BAB I PENDAHULUAN I.1

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semakin sulitnya kondisi perekonomian di Indonesia menjadikan. persaingan diantara perusahaan-perusahaan semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam. sumber daya, seperti modal, material dan mesin.

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi menjadi fenomena yang sangat penting dalam dunia kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh kinerja (job performance) dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek

BAB I PENDAHULUAN. Burnout pada guru telah didefinisikan sebagai respon terhadap kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara satu dengan lainnya, memiliki kecenderungan timbulnya

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kunci utama untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

2 nasional dengan baik, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan di bidang-bidang lain. Sumber daya manusia merupakan aset yang p

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan sistem dan kegiatan manusia yang bekerja sama.

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpuasaan dalam bekerja dan menurunkan kinerja. Menurut Selye (1976) dalam Gibson et al (1996: 341) dalam hal ini pelopor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fred Luthans 2006:439) Munandar (2004)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT GADING CEMPAKA GRAHA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. individu yang ditempatkan pada konidisi-kondisi lingkungan yang sama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aspek fisik maupun emosional. Keluhan tersebut akan menimbulkan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak akan dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar jika tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mempertahankan eksistensi dirinya juga. lingkungannya, namun dalam proses pendidikan banyak faktor yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. efisien dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi (Rusmayanti, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sama, serta berusaha secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang kredit serta memberikan suatu kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pada individu seperti dampak fisik, sosial, intelektual, psikologis dan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yakni memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini sumber daya manusia adalah kunci sukses suatu organisasi

PENGARUH INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh konflik pekerjaan..., Sekar Adelina Rara, FPsi UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. antara lain melalui pengembangan kemampuan kepala sekolah. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa untuk memajukan sekolah dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari hadirnya tekanan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sumber daya tersebut. Sebagai institusi pendidikan, sekolah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini menuntut sikap profesionalisme dalam segala

I. PENDAHULUAN. Menghadapi persaingan bisnis yang semakin kompleks dan laju perkembangan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kaum perempuan di sektor publik. Tampak tidak ada sektor publik yang belum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang sangat cepat pada berbagai aspek. Organisasi dituntut untuk lebih responsif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

PSIKOLOGI SDM MOTIVASI INDIVIDU. Drs. Agung Sigit Santoso, M.Si., Psi. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan akuntansi di Indonesia sudah cukup lama diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. saling bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh karyawan lebih dari sekedar kegiatan yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemanusiaan dan menjadi contoh masyarakat. Seperti yang tercantum dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti.

BAB I PENDAHULUAN. penting dengan seiringnya perkembangan teknologi yang cukup pesat, banyak dan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kedokteran membuat rumah sakit dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut Dezoort et.al (1997) dalam Handayani (2005), lingkungan kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sasaran melalui sumber daya manusia atau manajemen bakat lainnya. Salah satu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pelatihan dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan Kantor Pos Regional

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Charles D, Spielberger (2005:63) menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SDM dapat menciptakan efisiensi dan efektifitas perusahaan. Tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, tindakan medis, dan diagnostik serta upaya rehabilitas

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan

KONSEP HOLISTIK DALAM KEPERAWATAN MELALUI PENDEKATAN MODEL ADAPTASI SISTER CALLISTA ROY

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan salah satu masalah yang penting dan paling

STRES KERJA PADA PERAWAT UNIT GAWAT DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia. Nuansa pembangunan di masa mendatang terletak pada

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Selain tekanan yang berasal dari lingkungan kerja, lingkungan keluarga dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dan tanggung jawab yang diemban seorang guru bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bahkan melakukan yang terbaik untuk perusahaan. Untuk beberapa pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan kinerja karyawan menurun. Penurunan kinerja karyawan akan

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan kompetitif melalui peningkatan pengetahuan (knowlage), pengalaman

berada dibawah tuntutan tugas yang harus dihadapinya.

