II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,

KETERBACAAN Kunci Sukses Membaca Kritis

MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA)

MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA. Sumarni. Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar. Dengan belajar tentunya seseorang berharap akan ada perubahan. yang didapatkan sebagai efek dari kegiatan tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah pisah.aktivitas yang

Modul ke: BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2

SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Syafi ie (1999:6 7) menyebutkan hakikat membaca sebagai berikut. (1)

Penulis Mislinatul Sakdiyah Nurhayati Pandawa Hairudin. Penyunting Farida Ariani

MEMBACA INTENSIF. Menentukan

PROGRAM SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB II LANDASAN TEORI. Pada dasarnya membaca merupakan suatu proses. Berikut akan dijelaskan

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teoretis. Membaca merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB II KAJIAN TEORI. Hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit

Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Mendengarkan

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB II LANDASAN TEORI. Metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada Siswa Kelas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI MEMBACA INTENSIF DI KELAS IV SD INPRES 1 PADENGO KABUPATEN POHUWATO MIKYA NAKI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eka Fanovita Mulyani, 2015

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

IMAS MASKIAH Program Studi Pendidikan Bahasa Dan sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012

BAB II KAJIAN TEORI. pengupayaan ini akan mengakibatkan peserta diidk dapat mempelajari sesuatu

SILABUS PEMBELAJARAN

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini

2015 PENERAPAN METODE PQ4R (PREVIEW QUESTION READ REFLECT RECITE REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA MEMINDAI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. melakukan sesuatu. Secara keseluruhan kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan atau

Bagi siswa, buku ajar menjadi sumber belajar utama. Bagi guru, berfungsi sebagai salahsatu sumber pembelajaran. Menyediakan struktur dan penerapan

Pezi Awram

BAB II LANDASAN TEORI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 GATAK, SUKOHARJO

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) B. KOMPETENSI DASAR 5.1 Menyampaikan kembali isi pengumuman yang dibacakan

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

Penyunting Farida Ariani

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan juga disebut kompetensi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

Atikah Anindyarini Yuwono Suhartanto

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kita pakai sehari-hari dan juga

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2

SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB II LANDASAN TEORI

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Ninah Hasanah, 2013

Tentunya Anda dapat membaca bacaan di atas dengan cukup mudah, bukan? Akan tetapi, bagaimana dengan bacaan berikut ini

Silabus. Bahasa Indonesia 4 SD/MI 19. Kompetensi Dasar. Pengumuman Mendengarkan pengumuman. Pembelajaran. Materi Pokok/ Mampu mengembangkan

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dapat dijadikan sebagai dasar pijakan berpikir. Teori-teori tersebut peneliti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

SILABUS. Jenis Tagihan: pokok-pokok isi. Mendengarkan sambutan atau khotbah. tugas individu sambutan/ isi sambutan. khotbah yang didengarkan

XII. PEMINATAN BAHASA DAN BUDAYA A.Bahasa dan Sastra Indonesia. Satuan Pendidikan : SMA/MA : X (sepuluh) Kompetensi Inti : KI 4 :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tampubolon menyebutnya sebagai Kemampuan Efektif Membaca. Walaupun keduanya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca,

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

SILABUS PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

SILABUS PEMBELAJARAN

Transkripsi:

II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media kata-kata bahasa tulis. Pada hakikatnya, membaca adalah sesuatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktifas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai suatu proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam k ata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus. Mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu proses, (2) membaca adalah strategis, dan (3) membaca merupakan interaktif. ( Tarigan, 1997 :28 ) Dari uraian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis. 2.2 Tujuan Membaca

Tujuan membaca yaitu mengerti atau memahami isi yang terkandung dalam bacaan seefisien mungkin. ( Subyakto, 1993 : 164 ) Bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut 1. Mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan para ahli. 2. Mengetahui mengapa sesuatu hal merupakan topik yang menarik yang terdapat dalam cerita atau segala sesuatu yang dilakukan tokoh-tokoh untuk mencapai suatu tujuan. 3. Mengetahui apa yang terjadi pada setiap cerita. 4. Mengetahui apa-apa yang tidak biaasa, apakah cerita itu benar atau tidak. 5. Mengetahui apakah sang tokoh berhasil dan kita ingin berbuat seperti sang tokoh dalam cerita. 6. Mengetahui mengapa para tokoh mengatakan seperti ceramah dan apa yang hendak diperlihatkan kepada pembaca. 7. Mengetahui bagaimana kehidupannya berubah, bagaimana hidupnya berbeda dengan kehidupan yang kita kenal. ( Tarigan, 1997 : 10 ) Tujuan membaca meliputi 1. Kesenangan. 2. Menyempurnakan membaca nyaring. 3. Menggunakan strategi tertentu. 4. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik. 5. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya. 6. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis. 7. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi. 8. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang

diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks. ( Farida, 2007 : 11 ) Dari uraian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa tujuan membaca adalah dapat mengerti atau memahami isi dan maksud tujuan yang terkandung dalam bacaan seefisien mungkin. 2.3 Aspek-Aspek Membaca Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil. Ada dua aspek di dalam membaca ( Tarigan, 1992 : 12 ) yaitu 1. Keterampilan yang bersifat mekanis Aspek ini mencakup a. Pengenalan bentuk huruf b. Pengenalan unsur-unsur linguistik c. Pengenalan hubungan pola ejaan dan bunyi d. Kecepatan membaca taraf lambat 2. Keterampilan yang bersifat pemahaman Aspek ini mencakup a. Memahami pengertian sederhana b. Memahami signifikan makna c. Evaluasi atau penilaian d. Kecepatan membaca dengan fleksibel yang mudah disesuaikan dengan keadaan. 2.4 Kemampuan Membaca

Kemampuan membaca ialah kesanggupan atau kecakapan untuk memahami atau mengungkapkan isi bacaan yang telah dibacanya. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan dan kekuatan, sedangkan membaca adalah proses penjiwaan yang sangat rumit dan berlangsung pada diri pembaca. Seorang yang dapat membaca dengan cepat belum dikatakan mampu membaca dengan pemahaman tinggi sebab kegiatan membaca berpikir ataupun penalaran termasuk ingatan. ( Porwadirminta, 1998 : 628 ) 2.5 Jenis-Jenis Membaca Jenis-jenis membaca ada dua macam, yaitu 1. Membaca nyaring, dan 2. Membaca dalam hati. Membaca dalam hati terdiri atas a. Membaca ekstensif, yang dibagi lagi menjadi: membaca survey,membaca sekilas, dan membaca dangkal, dan b. Membaca intensif, yang terdiri dari: membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. (Tarigan, 1985 : 11 13 ) Membaca telaah isi meliputi membaca teliti, pemahaman, kritis, dan membaca ide-ide. Membaca telaah bahasa meliputi membaca bahasa dan membaca sastra. Ada tiga macam, yakni membaca literal, membaca kritis, dan membaca kreatif. Pada materi ini jenis membaca yang akan dibahas adalah membaca nyaring, membaca ekstensif, dan membaca intensif. Berikut ini akan dibahas satu persatu jenis-jenis membaca tersebut. ( Nurhadi, 1987 : 143 ) 1. Membaca Nyaring

Membaca nyaring (membaca bersuara) adalah suatu kegiatan mem baca yang merupakan alat bagi pembaca bersama orang lain untuk menangkap isi yang berupa informasi bagi pengarang. ( Kamidjan, 1969 : 9 ). Membaca nyaring adalah suatu kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengarang. Jadi, membaca nyaring pada hakikatnya adalah proses melisankan sebuah tulisan dengan memperhatikan suara, intonasi, dan tekanan secara tepat, yang diikuti oleh pemahaman makna bacaan oleh pembaca. ( Tarigan, 1985 : 22 ) Ada lima aspek dalam membaca nyaring yaitu a. Membaca dengan pikiran dan perasaan pengarang; b. Memerlukan keterampilan menafsirkan lambang-lambang grafis; c. Memerlukan kecepatan pandangan mata; d. Memerlukan keterampilan membaca, terutama mengelompokkan kata secara tepat; dan e. Memerlukan pemahaman makna secara tepat. ( Kamidjan, 1969 : 9-10 ) Dalam membaca nyaring, pembaca memerlukan beberapa keterampilan. antara lain a. Penggunaan ucapan yang tepat; b. Pemenggalan frasa yang tepat; c. Penggunaan intonasi, nada, dan tekanan yang tepat; d. Penguasaan tanda bacaa dengan baik;

