Lampiran SK Rektor No. 297/SK/K01/PP/2009. Peraturan Akademik Institut Teknologi Bandung

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran SK Rektor No. 297/SK/K01/PP/2009. Peraturan Akademik Institut Teknologi Bandung"

Transkripsi

1 Lampiran SK Rektor No. 297/SK/K01/PP/2009 Peraturan Akademik

2 Peraturan Akademik - halaman 2 dari 43 halaman

3 Daftar Isi 1. PROGRAM PENDIDIKAN...5 Pasal 1.1 Jenis dan Tahapan Program Pendidikan...5 Pasal 1.2 Penyatuan Program Pendidikan...6 Pasal 1.3 Kurikulum...6 Pasal 1.4 Semester Reguler...7 Pasal 1.5 Semester Pendek...7 Pasal 1.6 Satuan Kredit Semester...8 Pasal 1.7 Beban SKS...9 Pasal 1.8 Pengambilan Kuliah PENERIMAAN MAHASISWA BARU...10 Pasal 2.1 Penerimaan Mahasiswa Program Sarjana...10 Pasal 2.2 Penerimaan Mahasiswa Program Pascasarjana...11 Pasal 2.3 Pembatalan Penerimaan...12 Pasal 2.4 Keabsahan sebagai Mahasiswa ITB...12 Pasal 2.5 Mahasiswa Khusus Program Sarjana...13 Pasal 2.6 Mahasiswa Khusus Program Pascasarjana...14 Pasal 2.7 Mahasiswa Asing PENDAFTARAN ULANG...15 Pasal 3.1 Pendaftaran Ulang...15 Pasal 3.2 Persyaratan Pendaftaran Ulang...16 Pasal 3.3 Pendaftaran Ulang yang Diwakilkan...16 Pasal 3.4 Keterlambatan Melakukan Pendaftaran Ulang...16 Pasal 3.5 Status Mahasiswa ITB...17 Pasal 3.6 Perubahan Rencana Studi...17 Pasal 3.7 Keterlambatan Membayar Biaya Pendidikan...17 Pasal 3.8 Mahasiswa yang Tidak Mendaftar...18 Pasal 3.9 Prasyarat Mengikuti Kegiatan Akademik...18 Pasal 3.10 Perubahan Biaya Pendidikan LAYANAN AKADEMIK...19 Pasal 4.1 Perkuliahan dan Ujian...19 Pasal 4.2 Kalender Pendidikan...20 Pasal 4.3 Beban Kuliah per Semester...20 Pasal 4.4 Beban Lebih untuk Percepatan Studi...21 Pasal 4.5 Perwalian Akademik...22 Pasal 4.6 Pelaksanaan Ujian...23 Pasal 4.7 Peserta Ujian...23 Pasal 4.8 Pengawas Ujian PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA DAN PENYELESAIAN TAHAP PENDIDIKAN...25 Pasal 5.1 Evaluasi Perkuliahan...25 Pasal 5.2 Penilaian Prestasi Mahasiswa...25 Pasal 5.3 Nilai yang Bermasalah...26 Pasal 5.4 Nilai Rata-rata, Indeks Prestasi, dan Indeks Prestasi Kumulatif...27 Pasal 5.5 Derajat Keberhasilan...28 Pasal 5.6 Penyelesaian Program Sarjana...29 Pasal 5.7 Penyelesaian Program Magister...29 Pasal 5.8 Penyelesaian Program Doktor...30 Pasal 5.9 Predikat Kelulusan...30 Pasal 5.10 Surat Keterangan Selesai Pentahapan Program Sarjana...31 Pasal 5.11 Raport (Hasil Kemajuan Akademik), Transkrip Akademik dan Ijazah...31 Peraturan Akademik - halaman 3 dari 43 halaman

4 6. WAKTU STUDI...32 Pasal 6.1 Waktu Studi Program Sarjana...32 Pasal 6.2 Waktu Studi Program Magister...32 Pasal 6.3 Waktu Studi Program Doktor...32 Pasal 6.4 Waktu Studi Program yang Disatukan...33 Pasal 6.5 Perpanjangan Waktu Studi Program Sarjana...33 Pasal 6.6 Perpanjangan Waktu Studi Program Magister...34 Pasal 6.7 Perpanjangan Waktu Studi Program Doktor...34 Pasal 6.8 Penghentian Studi Sementara...34 Pasal 6.9 Penghentian Studi Program Sarjana...35 Pasal 6.10 Penghentian Studi Program Magister...35 Pasal 6.11 Penghentian Studi Program Doktor...36 Pasal 6.12 Peringatan Dini dan Peringatan Batas Waktu Studi...36 Pasal 6.13 Pengunduran Diri...37 Pasal 6.14 Pejabat yang Berhak Memutuskan Status Mahasiswa MAHASISWA PINDAH PROGRAM STUDI...37 Pasal 7.1 Mahasiswa Pindah Program Studi...37 Pasal 7.2 Peraturan Umum Pindah Program Studi...37 Pasal 7.3 Prosedur Pindah Program Studi KECURANGAN AKADEMIK DAN SANKSINYA...39 Pasal 8.1 Kecurangan Akademik...39 Pasal 8.2 Sanksi LAIN-LAIN...41 Pasal 9.1 Kartu Tanda Mahasiswa Hilang...41 Pasal 9.2 Kartu Studi Mahasiswa Hilang...41 Pasal 9.3 Ijazah Hilang...42 Pasal 9.4 Keberadaan Mahasiswa di Kampus PENUTUP...43 Peraturan Akademik - halaman 4 dari 43 halaman

5 1. PROGRAM PENDIDIKAN ITB menawarkan program pendidikan jenjang Sarjana, Magister, dan Doktor. Pasal 1.1 Jenis dan Tahapan Program Pendidikan 1. Pendidikan di ITB terdiri dari tiga jenjang atau strata, yaitu: a. Program 4 (empat) tahun untuk strata-1 (S1) yang memberikan gelar sarjana, b. Program 2 (dua) tahun untuk strata-2 (S2) yang memberikan gelar magister, c. Program 3 (tiga) tahun untuk strata-3 (S3) yang memberikan gelar doktor. 2. Pendidikan sarjana suatu program studi mencakup dasar ilmu pengetahuan yang diberikan oleh program studi tersebut, yang merupakan dasar untuk segera terjun ke dunia kerja selaku subjek dalam kegiatan ekonomi dan masyarakat, atau pun untuk mengikuti pendidikan lanjut. Dengan bekal dasar ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diberikan, lulusan pendidikan sarjana ini harus mampu mengamati, mengenali, dan melakukan pendekatan pemecahan masalah di bidang ilmunya secara ilmiah dan penuh prakarsa, mampu menerapkan ilmunya, serta siap menghadapi perubahan dan mengikuti perkembangan. Pendidikan Sarjana terdiri atas dua tahap yang tidak terpisahkan, yaitu: a. Tahap Tahun Pertama merupakan awal pendidikan Program Sarjana yang bertujuan untuk memperkokoh pengetahuan tentang materi ilmu dasar, membentuk kemampuan umum yang menopang pendidikan selanjutnya, serta membina sikap ilmiah dan kebiasaan belajar yang baik di perguruan tinggi. b. Tahap Sarjana merupakan tahap pendidikan untuk meletakkan landasan keilmuan dan keahlian yang disertai perluasan wawasan. 3. Pendidikan Magister adalah kelanjutan linear Program Sarjana, atau merupakan interaksi beberapa disiplin ilmu yang terbentuk sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan atau tuntutan kebutuhan. Lulusan Program Magister harus mempunyai kemampuan lebih dari lulusan Program Sarjana, terutama dalam hal berdaya cipta dalam bidangnya, melakukan sintesis serta mengambil kesimpulan dari suatu kegiatan penelitian, di samping kedalaman dan keluasan penguasaan ilmunya. Peraturan Akademik - halaman 5 dari 43 halaman

6 4. Program Doktor merupakan pendidikan sesudah Program Magister. Lulusan pendidikan doktor harus mampu melakukan penelitian secara mandiri dan bijaksana menuju ke hasil yang mencerminkan keahlian khususnya dan memberikan sumbangan orisinil kepada bidang ilmunya. Di samping itu, seorang lulusan Program Doktor harus mampu melaksanakan pengalihan ilmu kepada masyarakat ilmiah lingkungannya. 5. Program-program Pendidikan Khusus yang belum termasuk dalam ayat (1) s.d. ayat (4) pasal ini, persyaratan dan tata cara penyelenggaraannya diatur secara khusus. 6. Program Pascasarjana mencakup Program Magister dan Program Doktor. Pasal 1.2 Penyatuan Program Pendidikan Mahasiswa berprestasi diberi kesempatan menempuh Program Sarjana dan Pascasarjana dengan jadwal yang lebih optimal. 1. Mahasiswa Program Sarjana yang menunjukkan prestasi akademik tinggi dapat memilih untuk mengikuti pendidikan Program Magister sebagai bagian yang menyatu dengan Program Sarjana. 2. Lulusan pendidikan Program Sarjana dengan prestasi akademik tinggi dapat memilih untuk mengikuti Program Doktor secara langsung. Jika ada bagian atau persyaratan Program Magister yang harus dipenuhi, maka bagian atau persyaratan tersebut menjadi bagian yang menyatu dengan Program Doktor. 3. Persyaratan yang mengatur penerimaan mahasiswa baru Program Pascasarjana menurut ayat (1) dan ayat (2) pasal ini ditentukan oleh Sekolah Pascasarjana. Pasal 1.3 Kurikulum Kurikulum program pendidikan di ITB disusun berdasarkan visi dan misi ITB guna menghasilkan lulusan yang berkompetensi tinggi sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 1. Kurikulum suatu program studi pendidikan tinggi adalah suatu kesatuan susunan mata kuliah untuk semua jenjang atau tingkat dalam program Peraturan Akademik - halaman 6 dari 43 halaman

7 pendidikan yang disusun secara terintegrasi untuk mencapai kompetensi yang diinginkan pada masing-masing bidang ilmu, dengan memperhatikan kebutuhan mahasiswa dan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta memperhatikan fasilitas, sumber daya, dan kemampuan perguruan tinggi. 2. Susunan mata kuliah disesuaikan dengan perkembangan pemahaman mahasiswa dalam bidang ilmu terkait. Masing-masing mata kuliah mempunyai silabus dan beban SKS (Satuan Kredit Semester) tertentu, untuk dapat dilaksanakan menurut sistem semester. 3. Kurikulum memberikan ciri spesifik suatu program studi dan memberikan gambaran yang lengkap mengenai materi, persyaratan, dan panduan umum dalam melaksanakan proses pendidikan. 4. Kurikulum Program Magister dibedakan untuk 2 (dua) jenis program, yaitu Program Magister berorientasi Keilmuan dan Program Magister berorientasi Terapan Pasal 1.4 Semester Reguler Penyelenggaraan program pendidikan di ITB menganut sistem semester. 1. Satu tahun akademik terdiri atas 2 (dua) semester reguler, yaitu 1 (satu) semester ganjil dan 1 (satu) semester genap, masing-masing merupakan waktu pelaksanaaan kegiatan akademik selama 16 (enam belas) minggu. 2. Kegiatan 16 (enam belas) minggu waktu perkuliahan meliputi kegiatan kuliah minimal selama 14 (empat belas) minggu dan kegiatan ujian selama 2 (dua) minggu. Pasal 1.5 Semester Pendek Kegiatan akademik tambahan di luar semester reguler difasilitasi dengan penyelenggaraan semester pendek. 1. Semester pendek adalah semester tambahan yang tidak harus diambil oleh semua mahasiswa. Peraturan Akademik - halaman 7 dari 43 halaman

