STUDI PENINGKATAN KUALITAS BELAJAR MELALUI ANALISIS GAYA BELAJAR INDIVIDU DALAM MEMBENTUK KOMPETENSI ENTREPRENEURSHIP

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PENINGKATAN KUALITAS BELAJAR MELALUI ANALISIS GAYA BELAJAR INDIVIDU DALAM MEMBENTUK KOMPETENSI ENTREPRENEURSHIP

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR BAGAN... DAFTAR LAMPIRAN...

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

KESIAPAN UJI KOMPETENSI PROGRAM OTOMOTIF DI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN (LKP) YOGYAKARTA. Samsul Hadi

ANALISIS PENGARUH ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT TIGA PUTRA ADHI MANDIRI

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH KETRAMPILAN DASAR PRAKTEK KLINIK Suyati 1

C. Melawati. et. al. JRPK Vol. 4 No. 1 Desember 2014

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

PENGARUH KETERAMPILAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI FKIP UNIVERSITAS RIAU

Bayu Airlangga

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan, penjaminan kualitas memiliki peranan yang penting dan strategis dalam

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA

Meningkatkan Aktivitas, Respon, dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

RITA PATRIASIH, S.Pd., M.Si Prodi Pend Tata Boga PKK FPTK UPI

METODE PENELITIAN. Negeri 1 Pengajaran, Bandar Lampung, tahun pelajaran 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah guru kelas V Sekolah Dasar di

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister

ABSTRAK. Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Kinerja Karyawan. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 2172

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

NASKAH PUBLIKASI. Di Susun Oleh : Dewi Kusumawardani Nim:

PENERAPAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERMAKNA BERBASIS BETTER TEACHING LEARNING

BAB IV ANALISISDAN PEMBAHASAN

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II

Vol 2 No 2 Bulan Desember 2017 Jurnal Silogisme Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya

ANALISIS KARAKTERISTIK MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI ANGKATAN 2013 TELKOM UNIVERSITY MENGGUNAKAN KNOWLEDGE CONVERSION 5C

BAB V HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN. Lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI yang berjumlah 78 orang. Adapun

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Sejarah dan Perkembangan Universitas Bina Nusantara

ABSTRACT. Key words: motivation, compensation, achievement of sales targets. Universitas Kristen Maranatha

USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi era globalisasi saat ini membawa suasana kompetisi yang ketat

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013

KAJIAN KURIKULUM JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MENGACU PADA KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA

PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA CALON GURU KIMIA DENGAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR BERORIENTASI CHEMOE-NTREPRENEURSHIP

P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 2, No. 1, Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tantangan berat bangsa Indonesia adalah menyiapkan sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK. Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Brand Image

ARTIKEL E-JOURNAL WURI HANDAYANI NIM Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.

ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI INDIVIDU DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. BETA SETIA MEGA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

FEKTIVITAS PENGEMBANGAN MODUL PERKULIAHAN DASAR ELEKTRONIKA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING

HUBUNGAN CARA BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMKN 5 PADANG

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN KEAKTIFAN SISWA SMA DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA

ABSTRAK. Kata kunci: kompensasi finansial, gaya kepemimpinan, motivasi kerja, kinerja karyawan

(Difference of Students Achievement Using Double Loop Problem Solving Model and Problem Based Learning Model on The Human Respiration System)

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI SMA NEGERI KOTA YOGYAKARTA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

Rahayu 6, Chumi Z F 7, Ika L R 8

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

EVALUASI IMPLEMENTASI STANDAR PENILAIAN PADA PEMBELAJARAN BATIK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING


METODE PENELITIAN Disain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan dan Jumlah Contoh

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH

Disusun Oleh: Lilis Ambar Wiratmi A PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PENJASORKES DI SEKOLAHDASARNEGERI SE- KECAMATAN BANTARKAWUNG KABUPATEN BREBESDALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES

Keywords: Difficulties of physical education teachers, Learning aquatic

Profil Analisis Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang

Mardiatul Hasanah 41, Wachju Subchan 42, Dwi Wahyuni 43

KEMAMPUAN GURU DAN MOTIVASI SISWA SERTA SARANA DAN PRASARANA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES KELAS IV DAN V DI SD NEGERI 22 ANDALAS PADANG

