BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

Menata Pola Ragam Hias Tekstil

Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK

BAB III SURVEY LAPANGAN

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII

BAB V PENUTUP. rumah limas di desa Sirah Pulaupadang dan arsitektur rumah limas di Palembang

M A K R A M E (KERAJINAN DENGAN TEKNIK SIMPUL)

TEORI UMUM DAN KONSEP RUANG DALAM. A. Teori Perancangan Ruang Dalam.

BAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Nisa Apriyani, 2014 Objek Burung Hantu Sebagai Ide Gagasan Berkarya Tenun Tapestri

BAHAN PERKULIAHAN KRIYA TEKSTIL. Disusun Oleh : Dra. Marlina, M.Si Mila Karmila, S.Pd, M.Ds

SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS) SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS)

15 KERAJINAN TEKSTIL DARI LIMBAH

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

7 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 23/M-DAG/PER/6/2009 TANGGAL : 19 Juni 2009 DAFTAR LAMPIRAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Setelah mengikuti serangkaian kegiatan, peserta didik diharapkan mampu:

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 2.1 Latar Belakang

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

II. METODOLOGI PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut:

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan Studi

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT

PERANCANGAN PRODUK TEKSTIL INTERIOR SEBAGAI PARTISI RUMAH TINGGAL DENGAN KONSEP OPEN PLAN

Kisi-kisi dan Format Soal Pilihan Ganda

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia

Tabel 3.3 Proses Pewarnaan Serat Kapuk. Proses Pewarnaan Serat Kapuk/3L air. Pewarna Bahan Durasi Hasil Wanteks Wadah 120 " 1.

RELIEF DENGAN TEKNIK MAKRAME SEBAGAI KARYA SENI TEKSTIL

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya

Kajian bentuk kain Donggala Netty Juliana ( ) Abstrak

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO sejak tahun 1983 M. Taj Mahal terletak disalah satu kota di India yang

PEMANFAATAN LIMBAH SPANDUK MMT SEBAGAI MATERIAL DALAM PERANCANGAN PRODUK TEKSTIL PELENGKAP INTERIOR SEBAGAI PARTISI

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

BENDA DAN KEGUNAANNYA

11DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

Bayanaka Canggu. tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1

Pertimbangan Dalam Penentuan Lantai Untuk Rumah Tinggal

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK. TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 KERAJINAN TEKSTIL

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 02/M-DAG/PER/1/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Architecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

PERAN MEBEL SEBAGAI KOMPONEN INTERIOR

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture

Interior. Foto g r a f e r Tri Rizeki Darusman M O D E R N & CLEAN LOOKS. Vol. 14 No. 01 Januari 2013

a. Katun Combed Nama cotton combed (katun combed) diambil dari nama mesin pemintalnya, yaitu mesin combing. Mesin combing sendiri berfungsi untuk memb

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.206, 2010 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Tekstil. Produk Tekstil. Perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

KEPEKAAN MERUANG SEBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN DISAIN INTERIOR. Syaifuddin Zuhri UPN Veteran Jawa Timur

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

Peta Materi KERAJINAN TEKSTIL. Jenis dan Karakteristik. Kerajinan Tekstil. 1. Tapestri 2. Batik 3. Sulam 4. Jahit Aplikas

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN. Banyak hal penting dalam menjalankan sebuah kehidupan yaitu satu

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. eksplorasi estetis atas kain seser, diperoleh kesimpulan bahwa: sebagai jaring nelayan untuk menangkap ikan.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa budaya dan karya seni Indonesia ini adalah seni kerajinan tangan. kerajinan logam, kerajinan gerabah, dan kerajinan tenun.

BAB 1 SENI RUPA TIGA DIMENSI

III. METODE PENCIPTAAN

interior yang berperan sebagai perantara untuk menawarkan dan menunjukkan aktivitas pengguna. Desain mebel mengekspresikan pencitraan ruang dengan ber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

A. Bagan Pemecahan Masalah

sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lainlain.