e. Penggunaan suara yang jelas; f. Penggunaan ekspresi yang tepat; g. Pengaturan kecepatan membaca; h. Pengaturan ketepatan pernafasan; i. Pemahaman bacaan; dan j. Pemilikan rasa percaya diri. 2. Membaca Ekstensif Membaca ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas, bahan bacaan yang digunakan bermacam-macam dan waktu yang digunakan cepat dan singkat. Tujuan membaca ekstensif adalah sekadar memahami isi yang penting dari bahan bacaan dengan waktu yang singkat dan cepat. Broughton (dalam Tarigan, 1985:31) menyebutkan bahwa yang termasuk membaca ekstensif adalah a. Membaca survei, b. Membaca sekilas, dan c. Membaca dangkal. Berikut ini yang termasuk membaca ekstensif akan diuraikan satu persatu. a. Membaca survei Merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk mengetahui gambaran umum isi dan ruang lingkup bahan bacaan. Kegiatan membaca survey ini misalnya melihat judul, pengarang, daftar isi, dan lainlain. b. Membaca sekilas atau skimming

Membaca dengan cepat untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat. Dalam hal ini pembaca melakukan kegiatan membaca secara cepat untuk mengetahui isi umum suatu bacaan atau bagian-bagiannya. Membaca sekilas merupakan salah satu teknik dalam membaca cepat. skimming adalah suatu keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien dengan tujuan untuk mengetahui: (1) topik bacaan, (2) pendapat orang, (3) bagian penting tanpa membca seluruhnya, (4) organisasi tulisan, dan (5) menyegarkan apa yang pernah dibaca. (Soedarso, 2001:88-89) c. Membaca dangkal Merupakan kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman yang dangkal dari bahan bacaan ringan yang kita baca. Tujuan membaca dangkal adalah untuk mencari kesenangan. 3. Membaca Intensif Membaca intensif merupakan kegiatan membaca bacaan secara teliti dan seksama dengan tujuan memahaminya secara rinci. Membaca intensif merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara kritis. Tarigan mengutip pendapat Brook menyatakan bahwa membaca intensif merupakan studi seksama, telaah teliti, serta pemahaman terinci terhadap suatu bacaan. Yang termasuk membaca intensif ini adalah membaca pemahaman. Berikut ini akan diuraikan tentang membaca pemahaman. Ada tiga jenis keterampilan membaca pemahaman,

yaitu 1) membaca literal, 2) membaca kritis, dan 3) membaca kreatif. ( Tarigan, 1997 : 24 ) Masing-masing jenis keterampilan membaca tersebut mempunyai ciriciri keterampilan membaca pemahaman ini perlu diajarkan secara terus-menerus. Setiap pertanyaan bacaan dalam buku teks harus selalu mencerminkan keterampilan membaca tersebut. 1) Membaca Literal Pembaca mengenal dan menangkap isi bacaan secara tersurat berarti pembaca hanya menangkap informasi yang tercetak secara literal (tampak jelas) dalam bacaan. Informasi tersebut ada dalam baris-baris bacaan ( Reading The Lines). Pembaca tidak menangkap makna yang lebih dalam lagi, yaitu makna di balik baris-baris. Yang termasuk dalam keterampilan membaca literal, antara lain, keterampilan 1) mengenal kata, kalimat, dan paragraf; 2) mengenal unsur detail, unsur perbandingan, dan unsur utama; 3) mengenal unsur hubungan sebab akibat; 4) menjawab pertanyaan (apa, siapa, kapan, dan di mana); dan 5) menyatakan kembali unsur perbandingan, unsur urutan, dan unsur sebab akibat. 2) Membaca Kritis Membaca kritis adalah kemampuan pembaca untuk mengolah bahan bacaan secara kritis dan menemukan keseluruhan makna bahan bacaan, baik makna tersurat, maupun makna tersirat. Mengolah bahan bacaan secara kritis artinya, dalam proses membaca seorang pembaca tidak hanya menangkap makna yang

tersurat (makna baris-baris bacaan, (Reading The Lines), tetapi juga menemukan makna antar baris (Reading Between The Lines), dan makna di balik baris ( Reading BeyondThe Lines). Yang perlu diajarkan dalam membaca kritis, antara lain, keterampilan 1) menemukan informasi faktual (detail bacaan); 2) menemukan ide pokok yang tersirat; 3) menemukan unsur urutan, perbandingan, sebab akibat yang tersirat; 4) menemukan suasana (mood); 5) membuat kesimpulan; 6) menemukan tujuan pengarang; 7) memprediksi (menduga) dampak; 8) membedakan opini dan fakta; 9) membedakan realitas dan fantasi; 10) mengikuti petunjuk; 11) menemukan unsur propaganda; 12) menilai keutuhan dan keruntutan gagasan; 13) menilai kelengkapan dan kesesuaian antargagasan; 14) menilai kesesuaian antara judul dan isi bacaan; 15) membuat kerangka bahan bacaan; dan 16) menemukan tema karya sastra. 3) Membaca Kreatif Merupakan tingkatan tertinggi dari kemampuan membaca seseorang. Artinya, pembaca tidak hanya menangkap makna tersurat ( Reading The Lines), makna antarbaris ( ReadingBetween The Lines), dan makna di balik baris ( Reading

