota Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masyarakat Indonesia semakin menuntut pemerintahan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien.

BAB I PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas organisasi-organisasi publik tersebut,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Dinamika perkembangan sektor publik di Indonesia saat ini adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan penyelenggaraan operasional pemerintahan. Bentuk laporan

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pertimbangan yang

Pengaruh Penerapan Fair Value dan Basis Akrual terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada Pemerintahan di Wilayah IV Jawa Barat)

BAB I PENDAHULUAN. dengan Good Government Governance (GGG). Mekanisme. penyelenggaraan pemerintah berasaskan otonomi daerah tertuang dalam

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan

BABl PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan atas informasi keuangan yang informatif

BAB I PENDAHULUAN. yang menyajikan laporan keuangan diharuskan memberi pernyataan

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka yang

Kata Kunci: Tingkat Pemahaman, Pelatihan, Penerapan SAP Berbasis Akrual

BAB I PENDAHULUAN. Frilia Dera Waliah, 2015 ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Good governance merupakan function of governing, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik yang disebut. dengan laporan keuangan (Mardiasmo, 2006).

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai:

BAB I PENDAHULUAN. pun berlaku dengan keluarnya UU No. 25 tahun 1999 yang telah direvisi UU No. 33 Tahun

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sleman yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik (good governance),

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian langkah awal yang harus dilakukan peneliti

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance)

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya

Oleh : Dewi SPA 1 dan Fadjar Harimurti 2 ABSTRAK

Jurnal Magister Akuntansi ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sektor publik yang ditandai dengan munculnya era New Public Management

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

Jurnal Akuntansi Bisnis dan Ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menunjukan kualitas yang semakin baik setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. harus ditingkatkan agar menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Ucapan Terima Kasih... ii Daftar Isi... v Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xi Daftar Lampiran...

Available online AKUNTABEL Volume 14, No

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan Daerah yaitu dengan menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Pergantian pemerintahan dari orde baru kepada orde reformasi yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia

BAB III. Objek dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Lilis Wijayanti B

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka reformasi di bidang keuangan, pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. telah direvisi menjadi UU No. 32 tahun 2004 menyatakan bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga

Cristin Noviyanti Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula I No Semarang ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Irma Novalia B

Intan Permatasari Kp. Nagrog Situgede RT 01 RW 04 kec. Mangkubumi Kota Tasikmalaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRACT. INFLUENCE LEARDERSHIP STYLE AND APPLICATION GOOD CORPORATE GOVERNANCE ON COMPANY PERFORMANCE (Survey at The BUMN of The Tasikmalaya City)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH PADA PEMERINTAH KOTA SEMARANG

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah

Transkripsi:

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH (Sensus pada Dinas dinas di Kota Tasikmalaya) Meta Nur Insani Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi metanurinsani@gmail.com ABSTRACK This study aims to determine (1) the competence of human resources, financial accounting system application area and the quality of local financial statements at the Department in the City of Tasikmalaya. (2) the effect of HR competencies to the application of financial accounting system area. At the Department in the city of Tasikmalaya. (3) the effect of directly or indirectly competence of human resources and financial accounting system application area on the quality of local financial statements at the Department in the city of Tasikmalaya. The research method using descriptive analysis method with census approach. The analytical tool used is path analysis with measurement scale interval. The results showed that: (1). Competence HR, financial accounting system application areas, and the quality of financial reporting in Tasikmalaya City area very well. (2) HR competency significantly influence regional financial accounting system implementation. (3) HR competency significantly influence the quality of local financial statements, financial accounting system application area significant effect on the quality of local financial statements, the competence of human resources and financial accounting system application areas simultaneously significant effect on the quality of the financial reporting area. Keywords: competence, accounting, financial reporting area 1

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kompetensi SDM, penerapan sistem akuntansi keuangan daerah dan kualitas laporan keuangan daerah pada Dinas di Kota Tasikmalaya. (2) pengaruh kompetensi SDM terhadap penerapan sistem akuntansi keuangan daerah. Pada Dinas yang berada di kota Tasikmalaya. (3) pengaruh secara langsung maupun tidak langsung kompetensi SDM dan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan daerah pada Dinas yang berada di Kota Tasikmalaya. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan sensus. Alat analisis yang digunakan adalah analisis jalur dengan skala pengukuran interval. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1). Kompetensi SDM, penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, dan kualitas laporan keuangan daerah di Kota Tasikmalaya sangat baik. (2) kompetensi SDM berpengaruh signifikan terhadap penerapan sistem akuntansi keuangan daerah. (3) kompetensi SDM dan penerapan sistem akuntansi masing-masing berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah, kompetensi SDM dan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Kata kunci : kompetensi, akuntansi, laporan keuangan daerah. PENDAHULUAN Latar Belakang Laporan keuangan disusun oleh pemerintah sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kinerja keuangannya selama satu periode pelaporan. Perlu disadari bahwa banyak pihak yang memerlukan informasi terkait laporan keuangan tersebut. Oleh sebab itu, pemerintah harus mampu menyajikan laporan keuangan yang berkualitas. Kriteria dan unsur-unsur pembentuk kualitas informasi yang menjadikan informasi dalam laporan keuangan pemerintah mempunyai nilai atau manfaat tercantum dalam PP No.17 th. 2010 tentang SAP 2

