2016 PENGARUH PERSONAL SELLING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PAKET WISATA ROMBONGAN DI DEJI TOURS BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu sektor ekonomi yang mampu untuk terus berekspansi juga melakukan

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ciri itulah yang menandai pola kehidupan manusia. Mobilitas merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB I Pendahuluan I - 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 3, yaitu usaha jasa pariwisata, pengusaha objek dan daya tarik wisata, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. internasional antara lain PBB, Bank Dunia, dan World Tourism Organization

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja. Hasil kajian World Economic Forum (WEF) terhadap

BAB I PENDAHULUAN. bidang pariwisata semakin pesat, United Nations World Tourism Organization

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Industri di sektor pariwisata mempunyai potensi yang cukup besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, ada beragam motivasi dan alasan orang melakukan perjalanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat baik lokal maupun global. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menuju kearah penguasaan pasar secara luas, Baik itu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi kokoh, sejak Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa (goods and service)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Pariwisata yang semakin berkembang pesat dan juga travel yang. semakin menjamur di Jakarta ini merupakan faktor penunjang dibuatnya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pendorong utama perekonomian dunia pada abad ke-21, dan menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam konteks perusahaan dan konsumen/pelanggan diterjemahkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .( Kotler,2009

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya untuk bersenang - senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang

BAB I PENDAHULUAN. gunan di bidang pariwisata, salah satunya yaitu Tour and Travel. Terlebih

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pariwisata di Indonesia saat ini telah berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. bisnis pariwisata. karena saat ini semua orang butuh berwisata. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Travel & Tourism Competitiveness Report dari World Economic

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industri yang menjanjikan, paling tidak kini pariwisata telah berarti bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki banyak pulau

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan September 2017

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kebutuhan manusia yang harus dipenuhi dari

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

BAB PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sekilas tentang Traveloka

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dikembangkan adalah jasa pelayanan penginapan.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyadari pentingnya sektor pariwisata dan sibuk mereposisi industri tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dalam rutinitasnya membuat kegiatan berwisata menjadi kebutuhan yang penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daya tarik wisata sekarang ini, baik wisatawan domestik maupun

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. nama RODEX Tours & Travel merupakan perusahaan jasa yag memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Desa Meranti Kecamatan Tapa. Objek wisata ini memiliki luas + 5 Ha, dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara. Terbukti pada tahun 2013 pariwisata di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah salah satu industri yang berkontribusi penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. devisa negara. Salah satu Visi Pariwisata Indonesia yaitu, industri pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. sektor jasa. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari hari bahwa segala

BAB III DATA PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan sebuah bisnis tidak lagi dibatasi oleh tempat dan waktu lagi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. bandingkan Provinsi lain di Indonesia, serta keindahan alam yang dimiliki sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Data dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (2008) menunjukkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism

BAB I PENDAHULUAN. liburan yang menggabungkan beberapa produk. Selain berurusan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwista belakangan ini mulai mengalami perkembangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. primer dan sekunder yang berbeda (R.M. Soedarsono, 2001: 170).

BAB I PENDAHULUAN. minat khusus, wisata desa dan wisata lain yang tersebar di kota kota di

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA JASA PERJALANAN WISATA

BAB I PENDAHULUAN. wisata yang memiliki daya tarik bagi wisatawan dan yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. haji pada saat Indonesia justru sedang dilanda krisis ekonomi pada tahun 1998.

2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. wahana hiburan bukanlah satu hal yang baru, di mana di setiap tempat daerah

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia saat ini mulai berkembang dengan pesat. Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat kompetitif menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. positif pada perkembangan sektor perdagangan. Kondisi tersebut sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata ini menjadi sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Muhamad Irdan Rusyaman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kita lihat dengan banyaknya dealer atau showroom mobil yang berdiri di

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan usaha yang paling menguntungkan dalam. menghasilkan devisa negara yang harus dikembangkan dan dipertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kota Bandung Kab. Bandung Kab. Bandung Barat (Sumber: Kementerian Agama Republik Indonesia)

lbab V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI melalui personal selling dan sales promotion di Aston Tropicana Hotel dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN. dan di Bali pada khususnya. Banyak industri-industri bisnis pariwisata menjamur