8 2. Kegiatan akademik yang ditawarkan pada semester pendek ditentukan oleh program studi terkait atas dasar kebijakan Fakultas/Sekolah, kesediaan dosen pengajar, dan ketersediaan fasilitas. 3. Kegiatan perkuliahan untuk 1 (satu) semester pendek adalah kegiatan akademik yang setara dengan kegiatan 1 (satu) semester reguler, yang hanya dilaksanakan selama 8 (delapan) minggu, termasuk proses perkuliahan, evaluasi, dan praktikum. Pasal 1.6 Satuan Kredit Semester Tolok ukur beban akademik mahasiswa adalah SKS (Satuan Kredit Semester). 1. Satu SKS beban akademik Program Sarjana setara dengan upaya mahasiswa sebanyak 3 (tiga) jam seminggu dalam satu semester reguler, yang meliputi: a. 1 (satu) jam kegiatan interaksi akademik terjadwal dengan staf pengajar, berupa kegiatan tatap muka di kelas. b. 1 (satu) jam kegiatan terstruktur yang dilakukan dalam rangka kegiatan kuliah, seperti menyelesaikan tugas, menyelesaikan soal, membuat makalah, menelusuri pustaka. c. Minimal 1 (satu) jam kegiatan mandiri, merupakan kegiatan mahasiswa secara mandiri untuk mendalami dan mempersiapkan tugas-tugas akademik, misalnya membaca buku referensi. 2. Satu SKS beban akademik untuk Program Pascasarjana dalam bentuk perkuliahan setara dengan upaya mahasiswa sebanyak 4 (empat) jam seminggu dalam satu semester, yang meliputi 1 (satu) jam kegiatan tatap muka dengan staf pengajar di kelas, 1 (satu) jam kegiatan terstruktur, dan minimal 2 (dua) jam kegiatan mandiri. 3. Satu SKS beban akademik dalam bentuk praktikum, tugas akhir, skripsi, tesis, kerja lapangan, dan kegiatan lain yang sejenis, setara dengan kerja akademik mahasiswa selama 3 (tiga) sampai 5 (lima) jam seminggu dalam satu semester. 4. Ketentuan dan pelaksanaan kuliah yang dilengkapi dengan praktikum diatur oleh program studi masing-masing. Peraturan Akademik - halaman 8 dari 43 halaman

9 Pasal 1.7 Beban SKS Kurikulum menentukan beban SKS (Satuan Kredit Semester) yang harus dipenuhi dan diselesaikan oleh setiap mahasiswa ITB sesuai jenjang pendidikan yang diikutinya. 1. Beban SKS setiap program pendidikan ditentukan dalam kurikulum yang berlaku. Jika tidak ada ketentuan lain dalam kurikulum, maka beban SKS untuk setiap program pendidikan tercantum dalam ayat (2) s.d. (5) pasal ini. 2. Pendidikan Program Sarjana di ITB mempunyai beban sekurangkurangnya 144 (seratus empat puluh empat) SKS dan sebanyakbanyaknya 160 (seratus enam puluh) SKS, yang terbagi atas: a. Tahap Tahun Pertama dengan beban minimal 36 (tiga puluh enam) SKS. b. Tahap Sarjana dengan beban minimal 108 (seratus delapan) SKS. 3. Pendidikan Program Magister setelah Program Sarjana mempunyai beban sekurang-kurangnya 36 (tiga puluh enam) SKS dan sebanyak-banyaknya 40 (empat puluh) SKS. 4. Pendidikan Program Doktor setelah Program Magister mempunyai beban sekurang-kurangnya 40 (empat puluh) SKS dan sebanyak-banyaknya 52 (lima puluh dua) SKS. 5. Beban SKS bagi program-program yang disatukan sebagaimana ketentuan pada Pasal 1.2 ditetapkan oleh Sekolah Pascasarjana. 6. Mata kuliah yang pernah diambil di perguruan tinggi/universitas lain dapat diakui menjadi bagian dari beban SKS tersebut di atas jika disetujui oleh Rektor atau pejabat yang ditunjuknya, setelah mendapat masukan dari Dekan Fakultas/Sekolah terkait. 7. Beban perkuliahan tambahan sebagai bagian dari persyaratan khusus penerimaan (probation) pada program Pascasarjana (Magister dan Doktor) tidak diperhitungkan sebagai bagian dari beban SKS wajib. Pasal 1.8 Pengambilan Kuliah Semua mata kuliah wajib dan sejumlah mata kuliah pilihan dalam kurikulum harus diselesaikan oleh mahasiswa secara berurutan. Peraturan Akademik - halaman 9 dari 43 halaman

10 1. Dalam merencanakan pengambilan kuliah di program studinya, mahasiswa diharuskan mengambil semua mata kuliah wajib dan sejumlah mata kuliah pilihan sesuai dengan Pasal Mahasiswa diizinkan untuk mengambil mata kuliah melebihi jumlah keseluruhan yang diwajibkan, dan pelaksanaannya mengacu pada ketentuan dalam kurikulum program studinya. 3. Pada setiap semester, mahasiswa diwajibkan untuk mengambil mata kuliah sesuai urutannya dalam kurikulum, yaitu mendahulukan pengambilan mata kuliah pada tahap dan tahun yang lebih rendah. 2. PENERIMAAN MAHASISWA BARU Pasal 2.1 Penerimaan Mahasiswa Program Sarjana Mahasiswa baru Program Sarjana ITB diterima atas dasar hasil ujian saringan masuk yang khusus diselenggarakan untuk itu. 1. Penerimaan mahasiswa baru Program Sarjana ITB diselenggarakan melalui suatu ujian saringan masuk yang ditentukan oleh ITB. 2. ITB dapat menerima mahasiswa baru Program Sarjana, yang berprestasi tinggi di bidang akademik atau nonakademik, sebagai penghargaan terhadap prestasi tinggi yang dicapai di tingkat nasional atau internasional, atas dasar permohonan tertulis dari yang bersangkutan, dengan ketentuan: a. Mengikuti proses ujian saringan masuk seperti tersebut pada ayat (1) di atas. b. Melampirkan fotokopi Laporan Pendidikan SMU kelas 1, 2, dan 3. c. Melampirkan bukti prestasi yang dicapai. d. Mengikuti wawancara yang diselenggarakan oleh ITB setelah pelaksanaan ujian saringan masuk pada ayat (1) pasal ini, sebagai tambahan informasi untuk mengambil keputusan. Jika prestasi tinggi tersebut sesuai dengan bidang program studi yang akan ditempuh, maka persyaratan ayat (2.a) dapat diganti dengan persyaratan lain yang ditentukan oleh Rektor ITB. Peraturan Akademik - halaman 10 dari 43 halaman

11 Pasal 2.2 Penerimaan Mahasiswa Program Pascasarjana Mahasiswa baru Program Pascasarjana ITB diterima atas dasar hasil ujian saringan masuk yang khusus diselenggarakan untuk itu. 1. Penerimaan Mahasiswa Baru Program Pascasarjana didasarkan atas hasil seleksi yang ditetapkan oleh Sekolah Pascasarjana ITB, berdasarkan usulan dari Fakultas/Sekolah terkait. 2. Kriteria kelulusan seleksi bagi mahasiswa baru Program Pascasarjana ditentukan oleh Sekolah Pascasarjana. 3. Mahasiswa Program Magister yang diterima harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan, yang terutama mencakup latar belakang keilmuannya. Calon mahasiswa yang diperkirakan potensial, tetapi belum memenuhi persyaratan, dapat diterima dengan diharuskan memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebelum memulai pendidikan formalnya. 4. a. Calon mahasiswa Program Magister yang diperkirakan potensial, tetapi belum memenuhi persyaratan latar belakang keilmuan, dapat diterima dengan diharuskan memenuhi persyaratan perkuliahan tambahan yang ditetapkan. b. Terbuka peluang bagi seorang calon mahasiswa Program Magister untuk memilih program studi yang berbeda dari program studi yang diikutinya dalam pendidikan sarjana, sesuai dengan ketentuan pada ayat (3) pasal ini. 5. Mahasiswa Program Doktor yang diterima harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan, yang terutama mencakup latar belakang keilmuannya. Calon mahasiswa Program Doktor yang diperkirakan potensial, tetapi belum memenuhi persyaratan, dapat diterima dengan diharuskan memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebelum memulai pendidikan formalnya. 6. Setiap mahasiswa Program Doktor yang diterima dikenakan masa percobaan selama satu tahun, yang diikuti dengan ujian kualifikasi, sebagai persiapan melaksanakan penelitian untuk disertasi. Penelitian untuk disertasi baru dapat dimulai bila evaluasi selama masa percobaan memuaskan. Bila hasil evaluasi tidak memuaskan, masa percobaan dapat diperpanjang paling lama dalam waktu satu tahun lagi. 7. Mahasiswa program Magister dan Doktor yang diterima dengan persyaratan khusus (probation) diwajibkan mengikuti kuliah tambahan yang mengacu pada ketentuan dalam Pasal 1.7 Ayat 7. Peraturan Akademik - halaman 11 dari 43 halaman

12 Pasal 2.3 Pembatalan Penerimaan ITB berhak membatalkan penerimaan mahasiswa baru atas dasar pemerataan kesempatan belajar atau pelanggaran etika pada saat seleksi. 1. Penerimaan seorang mahasiswa baru ITB akan dibatalkan jika ternyata yang bersangkutan: a. Melakukan kecurangan pada saat pelaksanaan ujian saringan masuk. b. Masih atau sedang mengikuti pendidikan di ITB. c. Mahasiswa Program Sarjana yang pernah terdaftar dan mengundurkan diri. d. Mahasiswa Program Pascasarjana yang pernah terdaftar dan tidak diperkenankan lagi untuk melanjutkan pendidikan di ITB pada strata yang sama, atau pernah terdaftar dan mengundurkan diri dari Program Studi yang sama. 2. Mahasiswa ITB yang pada suatu saat diketahui ternyata termasuk pada ayat (1.a), (1.b), (1.c), atau (1.d) pasal ini, maka statusnya sebagai mahasiswa ITB akan dicabut. Pasal 2.4 Keabsahan sebagai Mahasiswa ITB Setiap calon mahasiswa ITB wajib melengkapi semua persyaratan identifikasi diri yang ditentukan oleh ITB sebagai syarat keabsahan menjadi mahasiswa ITB. 1. Mahasiswa ITB harus memenuhi semua persyaratan administratif yang ditentukan oleh Direktorat Pendidikan ITB. 2. Mahasiswa yang tidak melengkapi persyaratan administratif yang ditentukan oleh Direktorat Pendidikan, statusnya sebagai mahasiswa ITB tidak sah. 3. Mahasiswa yang memberikan keterangan palsu atau keterangan yang tidak benar dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. 4. Mahasiswa tetap wajib menyerahkan semua persyaratan pada waktunya walaupun ITB tidak menagih salah satu atau lebih kelengkapan administratif yang ditetapkan oleh Direktorat Pendidikan. Kelalaian terhadap hal ini, mengakibatkan status yang bersangkutan sebagai mahasiswa ITB menjadi tidak sah. Peraturan Akademik - halaman 12 dari 43 halaman

