BUKU PANDUAN AKADEMIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENGERTIAN UMUM

PERATURAN AKADEMIK BIDANG PENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MURIA KUDUS

Memperhatikan : Rapat Senat Fakultas PertanianUniversitas Muria Kudus tanggal 20 Juni 2010 MEMUTUSKAN:

AKADEMIK BIDANG PENDIDIKAN PROGRAM SARJANA DAN PROGRAM DIPLOMA (III-IV) UNIVERSITAS DIPONEGORO REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO

PERATURAN AKADEMIK. Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut:

Peraturan Akademik Bidang Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

1 Peraturan Akademik UNIMUS

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO. Nomor : 075/KEP/UDN-01/IV/2009 PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO TAHUN AKADEMIK 2009/2010

BAGIAN I PERATURAN AKADEMIK BIDANG PENDIDIKAN BAB I. PENGERTIAN UMUM. Pasal 1

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR : 272/SK/J07/2002 Telah direvisi dengan SK Rektor UNDIP No. 25/SK/J07/2006

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor :... tentang PERATURAN AKADEMIK. Rektor Universitas Dian Nuswantoro

Menimbang: Mengingat:

RANCANGAN PERATURAN AKADEMIK FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA PERATURAN AKADEMIK BAB I KETENTUAN UMUM

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 066/KEP/UDN-01/VII/2008. tentang

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM

BUKU PEDOMAN AKADEMIK TAHUN 2017

PERATURAN AKADEMIK AKADEMI ANALIS KESEHATAN 17 AGUSTUS 1945 S E M A R A N G AAK 17 SEMARANG TERDEPAN DALAM MUTU

Tugas Terstruktur. Tugas Mandiri Kuliah 1 x 50 menit 50 menit 50 menit 1. Seminar 1 x 50 menit 50 menit 50 menit 1

BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Yang dimaksud dengan : 1. Pendidikan akademik adalah pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu

PERATURAN UMUM AKADEMIK

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS UNIVERSAL Nomor: 001/SK.REKTOR/UVERS/2015

STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

PERATURAN AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR: 162/O/2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PERATURAN AKADEMI BIDANG PENDIDIKAN PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 612/SK/R/UI/2005 TENTANG

Standard Operating Procedure. Sanksi Pelanggaran Akademik Berat

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO : 469/PER/H7/2010

PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN. Pedoman Akademik 1

IV. PERATURAN AKADEMIK

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS SILIWANGI Nomor : 492/UN58/PP.2/2016 TENTANG PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS SILIWANGI

PERATURAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Nomor : 05815/I2/PP/2009. Tentang PERATURAN AKADEMIK TAHUN 2009

BUKU PANDUAN PERWALIAN FAKULTAS ILMU KOMPUTER

PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS UDAYANA

PROSEDUR MUTU PENILAIAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO. Ungaran, Februari 2015 LEMBAGA PENJAMIN MUTU UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

BAB II SISTEM PENDIDIKAN

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (AMIK) TRI DHARMA PALU. Tentang PERATURAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

DRAF KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor :.../KEP/UDN-01/XII/2006. tentang PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS UDAYANA

BUKU PEDOMAN PERWALIAN. GEDE ARIMBAWA ffa PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA 2010

PERATURAN AKADEMIK 2017

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 013/SK/R/UI/2006 TENTANG PENATAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM EKSTENSI DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS INDONESIA

PERATURAN SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA No. 283/ BAAK.31/ STIKI/ P/ VI/ tentang PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA No. : UGM/FA/115/UM/01/39. Tentang

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor 1 Tahun 2006 Tentang ADENDUM PERATURAN AKADEMIK

Ditetapkan di : Inderalaya Pada tanggal : 27 Agustus 2012 D e k a n, dto.

PEDOMAN STANDAR AKADEMIK STMIK SUMEDANG

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 696A/SK/R/UI/2008

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SARJANA FARMASI & PROFESI APOTEKER

KATA PENGANTAR. Semarang, April 2012 Rektor Universitas Diponegoro, Prof. Sudharto P. Hadi, MES, Ph. D NIP

BAB II PENERIMAAN MAHASISWA BARU

PERATURAN AKADEMIK PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

STMIK AKAKOM 2011 STANDAR AKADEMIK. Versi 1.0. PJM. Standar Akademik STMIK AKAKOM Halaman 1

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBIMBINGAN AKADEMIK

PROSEDUR PELAKSANAAN KULIAH DAN PRAKTIKUM

ATURAN, ETIKA AKADEMIK, TUGAS DAN KEWAJIBAN DOSEN PEMBIMBING, KETUA SIDANG DAN PENGUJI DALAM PENYELESAIAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

BAB I KETENTUAN UMUM

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,

Lampiran SK Rektor No. 297/SK/K01/PP/2009. Peraturan Akademik Institut Teknologi Bandung

Permenristek Dikti No. 44 Tahun 2015 (Standar Mutu PT) Pedoman Akademik. Panduan- Panduan SOP

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263/SK/R/UI/2004. Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA

Pengertian Dasar Sistem Kredit Semester a. Program Studi. b. Kurikulum. c. Sistem Kredit Semester. d. Semester. e. Satuan Kredit Semester

Penyelenggaraan Pendidikan Berdasarkan. Sistem Kredit

SANKSI PELANGGARAN AKADEMIK SEDANG BERAT

M E M U T U S K A N: Menetapkan : KEPUTUSAN REKTOR TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PEROLEHAN KREDIT AKADEMIK DI UNIVERSITAS INDONESIA.

STANDAR ISI PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PEMBIMBINGAN AKADEMIK

BUKU PEDOMAN PERWALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

I. PENDAHULUAN. Tahapan proses penyelesaian studi strata satu (S1) di perguruan tinggi

STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04.

PANDUAN ADMINISTRASI AKADEMIK PROGRAM SARJANA DAN DIPLOMA UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BAB I UJIAN DAN PENILAIAN

Lampiran Surat Keputusan Rektor Universitas Hasanuddin Nomor : 824/H4/P/2007 Tanggal : 30 Maret 2007 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM MAGISTER (S2)

PERATURAN AKADEMIK PROGRAM DIPLOMA III DAN DIPLOMA IV POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

PERATURAN AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA TAHUN

PANDUAN. Peraturan Akademik Studek, Magang, KKN FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

PERATURAN KEGIATAN AKADEMIK. Bagian Pertama Kurikulum

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TAHUN 2015

PERATURAN AKADEMIK. FAKULTAS TEKNIK Dekan UNIVERSITAS MURIA KUDUS PA UMK FAK. TEKNIK

STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN STIKES HARAPAN IBU JAMBI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

BAB III EVALUASI KEBERHASILAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO Nomor : 209/PER/UN7/2012 TENTANG PERATURAN AKADEMIK BIDANG PENDIDIKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

PERATURAN AKADEMIK INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN IKIP MATARAM

BUKU PERATURAN AKADEMIK

PROSEDUR PROSES PERKULIAHAN SPMI - UBD

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Kebijakan Mutu. A. VISI Terwujudnya Universitas yang Modern dan Bermutu Berbasis Teknologi Informasi

SEKILAS TENTANG. Pembantu Dekan I FE Unpad. Tugas Pembantu Dekan Bidang Akademik

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 478/SK/R/UI/2004 TENTANG EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

SALINAN. Lembar Pengendalian PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP/PA/ /01

KATA PENGANTAR. Semarang, September 2015 Ketua Program Studi Ilmu Gizi

BUKU PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI D4 TEKNIK INFORMATIKA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA NOMOR : 176/SK/UNISNU/XII/2014 TENTANG : PEDOMAN EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA

DOKUMEN LEVEL Pedoman Akademik P.A

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Nomor: 701/UN5.1.R/SK/SPB/2013

Transkripsi:

BUKU PANDUAN AKADEMIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Tahun 2015-2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Jl. Prof. Soedarto S.H Kampus Tembalang Semarang Jawa Tengah - i -