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya, dengan pariwisata juga kita bisa reffresing untuk mendapatkan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu sektor yang penting untuk memajukan kegiatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat suatu negara, saat ini pariwisata di setiap negara sedang mengalami perkembangan karena penduduk dunia yang melakukan perjalanan wisata bertambah banyak dan hampir seluruh negara di dunia memiliki berbagai macam potensi pariwisata sehingga dapat dijadikan salah satu keunggulan dari masing-masing negaranya. Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai potensi pariwisata yang unggul dan berkembang, sehingga sektor pariwisata saat ini dijadikan salah satu andalan sebagai penghasil devisa. Potensi yang dimiliki Indonesia begitu banyak dimulai dari Sabang sampai Merauke dengan keanekaragaman dan keunikan dari masing-masing objek pariwisata, yang disertai dengan berbagi atraksi seni maupun budaya dan ketersediaan sarana dan prasarana sebagai fasilitas pendukung pariwisata, sehingga hal tersebut bisa dijadikan sebagai peluang kepada Indonesia untuk lebih menarik wisatawan datang secara signifikan. Pariwisata Indonesia tumbuh mengesankan selama tahun 2014, dan dari target wisatawan mancanegara (wisman) yang diperkirakan akan tumbuh sebesar 7,37 % atau sebanyak 8,6 juta orang, dan Indonesia mampu mendatangkan wisman sebanyak 8,8 juta orang atau tumbuh sebesar 9,42 % dibanding tahun 2012. Bahkan, memperoleh devisa sebesar 10,05 miliar dollar AS atau naik 10,99 % dibanding penerimaan devisa tahun 2012 yang sebesar 9,1 miliar dollar AS. tersebut dapat dilihat dalam Table 1.1 sebagai berikut:

2 TABEL 1.1 DATA PERKEMBANGAN JUMLAH PERJALANAN WISATAWAN NUSANTARA DAN RATA-RATA PERJALANAN DI INDONESIA Tahun Perjalanan (ribuan) Rata - rata perjalanan (kali) 2012 245,29 1.98 2013 250,036 1.92 2014 270,890 1.95 Sumber: Modifikasi dari data Badan Pusat Statistik (bps.go.id),2015 Tabel 1.1 menjelaskan bahwa terjadi peningkatan terhadap jumlah perjalanan yang dilakukan oleh wisatawan nusantara dan rata-ratanya dari tahun 2012 sampai 2014 mengalami peningkatan sebesar1,95%. Dengan meningkatnya jumlah perjalanan wisatawan maka permintaan akan paket wisata juga terus berdatangan. Dilihat dari potensinya, tentunya Jawa Barat harus memiliki sarana dan prasarana yang memadai khususnya dengan adanya usaha jasa perjalanan wisata. Hal tersebut berpengaruh terhadap perkembangan usaha jasa perjalanan wisata di Jawa Barat, seperti pada table 1.2 berikut : TABEL 1.2 PERKEMBANGAN BIRO PERJALANAN WISATA (BPW) & AGEN PERJALANAN WISATA (APW) DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012-2014 TAHUN BPW APW 2012 79 98 2013 82 99 2014 87 105 Sumber: ASITA, 2015

3 Pada Tabel 1.2menjelaskan mengenai perkembanganusaha perjalanan wisata di Jawa Barat. Jumlah Biro perjalanan wisata ( BPW ) & Agen perjalanan wisata (APW) mengalami kenaikan dari tahun 2012 sampai 2014. Peningkatan jumlah BPW dan APW ini disebabkan karena semakin banyaknya wisatawan yang melakukan perjalanan. BPW dan APW merupakan bagian dari usaha perjalanan wisata yang ikut berperan dalam menyediakan jasa bagi memenuhi kebutuhan wisatan dalam penyelenggaraan pariwisata. Usaha jasa perjalanan wisata banyak tersebar di Jawa Barat, namun kebanyakan perusahaan memilih untuk membuka usaha di wilayah yang mempunyai penduduk yang besar sehingga berpotensi besar akan banyaknya konsumen yang akan melakukan perjalanan dengan memanfaatkan adanya jasa usaha perjalan wisata. Salah satunya adalah di Kota Bandung, banyak para pelaku industry yang mendirikan usaha perjalanan wisata, hal tersebut dapat di lihat pada Table 1.3 berikut : TABEL 1.3 PERKEMBANGAN USAHA JASA PARIWISATA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012-2014 TAHUN BPW CBPW APW TOTAL 2012 255 28 50 333 2013 262 29 53 344 2014 270 34 57 361 Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung, 2015 Tabel 1.3 menjelaskan bahwa jenis usaha perjalanan terbagi atas tiga bagian, yaitu Biro Perjalanan Wisata (BPW),Cabang Biro Perjalanan Wisata (CBPW) dan Agen Perjalanan Wisata (APW). Perkembangan usaha jasa perjalanan wisata di kota Bandung cukup positif dapat di lihat pada tahun 2012 ada sebanyak 333usaha, pada tahun 2013 ada sebanyak 344usaha dan pada tahun 2014 ada sebanyak 361usaha. Keberadaan usaha jasa perjalanan wisata sangant penting di industry pariwisata dalam hal perjualan tiket, kamar hotel, pengurusan dokumen perjalanan dan paket wisata. Salah satu usaha perjalanan wisata yang berada di Kota