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Universitas Sebelas Maret 23 Dosen Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Universitas Sebelas Maret

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SURAKARTA. Juni Trisnowati Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

Keywords: management control systems, leadership style, performance company

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. WENANG PERMAI SENTOSA Oleh : Anfferney Dallen Mewoh Riane Johnly Pio Sontje Sumayku

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

HAYATI

PENGARUH PERILAKU PEMIMPIN DAN KOMPENSASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT.ASURANSI UMUM BUMIPUTERA MUDA 1967

PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN TERINTEGRASI

Disampaikan pada Rakerda Kopertis IV Relevansi dan Kompetensi Lulusan

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

PENDAHULUAN. Andri Irawan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE BERBASIS LKS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA

ABSTRACT. Keywords: The management commitment on service quality, training, empowerment, rewards, job satisfaction.

PENERAPAN ISO 9001: 2008 TERHADAP KUALITAS PELAYANAN SEKOLAH DI SMK N 2 KLATEN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

Kadek Rahayu Puspadewi Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRACT

Kerja Industri Terhadap Minat Berwirausaha Siswa

KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PADA MATA KULIAH TELAAH KURIKULUM FISIKA DAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENGAJARAN FISIKA

: deskriptif, work engagement, dosen, Kota Bandung

ANALISIS PENGALAMAN KERJA TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK

ANALISA TINGKAT KEPUASAN ALUMNI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEKALONGAN

Transkripsi:

STUDI PENINGKATAN KUALITAS BELAJAR MELALUI ANALISIS GAYA BELAJAR INDIVIDU DALAM MEMBENTUK KOMPETENSI ENTREPRENEURSHIP Jajat Sudrajat Management Department, School of Business Management, Binus University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah Jakarta Barat 11480 jsudrajat@binus.edu ABSTRACT The purpose of this study is to analyze the influence of learning styles of individuals in shaping entrepreneurial competence as a study improvement of the quality of learning. Participants of this study were students at University Telkom Business Management, Department of Telecommunications and Informatics, Bandung. This study used descriptive analytical method. Results of this study found that the effect of simultaneous greatest between individual learning styles: concrete experient (X1), reflective observation (X2), abstract conseptualization (X3), and active experimentation (X4) on the competence entrepreneurship: thinking & problem solving (Y3) relatively strong at 93.4%. This research proves that learning styles of students have an influence on the formation of entrepreneurial competence. Greatest amount of influence an individual learning styles simultaneously to the competence of entrepreneurship is 93.4%. Based on these results, it is recommended as follows: (1) the curriculum is constantly made to improve and have confidence entrepreneurial competencies (personal maturity); (2) the quality of faculty members should be improved by improving education and training, especially the training of soft skills in order to familiarize themselves to the learning style of analytical thinking can be improved; (3) facilities and infrastructure to support teaching and learning process should continue to be evaluated in order to function properly. Keywords: learning styles, competence, entrepreneurship, personal maturity ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh gaya belajar individu dalam membentuk kompetensi entrepreneurship sebagai studi peningkatan kualitas belajar. Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Telkom Jurusan Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pengaruh secara simultan yang paling besar antara gaya belajar individu: concrete experient (x1), reflective observation (x2), abstract conseptualization (x3), dan active experimentation (x4) terhadap kompetensi entrepreneurship: thinking & problem solving (Y3) sebesar 93,4% tergolong kuat. Penelitian membuktikan bahwa gaya belajar mahasiswa mempunyai pengaruh terhadap pembentukan kompetensi entrepreneurship. Besarnya pengaruh terbesar secara simultan gaya belajar individu terhadap kompetensi entrepreneurship adalah 93,4%. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan sebagai berikut: (1) kurikulum pembelajaran senantiasa dibuat untuk meningkatkan kemampuan dan memiliki kompetensi entrepreneurship percaya diri (Personal Maturity); (2) kualitas dosen harus terus ditingkatkan dengan meningkatkan pendidikan dan pelatihan, terutama pelatihan soft skill agar gaya belajar membiasakan diri untuk berpikir analitis dapat ditingkatkan; (3) sarana dan prasarana sebagai penunjang proses belajar mengajar harus terus dievaluasi agar dapat berfungsi dengan baik. Kata kunci: gaya belajar, kompetensi, entrepreneurship, personal maturity 120 Journal The WINNERS, Vol. 14 No. 2, September 2013: 120-126