KATA PENGANTAR Buku panduan Program Studi Teknik Geologi diterbitkan untuk memberikan pendoman bagi Mahasiswa Teknik Geologi, Dosen, Dosen Wali dan Karyawan di lingkungan Program Studi Teknik Geologi khususnya dan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro pada umumnya. Disamping itu buku ini dapat dipergunakan oleh intansi lain yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang Program Studi Teknik Geologi atau untuk keperluan membina kerjasama. Buku ini memuat : beberapa Peraturan Akademik Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Visi dan Misi, Kurikulum dan Silabus, Potensi, Sarana dan Prasarana pendukung serta potensi Laboratorium, Kemahasiswaan dan kerjasama di tingkat Program Studi. Program Studi Teknik Geologi menerima mahasiswa baru mulai tahun akademik 2004/2005. Sekarang telah terakreditasi B dengan SK BAN-PT No. 017/BAN-PT/Ak-XV/S1/VI/2012. Kurikulum berbasis kompetensi yang diterapkan, diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mempunyai kompetensi dalam menjawab tantangan perkembangan pasar. Demikian, mudah-mudahan buku ini bermanfaat bagi pembaca dan kita semua, Amin Semarang, 04 Agustus 2015 Ketua Program Studi Teknik Geologi ttd Ir. Hadi Nugroho, Dipl.EGS, MT NIP 19520614 1986031 001 - iii -

DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI i ii iii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan 2 BAB II KONSEP DASAR DAN PROSPEK LULUSAN TEKNIK GEOLOGI 4 2.1. Konsep Dasar 4 2.2. Peluang Kerja 5 BAB III BEBERAPA PETIKAN PERATURAN AKADEMIK FAKULTAS UNIVERSITAS DIPONEGORO 7 3.1. Pengertian Umum 7 3.2. Regristasi 10 3.3. Penyelenggaraan Pendidikan Dengan Sistem Kredit Semester 13 3.4. Hak dan Kewajiban Mahasiswa 21 3.5. Pelanggaran Akademik 22 3.6. Pindah Studi 27 3.7. Wisuda 29 BAB IV ORGANISASI PROGRAM STUDI DAN TENAGA PENGAJAR 31 4.1. Struktur Organisasi 31 4.2. Susunan Personalia Pengelola Program Studi 32 4.3. Pengelola Laboratorium 32 4.4. Tenaga Pengajar 33 4.5. Dosen Wali 35 - iv -

BAB V SISTEM PENDIDIKAN, KURIKULUM DAN SILABI 36 5.1. Sistem Pendidikan 36 5.2. Beban Studi dan Evaluasi Kemajuan Studi 36 5.3. Kurikulum 36 5.4. Silabus Mata Kuliah 40 BAB VI PERATURAN PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI 67 6.1. Pesyaratan Pengisian KRS 67 6.2. Peraturan Umum Perkuliahan Reguler 67 6.3. Peraturan Ujian Akhir Semester 68 6.4. Peraturan Semester Pendek/Sisipan 70 6.4. Peraturan Kegiatan Praktikum/Praktek 71 6.5. Peraturan Kuliah Kerja Lapangan 72 6.6. Peraturan Pemetaan Geologi 72 6.7. Peraturan Seminar 73 6.8. Peraturan Kerja Praktek 74 6.9. Peraturan Tugas Akhir 74 LAMPIRAN I Foto Dosen Program Studi Teknik Geologi 76 LAMPIRAN II Bagan Alur Mata Kuliah Prodi T. Geologi UNDIP 77 - v -

PENDAHULUAN 1 1.1. LATAR BELAKANG Era globalisasi dan pasar bebas terbentang dengan nyata di depan kita, era ini ditandai dengan terjadinya persaingan global dan tidak ada lagi proteksi dalam berbagai hal, terlebih dalam lowongan pekerjaan. Pada kondisi yang demikian kebutuhan akan sumber daya manusia, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas perlu ditingkatkan. Pasar global yang sangat kompetitif akan menentukan kebutuhan berdasar pada keahlian teknis maupun non teknis dari para pencari kerja. Kesiapan sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar. Terlebih dengan terjadinya perkembangan di dalam negeri perihal otonomi daerah, yang secara nyata mulai dilaksanakan pada tahun 2001 ini, berdasarkan Undang-Undang nomor 22 tahun 1999. Di dalam pelaksanaan otonomi daerah ini lebih dari 340 Daerah Tingkat II di Indonesia akan menggali semua potensi baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang ada. Untuk mendukung pemanfaatan sumber daya alam secara terkendali, keberadaan tenaga sarjana yang mampu dan terampil dalam bidang teknik Geologi, yang meliputi konsentrasi Geologi Tatalingkungan, Geologi Sumber daya Mineral, Geologi Sumber Daya Energi, Geologi Dinamika maupun Geologi bidang Kelautan, terasa semakin diperlukan dan dibutuhkan keberadaannya. Teknik Geologi merupakan suatu cabang ilmu rekayasa yang mengembangkan pengetahuan tentang kebumian, khususnya pada bagian kulit bumi, dengan penekanan pada pembahasan materi, komposisi, serta proses-proses yang teriadi. Proses-proses kebumian yang terjadi seringkalii terkait dengan kehidupan manusia dan lingkungannya, terlebih dahulu wilayah Indonesia yang kondisi Geologinya tergolong unik, dengan sebaran gunungapi, kandungan mineral dan wilayah kegempaan, yang menghasilkan banyak sesumber dan banyak bencana. Posisi wilayah Indonesia, secara Geologis terletak pada lempeng benua yang masih aktif bergerak. Akibat pergerakan ini menghasilkan fenomena geologi yang spesifik, dan berbeda dengan fenomena geologi pada negara yang terletak pada lempeng benua yang pasif. Oleh karena itu sarjana teknik geologi yang memiliki kemampuan menganalisis dan peka terhadap perkembangan ilmu dan teknologi serta mempunyai wawasan lingkungan masih sangat dibutuhkan di dalam menghadapi era pasar bebas maupun era otonomi daerah. Pada saat ini jumlah pendidikan tinggi di Indonesia yang memiliki program studi teknik geologi adalah 5 Perguruan Tinggi Negeri / PTN dan 9 Perguruan Tinggi Swasta/PTS, yang umumnya tersebar di Pulau Jawa, di - 1 -

luar Jawa Tengah dan Jawa Timur (3 PTN dan 5 PTS). Selain itu Pulau Sumatera (1 PTN dan 2 PTS), Pulau Sulawesi (1 PTN dan 1 PTS), serta Papua (1 PTS). Sedangkan jumlah kelulusan keseluruhan sarjana Teknik Geologi per tahun diperkirakan hanya 420 orang (dengan perincian produk PTN 150 orang per tahun dan PTS 270 orang per tahun), (Sukandarrumidi, 1999). Produktifitas lulusan sarjana teknik geologi dari perguruan tinggi tersebut dirasa masih sangat terbatas. Mengingat kondisi tersebut, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang, yang hingga saat ini sudah memiliki program Strata Satu bidang Teknik Sipil, Arsitektur, Kimia, Mesin, Elektro, Planologi, Industri Lingkungan dan Perkapalan, ingin berperan aktif dalam upaya mengatasi kebutuhan. Sarjana Teknik Geologi yang dirasakan kebutuhannya, terutama dalam era otonomi daerah dan desentralisasi. Dengan melewati berbagai perjuangan, akhirnya Departemen Pendidikan Nasional, melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, memberikan ijin penyelenggaraan pendirian Program Studi Teknik Geologi, Universitas Diponegoro, Semarang, dengan surat bemomor: 3024/D/T/2004, tertanggal 4 Agustus 2004. 1.2. VISI, MISI DAN TUJUAN PENDIDIKAN 1.2.1. VISI Program Studi Teknik Geologi Universitas Diponegoro didirikan dengan mencanangkan visi: Menjadi institusi yang menghasilkan sarjana Teknik Geologi yang menguasai secara professional ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kebumian yang berwawasan lingkungan dan institusi riset yang unggul pada tahun 2020 sehingga dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. 1.2.2. MISI Dalam rangka mencapai visi tersebut, Program Studi Teknik Geologi, mempunyai rumusan untuk mencapai visi dengan : 1. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan profesional dalam bidang pengetahuan dan teknologi kebumian. 2. Melaksanakan dan selalu meningkatkan kegiatan penelitian secara intensif dan berkala bagi tenaga pengajar dan mahasiswa, dalam bidang pengetahuan dan teknologi kebumian. 3. Melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat serta turut berpartisipasi dalam penyelesaian masalah pembangunan yang terkait dengan bidang kebumian. - 2 -