4 Bandung adalah Deji Pratama Tours and Travel. Deji Tours and Travel merupakan biro perjalanan wisata yang berdiri dari tahun 2010. Produk utama dari Deji Tours and Travel adalah paket wisata. Penjualan paket wisata setiap tahunnya mengalami penurunan dan kenaikan penjualannya. Seperti dapat dilihat pada Table 1.4 berikut ini : TABEL 1.4 PERKEMBANGAN JUMLAH PENJUALAN PAKET WISATA DI DEJI TOURS AND TRAVELPADA TAHUN 2012 2014 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 Bulan Data Tour Data Tour Data Tour Januari 0 0 0 Februari 0 1 0 Maret 2 3 2 April 2 4 5 Mei 5 6 5 Juni 6 5 2 Juli 8 3 2 Agustus 3 0 3 September 5 3 4 Oktober 7 2 1 November 2 3 2 Desember 4 2 1 44 32 27 Tabel 1.4 menjelaskan bahwa Deji tours mengalami peningkatan dan penurunan jumlah pembelian paket wisatapada 3 tahun terakhir. Pada Tahun 2012jumlah pembelian paket wisata mencapai 44 paket, lalu pada tahun 2013 mengalami penurunan jumlah pembelian paket mencapai 32 paket dan pada tahun 2014 untuk jumlah pembelian paket mengalami penurunan dibanding pada tahun 2013 mencapai 27 paket Sumber : Pihak Deji Tour Bandung

5 Jumlah data tour pada Table 1.4 adalah data jumlah penjualan paket wisata gabungan dari paket wisata rombongan seperti perusahaan atau sekolah dan paket wisata individu seperti paket wisata yang bersifat open trip. Tour rombongan ialah dimana hanya ada satu yang pengambil keputusan untuk menentukan pembelian akan paket wisata, sedangkan tour individu ialah dimana yang pengambil keputusan untuk menentukan pembelian akan paket wisata adalah pada tiap individu. Hal ini dapat di lihat pada Table 1.5 berikut : TABEL 1.5 JUMLAH SPESIFIK TINGKAT PEMBELIAN PAKET WISATA ROMBONGAN DI DEJI TOUR PADA TAHUN 2012-2014 TAHUN 2012 2013 2014 PEMBELI Rombongan (Perusahaan, Sekolah, Institusi dll) 41 28 22 Sumber : Pihak Deji Tour Bandung, 2015 Tabel 1.5 menjelaskan bahwapembeli rombongan yang dimaksud adalah dari sekolah, perusahaan, institusi dan semacamnya. Dapat dilihat juga dari tahun 2012 sampai tahun 2014 tingkat pembelian paket wisata di Deji Tours mengalami penurunan yang signifikan. Dalam perhitungan tingkat pembelian pada beberapa tahun ini menunjukan bahwa Deji Tours tidak mendapatkan jumlah pembelian paket wisata sesuai target yang ditentukan oleh pihak pengelola sebesar 50 Paket wisata terjual pertahunnya. Apabila penjualan paket terus menerus menurun hal tersebut akan menjadi masalah serius yang dapat berefek berkepanjangan bagi perusahaan, sehingga penuruan penjualan paket wisata ini harus segera diatasi dan dijadikan prioritas dalam penjualan paket wisata. Untuk meningkatkan tingkat penjualan dan demi tercapainya target yang telah diterapkan oleh perusahaan maka Deji Tours Bandung memerlukan strategi-