13 5. Peresmian penerimaan mahasiswa baru ITB dilakukan dalam Sidang Terbuka ITB. Pasal 2.5 Mahasiswa Khusus Program Sarjana ITB dapat menerima mahasiswa pindahan dan mahasiswa tugas belajar dari instansi yang mempunyai kerjasama dengan ITB dengan pertimbangan utama prestasi akademik yang pernah dicapai sebelumnya. 1. Mahasiswa Khusus Program Sarjana adalah mahasiswa yang penerimaannya tidak mengikuti peraturan penerimaan mahasiswa baru seperti yang tertuang pada Pasal Penerimaan mahasiswa Khusus ditentukan oleh Rektor ITB berdasarkan hasil ujian penempatan (placement test). 3. Mahasiswa Khusus Program Sarjana dapat berstatus sebagai: a. Mahasiswa pindahan, yaitu mahasiswa yang pindah dari universitas/ perguruan tinggi lain di luar negeri karena mahasiswa tersebut mengikuti orang tua yang berdinas di luar negeri dan diberi tugas oleh pemerintah. b. Mahasiswa tugas belajar, yaitu mahasiswa yang mendapat tugas belajar dari instansi/lembaga negara/swasta yang mempunyai kerja sama dengan ITB. c. Mahasiswa program kerja sama, yaitu mahasiswa dari Perguruan Tinggi yang mempunyai kerja sama dengan ITB. 4. Mahasiswa pindahan atau mahasiswa tugas belajar untuk Program Sarjana harus mengikuti ketentuan sebagai berikut: a. Masa percobaan selama 2 (dua) semester dengan beban 18 (delapan belas) SKS untuk setiap semesternya, dengan hasil NR (Nilai Rata-rata) setiap semester tidak kurang dari 2,50 (dua koma lima nol) serta tidak mempunyai nilai E atau T. b. Bila NR seperti tersebut pada ayat (4.a) pasal ini tidak terpenuhi, maka mahasiswa tersebut tidak diperkenankan lagi untuk melanjutkan studi Program Sarjana di ITB. Peraturan Akademik - halaman 13 dari 43 halaman

14 c. Setelah lulus masa percobaan 2 (dua) semester tanpa perpanjangan waktu masa percobaan, maka status kemahasiswaannya berubah menjadi sama seperti mahasiswa Program Sarjana lainnya. d. Dengan status seperti mahasiswa Program Sarjana lainnya, maka mahasiswa tersebut akan dikenai peraturan akademik yang sama dan berhak mendapatkan ijazah Sarjana dari ITB setelah semua persyaratan untuk penyelesaian Program Sarjana telah dipenuhi dengan baik. 5. Mahasiswa program kerjasama harus mengikuti aturan akademik yang disetujui oleh ITB dan Perguruan Tinggi mitra. Pasal 2.6 Mahasiswa Khusus Program Pascasarjana 1. Mahasiswa Khusus Program Pascasarjana adalah mahasiswa pada jenjang pendidikan magister atau doktor yang telah lulus beberapa mata kuliah dari suatu program pendidikan magister/setingkat magister atau program doktor dari suatu program studi di luar ITB, kemudian melanjutkan pendidikan magister atau doktor di ITB. 2. Seleksi penerimaan mahasiswa khusus Program Pascasarjana dilakukan oleh Sekolah Pascasarjana ITB melalui placement test yang dilaksanakan berdasarkan peraturan yang berlaku. 3. Penyetaraan atau pengakuan mata kuliah yang telah lulus pada ayat (1) pasal ini ditetapkan oleh Sekolah Pascasarjana berdasarkan usulan dari Fakultas/Sekolah. 4. Jumlah beban SKS mata kuliah yang dapat disetarakan atau diakui sebagaimana disebutkan dalam ayat (3) pasal ini dibatasi sebanyakbanyaknya 12 SKS untuk Program Magister dan Program Doktor. 5. Mahasiswa Khusus Program Magister dikenai biaya pendidikan sekurang-kurangnya untuk 2 (dua) semester atau 1 (satu) tahun, sedang untuk Mahasiswa Khusus Program Doktor dikenai biaya pendidikan sekurang-kurangnya untuk 4 (empat) semester atau 2 (dua) tahun. Peraturan Akademik - halaman 14 dari 43 halaman

15 Pasal 2.7 Mahasiswa Asing Untuk memperluas peran ITB di kalangan internasional, ITB dapat menerima mahasiswa warga negara asing, sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. 1. Warga negara asing dapat mengajukan permohonan kepada Rektor ITB untuk mengikuti pendidikan di ITB dengan melengkapi persyaratan: a. Daftar riwayat hidup dan riwayat pendidikan. b. Fotokopi/salinan ijazah dan transkrip akademik pendidikan terakhir yang ditempuh. c. Fotokopi paspor yang masih berlaku. 2. Penerimaan mahasiswa warga negara asing dilakukan melalui pola seleksi dan ujian masuk yang berlaku, atau pola seleksi khusus yang dibuat oleh ITB. Jika dinyatakan diterima, maka Rektor ITB akan mengirimkan surat penerimaan, langsung kepada yang bersangkutan. 3. Mahasiswa asing yang telah diterima, wajib mengajukan permohonan izin belajar kepada Direktur Jendral Pendidikan Tinggi dengan melampirkan surat penerimaan dari ITB dan persyaratan lainnya yang diperlukan. Surat izin belajar tersebut merupakan persyaratan utama untuk melakukan pendaftaran akademik di ITB. 3. PENDAFTARAN ULANG Pasal 3.1 Pendaftaran Ulang Setiap mahasiswa ITB wajib melakukan pendaftaran ulang ke Direktorat Pendidikan ITB sebelum mengikuti kegiatan akademik pada semester terkait. 1. Pada waktu yang ditentukan dalam Kalender Pendidikan, semua mahasiswa ITB wajib mendaftarkan diri ke Direktorat Pendidikan ITB. 2. Mahasiswa dinyatakan telah mendaftar ulang apabila memiliki KSM yang telah disahkan untuk semester terkait. Peraturan Akademik - halaman 15 dari 43 halaman

16 Pasal 3.2 Persyaratan Pendaftaran Ulang Untuk melakukan pendaftaran ulang, mahasiswa menyerahkan semua persyaratan administratif dan membayar biaya pendidikan. Mahasiswa ITB yang diizinkan melakukan pendaftaran ulang adalah mahasiswa yang terdaftar pada semester sebelumnya, dengan persyaratan: a. Memiliki KSM (Kartu Studi Mahasiswa) semester sebelumnya yang sah dan KTM (Kartu Tanda Mahasiswa). b. Melunasi biaya pendidikan dan iuran sah lainnya untuk semester terkait. c. Memiliki rencana studi untuk semester terkait yang telah disetujui oleh wali akademik. d. Tidak memiliki kasus/tunggakan terkait layanan/fasilitas akademik yang disediakan oleh ITB Pasal 3.3 Pendaftaran Ulang yang Diwakilkan Mahasiswa tetap wajib mendaftar ulang walaupun tidak dapat melakukannya secara pribadi. 1. Mahasiswa yang karena sesuatu hal tidak dapat melakukan pendaftaran ulang pada jadwal yang telah ditetapkan, dapat menguasakan pendaftaran ulangnya kepada orang lain dengan surat kuasa yang disertai kelengkapan administratif yang telah ditetapkan. 2. Kesalahan pengambilan mata kuliah karena dikuasakan kepada orang lain, menjadi tanggung jawab mahasiswa yang bersangkutan. Pasal 3.4 Keterlambatan Melakukan Pendaftaran Ulang Mahasiswa yang terlambat melakukan pendaftaran ulang hanya dizinkan mendaftar ulang dengan beban Nol SKS. Apabila mahasiswa belum memiliki KSM yang telah disahkan pada akhir perioda pendaftaran ulang sesuai Kalender Pendidikan, maka mahasiswa hanya diizinkan untuk mendaftar ulang dengan beban 0 (nol) sks. Peraturan Akademik - halaman 16 dari 43 halaman

17 Pasal 3.5 Status Mahasiswa ITB ITB memberikan layanan akademik kepada mahasiswa sesuai dengan status mahasiswa pada semester terkait. Mahasiswa ITB meliputi semua mahasiswa yang mempunyai status: a. Terdaftar di Direktorat Pendidikan sesuai Pasal 3.1. ayat (2). b. Tidak terdaftar pada satu semester. Pasal 3.6 Perubahan Rencana Studi ITB memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menambah atau membatalkan mata kuliah yang tercantum pada KSM (Kartu Studi Mahasiswa) pada semester berjalan. 1. Mahasiswa diberi kesempatan untuk menambah atau membatalkan mata kuliah dalam rencana studi yang tercantum dalam KSM, dengan batas maksimum beban SKS seperti pada Pasal 4.3 atau Pasal 4.4, sesuai dengan jadwal yang ditentukan pada Kalender Pendidikan. 2. Pelaksanaan perubahan rencana studi tidak dapat diwakilkan. 3. Pengisian rencana studi oleh mahasiswa, persetujuan rencana studi oleh wali akademik dan pencetakan KSM hasil PRS harus dilaksanakan pada jadwal yang telah ditetapkan dalam kalender pendidikan ITB. Pasal 3.7 Keterlambatan Membayar Biaya Pendidikan ITB memberikan perhatian khusus pada mahasiswa yang mempunyai kesulitan dalam menyelesaikan biaya pendidikan. 1. Mahasiswa yang belum dapat memenuhi biaya pendidikan pada saat jadwal pendaftaran ulang yang telah ditetapkan oleh ITB, tetap diwajibkan memiliki rencana studi untuk semester terkait yang telah disetujui oleh wali akademik pada jadwal tersebut dengan dokumen pendukung yang dibutuhkan. 2. Mahasiswa yang termasuk pada ayat (1) pasal ini, diberi kesempatan untuk memenuhi kewajiban membayar biaya pendidikan sampai batas waktu perubahan rencana studi. Peraturan Akademik - halaman 17 dari 43 halaman