4. Meningkatkan kerjasama dengan istansi terkait guna menciptakan profesionalitas dan kemandirian dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan 1.2.3. TUJUAN PENDIDIKAN Tujuan pendidikan pada Program Studi Teknik Geologi adalah menghasilkan lulusan yang: 1. Berkualitas, profesional, bertanggungjawab secara keilmuan dan moral, serta mampu menerapkan pengetahuan dan teknologi kebumian dalam pembangunan yang berwawasan lingkungan; 2. Memiliki kemampuan berfikir secara analitis, memiliki kemandirian, profesional, kemampuan berkomunikasi dengan berbagai pengetahuan lain; 3. Mampu mengembangkan ketrampilan - ketrampilan di bidang teknologi kebumian yang bersifat aplikatif serta berguna bagi masyarakat secara luas. - 3 -

KONSEP DASAR & PROSPEK LULUSAN TEKNIK GEOLOGI 2.1. KONSEP DASAR 2 Berlakunya otonomi daerah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada daerah untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam di daerahnya, yang nantinya digunakan untuk membiayai pembangunan di daerah. Perlombaan daerah dalam mengeksplorasi (menggali) dan mengeskploitasi (mengambil) sumber alam acapkali tidak disertai manajemen (pengelolaan), pengolahan serta penataan yang baik Jdan benar. Kondisi seperti ini dikhawatirkan akan menimbulkan permasalahan atau bencana yang tidak kalah bahayanya bagi kehidupan manusia. Selain itu daerah dalam mengembangkan wilayahnya seringkali tidak menyesuaikan potensi dan resiko alam yang ada, sehingga bila diteruskan akan menimbulkan masalah yang berkesinambungan pula. Oleh karena itu sarjana teknik geologi diharapkan dapat mengelola, mengolah, dan menata potensi sumber daya alam, serta meminimalkan resiko alam terhadap kehidupan manusia. Untuk dapat melakukan pokok pemikiran tersebut di atas, pendidikan Teknik Geologi perlu memahami proses kebumian baik pada tingkat pengembangan, pengelolaan, maupun rekayasa. Dengan demikian diperlukan pemahaman kebutuhan materi dasar seperti matematika, fisika, dan kimia serta pengetahuan rekayasa lainnya. Muatan pengetahuan seperti tersebut merupakan alat pengendalian dan rekayasa dari penjabaran kurikulum pengajaran bidang Teknik Geologi. Di samping itu sarjana Teknik Geologi juga dibekali mengenai ilmu pengetahuan statistika, lingkungan, geofisika, kekuatan bahan, konstruksi, perminyakan, pertambangan, analisis, serta software - software khusus. Dengan demikian pola pemikiran profesi sarjana Teknik Geologi diharapkan mampu menjembatani antara bidang earth sciences, teknologi, dan lingkungan yang dapat diterapkan secara luas sesuai dengan perkembangannya dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (sustainable development). Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa seorang sarjana Teknik Geologi memiliki profil yang tercermin dalam cara pikir yang berciri sebagai berikut : 1. Memiliki kemampuan untuk secara sistematis dan cepat menemukan permasalahan sistem secara nyata. 2. Memiliki kemampuan dalam penataan, perencanaan. serta pengembangan 3. Memiliki kemampuan dalam rekayasa penyediaan dan pengelolaan sumber daya energi, mineral dan pertambangan rakyat. - 4 -

4. Memiliki sikap untuk selalu mencari jawaban terbaik, dengan menekankan cara pemecahan sistem terpadu, yaitu mengintegrasikan sumber yang biasanya terbatas. Untuk melaksanakan pola pikir tersebut di atas, maka calon sarjana Teknik Geologi perlu dibekali dengan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang tersirat dalam kurikulum pendidikannya. Selain itu, dalam rangka menunjang dan melengkapi Pola Ilmiah Pokok Universitas Diponegoro yang berorientasi pada pengembangan wilayah pantai, maka keberadaan Program Studi Teknik Geologi dapat berkiprah dalam pembangunan nasional di Indonesia. 2.2. PELUANG KERJA Secara garis besar penerapan keahlian Teknik Geologi meliputi cakupan bidang profesi yang sangat luas, antara lain meliputi: Rekayasa dalam penyediaan dan pengelolaan sumber daya energi; minyak bumi, batubara, panas bumi, dll Rekayasa dalam penyediaan dan pengelolaan sumber daya mineral emas, tembaga, nikel, kalsit, dll Rekayasa dalam penyediaan dan pengelolaan pertambangan rakyat; andesit, diorit, granit, gamping, zeolit.dll Pengelolaan lingkungan; kelestarian air tanah. mitigasi gerakan tanah, penentuan lokasi pembuangan limbah, dll. Penataan, perencanaan, serta pengembangan wilayah. Konstruksi; jalan, jembatan, bendungan, gedung bertingkat, bunker, terowongan dll Pengelolaan sumber daya air; pengembangan air tanah, pengelolaan mata air, pengembangan daerah aliran sungai, dll. Dengan peluang kerja yang sedemikian luas, maka lapangan kerja profesi Sarjana Teknik Geologi dapat diperoleh pada sektor pemerintah/departemen, swasta maupun wira usaha. Berikut gambaran peluang kerja profesi Sarjana Teknik Geologi. Sektor pemerintah yang diperkirakan merupakan pangsa pasar sarjana Teknik Geologi adalah Kementrian Pekerjaan Umum (PSDA, Bina Marga, Pusat Penelitian dan Pengembangan), Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral (Badan Geologi, SKK Migas, Dirjen Migas,dll), Kementrian Lingkungan Hidup, BPPT, Bappeda, Kementrian Dalam Negeri, LIPI, dan lain-lain. Pada Sektor swasta, sarjana Teknik Geologi sangat dibutuhkan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat, Konsultan, Kontraktor, Perusahaan Minyak, Perusahaan Pertambangan, Perusahaan Geoservices, Suplier, Perbankan, serta Pengembang pemukiman, dan lain-lain. Sedangkan sektor wirausaha yang diperkirakan berkaitan dengan pemahaman Sarjana Teknik Geologi berupa, pengelolaan mataair dan pertambangan rakyat. Pertambangan - 5 -

rakyat di negara maju setelah dikelola dengan baik memberikan devisa kepada negara melebihi minyak bumi. - 6 -

BEBERAPA PETIKAN PERATURAN AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 3 3.1. PENGERTIAN UMUM Yang dimaksud dengan : (1) Pendidikan akademik adalah pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau kesenian, serta pengembangannya. (2) Program sarjana (S1) reguler adalah program pendidikan akademik setelah pendidikan menengah, yang memiliki beban studi sekurangkurangnya 144 sks dan sebanyak-banyaknya 160 sks yang dijadwalkan untuk 8 semester dan dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 8 semester dan paling lama 14 semester. (3) Program studi adalah kesatuan rencana belajar sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan akademik dan atau profesional yang diselenggarakan atas dasar suatu kurikulum serta ditujukan agar mahasiswa dapat menguasai pengetahuan, ketrampilan dan sikap sesuai dengan sasaran kurikulum. (4) Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi. (5) Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. (6) Kompetensi hasil didik suatu program studi terdiri atas : a. kompetensi utama; b. kompetensi pendukung; c. kompetensi lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompentensi utama. (7) Kurikulum inti merupakan penciri dari kompetensi utama suatu program studi. Kurikulum inti suatu program studi bersifat : a. dasar untuk mencapai kompetensi lulusan; b. acuan baku minimal mutu penyelenggaraan program studi; c. berlaku secara nasional dan internasional; - 7 -

