KAJIAN BUKAAN TERHADAP PENDINGINAN ALAMI RUANGAN PADA BANGUNAN KOLONIAL DI MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Pengaruh Bukaan Jendela Terhadap Kinerja Termal Rumah Tinggal Tipe 40 di Kota Malang, Studi Kasus Rumah Tinggal Tipe 40 di Perumahan Griya Saxophone

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH ORIENTASI BANGUNAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL DALAM RUMAH TINGGAL DI MEDAN (STUDI KASUS KOMPLEK PERUMAHAN EVERGREEN)

Pengaruh Bukaan Terhadap Kenyamanan Termal Pada Ruang Hunian Rumah Susun Aparna Surabaya

Pengaruh Konfigurasi Atap pada Rumah Tinggal Minimalis Terhadap Kenyamanan Termal Ruang

Optimalisasi Kinerja Pencahayaan Alami pada Kantor (Studi Kasus: Plasa Telkom Blimbing Malang)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai strategi passive cooling dengan prinsip ventilasi, strategi night

EVALUASI PENGHAWAAN ALAMI RUANG KELAS DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SIMULASI CFD

KARAKTER KENYAMANAN THERMAL PADA BANGUNAN IBADAH DI KAWASAN KOTA LAMA, SEMARANG

Jendela sebagai Pendingin Alami pada Rusunawa Grudo Surabaya

Identifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto)

Rekayasa Desain Bukaan Atap dan Dinding Untuk Meningkatkan Performa Termal Bangunan (Studi Kasus: Pendopo Agung Taman Krida Budaya Malang, Jawa Timur)

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung di dalam kelas merupakan usaha sadar dan terencana untuk

SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR OPTIMASI PENGGUNAAN PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KERJA DENGAN MENGATUR PERBANDINGAN LUAS JENDELA TERHADAP DINDING

SUMBU POLA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DI KAWASAN PECINAN KOTA BATU

PENGALIRAN UDARA UNTUK KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS DENGAN METODE SIMULASI COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS

PENGARUH RONGGA PADA DINDING BATAKO TERHADAP SUHU RUANG DALAM

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang

Sistem Penghawaan Alami Ruang Produksi Batik Barong Gung di Tulungagung

NILAI PREDICTED MEAN VOTE (PMV) PADA BANGUNAN DENGAN SISTEM PERKONDISIAN UDARA CAMPURAN (Studi Kasus: Gereja Katedral Semarang)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transfer Termal pada Selubung Bangunan SMPN 1 Plandaan Jombang

Pengembangan RS Harum

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber : diakses tanggal 2 Oktober 2015

ZONA NYAMAN BERAKTIFITAS IBADAH DI KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG

PENGARUH BUKAAN TERHADAP KENYAMANAN SUHU PADA MASJID JAKARTA ISLAMIC CENTER

PENGARUH ELEMEN BANGUNAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL PENGHUNI BAGI RUMAH KOLONIAL DI KALIANGET. Abstrak

PEMANFAATAN POTENSI ANGIN BAGI VENTILASI ALAMI GEDUNG BARU FAKULTAS KEDOKTERAN UMS

STUDI PENGARUH ORIENTASI BUKAAN SAMPING PADA RUKO TERHADAP KONDISI TERMAL RUANGAN

ASPEK SAINS ARSITEKTUR PADA PRINSIP FENG SHUI

Investigasi Ventilasi Gaya-Angin Rumah Tradisional Indonesia dengan Simulasi CFD

PENGARUH LUAS BUKAAN VENTILASI TERHADAP PENGHAWAAN ALAMI DAN KENYAMANAN THERMAL PADA RUMAH TINGGAL HASIL MODIFIKASI DARI RUMAH TRADISIONAL MINAHASA

Gedung Pertemuan di Kabupaten Nganjuk (Studi Pendekatan Sistem Penghawaan Alami)

Evaluasi Desain Asrama Siswa dalam Aspek Kenyamanan Termal pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) SMA Negeri Olahraga (SMANOR) Jawa Timur

Perbandingan Perhitungan OTTV dan RETV Gedung Residensial Apartement.

