BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Pendidikan Indonesia memiliki visi leading & outstanding untuk itu UPI dituntut untuk semakin memantapkan diri dalam proses pengokohan jati diri dalam proses pengokohan universitas berciri korporat dan harus semakin menampakan perubahan mindset dari setiap elemen universitas. Dalam tata kelola dan govermance penyelenggaraan universitas sudah semestinya dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah transparansi, profesionalisme, dan akuntabilitas sebagai basis bagi penyelenggaraan sebuah lembaga korporat. Dalam pemanfaatan dananya UPI membentuk RKAT untuk semua unit kerja yang ada. Arah kebijakan RKAT ini secara khusus diorientasikan untuk dapat menempatkan UPI dalam percaturan global yang ditandai dengan semakin mantapnya kualitas Tridharma Perguruan Tinggi yang ditopang oleh kekuatan sumber daya yang kompeten. Dalam melaksanakan semua kegiatan yang ada di RKAT (Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan) maka ditunjuk oleh atasan langsung setiap unit kerja yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia orang yang bertugas untuk melaksanakan pertanggungjawaban keuangan RKAT yang disebut PUMK (Pemegang Uang Muka Kerja). Kemudian untuk melaksanakan tugasnya PUMK di angkat melalui Surat Keputusan Rektor tentang PUMK (Pemegang Uang Muka Kerja) disemua unit kerja yang ada di UPI. Penyusunan RKAT UPI dilakukan secara bottom up yaitu unit kerja yang terkecil mengusulkan RKAT ke tingkat Universitas yang isinya merujuk pada renstra. Pendekatan top down digunakan oleh pimpinan universitas untuk menentukan pedoman dan asumsi-asumsi dasar yang harus dilaksanakan oleh seluruh unit kerja. Pendekatan ini dimaksudkan untuk memberikan arah dan target yang seragam dalam rangka pencapaian target Renstra. Pendekatan bottom up dalam penyusunan RKAT ini memberikan keleluasaan bagi pimpinan unit secara bersama dengan staf di lingkungan unit tersebut dalam merumuskan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun yang akan datang.
Penentuan anggaran yang ditetapkan didasarkan pada pagu yang ditetapkan universitas (activity based budget) dan penggunaan anggaran berbasis kinerja. Walaupun program dan kegiatan diserahkan pada unit kerja masingmasing namun banyak permasalahan yang muncul dalam penggunaan RKAT yaitu pelaporan yang disampaikan oleh PUMK ke Universitas setiap akhir tahun banyak yang terhambat. Masih banyak unit kerja dilingkungan UPI yang memiliki hutang SPJ (hutang pertanggung jawaban) keuangan yang belum selesai sehingga tutup buku terhambat. Dampak negatif dari keterlambatan pertanggungjawaban yaitu dapat menimbulkan penumpukan pelaporan kegiatan yang sudah dilaksanakan dan akhirnya dapat menimbulkan penumpukan dana yang bisa menimbulkan korupsi. Selain itu juga dapat menghambat pencairan dana tahun berikutnya bisa sampai dua atau tiga bulan dana tahun berikutnya baru akan cair yang dapat menghambat pada kegiatan dan program kerja yang telah direncanakan. Jika pelaporan dilaksanakan tepat waktu maka pelaksanaan program kerja tahun berikutnya akan terlaksana sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Setiap tanggal 28 Desember pertanggung jawaban harus selesai, namun ada unit kerja yang belum menyelesaikannya yaitu sebagai berikut: Tabel 1.1 Unit Kerja Yang Masih Memiliki Kewajiban SPJ No Nama Unit Kerja Tanggal Penyerahan SPJ 1 PR bidang kemahasiswaan dan kemitraan 28 Januari 2013 2 PR bidang kemahasiswaan dan kemitraan 23 Januari 2013 3 Sekretariat Universitas 24 Januari 2013 4 FIP 28 Januari 2013 5 FPIPS 22 Januari 2013 6 FPBS 23 Januari 2013 7 FPEB 21 Januari 2013 8 FPTK 20 Januari 2013 9 FPOK 24 Januari 2013 10 FPMIPA 26 Januari 2013 11 Senat Akademik 29 Januari 2013 12 LPPM 27 Januari 2013 13 DKU 28 Januari 2013 14 Dir SDM 1 Februari 2013 15 Dir. Akademik 25 Januari 2013
