Penyakit tersebut umumnya disebabkan oleh infeksi virus Human. merupakan virus RNA untai tunggal, termasuk dalam famili Retroviridae, sub

dokumen-dokumen yang mirip
SINTESIS DAN PENGKLONAAN FRAGMEN GEN tat (TRANSAKTIVATOR) HIV-1 KE DALAM VEKTOR EKSPRESI PROKARIOT pqe-80l EKAWATI BETTY PRATIWI

REVERSE TRANSKRIPSI. RESUME UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Genetika I Yang dibina oleh Prof. Dr. A. Duran Corebima, M.Pd. Oleh

ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR

Termasuk ke dalam retrovirus : famili flaviviridae dan genus hepacivirus. Virus RNA, terdiri dari 6 genotip dan banyak subtipenya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. SINTESIS DAN AMPLIFIKASI FRAGMEN GEN tat HIV-1 MELALUI

YOHANES NOVI KURNIAWAN KONSTRUKSI DAERAH PENGKODE INTERFERON ALFA-2B (IFNα2B) DAN KLONINGNYA PADA Escherichia coli JM109

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di sebagian besar negara-negara di dunia biasanya disebabkan karena

MODEL MATEMATIKA. Gambar 1 Proses Infeksi Virus HIV terhadap sel Darah Putih Sehat (Feng dan Rong 2006)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terinfeksi Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Penyakit ini

REKAYASA GENETIKA. Genetika. Rekayasa. Sukarti Moeljopawiro. Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada

Kasus Penderita Diabetes

TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT. Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus(HIV) dan penyakitacquired Immuno

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan salah satu. Penurunan imunitas seluler penderita HIV dikarenakan sasaran utama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis.

REKAYASA GENETIKA DENGAN MIKROBTA

I. PENDAHULUAN. Ekonomi Pertanian tahun menunjukkan konsumsi daging sapi rata-rata. Salah satu upaya untuk mensukseskan PSDSK adalah dengan

BIO306. Prinsip Bioteknologi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit epidemik di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Deteksi genom virus avian influenza pada penelitian dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA

BAB 1 PENDAHULUAN. menurunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS yang merupakan singkatan dari Acquired

BIO306. Prinsip Bioteknologi

I. PENDAHULUAN. Iridoviridae yang banyak mendapatkan perhatian karena telah menyebabkan

URAIAN MATERI 1. Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat yang utama di dunia. Mycobacterium tuberculosis,

Pengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan:

KLONING. dari kata clone yang diturunkan dari bahasa Yunani klon, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman.

I. PENDAHULUAN. dengan insiden dan mortalitas yang tinggi (Carlos et al., 2014). Sampai saat ini telah

REPLIKASI DNA. Febriana Dwi Wahyuni, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kasus infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan

BAB I PENDAHULUAN. dengue. Virus dengue ditransmisikan oleh nyamuk Aedes aegypti. Infeksi dengan

MK : Genetika Molekuler (sem 5) THE HUMAN GENOME. Paramita Cahyaningrum Kuswandi* FMIPA UNY *:

REKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bakteri Micobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Tuberkulosis disebarkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS

UNIVERSITAS INDONESIA. ANALISIS RESPONS ANTIBODI MPER-gp41 HIV-1 PADA MENCIT BALB/c YANG DIIMUNISASI VAKSIN DNA HA- MPER-1 HIV-1 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired

Erna Hayati, dr., MM., M.Si. Fira Amaris, dr., M.Si. Hertina Silaban, dr., M.Si. Marrisa, dr., M.Si. Nizmawardini Yaman, dr., M.Kes., M.

EKSPRESI GEN 3. Ani Retno Prijanti FKUI 2010

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan faktor ekologi (Supariasa,2001 dalam Jauhari, 2012). untuk melawan segala penyakit yang datang. Pada saat kekebalan tubuh kita

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan wabah dan menyebabkan kematian. Dalam kurun waktu 50 tahun

I. PENDAHULUAN. sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan dan kemungkinan mengakibatkan. berbagai penyakit-penyakit yang dapat dialaminya.