18 3. Mahasiswa yang belum membayar dan mengalami kesulitan untuk membayar biaya pendidikan wajib melapor kepada Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni atau Dekan Fakultas/Sekolah terkait untuk diupayakan bantuan biaya pendidikan sesuai aturan yang berlaku. 4. Mahasiswa yang belum membayar biaya pendidikan setelah jadwal perubahan rencana studi, diizinkan untuk mendaftar ulang dengan beban 0 (nol) SKS dan tetap membayar biaya pendidikan yang besar dan waktu pembayarannya ditentukan oleh pejabat yang berwenang di bidang keuangan. 5. Mahasiswa yang tidak melakukan pembayaran pada waktu yang ditetapkan sesuai ayat (4) pasal ini, dapat mendaftar di semester berikutnya setelah melakukan pembayaran yang ditetapkan sesuai ayat (4) pasal ini. Pasal 3.8 Mahasiswa yang Tidak Mendaftar Mahasiswa agar memanfaatkan masa studinya sebaik-baiknya. 1. Mahasiswa yang tidak melakukan pendaftaran ulang selama 1 (satu) semester (berstatus tidak mendaftar) kemudian akan melakukan pendaftaran ulang untuk semester berikutnya, harus mengajukan permohonan tertulis untuk mendaftar ulang kepada WRSA (Wakil Rektor Senior Bidang Akademik) ITB. 2. Mahasiswa yang tidak melakukan pendaftaran ulang selama 2 (dua) semester berturut-turut dinyatakan mengundurkan diri dari ITB. Pasal 3.9 Prasyarat Mengikuti Kegiatan Akademik Hak atas keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan akademik diberikan sesuai dengan aturan ITB. Kegiatan akademik adalah semua kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang mahasiswa untuk memenuhi syarat kelulusan dari suatu program pendidikan. Mahasiswa berhak untuk mengikuti kegiatan akademik setelah terdaftar dan memperoleh KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) dan KSM (Kartu Studi Mahasiswa) yang sah untuk semester terkait. Peraturan Akademik - halaman 18 dari 43 halaman

19 Pasal 3.10 Perubahan Biaya Pendidikan ITB memperhatikan penyelesaian pendidikan tepat waktu, dan untuk itu ITB memberlakukan perubahan biaya pendidikan. Mahasiswa yang belum menyelesaikan pendidikannya sesuai dengan batas waktu studi normal yang ditetapkan sesuai dengan Pasal 6.1 ayat(b), Pasal 6.2 atau Pasal 6.3 diwajibkan membayar biaya pendidikan tambahan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh ITB. 4. LAYANAN AKADEMIK Setiap mahasiswa ITB berhak mendapatkan layanan akademik sesuai dengan norma, ketentuan, dan aturan yang berlaku di lingkungan ITB. Pasal 4.1 Perkuliahan dan Ujian 1. Semua mahasiswa ITB yang memenuhi syarat akademik dan syarat administratif serta berstatus sebagai mahasiswa terdaftar, berhak mendapatkan pelayanan akademik secara penuh dari ITB, sesuai dengan norma, aturan, dan ketentuan yang berlaku. 2. Mahasiswa terikat untuk melaksanakan kewajiban akademik dengan mengikuti semua norma, ketentuan, dan peraturan yang berlaku. 3. Mahasiswa ITB dengan status 0 (nol) SKS tidak berhak untuk mengikuti kegiatan perkuliahan, praktikum, dan ujian, namun masih diberi kesempatan untuk menggunakan fasilitas umum lainnya yang tersedia di ITB, seperti perpustakaan, kantin, dan fasilitas olah raga. 4. Mahasiswa ITB yang berstatus tidak terdaftar, tidak berhak untuk mengikuti kegiatan perkuliahan, praktikum, dan ujian, serta tidak berhak untuk menggunakan fasilitas lainnya yang hanya diperuntukkan bagi mahasiswa ITB. 5. Jika mahasiswa yang terdaftar dengan beban 0 (nol) SKS atau berstatus tidak terdaftar melakukan kegiatan akademik pada semester terkait, maka hasil kegiatan akademik tersebut tidak dapat diakui dan juga tidak dapat diperhitungkan untuk semester selanjutnya. Peraturan Akademik - halaman 19 dari 43 halaman

20 Pasal 4.2 Kalender Pendidikan Semua kegiatan akademik mengacu pada Kalender Pendidikan (jadwal kegiatan akademik tahunan) yang diterbitkan oleh WRSA (Wakil Rektor Senior Bidang Akademik). 1. Mahasiswa ITB wajib mempelajari dan mematuhi jadwal dalam Kalender Pendidikan yang dikeluarkan oleh WRSA (Wakil Rektor Senior Bidang Akademik) ITB. 2. Kelalaian dalam memperhatikan Kalender Pendidikan oleh mahasiswa tidak dapat digunakan sebagai alasan untuk mengubah jadwal kegiatan akademik. 3. Pelaksanaan semua kegiatan akademik oleh sivitas akademika ITB, baik yang bersifat kurikuler maupun nonkurikuler, harus mengacu pada Kalender Pendidikan ITB. Pasal 4.3 Beban Kuliah per Semester Mahasiswa berhak mengambil beban kuliah hingga batas maksimum yang ditentukan. 1. Beban normal perkuliahan setiap semester reguler untuk Program Sarjana dibatasi maksimum 20 (dua puluh) SKS. 2. Beban normal perkuliahan Semester Pendek untuk Program Sarjana dibatasi maksimum 10 (sepuluh) SKS. 3. Beban normal perkuliahan setiap semester reguler untuk Program Magister dibatasi maksimum 12 (dua belas) SKS. 4. Beban normal perkuliahan Semester Pendek untuk Program Magister dibatasi maksimum 6 (enam) SKS. 5. Beban normal perkuliahan setiap semester reguler untuk Program Doktor dibatasi maksimum 12 (dua belas) SKS. 6. Beban normal perkuliahan setiap Semester Pendek untuk Program Doktor dibatasi maksimum 6 (enam) SKS. Peraturan Akademik - halaman 20 dari 43 halaman

21 Pasal 4.4 Beban Lebih untuk Percepatan Studi ITB mendorong mahasiswa berprestasi untuk mempercepat waktu studi secara sistematis. 1. Percepatan waktu studi dapat dilakukan oleh mahasiswa berprestasi dengan persetujuan wali akademik, melalui pengambilan beban SKS kuliah melebihi batas normal yang telah ditentukan untuk setiap semester. 2. Ketentuan beban SKS maksimal yang diizinkan bagi mahasiswa Program Sarjana berprestasi adalah sebagai berikut: a. Mahasiswa dengan NR (Nilai rata-rata) semester sebelumnya (atau dua semester sebelumnya jika nilai semester terakhir belum lengkap) 2,75 (dua koma tujuh lima) dapat diberi kesempatan untuk mengambil beban maksimal 22 (dua puluh dua) SKS pada semester reguler setelah mendapat persetujuan dari wali akademik dan Ketua Program Studi terkait. b. Mahasiswa dengan NR semester sebelumnya (atau dua semester sebelumnya jika nilai semester terakhir belum lengkap) 3,25 (tiga koma dua lima) dapat diberi kesempatan untuk mengambil beban maksimal 24 (dua puluh empat) SKS pada semester reguler setelah mendapat persetujuan dari wali akademik dan Ketua Program Studi terkait. 3. Mahasiswa Program Magister yang berprestasi dapat diberi kesempatan untuk mengambil mata kuliah dengan beban lebih dari 12 (dua belas) SKS per semester, tetapi tidak melebihi 16 (enam belas) SKS pada semester reguler, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pada semester sebelumnya (atau dua semester sebelumnya jika nilai semester terakhir belum lengkap) memiliki NR 3,00 (tiga koma nol). b. Mendapat persetujuan dari wali akademik dan Ketua Program Studi terkait untuk mengambil lebih dari 12 (dua belas) SKS pada semester regular. 4. Mahasiswa Program Doktor yang berprestasi dapat diberikan kesempatan untuk mengambil mata kuliah dengan beban lebih dari 12 (dua belas) SKS per semester, tetapi tidak melebihi 15 (lima belas) SKS pada semester regular, dengan ketentuan mendapat persetujuan dari Sekolah Pascasarjana berdasarkan rekomendasi dari Komisi Program Pascasarjana Sekolah/Fakultas. Peraturan Akademik - halaman 21 dari 43 halaman

22 Pasal 4.5 Perwalian Akademik Pemanduan pengambilan mata kuliah setiap semester dilakukan melalui kegiatan Perwalian Akademik. 1. Perwalian Akademik adalah kegiatan tatap muka antara wali akademik dengan mahasiswa dalam mengatur strategi pengambilan mata kuliah berdasarkan kurikulum yang berlaku dengan mempertimbangkan kemampuan dan prestasi akademik mahasiswa. 2. Perwalian Akademik secara tatap muka wajib dilakukan minimal satu kali per semester. 3. Wali akademik adalah staf pengajar ITB yang ditunjuk oleh Dekan melalui Ketua Program Studi terkait dan berkewajiban untuk: a. Memberikan bimbingan kepada mahasiswa selama masa pendidikannya. b. Menumbuhkan kreativitas dan kebiasaan cara belajar yang efektif. c. Membantu mahasiswa dalam menyusun rencana studi untuk menunjang keberhasilan studi mahasiswa. 4. Jadwal perwalian yang tercantum pada Kalender Pendidikan harus ditaati oleh semua mahasiswa ITB. Jika mahasiswa mendapatkan kesulitan, agar melapor kepada Ketua Program Studi masing-masing. 5. Perwalian akademik mempertimbangkan antara lain: a. Kurikulum program studi dan prasyarat setiap mata kuliah. b. Keterkaitan antara satu mata kuliah dengan mata kuliah yang lain, meskipun tidak merupakan prasyarat. c. Kemampuan dan prestasi akademik mahasiswa. 6. Setiap mahasiswa dapat mengambil sejumlah mata kuliah dengan beban SKS sesuai Pasal 4.3 atau Pasal 4.4 atas persetujuan wali akademik yang bersangkutan, dan dituangkan dalam bentuk rencana studi setiap semester. 7. Mahasiswa wajib memperhatikan peringatan wali akademik mengenai masalah prestasi akademik dan batas waktu studi pada setiap tahap pendidikan. Peraturan Akademik - halaman 22 dari 43 halaman

23 Pasal 4.6 Pelaksanaan Ujian Mahasiswa mengikuti ujian sesuai dengan jadwal dan tempat yang ditentukan oleh Direktorat Pendidikan. 1. Masa ujian pada setiap semester tertera pada Kalender Pendidikan ITB. 2. Jadwal ujian secara rinci disusun dan diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan. 3. Kesalahan membaca jadwal atau tempat ujian tidak dapat digunakan sebagai alasan sah untuk meminta tambahan pelayanan akademik, termasuk ujian khusus. Pasal 4.7 Peserta Ujian Dalam melaksanakan proses ujian perlu ditegakkan aturan dan tata tertib pelaksanaan ujian bagi semua peserta ujian. 1. Mahasiswa dinyatakan sah dan diperkenankan mengikuti ujian suatu mata kuliah tertentu apabila: a. Membawa KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) dan KSM (Kartu Studi Mahasiswa) yang sah sebagai bukti diri. b. Terdaftar dalam mata kuliah yang diujikan. c. Tidak sedang dikenakan sanksi akademik. d. Memenuhi semua persyaratan untuk menempuh ujian tersebut. 2. Selama ujian berlangsung, peserta ujian diwajibkan: a. Menaati semua peraturan dan ketentuan ujian yang berlaku. b. Menaati semua petunjuk teknis tentang penyelenggaraan ujian yang diberikan oleh pengawas ujian kepadanya. c. Meminta persetujuan pengawas terlebih dahulu, sebelum meninggalkan tempat duduk atau ruang ujian. d. Menyerahkan lembar jawaban ujian kepada pengawas yang bertugas sebelum meninggalkan ruang ujian. 3. Selama ujian berlangsung, peserta ujian tidak dibenarkan untuk: a. Berperilaku yang mengganggu tata tertib penyelenggaraan ujian. b. Berkomunikasi dalam bentuk apa pun dengan sesama peserta ujian lain maupun dengan orang lain di luar ruang ujian. Peraturan Akademik - halaman 23 dari 43 halaman

