BAB II KAJIAN TEORI. penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SDN 020 Padang Mutung

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan lapangan kerja. Pendidikan sangat terkait

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Dalam era globalisasi yang ditandai dengan. masyarakat, dan berdaya saing tinggi dalam kehidupan global.

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN TEORI. panggal dan puncak proses pembelajaran 12. Setelah proses pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungannya (Slameto, 2010). Menurut Gredler dalam Aunurrahman. sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui.

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil akhir pembelajaran yang merupakan tolak ukur dari keberhasilan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Model Pembelajaran. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Opin Ahmad 1, Salma Bowtha 2, Radia Hafid 3

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (SGD) PADA SISWA KELAS VII

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. 176 Pekanbaru Kecamatan Tampan tahun pelajaran dengan. materi Kenampakan alam, sosial, dan budaya (Variabel Y).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV

BAB II KAJIAN TEORI. murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 1. anak setelah melakukan suatu kegiatan belajar. 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Gita Nurliana Putri, 2013

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam proses belajar mengajar, hasil belajar yang diharapkan harus dirumuskan

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB II KAJIAN TEORETIS. adanya perubahan pada diri seseorang. 2 Jadi, Strategi. yang nantinya akan dilaksanakan dalam bentuk konkret melalui beberapa

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB II KAJIAN TEORI. mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB II KAJIAN TEORI. strategi pembelajaran itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Problem Based Instruction (PBI)

Oleh Mike Akta Buana. Absatrak. Kata Kunci : Keaktifan dan Hasil Belajar, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami

BAB II KAJIAN TEORI. aspek organism atau pribadi. 1. interaksi dengan lingkungan. 2. interaksi dengan lingkungan. 3

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. berikut adalah pendapat para ahli tentang istilah tersebut.

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

BAB II KAJIAN TEORI. siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Pengertian Belajar. Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pengertian Belajar Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam. Pendapat tersebut lahir

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Pada Siswa Keas IV SDN 3 Siwalempu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuh kembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 1 Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2 Berdasarkan kutipan dari buku Yatim Rianto menurut Winkel (1996:53), belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuanpemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. 3 Berarti belajar merupakan suatu proses, aktivitas yang ditandai dengan adanya perubahan dari segi pengetahuan, tingkah laku, keterampilan dan lain sebagainya. 2. Hasil Belajar 12 1 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Mempengaruhinya (Cet.IV,Jakarta:Rineka Cipta,2003), hlm 2. 2 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Cet.XI,Bandung:Sinar Baru Algensindo,2009), hlm 28. 3 H. Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Cet II,Jakarta:Kencana,2009) hlm 5.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. 4 Nana Sudjana memaparkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa dalam ruang lingkup sebagai berikut : 1. Ranah kognitif, yaitu hasil belajar yang berkenaan dengan intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan evaluasi. 2. Ranah afektif, yaitu hasil belajar yang berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. 3. Ranah psikomotorik, yaitu hasil belajar berkenaan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak. Ranah psikomotorik terdiri dari enam aspek, yakni gerakan refleksi, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, gerakan ekspreksif, dan interpreatif 5 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu: a. Faktor Intern 1) Faktor Jasmaniah a) Faktor kesehatan b) Cacat tubuh 2) Faktor Psikologis a) Inteligensi b) Perhatian c) Minat d) Bakat e) Motif f) Kematangan g) Kesiapan 3) Faktor Kelelahan b. Faktor-Faktor Ekstern 1) Faktor Keluarga a) Cara orang tua mendidik b) Relasi antar anggota keluarga c) Suasana rumah d) Keadaan ekonomi keluarga e) Pengertian orang tua f) Latar belakang kebudayaan 2) Faktor Sekolah 4 http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html. diakses pada hari Minggu tanggal 12-juni-2011, pukul 23:31 WIB 5 Nana Sudjana.Op.Cit. hlm 22.