I. PENDAHULUAN. Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah gejala atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERIKSAAN LABORATORIUM INFEKSI HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS PADA BAYI DAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. berhasil mencapai target Millenium Development Goal s (MDG s), peningkatan

I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. sangat akut dan mudah sekali menular. Penyakit tersebut disebabkan oleh virus

Darah donor dan produk darah yang digunakan pada penelitian medis diperiksa kandungan HIVnya.

DETEKSI FRAGMEN GEN NA

Bioinformatika. Aplikasi Bioinformatika dalam Virologi

UNIVERSITAS INDONESIA IMMUNODEFICIENCY VIRUS TYPE I (HIV-1) SUBTIPE CRF01_AE ISOLAT INDONESIA SKRIPSI MUNFARIDA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

REGULASI EKSPRESI GEN PADA BAKTERIOFAGE DAN VIRUS

Pengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan:

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit porcine reproductive and respiratory syndrome (PRRS) adalah

Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang. Bagaimana HIV menular?

PEMERIKSAAN HIV 1 DAN 2 METODE IMUNOKROMATOGRAFI RAPID TEST SEBAGAI SCREENING TEST DETEKSI AIDS

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

I. PENDAHULUAN. wanita di dunia. Berdasarkan data dari WHO/ICOInformation Centre on. jumlah kasus sebanyak kasus dan jumlah kematian sebanyak

Kloning Fragmen DNA Pengkode Integrase (int) HIV (Human Immunodeficiency Virus) 1 Pada Escherichia Coli JM109

Replikasi DNA atau duplikasi DNA atau disebut juga sintesa DNA. Replikasi DNA artinya satu untai (single strand) DNA mencetak satu untai pasangannya.

DIAGNOSIS VIRUS PENYAKIT JEMBRANA (VPJ) BERBASIS ASAM NUKLEAT

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan berbentuk coccus (Rosenkranz et al., 2001). Secara serologis, sampai saat ini

1. ASPEK BIOLOGI MORFOLOGI VIRUS EBOLA:

BAB I PENDAHULUAN. dengan gejala saraf yang progresif dan hampir selalu berakhir dengan kematian. Korban

BAB 1 PENDAHULUAN. Sel Cluster of differentiation 4 (CD4) adalah semacam sel darah putih

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Imunnodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Imunne Deficiency

HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Genomik Sengon

REKAYASA GENETIKA ( VEKTOR PLASMID )

BAB I PENDAHULUAN 1,2,3. 4 United Nations Programme on HIV/AIDS melaporkan

HIV AIDS, Penyakit yang Belum Teratasi Namun Bisa Dicegah

RPKPS Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester Dan Bahan Ajar IMUNUNOLOGI FAK Oleh : Dr. EDIATI S., SE, Apt

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. influenza tipe A termasuk dalam famili Orthomyxoviridae. Virus AI tergolong

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN...ii. SURAT PERNYATAAN... iii. PRAKATA... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR SINGKATAN...

Chlamydia trachomatis

I.PENDAHULUAN. karena merupakan penyebab kematian paling tinggi (Ahira, 2013). Data

BAB I PENDAHULUAN. berbagai infeksi disebut dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

ABSTRAK. STUDI TATALAKSANA SKRINING HIV di PMI KOTA BANDUNG TAHUN 2007

PENDAHULUAN Latar Belakang

diregenerasikan menjadi tanaman utuh. Regenerasi tanaman dapat dilakukan baik secara orgnogenesis ataupun embriogenesis (Sticklen 1991; Zhong et al.

DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI MOLEKULER

MANIPULASI RESPONS IMUN DEBBIE S. RETNONINGRUM SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Virus Human Immunodeficiency (HIV) merupakan virus penyebab peyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) (Mareuil dkk. 2005: 1). Penyakit tersebut umumnya disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency type 1 (HIV-1) (Nester dkk. 2007: 735). Virus HIV-1 merupakan virus RNA untai tunggal, termasuk dalam famili Retroviridae, sub famili Orthoretrovirinae, dan genus Lentivirus (ICTV 2004: 1). Virus HIV-1 diklasifikasikan berdasarkan perbandingan susunan nukleotida dari gen utamanya, yaitu gen gag, pol, dan env ataupun berdasarkan analisis susunan genom HIV-1 full-length (Buonaguro dkk. 2007: 1). Virus HIV-1 dibedakan ke dalam tiga grup, yaitu grup M (Main) yang merupakan kelompok virus penyebab pandemi HIV-1 global, grup O (Outlier) di Afrika Barat dan Eropa, dan grup N (Non-M/Non-O) di Afrika (Korber dkk. 2001: 20). Virus HIV-1 grup M dapat dibagi lagi ke dalam 10 subtipe atau clade, yaitu subtipe A sampai K. Masing-masing subtipe dapat dibedakan lagi ke dalam sub-subtipe yang ditandai dengan notasi angka 1--10. Subtipesubtipe HIV-1 dapat berekombinasi membentuk Circulating Recombinant Form (CRF) yang dikategorikan ke dalam subtipe E (Gambar 1). Circulating Recombinant Form yang ada di dunia terdapat sekitar 11 bentuk. Beberapa di antaranya adalah CRF01_AE, yang umumnya menginfeksi wilayah Asia 1

2 dan CRF02_AG menginfeksi wilayah Afrika Barat dan Tengah (Korber dkk. 2001: 25). Informasi mengenai penyebaran subtipe HIV-1 di Indonesia belum banyak dipublikasikan. Penelitian yang dilakukan oleh Porter dkk. (1997: 1) menunjukkan bahwa 12 dari 19 sampel positif HIV-1 terinfeksi oleh HIV-1 subtipe B, sedangkan 7 sampel lainnya terinfeksi HIV-1 subtipe CRF01_AE. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Foley dkk. (2001: 1656) yaitu 14 dari 16 sampel positif HIV-1 di Irian Barat terinfeksi HIV-1 subtipe CRF01_AE, sedangkan 2 sampel lainnya terinfeksi HIV-1 subtipe B. Penelitian oleh Merati dkk. (2008: 8) menunjukkan bahwa subtipe CRF01_AE ditemukan paling banyak dan tersebar di pulau Jawa, Bali, Sumatera, dan Kalimantan. Subtipe B ditemukan di Bali, Jawa, dan Irian Jaya. Berdasarkan hasil dari ketiga penelitian tersebut, maka pengumpulan data mengenai karakteristik subtipe HIV-1 yang beresirkulasi di Indonesia penting untuk dilakukan sebagai upaya penanggulangan infeksi HIV. Informasi mengenai karakteristik gen-gen dalam genom HIV dapat digunakan untuk merancang teknik diagnostik, vaksin atau pengobatan terhadap HIV-1 (Tatt dkk. 2001: 59--62). Teknik diagnosis terhadap infeksi HIV-1 dilakukan berdasarkan adanya antibodi terhadap protein virus, deteksi antigen spesifik HIV-1, kultur virus, dan deteksi sekuen gen spesifik pada sel terinfeksi HIV (Yeoh 1989: 110). Upaya menekan penyebaran dan infeksi HIV-1 juga dilakukan dalam bidang farmasi, yaitu melalui pengobatan highly active antiretroviral therapy