Kreasi Ragam Hias Uis Barat

BAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR. Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan

BAB III METODE PENCIPTAAN

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan tekstil di masyarakat cukup meningkat misalnya sebagai produk interior, souvenir dan sebagainya. Peradaban yang semakin maju sangat berpengaruh pada perkembangan ide atau gagasan dalam menciptakan beraneka bahan pakaian atau busana sebagai penutup tubuh. Kata tekstil berasal dari bahasa latin yang berarti textere yang artinya menenun. Secara umum tekstil diartikan sebagai semua produk yang terbuat dari serat baik dengan cara ditenun maupun tidak. Melalui alat-alat dan cara-cara yang sederhana, manusia membuat pakaian dengan menggunakan bahanbahan yang mempunyai sifat lemas dan kuat. Pada perkembangannya timbullah pemikiran untuk membuat pakaian dengan cara menganyam atau menenun. Bahan dan alat tenun yang digunakan masih sangat sederhana yaitu terbuat dari kayu dan bambu dengan tali-tali penghubung. Dengan alat-alat tersebut dibuat kain-kain yang beraneka ragam baik warna, mutu maupun coraknya dan umumnya disesuaikan dengan kebudayaan, upacara adat, keagamaan dan kerajaan. (Enie Herlison, 1980: 1-2). Saat ini tekstil dalam teknologi produksinya sudah mengalami perkembangan pesat yang mampu menghadirkan tekstil dengan beragam bahan, corak, dan sifatnya. Secara umum tekstil dapat di golongkan dalam dua kelompok besar yaitu : 1

2 - Tekstil struktur : Merupakan desain dengan proses pewarnaan dan pembuatan motif dikerjakan secara langsung pada saat menenun. - Tekstil permukaan : Desain tekstil permukaan yaitu desain yang proses pewarnaan dan pembuatan motif dikerjakan sesudah proses menenun dengan cara dan zat warna tertentu. Jenis-jenis tekstil tersebut hingga kini bisa digarap secara manual ataupun dengan teknologi tinggi. Suatu contoh dalam tekstil struktur ada beberapa teknik manual yang diterapkan pada karya-karya yaitu dengan teknik makrame, rajut dan yang lainnya. Salah satu produk hasil dari teknik manual tersebut adalah tapestri. Tapestri adalah tekstil struktur dengan cara membuat silangan-silangan tertentu antara benang lusi dengan benang pakan yang letaknya tegak lurus satu sama lain. Peristilahan tapestri merupakan karya kain tenun dengan yang berupa gambar berdiskripsi suatu kisah, desain tersebut merupakan bagian dari keseluruhan kain tenun.secara mendasar, teknik dasar tenun merupakan hasil jalinan persilangan antara serat-serat benang yang melintang vertikal disebut lungsi dengan serat yang melintang horisontal disebut pakan. Penyatuan berbagai titik-titik simpul jalinan inilah yang membentuk permukaan atau tepatnya konstruksi sebuah lembaran. ( Biranul Anas, 2006 ; 54 ). Menurut sejarah perkembangan tapestri dahulunya digunakan sebagai penghias, permadani, yang diletakkan secara lembaran. Hingga saat ini tapestry lebih banyak digunakan sebagai hiasan dinding atau sebagai elemen estetis dalam interior ruang