a) Metode mengajar b) Kurikulum c) Relasi guru dan siswa d) Relasi siswa dengan siswa e) Disiplin sekolah f) Alat pelajaran g) Waktu sekolah h) Standar pelajaran di atas ukuran i) Keadaan gedung j) Metode belajar k) Tugas rumah 3) Faktor Masyarakat a) Kegiatan siswa dalam masyarakat b) Mass media c) Teman bergaul d) Bentuk kehidupan masyarakat 6. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku seperti yang diharapkan. Selain itu hasil belajar juga merupakan suatu prestasi belajar yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar. Evaluasi hasil belajar harus dapat mencangkup berbagai aspek yang dapat menggambarkan perkembangan atau perubahan tingkah laku. Evaluasi hasil belajar dapat mengungkap aspek proses berpikir ( cognitive domain) juga dapat mengungkapkan aspek sikap ( affective domain) serta aspek keterampilan (psychomotor domain). 7 Untuk mengetahui keberhasilan proses belajar siswa dapat dilihat dari hasil belajar yang dapat diukur melalui evaluasi dengan menggunakan tes, terutama hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari aspek pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Hasil belajar ini biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau kata-kata baik, sedang, kurang dan sebagainya. 4. Pengertian teknik hlm. 31-32 6 Slameto, Op. Cit., hlm. 54-72. 7 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Cet VI,Jakarta:Raja Grafindo Persada,2006)

Discussion starter story (cerita pemula diskusi) merupakan salah satu pembelajaran aktif dengan teknik pengelompokan, pendidik dapat menyajikan cerita yang akan dibahas, demikian pula para peserta didik dapat menyusun cerita itu dan kemudian menyajikannya. Discussion starter story suatu model pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas yang melibatkan murid, yaitu dengan cara membagi 5 kelompok terdiri dari 6 orang. Setiap kelompok guru memberikan sebuah uraian yang belum diselesaikan, sehingga diharapkan peserta didik dapat membuat uraian lanjutan untuk mengakhirinya berdasarkan pendapat yang dikemukan oleh peserta didik. yang sudah diajarkan dengan mudah. 8 Siswa mempelajari cara ilmiah melalui berbagai pengetahuan dan keterampilan serta nilai-nilai yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah. Di sinilah kiranya fungsi kelompok dalam pengajaran Ilmu pengetahuan Sosial (IPS). Penerapan dimulai dengan menghadapkan siswa kepada masalah, yang muncul dari sumber-sumber yang berbeda. Masalah itu bisa dalam bentuk verbal ataupun merupakan bagian dari pengalaman. Dalam pembagian kelompok dapat digunakan berbagai cara, yaitu pembentukan kelompok diserahkan kepada siswa, pembentukan kelompok diatur oleh guru, pembentukan kelompok diatur oleh guru atas usulan siswa tetapi guru mengadakan perubahan terhadap usul siswa apabila dipandang perlu. Pengelompokan siswa di dalam kelas dapat dilakukan menurut faktor kemampuan belajar siswa yang berbeda secara acak. Kemampuan belajar siswa dengan prestasi siswa yang tinggi dari rangking 1 sampai dengan 5 di tempatkan dalam suatu kelompok sebagai pimpinan kelompok. Kemudian siswa yang lain dibagi secara acak sebagai anggota kelompok. 8 Sudjana S, Metode dan teknik Pembelajaran Partisipatif (Cet. IV; Bandung: Falah Production, 2011) hlm.121

Tujuan yang paling penting di dalam teknik Discussion starter story (cerita pemula diskusi). adalah memberikan pengetahuan, pemahaman, konsep dan keterampilan yang diperlukan siswa dan setiap siswa merasa senang menyumbangkan pengetahuannya kepada teman-teman sekelompoknya. 9 Peneliti juga mengharapkan penerapan Discussion starter story (cerita pemula diskusi) mengaktifkan siswa dalam berdiskusi sehingga meningkatkan pemahaman siswa mempelajari materi keragaman kenampakan alam dan buatan. Hal tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil akhir dari discussion starter story atau untuk mengetahui sejauh mana teknik ini berhasil adalah dengan melihat hasil belajar akademik. Dalam teknik pembelajaran discussion starter story ini meskipun mencakup beragam tujuan sosial juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademik lainnya. a. Keunggulan dan Kelemahan Teknik Discussion starter story (cerita pemula diskusi). 1. Keunggulan a. Peserta didik dapat mengadakan diskusi berdasarkan pengalaman masingmasing b. Peserta didik menyusun hasil diskusi dalam cerita lanjutan c. Peserta didik di dorong untuk mengingat dan menghubungkan pengalamannya dengan pengalaman orang lain d. Lanjutan cerita dapat dijadikan pemula diskusi untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya 9 Sudjana S, Op. Cit., hlm. 122