PENDAHULUAN Data Badan Pusat Statistik tahun 2011 menyebutkan bahwa tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada 2011 mencapai 6,8% atau 8,1 juta dan persentase terbesar adalah lulusan perguruan tinggi yaitu 21,5% (9,9% Sarjana dan 11,6% Diploma) (Dikti, 2013). Saat ini berbagai lembaga pendidikan tinggi berkompetisi untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kualitas yang baik, dalam bentuk memiliki keterampilan yang memadai, kompetitif dalam dunia kerja, dan mampu bertahan dalam berbagai kesulitan. Berbagai metode serta fasilitas yang mendukung dalam pembelajaran disediakan guna mendukung proses belajar, sehingga mahasiswa memiliki kemampuan yang memadai saat lulus nanti. Tantangan terbesar bagi pengelola perguruan tinggi adalah mempersiapkan mahasiswa dengan kompetensi yang dibutuhkan agar mampu melakukan pembelajaran secara mandiri. (Arjanggi & Suprihatin, 2010). Pada dasarnya manusia memiliki kemampuan dalam dirinya yang dapat digali sehingga dapat diberdayakan dan dikembangkan. Spencer dan Spencer (1993) menggunakan istilah kompetensi untuk menggambarkan karakteristik dasar individu pekerja, yang merupakan bagian dari kepribadiannya yang paling dalam; dan hal ini akan dapat memengaruhi perilaku ketika ia menghadapi suatu situasi atau melakukan suatu pekerjaan, dan pada akhirnya akan berpengaruh pada kemampuan untuk menghasilkan prestasi kerjanya. Konsep pembelajaran individu berdasarkan pendapat Kolb dalam Kusumastuti (2005) bahwa model pembelajaran/problem solving merupakan proses menerjemahkan pengalaman menjadi suatu konsep. Aturan-aturan dan prinsip-prinsip yang akan digunakan sebagai suatu petunjuk bagi individu untuk bertingkah laku dalam situasi yang baru dan juga merupakan proses modifikasi konsep yang diperoleh untuk meningkatkan efektivitas individu. Pembelajaran meliputi proses aktif dan pasif, atau concrete experience yang merupakan dasar bagi observasi dan refleksi, kemudian hasil observasi akan terasimilasi dalam teori, sehingga diperoleh pemahaman untuk dijadikan petunjuk dalam kegiatan di masa datang. Dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis global, perlu dikembangkan kompetensi kewirausahaan (entrepreneurial skill) serta ditambah dengan kompetensi berbahasa asing (transculture communications skill). Berdasarkan konsep teoretis yang berkembang, maka dapat diturunkan definisi-definisi yang erat kaitannya dengan belajar dan proses belajar individu. Dikutip dari Kusumastuti (2005), belajar adalah berusaha untuk memperoleh pengetahuan kontekstual. Pada penelitian ini, belajar dibatasi pada usaha penguasaan pengetahuan atas masalah-masalah kontekstual yang jika diaplikasikan/digunakan dapat menghasilkan kekayaan bagi perusahaan atau nilai tambah bagi konsumen atau kesejahteraan masyarakat luas (Sutalaksana, Anggawisastra, Tjakraatmadja, 1999). Institusi pendidikan harus dapat mengidentifikasi bentuk kegiatan pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku, misalnya mata kuliah manajemen diselenggarakan dengan kegiatan apa saja, apakah sesuai dengan gaya belajar individu (Sudrajat, 2010). METODE Jenis penelitian ini adalah survei dengan metode deskriptif analitis. Metode survei deskriptif adalah suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Dalam penelitian ini data dan informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Setelah data diperoleh kemudian hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif dan pada akhir penelitian akan dianalisis untuk menguji hipotesis yang diajukan pada awal penelitian ini (Singarimbun & Effendi, 1989). Metode penelitian survei adalah Studi Peningkatan Kualitas (Jajat Sudrajat) 121