6 strategi pemasaran yang efektif, efisien dan tepat. Dalam upaya meningkatkan keputusan pembelian, terdapat beberapa alat promosi penjualan paket diantaranya sales promotion, advertising, direct marketing, public relation dan personal selling. Travel agent merupakan sebuah perusaan jasa yang tetntu memerlukan promosi dala membina dan menciptakan hubungan dengan pasar sasarannya, salah satu alat promosi yang dianggap tepat untuk meningkatkan keputusan pembelian adalah strategi dalam bentuk Personal Selling. Menurut Kotler Amstrong (2012:484) Personal Selling is personal presentations by firm s sales force for the purpose of making sales and building customer relationships Personal selling berbeda dengan kegiatan promosi lainnya, dengan menggunakan personal selling konsumen akan lebih merasa diperhatikan dan lebih mudah untuk memahami produk yang ditawarkan. Tabel 1.6 memaparkan pengimplentasian Personal Selling yang dilakukan Deji tours dalam menggunakan metode Personal Selling dengan baik. Tabel 1.6 Implementasi Personal Selling Deji Tours Bandung Komponen Pengimplemetasian Personal Selling Presentation Melakukan presentasi mengenai penawaran paket wisata di sekolah dan perusahaan Handling Menangani keinginan pelanggan mengenai penawaran paket wisata Closing Memberikan penawaran insentif khusus kepada pelanggan dan menanyakan bagaimana komentar setelah tour Dengan adanya personal selling bagi perusahaan merupakan suatu hal yang penting terutama dalam meningkatkan tingkat pembelian,seperti yang

7 telah dijelaskan oleh Thomas N. Ingram (dalam buku sales management : analysis and decision making 8ed, 2012,hlm. 22) bahwa Personal selling has always been an important part of marketing, particularly for companies that operate in business to business market where purchasing situations often involve complex technical product, large dollar amount, professional buyers, and multiple parties who influence purchase decisions. Personal sellingselalu menjadibagian pentingdaripemasaran, terutamabagi perusahaanyang beroperasidalam bisnis untukpasar bisnisdi manasituasipembeliansering melibatkanproduk yang kompleksteknis, jumlah dolaryang besar, pembeli profesional, danbeberapa pihakyangmempengaruhikeputusan pembelian. Keputusan pembelian akan selalu ada apabila proses bisnis ada, keputusan pembelian juga dapat berpengaruh dari tingkat pelayanan yang komplek. Keluhan atau masalah yang timbul umumnya berkaitan dengan pelayanan perusahaan yang belum maksimal secara operasional kerja dikantor maupun dilapangan. Maka dari itu karena paket wisata bersifat komplek sehingga harus menggunakan pendekatan yang efektif pada konsumen yaitu bertemu langsung ataupersonal selling. Berdasarkan fenomena yang terjadi di Deji Tours Bandung, maka akan dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Personal Selling Terhadap Keputusan Pembelian Paket Wisata Rombongan di Deji Tour Bandung. (Sensus pada pengguna paket wisata Deji Tour Bandung). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitiam ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran personal selling yang dilakukan olehdeji Tour Bandung

8 2. Bagaimana tingkat keputusan pembelian paket wisata di Deji Tour Bandung 3. Bagaimana Pengaruh Personal Sellingterhadap keputusan pembelian paket wisata di Deji Tour Bandung 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah pada latar belakang di atas maka tujuan penelitian ini mempunya tujuan sebagai berikut 1. Mengetahui gambaran personal selling yang dilakukan oleh Deji Tours Bandung 2. Mengetahui keputusan pembelian ke Deji Tour Bandung 3. Mengetahui gambaran Personal Sellingterhadap keputusan pembelian paket wisata di Deji Tour Bandung 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan latarbelakang masalah di atas dan disertai dengan kegunaan sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu manajamen pemasaran pariwisata, khususnya teori yang berkaitan dengan personal selling serta keputusan pembelian dan penilitian ini juga dapat berguna untuk penelitian selanjutnya dalam mengembangkan teori pemasaran pariwisata. 2. Kegunaan praktis Penelitian ini dilakukan untuk memberikan masukan kepada pihak perusahaan dalam mengembangkan komunikasi pemasaran khususnya personal sellingsebagau upaya meningkatkan pembelian paket wisata di Deji Tour Bandung.