yang terdiri dari: (a) relevan, (b) andal, (c) dapat dibandingkan dan (d) dapat dipahami. Ketersediaan sumber daya manusia/sdm (dalam hal ini aparatur pemerintah daerah) juga mempengaruhi peningkatan akuntabilitas laporan keuangan, karena dengan adanya aparatur pemerintah yang baik maka penyampaian laporan keuangan akan menjadi baik pula. Apalagi jika ditunjang dengan adanya kemampuan yang sangat memadai yang dimiliki aparatur pemerintah dalam pembuatan laporan keuangan. Selain itu, hal yang mendasar dan penting dari penerapan akuntansi di dalam penyusunan laporan keuangan daerah salah satunya adalah sistem akuntansi. Sistem akuntansi keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan pemerintah serta memudahkan pengendalian yang efektif atas seluruh aset, hutang, dan ekuitas dana. Selain itu, sistem akuntansi keuangan daerah menyediakan informasi keuangan yang terbuka bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Kurnia, 2013:02). Namun pada kenyataannya, belum sepenuhnya aparatur pemerintah daerah menggunakan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 21 tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dalam penyajian laporan keuangannya. Masih buruknya pembenahan pengelolaan keuangan baik di pemerintah pusat maupun daerah saat ini tidak terlepas dari faktor penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan yang masih tergolong baru di lingkungan pemerintah. Adanya perubahan basis akuntansi dari kas menuju akrual yang diatur dalam PP No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, membuat aparatur pemerintah yang bertugas mengelola keuangan harus beradaptasi dan mempelajari lagi perihal perubahan tersebut. Pelaksanaan akuntansi berbasis akrual di lingkungan organisasi pemerintahan bukanlah perkara yang mudah dan perlu diterapkan secara gradual dan bertahap. (Abdul Halim, 2014). Setiap tahunnya Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) mendapat penilaian berupa opini dari Badan Pengawas Keuangan (BPK). Ada empat jenis opini yang dikeluarkan oleh BPK, yaitu : Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), 3

Wajar Dengan Pengecualian (WDP), Opini Tidak Wajar (TP), dan Pernyataan Menolak memberi Opini atau Tidak Memberi Pendapat (TMP). Dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I 2015 (http://www.bpk.go.id) LKPD tahun 2014, BPK telah memeriksa 504 LKPD dan memberikan opini WTP atas 251 (49,80%) LKPD, opini WDP atas 230 (45,64%) LKPD, opini TW atas 4 (0,79%) LKPD dan opini TMP atas 19 (3,77%) LKPD. Capaian LKPD ini dibawah target RPJMN 2010-2014 yang menetapkan opini WTP atas seluruh LKPD pada tahun 2014. Meski demikian, perkembangan opini pada 504 LKPD 2014 dibandingkan tahun sebelumnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Akan tetapi, berdasarkan hasil pemeriksaan BPK tersebut, kota Tasikmalaya masih mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) sama dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2013. Pada LKPD TA 2011 dan 2012, kota Tasikmalaya juga mendapatkan opini WDP dari pihak BPK. Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan (kalan) BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat, Ir Cornell S Prawiradiningrat MM pada saat acara menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas LKPD kota Tasikmalaya TA 2013, di Ruang Pertemuan Kantor BPK, Jumat (13/6) (http://jabar.tribunnews.com). Hal ini tentu saja bertolak belakang dengan harapan pemerintah daerah yang mengharapkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sebagai bukti bahwa laporan yang disusun berkualitas dan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Permasalahan itu terjadi karena para pejabat/pelaksana yang bertanggung jawab belum optimal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya masingmasing., belum sepenuhnya memahami ketentuan yang berlaku, lemah dalam melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan, dan kurang berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait serta adanya kelemahan pada sistem aplikasi yang digunakan.(http://www.bpk.go.id). Melalui peningkatan kompetensi SDM yang dimiliki baik pada tingkatan sistem, kelembagaan, maupun individu, dan didukung dengan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah diharapkan pihak pengelola keuangan daerah khususnya bagian akuntansi mampu melaksanakan tugas dan fungsi akuntansi dengan baik yang akhirnya bermuara pada terciptanya good governance. 4