usaha pengamatan untuk mendapatkan keterangan-keterangan yang jelas terhadap suatu masalah tertentu dalam suatu penelitian. Penelitian dilakukan secara meluas dan berusaha mencari hasil yang segera dapat digunakan untuk suatu tindakan yang sifatnya deskriptif, yaitu melukiskan hal-hal yang mengandung fakta-fakta dan klasifikasi; dan pengukuran yang akan diukur adalah fakta yang fungsinya merumuskan dan melukiskan apa yang terjadi (Ali, 1997). Berdasarkan hal tersebut, metode survei deskriptif sesuai untuk digunakan dalam penelitian ini karena sesuai dengan maksud dari penelitian, yaitu untuk memperoleh studi peningkatan kualitas belajar melalui analisis gaya belajar individu dalam membentuk kompetensi entrepreneurship. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil sampel mahasiswa program studi Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika, Institut Manajemen Telkom yang berjumlah 40 secara acak sederhana. Setelah melakukan identifikasi variabel penelitian, maka langkah selanjutnya adalah menentukan alat ukur yang akan digunakan dan bagaimana data dapat diperoleh. Data empirik yang terkumpul dari hasil penyebaran kuesioner secara statistik digunakan untuk hasil pengolahan data dari unit yang dianalisis. Pengolahan data dilakukan dengan tahapan pengolahan statistik terhadap data yang diperoleh menggunakan perangkat lunak SPSS Version 1.1.5 yang meliputi analisis realibilitas dengan maksud digunakan telah valid dan dipahami oleh responden, sehingga konsistensi jawaban akan terjamin. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner atau pertanyaan, disusun dengan model. Hal ini untuk mendapatkan informasi mengenai gaya belajar yang biasa dilakukan mahasiswa Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika. Alat ukur dibagi menjadi tiga bagian: bagian pertama berisi identitas responden, bagian kedua berisi pertanyaan mengenai gaya belajar yang dimiliki responden, bagian ketiga berisi mengenai kemampuan atau kemauan responden/ kompetensi individu. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penyampaian informasi, pengetahuan, teori, dan fakta, pembelajaran di Institut Manajemen Telkom dilakukan dalam bentuk kegiatan perkuliahan tatap muka, demo, simulasi, kasus nyata, dan latihan. Dengan demikian mahasiswa dapat terlibat secara aktif dan berpraktik untuk menyelesaikan masalah secara bertanggung jawab, dapat membuat konsep, dan menganalisis sehingga memahami masalah. Pada setiap pemberian mata kuliah kepada mahasiswa dimulai dengan menerima, diberi latihan, diberikan praktik sampai mahasiswa yang terlibat bekerja aktif dan memiliki pengalaman pengetahuan, teori, fakta, dan informasi seperti yang disampaikan sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan. Pembahasan mengenai uraian dan analisis data diperoleh dari data primer dan sekunder penelitian. Data primer penelitian ini adalah hasil kuesioner yang disebarkan kepada 40 orang. Data tersebut merupakan data pokok dengan analisis yang ditunjang data sekunder. Analisis diperoleh dari hasil observasi di lapangan dan beberapa sumber pustaka untuk memperkuat dan memperdalam hasil analisis. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner terdiri dari dua. Data penelitian merupakan sejumlah skor yang diperoleh dari jawaban responden atas pertanyaan atau pernyataan mengenai kedua variabel penelitian, yaitu variabel gaya belajar individu dan kompetensi enterpreneurship. Pengategorian Gaya Belajar Individu Untuk mengetahui tanggapan responden secara keseluruhan mengenai gaya belajar individu, maka dibuat pengkategorian terlebih dahulu. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh skor total untuk variabel gaya belajar individu sebesar 3864. Berikut ini adalah pengkategorian skor gaya belajar individu. 122 Journal The WINNERS, Vol. 14 No. 2, September 2013: 120-126