e. Mengkombinasikan kegiatan berfikir dan keterampilan menulis 10 2. Kelemahan a. Hanya efektif bagi peserta didik yang telah dapat membaca dan menulis b. Tidak mudah menyusun cerita yang dapat di terima oleh semua peserta didik c. Membutuhkan keterampilan peserta didik dalam menghubungkan pengalaman mereka d. Memerlukan alat dan bahan-bahan untuk menulis e. Memerlukan waktu yang relatif lama. Cara mengatasi kelemahan tersebut bisa dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut : 1. Agar membahas materi tidak terlalu luas, maka guru memberikan batasan waktu dalam membahasnya. 2. Sebelum guru memberikan topik bahasan kepada siswa, guru memberitahukan terlebih dahulu bahwa setiap siswa harus memberikan pendapat pada topik bahasan yang telah ditentukan, dan bagi siswa yang memberikan pendapat akan diberikan skor/nilai tambahan. Hal ini dilakukan agar mengurangi tingkat dominasi dalam kelompok. 3. Agar diskusi tidak terlalu lama dilakukan maka di dalam memberikan topik bahasan harus yang berhubungan materi 11 c. Langkah-Langkah Teknik Discussion Starter Story (cerita pemula diskusi) 10 Sudjana S, Op. Cit., hlm. 123 11 Sudjana S, Op. Cit., hlm. 123

Adapun langkah-langkah menggunakan Teknik Discussion Starter Story (cerita pemula diskusi) dalam proses belajar mengajar yaitu: a. Pendidik dan peserta didik menyusun cerita yang belum di selesaikan dengan memperhatikan isi bahasa dan latar belakang para peserta didik. b. Pendidik mengelompokkan para peserta didik menjadi sub-sub kelompok. c. Pendidik memberi petunjuktentang kegiatan yang perlu di lakukan dalam kelompok. d. Pendidik menyusun pertanyaan tentang cerita itu guna untuk merangsang timbulnya diskusi. e. Peserta didik mendiskusikan cerita serta menyusun lanjutan cerita yang mereka anggap tepat untuk menyempurnakan cerita pemula diskusi itu. f. Pendidik bersama peserta didik mengevaluasi proses dan hasil kegiatan diskusi serta menyusun cerita lanjutan 12 d. Hubungan Teknik Discussion Starter Story (cerita pemula diskusi) dengan Hasil Belajar Penggunaan teknik dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil optimal. Tanpa teknik yang jelas, proses pembelajaran tidak akan terarah sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai secara optimal. Teknik dapat dijadikan pedoman dan acuan bertindak yang sistematis dalam pembelajaran. Setiap teknik pembelajaran dirancang untuk mempermudah proses belajar siswa Teknik discussion starter story (cerita pemula diskusi) dapat menciptakan kondisi yang menantang dan pemberian kebebasan yang luas kepada siswa untuk beraktifitas, memungkinkan siswa menganalisis permasalahan secara kritis dan mencari pemecahannya secara kreatif. Proses belajar yang dialami siswa harus melatih dan meningkatkan kematangan emosional dan sosialnya. Pada akhirnya seluruh proses belajar yang dilakukan siswa, 12 http://data.tp.ac.id/dokumen/langkah-langkah Discussion+Starter+Story+diakses pada hari Jumat tanggal 24 Juni pukul 19:08 WIB