Rena Marliana F

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. karena di lembaga inilah setiap anggota masyarakat dapat mengikuti proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penandasan kembali terhadap falsafah Man behind the gun. Roda organisasi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat diiringi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada BAB IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah penduduknya yang besar, telah memiliki modal sumber daya manusia yang secara kuantitatif cukup besar. Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur serta dapat memungkinkan warganya mengembangkan diri, baik berkenaan dengan aspek jasmaniah maupun rohaniah. Pendidikan salah satu bentuk usaha manusia dalam rangka mempertahankan keberlangsungan kehidupan atau budaya manusia itu sendiri. Dengan kata lain, pendidikan merupakan salah satu strategi budaya bagi manusia untuk mempertahankan eksistensinya. Lembaga pendidikan sekolah merupakan tempat untuk membentuk dan mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas berkompeten dalam bidangnya masing-masing melalui proses belajar mengajar. Guru merupakan salah satu aspek penentu keberhasilan lembaga pendidikan sekolah dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, tentu saja dengan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya tentang bagaimana dapat menciptakan hasil pembelajaran secara optimal, memiliki keterampilan dasar pembelajaran, kualifikasi keilmuannya juga optimal, performance di dalam kelas maupun luar kelas tidak diragukan, dan akan tetap setia menjunjung tinggi kode etik profesinya. PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa guru adalah pendidik profesional. Tak

seorang pun dapat membantah bahwa guru berada di garda depan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Mereka telah melahirkan banyak dokter, insinyur, menteri, bahkan presiden. Tidak heran apabila guru dielu-elukan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Di dalam melaksanakan pekerjaannya para guru dapat mengalami stres kerja. Banyaknya tugas, tuntutan dan peranan yang dihadapi guru, menjadikan stres kerja merupakan gejala ilmiah yang sulit dihindarkan oleh guru. Tanggapan setiap guru terhadap tuntutan pekerjaan dapat berbeda. Bagi guru yang memiliki karakteristik kepribadian tertentu, tuntutan pekerjaan dapat menjadi penyebab stres kerja, selain itu tidak adanya kemampuan dalam menghadapi tuntutan pekerjaan juga dapat menjadi sumber stres kerja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zamralita(2003) 1 terhadap 81 guru swasta katolik di Jakarta Barat, bahwa stres kerja yang bersumber dari dimensi struktur organisasi dapat disebabkan oleh sikap atasan yang sentralisasi dalam pengambilan keputusan, sedangkan di sisi lain para guru menginginkan ikut dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Selain itu adanya ketidakkonsistenan pelaksanaan peraturan dan kebijakan yang dibuat sekolah juga dapat menjadi sumber stres kerja karena para guru merasa tidak diperlakukan sama dan tidak adil. Desain pekerjaan yang dirancang oleh pihak sekolah dapat juga menjadi sumber stres. Desain pekerjaan memiliki indikator beban pekerjaan (mengajar), keterkaitan tugas dan variasi tugas. Beban mengajar yang berlebihan atau terlalu sedikit dapat menjadi sumber stres kerja dan mempengaruhi kepuasan kerja. Beban mengajar yang berlebihan dapat menimbulkan keterbatasan dalam mempersiapkan proses pembelajaran yang baik. Kondisi ini dapat menjadi sumber stres kerja. Efek psikologis yang paling sederhana dan jelas dari stres kerja adalah menurunnya kinerja 2. Selain itu juga terjadi penurunan kepuasan kerja, kepuasan kerja akan mengarahkan pekerja kearah tampilan kerja yang 1 Zamralita, 2003, Hubungan Antara Self Efficacy dan Stres Kerja guru (studi pada 81 guru SMU swasta katolik di Jakarta Barat), Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara 2 Jacinta, R.F., Summary of Citing Internet Sites, Stres Kerja (Online), 26 september 2002

produktif dan kinerja yang optimal ketika sumber stres sedikit/minimal. Pengertian stres yang berkembang secara umum adalah stres semata-mata bersifat negatif sedangkan stres yang bersifat positif tidak pernah diperhitungkan. Besarnya tanggung jawab, beban, dan tuntutan kerja yang harus ditanggung oleh guru tidak sebanding dengan pandangan masyarakat terhadap profesi guru dan gaji yang diterimanya. Keadaan inilah yang menyebabkan guru memiliki kemungkinan lebih rentan terhadap stres kerja dibandingkan dengan profesi lainnya. Besarnya stresor (faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya stres) dapat meningkatkan tingkat stres kerja guru yang dapat mempengaruhi kinerja dan pengajaran guru. Persepsi yang berbeda-beda mengenai stresor oleh diri individu dapat menyebabkan berbedanya tingkat stres pada guru. Stres pekerjaan di kalangan guru telah mendapat perhatian di negara barat. Ini dibuktikan dengan banyaknya kajian stres yang telah dijalankan pada guru (Kyriacou dan Sutcliffe, 1977, 1978, 1979; Gmelch et al. 1984; Mc Cormik dan Solman, 1992) dalam Zakiah(2003) 3. Hasil dari kajian stres pada guru ini menunjukkan betapa seriusnya masalah stres pada guru. Guru-guru menyadari bahwa stres yang berlebihan akan mengurangi prestasi dan kesehatan guru di mana guru akan berhadapan dengan tekanan. Menurut Zainal (1983) dan McCormick et al. (1992) dalam Zakiah(2003) 4, pada hasil penelitiannya menyatakan bahwa beban kerja yang berlebih, karir yang tidak berkembang dan menjalani peran ganda mengakibatkan para guru mengalami stres kerja. Dodge, D. dan Martin, W. (1993) juga telah menjalankan kajian yang sama pada guru-guru sekolah menengah di Malta. Beliau mendapati hampir 50 persen guru tersebut mengalami kadar stres yang cukup, 30,7 persen mengalami kadar stres yang rendah, dan selebihnya sebanyak 15 persen responden mempersepsikan bahwa tugas mereka mendatangkan tahap stres yang tinggi kepada mereka dan 3 Zakiah, 2003, Stres Kerja di Kalangan Guru-Guru Sekolah Rendah, UniversitasTeknologi Malaysia, Johor. 4 Ibid, hal.6