Tujuan penelitian Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui Kompetensi SDM, penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, dan Kualitas Laporan Keuangan Daerah pada Dinas yang berada di Pemerintahan Kota Tasikmalaya. 2. Untuk mengetahui pengaruh Kompetensi SDM terhadap penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah. 3. Untuk mengetahui Pengaruh secara langsung dan tidak langsung Kompetensi SDM dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah pada Dinas yang berada di Pemerintahan Kota Tasikmalaya. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah metode deskriftif analisis dengan pendekatan sensus. Metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Dengan kata lain penelitian deskriptif analisis mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah sebagaimana adanya saat penelitian dilaksanakan, hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya. (Sugiyono, 2009:29). Sedangkan yang dimaksud dengan sensus yaitu penelitian yang dianggap dapat mengungkapkan ciri-ciri populasi (parameter) secara akurat dan komprehensif, sebab dengan menggunakan seluruh unsur populasi sebagai sumber data, maka gambaran tentang populasi tersebut utuh dan menyeluruh akan di peroleh. (Sugiyono dalam Nugraha, 2014). Populasi Sasaran Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga 5

bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.(sugiyono, 2011:80). Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi sasaran yang penulis teliti adalah subyek yang berhubungan dengan Kompetensi SDM dan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah dalam kaitannya dengan kualitas laporan keuangan daerah yaitu Dinas-dinas yang berada di Kota Tasikmalaya. Adapun responden dalam penelitian ini yaitu Kepala Sub Bagian Keuangan di masingmasing Dinas di Kota Tasikmalaya. Teknik Analisis Data Pengujian Vakiditas Alat Ukur Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaanpertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang/diganti karena diangaap tidak relevan. (Umar, 2009:166). Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai tingkat kesalahan yang kecil, sehingga data yang terkumpul merupakan data yang memadai. Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung korelasi dari masingmasing pernyataan dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah produk moment (product moment) sebagai berikut : n ΣXY (ΣX)(ΣY) r XY = (nσx 2 (ΣX) 2 )(nσy 2 (ΣY) 2 ) Pengujian Reliabilitas Alat Ukur Reliabilitas berkenaan dengan derajad konsistensi dan stabilitas data atau temuan. (Sugiyono, 2011:268). Umar (2009:168) menyatakan uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama. Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas ialah teknik Cronbach s Alpha. Pengujian reliabilitas dengan teknik Cronbach s Alpha ini dilakukan untuk jenis data interval (Sugiama, 2008:199). Cronbach s Alpha dihitung dengan rumus sebagai berikut: 6

α = [ k 2 Σ σ b ] [1 ] k 1 σ 2 t Metode Analisis Data Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path analysis), tujuan digunakannya analisis jalur (path analysis) adalah untuk mengetahui pengaruh seperangkat variabel X dan untuk mengetahui pengaruh antara variabel X. Untuk dapat melakukan analisis dengan analisis jalur perlu dilakukan pengolahan data yang di peroleh dari responden. Data mentah yang diperoleh dari jawaban responden terhadap instrumen penelitian (kuesioner) yang disebar harus diolah menjadi data baku, instrumen penelitian yang dibuat bertujuan untuk mentransformasi data kualitatif ke dalam bentuk kuantitatif agar dapat dianalisis dengan metode statistik yang diterapkan. Teknik ukuran yang digunakan penulis untuk mengubah jawaban kualitatif ke dalam bentuk kuantitatif adalah menggunakan skala likert (likert scale). Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Begitupun untuk menilai jawaban yang diberikan dalam menguji variabel yaitu lima tingkat bergerak 1 sampai dengan 5 untuk membentuk skor tiap pertanyaan yang menggunakan skala likert yang jenis datanya berdasarkan skala interval (sekaran dalam sugiama, 2008:103). Item-item yang disusun harus terdiri dari item positif dan negatif. Adapun daftar pernyataan dengan menetapkan skala likert pada alternatif jawaban yang didapat akan dinilai dengan skor sebagai berikut: Tabel 3.4 Skor untuk Setiap Pertanyaan Jawaban untuk item positif Jawaban untuk item negatif 5 1 7

4 2 3 3 2 4 1 5 Struktur analisis jalur yang merefleksikan variabel yang diteliti dalam penelitian ini disajikan dalam gambar 3.2 Sebagai berikut: X1 ρyx 1 ρx 1 X 2 Y X2 ε 1 ρyx 2 Gambar 3.2 Struktur path analysis 0 ρyε 0 Keterangan: X1 X2 Y ɛ = Kompetensi SDM = Sistem Akuntansi Keuangan Daerah = Kualitas Laporan Keuangan Daerah = Pengaruh faktor lain yang tidak di teliti ρx 2 X 1 = Koefisien Jalur Variabel X1 terhadap X2 ρyx 1 = Koefisien Jalur Variabel X1 terhadap Y ρyx 2 = Koefisien Jalur Variabel X2 terhadap Y Dari sturktur Path Analysis di atas, terdapat langkah-langkah yang digunakan: 1. Menghitung koefisien korelasi (r) Koefisien korelasi digunakan untuk menentukan tingkat keeratan hubungan antara X1 dengan X2. Adapun rumus yang digunakan adalah : rx X i j n n h1 X ih n n h1 X n h1 ih X X ih jh 2 n h1. n X n h1 n ih h1 X jh X jh n h1 X jh 2 (Sumber: Sitepu, 1994:19) 8