d. lentur dan akomodatif terhadap perubahan yang sangat cepat di masa datang; e. kesepakatan bersama antara kalangan perguruan tinggi, masyarakat profesi dan pengguna lulusan. (8) Kurikulum institusional merupakan sejumlah bahan kajian dan pelajaran yang merupakan bagian kurikulum pendidikan tinggi, terdiri atas tambahan dari kelompok ilmu dalam kurikulum inti yang disusun dengan memperhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas perguruan tinggi. (9) Sistem Kredit Semester (SKS) adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan satuan kredit semester (sks) untuk menyatakan beban studi mahasiswa, beban kerja dosen, pengalaman belajar dan beban penyelenggaraan program. (10) Semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri atas minimal 16 minggu. (11) Semester sisipan/pendek adalah satuan kegiatan akademik yang diselenggarakan antara semester genap dan semester gasal atau sebaliknya yang ekivalen dengan semester genap dan semester gasal sesuai dengan pengertian satuan kredit semester (sks). (12) Satu satuan kredit semester, selanjutnya disebut satu sks adalah takaran penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama satu semester melalui kegiatan per minggu sebanyak 50 menit tatap muka terjadwal (perkuliahan), 60 menit kegiatan terstruktur dan 60 menit kegiatan mandiri, atau 100 menit praktikum, atau 240 menit kerja lapangan. (13) Indeks Prestasi (IP) adalah ukuran kemampuan mahasiswa yang dapat dihitung berdasarkan jumlah sks matakuliah yang diambil dikalikan dengan nilai bobot masing-masing mata kuliah dibagi dengan jumlah seluruh sks matakuliah yang diambil pada semester tersebut. - 8 - Dalam rumus dinyatakan : K = sks yang diambil N = nilai bobot KN K (14) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah ukuran kemampuan mahasiswa sampai pada periode waktu tertentu yang dapat dihitung berdasarkan jumlah sks mata kuliah yang diambil sampai pada periode tertentu dikalikan dengan nilai bobot masing-masing mata

kuliah dibagi dengan jumlah seluruh sks matakuliah yang diambil. Dalam rumus dinyatakan seperti pada butir 21. (15) Kartu Rencana Studi (KRS) adalah kartu yang berisi rencana pengambilan mata kuliah pada semester yang akan ditempuh. (16) Kartu Hasil Studi (KHS) adalah kartu yang memuat nilai-nilai matakuliah, indeks prestasi pada semester berjalan dan perolehan seluruh sks yang telah dikumpulkan serta indeks prestasi kumulatif. (17) Dosen adalah tenaga pendidik pada perguruan tinggi yang khusus diangkat dengan tugas utama mengajar. Dosen terdiri dari dosen tetap dan dosen tidak tetap. (18) Dosen wali adalah dosen tetap yang diserahi tugas untuk memberikan pertimbangan, petunjuk, nasihat dan persetujuan kepada sejumlah mahasiswa bimbingannya dalam menentukan matakuliah dalam rencana studinya, jumlah kredit yang akan diambil, ujian dan skripsi/tugas akhir. (19) Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi. (20) a. Registrasi administratif adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa untuk memperoleh status terdaftar. b. Registrasi akademik merupakan kegiatan untuk mendaftarkan diri sebagai peserta kuliah, praktikum, ujian dan atau kegiatan akademik lainnya yang ditawarkan pada semester yang bersangkutan (21) Mutasi mahasiswa adalah perubahan status mahasiswa yang berkaitan dengan registrasi administratif maupun akademik meliputi pindah studi, putus kuliah, cuti akademik, aktif kembali, tidak melapor, meninggal dunia, dan proses wisuda. (22) Cuti akademik atau penghentian studi sementara adalah hak mahasiswa untuk berhenti sementara tidak mengikuti segala bentuk kegiatan akademik dengan izin Rektor secara resmi dalam tenggang waktu tertentu. (23) Dual Program adalah suatu program penyelenggaraan pendidikan tinggi yang dilaksanakan berdasarkan kerjasama antar fakultas atau dengan PT lain di dalam negeri/asing dengan tujuan untuk penyetaraan atau pengakuan program. (24) Status ganda adalah kedudukan seorang mahasiswa dalam suatu kurun waktu tertentu, memiliki status terdaftar sebagai mahasiswa pada 2 atau lebih program studi reguler di perguruan tinggi negeri, kecuali mahasiswa yang mengikuti dual program. (25) a. Gelar akademik adalah gelar yang diberikan kepada lulusan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik. - 9 -

b. Sebutan profesional adalah sebutan yang diberikan kepada lulusan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan profesional. (26) Upacara wisuda adalah salah satu bentuk upacara akademik dan merupakan tradisi akademik yang diselenggarakan dalam forum rapat senat terbuka universitas guna melantik lulusan yang telah menyelesaikan studinya. (27) Pelanggaran dalam penyelenggaraan pendidikan adalah perbuatanperbuatan yang bertentangan dengan peraturan atau ketentuanketentuan yang berlaku dalam bidang penyelenggaraan pendidikan tinggi. (28) Sanksi adalah tindakan hukuman yang dikenakan terhadap mahasiswa, dosen dan atau tenaga administrasi yang melakukan pelanggaran dalam penyelenggaraan pendidikan. 3.2. REGISTRASI 3.2.1. Status Sebagai Mahasiswa Seseorang dinyatakan memiliki status terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, apabila yang bersangkutan telah melakukan registrasi administratif. (1) Registrasi administratif merupakan prasyarat untuk registrasi akademik. (2) Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dilarang memiliki status ganda dalam kurun waktu kegiatan akademik yang sama pada program studi reguler di lingkungan Universitas Diponegoro ataupun berstatus ganda sebagai mahasiswa Universitas Diponegoro dan perguruan tinggi negeri lain, kecuali yang mengikuti dual program yang diselenggarakan oleh Universitas Diponegoro. (3) Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Diponegoro yang diketahui memiliki status ganda, diwajibkan memilih salah satu fakultas/ jurusan/program studi secara tertulis kepada Rektor. (4) Apabila selama 1 (satu) semester sejak diketahuinya status ganda tersebut mahasiswa yang bersangkutan belum menyatakan pilihannya, maka universitas menetapkan mahasiswa yang bersangkutan kehilangan statusnya sebagai mahasiswa Universitas Diponegoro. - 10 -

3.2.2. Registrasi Administratif (1) Registrasi administratif dilaksanakan oleh Biro Administrasi Akademik pada setiap awal semester gasal, kecuali bagi mahasiswa yang mendapat izin rektor karena keadaan atau alasan tertentu dapat melaksanakan registrasi pada awal semester genap. (2) Registrasi administratif pada awal semester genap hanya dapat dilakukan oleh mahasiswa tertentu, yaitu : a. Mahasiswa yang masa cuti akademiknya berakhir ; b. Mahasiswa yang telah memperoleh izin mengikuti kuliah (aktif kembali) ; c. Mahasiswa pindahan di lingkungan Universitas Diponegoro. (3) Tatacara dan syarat registrasi administratif tercantum pada penjelasan keputusan ini. 3.2.3. Registrasi Akademik (1) Registrasi akademik adalah kegiatan mahasiswa untuk mendaftarkan diri menjadi peserta kuliah/praktikum/ kegiatan lapangan yang ditawarkan pada semester yang bersangkutan dan dilaksanakan pada setiap awal semester. (2) Tatacara pelaksanaan registrasi akademik tercantum pada penjelasan keputusan ini. 3.2.4. Keterlambatan Mengisi KRS (1) Mahasiswa yang terlambat mengisi KRS dapat mengajukan permohonan dispensasi terlambat mengisi KRS selambat-lambatnya dua minggu setelah kuliah berlangsung. (2) Tata cara permohonan dispensasi terlambat mengisi KRS tercantum pada penjelasan keputusan ini. 3.2.5. Perubahan dan Pembatalan Rencana Studi (1) Mahasiswa yang akan mengubah rencana studi diberi kesempatan selambat-lambatnya dua minggu setelah kuliah mulai berlangsung. (2) Untuk melakukan pembatalan KRS diberikan kesempatan selambatlambatnya akhir minggu keenam dari semester yang berlangsung (menurut kalender akademik). (3) Perubahan dan pembatalan KRS pada ayat (1 dan 2) harus sepengetahuan dan seijin Dosen Pembimbing Akademik. - 11 -