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

Analisis Itensitas Pencahayaan Alami pada Ruang Kuliah Prodi Arsitektur Universitas Malikussaleh

KINERJA SUHU PADA RUMAH TINGGAL KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLESTER

Optimalisasi Penghawaan Alami Pada Bangunan Pendidikan Berlantai Banyak (Studi Kasus : Gedung F FEB UB)

Perancangan Desain Ergonomi Ruang Proses Produksi Untuk Memperoleh Kenyamanan Termal Alami

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGARUH ELEMEN PENEDUH TERHADAP PENERIMAAN KALOR PADA RUMAH SUSUN DI KOTA MALANG

Foam Concrete Sebagai Alternatif Material Dinding Terkait Perencanaan Kenyamanan Termal Pada Rumah Hunian

PENERAPAN KONSEP PENGHAWAAN ALAMI PADA WISMA ATLET SENAYAN

PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG

Evaluasi Climate Responsive Building Design pada Gedung Perkuliahan di FT UNNES dengan Menggunakan Tabel Mahoney

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PENGARUH LUASAN BUKAAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS SISWA PADA BANGUNAN SD NEGERI SUDIRMAN 1 KOTA MAKASSAR

Kinerja Sistem Ventilasi Alami Ruang Kuliah

BAB III Metode Penelitian

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

Universitas Kristen Maranatha - Abstract ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta, seperti yang telah kita ketahui, merupakan kota dengan populasi

Ashadi 1, Nelfiyanti 2, Anisa 3. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta

ANALISA ECOTECT ANALYSIS DAN WORKBENCH ANSYS PADA DESAIN DOUBLE SKIN FACADE SPORT HALL

PENGOLAHAN SIDE LIGHTING SEBAGAI STRATEGI OPTIMASI PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG PAMER MUSEUM BRAWIJAYA MALANG

EVALUASI BUKAAN PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK MENDAPATKAN KENYAMANAN VISUAL PADA RUANG PERKULIAHAN

Studi Pendinginan Pasif dalam Bangunan Pendidikan Bahasa di Kawasan Kampung Inggris Pare

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN

STRATEGI ARSITEKTURAL OALAM PENENTUAN KINERJA TERMAL PAOA BANGUNAN KANTOR KOLONIAL 01 SEMARANG

Persepsi Pengunjung terhadap Tingkat Kenyamanan Bangunan Pelayanan Kesehatan (Studi Kasus RSIA Melati Husada Kota Malang)

MODUL I RPKPS DAN TUGAS BANGUNAN PINTAR PENGAMPU : DR. AGUNG MURTI NUGROHO ST, MT.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

TINGKAT PENCAHAYAAN ALAMI PADA TATA LETAK INTERIOR AREA BACA PERPUSTAKAAN

ASPEK KENYAMANAN TERMAL PADA PENGKONDISIAN RUANG DALAM

BAB V METODOLOGI DAN ALAT PENGUKURAN

BAB II METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan secara obyektif. Penelitian dengan cara. dan alat untuk menyelesaikan permasalahan.

PREDIKSI KENYAMANAN TERMAL DENGAN PMV DI SMK 1 WONOSOBO

Kuliah Terbuka Jurusan Arsitektur, Universitas Soegrijapranata, Semarang, 9 Nopember 1996

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengoptimalan Pencahayaan Alami pada Pondok Pesantren Putri Darul Huda, Mayak, Ponorogo

III. METODE PENELITIAN. Agar efisiensi operasi AC maximum, masing-masing komponen AC harus

Hermawan Dosen Teknik Arsitektur Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UNSIQ Wonosobo

STUDI FASADE RUMAH SUSUN UNTUK OPTIMASI ENERGI ALAM PADA BANGUNAN DI TROPIS LEMBAB

Kajian Pencahayaan Alami pada Bangunan Villa Isola Bandung

REDESAIN RUSUNAWA MAHASISWA PADA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO DENGAN PENDEKATAN KENYAMANAN TERMAL

Tata Cahaya pada Ruang Baca Balai Perpustakaan Grhatama Pustaka Yogyakarta

STUDI SISTEM PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI PADA TIPOLOGI UNDERGROUND BUILDING

KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH SUSUN DI JAKARTA BARAT

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : FERIA ETIKA.A.