Koefisien korelasi ini akan besar jika tingkat hubungan antar variabel kuat. Demikian jika hubungan antar variabel tidak kuat maka nilai r akan kecil, besarnya koefisien korelasi ini akan diinterpretasikan sebagai berikut : Tabel 3.5 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi 2. Pengujian secara simultan YXi byxi YXi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 0,199 Sangat Rendah 0,20 0,399 Rendah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,000 Sangat Kuat Pengujian secara simultan menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: n h1 n 2 Xi h Yh 2 = Koefisien jalur dari variabel Xi terhadap variabel Y byxi = Koefisien regresi variabel Xi terhadap variabel Y 3. Pengujian Faktor Residu/ Sisa (Sumber: Sitepu, 1994:19) Yi 2 1 R YiX 1X 2... X k = Di mana R 2 YX1X2...Xk = k i=1 4. Pengujian Hipotesis operasional variabel Xj 2 X1 Ho : r 2 X1 Ha : r ρy i X i ryx i Menguji keberartian (signifikan) dari hubungan variabel bebas Xi dengan X = 0 X 0 Dengan kriteria penolakan Ho jika t hitung> t tabel a. Pengujian secara simultan Ho : ρyx 1 = ρyx 2 = 0 9

Ha : ρyx 1= ρyx 2 0 Dengan kriteria penolakan Ho jika Fhitung> Ftabel Uji signifikansi menggunakan rumus: F= n k 1 R k 1 R 2 YX1X 2... X k 2 YX 1X 2 Statistik uji ini mengikuti distribusi F dengan derajat bebas V1 = k dan V2 = n-k-l b. Pengujian secara parsial Hipotesis operasional: Ho : ρyxi = 0 Ha : ρyxi 0 Dengan kriteria penolakan Ho jika thitung > ttabel Uji statistik menggunakan rumus : t i YX1 1 R YX 1... X k n k 11 R X X... X i 1 i... X k ; i = 1, 2,..., (Sitepu, 1994:28) Statistik uji di atas mengikuti distribusi t dengan derajat bebas n-k-l Mencari Pengaruh dari satu variabel ke variabel lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat disajikan melalui formula yang disajikan dalam Tabel 3.6 sebagai berikut: Tabel 3.6 Formula Untuk Mencari Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antar Variabel Penelitian No Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Total Pengaruh 1. Variabel X 1 - Y X 1 Y : (PYX 1) 2 = A A Melalui X 2Y X 1 Ω X 2 Y (ρyx 1)(ρX 1X 2 (ρyx 2) = B B Total pengaruh X 1 Y - A + B = C 2. Variabel X 2 - Y X 2 Y : (PYX 2) 2 = D D 3. Total pengaruh X1 dan X2 Y secara simultan (C+D) E 4. Pengaruh faktor residu ɛ0 Y ɛ0 dengan rumus (1-E) F Total pengaruh 1 PEMBAHASAN 10

Deskripsi hasil penelitian ini akan menunjukkan keberadaan Dinas-dinas di Kota Tasikmalaya, mengenai : Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, dan Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Tempat penelitian penulis adalah Dinas-dinas di Kota Tasikmalaya yang berjumlah 11 buah. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini disampaikan langsung kepada responden yaitu Bagian Keuangan di masing-masing Dinas. Kuesioner yang telah disebar semuanya dikembalikan. Data hasil penelitian yang telah diperoleh tersebut terlebih dahulu dilakukan pengujian yakni uji validitas dan uji reliabilitas. Melalui pengujian korelasi Product Moment Pearson dengan menggunakan program aplikasi SPSS versi 16.0, untuk variabel X1 (Kompetensi SDM) terdapat 1 pertanyaan yang tidak valid yaitu nomor 1. Dari 12 pertanyaan variabel X2 (Penerapan SAKD) terdapat 2 pertanyaan yang tidak valid yaitu nomor 6 dan 7. Untuk variabel Y (Kualitas Laporan Keuangan Daerah, dari 11 pertanyaan terdapat 2 pertanyaan yang tidak valid yaitu nomor 4 dan 10. Pertanyaan tersebut memiliki nilai r hitung < r tabel dimana r tabel bernilai 0,602 sehingga tidak dapat digunakan dalam pengujian selanjutnya. Sedangkan hasil uji reliabilitas menandakan bahwa item-item pertanyaan dari ketiga variabel tersebut reliabel karena bernilai >0,70. Untuk mengetahui kompetensi SDM pada Dinas-dinas yang berada di Kota Tasikmalaya, dapat dilihat dari seluruh jawaban responden yang telah di rekap dalam tabel 4.33 sebagai berikut : Tabel 4.33 Rekapitulasi jawaban responden mengenai variabel Kompetensi SDM No Uraian Skor Skor yang yang ditargetkan dicapai Kriteria 1 Apakah pengelola keuangan di Dinas ini memahami tugas pokok, fungsi dan uraian tugas sebagai pengelola keuangan? 11 x 5 = 55 47 Baik 2 Adakah pengelola keuangan di dinas ini yang tidak memahami peraturan-peraturan dan dasar 11 x 5 = 55 47 Baik hukum terkait laporan keuangan daerah? 3 Apakah pengelola keuangan di 11 x 5 = 55 47 Baik 11