3 Aksesori interior dapat berupa benda koleksi seperti lukisan, kain-kain tradisional, kain kontemporer, tapestri dan seterusnya yang biasanya ditempatkan di dinding ruangan. Patung, kap lampu, guci, peti dan benda lain dengan ukuran bervariasi dapat ditempatkan pada sudut-sudut ruang. Semuanya itu bergantung pada selera penghuni maupun kondisi ruang tersebut. Karena dikerjakan secara manual, tapestri sebagai elemen estetis interior memberikan keleluasaan bagi perancangnya untuk memvisualisasikannya, baik melalui bahan yang digunakan, pengembangan tekniknya, pewarnaanya dan seterusnya. Hal ini yang begitu menarik untuk ditekuni, sebab dengan keleluasaan tersebut, teknik dalam tapestri memiliki kemungkinan dikembangkan untuk produkproduk pelengkap interior, yaitu tidak hanya memiliki nilai estetis saja namun memiliki nilai guna. Ada beberapa teknik yang dapat dimanfaatkan untuk memvisualisasikan karya tapestri. Teknik tersebut memiliki karakter visual dan fungsi masing-masing. Beberapa teknik dalam tapestri dapat dimanfaatkan sekaligus dalam satu karya atau bisa dipilih sesuai dengan tujuan pembuatan karya tersebut, teknik-teknik pembuatan tapestri yang dimaksud tersebut adalah : (1) tenun corak rata, (2) tenun corak soumak, (3) dan tenun corak giordes. Dalam pelaksanaan studi proses produksi, dapat disaksikan beberapa hasil tapestri yang divisualkan melalui beberapa teknik tenun melalui pemanfaatan bahanbahan alam dan kolaborasi beberapa teknik tenunan tersebut yang kemudian dapat di hasilkan beberapa jenis struktur dan tekstur. Setiap bagian tenunan yang dihasilkan dari teknik tertentu menimbulkan hasil yang artistik tersendiri berkat proses kerja yang membutuhkan kreatifitas, keterampilan dan kesabaran dari pelakunya.

4 Berdasarkan hal tersebut diatas, sebenarnya masih terbuka kemungkinanya untuk mengembangkan atau memanfaatkan teknik-teknik tenunan yang dihasilkan tapestri dalam produk elemen interior Berbicara tentang interior rumah tinggal, biasanya orang mengisi ruang dengan menempatkan furnitur yang fungsional sesuai dengan kebutuhan. Namun rasanya tidak cukup hanya furnitur saja. Orang menambahkan berbagai aksesori atau pernik pelengkap interior untuk mendapatkan suasana yang dikehendaki dan mempercantik ruangan. Menempatkan aksesori dibutuhkan kepekaan memilih benda penunjang yang sesuai dengan interior ruangan, sehingga aksesori akan memberikan nilai tambah pada ruangan dan menyatu dalam interior. Berdasarkan uraian di atas maka dalam perancangan kali ini, akan dikembangkan teknik-teknik pada tapestri untuk produk elemen interior rumah tinggal dengan kandungan fungsi estetis dan fungsi guna. Fungsi estetis disini adalah bagaimana membuat karya tekstil struktur yang serasi dan menyenangkan untuk dinikmati. Fungsi pakai yaitu elemen penghias dan pelengkap interior rumah tinggal yang mampu mendukung suatu kegiatan dalam ruang tersebut dan kemungkinana akan diterapkan pada salah satu ruang yang ada dalam rumah tinggal tersebut. Untuk tema yang diangkat menyertai perancangan adalah bidang geometris. Bidang geometris yaitu bidang teratur yang dibuat secara matematika meliputi segi tiga, segi empat, segi lima, segi delapan, lingkaran dan sebagainya.

5 B. Studi Pustaka Reverensi dalam perancangan proyek ini penulis memaparkan beberapa kajian teori yang mendukung diantaranya yaitu: 1. Tapestri Istilah tapestri berasal dari kata bahasa Perancis, tapiesserie, tapis yang hampir sama dengan penutup lantai, bahasa Yunani menyebutkan tapes atau tapetos dengan arti yang sama, sedang dalam bahasa Indonesia disebut permadani, arti umumnya dari tapestri, ialah tenunan yang dibuat dari benang-benang berwarna yang dipergunakan untuk bahan penutup lantai, pembungkus mebel, dan digunakan pula untuk bahan penutup dinding. Dengan demikian tapestri atau permadani itu yang asalnya hanya dipakai untuk penutup lantai, kemudian dipergunakan pula untuk penutup dinding atau hiasan dinding, atau permadani dinding. Dalam penciptaan tapestri banyak turut serta tangan-tangan dan gagasan seniman, terutama seniman lukis. Itulah sebabnya, tapestri sering disebut karya senirupa, jadilah seni tapestri atau the art of tapestry (Yusuf Affendi, 1987 ; 37) Pekerjaan dengan memanfaatkan teknik- teknik untuk tapestri dapat dilakukan dengan dua macam alat tenun, pertama dengan menenun bukan mesin (ATBM) yang biasa disebut horisontal loom dan yang kedua adalah alat tenun tegak atau vertikal loom. Secara garis besar terdapat berbagai tenun corak tapestri antara lain sebagai berikut :

