Upaya Meningkatkan Karakter Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama Rumlah (09220274) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang penelitian ini adalah bahwa di kelas VIII A MTs Al Muttaqin Rengging Pecangaan Jepara masih banyak ditemukan siswa yang mempunyai karakter rendah. Asumsi ini didasarkan pada hasil observasi dengan guru bimbingan dan konseling di MTs tersebut melalui catatan pribadinya yang menunjukkan masih ada beberapa siswa yang tidak menghormati guru dan juga cara berpakaian seragam yang tidak menunjukkan kerapiannya.oleh karena itu perlu adanya layanan bimbingan kelompok yang khusus terhadap siswa-siswa tersebut. Dengan demikian maka peneliti perlu bekerja sama dengan guru BK untuk melakukan tindakan peningkatan karakter siswa tersebut melalui bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama agar tercapai tujuan pendidikan yang optimal. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui faktor-faktor penyebab rendahnya karakter siswa kelas VIII A MTs Al Muttaqin Rengging Pecangaan Jepara. (2) untuk meningkatkan karakter siswa kelas VIII A MTs Al Muttaqin Rengging Pecangaan Jepara melalui teknik sosiodrama dalam bimbingan kelompok. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik observasi. Layanan ini khusus diberikan kepada siswa kelas VIII A MTs Al Muttaqin yang memiliki karakter rendah. Prosedur penelitian ini dilakukan dengan dua siklus yang berkelanjutan yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan pada kurun waktu dua minggu. Setiap siklus dilakukan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi (pengamatan), dan refleksi. Hasil dari data yang di peroleh melalui observasi, karakter siswa dalam bertata krama dengan guru dan kerapian berpakaian sebelum dilaksanakan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama (pra siklus) berada pada kategori sangat kurang dengan prosentase sebesar 34%. Setelah tindakan siklus I, karakter siswa sudah meningkat namun masih pada kategori kurang baik dan hasil prosentasenya adalah 51%. Sedangkan di akhir siklus II, karakter siswa meningkat menjadi 94% dan berada pada kategori sangat baik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama dapat meningkatkan karakter siswa dalam bertata krama dengan guru dan kerapian berpakaian seragam. Saran-saran yang dapat disampaikan adalah (1) Bagi guru, baik guru BK maupun guru mata pelajaran agar dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, dan inovatif yang selalu mengenalkan dan menerapkan pendidikan karakter terhadap peserta didiknya. (2) bagi siswa, agar lebih semangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah serta selalu berusaha untuk berkarakter yang positif yang dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kata Kunci : Karakter siswa, bimbingan kelompok, sosiodrama PENDAHULUAN Pendidikan karakter di MTs Al Muttaqin Rengging Pecangaan selama ini baru banyak menyentuh pada tingkat pengenalan norma atau nilai-nilai. Mengenai tindakan nyata dalam kehidupan sehari-harinya masih menunjukkan rendah. Hal ini terbukti bahwa dalam kehidupan sehari-hari di sekolah masih banyak siswa yang tidak hormat pada guru, tidak disiplin, suka membolos, sering terlambat masuk kelas, tidak mengerjakan PR, dan lain sebagainya. Sedangkan pendidikan informal, terutama dalam lingkungan keluarga belum memberikan kontribusi berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan pembentukan karakter peserta didik. Kurangnya pemahaman orang tua 36 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
dalam pengasuhan anak, kesibukan orang tua yang tinggi, pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar, pengaruh media elektronik sangat berpengaruh negatif terhadap perkembangan karakter dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Pada prinsipnya perkembangan karakter siswa MTs Al Muttaqin Rengging Pecangaan perlu penanganan yang sungguh-sungguh, karena masih ditemukan beberapa siswa di MTs tersebut yang masih mempunyai karakter rendah. Beberapa siswa itu masih menunjukkan sikap yang tidak menghormatii guru terutama saat berkomunikasi dengan guru yang usianya masih muda, dan juga cara berpakaian seragam yang belum menunjukkan kerapiannya. Oleh karena itu perlu adanya layanan bimbingan kelompok yang khusus terhadap siswa-siswa tersebut. Dengan demikian maka peneliti perlu bekerja sama dengan guru BK, dan wali kelas untuk melakukan tindakan perbaikan karakter siswa melalui bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama agar tercapai tujuan pendidikan yang optimal. Peran layanan bimbingan kelompok diantaranya untuk membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat. Pemahaman yang diperoleh melalui bimbingan kelompok ini digunakan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan pendidikan karakter siswa di MTs Al Muttaqin Rengging Pecangaan. Ada beberapa alasan pentingnya layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama khususnya dalam peningkatan karakter siswa di MTs Rengging Pecangaan. Yaitu membekali siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan menciptakan kondisi baru pada siswa dengan meniru karakter dalam drama sehingga karakter siswa bisa lebih ditingkatkan. Dengan demikian melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama dapat membantu siswa memperoleh pemahaman dan wawasan yang selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan perencanaan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari sehingga tujuan pendidikan yang optimal dapat tercapai. PEMBAHASAN Karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor kehidupannya sendiri. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat (Agus Zaenul Fitri, 2012: 20). Dirjen Pendidikan Agama Islam, Kementerian Agama Republik Indesia (dalam E. Mulyasa, 2012: 4) mengemukakan bahwa karakter (character) dapat di artikan sebagai totalitas ciri-ciri pribadi yang melekat dan dapat diidentifikasi pada perilaku individu yang bersifat unik, dalam arti secara khusus ciri-ciri ini membedakan antara satu individu dengan individu yang lainnya. 37 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa, karakter adalah sifat atau watak yang ada pada diri seseorang yang bersifat unik yang dimiliki setiap orang sebagai akibat dari pola perilaku, norma-norma, dan moral yang terbentuk secara positif. Karakter yang dimaksud dalam penelitian ini adalah karakter atau watak yang positif yang diperlihatkan oleh siswa dalam mematuhi serta menjalankan peraturan sekolah khususnya dalam bertata krama dan kerapian berseragam sekolah, sehingga siswa akan selalu terbiasa memiliki karakter yang positif baik itu di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Melihat kenyataan yang ada di MTs Al Muttaqin Rengging Pecangaan Jepara masih terdapat beberapa siswa yang memiliki karakter yang negatif dan sangat rendah. Siswa masih terlihat tidak menghormati dan bertata krama yang baik terhadap guru, tidak rapi dalam berpakaian, baju di keluarkan, dan tidak memakai ikat pinggang. Menurut Kemendiknas, tujuan pendidikan karakter antara lain: 1. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa; 2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius; 3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa; 4. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan, mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan. Berdasarkan dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa, pada intinya tujuan dari pendidikan karakter adalah mengetahui, memahami, dan mengembangkan karakter yang positif. Sehingga mampu mewujudkan perilaku siswa yang memiliki kepribadian yang khas yang berkembang sesuai dengan nilai-nilai dan morma-norma agama serta bangsa. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter adalah adanya faktor bawaan dan faktor lingkungan. Faktor-faktor tersebut akan membentuk karakter anak baik karakter positif maupun negatif. Hal ini tergantung dari faktor lingkungan tempat tinggal anak, karena lingkungan merupakan faktor yang sangat dominan dalam pembentukan karakter anak. Lingkungan yang baik akan mampu membentuk karakter anak yang positif, demikian juga lingkungan yang buruk akan membentuk karakter anak yang negatif. Upaya Meningkatkan pendidikan karakter di sekolah adalah dengan mensosialisasikan pendidikan karakter dengan tepat terhadap siswa dan seluruh pihak-pihak sekolah, bahkan terhadap masyarakat dan orang tua. Dalam menyukseskan pendidikan karakter di sekolah terdapat delapan cara yang perlu diperhatikan. Delapan cara tersebut adalah memahami hakikat pendidikan karakter, mensosialisasikan 38 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
dengan tepat, menciptakan lingkungan yang kondusif, mengembangkan sarana dan sumber belajar yang memadai, mendisiplinkan peserta didik, memilih kepala sekolah yang amanah, mewujudkan guru yang dapat digugu dan ditiru, serta melibatkan seluruh warga sekolah dalam menyukseskan pendidikan karakter. Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa, karakter siswa dapat di tingkatkan, akan tetapi harus melalui upaya yang khusus seperti yang dikemukakan di atas. Karakter siswa dapat di tingkatkan apabila lingkungan tempat tinggal dan lingkungan sekolah mendukung peningkatan karakter siswa. Di dalam keluarga maupun sekolah harus selalu menerapkan sikap jujur dan disiplin agar siswa mampu menerapkan nilai-nilai moral yang baik yang sejalan dengan agama dan bangsa. Bimbingan kelompok adalah serangkaian pemberian bantuan darii konselor kepada anggota kelompok untuk memecahkan masalah atau topik-topik yang terjadi secara umum dan aktual dalam rangka membantu perkembangan siswa. Bantuan ini diberikan kepada siswa, sebab bahasan dalam penelitian ini adalah siswa atau lembaga pendidikan formal. Secara garis besar tujuan bimbingan kelompok dapat dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan Umum bimbingan kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi peserta layanan. Sedangkan tujuan khususnya adalah membahas topik-topik tertentu yang mengandung permasalahan aktual (hangat) dan menjadi perhatian peserta agar mampu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif. Dalam melaksanakan bimbingan kelompok ini menggunakan teknik sosiodrama. Sosiodrama merupakan salah satu teknik dalam bimbingan kelompok yang digunakan untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan melalui suatu suasana yang di kondisikan sedemikian rupa, sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu. Teknik tersebut dapat dilaksanakan dengan cara pembagian peran terhadap klien atau kelompok. Sebagian dari kelompok tersebut ada yang menjalankan peran, dan sebagian lagi bertindak sebagai pengamat. Setelah permainan selesai, dilakukan diskusi untuk mengetahui ketepatan dari cerita dan juga ketepatan dalam penyelesaian masalah. Sosiodrama bertujuan untuk membantu siswa agar lebih berani mengemukakan pendapat, bertanggung jawab dengan tokoh yang diperaninya, dan juga meningkatkan komunikasi antar siswa dalam diskusi kelompok. Sosiodrama juga bermanfaat bagi siswa supaya bisa memahami dan merasakan kondisi orang lain, sehingga siswa dapat mengambil pengalaman hidup yang lebih baik dari peran drama tersebut. 