3.2.6. Pelaksanaan Perkuliahan (1) Kuliah-kuliah dapat dilaksanakan dengan cara ceramah, diskusi, responsi, seminar, kelas presentasi dan lain-lain sesuai dengan metode pendekatan terapan yang ditetapkan oleh masing-masing jurusan / program studi yang bersangkutan dan metode pembelajaran SCL (Student Centre Learning); (2) Kuliah diselenggarakan sesuai dengan Kalender Akademik yang berlaku; (3) Jurusan mengatur jadual kuliah, praktikum, praktik kerja lapangan dan lain-lain kegiatan akademik yang diselaraskan dengan Kalender Akademik Universitas yang berlaku; (4) Ruang-ruang kuliah wajib dilengkapi sarana pebelajaran; (5) Mahasiswa berhak mendapat pelayanan akademik yang optimal. 3.2.7. Tata Tertib Perkuliahan (1) Mahasiswa wajib mematuhi semua acara perkuliahan yang ditetapkan; (2) Daftar hadir kuliah wajib disediakan dan ditandatangani oleh mahasiswa peserta kuliah ; (3) Daftar hadir dosen/tim dosen pemegang mimbar wajib disediakan dan diisi serta ditandatangani oleh dosen atau tim dosen yang bersangkutan; (4) Penyampaian materi kuliah tidak boleh dikurangi dari jumlah tatap muka yang telah ditetapkan sesuai bobot mata kuliah yang bersangkutan; (5) Mahasiswa wajib mengikuti kuliah dengan jumlah kehadiran minimum 75% dari keseluruhan tatap muka dari masing-masing mata kuliah yang diikuti. (6) Mahasiwa wajib mematuhi norma dan menghormati dosen, serta bertanggung jawab atas ketertiban, ketenangan kelas pada saat sedang dilangsungkan kuliah, praktikum atau kegiatan akademik lainnya; (7) Mahasiswa yang memenuhi tertib kuliah berhak mengikuti ujian (8) Mahasiswa yang tidak memenuhi persyaratan pada ayat (7) pasal ini diumumkan sebelum waktunya ujian. - 12 -

3.2.8. Mahasiswa Mangkir (1) Mahasiswa yang tidak melakukan registrasi akademik disebut mahasiswa mangkir. Semester mangkir diperhitungkan sebagai masa studi. (2) Mahasiswa mangkir seperti yang diatur dalam Pasal 9 ayat (1) dalam 4 semester berturut-turut dinyatakan kehilangan statusnya sebagai mahasiswa Universitas Diponegoro yang ditetapkan dengan keputusan rektor. (3) Mahasiswa mangkir yang diatur dalam Pasal 9 ayat 1 tidak mangkir dalam 4 semester berturut-turut bisa mengajukan permohonan aktif kembali dengan tata cara yang tercantum pada penjelasan keputusan ini dengan mempertimbangkan aspek akademik. 3.2.9. Permohonan Undur Diri (1) Mahasiswa yang ingin mengajukan undur diri mengajukan permohonan ke rektor. (2) Surat Permohonan undur diri : a. Ditanda tangani orang tua / wali b. Paraf dosen wali dan tanda tangan ketua jurusan / ketua program studi c. Tidak mempunyai tanggungan di jurusan / program studi dan fakultas. (3) Mahasiswa yang mengundurkan diri mendapat hak : a. Surat Keputusan dari universitas b. Surat Keterangan Pernah Kuliah dari fakultas c. Daftar nilai yang pernah ditempuh di jurusan / program studi (4) Alur dan persyaratan permohonan undur diri tercantum pada penjelasan keputusan ini. 3.3. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN SISTEM KREDIT SEMESTER 3.3.1. Tujuan Sistem Kredit Semester Tujuan Sistem Kredit Semester adalah : a. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang cakap dan giat belajar agar dapat menyelesaikan studi dalam waktu yang sesingkatsingkatnya. - 13 -

b. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa agar dapat mengambil matakuliah-matakuliah yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya, baik dalam satu fakultas maupun antar fakultas dan antar universitas yang direkomendasikan oleh program studi. 3.3.2. Satuan Kredit Semester (1) Universitas Dipongeoro menyelenggarakan pendidikan dengan sistem kredit semester (2) Satuan Kredit semester (SKS) adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan besarnya beban studi mahasiswa, besarnya pengekuan atas keberhasilan usaha mahasiswa, besrnya pengekuan atas keberhasilan usaha kumulatif bagi suatu program tertentu, serta besarnya usaha untuk menyelenggarakan pendidikan bagi perguruan tinggi dan khususnya bagi tenaga pengajar. (3) Ketentuan tentang waktu penyelenggaraan satu sks beban akademik dalam bentuk kuliah, kegiatan praktikum, Kuliah Kerja Lapangan / Praktek Kerja Lapangan, seminar dan kapita selekta, dan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi/ tugas akhir atau nama lain yang sejenis mengikuti Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang berlaku. 3.3.3. Penyelenggaraan Pendidikan (1) Setiap tahun akademik dibagi dalam dua semester yang masingmasing terdiri atas minimum 16 minggu yang dilaksanakan sesuai dengan kalender akademik universitas. (2) Kegiatan semester sisipan/pendek dapat diselenggarakan di antara semester genap dan semester gasal atau sebaliknya yang ekivalen dengan semester genap dan gasal sesuai dengan pengertian satuan kredit semester (sks). (3) Penyelenggaraan administrasi akademik pada semester sisipan/pendek adalah sebagai berikut : a. Digunakan untuk perbaikan nilai/mengulang dan bukan pengambilan mata kuliah baru. b. Beban studi maksimum 10 sks. c. Perolehan nilai dan sks tidak digunakan untuk perhitungan beban studi. d. Berorientasi kepada kalender akademik yang berlaku. e. Tidak diperhitungkan dalam perhitungan lama studi. f. Pelaksanaan administratif (KRS, administrasi keuangan dll.) dan operasional diserahkan kepada masing-masing fakultas dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia. - 14 -

(4) Besarnya jumlah biaya yang harus dibayar oleh mahasiswa untuk mengikuti kegiatan semester sisipan/pendek ditetapkan dekan setelah memperoleh persetujuan rektor. (5) Penanggung jawab semester sisipan/pendek adalah dekan atau pembantu dekan bidang akademik yang membentuk panitia/tim yang melibatkan unsur administrasi fakultas. 3.3.5. Dosen Tugas dosen dalam bidang akademik meliputi : (1) Perencanaan perkuliahan: a. Merumuskan tujuan instruksional ; b. Menyusun Garis Besar Program Perkuliahan (GBPP) ; c. Menyusun kontrak perkuliahan ; d. Membuat Satuan Acara Perkuliahan (SAP) ; e. Menyusun buku ajar. (2) Pelaksanaan perkuliahan meliputi : a. Mengajar di kelas antara lain: menjelaskan tujuan instruksional, menjelaskan materi perkuliahan, memberi contoh-contoh, memberi latihan dan tugas, menyediakan waktu bimbingan dan memberi umpan balik tugas serta memberikan perkuliahan sesuai jadwal. b. Menangani pertanyaan di kelas antara lain terdiri dari: meminta mahasiswa untuk bertanya, menjawab pertanyaan mahasiswa, memberi kesempatan mahasiswa untuk menjawab pertanyaan temannya. c. Menggunakan media dalam perkuliahan antara lain : papan tulis, white board, Over Head Projector (OHP), Liquid Crystal Display (LCD) (3) Wajib melaksanakan perkuliahan sekurang-kurangnya 12 minggu atau 75% dari yang terjadwal. (4) Evaluasi perkuliahan meliputi antara lain: penilaian hasil belajar termasuk ketepatan waktu penyerahan nilai dan penilaian program perkuliahan. (5) Belajar sepanjang hayat antara lain meliputi: studi lanjut, pelatihanpelatihan dalam bidang ilmu, melakukan penelitian dll. (6) Fungsi manajemen antara lain meliputi: mengatur alokasi waktu perkuliahan, menegakkan disiplin perkuliahan dan menginformasikan nilai tes/ujian/tugas pada mahasiswa. (7) Mengisi Ekivalensi Waktu Mengajar Penuh (EWMP) setiap awal semester. - 15 -