Pemilihan Material Fasad pada Malang Convention and Exhibition Centre Sesuai Standar GBCI dengan Perhitungan OTTV

KAJIAN VENTILASI ATAP RUMAH BERBASIS RUMAH JOGLO MANGKURAT. Mohammad Pranoto S. Staf Pengajar Jurusan Teknik Arsitektur - UPN Veteran Jatim

STUDI TINGKAT KENYAMANAN TERMAL RUANG TAMU KOMPLEK PERUMAHAN SERDANG RESIDENCE MEDAN SKRIPSI OLEH HENDRA

PENGARUH THERMAL PROPERTIES MATERIAL BATA MERAH DAN BATAKO SEBAGAI DINDING, TERHADAP EFISIEN ENERJI DALAM RUANG DI SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per

SISTEM PENGELOLAAN PARKIR DENGAN FASILITAS PENENTUAN LOKASI PARKIR TERDEKAT DENGAN PINTU KELUAR MASUK

Sistem Ventilasi Alami sebagai Dasar Perancangan JFC Center di Kabupaten Jember

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Distribusi Pencahayaan Alami pada Gedung Menara Phinisi UNM

Evaluasi Kenyamanan Termal pada Ruang Kelas Pondok Pesantren Daar el-huda di Kabupaten Tangerang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. aktifitas olahraga, hal itu disebabkan karena kurangnya fasilitas yang ada.

INTENSITAS KONSUMSI ENERGI DI UNIVERSITAS IBA. Bahrul Ilmi 1*, Reny Afriany 2. Corresponding author:

tetap akan memberikan kontribusi besar terhadap penurunan konsumsi energi secara nasional. Bangunan merupakan penyaring faktor alamiah penyebab

Transkripsi:

KAJIAN BUKAAN TERHADAP PENDINGINAN ALAMI RUANGAN PADA BANGUNAN KOLONIAL DI MALANG Arvin Lukyta 1, Agung Murti Nugroho 2, M. Satya Adhitama 2 1Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2Dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Alamat Email penulis: lukytaarvin@gmail.com ABSTRAK Bangunan kolonial Belanda sudah berdiri sejak abad 17 dimana pada saat itu Belanda menjajah Indonesia terutama di Kota Malang bangunan kolonial sudah ada sejak tahun 1767. Pada saat itu pembangunan bangunan kolonial di Malang diawali dengan pembangunan berupa tempat tinggal meluas hingga menjadi kantor dan bangunan layanan publik seperti sekolah, rumah sakit, dsb. Dilihat dari segi sains teknologi bangunan bangunan kolonial yang awalnya hanya dibangun di benua Eropa yang memiliki iklim subtropis kini merambat ke daerah tropis seperti Indonesia tentu akan memperngaruhi kondisi kenyamanan suhu pada pengguna bangunan. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai komponen seperti jendela pada bangunan kolonial tersebut yang dibuat untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan iklim di Eropa sedangkan jika di Indonesia belum dipastikan komponen jendela tersebut bisa memberikan dampak kenyamanan termal yang sama dengan di dampak yang diberikan di Eropa. Melalui penelitian ini akan dikaji seberapa besar pengaruh bukaan jendela ini terhadap pendinginan alami ruang dan apakah masih bisa memberikan kenyamanan termal pada pengguna bangunan. Variabel penelitian yang akan diobservasi dan diukur adalah bentuk bukaan, rasio WWR, dan rasio luas lantai terhadap luas bukaan jendela. Pada penelitian ini akan diukur seberapa besar pengaruh komponen-komponen bukaan tersebut terhadap suhu ruang yang berkaitan dengan pendinginan alami ruang. Kata Kunci: Bangunan kolonial, Jendela, dan pendinginan alami ABSTRACT Dutch colonial building has been standing since the 17th century at which time the Dutch colonized Indonesia, especially in Malang colonial building has existed since 1767. At that time the construction of colonial buildings in poor begins with the construction of such shelter has expanded to become office buildings and public services such as schools, hospitals, etc. In terms of building technology science colonial building that was originally only built on continental Europe which has a subtropical climate has now spread to tropical regions like Indonesia certainly will affect thermal comfort conditions in the building. It is influenced by various components such as windows in the colonial buildings are made to adapt to the climatic environment in Europe, while in Indonesia is not certain if the window components can impact the same thermal comfort in their impact in Europe. Through this research will be assessed how much influence this window openings against natural cooling space and whether they can provide thermal comfort to the user. Variable research that will be observed and measured are openings, WWR ratio, and the ratio of floor area to the size of the window opening. This research will measure how much influence the components - components of the openings to the ambient temperature associated with natural cooling space. Keywords: Colonial Building, windows, and natural cooling