24 c. Bekerjasama, berusaha untuk bekerjasama, atau mendukung kerjasama dengan peserta ujian lain dalam menyelesaikan ujian. d. Menyalin atau berusaha menyalin jawaban ujian peserta lain, atau memberi kesempatan kepada peserta lain untuk menyalin jawaban ujiannya. e. Menggunakan catatan, buku, dan/atau sumber informasi lainnya selama ujian berlangsung. 4. Hasil ujian yang dibuat oleh seseorang yang bukan peserta ujian yang sah, dinyatakan tidak berlaku. 5. Mahasiswa yang melanggar ketentuan pada ayat (1), ayat (2), dan/atau ayat (3) pasal ini, dapat dikenai sanksi setinggi-tingginya nilai E untuk mata kuliah yang diujikan, atau hukuman yang lebih berat sesuai Pasal 8.2 yang ditetapkan oleh Badan Normatif Fakultas/Sekolah terkait, jika didapatkan unsur kesengajaan dan perencanaan dalam pelanggaran tersebut. 6. Pengecualian terhadap ketentuan pada ayat (1), ayat (2), dan/atau ayat (3) pasal ini hanya dapat diberikan oleh staf pengajar yang bertanggung jawab. Pasal 4.8 Pengawas Ujian Mahasiswa wajib memenuhi aturan dan tata tertib yang dikeluarkan oleh pengawas ujian. 1. Pengawas ujian adalah seorang yang ditugaskan untuk melaksanakan pengawasan ujian di suatu ruang ujian, dan mempunyai wewenang untuk: a. Memeriksa keabsahan peserta ujian seperti tercantum pada Pasal 4.7. b. Mengatur dan menentukan tempat duduk setiap peserta ujian. c. Menetapkan benda-benda atau barang yang dapat dibawa oleh peserta ujian ke tempat duduk. d. Menolak kehadiran seseorang yang tidak bertugas sebagai pengawas atau yang tidak berkepentingan sebagai peserta ujian, dalam ruang ujian. 2. Pengawas ujian mempunyai kewajiban untuk melaporkan tindak kecurangan peserta ujian dalam Berita Acara Pelaksanaan Ujian. 3. Penolakan kesertaan yang dimaksud dalam ayat (1.d) pasal ini dilakukan oleh pengawas, dengan menginstruksikan kepada yang bersangkutan Peraturan Akademik - halaman 24 dari 43 halaman

25 untuk meninggalkan ruang ujian dan mengisi Berita Acara Pelaksanaan Ujian. 5. PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA DAN PENYELESAIAN TAHAP PENDIDIKAN Pasal 5.1 Evaluasi Pembelajaran Evaluasi hasil belajar mahasiswa merupakan bagian dalam proses penentuan prestasi akademik mahasiswa. 1. Evaluasi hasil belajar mahasiswa harus dilakukan sekurang-kurangnya dua kali dalam satu semester, yaitu satu kali pada saat semester sedang berjalan dan satu kali pada akhir semester. 2. Jenis dan cara evaluasi (ujian, kuis, atau cara lainnya) disesuaikan dengan sifat bidang ilmu dan karakteristik setiap mata kuliah. 3. Jika digunakan lebih dari satu jenis evaluasi, maka bobot tiap jenis evaluasi harus diwujudkan secara keseluruhan dalam bentuk data pembobotan evaluasi yang mencerminkan ciri mata kuliah termaksud. 4. Keseluruhan pembobotan hasil evaluasi direkapitulasi menjadi satu nilai akhir bagi seorang mahasiswa dalam mengikuti satu mata kuliah tertentu. Pasal 5.2 Penilaian Prestasi Mahasiswa Penilaian hasil belajar mahasiswa dilakukan pada setiap semester dan diumumkan pada waktu yang telah ditentukan. 1. Penilaian prestasi akademik mahasiswa untuk suatu mata kuliah dilakukan untuk setiap mahasiswa yang terdaftar dan mendaftarkan mata kuliah tersebut secara sah di Direktorat Pendidikan ITB. 2. Penilaian prestasi akademik mahasiswa dilakukan melalui evaluasi dengan menganut prinsip keadilan, relevansi, dan akuntabilitas. 3. Atas dasar data evaluasi keseluruhan tersebut pada ayat (1) dan ayat (2) pasal ini, maka dosen mata kuliah harus menentukan nilai akhir keberhasilan mahasiswa dalam bentuk huruf dan angka sebagai berikut: Peraturan Akademik - halaman 25 dari 43 halaman

26 A (nilai 4,0) berarti sangat baik AB (nilai 3,5) berarti nilai antara baik dengan sangat baik B (nilai 3,0) berarti baik BC (nilai 2,5) berarti nilai antara cukup dan baik C (nilai 2,0) berarti cukup D (nilai 1,0) berarti hampir cukup E (nilai 0,0) berarti kurang atau gagal 4. Hasil penilaian akhir diberikan oleh dosen penanggung jawab mata kuliah dengan mengisi Daftar Nilai Akhir (DNA) yang dikeluarkan oleh Direktorat Pendidikan ITB, dan tidak ada penambahan nama mahasiswa selain dari yang sudah tercantum. 5. Beberapa mata kuliah di tingkat Program Doktor dapat diberikan dengan nilai akhir dalam bentuk penilaian Lulus (P) atau Tidak Lulus (F). Rincian jenis mata kuliah yang dijelaskan dalam ayat ini ditetapkan oleh Sekolah Pascasarjana. Nilai mata kuliah jenis ini ditetapkan pada saat nilai akhir ditentukan (P atau F). Pasal 5.3 Nilai yang Bermasalah Mahasiswa harus memeriksa status dan nilai mata kuliah yang diambil. 1. a. Jika karena suatu hal, nilai akhir keberhasilan seorang mahasiswa dalam mengikuti suatu mata kuliah yang sistem penilaiannya mengikuti ketentuan ayat (3) dan ayat (5) dalam Pasal 5.2. di atas belum dapat ditentukan, maka kepadanya diberikan nilai T yang berarti belum lengkap b. Nilai T pada mata kuliah Program Doktor sebagaimana yang dijelaskan pada Pasal 5.2 Ayat (5) dapat berlaku terus hingga ditetapkan sebagai nilai akhir (P atau F). 2. Selambat-lambatnya, sesuai dengan jadwal yang ditentukan dalam kalender pendidikan, dosen yang bersangkutan, berdasarkan kelengkapan untuk menilai mata kuliah, harus mengubah nilai T tersebut dengan nilai huruf seperti yang tercantum pada ayat (3) Pasal 5.2 dengan menggunakan FPN (Formulir Perubahan Nilai). 3. Bila penggantian nilai T tidak dilakukan sampai batas akhir yang ditentukan sesuai Pasal 5.3 ayat (2), maka sistem pengolahan data Peraturan Akademik - halaman 26 dari 43 halaman

27 akademik ITB akan mengubah nilai T menjadi nilai E, dan nilai ini merupakan nilai akhir bagi mahasiswa yang bersangkutan untuk mata kuliah tersebut, kecuali untuk matakuliah program pascasarjana yang ketentuannya berbeda sesuai pasal 5.2. ayat Mahasiswa yang belum dinyatakan lulus untuk suatu mata kuliah hingga melewati batas waktu tersebut di atas harus mendaftarkan kembali mata kuliah tersebut pada semester berikutnya, sesuai ketentuan Pasal 1.8 ayat (3), Pasal 4.1 ayat (4), dan Pasal 5.2 ayat (1). Jika hal ini terjadi bukan akibat kesalahan mahasiswa, maka penanganan kasus ini akan dilakukan secara khusus sesuai norma yang berlaku. 5. Untuk mencegah kejadian tidak tercantumnya nama mahasiswa sebagai peserta dari suatu mata kuliah yang diambilnya atau sebaliknya yaitu tercantumnya nama mahasiswa sebagai peserta pada suatu mata kuliah yang tidak diambilnya, mahasiswa wajib memeriksa jumlah, nama, dan nomor mata kuliah yang diambil pada KSM (Kartu Studi Mahasiswa), daftar hadir kelas, dan dokumen lainnya sebelum DNA diterbitkan secara resmi. 6. DNA yang sudah diterbitkan tidak dapat diganti kecuali jika bukan diakibatkan oleh tidak dipenuhinya ketentuan pada ayat (5) pasal ini. Pasal 5.4 Nilai Rata-rata, Indeks Prestasi, dan Indeks Prestasi Kumulatif ITB menentukan prestasi akademik mahasiswa melalui NR, IP, dan IPK. 1. Nilai Rata-rata (NR) merupakan prestasi akademik mahasiswa yang dicapai pada setiap semester atas dasar perhitungan perolehan nilai akhir untuk sejumlah mata kuliah yang terdaftar pada semester tersebut. 2. Indeks Prestasi (IP) merupakan prestasi akademik mahasiswa yang dicapai dalam kurun waktu tertentu atas dasar perhitungan perolehan nilai akhir sejumlah mata kuliah, dimana jika ada mata kuliah yang diulang, nilai yang diperhitungkan adalah nilai terakhir mata kuliah tersebut saja, tanpa memperhitungkan nilai mata kuliah tersebut pada pengambilan sebelumnya. Ketentuan ini juga berlaku untuk suatu mata kuliah yang menggantikan mata kuliah lain yang diambil sebelumnya. 3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan prestasi akademik mahasiswa yang dicapai dalam kurun waktu tertentu atas dasar perhitungan semua nilai mata kuliah yang pernah diambil, termasuk nilai Peraturan Akademik - halaman 27 dari 43 halaman

28 suatu mata kuliah yang diambil kembali atau digantikan oleh mata kuliah lain pada semester-semester berikutnya. Pasal 5.5 Derajat Keberhasilan Derajat keberhasilan akademik mahasiswa dalam bentuk NR, IP, dan IPK dihitung atas dasar perolehan sejumlah nilai akhir yang dicapai oleh mahasiswa dalam kurun waktu tertentu. 1. Kelulusan mahasiswa Program Sarjana dalam satu tahap pendidikan, yakni tahap Tahun Pertama dan tahap Sarjana, serta kelulusan mahasiswa Program Pascasarjana, ditentukan oleh Indeks Prestasi (IP). 2. Derajat keberhasilan akademik mahasiswa untuk menentukan urutan prestasi (ranking) dan predikat kelulusan ditentukan oleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3. Penentuan beban SKS maksimum yang dapat diambil oleh seorang mahasiswa pada suatu semester ditentukan oleh Nilai Rata-rata (NR). 4. Perhitungan NR, IP, dan IPK setiap mahasiswa dilakukan menggunakan aturan berikut: NR, IP, IPK = n1 k1 + n2k nmk k + k k 1 2 m m dimana: k 1, k 2,.., k m adalah besarnya SKS mata kuliah yang diambil subskrip 1, 2,.., m adalah mata kuliah yang diambil n 1, n 2,.., n m adalah nilai angka mata kuliah termaksud. Perhitungan NR, IP, dan IPK mengacu pada ketentuan Pasal 5.4 tanpa memperhitungkan nilai mata kuliah yang diambil di universitas/perguruan tinggi lain, mata kuliah bernilai T yang sifatnya belum lengkap dan/atau mata kuliah yang sistem penilaiannya tidak menggunakan ketentuan ayat (3) dalam Pasal 5.2. Peraturan Akademik - halaman 28 dari 43 halaman