Jarak interval untuk 34 pertanyaan dengan 40 responden: Nilai Indeks Minimum Nilai Indeks Maksimum Interval Jarak Interval = Skor Minimum x Jumlah Pertanyaan x Responden (n) = 1 x 34 x 40 = 1360; = Skor Maksimum x Jumlah Pertanyaan x Responden (n) = 4 x 34 x 40 = 5440; = Nilai Indeks Maksimum - Nilai Indeks Minimum = 5440-1360 = 4080; = Interval : Jenjang = 4080 : 4 = 1020. Berdasarkan perhitungan, untuk menunjukkan kategori sangat tidak baik (STB), tidak baik (TB), baik (B), dan sangat baik (SB) disajikan dalam interval untuk 34 pertanyaan tersebut. 3864 STB TB B SB 1360 238 3400 4420 5440 Gambar 1 Interval untuk 34 Pertanyaan Berdasarkan hasil perhitungan dan garis interval, dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap gaya belajar individu memperoleh nilai sebesar 3864 dan berada antara 3400 dan 4420 pada garis interval yang berkategori baik. Hal ini berarti responden menyatakan bahwa gaya belajar individu sudah berada pada kategori baik. Pengategorian Kompetensi Enterpreneurship Untuk mengetahui tanggapan responden secara keseluruhan untuk kompetensi enterpreneurship, maka dibuat pengategorian terlebih dahulu. Kompetensi entrepreneurship diidentifikasi meliputi kompetensi achievement, yaitu kemampuan dan kemauan untuk berinisiatif, melihat dan bertindak terhadap peluang, pencarian informasi serta keuletan dalam menyelesaikan masalah. Kompetensi thinking and problem solving terdiri dari pembuatan rencana secara sistematik dan mudah dikerjakan serta dapat menyelesaikan masalah dengan menyederhanakan masalah. Kompetensi influence terdiri dari kompetensi untuk bertindak secara persuasif. Kompetensi personal maturity terdiri dari kompetensi percaya diri dan keahlian. Berikut ini adalah tabel rekap skor untuk setiap subvariabel kompetensi enterpreneurship. Studi Peningkatan Kualitas (Jajat Sudrajat) 123

Tabel 1 Akumulasi Jawaban Responden No Subvariabel Kompetensi Enterpreneurship (Y) Skor 1 Achievement 435 2 Persistence 346 3 Thinking and Problem Solving 469 4 Influence 266 5 Personal Maturity 227 Total 1743 Sumber: Hasil Pengolahan Data Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh skor total untuk variabel kompetensi enterpreneurship adalah sebesar 1743. Berikut ini adalah pengategorian skor kompetensi enterpreneurship. Jarak interval untuk 15 pertanyaan dengan 40 responden: Nilai Indeks Minimum Nilai Indeks Maksimum Interval Jarak Interval = Skor Minimum x Jumlah Pertanyaan x Responden (n) = 1 x 15 x 40 = 600; = Skor Maksimum x Jumlah Pertanyaan x Responden (n) = 4 x 15 x 40 = 2400; = Nilai Indeks Maksimum - Nilai Indeks Minimum = 2400-600 = 1800; = Interval : Jenjang = 1800 : 4 = 450. Berdasarkan perhitungan, untuk menunjukkan kategori sangat tidak baik (STB), tidak baik (TB), baik (B), dan sangat baik (SB), disajikan dalam interval untuk 15 pertanyaan tersebut. 1743 STB TB B SB 600 1050 1500 1950 2400 Gambar 2 Interval untuk 15 Pertanyaan Berdasarkan hasil perhitungan dan garis interval, diketahui bahwa tanggapan responden terhadap kompetensi enterpreneurship memperoleh nilai sebesar 1743 dan berada antara 1500 dan 1950 pada garis interval yang berkategori baik. Hal ini berarti responden menyatakan bahwa 124 Journal The WINNERS, Vol. 14 No. 2, September 2013: 120-126