Dinas ini memiliki pengetahuan dan keahlian dalam bidang teknologi dan informasi? 4 Membaca literatur berupa jurnal akuntansi dan buku-buku akuntansi secara continue diperlukan dalam rangka meng-upgrade pengetahuan di bidang akuntansi 11 x 5 = 55 49 Baik 5 Apakah dinas ini mengikutsertakan pegawai pada pendidikan dan 11 x 5 = 55 45 Baik pelatihan (diklat) pegawai? 6 Apakah pengelola keuangan memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan sistem, 11 x 5 = 55 48 Baik mengikuti dan menguasai perkembangan aplikasi yang ada? 7 Apakah pengelola keuangan di Dinas ini mampu menyusun dan menyajikan Laporan Realisasi Anggaran dengan baik dan benar? 11 x 5 = 55 49 Baik 8 Apakah jika ada peraturan baru mengenai laporan keuangan daerah, pegawai mendapat sosialisasi dan atau diklat? 11 x 5 = 55 45 Baik 9 Pengelola keuangan harus selalu bekerja dengan mengedepankan etika dan kode etik sebagai seorang akuntan. 11 x 5 = 55 47 Baik 10 Pengelola keuangan harus memiliki komitmen terhadap regulasi dan hukum. 11 x 5 = 55 47 Baik 11 Pengelola keuangan harus selalu bekerja berdasarkan praktik yang 11 x 5 = 55 48 Baik dapat diterima secara umum. TOTAL 605 519 Nilai tertinggi secara keseluruhan : 11x 5 x 11 = 605 Nilai terendah secara keseluruhan : 11 x 1 x 10 = 121 Jumlah kriteria pertanyaan : 5 Nji = 605 121 5 = 96,8 = 97 Klasifikasi penilaian untuk indikator Kompetensi SDM secara keseluruhan adalah sebagai berikut : Nilai 121 218 Sangat Buruk Nilai 219 316 Buruk 12

Nilai 317 414 Cukup Baik Nilai 415 512 Baik Nilai 513 605 Sangat Baik Berdasarkan rekapitulasi tanggapan responden mengenai Kompetensi SDM, nilai yang diperoleh adalah sebesar 519 termasuk kategori sangat baik, yang terdiri dari satu pertanyaan mendapat kategori sangat baik, dan sembilan pertanyaan mendapat kategori baik. Dengan demikian, SDM yang berada di bagian keuangan/akuntansi pada Dinas-dinas di Kota Tasikmalaya kompeten dalam pembuatan laporan keuangan daerah. Untuk mengetahui Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah pada Dinas di Kota Tasikmalaya, dapat dilihat dari hasil rekapitulasi jawaban responden dalam tabel sebagai berikut : No Tabel 4.34 Rekapitulasi jawaban responden mengenai Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Uraian 1 Apakah setiap transaksi keuangan di Dinas ini dilakukan analisis/ identifikasi transaksi? 2 Pernahkan kegiatan pencatatan transaksi tidak berdasarkan bukti transaksi yang ada? 3 Apakah di Dinas ini dilaksanakan pengidentifikasian terhadap pencatatan? 4 Apakah dilakukan pengklasifikasian atas transaksi sesuai dengan pos-pos yang semestinya? 5 Apakah pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal dilakukan secara sistematis dan berurutan? 6 Kertas kerja atau neraca lajur merupakan alat pembantu penyusunan laporan keuangan 7 Apakah dinas ini membuat ayat jurnal penutup di tiap-tiap akhir periode? 8 Apakah dinas ini membuat neraca saldo setelah penutupan di tiap-tiap akhir periode? 9 Apakah Dinas ini membuat laporan keuangan setiap periode akuntansi? Skor yang ditargetkan Skor yang dicapai Kriteria 11 X 5 = 55 48 Baik 11 X 5 = 55 50 Baik 11 X 5 = 55 46 Baik 11 X 5 = 55 45 Baik 11 X 5 = 55 47 Baik 11 X 5 = 55 45 Baik 11 X 5 = 55 51 Sangat Baik 11 X 5 = 55 48 Baik 11 X 5 = 55 51 Sangat Baik 13