16 UPI Kampus Serang 28 Januari 2013 17 UPI Kampus Cibiru 27 Januari 2013 18 UPI Kampus Tasikmalaya 29Januari 2013 19 UPI Kampus Sumedang 27Januari 2013 20 UPI Kampus Purwakarta 28 Januari 2013 21 Biro Aset dan Fasilitas 29 Januari 2013 22 SD Laboratorium UPI Cibiru 1 Februari 2013 23 LBK 1 Februari 2013 24 UPT. Kebudayaan 1 Februari 2013 25 SD Laboratorium UPI Cibiru 1 Februari 2013 26 BPS 1 Februari 2013 Sumber : PUMK Keterlambatan pertanggung jawaban ini juga akan berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan. Laporan keuangan yang dibuat PUMK berupa pertanggung jawaban semua kegiatan yang telah dilakukan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 kualitas informasi laporan keuangan harus relevan, andal, dapat dipahami dan dapat dibandingkan. PUMK (Pemegang Uang Muka Kerja) dalam melakukan pertanggungjawaban belum memenuhi kriteria relevan karena masih terdapat utang pertanggungjawaban ke Universitas sehingga pertanggung jawabannya tidak tepat waktu. Kualitas informasi keuangan yang kedua yaitu andal pertanggung jawaban yang dibuat oleh PUMK sesuai dengan adanya bukti transaksi yang sebenarnya netral, dapat diuji kebenarannya dan penyajian secara wajar/ jujur. Kualitas informasi keuangan yang ketiga yaitu dapat dibandingkan kebanyakan laporan pertanggung jawaban tahun berjalan yang dilakukan oleh PUMK tidak dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan PUMK hanya melakukan transaksi dan pelaporan saja tanpa dibandingkan dengan transaksi dan pelaporan tahun berikutnya. Kualitas informasi laporan keuangan yang terakhir yaitu dapat dipahami, dalam unsur ini semua laporan harus sesuai dengan SAK (Standar Akuntansi Keuangan) dalam kenyataannya tidak ada SOP (Standar Operasional Prosedur) yang jelas dalam pembuatan laporan dan pencatatannya sehingga banyak PUMK yang tidak mencatat semua pertanggungjawaban keuangan kedalam Jurnal, Buku Kas, Buku Besar, Buku Pembantu. Semestinya pengambilan dana yang bersumber dari RKAT akan dikelompokan kedalam biaya-biaya yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia
yang kemudian oleh Divisi Akuntansi akan dimasukan kedalam laporan keuangan Universitas. Berikut ini tabel biaya yang digunakan di Universitas Pendidikan Indonesia : Tabel 1.2 Mata Anggaran Kegiatan/Chart Of Account BLU Universitas Pendidikan Indonesia MAK/COA URAIAN 525111 Belanja Gaji dan Tunjangan 525112 Belanja Barang 525113 Belanja Jasa 525114 Belanja Pemeliharaan 525115 Belanja Perjalanan 525119 Belanja Penyediaan Barang dan Jasa Lainnya 537111 Belanja Modal Tanah 537112 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 537113 Belanja Modal Gedung 537114 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 537115 Belanja Modal Fisik Lainnya Agar kualitas informasi laporan keuangan ini dapat relevan dan andal maka faktor potensial yang mempengaruhinya yaitu kompetensi dan motivasi PUMK dalam mempertanggungjawabkan RKAT yang telah diterima oleh unit kerjanya masing-masing. Kompetensi yang dimiliki oleh PUMK khususnya dalam kompetensi berprestasi dan tindakan dalam melakukan pelaporan kurang dipahami sehingga selalu ada perbedaan pelaporan yang dilakukan PUMK di divisi anggaran dan divisi akuntansi. Kompetensi mengelola keuangan yang dilakukan oleh PUMK juga tidak sesuai dengan SAK (Standar Akuntansi Keuangan) hal ini disebabkan banyaknya PUMK yang tidak mempunyai kompetensi khusus dalam bidang akuntansi sehingga tidak menguasai bidang keuangan dan akuntansi yang sesuai dengan standar. Kompetensi merupakan apa yang dibawa oleh seseorang ke dalam pekerjaannya dalam bentuk jenis dan tingkatan perilaku yang berbeda (Dharma, 2009:102). Ini harus dibedakan dari kemampuan tertentu (pengetahuan, keahlian dan kepiawaian) yang dibutuhkan untuk melaksanakan berbagai tugas yang berhubungan dengan suatu pekerjaan. Kompetensi menentukan aspek-aspek proses dari suatu pekerjaan agar menjadi lebih baik. Kompetensi bisa bersifat
generik secara universal, berlaku bagi semua manajer tanpa peduli ia merupakan bagian dari organisasi yang mana, ataupun apa pekerjaan tertentu mereka. Mereka dapat juga bersifat generik secara organisasional, bila bersifat umum dan berlaku bagi seluruh staf, atau terfokus secara lebih spesifik kepada suatu jenis pekerjaan atau kategori karyawan seperti para manajer, ilmuwan, staf profesional ataupun staf administrasi. Secara alternatif, mereka juga bisa ditetapkan bagi suatu hierarki jenis pekerjaan atau, pada beberapa kasus, semua pekerjaan staf, tingkat demi tingkat. Kompetensi juga dapat ditetapkan secara spesifik bagi suatu peran tertentu secara individual (Dharma, 2009:102). Dalam penyelesaian pertanggungjawaban RKAT di unit kerja terdapat unsur Plan (Merencanakan dana yang akan digunakan untuk kegiatan) Do ( melakukan kegiatan dengan menggunakan dana yang ada) Check (melakukan pengotrolan apakah dana yang dipakai telah sesuai) Act (melakukan perbaikan jika terjadi kesalahan penggunaan dana / tidak sesuai dengan pengajuannya) maka atasan langsung harus memiliki kompetensi. Motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong merangsang atau menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya. Sedangkan menurut (Winardi, 2002: 131) motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu. Mengingat besarnya resiko yang dihadapi oleh seorang PUMK dalam pengelolaan dana maka motivasi atasan langsung juga sangat berperan demi terlaksananya tugas PUMK. Motivasi atasan langsung ini sangat diperlukan oleh PUMK karena dengan adanya motivasi dari atasan langsung PUMK akan selalu bersemangat dalam melakukan pekerjaannya sehingga motif berprestasi PUMK akan tercapai. Dalam motivasi atasan langsung itu bisa berupa reward bagi PUMK yang berprestasi atau punishment bagi PUMK yang selalu terlambat melakukan pertanggungjawaban. Reward dan punishment belum diberlakukan sehingga PUMK tidak termotivasi untuk melakukan motif berprestasi dalam pengelolaan keuangan.( Suciati, 2001 : 52),menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang
menyebabkan atau, menimbulkan perilaku tertentu, serta yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Sementara motivasi bagi individu dalam kehidupan sehari-hari merupakan hubungan yang komplementer yang berarti saling melengkapi satu sama lain. Motivasi merupakan pendorong bagi perbuatan seseorang terutama dalam berorientasi pencapaian tujuan.unsur motivasi seseorang melakukan perbuatan sesuatu karena terdorong oleh nalurinya, keinginan mencapai kepuasan atau mungkin kebutuhan hidupnya yang sangat mendesak. Jika motivasi dan kompetensi yang dimiliki oleh PUMK untuk mempertanggung jawabkan RKAT sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan maka kualitas informasi keuangan akan lebih relevan dan andal. Laporan keuangan yang dihasilkan akan digunakan dan diaudit baik oleh audit eksternal maupun oleh audit internal dapat juga sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, informasi yang terdapat di dalam Laporan Keuangan harus bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan para pemakai. Apabila informasi yang terdapat di dalam Laporan Keuangan memenuhi kriteria karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah seperti yang disyaratkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, berarti mampu mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan. Informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan yang dihasilkan oleh daerah harus sesuai dengan kriteria nilai informasi yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan. Apabila tidak sesuai dengan perundangundangan, maka akan mengakibatkan kelemahan administrasi, ketidakhematan, ketidakefisienan, dan ketidakfektifan. Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti melakukan penelitian tesis dengan judul Pengaruh Kompetensi dan Motivasi PUMK Universitas Pendidikan Indonesia terhadap Kualitas
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan pembahasan di atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Bagaimana kompetensi PUMK Universitas Pendidikan Indonesia? b. Bagaimana motivasi PUMK Universitas Pendidikan Indonesia? c. Bagaimana pengaruh kompetensi Pemegang Uang Muka Kerja Universitas Pendidikan Indonesia terhadap kualitas informasi laporan keuangan? d. Bagaimana pengaruh motivasi Pemegang Uang Muka Kerja Universitas Pendidikan Indonesia terhadap kualitas informasi laporan keuangan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui gambaran secara empiris tentang : a. Kompetensi Pemegang Uang Muka Kerja Universitas Pendidikan Indonesia. b. Motivasi Pemegang Uang Muka Kerja Universitas Pendidikan Indonesia. c. Pengaruh kompetensi Pemegang Uang Muka Kerja Universitas Pendidikan Indonesia terhadap kualitas informasi laporan keuangan. d. Pengaruh motivasi Pemegang Uang Muka Kerja Universitas Pendidikan Indonesia terhadap kualitas informasi laporan keuangan. 1.4 Kegunaan Penelitian Manfaat penelitian adalah hasil dari penelitian yang dapat digunakan oleh berbagai pihak, manfaat penelitian ini dibedakan menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat teoritis Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini adalah :
a. Memberikan sumbangan terhadap dunia pendidikan khususnya mata kuliah Akuntansi Sumber Daya atau Akuntansi Keprilakuan b. Dapat digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan sebagai bahan acuan pertimbangan, perbandingan, dan penyempurnaan bagi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah : a. Sebagai bahan pertimbangan bagi PUMK dalam menyelesaikan laporan pertanggung jawaban untuk menunjang kualitas informasi laporan keuangan. b. Sebagai sumbangan pemikiran untuk diadakannya penelitian lebih lanjut dan memperkaya wawasan.