akan membawanya pada peningkatan produktivitas dalam belajar. Hal ini bisa ditinjau dari meningkatkan hasil (dalam bentuk angka) belajar siswa. Piaget berpendapat bahwa dalam perkembangan intelektual terjadi proses yang sederhana seperti melihat, menyentuh, menyebut nama benda dan sebagainya, dan adaptasi yaitu suatu rangkaian perubahan yang terjadi pada tiap individu sebagai hasil interaksi dunia sekitarnya. Teori tersebut menyatakan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan harus memperhatikan pola pikir anak yang selalu melakukan sosialisasi dalam lingkungannya, salah satu caranya dengan menerapkan teknik discussion starter story (cerita pemula diskusi). Teknik ini merupakan suatu model pembelajaran yang berhubungan dengan pemecahan masalah. Supaya pembelajaran mudah diterima, hal ini tergantung kepada keberhasilan implementasi guru dalam menggunakan teknik pembelajaran. Karena suatu teknik pembelajaran hanya dapat digunakan oleh guru yang memiliki pengetahuan menggunakan teknik tersebut. Jadi, keheterogenan siswa dalam suatu pembelajaran akan bisa diminimalisir dengan adanya teknik discussion starter story (cerita pemula diskusi), karena teknik ini meningkatkan keaktifan, kreatifitas dan sosialisasi anak sehingga kemampuan anak meningkat menjadikan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial pun semakin meningkat. B. Penelitian yang Relevan Setelah membaca dan mempelajari beberapa karya ilmiah sebelumnya, penelitian yang memiliki hubungan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Vidi anggrawati dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Teknik Discussion Starter Story (cerita pemula diskusi) mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas V Sekolah Dasar 002 Rumbio Jaya. 13 Penelitian Vidi anggrawati di atas, relevan dengan penelitian ini. Persamaan dengan penelitian ini yaitu penggunaan Teknik Discussion Starter Story (cerita pemula diskusi). Selain memiliki persamaan, kedua penelitian ini juga memiliki perbedaan yaitu untuk meningkatkan motivasi belajar, sedangkan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pokok bahasan keragaman kenampakan alam dan buatan siswa kelas V SD Negeri 020 Padang Mutung kecamatan Kampar. C. Kerangka Berfikir Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dikemukakan, maka dapat diambil suatu kerangka pemikiran sebagai berikut. Pembelajaran IPS dikatakan berhasil apabila sebagian besar siswa telah mendapat nilai di atas KKM yang telah ditetapkan. di SD Negeri 020 Padang Mutung kecamatan Kampar Kabupaten Kampar Tahun Ajaran 2013/2014 menetapkan KKM mata pelajaran IPS kelas V adalah 70. Tapi pada kenyataannya kemampuan memahami materi keragaman kenampakan alam dan buatan siswa kelas V SD Negeri 020 Padang Mutung kecamatan Kampar kabupaten Kampar masih rendah terbukti masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. Hal ini disebabkan guru hanya menggunakan model pembelajaran yang konvensional, guru masih menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan bahan ajar, guru tidak menggunakan media dalam menyampaikan materi IPS. Guru selalu menguasai kegiatan pembelajaran. Selain itu guru kurang melatih siswa baik secara individu maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara, bermakna, autentik, dan aktif, sehingga siswa 13 Skripsi Vidi Anggrawati, Penerapan Teknik Discussion Starter Story (Cerita Pemula Diskusi) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas V Sekolah Dasar 002 Rumbio Jaya..

tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Karena pembelajaran yang dilakukan kurang menarik dan tidak melekat pada diri siswa. Untuk itu diperlukan suatu teknik pembelajaran yang lebih mementingkan siswa untuk belajar berpikir dari pada hanya menghafal, secara otomatis akan mambantu siswa untuk belajar bernalar. Teknik pembelajaran juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai siswa dan teknik pembelajaran sendiri sangat terkait dengan pemilihan model pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi bahan ajar kepada para siswanya, sehingga pemilihan model pembelajaran yang tepat untuk siswa sangat diperlukan. Teknik pembelajaran yang dipilih adalah Teknik discussion starter story (cerita pemula diskusi). Discussion starter story (cerita pemula diskusi) merupakan teknik pembelajaran yang menjadikan siswa lebih aktif dalam menjawab pertanyaan yang didiskusikan dan hal ini dilakukan dengan cara membagi siswa menjadi 5 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang dalam kelompok diskusi. Dengan menerapkan teknik pembelajaran ini dapat membantu siswa lebih muda memahami atau mengingat materi yang mereka terima serta mampu meningkatkan penguasaan materi pelajaran. Kemudian dilakukan tindakan dengan menggunakan teknik pembelajaran Discussion starter story pada materi keragaman kenampakan alam dan buatan melalui siklus I dan siklus II. Dalam penerapan teknik ini pembelajaran dikemas dalam bentuk discussion kelompok belajar yang pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi keragaman kenampakan alam dan buatan. Melalui teknik pembelajaran Discussion starter story pembelajaran siswa lebih aktif dalam menjawab pertanyaan yang didiskusikan. Setelah ke-2 siklus diterapkan hasil belajar siswa kelas V SDN 020 Padang Mutung meningkat dibandingkan dengan kondisi awal.