6 a. Tenun corak rata Tenun corak rata adalah teknik tenun yang paling sederhana, yaitu benang pakan mengisi benang lungsi dengan hitungan sama atas satu bawah satu dan seterusnya. Tenun corak rata merupakan konstruksi tenun yang kukuh dan hasilnya akan kaku. Gambar 1. Tenun corak rata (PPPPTK, 2008, repro, Dwi Handoko) b. Tenun corak soumak Tenun corak soumak adalah cara menenun dengan melilitkan benang pakan pada benang lungsi, sehingga menyebabkan rupa permukaan tenunan yang dekoratif, yaitu sebagai akibat lilitan benang pakan ke arah kiri atau kanan, apabila dilihat dari jarak dua meter tenunan soumak seperti arsitektur yang ditimbulkan oleh susunan benang-benang.

7 c. Tenun corak giordes Gambar 2. Tenun corak soumak (PPPPTK, 2008, repro, Dwi Handoko) Tenun corak giordes pada dasarnya terdiri dari simpul-simpul yang membentuk rumbai-rumbai. Rumbai-rumbai itu ukuranya bermacam-macam berdasarkan keperluan yang direncanakan. Semakin panjang rumbainya, semakin banyak benang pakan yang diperlukan. Demikian juga semakin padat susunan rumbainya, maka permadani atau karya akan semakin tebal dan kukuh. Gambar 3. Tenun corak giordes (PPPPTK, 2008, repro, Dwi Handoko)

8 Cara menyambung tali atau bahan yang akan ditenun dalam tapestri sangat penting karena sambungan itu akan memberikan penampilan artistik yang khusus. Pada dasarnya ada dua cara menyambung, yaitu : a. Sambungan kait Adalah sambungan yang dilakukan dengan cara mengaitkan dua benang yang berbeda jenis atau warna. Sambungan kait sebaiknya diletakkan di antara dua benang lungsi. Gambar 4. Sambungan kait (PPPPTK, 2008, repro, Dwi Handoko) b. Sambungan kilim Sambungan kilim adalah cara sambungan yang tidak saling berkait. Sebaliknya cara kilim digunakan untuk benang pakan yang besar, agar tidak terjadi kekakuan pada sambunganya. Cara membuat dimulai dari kiri atau kanan dengan arah yang sama agar menghindari terjadinya kekeliruan pada waktu melakukan sambungan.

9 Gambar 5. Sambungan kilim (PPPPTK, 2008, repro, Dwi Handoko) 2. Serat Alam Istilah seni serat (fiber art) sering diartikan sama dengan seni tekstil (textile art) keduanya mengandung pengertian karya seni rupa yang menggunakan material dasar serat atau tekstil sebagai medianya. Namun bagi sebagian pengamat, istilah seni serat dianggap lebih manunjukkan penekanan pengertian konsepsional serta bentuk ekspresi individual dibandingkan pengertian seni tekstil yang lebih bersifat umum dan mencakup seluruh pengertian bentuk karya berbasis material tekstil, termasuk karya-karya fungsional berpola kerja perancangan. (Biranul Anas, 2006 ; 1) Dalam industri tekstil dipergunakan bermacam-macam serat, baik serat yang langsung diperoleh dari alam maupun serat buatan. Secara garis besar serat dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : a. Serat alam, yaitu serat yang didapatkan dari alam seperti dari tumbuhan, binatang atau dari penambangan. b. Serat buatan yaitu serat yang terjadi karena adanya usaha manusia untuk melakukan pembentukan serat tersebut.