29 Pasal 5.6 Penyelesaian Program Sarjana Penyelesaian tahap pendidikan Program Sarjana ditentukan atas dasar IP yang dicapai oleh mahasiswa dan syarat lainnya. Untuk menyelesaikan pendidikan Program Sarjana, setiap mahasiswa dapat dinyatakan lulus jika: a. Telah mengambil semua mata kuliah yang disyaratkan oleh kurikulum Program Sarjana dan dinyatakan lulus yaitu tanpa nilai E atau T dan IP 2.00 pada tahap Tahun Pertama, dan tanpa nilai D, E atau T pada Tahap Sarjana. b. Telah memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan program studi seperti penyelesaian Laporan Tugas Akhir yang disetujui pembimbing, kerja praktek, dan tugas-tugas lainnya. c. Telah dilaporkan kelulusannya oleh Fakultas/Sekolah secara resmi dan tertulis kepada Direktur Pendidikan ITB. Pasal 5.7 Penyelesaian Program Magister Penyelesaian tahap pendidikan Program Magister ditentukan atas dasar IP yang dicapai oleh mahasiswa dan syarat administrasi akademik lainnya. 1. Untuk menyelesaikan pendidikan Program Magister, setiap mahasiswa dapat dinyatakan lulus jika: a. Telah mengambil semua mata kuliah yang disyaratkan untuk Program Magister dan dinyatakan lulus tanpa nilai D, E, atau T. b. Mencapai IP 2,75 (dua koma tujuh lima). c. Telah menyerahkan tesis magister yang telah disetujui pembimbing dan persyaratan lainnya kepada Fakultas/Sekolah masing-masing dan telah dilaporkan kepada Sekolah Pascasarjana. 2. Memenuhi semua persyaratan lain yang ditetapkan oleh Sekolah Pascasarjana. 3. Telah dilaporkan kelulusannya oleh Fakultas/Sekolah Penyelenggara Program secara resmi dan tertulis kepada Dekan Sekolah Pascasarjana ITB dan Direktur Pendidikan ITB. Peraturan Akademik - halaman 29 dari 43 halaman

30 Pasal 5.8 Penyelesaian Program Doktor Penyelesaian tahap pendidikan Program Doktor diatur dan ditentukan oleh Sekolah Pascasarjana ITB. 1. Untuk menyelesaikan pendidikan Program Doktor, setiap mahasiswa dapat dinyatakan lulus jika: a. Telah mengambil semua mata kuliah yang disyaratkan untuk Program Doktor, serta telah dinyatakan lulus tanpa nilai C, D, E, atau T. b. Telah menyerahkan disertasi doktor yang telah disetujui pembimbing kepada Sekolah Pascasarjana ITB. c. Telah lulus ujian promosi terbuka yang diatur oleh Program Pascasarjana ITB dan dilaporkan ke Direktorat Pendidikan ITB. 2. Memenuhi semua persyaratan lain yang ditetapkan oleh Sekolah Pascasarjana. 3. Telah dilaporkan kelulusannya oleh Fakultas/Sekolah Penyelenggara Program secara resmi dan tertulis kepada Dekan Sekolah Pascasarjana ITB dan Direktur Pendidikan ITB. Pasal 5.9 Predikat Kelulusan Setiap lulusan Program Pendidikan ITB diberi predikat kelulusan sesuai dengan IPK yang dicapai dan kriteria lainnya yang ditetapkan oleh Senat Akademik ITB. 1. Jenis predikat kelulusan yang diberikan, batasan IPK dan/atau kriteria yang harus dipenuhi untuk mendapatkan masing-masing predikat kelulusan Program Sarjana dan Pascasarjana ditentukan melalui keputusan Senat Akademik ITB. 2. Yudisium untuk menentukan predikat kelulusan diberikan oleh Rektor ITB berdasarkan ketentuan pada ayat (1) pasal ini. Peraturan Akademik - halaman 30 dari 43 halaman

31 Pasal 5.10 Surat Keterangan Selesai Pentahapan Program Sarjana ITB menerbitkan surat keterangan selesai bagi setiap mahasiswa yang telah menyelesaikan satu tahap program pendidikan tertentu pada program studi yang diikutinya. 1. Untuk keperluan administrasi pendidikan, maka kepada mahasiswa yang memenuhi segala ketentuan dan persyaratan akademik penyelesaian tahap Tahun Pertama diberikan surat keterangan selesai tahap pendidikan termaksud. 2. Surat Keterangan Selesai Tahap Tahun Pertama diterbitkan oleh pejabat yang ditugaskan oleh Rektor setelah mahasiswa memenuhi persyaratan kelulusan tahap Tahun Pertama. 3. Dengan terbitnya Surat Keterangan Selesai Tahap Tahun Pertama, maka mahasiswa yang bersangkutan sudah tidak diperkenankan lagi untuk mengambil mata kuliah atau memperbaiki perolehan nilai pada tahap Tahun Pertama. Pasal 5.11 Raport (Hasil Kemajuan Akademik), Transkrip Akademik dan Ijazah Mahasiswa berhak menerima laporan Raport (hasil kemajuan akademik), transkrip akademik dan ijazah dengan tata cara dan waktu yang sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. 1. Raport (hasil kemajuan akademik) adalah laporan lengkap seluruh rekaman nilai mata kuliah yang diperoleh seorang mahasiswa selama kuliah di ITB yang disusun berdasarkan urutan pengambilan pada setiap semester. Nilai Rata-rata dari seluruh mata kuliah yang tertera dalam Raport yang diperoleh dengan cara seperti ditentukan oleh Pasal 5.5 akan menghasilkan IPK. Nilai Rata-rata yang dihitung hanya dari catatan suatu semester pada raport tersebut menghasilkan NR semester terkait. 2. Raport dapat diberikan kepada mahasiswa yang tata cara dan waktu pemberiannya ditentukan oleh Direktorat Pendidikan ITB. 3. Transkrip Akademik adalah rekaman lengkap jumlah kredit dan nilai terakhir seluruh mata kuliah yang disyaratkan kurikulum masing-masing program studi yang diperoleh seorang mahasiswa selama kuliah di ITB pada setiap jenjang pendidikan sesuai jumlah beban SKS yang Peraturan Akademik - halaman 31 dari 43 halaman

Lampiran SK Rektor No. 153/SK/K01/PP/2006. Peraturan Akademik Institut Teknologi Bandung

Lampiran SK Rektor No. 153/SK/K01/PP/2006. Peraturan Akademik Institut Teknologi Bandung Lampiran SK Rektor No. 153/SK/K01/PP/2006 Peraturan Akademik Peraturan Akademik - halaman 2 dari 44 halaman Daftar Isi 1. PROGRAM PENDIDIKAN...5 Pasal 1.1 Jenis dan Tahapan Program Pendidikan...5 Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

PERATURAN AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM PERATURAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG NOMOR : 266/PER/I1.A/PP/2015 TENTANG PERATURAN AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i PRAKATA... vii

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i PRAKATA... vii DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i PRAKATA... vii KODE ETIK MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG... 1 BAB I KETENTUAN UMUM... 3 Pasal 1... 3 Pasal 2... 3 BAB II ETIKA MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG... 3

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i PRAKATA...vii

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i PRAKATA...vii DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i PRAKATA...vii KODE ETIK MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG... 1 BAB I KETENTUAN UMUM... 3 Pasal 1... 3 Pasal 2... 3 BAB II ETIKA MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG... 3 Bagian

Lebih terperinci

BAB II PENERIMAAN MAHASISWA BARU

BAB II PENERIMAAN MAHASISWA BARU PANDUAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN NOMOR : 351/H23/DT/2009 TGL 31 AGUSTUS 2009 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Jalan Prof.dr. HR. Boenjamin No. 708 Kotak Pos 115 Purwokerto 53122 Telp (0281) 635292 hunting Faks. 631802 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN. Pedoman Akademik 1

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN. Pedoman Akademik 1 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN NOMOR : 375/H23/DT/2007 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK PROGRAM DIPLOMA III DAN DIPLOMA IV POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

PERATURAN AKADEMIK PROGRAM DIPLOMA III DAN DIPLOMA IV POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Halaman : i dari 36 III DAN DIPLOMA IV POLBAN Dikaji ulang oleh Dikendalikan oleh Disetujui oleh Senat Politeknik Negeri Bandung Satuan Penjaminan Mutu Direktur Politeknik Negeri Bandung politekniknegeribandung,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 478/SK/R/UI/2004 TENTANG EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 478/SK/R/UI/2004 TENTANG EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 478/SK/R/UI/2004 TENTANG EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang : bahwa Keputusan Rektor Universitas

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR: 162/O/2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR: 162/O/2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR: 162/O/2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 612/SK/R/UI/2005 TENTANG

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 612/SK/R/UI/2005 TENTANG KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 612/SK/R/UI/2005 TENTANG PENYEMPURNAAN SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 545/SK/R/UI/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM MAGISTER DI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA NOMOR : 176/SK/UNISNU/XII/2014 TENTANG : PEDOMAN EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA NOMOR : 176/SK/UNISNU/XII/2014 TENTANG : PEDOMAN EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA NOMOR : 176/SK/UNISNU/XII/2014 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA Bismillahirrahmanirrahim

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK. Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut:

PERATURAN AKADEMIK. Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut: PERATURAN AKADEMIK Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut: PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS JAMBI BAB I KETENTUAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS UNIVERSAL Nomor: 001/SK.REKTOR/UVERS/2015

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS UNIVERSAL Nomor: 001/SK.REKTOR/UVERS/2015 KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS UNIVERSAL Nomor: 001/SK.REKTOR/UVERS/2015 Menimbang: tentang: PERATURAN AKADEMIK DI UNIVERSITAS UNIVERSAL ----------------------------------------------------- REKTOR UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA

PERATURAN AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA PERATURAN AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA PERATURAN AKADEMIK TAHUN 2017 KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER (STIKOM) DINAMIKA BANGSA JAMBI Nomor : 045/SK/K/STIKOM-DB/VIII/2017 Tentang Perubahan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263 /SK/R/UI/2004 Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263 /SK/R/UI/2004 Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263 /SK/R/UI/2004 Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA Rektor Universitas Indonesia, Menimbang : a. bahwa Universitas Indonesia

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 696A/SK/R/UI/2008

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 696A/SK/R/UI/2008 KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 696A/SK/R/UI/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM VOKASI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Menimbang: a bahwa telah terjadi ketidakseragaman