1. Pendahuluan Bangunan kolonial yang awalnya dibangun di Eropa yang memiliki iklim subtropis kini merambat ke daerah tropis seperti Indonesia tentu akan memperngaruhi kondisi kenyamanan suhu pada pengguna bangunan. Hal ini karena terjadi karena memang terdapat perbedaan jauh antara kedua iklim. Pada bangunan kolonial yang umumnya memiliki bukaan jendela yang berukuran besar ini memanfaatkan passive cooling dengan baik di Eropa maupun di Indonesia karena mengurangi konsumsi daya listrik pada bangunan dengan memanfaatkan udara luar yang dimasukkan ke dalam bangunan. Melalui Penelitian Bukaan Jendela Kolonial terhadap objek bangunan SMAK Cor Jesu ini akan dikaji seberapa besar pengaruh bukaan jendela ini terhadap pendinginan alami ruang dan apakah bisa memberikan kenyamanan termal pada pengguna bangunan. Penelitian ini akan melihat apakah arsitektur yang dulu dibawa oleh Belanda ke Indonesia bisa cocok dengan iklim di Indonesia. Setelah dikaji latar belakang penelitian berikut adalah beberapa identifikasi masalah yang ada pada objek penelitian ini: a. Kecenderungan tidak sesuainya bukaan pada bangunan SMAK Cor Jesu terhadap perubahan iklim dan lingkungan di Kota Malang yang saat ini sudah berubah dan kaitannya dengan pendinginan alami pada dalam bangunan dan luar sekitar bangunan. b. Penerapan bukaan serta kaitannya dengan pendinginan alami pada ruangan bangunan SMAK Cor Jesu di Kota Malang. c. Membandingkan pengaruh bukaan model lama dan model baru pada pendinginan alami ruang Bangunan SMAK Cor Jesu. Sehubungan latar belakang penelitian di atas, maka dalam penjabarannya, sasaran penelitian mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi pendinginan alami dan kenyamanan termal pada bangunan Sekolah Corjesu di Kota Malang. 2. Metode Pada penelitian ini terdapat 2 literatur utama yang digunakan yang pertama adalah literatur berupa buku-buku yang berkaitan dengan sains teknologi pada bangunan contohnya adalah buku dari Norbert Lechner pada bukunya yang berjudul Heating, Cooling, Lighting banyak membahas mengenai bagaimana bentuk bukaan mempengaruhi banyak-sedikitnya udara yang masuk ke dalam ruangan yang tentunya mempengaruhi suhu dalam ruangan. Selain itu terdapat literatur mengenai peraturan persyaratan kenyamanan termal pada ruangan literatur ini berguna sebagai tolak ukur batas suhu yang nyaman untuk pengguna ruang. Selain literatur berupa buku, literatur yang diambil juga berupa jurnal yang sudah pernah melakukan studi serupa dengan penelitian ini. literatur berupa jurnal digunakan sebagai panduan metode penelitian pada tahap analisis dan tinjauan lapangan. Seluruh literatur yang digunakan berkaitan studi pengaruh bukaan terhadap pendinginan alami ruang ini secara keseluruhan digunakan sebagai panduan untuk membantu proses berjalannya penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dimana kedua metode ini pendekatan pada kedua metode ini berbeda. Pada metode kualitatif digunakan dengan cara memepelajari beberapa literatur berupa teori-teori yang membahas mengenai kaitan pengaruh bukaan terhadap pendinginan ruang dan mempelajari beberapa jurnal yang sudah pernah melakukan penelitian serupa. Sedangkan untuk kuantitaif dilakukan pada saat melakukan observasi dan pengukuran di lapangan. Pengukuran yang dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan pengukuran terhadap ukuran fisik bangunan berupa