Beyond The Lines), tetapi juga mampu secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk kepentingan sehari-hari. Beberapa keterampilan membaca kreatif yang perlu dilatih, antara lain, keterampilan 1) mengikuti petunjuk dalam bacaan kemudian menerapkannya; 2) membuat resensi buku; 3) memecahkan masalah sehari-hari melalui teori yang disajikan dalam buku; 4) mengubah buku cerita (cerpen atau novel) menjadi bentuk naskah drama dan sandiwara radio; 5) mengubah puisi menjadi prosa; 6) mementaskan naskah drama yang telah dibaca; dan 7) membuat kritik balikan dalam bentuk esai atau artikel populer. Selain ketiga kemampuan membaca pemahaman tersebut di atas, yang termasuk membaca pemahaman, antara lain, juga membaca cepat. Jenis membaca ini bertujuan agar pembaca dalam waktu yang singkat dapat memahami isi bacaan secara tepat dan cermat. Jenis membaca ini dilaksanakan tanpa suara (membaca dalam hati). Bahan bacaan yang diberikan untuk kegiatan ini harus baru (belum pernah diberikan kepada siswa) dan tidak boleh terdapat banyak kata-kata sukar, ungkapan-ungkapan yang baru, atau kalimat yang kompleks. Kalau ternyata ada, guru harus memberikan penjelasan terlebih dahulu agar siswa terbebas dari kesulitan memahami isi bacaan karena terganggu oleh masalah kebahasaan. 2.6 Pengertian Membaca Pemahaman Membaca pemahaman hakekatnya adalah kegiatan membaca yang dimaksudkan untuk memahami makna yang terkandung dalam suatu teks. Pemahaman suatu

teks sangat bergantung pada berbagai hal. Salah satu hal yang perlu mendapat perhatian dalam membaca adalah ketrampilan yang dimiliki oleh seseorang pembaca dalam memahami teks yang dibaca. Tinggi rendahnya kemampuan yang dimiliki pembaca akan sangat berpengaruh pada tingkat pemahaman pada teks yang dibaca. Membaca pemahaman atau komperhensi adalah suatu proses untuk memahami apa yang tersirat dan yang tersurat melibatkan pikiran yang terkandung dalam kata-kata tertulis. Jadi membaca pemahaman adalah memahami arti serta makna yang terkandung dalam bahasa tulis ( Tarigan, 1997 : 28 ) Membaca pemahaman adalah membaca yang mengutamakan isi bacaan sebagai ungkapan pikiran, dan perasaan, kehendak penulis serta untaian unsur bahasa di dalamnya. ( Sudjana, 1996 : 98 ) Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman adalah pemahaman yang memadai terhadap makna-makna yang terkandung dalam lambang-lambang tertulis atau kecepatan dalam memahami isi bacaan secara keseluruhan. 2.7 Aspek-Aspek Membaca Pemahaman Siswa akan memiliki kemampuan membaca pemahaman dengan baik apabila siswa tersebut mengetahui dan memahami aspek-aspek yang ada alam membaca adapun aspek-aspek dalam membaca pemahaman menurut Tarigan meliputi 1. Memahami pengertian-pengertian sederhana yaitu yang mencakup