10 1) Serat alam a) Serat selulosa / serat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan Serat biji Serat batang : kapas, kapok : jute, flax, rosela, rami, linen, henep, sun, kenaf, urea Serat daun Serat buah : agel, sisal, abaka, henequen : serabut kelapa b) Serat protein / serat yang berasal dari binatang Serat pendek (stapel) Serat panjang (filamen) : wul. rambut (bulu) : sutera c) Serat mineral / serat yang berasal dari barang galian : serat asbes 2) Serat buatan atau serat sintetik a) Serat yang dibuat dengan cara regenerasi polimer-polimer selulose seperti rayon, asetat, rayon viskosa, rayon coproampnium. b) Serat yang dibuat dengan cara regenerasi protein seperti keseina. c) Serat yang dibuat dengan senyawa-senyawa kimia kecil dan sederhana (sintetik penuh) seperti poliamida / nylon, polyester, poliuretan, poliakrilat, poliofelin dan sebagainya.

11 d) Serat yang dibuat atau disusun dari barang galian seperti benang logam, gelas ( I Gusti Putu Arya, Nursal Nurhasan, 1982 ; 1-2 ). Bahan yang digunakan pada perancangan tugas akhir ini terkelompok dari serat alam, antara lain : a) Agel Agel berasal dari rumput-rumputan yaitu pohon gebang, sejenis pohon palem yang diambil daunnya kemudian dipilin. Mempunyai daya elastis tinggi dan berwarna coklat muda. b) Gajih agel Gajih agel sama dengan serat agel namun gajih agel belum mengalami proses pemilinan, mempunyai sifat yang elastis dan lembut. c) Serabut kelapa Serabut kelapa diambil dari kulit buah kelapa, yang dipilin menjadi tali. Bahan ini memiliki kekuatan yang kuat, berwarna coklat tua dan tahan terhadap air. d) Rotan Rotan merupakan tumbuh-tumbuhan sejenis bambu yang lentur namun kuat dan banyak dimanfaatkan sebagai bahan furnitur. Secara garis besar bahan baku tekstil (serat) dapat dibagi menjadi dua macam golongan yaitu :

12 3. Elemen Interior Tekstil untuk memperindah rumah dalam setiap perancangan interiornya tidak lepas dari pengertian ruang, unsur pembentuk ruang dan pelengkap ruang untuk dirancang dan dipadukan bersama perencanaan tekstur dan pola agar bisa menciptakan ruang yang nyaman serta menarik untuk ditempati maka sangat dibutuhkan adanya ketajaman rasa dalam menciptakan ruang tersebut, misalnya dengan menampilkan unsur-unsur dekorasi antara lain meliputi : proporsi, tekstur, keseimbangan dan sebagainya termasuk unsur penghias tambahan seperti perabot, lukisan dan pot bunga. (Suparno Sastra M, 2000 ; 23) Desain interior memang tidak lepas dari manusia dan ruang. Ruang sebagai tempat tinggal manusia merupakan perencanaan konsep agar tercipta arsitektur yang sesuai dengan fungsi tujuan lingkungan. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan baik fisik maupun psikis secara nyaman. Ada beberapa macam pengertian interior antara lain : a. Pengertian dari rumah sebagai tempat perlindungan yang memberikan kebutuhan akan kehangatan, keamanan, dan kebetahan. Kegunaan interior tidak hanya melayani fisik akan tetapi juga kebutuhan psikis yaitu mewakili adanya keidaman, hasrat impian, mencari keindahan lingkungan. b. Interior adalah menyampaikan sebuah pesanan rasa, disamping mempunyai fungsi khusus juga kwalitas keindahan melalui bentuk warna dan desain, sehingga diperoleh kenyamanan dan membuat betah di dalam ruangan.