luas lantai pada ruang, ukuran jendela, ukuran pintu, dan pengukuran suhu pada luar dan dalam bangunan. Berikut adalah beberapa tahap yang dilakukan pada penelitian ini: a. Pengamatan Kawasan Penelitian Tahapan pengamatan ini merupakan pengamatan terhadap seluruh sekitar area penelitian yaitu pada kawasan bangunan sekolah yang sudah ditetapkan. pada tahapan ini pengamatan bisa berupa berasal dari literatur internet dengan cara mengobservasi dari foto satelit internet kondisi sekitar bangunan objek. Selain itu tinjauan langsung ke lapangan mengambil gambar ruang dalam dan ruang luar untuk melihat kondisi objek yang akan diteliti. b. Pengukuran objek penelitian Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah melakukan observasi dan pengukuran dengan cara melakukan dokumentasi, wawancara, melakukan pengukuran terhadap ukuran ruang, dan Alat yang diperlukan berupa kamera digital untuk mendokumentasikan berupa foto maupun video, alat meteran untuk mengukur dimensi bangunan, dan alat ukur berupa data logger temperature and humidity untuk mengukur c. Identifikasi variabel yang akan diteliti Pada tahapan ini pengamatan yang dilakukan dengan cara mengukur variabel yang sudah ditentukan pada penelitian ini variabel akan diukur adalah ukuran bukaan, ukuran ruangan, jumlah banyak bukaan pada suatu ruang, dan luas lantai pada ruang yang akan diambil sampel suhu dan ukurannya. Selain itu meidentifikasi bentuk bukaan pada masing - masing bukaan jendela d. Pengamatan Tinjauan pustaka Tahap tinjauan pustaka merupakan tahap menggunakan literatur dari buku maupun dari penelitian terdahulu dengan tema yang sejenis dengan fokus pada bukaan jendela, jenisnya, sistemnya, dan cara kerjanya berdasarkan judul yang sudah ditentukan. Teori dan literatur tersebut menjadi bahan panduan dalam penelitian. e. Analisa hasil pengumpulan data Tahap ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah ditemukan dan dicatat pada saat melakukan pengukuran lapangan di lapangan. Teknik pengumpulan data meliputi pengamatan, dokumentasi mengambil gambar fisik, wawancara, dan melakukan pengukuran. Setelah data terkumpul akan dianalisa dan disintesa datanya untuk disimpulkan hasilnya. 3. Hasil dan Pembahasan Pada penelitian dilakukan identifikasi terhadap berbagai jenis bukaan pada bangunan SMAK Cor Jesu. Pada bangunan ini terdapat secara total 17 bukaan yaitu jika dijabarkan terdapat 8 jendela, 7 pintu, dan 2 lubang ventilasi (rooster). Pada setiap bukaan diidentifikasi bentuk bukaannya dan ukurannya terutama pada jendela didentifikasi termasuk apakah jenis bentuk bukaannya. Pada sampel yang telah diambil terdapat 4 ruang yang dilakukan pengukuran terhadap luas ruang, luas bukaan jendelanya, dan suhu luar maupun dalam ruangnya. Pada 4 ruang yang dipilih sebagai sampel ini memiliki ukuran yang berbeda-beda pada setiap ruangnya dan komponen seperti jendela dan pintu pada masing ruang memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda. Pembagian juga berdasarkan karakteristik material dan bentuk bukaan model lama dan baru.