Lebih terperinci

PERATURAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Nomor : 05815/I2/PP/2009. Tentang PERATURAN AKADEMIK TAHUN 2009

PERATURAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Nomor : 05815/I2/PP/2009. Tentang PERATURAN AKADEMIK TAHUN 2009 PERATURAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Nomor : 05815/I2/PP/2009 Tentang PERATURAN AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER TAHUN 2009 REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Menimbang : 1.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263/SK/R/UI/2004. Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263/SK/R/UI/2004. Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263/SK/R/UI/2004 Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Universitas Indonesia berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN KEGIATAN AKADEMIK. Bagian Pertama Kurikulum

PERATURAN KEGIATAN AKADEMIK. Bagian Pertama Kurikulum PERATURAN KEGIATAN AKADEMIK Bagian Pertama Kurikulum Pasal 1 (1) Mata kuliah yang tercantum dalam pedoman ini adalah mata kuliah yang telah disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku secara Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

Menimbang: Mengingat:

Menimbang: Mengingat: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR NOMOR : 1073/H36/PP/2010 TENTANG PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENGERTIAN UMUM

BAB I PENGERTIAN UMUM BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: (1) Pendidikan akademik adalah pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau kesenian

Lebih terperinci

BAB VI KEGIATAN AKADEMIK

BAB VI KEGIATAN AKADEMIK BAB VI KEGIATAN AKADEMIK Pasal 13 (1) Kegiatan akademik adalah kegiatan pembelajaran di dalam dan/atau di luar ruang kuliah, studio dan/atau laboratorium, pengerjaan tugas tugas, evaluasi pembelajaran,

Lebih terperinci

[POLITEKNIK NSC SURABAYA]

[POLITEKNIK NSC SURABAYA] 2016 PEDOMAN AKADEMIK [POLITEKNIK NSC SURABAYA] PEDOMAN AKADEMIK POLITEKNIK NSC SURABAYA A. Dasar Buku Pedoman Akademik Politeknik NSC Surabaya ini disusun berdasarkan : Undang Undang Nomor 20 tahun 2003

Lebih terperinci

PEDOMAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PASCASARJANA S3 (DOKTOR) UNIDA GONTOR. Pasal 1. Persyaratan Administrasi dan Akademik

PEDOMAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PASCASARJANA S3 (DOKTOR) UNIDA GONTOR. Pasal 1. Persyaratan Administrasi dan Akademik PEDOMAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PASCASARJANA S3 (DOKTOR) UNIDA GONTOR Pasal 1 Persyaratan Administrasi dan Akademik Persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon mahasiswa adalah: 1) Lulusan pendidikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. i iii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI KERANGKA ACUAN Dasar Peraturan Akademik

DAFTAR ISI. i iii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI KERANGKA ACUAN Dasar Peraturan Akademik Halaman : iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I Pasal 1 Pasal 2 BAB II Pasal 3 Pasal 4 KERANGKA ACUAN Dasar Peraturan Akademik Pengertian Umum PROGRAM PENDIDIKAN Jenjang Pendidikan Tujuan Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR 06 TAHUN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR 06 TAHUN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR 06 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN AKADEMIK PROGRAM MAGISTER DAN PROGRAM DOKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA REKTOR UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERATURAN SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA No. 283/ BAAK.31/ STIKI/ P/ VI/ tentang PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PERATURAN SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA No. 283/ BAAK.31/ STIKI/ P/ VI/ tentang PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Menimbang : 1. PERATURAN SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA No. 283/ BAAK.31/ STIKI/ P/ VI/ 2009 tentang PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Bahwa partisipasi dari segenap anggota Sivitas Akademika

Lebih terperinci

BAB 1 PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR

BAB 1 PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR BAB 1 PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR Tujuan pendidikan Program Doktor menurut Peraturan Rektor UI No.2200 Tahun 2013 adalah untuk menghasilkan ilmuwan dan/atau filosof yang mandiri, beretika, berbudaya,

Lebih terperinci

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2017

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2017 PERATURAN DEKAN FAKULTAS MIPAUNIVERSITAS ANDALAS NOMOR: 05 TAHUN 2017 TENTANG PANDUAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROGRAM MAGISTER FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Permenristek Dikti No. 44 Tahun 2015 (Standar Mutu PT) Pedoman Akademik. Panduan- Panduan SOP

Permenristek Dikti No. 44 Tahun 2015 (Standar Mutu PT) Pedoman Akademik. Panduan- Panduan SOP Visi dan Misi Visi: Menjadi penyelenggara program Pascasarjana berperingkat di tingkat nasional dan internasional yang mengusung nilai kesundaan dan keislaman pada tahun 2021 Misi - Menyelenggarakan pendidikan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 013/SK/R/UI/2006 TENTANG PENATAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM EKSTENSI DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 013/SK/R/UI/2006 TENTANG PENATAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM EKSTENSI DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS INDONESIA KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 013/SK/R/UI/2006 TENTANG PENATAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM EKSTENSI DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Menimbang : a bahwa pada

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR (S3)

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR (S3) Keputusan Rektor Universitas Hasanuddin Nomor : 458/H4/P/2007 Tanggal : 20 Maret 2007 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR (S3) PPD.PPs-UH.AKAD.1 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN Revisi Pertama

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA TAHUN

PERATURAN AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA TAHUN PERATURAN AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA TAHUN 2007-2013 JAMBI 2007 KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER (STIKOM) DINAMIKA BANGSA JAMBI Nomor : 102/SK/STIKOMDB/VII/07 Tentang PERATURAN AKADEMIK

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TAHUN 2015

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TAHUN 2015 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TAHUN 2015 REKTOR UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan: 1. Politeknik STMI Jakarta adalah perguruan tinggi di lingkungan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia yang menyelenggarakan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA NOMOR : 11/H3.1.5/PPd/2009. tentang

SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA NOMOR : 11/H3.1.5/PPd/2009. tentang SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA NOMOR : 11/H3.1.5/PPd/2009 tentang PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI FARMASI (S1) FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA DEKAN FAKULTAS FARMASI

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN AKADEMIK FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA PERATURAN AKADEMIK BAB I KETENTUAN UMUM

RANCANGAN PERATURAN AKADEMIK FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA PERATURAN AKADEMIK BAB I KETENTUAN UMUM RANCANGAN PERATURAN AKADEMIK FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA PERATURAN AKADEMIK BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud: 1. Rektor adalah Rektor Universitas Sriwijaya; 2. Fakultas

Lebih terperinci

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2017

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2017 PERATURAN DEKAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS ANDALAS NOMOR: 06 TAHUN 2017 TENTANG PANDUAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROGRAM DOKTOR FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 547/SK/R/UI/2005 Tentang PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,

Lebih terperinci

::Sekolah Pascasarjana IPB (Institut Pertanian Bogor)::

::Sekolah Pascasarjana IPB (Institut Pertanian Bogor):: Contributed by Administrator adalah program pendidikan strata 3 (S3) yang ditujukan untuk memperoleh gelar akademik doktor sebagai gelar akademik tertinggi. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan

Lebih terperinci

2014 Peraturan Akademik

2014 Peraturan Akademik 2014 Peraturan Akademik Institut Teknologi Sepuluh Nopember Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI PERATURAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER BAB I KETENTUAN UMUM 1 BAB II PROGRAM PENDIDIKAN 2 BAB

Lebih terperinci

UNIVERSITAS AIRLANGGA

UNIVERSITAS AIRLANGGA UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus C Mulyorejo Surabaya 60115 Telp. (031) 5914042, 5914043, 5912546, 5912564 Fax (031) 5981841 Website : http://www.unair.ac.id ; e-mail : rektor@unair.ac.id SALINAN PERATURAN

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR (S3) A. UJIAN KUALIFIKASI

PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR (S3) A. UJIAN KUALIFIKASI PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR (S3) A. UJIAN KUALIFIKASI 1. Ujian Kualifikasi a. Ujian kualifikasi terdiri atas ujian lisan dan tulis yang pelaksanaannya merupakan satu kesatuan. b.

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 9 Tahun 2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 9 Tahun 2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 9 Tahun 2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2017

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2017 PERATURAN DEKAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS ANDALAS NOMOR: 03 TAHUN 2017 TENTANG PANDUAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor 1 Tahun 2006 Tentang ADENDUM PERATURAN AKADEMIK

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor 1 Tahun 2006 Tentang ADENDUM PERATURAN AKADEMIK KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor 1 Tahun 2006 Tentang ADENDUM PERATURAN AKADEMIK Menimbang : Mengingat : a. Bahwa peraturan pelaksanaan akademik Pendidikan Tinggi Program

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (AMIK) TRI DHARMA PALU. Tentang PERATURAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (AMIK) TRI DHARMA PALU. Tentang PERATURAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (AMIK) TRI DHARMA PALU Tentang PERATURAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DIREKTUR AMIK TRI DHARMA PALU Menimbang : 1. bahwa partisipasi dari

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR PENYUSUNAN TUGAS AKHIR PROGAM PASCASARJANA TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

MANUAL PROSEDUR PENYUSUNAN TUGAS AKHIR PROGAM PASCASARJANA TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN MANUAL PROSEDUR PENYUSUNAN TUGAS AKHIR PROGAM PASCASARJANA TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 I. PENETAPAN KOMISI PEMBIMBING A. Latar Belakang Mahasiswa Program Pascasarjana

Lebih terperinci

IV. PERATURAN AKADEMIK

IV. PERATURAN AKADEMIK IV. PERATURAN AKADEMIK A. SISTEM KREDIT Kegiatan Pendidikan di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada dilaksanakan dengan sistem kredit dan waktu penyelenggaraannya diatur dengan sistem semester. Dalam

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 012A/SK/R/UI/2007

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 012A/SK/R/UI/2007 KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 012A/SK/R/UI/2007 Tentang Ketentuan Penyelenggaraan Pembelajaran Mahasiswa Universitas Indonesia REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a.

Lebih terperinci

Matriks Perubahan Pasal-Pasal dalam Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Matriks Perubahan Pasal-Pasal dalam Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Lampiran Surat Nomor : 390 / B / HK / 2015 Tanggal : 07 September 2015 Matriks Perubahan Pasal-Pasal dalam Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi No Permendikbud No.