3 (HAART) yang melibatkan inhibitor reverse transcriptase (RT) dan inhibitor protease (Spira dkk. 2003: 232). Protein Tat merupakan salah satu protein penting dalam HIV-1 yang diperkirakan dapat menjadi target dalam pengembangan teknik diagnostik dan terapi HIV. Protein Tat merupakan protein regulator yang diekspresikan lebih awal dibandingkan protein HIV lainnya. Protein tersebut akan berinteraksi dengan daerah Transactivation Responsive Region (TAR) pada ujung 5 genom HIV-1 untuk meningkatkan produksi mrna full length (Ramirez dkk. 2007: 685). Hal tersebut menyebabkan peningkatan ekspresi protein Tat sendiri dan protein-protein lainnya, sehingga virus dapat mempertahankan infektivitasnya (Henriksen 2003: 15). Protein Tat menarik untuk diteliti setelah diketahui bahwa protein Tat dari sel-sel terinfeksi HIV-1 memiliki fungsi ekstraselular yang berhubungan dengan pathogenesis dari AIDS (Mareuil dkk. 2005: 2). Protein Tat dapat berinteraksi dengan basic fibroblast growth factor sehingga menginduksi terjadinya Kaposi s sarcoma. Protein tersebut juga dapat menekan ekspresi gen-gen Major Histocompatibility Complex (MHC) kelas I, sehingga virus tidak dapat dikenali oleh sistem imunitas tubuh (Peloponese dkk. 1999: 11473). Amarapal dkk. (2005: 352) menyatakan bahwa tanpa adanya protein Tat, virus tetap dapat menginfeksi sel, tetapi tidak dapat bereplikasi, sehingga adanya inhibitor terhadap Tat diharapkan dapat mencegah replikasi virus di dalam sel inang. Singh dkk. (2005: 285) menemukan bahwa durhamisin A

4 dari Actinoplanes durhamensis dapat menghambat fungsi Tat pada sel terinfeksi HIV-1. Berdasarkan hal tersebut maka besar kemungkinan terdapat banyak bahan alami lainnya untuk menghambat aktivitas Tat dalam sel terinfeksi HIV-1. Salah satu cara untuk mendapatkan protein Tat HIV-1 adalah melalui produksi protein rekombinan. Protein rekombinan dapat diperoleh melalui teknologi DNA rekombinan. Produksi protein rekombinan merupakan salah satu cara yang cukup aman, mudah, dan tidak membutuhkan biaya tinggi dibandingkan produksi protein dari kultur virus (Fox & Klass 1989: 1839). Park dkk. (2000: 337--338) telah berhasil melakukan penelitian dengan mengekspresikan protein Tat HIV-1 pada Escherichia coli. Vektor ekspresi yang telah berisi fragmen gen tat HIV-1 ditransformasi ke dalam E.coli untuk menghasilkan protein rekombinan. Protein tersebut kemudian dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut mengenai Tat HIV-1. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, Laboratorium Mikrobiologi Klinik FKUI bekerjasama dengan Institute of Human Virus and Cancer Biology of University Indonesia (IHVCB-UI) berupaya mengembangkan teknik diagnosis molekular, pengobatan, dan vaksin terhadap HIV-1 berdasarkan protein Tat dari virus HIV-1 Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan informasi dasar mengenai karakter gen tat HIV-1 di Indonesia. Sintesis fragmen gen tat HIV-1 menggunakan cetakan DNA dari klona molekular HIV-1 yang diperkirakan identik dengan HIV-1 di Indonesia, merupakan suatu cara untuk karakterisasi gen tat HIV-1 Indonesia. Fragmen yang berhasil disintesis

5 kemudian diklona ke dalam vektor ekspresi pqe-80l agar dapat menghasilkan protein rekombinan. Protein tersebut diharapkan mampu menginduksi pembentukan antibodi poliklonal. Antibodi tersebut diharapkan dapat digunakan untuk mengidentifikasi klona Escherichia coli yang mengandung dan mengekspresikan sisipan cdna tat HIV-1 yang disintesis menggunakan mrna tat dari sel-sel terinfeksi HIV-1 Indonesia. Protein rekombinan tersebut juga dapat digunakan untuk screening inhibitor Tat, dalam rangka identifikasi inhibitor Tat dari bahan-bahan alami Indonesia maupun bahanbahan sintetik yang dikembangkan oleh peneliti Indonesia. Penelitian bertujuan untuk memperoleh fragmen gen tat HIV-1 yang telah disintesis kemudian diklona ke dalam E.coli TOP10 menggunakan vektor ekspresi pqe-80l.