10 Apakah pelaporan laporan keuangan dilakukan secara konsisten dan 11 X 5 = 55 50 Baik periodik? TOTAL 550 481 Nilai tertinggi secara keseluruhan : 11x 5 x 10 = 550 Nilai terendah secara keseluruhan : 11 x 1 x 10 = 110 Jumlah kriteria pertanyaan : 5 Nji = 550 110 5 = 88 Klasifikasi penilaian untuk indikator Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah secara keseluruhan adalah sebagai berikut : Nilai 110 198 Sangat Buruk Nilai 199 287 Buruk Nilai 288 376 Cukup Baik Nilai 377 465 Baik Nilai 466 550 Sangat Baik Berdasarkan rekapitulasi tanggapan responden mengenaipenerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, nilai yang diperoleh adalah sebesar 481 termasuk kategori sangat baik, yang terdiri dari 2 pertanyaan mendapat kategori sangat baik, dan sisanya mendapat kategori baik. Dengan demikian, Sistem Akuntansi Keuangan Daerah telah diterapkan dengan baik guna menunjang dalam pembuatan laporan keuangan yang berkualitas. Untuk mengetahui Kualitas Laporan Keuangan Daerah di Dinas yang berada di kota Tasikmalaya, dapat dilihat dari rekapitulasi jawaban responden yang terdapat dalam tabel 4.35 sebagai berikut : No 1 2 Tabel 4.35 Rekapitulasi jawaban responden mengenai Kualitas Laporan keuangan Daerah Uraian Apakah informasi dalam laporan keuangan yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengoreksi aktivitas keuangan dimasa lalu? Apakah informasi dalam laporan keuangan yang dihasilkan dapat digunakan sebagai alat untuk Skor yang ditargetkan Skor yang dicapai Kriteria 11 x 5 = 55 45 Baik 11 x 5 = 55 45 Baik 14

3 4 5 6 7 8 9 10 11 memprediksi masa yang akan datang? Apakah laporan keuangan disajikan tepat waktu sesuai periode akuntansi? 11 x 5 = 55 44 Baik Apakah informasi dalam laporan keuangan dibuat secara lengkap mencakup semua informasi akuntansi 11 x 5 = 55 49 Baik yang dapat digunakan dalam mengambil keputusan? Apakah laporan keuangan menghasilkan informasi yang wajar dan jujur sesuai transaksi dan peristiwa 11 x 5 =55 50 Baik keuangan lainnya yang seharusnya disajikan? Apakah laporan keuangan apabila diuji oleh pihak yang berbeda akan 11 x 5 = 55 50 Baik meunjukan simpulan yang berbeda? Apakah informasi yang dihasilkan Sangat dalam laporan keuangan berpihak pada 11 x 5 = 55 51 Baik kepentingan pihak tertentu? Apakah informasi yang termuat dalam laporan keuangan dapat dibandingkan Sangat 11 x 5 = 55 52 dengan laporan keuangan periode Baik sebelumnya? Apakah laporan keuangan menghasilkan informasi yang dapat dibandingkan dengan entitas lain yang 11 x 5 = 55 48 Baik menerapkan kebijakan akuntansi yang sama? Apakah informasi yang dihasilkan Sangat laporan keuangan dapat dipahami 11 x 5 = 55 51 Baik dengan jelas? Apakah informasi yang dihasilkan disajikan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas 11 x 5 = 55 46 Baik pemahaman para pengguna? TOTAL 605 531 Nilai tertinggi secara keseluruhan : 11x 5 x 11 = 605 Nilai terendah secara keseluruhan : 11 x 1 x 11 = 121 Jumlah kriteria pertanyaan : 5 Nji = 605 121 5 = 97 Klasifikasi penilaian untuk indikator Kualitas Laporan Keuangan Daerah secara keseluruhan adalah sebagai berikut : Nilai 121 218 Sangat Buruk Nilai 219 316 Buruk 15

Nilai 317 414 Cukup Baik Nilai 415 512 Baik Nilai 513 605 Sangat Baik Berdasarkan rekapitulasi tanggapan responden mengenai Kualitas Laporan Keuangan Daerah, nilai yang diperoleh adalah sebesar 531 termasuk kategori sangat baik, yang terdiri dari tiga pertanyaan mendapat kategori sangat baik, dan delapan pertanyaan mendapat kategori baik. Dengan demikian, pembuatan Laporan Keuangan pada Dinas di Kota Tasikmalaya telah dilaksanakan dengan baik dan menghasilkan laporan keuangan yang mengandung unsur-unsur laporan yang berkualitas yaitu relevan, andal, dapat di bandingkan dan dapat di pahami. Pengaruh kompetensi SDM terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Untuk mengetahui pengaruh Kompetensi SDM terhadap Penerapan Sistem Akuntansi keuangan Daerah, penulis menggunakan alat analisis yaitu analisis jalur atau path analysis. Proses perhitungan data dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS versi 16.0. Dari hasil perhitungan SPSS Versi 16.0, (Tabel Model Summary : lampiran 3) diperoleh data mengenai R (koefisien korelasi) dan R Square/ R 2 (koefisien determinasi). Nilai R menunjukkan besarnya hubungan atau korelasi antara variabel Kompetensi SDM dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,758. Artinya, Kompetensi SDM dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah memiliki hubungan sebesar 75,8% dengan kategori keeratan hubungan yang kuat karena berada diantara 0,600-0,799. Sedangkan koefisien determinasi atau R 2 menunjukkan besarnya pengaruh Kompetensi SDM terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, yaitu sebesar 0,574 atau 57,4%. Artinya, 57,4% variabilitas Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (X2) di pengaruhi oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah Kompetensi Sumber Daya Manusia (X1). Pengaruh faktor lain (faktor residu) terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah selain kompetensi SDM adalah sebesar 0,426 atau 42,6% yang diduga merupakan faktor lain yang tidak diteliti. 16