3.3.6. Tugas Dosen Wali Tugas dosen wali : (1) Memberikan bimbingan dan nasihat kepada mahasiswa baik diminta maupun tidak mengenai berbagai masalah yang dihadapi selama masa pendidikannya, menumbuhkan kebiasaan dan cara belajar yang efektif. (2) Menyetujui dan menandatangani Kartu Rencana Studi (KRS) yang telah disusun oleh mahasiswa. (3) Menandatangani Kartu Hasil Studi (KHS) atas nilai-nilai yang diperoleh mahasiswa. (4) Menyiapkan KHS untuk dikirimkan kepada orang tua/wali mahasiswa yang rawan Drop Out pada 2 (dua) semester dan 1 (satu) semester sebelum periode evaluasi. (5) Mengevaluasi keberhasilan studi mahasiswa sesuai dengan ketentuan tahapan evaluasi serta membuat laporan dan rekomendasi tentang mahasiswa yang perlu mendapat peringatan akademik dan yang tidak memenuhi persyaratan masing-masing tahap evaluasi kepada ketua program studi/jurusan dalam kaitannya dengan kemungkinan pemutusan studi yang diatur dalam Pasal 19. (6) Mengkonsultasikan mahasiswa ke Badan Konsultasi Mahasiswa (BKM) melalui prosedur yang berlaku seperti tersebut dalam Pasal 22, apabila : a. Pada akhir semester kedua, indeks prestasi kumulatif yang dicapai < 2,25, jumlah sks < 25 b. Pada akhir semester keenam, apabila IPK < 2,25 dan jumlah sks < 70. 3.3.7. Beban, Masa Studi dan Penentuan Matakuliah (1) a. Pendidikan program S1 mempunyai beban studi 144-160 sks yang dijadwalkan untuk 8 (delapan) semester dan dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 8 (delapan) semester dan paling lama 14 (empat belas) semester. b. Pendidikan program S1 mempunyai beban studi 144-160 sks yang dijadwalkan untuk 8 (delapan) semester dan dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 8 (delapan) semester dan paling lama 14 (empat belas) semester. (2) Beban studi setiap semester : a. Pada semester pertama mahasiswa baru wajib mengambil paket beban studi maksimal 23 sks. - 16 -

b. Pada semester selanjutnya beban studi yang boleh diambil mahasiswa ditetapkan berdasarkan Indeks Prestasi (IP) yang dicapai pada semester sebelumnya, tanpa memperhitungkan nilai semester sisipan / pendek, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) IP 3,00 boleh mengambil maksimal 24 sks; 2) 2,50 IP 2,99 boleh mengambil maksimal 22 sks; 3) 2,00 IP 2,49 boleh mengambil maksimal 20 sks; 4) IP < 2,00 boleh mengambil maksimal 18 sks. (3) Penentuan matakuliah : a. Penentuan matakuliah-matakuliah dalam Kartu Rencana Studi (KRS) untuk memenuhi jumlah kredit yang akan diambil pada awal setiap semester dilakukan oleh mahasiswa dengan persetujuan dosen wali. b. KRS yang telah disetujui oleh dosen wali harus diserahkan ke fakultas. c. Matakuliah-matakuliah dalam KRS yang telah didaftarkan dapat diganti dengan matakuliah lain atau dibatalkan. d. Penggantian suatu matakuliah dilakukan oleh mahasiswa dengan persetujuan dosen wali dalam waktu selambat-lambatnya dua minggu setelah kegiatan perkuliahan dimulai. e. Pembatalan suatu matakuliah dilakukan oleh mahasiswa dengan persetujuan dosen wali selambat-lambatnya pada akhir minggu ke enam setelah kegiatan perkuliahan dimulai. 3.3.8. Penilaian Hasil Belajar (1) Terhadap kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa dilakukan penilaian berkala yang dapat berbentuk ujian, pelaksanaan tugas dan pengamatan. a. Ujian pada dasarnya dilaksanakan dalam bentuk ujian tertulis terdiri atas : - Kuis/tes kecil/responsi; - Ujian tengah semester dan atau tentamen; - Ujian akhir semester; - Ujian praktikum. b. Ujian lisan terdiri atas ujian komprehensif atau ujian skripsi atau tugas akhir atau ujian karya tulis. c. Penulisan skripsi dapat bersifat opsional/pilihan. Pengganti skripsi diatur oleh fakultas atau jurusan/program studi. - 17 -

d. Penilaian hasil belajar dapat dilakukan dengan bentuk-bentuk lain dengan alasan tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan. (2) Sistem Penilaian a. Jenis penilaian dan cara melakukannya disesuaikan dengan sifat matakuliah. b. Nilai hasil belajar dinyatakan dengan huruf dan nilai bobot sebagai berikut : A = 4 ; B = 3 ; C = 2 ; D = 1 ; E = 0. c. Nilai hasil ujian diumumkan secara terbuka. d. Mahasiswa dimungkinkan untuk memperbaiki nilai hasil ujian di lain semester. e. Jika karena suatu hal nilai belum dapat ditentukan, maka kepadanya diberikan nilai TL yang berarti tidak lengkap dengan nilai bobot nol (0). f. Cara penilaian 1) Penilaian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kombinasi Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Normal (PAN). 2) Penilaian kombinasi Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Normal (PAN) dilakukan dengan menerapkan kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM) sebagai berikut: a) TIU dan TIK telah dirumuskan secara baik dan benar; b) TIU dan TIK dikomunikasikan kepada kelompok dosen dan mahasiswa; c) Dilakukan evaluasi sepanjang semester (continuous assessment); d) Dilakukan upaya motivasi di pihak mahasiswa; e) Dilakukan upaya pengayaan (enrichment) dalam perkuliahan; f) Dilakukan evaluasi pencapaian TIU dan TIK. g. Dosen diwajibkan menggunakan pendekatan kombinasi PAP dan PAN. Contoh penggunaan pendekatan tersebut tercantum pada penjelasan peraturan ini. - 18 -

h. Dosen yang terlambat menyerahkan nilai ujian pada batas yang sudah ditentukan maka peserta ujian diberi nilai minimal B, dan apabila nilai ujian lebih tinggi, akan disesuaikan. i. Tingkat Keberhasilan. 1) Tingkat keberhasilan mahasiswa dalam satu semester dinyatakan dengan Indeks Prestasi (IP) 2) Dalam perhitungan indeks prestasi, setiap matakuliah bobot sks-nya hanya satu kali dipergunakan sebagai pembagi dan nilai yang dipergunakan adalah nilai keberhasilan yang tertinggi. 3) Perhitungan IP menggunakan rumus sebagai berikut : IP = KN K dengan K adalah besarnya sks masing-masing matakuliah, dan N adalah nilai masing-masing matakuliah. 4) Tingkat keberhasilan mahasiswa sejak semester pertama sampai dengan suatu semester tertentu dinyatakan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK). Perhitungan IPK menggunakan rumus seperti tersebut di atas dengan K adalah besarnya seluruh sks matakuliah yang telah ditempuh dengan nilai tertinggi dan N adalah nilai seluruh matakuliah yang diperoleh. (3) Syarat ujian, jadwal ujian, keabsahan peserta ujian dan tata tertib ujian tercantum pada penjelasan keputusan ini. 3.3.9. Evaluasi Kemajuan Studi Mahasiswa (Lihat peraturan akademik bidang pendidikan Universitas Diponegoro 2013) 3.3.10. Predikat Kelulusan (1) Predikat kelulusan program sarjana dan program diploma adalah sebagai berikut: - 19 -