13 Pengertian tekstil interior adalah bahan yang digunakan untuk ruang agar memperoleh suasana yang baik pada rumah tinggal maupun rumah umum dengan menggunakan bahan dasar tekstil, seperti gorden, tirai, pelapis jok, permadani, kertas dinding dan lain-lain..(imelda Sanjaya, 2000; 8). Tekstil merupakan salah satu pelengkap untuk penunjang suasana sebuah ruang sesuai selera penghuni. Pada prinsipnya ruang-ruang yang diadakan pada sebuah rumah tinggal mempunyai kebutuhan atau fungsi masing-masing, yaitu : a. Entrance Hail Pengungkapan umumnya dalam bentuk teras depan, fungsi pokok dari ruang adalah sebagai penghubung orang dari luar ke rumah. b. Ruang tamu Fungsi sebagai tempat menerima tamu, komunikasi dengan orang lain, warna ruang dapat dipakai warna hangat dan akrab serta anggun sebagai pendukung suasana formal. c. Ruang keluarga Merupakan ruang pemersatu atau pengikat bagi seluruh penghuni rumah, juga merupakan pencerminan dari sifat dan karakter keluarga, suasana yang diharapkan : santai, akrab, tenang, dan nyaman karena berfungsi sebagai ruang santai keluarga. d. Ruang makan Sebagai tempat makan pemilik rumah yang digunakan rutin setiap hari. Bentuk dan ukuran ruang makan sedapat mungkin direncanakan agar menampung minimal jumlah anggota keluarga dan bersifat pribadi.

14 e. Dapur Tempat kerja untuk mempersiapkan atau memasak makanan dan minuman. f. Kamar mandi Sebagai tempat untuk membersihkan badan. g. Kamar tidur Tempat istirahat setelah melakukan segala aktifitas.(imelda Sanjaya, 2000,h.10). 4. Ruang Tamu Rumah Tinggal Salah satu jenis kebutuhan primer manusia selain sandang dan pangan adalah kebutuhan akan sarana papan (rumah tinggal). Papan merupakan sarana utama bagi manusia, terlebih bagi yang sudah berkeluarga, untuk berlindung dari hujan, panas, angin maupun segala gangguan iklim. Rumah juga merupakan wadah dari semua kegiatan dan aktifitas penghuninya, serta berfungsi sebagai sarana untuk mengekspresikan gaya dan kehidupan seseorang. Rumah kerap dijadikan indikator status sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Hal tersebut bisa terjadi karena semakin besar tingkat penghasilan seseorang maka akan semakin banyak pula kebutuhan-kebutuhan yang bisa tercukupi dalam hidupnya, termasuk rumah, meskipun memang bukan jaminan bahwa orang berpenghasilan tinggi pasti mendiami rumah mewah. Bila dikaji lebih jauh lagi dalam perkembanganya, rumah tinggal tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal semata, tetapi juga sarana untuk merealisasikan segala keinginan pemiliknya, mengembangkan karya dan kreatifitas