Pengaruh secara langsung dan tidak langsung kompetensi SDM dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah Untuk mengetahui pengaruh langsung Kompetensi SDM terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah, dilakukan pengolahan data hasil penelitian melalui SPSS 16.0. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien beta (β) (lampiran 3) sebesar 0,336. Hal ini menyatakan bahwa antara Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Kualitas Laporan Keuangan Daerah memiliki hubungan sebesar 33,6% dengan kategori keeratan hubungan yang rendah. Sedangkan nilai koefisien determinasi sebesar 0,112. Dengan demikian pengaruh langsung variabel X 1 terhadap Y adalah sebesar 0,112 yang artinya pengaruh langsung Kompetensi SDM terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah sebesar 11,2 %. Sedangkan pengaruh tidak langsung Kompetensi SDM terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah melalui Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah sebesar 0,349 atau 34,9%. Pengaruh fakor lain atau faktor residu terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah selain Kompetensi SDM sebesar 0,888 atau 88,8% yang merupakan faktor lain yang tidak di teliti seperti misalnya, pengaruh SAP dan sistem pengendalian intern pemerintah. Untuk mengerahui bagaimana pengaruh langsung Penerapan Sistam Akuntansi Keuangan Daerah, dari hasil perhitungan SPSS versi 16.0, diperoleh nilai koefisien beta (β) (lampiran 3) variabel Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah sebesar 0,685. Ini menunjukkan bahwa antara Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dan Kualitas Laporan Keuangan Daerah terdapat hubungan sebesar 68,5% dengan kategori kuat. Adapun nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,469. Dengan demikian pengaruh langsung X 2 terhadap Y adalah sebesar sebesar 0,469 yang artinya bahwa pengaruh langsung Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah sebesar 46,9%. Adapun pengaruh faktor lain (faktor residu) terhadap kualitas laporan keuangan daerah selain penerapan sistem akuntansi keuangan daerah adalah sebesar 0,531 atau 53,1% yang merupakan faktor lain yang tidak diteliti. 17

Sedangkan untuk mengetahui pengaruh Kompetensi SDM dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah secara simultan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah, dapat dilihat dari hasil pengolahan data yang diperoleh melalui SPSS versi 16.0, (tabel Model Summary lampiran 3) diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,965. Artinya, besarnya hubungan atau korelasi antara Kompetensi SDM dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah sebesar 96,5% dengan kategori sangat kuat. Sedangkan nilai (R Square) yang diperoleh sebesar 0,931, yang berarti bahwa pengaruh secara simultan Kompetensi SDM dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah sebesar 93,1%. Pengaruh variabel lain (faktor residu) terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah selain Kompetensi SDM dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah sebesar (1-0,931) 0,069 0,07% atau 7% PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh Kompetensi SDM dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1.a. Kompetensi SDM bagian keuangan dengan indikator pengetahuan, keterampilan dan sikap di Dinas-dinas di Kota Tasikmalaya dilihat dari interpretasi nilai total jawaban responden mengenai kompetensi SDM mendapat kategori sangat baik. Meski demikian beberapa item pertanyaan mendapat poin rendah yaitu untuk pertanyaan 5 dan 8 yang berkaitan dengan sosialisasi, pendidikan dan pelatihan bagi pegawai. b. Sistem Akuntansi yang diterapkan di Dinas-dinas di Kota Tasikmalaya dilihat dari nilai total jawaban responden mengenai Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dengan indikator pencatatan, pengikhtisaran dan pelaporan dipersepsikan sangat baik, terdiri dari 2 pertanyaan mendapat kategori sangat baik, dan sisanya mendapat kategori baik. 18

c. Kualitas Laporan Keuangan Daerah yang dihasilkan Dinas-dinas di Kota Tasikmalaya dengan menggunakan indikator Relevan, Andal, Dapat dipahami dan Dapat dibandingkan dipersepsikan sangat baik. Namun dilihat dari tiap butir pertanyaan, masih terdapat beberapa pertanyaan yang mendapat kategori baik. 2. Berdasarkan hasil penelitian, Kompetensi SDM berpengaruh signifikan terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah. 3. Berdasarkan hasil pengolahan, Kompetensi SDM berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah.. Penerapan sistem akuntansi keuangan daerah pun berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Kompetensi SDM dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Hal ini menandakan bahwa laporan keuangan yang berkualitas dipengaruhi oleh SDM yang kompeten di bidangnya sehingga mampu menerapkan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dengan baik. 5.2 Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut : a. Bagi Dinas-dinas di Kota Tasikmalaya Sumber daya manusia merupakan aktor utama dan memiliki peranan penting dalam sebuah organisasi. Oleh karena itu SDM dalam hal ini pengelola keuangan di setiap Dinas, diharapkan dapat meningkatkan kompetensi yang dimilikinya dengan mengikuti pelatihan-pelatihan dan pendidikan (diklat) yang diselenggarakan oleh pemerintah. Sistem akuntansi telah diterapkan dengan baik, namun masih terdapat beberapa pertanyaan yang memperoleh jawaban maksimal, salah satunya nomor 4 mengenai pengklasifikasian atas transaksi. Sehingga diharapkan agar pengelola keuangan lebih teliti lagi dalam mengklasifikasikan akun-akun tersebut. Kualitas laporan keuangan daerah di Dinas-dinas di Kota Tasikmalaya di persepsikan sangat baik. Namun demikian masih terdapat beberapa 19