BUKAAN MODEL LAMA Tabel 1. Bukaan Model Lama RUANGAN KECIL XII IPS 3 RUANGAN BESAR PERPUSTAKAAN Pengaruh Bentuk Bukaan pada jendela terhadap suhu ruang. casement casement Pengaruh Luas bukaan jendela pada luas ruang terhadap 44,28 m 2 3.6 m 2 150 m 2 27.93 m 2 Pengaruh Luas bukaan jendela pada luas dinding atau WWR (Window Wall Ratio) terhadap pada ruangan ini adalah 3,6 m 2 dan luas dinding adalah 46,8 m 2. Ratio WWR yang didapat adalah 7,6 %. Jam Suhu Rata - Rata( C) Pagi (05.00-09.00) 26.1 26.5 Siang (10.00-14.00) 27.4 28.7 Malam (18.00-22.00) 27.3 27.6 Suhu Rata-rata Keseluruhan 26.96 27.51 Kategori suhu berdasarkan SNI no 03-6572-2001 Ruangan ini termasuk kategori hangat nyaman Kisaran : 25,8 C - 27,1 C Ruangan ini tidak memenuhi syarat temperatur yang efektif pada ruang yang ditentukan SNI 03-6572-2001 Tabel 2. Bukaan Model Baru pada ruangan ini adalah 27,8 m 2 dan luas dinding adalah 121,8 m 2. Ratio WWR yang didapat adalah 45,6 %. BUKAAN MODEL BARU RUANGAN KECIL RUANGAN BESAR XII IPA 2 X IPS 2 Pengaruh Bentuk Bukaan pada Jendela terhadap suhu ruang. jalousie 36% Fixed 64 % Fixed 15 % jalousie 85 %

Pengaruh Luas bukaan jendela pada luas ruang terhadap 44,64 m 2 8.26 m 2 67.50 m 2 11.55 m 2 Pengaruh Luas bukaan jendela pada luas dinding atau WWR (Window Wall Ratio) terhadap pada ruangan ini adalah 12,7 m 2 dan luas dinding adalah 63 m 2. Ratio WWR yang didapat adalah 40,3 %. Jam Suhu Rata - Rata( C) Pagi (05.00-09.00) 25.3 26.3 Siang (10.00-14.00) 28 30.8 Malam (18.00-22.00) 26,8 26.4 Suhu Rata-rata Keseluruhan 26.64 27.22 Kategori suhu berdasarkan SNI no 03-6572-2001 Ruangan ini termasuk kategori hangat nyaman Kisaran : 25,8 C - 27,1 C Ruangan ini tidak memenuhi syarat temperatur yang efektif pada ruang yang ditentukan SNI 03-6572-2001 Pada tabel di atas adalah 4 sampel yang dilakukan pengukuran dari variabel bentuk bukaan, rasio luas lantai terhadap luas lantai, dan rasio WWR (Wall Window Ratio). Tabel tersebut juga mengidentifikasikan komponen seperti bentuk pada setiap ruang yang dilakukan pengukukuran suhunya. Suhu ( C) pada ruangan ini adalah 8,3 m 2 dan luas dinding adalah 46,8 m 2 Ratio WWR yang didapat adalah 17,7 %. Pada tabel dan grafik diatas membutikan bahwa bukaan model lama akan lebih efektif berkerja jika memiliki ukuran ruang yang lebih kecil dengan dibanding dengan ukuran ruang yang lebih besar dengan bukaan yang banyak tidak memberikan pengaruh banyak terhadap Berbanding lurus dengan bukaan model baru jika diletakkan pada ruang yang kecil juga lebih efektif dibandingkan dengan ruang yang lebih besar Perbandingan antara Interval waktu dalam bukaan model baru dan model lama bahwa bukaan model baru lebih efektif waktu kinerja 24 jam untuk pendinginan ruang. pengukuran (menit) Gambar 1. Hasil pengukuran suhu