INDEKS PRESTASI PREDIKAT 2,00 2,75 Memuaskan 2,76 3,50 Sangat memuaskan 3,51 4,00 Dengan pujian (cumlaude) (masa studi maksimal 10 semester) (2) Rektor memberikan penghargaan piagam kepada lulusan dengan predikat "dengan pujian (cumlaude)". (3) Predikat kelulusan "dengan pujian (cumlaude)" tidak diberikan kepada lulusan S-1 yang berasal dari lulusan program D III dan atau program sarjana muda yang sejenis (lintas jalur). 3.3.11. Penghentian Studi Sementara (Cuti Akademik) (1) Mahasiswa yang merencanakan menghentikan studi untuk sementara waktu harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. Program Sarjana (S1) 1) Sudah mengumpulkan paling sedikit 45 sks dan IPK 2,25 2) Mendapat ijin tertulis dari rektor. b. Program D III dan D IV 1) Sudah mengumpulkan paling sedikit 30 sks dan IPK 2,00. Khusus untuk program D IV sudah mengikuti pendidikan semester pertama dengan IPK 2,00 2) Mendapat ijin tertulis dari rektor. (2) Mahasiswa yang terpaksa menghentikan studi untuk sementara karena halangan yang tidak dapat dihindarkan, yaitu : a. Kecelakaan dengan melampirkan surat keterangan dari rumah sakit atau surat keterangan yang dapat dipertanggungjawabkan. b. Sakit lebih dari satu bulan dengan menunjukkan surat keterangan dari rumah sakit. c. Melahirkan. d. Faktor-faktor lain yang menyebabkan mahasiswa tidak dapat mengikuti kegiatan akademik selama satu bulan atau lebih, dapat mengambil cuti akademik dengan ketentuan telah memperoleh persetujuan rektor. (3) Selama masa studi mahasiswa dapat menghentikan studi sementara maksimal 4 (empat) semester, dengan maksimal dua kali pengajuan, dengan tetap mempertimbangkan aspek akademik. (4) Ijin penghentian studi sementara tidak dibenarkan untuk semester yang telah lalu (tidak berlaku surut). - 20 -

(5) Masa penghentian studi sementara tidak diperhitungkan dengan lama studi yang bersangkutan. (6) Tatacara pengajuan cuti akademik diatur dalam penjelasan keputusan rektor. 3.4. HAK DAN KEWAJIBAN MAHASISWA 3.4.1. Hak dan Kewajiban Mahasiswa (1) Hak dan kewajiban Mahasiswa Fakultas Teknik UNDIP melekat pada yang bersangkutan setelah dinyatakan diterima sebagai Mahasiswa Universitas Diponegoro, dengan terlebih dahulu menyelesaikan proses administrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku; (2) Hak dan kewajiban tersebut sebagaimana tersebut pada ayat (1) tetap melekat bagi Mahasiswa yang mengambil cuti akademik dengan izin maupun tanpa izin selama yang bersangkutan belum dinyatakan mengundurkan diri dari Fakultas Teknik UNDIP; (3) Hak dan kewajiban akan gugur bilamana yang bersangkutan tidak lagi berstatus sebagai Mahasiswa Fakultas Teknik UNDIP. 3.4.2. Hak-hak Mahasiswa Hak yang diperoleh Mahasiswa Fakultas Teknik UNDIP : a. Mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang memenuhi standar akademik yang berlaku di Fakultas Teknik UNDIP. b. Menggunakan fasilitas akademik yag telah ada dan tersedia dengan tetap berpedoman pada peraturan yang berlaku. c. Mendapatkan pengakuan atas prestasi akademik yang diperolehnya untuk kepentingan didalam maupun diluar kampus sebagaimana ketentuan umum; d. Mendapatkan perlindungan atas kebebasan mimbar yang dilakukan sesuai dengan etika akademik yang berlaku di Fakultas Teknik UNDIP; e. Mendapatkan upaya-upaya bagi peningkatan kesejahteraan mahasiswa yang dipersiapkan oleh Universitas antara lain beasiswa dan pengembangan minat; f. Mendapatkan keringanan dan atau penangguhan kewajiban finansial setelah memenuhi persyaratan yang diatur oleh Universitas; g. Mendapatkan pelayanan yang profesional dan proporsional dari Fakultas Teknik UNDIP - 21 -

3.4.3. Kewajiban Mahasiswa Kewajiban Mahasiswa FakultasTeknik UNDIP : a. Ikut menanggung pembiayaan pendidikan dan biaya-biaya lain yang diatur oleh universitas, kecuali mahasiswa yang cuti studi dengan ijin Dekan Fakultas Teknik UNDIP; b. Menjaga ketertiban, ketenangan dan kedisiplinan guna mendukung terwujudnya suasana kegiatan proses pembelajaran yang kondusif; c. Menunjukkan perilaku yang sopan, penuh tanggung jawab serta mempunyai etika yang tinggi dalam menjaga nama baik almamater universitas; d. Ikut menumbuhkan budaya akademik dalam pergaulan di kampus maupun diluar kampus sehingga mampu mewujudkan Fakultas Teknik UNDIP sebagai salah satu sumber pendidikan dan kebudayaan; e. Senantiasa membantu pihak Fakultas Teknik UNDIP dan seluruh jajarannya dalam melaksanakan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi; f. Meningkatkan kemampuan intelektual dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan akademik dan kemampuan sosial, kemampuan berkarya, agar dapat memberikan rasa aman kepada pihak-pihak yang membutuhkan tenaga dan keahliannya; g. Tetap menjaga dan menghormati nama besar Fakultas Teknik UNDIP setelah yang bersangkutan menyelesaikan studi dan mengabdikan diri ditengah-tengah masyarakat. 3.5. PELANGGARAN AKADEMIK 3.5.1. Jenis Pelanggaran Akademik a. Pelanggaran Akademik Ringan : (1) Penyontekan Barang siapa secara melawan hukum dengan sengaja atau tidak, menggunakan atau mencoba menggunakan bahan-bahan informasi atau alat bantu studi lainnya tanpa ijin dari dosen yang bersangkutan dalam kegiatan ujian akademik. (2) Perbantuan atau percobaan perbantuan Pelanggaran Akademik Ringan Barang siapa secara melawan hukum dengan sengaja atau tidak, membantu atau mencoba membantu menyediakan sarana - 22 -

atau prasarana yang dapat menyebabkan terjadinya pelanggaran akademik Ringan. (3) Penyertaan dalam Pelanggaran Akademik Ringan Barang siapa secara melawan hukum dengan sengaja atau tidak, bekerjasama atau ikut serta melakukan atau menyuruh melakukan perbuatan-perbuatan yang menyebabkan terjadinya pelanggaran akademik Ringan. (4) Pelanggaran administrasi dan tata tertib ringan Barang siapa secara melawan hukum dengan sengaja atau tidak, baik sendiri maupun bekerjasama melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan tata tertib dan administrasi yang dikeluarkan pihak fakultas dan atau program studi. b. Pelanggaran Akademik Sedang : (1) Perjokian Barang siapa secara melawan hukum dengan sengaja atau tidak, menggantikan kedudukan atau melakukan tugas atau kegiatan untuk kepentingan orang lain, atas permintaan orang lain atau kehendak sendiri, dalam kegiatan akademik. (2) Plagiat Barang siapa secara melawan hukum dengan sengaja atau tidak, menggunakan kalimat atau karya orang lain sebagai kalimat atau karya sendiri yang bertentangan dengan kaidah penulisan karya ilmiah yang berlaku dan atau secara melawan hukum. (3) Perbantuan atau percobaan perbantuan Pelanggaran Akademik sedang Barang siapa secara melawan hukum dengan sengaja atau tidak, membantu atau mencoba membantu menyediakan sarana atau prasarana, termasuk tanda tangan absensi, yang dapat menyebabkan terjadinya pelanggaran akademik sedang. (4) Penyertaan dalam Pelanggaran Akademik sedang Barang siapa secara melawan hukum dengan sengaja atau tidak, bekerjasama atau ikut serta melakukan atau menyuruh melakukan perbuatan-perbuatan yang menyebabkan terjadinya pelanggaran akademik sedang. (5) Pelanggaran administrasi dan tata tertib sedang. Barang siapa secara melawan hukum dengan sengaja atau tidak, baik sendiri maupun bekerjasama melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan tata tertib dan administrasi yang dikeluarkan pihak Universitas. c. Pelanggaran Akademik Berat : (1) Pemalsuan - 23 -