pengalaman kerja mempunyai hubungan dengan faktor-faktor stres. Antaranya waktu bekerja di sekolah menyebabkan seorang guru itu mencapai stres yang tinggi. Ini karena guru itu perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, penyesuaian diri dengan rekan sekerja dan berbagai tingkah laku siswa. Sangat penting kajian tentang stres pada guru-guru karena akan memberi dampak pada kualitas pendidikan. Menurut Akhito Shimazu et. al dalam Noriah(1994) 5 yang mengkaji tentang pengurusan stres, dukungan sosial dan cara mengatasi stres ke atas 24 orang guru di hiroshima menyatakan bahwa sumber-sumber stres pada guru adalah lingkungan sekolah, hubungan interpersonal, faktor organisasi, hubungan dengan orang tua siswa, beban kerja yang berlebih, desain pekerjaan, kaitan antara rumah dan sekolah, dan masalah siswa. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka peneliti mencoba mempelajari stres kerja para guru di 8 Sekolah Dasar Negeri kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat. Tingkat stres kerja yang dialami oleh guru bisa diukur berdasarkan rating terhadap pembangkit stres yang dialaminya. Pembangkit stres bersifat sangat pribadi terhadap masing-masing individu. Semakin tinggi dan semakin sering mereka berhadapan dengan pembangkit stres (stresor) dialaminya maka semakin tinggi tingkat stres kerja yang dialami individu tersebut. Menurut Spielberger (2001) dalam Muchlas(2005) 6 menyebutkan bahwa stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres dapat juga diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang. Stres dapat pula di definisikan sebagai respon individu terhadap tuntutan yang dihadapinya. Tuntutan-tuntutan tersebut dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu tuntutan internal yang timbul sebagai tuntutan fisiologis dan tuntutan eksternal yang muncul dalam bentuk fisik dan sosial. Stres adalah fenomena 5 Noriah, 1994, Pola Pemilihan Respon Menangani Stres dan Hubungan Dengan Sumber Stres di Kalangan Guru-guru, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia. 6 Muchlas, M., 2005, Perilaku Organisasi, Gajah Mada University Press, hal. 491

universal, dimana setiap orang mengalaminya dan memberi dampak secara total baik fisik, emosi, intelektual,sosial dan spiritual (Kozier & Erb, 1998) 7. Menurut Luthan(1995) 8 sumber-sumber stres kerja terdiri dari variabel dimensi struktur organisasi, desain pekerjaan, kelompok kerja dan karakteristik individu. Menurut Sekaran (2003) 9, penelitian dilakukan untuk dua tujuan berbeda : 1. Untuk memecahkan masalah mutakhir yang dihadapi oleh manager dalam konteks pekerjaan yang menuntut solusi tepat waktu dalam hal ini disebut penelitian terapan (Applied Research). 2. Untuk menghasilkan pokok pengetahuan dengan memahami terhadap masalah tertentu yang terjadi dalam organisasi dapat diselesaikan, disebut penelitian dasar (Basic Research). Bertolak dari uraian diatas, maka penelitian ini merupakan penelitian terapan (Applied Research) dan berusaha untuk mengkaji masalah stres kerja yang terjadi pada organisasi saat ini serta mencarikan metode untuk memecahkannya berdasarkan berbagai gejala stres kerja, sumber-sumber yang menyebabkan stres kerja dan memprioritaskan faktor-faktor yang paling utama yang menjadi penyebab stres kerja pada guru Sekolah Dasar Negeri. I.2 Identifikasi Masalah Dalam Sekaran(2003) 10 masalah dapat berkaitan dengan: (1) masalah saat ini, dimana manajer mengetahui ada masalah dan berupaya mencari sebuah solusi, (2) situasi yang mungkin bukan merupakan masalah saat ini, tetapi oleh manajer dirasa ada peluang untuk peningkatan, (3) bidang dimana sejumlah kejelasan konsep diperlukan untuk penyususunan teori yang lebih baik, (4) situasi dimana seorang peneliti mencoba menjawab sebuah pertanyaan penelitian secara empiris karena berminat terhadap topik tersebut. Dalam hal 7 Kozier, B, Erb, G & Wilkinson, J.M, 1995, Fundamental of Nursing, 5 th edition, California, hal. 168 8 Luthans, F., 1995, Organizational Behavior, Seven Edition, McGraw-Hill, hal. 299 9 Sekaran, U., 2003, Research Methods For Business, 4 th edition, WILEY, hal.9 10 Ibid. Hal. 90-91

