ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT PAHALA FURNITURE SEMINAR PENULISAN ILMIAH Diajukan guna melengkapi syarat- syarat untuk mencapai gelar setara Sarjana Muda Jurusan Akuntansi Jenjang Strata Satu Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Nama : Dedi Hidayat NPM : 21210749 Fakultas/ Jurusan Pembimbing : Ekonomi/ Akuntansi : Diana Sari, SE,. MMSI
PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam menentukan laba perusahaan harus dapat menentukan biaya- biaya yang menjadi unsur produksi barang yang diproduksi, namun pada kenyataanya masih banyak perusahaan yang beluam dapat membedakan hal tersebut sehingga mengakibatkan kesalahan dalam penentuan harga pokok hasil produksi. Dengan perhitungan yang tepat perusahaan dapat mengambil keputusan dalam berbagai hal, antara lain menentukan harga jual, penetapan laba yang di inginkan, perencanaan pengambilan keputusan, pengawasan efisiensi operasi dan efektifitas perusahaan. Sebagai dasar pembanding apakah harga yang berlaku didasar wajar atau tidak.
Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah PT PAHALA FURNITURE dalam menentukan harga pokok produknya? 2. Bagaimanakah penentuan harga pokok produk dengan menggunakan metode Activity Based Costing? 3. Metode manakah yang lebih baik? Batasan Masalah Dalam penulisan ilmiah ini, penulis ingin mengetahui perhitungan harga pokok produksi pesanan untuk 25 unit lemari, 35 unit kursi, dan 40 unit tempat tidur. Berdasarkan data pada bulan januari 2013. dalam penentuan harga pokok produksi, penulis menggunakan metode activity based costing pada PTPahala Furniture.
TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui bagaimana PT PAHALA FURNITURE dalam menentukan harga pokok produknya. 2. Untuk mengetahui PT PAHALA FURNITURE dalam menentukan harga pokok produk dengan menggunakan metode Activity Based Costing. 3. Untuk mengetahui manakah metode yang lebih baik diterapkan oleh PT PAHALA FURNITURE.
Pembahasan Penentuan harga pokok produksi Lemari Keterangan Total Biaya Unit Biaya/Unit BBB Rp. 36,600,000 25 Rp. 1,464,000 BTKL Rp. 23,040,000 25 Rp. 921,600 BOP Rp. 17,732,500 25 Rp. 709,300 HHP per unit Rp. 77,372,500 25 Rp. 3,094,900 Kursi Keterangan Total Biaya Unit Biaya/Unit BBB Rp. 50,600,000 35 Rp. 1,445,714 BTKL Rp. 23,040,000 35 Rp 658,286 BOP Rp. 24,825,500 35 Rp. 709,300 HPP per unit Rp. 98,465,500 35 Rp. 2,813,300 Tempat Tidur Keterangan Total Biaya Unit Biaya/Unit BBB Rp. 53,600,000 40 Rp. 1,340,000 BTKL Rp. 23,040,000 40 Rp. 576,000 BOP Rp. 28,372,000 40 Rp. 709,300 HPP per unit Rp. 105,012,000 40 Rp. 2,625,300 Sumber : PT.PAHALA FURNITURE yang diolah
Penentuan harga pokok produksi dengan menggunakan metode Activity Based Costing TAHAP PERTAMA
TAHAP KEDUA
Analisis harga pokok perunit sistem konsovional dengan sistem ABC Keterangan Lemari (Rp) Kursi (Rp) Tempat tidur (Rp) HHP 3,094,900 2,813,300 2,625,300 sistem konvosional HPP 3,164,142.56 2,881,130.834 2,590,068 Sistem abc Selisih (69,242.56) (67,830.834) 35,232 Presentase perubahan 0.021(2.1%) 0.023(2.3%) 0.013(1.3%) Sumber : PT. PAHALA FURNITURE (data olah)
PENUTUP Kesimpulan 1. Penentuan harga pokok produk yang dilakukan oleh PT PAHALA FURNITURE bersumber pada satu dasar pengalokasian biaya overhead yaitu dengan menggunakan jumlah barang yang diproduksi, sehingga menghasilkan overhead yang tidak sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya, dikarenakan penyamarataan biaya. 2. Penentuan harga pokok produk dengan menggunakan sistem berbasis aktivitas (Activity Based Costing) yang telah dicoba yaitu dengan memperhitungkan cost drive yang ada sehingga menghasilkan overhead sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya, meski harus mengalami kenaikan dalam hal hasil akhir yaitu harga pokok yang lebih tinggi, namun perusahaan dapat lebih mudah dalam hal menentukan laba yang di harapkan. 3. Dari perhitungan diatas diketahui bahwa terdapat perubahan dalam perhitungan dengan menggunakan kedua metode diatas yaitu kenaikan harga pokok produk pada lemari dengan kisaran 2.1%, kenaikan pada kursi yaitu sebesar 2.3% dan penurunan pada tempat tidur yaitu sebesar 1.3%.
Saran 1. Manyarakan agar PT PAHALA FURNITURE mempertimbangkan kembali penentuan harga pokok produksi yang selama ini menggunakan metode Tradisional, karena dengan hanya menggunakan satu dasar pengalokasianya itu jumlah barang yang diproduksi dan mengasumsikan bahwa semua produk menggunakan overhead secara merata akan didapat hasil yang tidak sesuai dengan kenyataan sehingga laba yang diharapkan tidak sesuai. 2.Menyarankan agar PT PAHALA FURNITURE berani melakukan perubahan dalam hal penentuan harga pokok, dan beralih kepada sistem yang berbasis pada aktivitas ( Activity Based Costing) dengan harapan agar harga pokok yang ditentukan sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk produk yang berlainan.