4. Kesimpulan Melalui penelitian bangunan kolonial SMAK Cor Jesu ini ditemukan beberapa jenis bukaan jendela, pintu, dan rooster setidaknya terdapat 17 jenis bukaan model baru dan model lama yang bisa diidentifikasi. Selain identifikasi jenis bukaan penelitian ini juga menemukan analisa mengenai hasil dari identifikasi yang sudah dilakukan. Pada penelitian terhadap bangunan kolonial SMAK Cor Jesu ini untuk mencari tahu pengaruh bukaan model kolonial pada sekolah ini masih bisa bekerja secara baik terhadap pendinginan ruang pada bangunannya. Pendinginan alami pada penelitian ini terkait dan dipengaruhi oleh 4 hal pada penelitian yaitu kinerja tipe bukaan terhadap suhu ruang dalam, Suhu luar ruang bangunan, pengaruh Rasio luas jendela dengan luas lantai ruang terhadap kinerja suhu ruang dalam, dan Pengaruh Rasio WWR terhadap kinerja suhu yang dihasilkan. Kesimpulan yang bisa ditarik dari penelitian ini adalah terdapat 4 hal yang berpengaruh terhadap pendinginan alami ruang bangunan SMAK Cor Jesu yaitu bentuk tipe bukaan pada jendela, pengaruh suhu luar terhadap suhu dalam bangunan, rasio luas ruang dengan luas bukaan, dan rasio antara luas dinding dengan luas bukaan. Pada 4 hal ini terbukti memiliki pengaruh terhadap perubahan suhu pada ruang dalam pada bangunan SMAK Cor Jesu. Hal ini bisa dilihat pada hasil pengukuran membuktikan bahwa luas bukaan yang lebih kecil memberikan dampak pendinginan suhu yang lebih baik daripada ukuran bukaan yang lebih besar. Hal ini juga membuktikkan bahwa luas bukaan jendela luas dinding memang memberikan pengaruh terhadap hal ini terkait dengan aliran udara yang bisa mendinginan ruang. Daftar Pustaka Emilia, Rahmawati. 2013. Kinerja kenyamanan termal ruang kelas pada bangunan kolonial Hoogere Burger School (HBS) Bandung. Arsitektur e - journal. Volume 1, No. 1. Keputusan Menteri Kesehatan No.261/Menkes/SK/11/1998 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja. Menteri Kesehatan Indonesia. Jakarta Koranteng, C. 2015. Passive Analysis of the Effect of Window Size and Position on Indoor Comfort for Residential Rooms in Kumasi, Ghana. International Journal on Architecture Science. Volume 2, No. 1. Lechner, Norbert. 2014. Heating Cooling Lighting: Metode Desain untuk Arsitektur (edisi 4). Rajafindo Persada. Jakarta. L.M.F, Purwanto. 2004. KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN KOLONIAL BELANDA DI SEMARANG. Dimensi Teknik Arsitektur. Volume 32, No. 2 Mediatika, C.E. 2005. Akustika Bangunan. Erlangga. Yogyakarta. Novan, H. 2000. PENGARUH LUAS BUKAAN VENTILASI TERHADAP PENGHAWAAN ALAMI DAN KENYAMANAN THERMAL PADA RUMAH TINGGAL HASIL MODIFIKASI DARI RUMAH TRADISIONAL MINAHASA. International Arsitektur e-journal. Volume 1, No. 1 Prianto, Edi. 2000. TROPICAL-HUMID ARCHITECTURE IN NATURAL VENTILATION EFFICIENT POINT OF VIEW. International Journal on Architecture Science. Volume 1, No. 2 SNI 03-6572-2001. 2001. Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung. Jakarta. SNI 03-0675-1989. 1989. Spesifikasi Ukuran Kusen Pintu Kayu, Kusen Jendela Kayu, Daun Pintu Kayu dan Daun Jendela Kayu untuk Bangunan Rumah dan Gedung. Jakarta.