ini masalah berkaitan dengan poin pertama yaitu Kepala Sekolah mengetahui adanya gejala stres yang dialami oleh beberapa guru diantaranya meningkatnya absensi dengan alasan sakit atau tanpa keterangan, sering melalaikan tugas dan terlambat hadir. Hal ini menyebabkan penurunan kinerja pada guru, dimana penurunan kinerja erat kaitannya dengan stres kerja. Menurut Jacinta 11 Efek psikologis yang paling sederhana dan jelas dari stres kerja adalah menurunnya kinerja. Menurut Zainal (1983) dan McCormick et al. (1992) dalam Zakiah(2003) 12, beban kerja yang berlebih, karir yang tidak berkembang dan menjalani peran ganda mengakibatkan para guru mengalami stres, dan menurut Akhito Shimazu et. al dalam Noriah(1994) menyatakan bahwa sumber-sumber stres pada guru adalah lingkungan sekolah, hubungan interpersonal, faktor organisasi, hubungan dengan orang tua siswa, beban kerja yang berlebih, desain pekerjaan, kaitan antara rumah dan sekolah, dan masalah siswa. I.3 Batasan Masalah Agar tidak meluasnya penelitian, dari beberapa faktor pembangkit stres pada guru yang ada maka penelitian ini hanya dibatasi terhadap 6 faktor pembangkit stres yaitu (1) hubungan interpersonal, (2) faktor organisasi, (3) pengembangan karir), (4) ketidakjelasan peran, (5) desain pekerjaan, dan (6) masalah siswa. I.4 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh faktor pembangkit stres terhadap stres kerja baik secara psikologis, fisik maupun perilaku bagi para guru baik guru tetap maupun guru honorer? 11 Jacinta, R.F., Summary of Citing Internet Sites, Stres Kerja (Online), 26 september 2002 12 Ibid, hal.6

2. Faktor pembangkit stres yang manakah yang menjadi faktor dominan mempengaruhi stres kerja dengan gejala psikologis, fisik maupun perilaku bagi para guru baik guru tetap maupun guru honorer? 3. Apakah ada perbedaan faktor pembangkit stres dan stres kerja yang dirasakan antara guru tetap dan guru honorer? I.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan latarbelakang penelitian dan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor pembangkit stres terhadap stres kerja baik secara psikologis, fisik maupun perilaku bagi para guru baik guru tetap maupun guru honorer 2. Mengetahui pembangkit stres yang paling dominan memicu stres baik secara psikologis, fisik maupun perilaku bagi para guru baik guru tetap maupun guru honorer 3. Mengetahui apakah ada perbedaan faktor pembangkit stres dan stres kerja yang dirasakan antara guru tetap dan guru honorer 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk : 1. Bagi Sekolah Mengetahui pembangkit stres (stresor) yang dialami para guru, serta mengelola dan menanggulangi stres kerja pada guru Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif sehingga mengurangi tingkat stres pada guru. 2. Menjadi masukan hasil riset dibidang manajemen sumber daya manusia khususnya berkenan dengan stres kerja, faktor-faktor penyebab/sumber stres (stresor) kerja, gejala-gejala stres kerja dan metode penanganan yang tepat untuk mengurangi faktor-faktor stres kerja. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan, khususnya bidang sumber daya manusia dan dapat dipakai sebagai