a. Kemampuan memahami kata-kata atau istilah-istilah baik secara leksikal maupun secara gramatikal serta kalimat retorika yang terdapat dalam wacana b. Kemampuan memahami pola-pola kalimat, bentuk-bentuk kata, serta susunan kalimat yang sering dijumpai dalam tulisan 2. Memahami makna yang mencakup a. Kemampuan memahami ide pokok yang dikemukakan pembaca b. Kemampuan mengaplikasi isi bacaan c. Kemampuan memperkirakan reaksi-reaksi yang mungkin timbul dari si pembaca 3. Dapat mengevaluasi isi bentuk-bentuk bacaan 4. Dapat menyesuaikan kecepatan membaca dengan tujuan yang hendak dicapai. 2.8 Langkah-Langkah Membaca Pemahaman Untuk memahami suatu bacaan, satu kali membaca saja tidak cukup paham harus mengatur langkah-langkah atau strategi untuk menguasai bahan bacaan atau bukubuku ilmiah secara intensif dengan menggunakan metode SQ3R ( Survei, qeistion, read, recite, dan review ), membaca SQ3R ini meliputi lima tahapan dalam kegiatan membaca yaitu 1. Survei Yaitu sebelum terjun membaca, sediakan waktu beberapa menit untuk mengenal keseluruhan anatomi buku. 2. Qeistion

Yaitu susunlah sejumlah pertanyaan ( dan barang kali juga jawaban ) tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul dan sub judul (perhatikan daftar isi) buku. 3. Read Yaitu membaca. Pada tahap ketiga, bacalah keseluruhan isi buku dengan teliti sambil meneliti kebenaran pertanyaan dan jawaban yang telah kita buat tadi. 4. Recite Yaitu mengulang kembali pengertian apa yang telah kita baca. 5. Review Yaitu melihat kembali keseluruhan isi buku. ( Nurhadi, 1987 : 129 ) 2.9 Metode Pemberian Tugas dalam Proses Belajar - Mengajar Kegiatan interaksi belajar harus selalu ditingkatkan efektifitas dan efisiensinya. Dengan banyaknya kegiatan pendidikan di sekolah, dalam usaha meningkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran, maka sangat menyita waktu siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar tersebut. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru perlu memberikan tugas-tugas di luar jam pelajaran. Metode pemberian tugas biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Metode pemberian tugas ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya sebagai tehnik penyajian : karena siswa mendalami dan mengalami sendiri pengetahuan yang dicarinya, maka pengetahuan iitu akan tinggal lebih lama di

dalam jiwanya. Kelemahannya seperti siswa kemungkinan hanya meniru pekerjaan temannya, itu bila guru tidak dapat mengawasi langsung pelaksanaan tugas itu, jadi siswa tidak menghayati sendiri proses belajar mengajar itu sendiri. ( Roestiyah NK, 2008 : 76 ) Keuntungan membaca pemahaman meliputi : 1. Pengetahuan yang mereka peroleh dari hasil belajar, hasil eksperimen atau penyelidikan yang banyak berhubungan dengan hidup mereka, akan lebih lama diingat. 2. Mereka berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggungjawab dan berdiri sendiri. Kelemahannya 1. Seringkali anak didik melakukan penipuan diri di mana mereka hanya meniru hasil pekerjaan orang lain, tanpa mengalami peristiwa belajar. 2. Adakalanya tugas itu dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan. 3. Apabila tugas terlalu sering diberikan, apalagi bila tugas-tugas itu sukar dilaksanakan, ketenangan mental mereka dapat terpengaruh. 4. Karena tugas diberikan secara umum, mungkin seseorang anak didik akan mengalami kesulitan karena sukar selalu menyelesaikan tugas dengan adanya perbedaan individual. ( Winarno Surakhmad, 1986 : 68 ) Ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode pemberian tugas, antara lain, tugas yang diberikan kepada siswa, hendaknya jelas, sehingga mereka mengerti apa yang harus dikerjakan.

1. Tugas yang diberikan kepada siswa dengan memperlihatkan perbedaan individu masing-masing. 2. Waktu untuk menyelesaikan harus cukup. 3. Pengawasan yang sistematis atas tugas yang diberikan sehingga mendorong siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh. 4. Tugas yang diberikan hendaklah mempertimbangkan a. Menarik minat dan perhatian siswa. b. Mendorong siswa untuk mencari, mengalami dan menyampaikan. c. Di usahakan tugas itu bersifat praktis dan ilmiah. d. Bahan pelajaran yang ditugaskan agar diambilkan dari hal-hal yang di kenal siswa. 2.10 Menyimpulkan Cerita Anak Menyimpulkan cerita adalah mengambil inti atau pokok-pokok yang diuraikan dalam karangan atau cerita. Adapun, teknik menyimpulkan cerita sebagai berikut. 1. Bacalah cerita anak berulang-ulang secara seksama. 2. Ambil inti atau pokok-pokok masalah yang sering muncul dalam cerita tersebut. 3. Tulis dan susun kalimat secara urut.