15 serta menunjukkan status social sehingga fungsi rumah meluas menjadi lambang kebanggaan pemiliknya (Suparno Sastra M, 2000 ; 1-2). Di dalam kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian rumah yaitu bangunan tempat tinggal dan bangunan pada umumnya seperti gedung-gedung dan sebagainya (Poerwodarminta, 1992 : 757). Rumah merupakan wadah dari semua kegiatan dan aktifitas penghuninya, berfungsi sebagai sarana untuk mengekspresikan gaya dan kehidupan seseorang. Rumah kerap dijadikan indikator status sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Aumah memiliki beberapa tipe ukuran antara lain tipe 54, tipe 45, serta tipe 36. Bangunan rumah tinggal dengan tipe 36 merupakan tipe bangunan dengan taraf pemenuhan yang cukup tinggi. Rumah tinggal tipe ini sangat minim ruangnya, tetapi sangat cocok untuk keluarga kecil yang hanya mempunyai satu atau dua anak. Bila ditinjau dari sisi daya beli atau ekonomi, rumah tipe ini memang lebih terjangkau daripada tipe yang lebih besar seperti tipe 45, tipe 54 dan sebagainya (Suparno Sastra M, 2000 ; 23). Fungsi ruang tamu adalah sebagai tampat untuk menerima tamu. Ruang tamu dapat digunakan untuk kegiatan lain menurut kebiasaan pemilik rumah, misalnya untuk melakukan perjamuan di rumah. Maka itu ruang tamu direncanakan agar sewaktu-waktu dapat menjadi tempat perjamuan (Tutu Tw. Surowiyono, 1994 : 31). Ruang tamu digunakan sebagai tempat untuk menerima tamu, komunikasi dengan orang lain, warna ruang dapat dipakai warna hangat dan akrab serta anggun sebagai pendukung suasana formal. Dalam ruang tamu terdapat beberapa elemen pendukung antara lain pencahayaan atau lampu, hiasan dinding, tempat majalah atau

16 koran maupun penyekat ruang. Oleh karena itu yang penting dalam perencanan adalah pengarahan untuk memenuhi fungsi utama dengan menyesuaikan bentuk, ukuran, serta perlengkapannya. Penentuan pengisi ruang dalam hal ini perabot interior dibutuhkan konstruksi yang kuat disamping perlu dicapai suatu nilai artistic dengan berbagai macam bahan tekstil yang diterapkan pada perabot. Konstruksi merupakan unsur yang menampung fungsi kegunaan agar enak dipakai, dalam arti dapat memenuhi kenyamanan. Sedangkan artistik hubunganya dengan daya tarik, karena bentuk tidak hanya didasarkan pada fungsi saja namun juga perlu diperhatikan masalah keindahan. Tekstil untuk memperindah rumah dalam setiap perancangan interiornya tidak lepas dari pengertian ruang, unsur pembentuk ruang dan pelengkap ruang untuk dirancang dan dipadukan bersama perencanaan tekstur dan pola agar bisa menciptakan ruang yang nyaman serta menarik untuk ditempati maka sangat dibutuhkan adanya ketajaman rasa dalam menciptakan ruang tersebut, misalnya dengan menampilkan unsur-unsur dekorasi antara lain meliputi : proporsi, tekstur, keseimbangan dan sebagainya termasuk unsur penghias tambahan seperti perabot, lukisan dan pot bunga. (Suparno Sastra M, 2000 ; 23) Untuk menciptakan ruang yang nyaman dan menarik untuk ditempati, maka dibutuhkan adanya ketajaman rasa dalam menciptakan ruang misalnya mengubah ruang dengan melengkapi tekstil interior sebagai dekorasi. Penerapan tekstil yang digunakan sebagai elemen interior seperti karpet, permadani, pelapis dinding, hiasan dinding, partisi dan lain-lain. Untuk pelengkap interior penerapan tekstilnya

17 difungsikan sebgai tirai. Dan untuk furniture penerapan tekstilnya difungsikan sebagai bad cover, sprei, sarung bantal, taplak meja, kap lampu dan lain-lain. C. Fokus Permasalahan Fokus permasalahan dalam perancangan ini adalah bagaimanakah mengembangkan teknik tenun pada tapestri untuk elemen interior? Kemudian permasalahan yang terkandung didalamnya dapat dimisalkan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah mengembangkan teknik-teknik tenun dalam tapestri? 2. Bagaimanakah konsep pengembangan teknik-teknik tersebut yang diterapkan dalam perancangan produk elemen interior? 3. Bagaimanakah visualisasi alternatif produk perancangan tersebut? Berhubung dengan adanya keterbatasan dari perancang baik dari sisi ketrampilan dan waktu yang tersedia, maka perancangan kali ini akan diwujudkan pada beberapa jenis produk elemen interior saja, misalnya kap lampu, lampu dinding, tempat majalah, dan penyekat ruang atau partisi.