Lebih terperinci

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, - 2 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN AKADEMIK PROGRAM DIPLOMA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN AKADEMIK PROGRAM DIPLOMA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN AKADEMIK PROGRAM DIPLOMA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Menimbang: a. bahwa untuk melaksananakan

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENDIDIKAN

BAB II SISTEM PENDIDIKAN BAB II SISTEM PENDIDIKAN A. PENGERTIAN DASAR Sistem Kredit Semester atau disingkat SKS adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan satuan kredit semester atau disingkat sks untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor UGM/FA/1425/UM/01/39. Tentang PERATURAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA S2 (MAGISTER)

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor UGM/FA/1425/UM/01/39. Tentang PERATURAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA S2 (MAGISTER) KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor UGM/FA/1425/UM/01/39 Tentang PERATURAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA S2 (MAGISTER) Dekan Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENDIDIKAN

BAB II SISTEM PENDIDIKAN BAB II SISTEM PENDIDIKAN 1. Perkuliahan dan Ujian Universitas Islam Indonesia Yogyakarta dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar menggunakan Sistem Kredit Semester (SKS). Dalam sistem ini, beban

Lebih terperinci

ATURAN AKADEMIK AKADEMI KOMUNITAS NEGERI (AKN) PACITAN

ATURAN AKADEMIK AKADEMI KOMUNITAS NEGERI (AKN) PACITAN ATURAN AKADEMIK AKADEMI KOMUNITAS NEGERI (AKN) PACITAN TAHUN 2014 DAFTAR ISI BAB I...3 KETENTUAN UMUM...3 Pasal 1...3 Pengertian Umum...3 BAB II...3 PROGRAM PENDIDIKAN...3 Pasal 2...3 Penyelenggaraan Program

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor UGM/FA/1997/UM/01/39. Tentang ADENDUM PERATURAN AKADEMIK PROGRAM DOKTOR

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor UGM/FA/1997/UM/01/39. Tentang ADENDUM PERATURAN AKADEMIK PROGRAM DOKTOR KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor UGM/FA/1997/UM/01/39 Tentang ADENDUM PERATURAN AKADEMIK PROGRAM DOKTOR Dekan Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK 2017

PERATURAN AKADEMIK 2017 PERATURAN AKADEMIK 2017 KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AKAKOM Nomor : L.05.1/1633/PP/VIII/2017 TENTANG PERATURAN AKADEMIK SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK BIDANG PENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MURIA KUDUS

PERATURAN AKADEMIK BIDANG PENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MURIA KUDUS PERATURAN AKADEMIK BIDANG PENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MURIA KUDUS Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus 2016 BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: (1)

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA No. : UGM/FA/115/UM/01/39. Tentang

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA No. : UGM/FA/115/UM/01/39. Tentang KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA No. : UGM/FA/115/UM/01/39 Tentang PERATURAN AKADEMIK PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Dekan Fakultas

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PROGRAM MAGISTER BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN Nomor : 18371/H4/PP.25/2011 Tanggal : 07 Oktober 2011

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN Nomor : 18371/H4/PP.25/2011 Tanggal : 07 Oktober 2011 KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN Nomor : 18371/H4/PP.25/2011 Tanggal : 07 Oktober 2011 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM MAGISTER (S2) PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011 PENGANTAR Program

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN AKADEMIK PROGRAM SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN AKADEMIK PROGRAM SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN AKADEMIK PROGRAM SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. 1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. Misi Bertolak dari visi tersebut, maka misi universitas adalah

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04. 03 08 SEMARANG 2011 SPMI-UNDIP Standar Penilaian Pendidikan Sistem Penjaminan Mutu Internal Disetujui

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure Prodi Teknik Industri. [Type the author name] [Type the company name] [Pick the date]

Standard Operating Procedure Prodi Teknik Industri. [Type the author name] [Type the company name] [Pick the date] 2010 Standard Operating Procedure Prodi Teknik Industri [Type the author name] [Type the company name] [Pick the date] Standard Operasional Prosedur (SOP) Program Studi Teknik Industri ini merupakan SOP

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR, TUGAS BELAJAR MANDIRI DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR, TUGAS BELAJAR MANDIRI DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI d PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR, TUGAS BELAJAR MANDIRI DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 865/SK/R/UI/2008 TENTANG TRANSFER KREDIT DAN PEMBEBASAN MATA KULIAH DI UNIVERSITAS INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 865/SK/R/UI/2008 TENTANG TRANSFER KREDIT DAN PEMBEBASAN MATA KULIAH DI UNIVERSITAS INDONESIA KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 865/SK/R/UI/2008 TENTANG TRANSFER KREDIT DAN PEMBEBASAN MATA KULIAH DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang: a. bahwa telah dilaksanakan

Lebih terperinci

Pengertian Dasar Sistem Kredit Semester a. Program Studi. b. Kurikulum. c. Sistem Kredit Semester. d. Semester. e. Satuan Kredit Semester

Pengertian Dasar Sistem Kredit Semester a. Program Studi. b. Kurikulum. c. Sistem Kredit Semester. d. Semester. e. Satuan Kredit Semester Pengertian Dasar Sistem Kredit Semester a. Program Studi Program Studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 066/KEP/UDN-01/VII/2008. tentang

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 066/KEP/UDN-01/VII/2008. tentang KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 066/KEP/UDN-01/VII/2008 tentang PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO TAHUN AKADEMIK 2008/2009 Rektor Universitas Dian Nuswantoro Menimbang

Lebih terperinci

PEDOMAN BEASISWA PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK (PPA) F A K U L T A S T E K N I K TAHUN AKADEMIK 2016/2017

PEDOMAN BEASISWA PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK (PPA) F A K U L T A S T E K N I K TAHUN AKADEMIK 2016/2017 PEDOMAN BEASISWA PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK (PPA) F A K U L T A S T E K N I K TAHUN AKADEMIK 2016/2017 FAKULTAS TEKNIK U N I V E R S I T A S W I R A R A J A SUMENEP KATA PENGANTAR Fakultas Teknik bersama

Lebih terperinci

Pedoman Pelaksanaan Perwalian Institut Teknologi Bandung

Pedoman Pelaksanaan Perwalian Institut Teknologi Bandung Pedoman Pelaksanaan Perwalian Institut Teknologi Bandung Kantor Wakil Rektor SeniorBidang Akademik Institut Teknologi Bandung Januari 2008 Pengantar Pedoman perwalian ini merupakan revisi atas dokumen

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK PROGRAM PENDIDIKAN JARAK JAUH (PJJ) April 2017 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS)

PERATURAN AKADEMIK PROGRAM PENDIDIKAN JARAK JAUH (PJJ) April 2017 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) PERATURAN AKADEMIK PROGRAM PENDIDIKAN JARAK JAUH (PJJ) POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) April 2017 Pasal 1 Pengertian Umum Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. PENS adalah Politeknik

Lebih terperinci

Lampiran Surat Keputusan Rektor Universitas Hasanuddin Nomor : 824/H4/P/2007 Tanggal : 30 Maret 2007 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM MAGISTER (S2)

Lampiran Surat Keputusan Rektor Universitas Hasanuddin Nomor : 824/H4/P/2007 Tanggal : 30 Maret 2007 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM MAGISTER (S2) Lampiran Surat Keputusan Rektor Universitas Hasanuddin Nomor : 824/H4/P/2007 Tanggal : 30 Maret 2007 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM MAGISTER (S2) PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN 2007 PENGANTAR

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 835/SK/R/UI/2006

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 835/SK/R/UI/2006 KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 835/SK/R/UI/2006 TENTANG TRANSFER KREDIT DAN PEMBEBASAN MATA KULIAH DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang: Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO. Nomor : 075/KEP/UDN-01/IV/2009 PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO TAHUN AKADEMIK 2009/2010

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO. Nomor : 075/KEP/UDN-01/IV/2009 PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO TAHUN AKADEMIK 2009/2010 KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 075/KEP/UDN-01/IV/2009 tentang PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO TAHUN AKADEMIK 2009/2010 Rektor Universitas Dian Nuswantoro Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DEKAN DAN WAKIL DEKAN. Bismillahirrahmanirrahim

PERATURAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DEKAN DAN WAKIL DEKAN. Bismillahirrahmanirrahim PERATURAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DEKAN DAN WAKIL DEKAN Bismillahirrahmanirrahim REKTOR UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III ADMINISTRASI PENDIDIKAN

BAB III ADMINISTRASI PENDIDIKAN BAB III ADMINISTRASI PENDIDIKAN Untuk memenuhi tuntutan kebutuhan dari suatu sistem kredit semester (sks), pelaksanaan administrasi pendidikan tahap demi tahap akan diatur dan dilaksanakan secara sentral,

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA PANGKALPINANG NOMOR 07 TAHUN 2014

PERATURAN WALIKOTA PANGKALPINANG NOMOR 07 TAHUN 2014 PERATURAN WALIKOTA PANGKALPINANG NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undang-undang

Lebih terperinci

KOMISI STUDI AKHIR (KSA) Deskripsi: Struktur Organisasi: Tugas dan Wewenang: Tata Tertib Rapat KSA:

KOMISI STUDI AKHIR (KSA) Deskripsi: Struktur Organisasi: Tugas dan Wewenang: Tata Tertib Rapat KSA: Lampiran Surat Keputusan Dekan Fakultas Biologi tentang Prosedur Baku Pelaksanaan Studi Akhir Program Studi S1 Biologi Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman KOMISI STUDI AKHIR (KSA) Deskripsi:

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1079, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BMKG. Tugas Belajar. Izin Belajar. Pemberian. Pedoman. Perubahan PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 023/SK/K01-SA/2002 TENTANG HARKAT PENDIDIKAN DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 023/SK/K01-SA/2002 TENTANG HARKAT PENDIDIKAN DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Menimbang KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 023/SK/K01-SA/2002 TENTANG HARKAT PENDIDIKAN DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG : (a) bahwa pasal

Lebih terperinci

BAB I UJIAN DAN PENILAIAN

BAB I UJIAN DAN PENILAIAN BAB I UJIAN DAN PENILAIAN Ujian Mata Kuliah terdiri dari Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester. 1.1. TUJUAN UJIAN TENGAH SEMESTER DAN UJIAN AKHIR SEMESTER Penyelenggaraan ujian dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 05 TAHUN 2012 T E N T A N G

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 05 TAHUN 2012 T E N T A N G BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 05 TAHUN 2012 T E N T A N G PELAKSANAAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR, TUGAS BELAJAR MANDIRI DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI Presiden Republik Indonesia, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENGANTAR Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas (MM FE -UNAND) mulai dibuka pada bulan April 2000 berdasarkan izin Direktur

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS PADJADJARAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN PADA TINGKAT FAKULTAS/SEKOLAH DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN PADA TINGKAT FAKULTAS/SEKOLAH DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REVISI TGL 13 APRIL 2016 SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN PADA TINGKAT FAKULTAS/SEKOLAH DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA LANDASAN PEMIKIRAN

PERATURAN AKADEMIK FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA LANDASAN PEMIKIRAN PERATURAN AKADEMIK FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA LANDASAN PEMIKIRAN Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 838A/SK/R/UI/2007 REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 838A/SK/R/UI/2007 REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 838A/SK/R/UI/2007 TENTANG ADMINISTRASI HASIL BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang: a bahwa Universitas Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN,

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

2 Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1128, 2015 KEMENPAR. Izin Belajar. Tugas Belajar. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambaha

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambaha BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.349, 2014 KEMENAKERTRANS. Tugas. Ijin. Belajar. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN

Lebih terperinci

BAB 1 REGISTRASI MAHASISWA

BAB 1 REGISTRASI MAHASISWA BAB 1 REGISTRASI MAHASISWA Registrasi adalah proses yang harus di lalui oleh mahasiswa pada setap awal semester yang mencakup proses (1) REGISTRASI ADMINISTRASI, (2) REGISTRASI AKADEMIK. Keseluruhan proses

Lebih terperinci

, No.1901 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

, No.1901 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1901, 2015 BKPM. Tugas Belajar. Izin Belajar. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN

Lebih terperinci