Barang siapa secara melawan hukum dengan sengaja atau tidak, tanpa ijin yang berwenang mengganti atau mengubah/ memalsukan nama, tanda tangan, nilai atau transkrip akademik, ijasah, kartu tanda mahasiswa, tugas-tugas, praktikum, keterangan, atau laporan dalam lingkup kegiatan akademik. (2) Penyuapan Barang siapa secara melawan hukum dengan sengaja atau tidak, mempengaruhi atau mencoba mempengaruhi orang lain dengan cara membujuk, memberi hadiah atau ancaman dengan maksud mempengaruhi penilaian terhadap prestasi akademiknya. (3) Kekerasan dan Pelecehan Barang siapa melakukan tindak kekerasan dan atau pelecehan yang dapat merugikan fisik maupun psikologis di dalam maupun di luar kampus yang terkait atau dapat dikaitkan dengan kegiatan akademis. (4) Perbantuan atau percobaan perbantuan Pelanggaran Akademik Berat Barang siapa secara melawan hukum dengan sengaja atau tidak, membantu atau mencoba membantu menyediakan sarana atau prasarana yang dapat menyebabkan terjadinya Pelanggaran Akademik Berat. (4) Penyertaan dalam Pelanggaran Akademik Berat Barang siapa secara melawan hukum dengan sengaja atau tidak, bekerjasama atau ikut serta melakukan atau menyuruh melakukan perbuatan-perbuatan yang menyebabkan terjadinya Pelanggaran Akademik Berat. (5) Pelanggaran administrasi dan tata tertib Berat Barang siapa secara melawan hukum dengan sengaja atau tidak, baik sendiri maupun bekerjasama melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan tata tertib dan administrasi yang dikeluarkan Departemen Pendidikan Nasional. (6) Pemalsuan dan kekerasan yang terkait dengan kegiatan Akademis dan atau tindak pidana yang diancam hukuman penjara 1 (satu) tahun atau lebih berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3.5.2. Sanksi terhadap Pelanggaran Akademik (1) Sanksi Akademik terhadap Mahasiswa 1. Sanksi terhadap Pelanggaran Akademik Ringan - 24 -

a. Peringatan keras secara lisan oleh petugas ataupun tertulis oleh pimpinan fakultas/ketua jurusan/program studi. b. Pengurangan nilai ujian dan atau pernyataaan tidak lulus pada matakuliah atau kegiatan akademik dilaksanakan oleh dosen pengampu yang bersangkutan atas permintaan pimpinan fakultas/ ketua jurusan ataupun tidak. 2. Sanksi terhadap Pelanggaran Akademik Sedang Dicabut hak/ijin mengikuti kegiatan akademik untuk sementara oleh pimpinan Universitas Diponegoro paling lama 2 (dua) semester. 3. Sanksi terhadap Pelanggaran Akademik Berat Pemecatan atau dikeluarkan (dicabut status kemahasiswaannya secara permanen) oleh pimpinan Universitas Diponegoro. (2) Sanksi terhadap dosen dan atau tenaga administrasi ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3.5.3. Prosedur Penetapan Sanksi (1) Prosedur penetapan sanksi terhadap mahasiswa yang melakukan pelanggaran akademik ringan adalah sebagai berikut : a. Penetapan bukti pelanggaran. b. Pengesahan oleh para pihak yang berwenang. c. Penetapan sanksi oleh dosen pengampu/ketua jurusan/ ketua program studi. (2) Prosedur penetapan sanksi terhadap mahasiswa yang melakukan pelanggaran akademik sedang dan berat adalah sebagai berikut : a. Dekan menunjuk Tim Pemeriksa untuk memeriksa dan mengumpulkan fakta/data /Informasi terhadap dugaan terjadinya pelanggaran akademik sedang dan atau berat; b. Tim Pemeriksa dalam rangka memeriksa dan mengumpulkan fakta/data/informasi mempunyai kewenangan untuk memanggil pihak-pihak yang terkait dan meminta data, bukti atas dugaan terjadinya pelanggaran akademik sedang dan atau berat; c. Hasil pemeriksaan Tim Pemeriksa terhadap dugaan terjadinya pelanggaran akademik sedang dan atau berat, diserahkan kepada dekan fakultas untuk kemudian disampaikan kepada pimpinan universitas; d. Pimpinan universitas setelah memperhatikan, mempertimbangkan berita acara hasil pemeriksaan dan - 25 -

pengumpulan fakta/ data / informasi atas kasus tersebut, yang disusun oleh tim yang ditunjuk pimpinan fakultas dapat menyelenggarakan rapat khusus untuk menangani dugaan terjadinya pelanggaran akademik sedang dan atau berat. e. Rapat khusus tersebut dihadiri oleh : - Tim Penegak Disiplin Kampus (TPDK) - Pimpinan fakultas - Mahasiswa yang bersangkutan dan dapat didampingi pendamping dan atau penasihat hukumnya - Tim yang dibentuk dari pimpinan fakultas dan - Penemu kasus f. Selama proses pemeriksaan dalam rapat khusus, Mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran akademik sedang dan atau berat diberikan hak untuk membela diri ; g. Pembelaan diri yang dilakukan mahasiswa yang diduga melakukan pelanggaran akademik sedang dan atau berat dapat dilakukan oleh pendamping dan atau penasihat hukum; h. Berdasarkan hasil rapat khusus, pimpinan universitas dapat memutuskan penjatuhan sanksi terhadap mahasiswa yang bersangkutan dengan memperhatikan bobot atau jenis pelanggaran akademik dan sanksi yang dapat dikenakan. (3) Pengenaan sanksi akademik berat terhadap mahasiswa yang melakukan pelanggaran akademik berat hanya dapat dilakukan setelah dilakukan pemberhentian sementara bagi yang bersangkutan ; (4) Pimpinan universitas dapat menjatuhkan sanksi pemberhentian sementara paling lama 2 (dua) semester dan dihitung sebagai masa studi, dalam hal mahasiswa yang diduga melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 29 c ayat (6) menjalani masa penahanan dan atau telah mendapat Putusan Pengadilan Negeri yang amarnya menyatakan mahasiswa bersangkutan bersalah ; (5) Dalam hal setelah sanksi pemberhentian sementara selesai dijalani, ternyata mahasiswa yang bersangkutan masih dalam masa penahanan, maka masa studi mahasiswa yang bersangkutan dibantarkan (sementara tidak dihitung) sampai ada Putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap; (6) Pengenaan sanksi akademik berat terhadap Mahasiswa yang melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 29 c ayat (7) hanya dapat dikenakan setelah ada Putusan Pengadilan berkekuatan hukum tetap yang amarnya menyatakan mahasiswa bersangkutan bersalah dan dikenai pidana penjara ; - 26 -

(7) Dalam hal Mahasiswa yang diduga melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 29 c ayat (6) pada Putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dinyatakan tidak bersalah atau dihukum percobaan, maka masa studi selama yang bersangkutan ditahan dan atau diberhentikan sementara, tidak dihitung sebagai masa studi ; (8) Mahasiswa yang dikenai sanksi karena melakukan pelanggaran akademik dalam segala tingkatan, mempunyai hak untuk menyampaikan keberatan dan atau banding administratif, dengan tenggang waktu pengajuan 14 (empat belas) hari sejak diterimanya pemberitahuan putusan sanksi akademik dimaksud; (9) Mahasiswa yang diperiksa karena diduga melakukan pelanggaran akademik berat, berhak untuk didampingi orangtua/wali dan atau penasihat hukumnya selama proses pemeriksaan berlangsung (10) Prosedur penetapan sanksi bagi dosen dan atau tenaga administrasi ditetapkan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. 3.6. PINDAH STUDI 3.6.1. Pindah Studi di Lingkungan Universitas Diponegoro (1) Ketentuan umum a. Telah mengikuti kegiatan akademik secara terus menerus dengan masa studi sekurang-kurangnya 2 (dua) semester. b. Tidak karena melanggar tata tertib kehidupan kampus atau sebab lain yang sejenis. c. Lulus placement test dan tidak buta warna bagi fakultas/jurusan/program studi yang mensyaratkannya. d. Mendapatkan pertimbangan dari Badan Konsultasi Mahasiswa (BKM) e. Disetujui oleh fakultas melalui pertimbangan jurusan dan atau program studi asal. f. Disetujui oleh fakultas melalui pertimbangan jurusan dan atau program studi yang dituju dengan memperhatikan kemampuan daya tampung dan atau hasil akreditasi matakuliah yang telah ditempuh dan atau sisa masa studi sesuai ketentuan Pasal 17, 19 dan Pasal 25. g. Pindah studi hanya diizinkan satu kali h. Masa studi mahasiswa pindahan tetap diperhitungkan dengan lama studi yang bersangkutan. - 27 -