D. Indikator Keberhasilan 1. Indikator Kinerja a. Aktivitas Guru Data tentang kegiatan guru berguna untuk mengetahui apakah proses pembelajaran yang diterapkan sudah sempurna atau tidak sempurna dan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang direncanakan sebelumnya. Adapun kegiatan guru dalam proses pembelajaran diambil dari langkah-langkah discussion starter story yang terdiri atas 6 indikator yaitu: 1) Guru memperkenalkan teknik discussion starter story dan menjelaskan teknikteknik pelaksanaanya. 2) Guru menyusun cerita yang belum diselesaikan mengenai materi yang di ajarkan 3) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dengan 6 anggota 4) Guru memberikan petunjuk tentang cara mendiskusikan cerita yang disempurnakan. 5) Guru menyusun pertanyaan-pertanyaan tentang materi agar merangsang timbulnya diskusi. Guru mengawasi peserta didik dalam mendiskusikan cerita serta menyusun lanjutan cerita yang mereka anggap tepat. 6) Guru bersama siswa mengevaluasi proses dan hasil kegiatan diskusi. b. Kegiatan Siswa Data kegiatan siswa berguna untuk mengetahui kegiatan belajar telah sesuai dengan tujuan penelitian. Indikator kegiatan belajar siswa dipersentasekan sesuai dengan kebutuhan penelitian adapun kegiatan siswa yaitu: 1) Siswa mendengarkan dan memperhatikan dengan antusias penjelasan dari guru tentang Discussion starter story dan teknik-teknik pelaksanaanya.

2) Siswa memperhatikan penjelasan materi secara ringkas yang diberikan oleh guru. 3) Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari enam orang 4) Siswa memperhatikan penjelaasan dari guru petunjuk tentang cara mendiskusikan cerita yang disempurnakan. 5) Siwsa menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan dari guru tentang materi dan mendiskusikannya 6) Siswa bersama dengan guru mengevaluasi hasil kegiatan diskusi 2. Indikator Hasil Penelitian ini dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa 75% mencapai KKM yang telah ditetapkan. 14 Adapun KKM yang telah ditetapkan adalah 70. Artinya dengan persentase tersebut hampir keseluruhan hasil belajar siswa telah mencapai KKM yang telah ditetapkan. Ketuntasan belajar secara klasikal adalah suatu kelas telah tuntas belajar jika untuk setiap topik atau pokok bahasan siswa harus mencapai taraf penguasaan yang ditetapkan sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa seluruhnya mencapai KKM 15. Tingkat keberhasilan pada penelitian ini sekurang-kurangnya 75% siswa mendapat nilai 70 secara klasikal. Ketuntasan secara klasikal dapat dihitung dengan rumus : JT PK = X 100% JS Keterangan : 14 Suryosubroto. Op. Cit., hlm 120. 15 Suryosubroto Proses Belajar Mengajar di Sekolah Wawasan Baru, Beberapa Metode Pendukung dan Beberapa Komponen Layanan Khusus (Cet II,Jakarta: Rineka Cipta,2009), hlm 120.

PK JT = Persentase ketuntasan klasikal = Jumlah siswa yang tuntas JS = Jumlah seluruh siswa 16 Data hasil belajar yang diperoleh diinterpretasikan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu: 0% - 20% = Sangat Lemah 21% - 40% = Lemah 41% - 60% = Cukup 61% - 80% = Kuat 81% - 100% = Sangat kuat 17 E. Hipotesis Tindakan Agar dalam pemecahan masalah dapat lebih terarah dan sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka hipotesis yang diangkat adalah sebagai berikut Apabila teknik pembelajaran discussion starter story (cerita pemula diskusi) dilaksanakan maka hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pokok bahasan keragaman kenampakan alam dan buatan siswa kelas V SD Negeri 020 Padang Mutung meningkat. 16 http://dunnia-guru.blogspot.com/2011/03/ketuntasan-individu-dan-klasikal.html. di akses pada hari Senin tanggal 28 Mei 2012 pukul 11.30 WIB. 17 Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel penelitian, Bandung: Alfabeta, 2010, hlm.15