pertanyaan mendapat kategori baik sehingga perlu ditingkatkan dan dimaksimalkan agar LKPD yang dihasilkan bisa mendapat opini WTP sebagai bukti bahwa laporan yang dihasilkan memenuhi unsur-unsur kualitatif yang tercantum dalam PP No.71 tahun 2010 tentang SAP. Hal ini dapat diuapayakan dengan cara meningkatkan kompetensi SDM yang dimiliki melalui pelatihan-pelatihan, pendidikan, bimtek maupun sosialisasi mengenai peraturan-peraturan baru mengenai sistem akuntansi agar dapat menerapkan sistem akuntansi dengan baik yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Perundangundangan yang berlaku. b. Bagi peneliti selanjutnya penelitian dapat dilakukan pada ruang lingkup yang lebih luas karena penelitian ini hanya dilakukan pada Dinas-dinas yang berada di Kota Tasikmalaya. Penelitian selanjutnya juga dapat memasukkan faktor-faktor lain yang tidak penulis teliti karena dilihat dari hasil pengolahan terdapat 0,07 atau 7% faktor lain yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan daerah, misalnya penerapan SAP dan sistem pengendalian intern. (Abdul Halim, 2014:84). Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk menambah metode pengambilan data dengan metode lain yang dapat meningkatkan kualitas perolehan data selain dengan menggunakan kuesioner, misalnya dengan observasi dan wawancara. DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim. 2014. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat. Abdul Hafiz Tanjung. 2006. Akuntansi Keuangan Daerah. Bandung: Alfabeta Ambar Teguh, Sulistiyani Rosidah. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Angga Dwi Permadi. 2013. Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. Dipublikasikan. 20

Arif Ardi Kusumah. 2012. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Tidak Dipublikasikan. Ariplie. 2015. Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah.http://ariplie.blogspot.co.id/2015/05/pemahaman-sistem-akuntansikeuangan, 20 Mei 2016 Asri Rahmawati. 2010. Pengaruh Sistem Informai Akuntansi Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Daerah. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Tidak Dipublikasikan. Badan Pemeriksa Keuangan. 2015. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I tahun 2015. http//www.bpk.go.id. Binsar Sihombing. 2011. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualiatas Laporan Keungan Daerah. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia. Dipublikasikan. Celviana Winidyaningrum dan Rahmawati. 2009. Pengaruh Sumber Daya Manusia Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Keterandalan Dan Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Dengan Variabel Intervening Pengendalian Intern Akuntansi (Studi Empiris di Pemda SUBOSUKAWONOSRATEN). Surakarta : SNA XIII. Daeng Nazier. 2009. Kesiapan SDM Pemerintah Menuju Tata Kelola Keungan Negara yang Akuntabel dan Transparan. Pada Seminar Nasional BPK RI. http://www.bpk.go.id, 6 Juni 2012 Devie Roviyantie. 2012. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Dipublikasikan. Edy Sutrisno. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Kencana. Erlina, dkk. 2015. Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual, Berdasarkan PP No.71 Tahun 2010 dan Permendagri No.64 Tahun 2013. Jakarta: Salemba Empat. Husein Umar. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Indra Bastian. 2006. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga Indra Kurnia. 2013. Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dan Kualitas Aparatur Pemerintah Terhadap Akuntabilitas Keuangan (Studi Pada 21

Kantor Inspektorat Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Barat). Jurnal. Dipublikasikan. Lilis Setyowati. 2014. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintah Kota Semarang. Jurnal. Dipublikasikan. Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Reza Prasetya Nugraha. 2014. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Skripsi Fakultas ekonomi Universitas Siliwangi. Dipublikasikan. Rida Rosmawati. 2011. Pengaruh Kompetensi SDM dan Peran Auditor Internal Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah Kota Bandung. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia. Dipublikasikan. Riduwan, dkk. 2013. Cara Menggunakan Dan Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV. Mandar Maju. Sedarmayanti. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama. Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta 2011 Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Kepmendagri No 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah Serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah Dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah. Keputusan Kepala BKN No 11 Tahun 2008 tentang Pedoman Penilaian Kompetensi Jabatan Struktural Pegawai Negri Sipil. Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Permendagri No 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Permendagri No. 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. 22

Perda Nomor 6 Tahun 2013 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah. 23