kompetensi enterpreneurship sudah berada pada kategori baik. Gaya belajar yang paling dominan membentuk dan berpengaruh yaitu gaya belajar yang membentuk kompetensi persistence (ulet), kompetensi thinking and problem solving, dan kompetensi influence. Sedangkan kompetensi achievement dan personal maturity masih dirasakan kurang. SIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan penelitian analisis hubungan dan pengaruh gaya belajar individu terhadap kompetensi entrepreneurship di Institut Manajemen Telkom, dapat disimpulkan bahwa gaya belajar mahasiswa akan membentuk, mempunyai hubungan dan pengaruh terhadap pembentukan kompetensi entrepreneurship di Institut Manajemen Telkom. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang terjadi saat ini kurang berorientasi pada pembentukan kepercayaan diri dan kemandirian. Berdasarkan Spencer dan Spencer (1993), kompentensi entrepreneurship, yaitu kompentensi achievement dan kompetensi personal maturity, kemampuan dan kemauan berinisiatif untuk mencari peluang dan keuletan diperlukan personal yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Untuk itu, gaya belajar yang akan membentuk kompetensi achievement dan personal maturity perlu diimplementasikan lebih banyak agar dapat membentuk kompetensi entrepeneur tersebut. Hasil penelitian ini memberikan beberapa implikasi, antara lain sebagai berikut. Pertama, implikasi terhadap perencanaan dan pengembangan kurikulum pendidikan. Kedua, implikasi terhadap pengembangan dan penyusunan silabus pendidikan entrepreneurship. Ketiga, implikasi terhadap cara pandang dosen terhadap siswa. Keempat, implikasi terhadap pendidikan dan pelatihan dosen. Kelima, implikasi terhadap seperti apa metode evaluasinya. Keenam, implikasi mata kuliah apa saja yang saat ini dapat diperdalam untuk menumbuhkan kompetensi yang diperlukan, misalnya mata kuliah agama dan budi pekerti, sehingga dengan perubahan tersebut akan meningkatkan soft skill mahasiswa. Ketujuh, implikasi berapa biaya yang diperlukan untuk perubahan tersebut. Dari hasil penelitian, objek atau sampel penelitian adalah mahasiswa fakultas Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika yang sudah belajar di semester 4, agar lulusan memiliki nilainilai integrity, entrepreneurship, dan best for excellence, maka untuk mencapai maksud dan tujuan strategi model pembelajaran entrepreneur di Institut Manajemen Telkom, disarankan agar kurikulum pembelajaran senantiasa dibuat untuk meningkatkan kemampuan dan memiliki kompetensi entrepreneurship (berinisiatif, melihat dan memanfaatkan peluang, mencari informasi baru, percaya diri, mengembangkan hubungan baik, dan menjual ide). Selain itu, setiap mata kuliah diikuti tugas/praktik/latihan secara bertanggung jawab. Proses belajar mengajar diberi kasus-kasus nyata dalam bisnis dan manajemen agar mahasiswa dapat terlibat secara aktif. Institusi disarankan untuk sering mengundang dosen tamu dari praktisi, agar teori yang disampaikan akan mudah diserap mahasiswa, dengan cara mendengar langsung dari seorang praktisi. Karena pengaruh dari faktor lain cukup besar, kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti variabel selain variabel yang telah diteliti. Variabel lain yang dapat memengaruhi strategi model pembelajaran di Institut Manajemen Telkom, misalnya kurikulum, kualitas dosen, serta manfaat pembelajaran entrepreneur itu sendiri. DAFTAR PUSTAKA Ali, M. (1997). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Tarsito. Arjanggi, R. & Suprihatin, T. (2010). Metode pembelajaran tutor teman sebaya meningkatkan hasil belajar berdasarkan regulasi-diri. Mekara, Sosial Humaniora, 14(2), 91 97. Diakses dari http://journal.ui.ac.id/index.php/humanities/article/viewfile/666/635 Studi Peningkatan Kualitas (Jajat Sudrajat) 125

Dikti. (2013). Pedoman Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Kusumastuti, D. (2005). Analisa hubungan & pengaruh gaya belajar individu terhadap kompetensi. Entrepreneurship. Bandung: Studi Lulusan Fakultas Bisnis & Manajemen di Universitas Widyatama. Singarimbun, M., & Effendi, S. Eds. (1989). Metode Penelitian Survai. Jakarta: Pustaka LP3ES. Spencer, L. M. & Spencer, S. M. (1993). Competence at Work, Models for Superior Performance. US: John Wiley & Sons. Sudrajat, J. (2010). Studi Peningkatan Kualitas Belajar Di Institut Manajemen Telkom Melalui Analisis Gaya Belajar Individu Dalam Membentuk Kompetensi Entreprenurship. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Program Magister Manajemen Universitas Widyatama Bandung. Sutalaksana, Anggawisastra, Tjakraatmadja. (1999). Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: T. I.-ITB. 126 Journal The WINNERS, Vol. 14 No. 2, September 2013: 120-126