39 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di MTs Al-Muttaqin Rengging Pecangaan Jepara memiliki tujuan untuk meningkatkan karakter siswa. Sehingga siswa mampu memiliki karakter atau watak yang positif yang sesuai dengan nilai-nilai moral. Melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama yang dimulai dari pra siklus sampai siklus terakhir diharapkan dapat meningkatkan karakter siswa sehingga siswa dapat menghormati guru dan rapi dalam berpakaian seragam di sekolah. Penelitian tindakan bimbingan konseling ini dilaksanakan pada pertengahan semester II Tahun Pelajaran 2012/2013, yaitu di bulan Februari s/d April. Lokasi yang dijadikan sebagai obyek Penelitian tindakan kelas ini adalah MTs Al-Muttaqin Rengging Pecangaan Jepara. Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah sekelompok siswa dari kelas VIII A MTs Al Muttaqin Rengging Pecangaan Jepara, yang terdiri 4 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan dan guru BK MTs Al Muttaqin selaku kolaborator. Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan bimbingan konseling ini dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, sedangkan alat yang digunakan adalah lembar observasi. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data dan deskriptif prosentase. Peneliti menggunakan analisis data triangulasi untuk menggali suatu informasi dari beberapa sumber di lapangan melalui observasi, yang hasilnya diolah melalui analisis deskriptif prosentase sebagai bahan untuk mengetahui keberhasilan dalam peneltian tentang peningkatan karakter siswa mulai dari pra-siklus, siklus I, sampai siklus II. Penelitian tindakan bimbingan konseling ini dilakukan 2 (dua) siklus secara berkelanjutan. Setiap siklus dilakukan perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi dan evaluasi untuk mengetahui efektifitas tindakan. Pelaksanaan tindakan terintegrasi melalui proses layanan bimbingan kelompok, yaitu: 1. Siklus pertama dilakukan dua kali pertemuan dengan indikator menjelaskan tentang karakteristik melalui bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama ini dilaksanakan pada tanggal 4 Maret dan 18 Maret 2013. 2. Siklus kedua dilakukan dua kali pertemuan dengan indikator menjelaskan dan membahas bersama tentang karakteristik siswa melalui bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. Pelaksanaan tindakan pada siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 25 Maret dan 1 April 2013. Dalam pelaksanaan siklus I, peneliti merencanakan untuk mengidentifikasi masalah dan penetapan alternatif untuk pemecahan masalah. Dalam perencanaan penelitian, sebelumnya peneliti merencanakan program layanan, menentukan satuan layanan, menyiapkan bahan, dan mengembangkan skenario layanan. Pelaksanaan tindakan pada siklus I merupakan tindakan kegiatan yang sudah disiapkan dalam perencanaan tindakan yaitu kegiatan awal yang di awali dengan tahap pembukaan dengan pembentukan kelompok yang terdiri dari 7 siswa. Bimbingan ini menggunakan teknik sosiodrama. 40 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Dalam teknik ini 3 siswa dari mereka dipilih untuk memerankan suatu drama yang terfokus dengan peningkatan karakter, sedangkan 4 lainnya dijadikan sebagai pengamat. Kemudian tahap peralihan, tahap kegiatan, dan tahap pengakhiran. Hasil Observasi Tingkat Karakter Siswa Sebelum Dilaksanakan Bimbingan Kelompok (Pra Siklus) No Aspek yang Diamati (Indikator) Skala Kategori 1 2 3 4 5 1 Tata krama siswa terhadap guru dan temantemannya X Sangat kurang selama mengikuti bimbingan kelompok 2 Kemampuan siswa berperilaku positif X Sangat kurang terhadap guru. 3 Penerapan sikap siswa dalam X Sangat kurang berkomunikasi dengan guru 4 Kelengkapan siswa dalam berpakaian X Kurang baik seragam. 5 Kerapian siswa dalam berpakaian seragam X Kurang baik 6 Kemampuan siswa menyesuaikan diri X Cukup baik dengan lingkungan sekolah. 7 Ketrampilan siswa dalam layanan X Kurang baik bimbingan kelompok. Jumlah dan Prosentase 12 / 34% Sangat kurang Hasil Observasi Tingkat Karakter Siswa dalam Layanan Bimbingan Kelompok Pertemuan ke dua Siklus I No Aspek yang Diamati (Indikator) 1 Tata krama siswa terhadap guru dan temantemannya selama mengikuti bimbingan kelompok 2 Kemampuan siswa berperilaku positif terhadap guru. 3 Penerapan sikap siswa dalam berkomunikasi dengan guru Skala 1 2 3 4 5 X X X Kategori Kurang baik Kurang baik Cukup baik 41 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
4 Kelengkapan siswa dalam berpakaian X Cukup baik seragam. 5 Kerapian siswa dalam berpakaian seragam X Kurang baik 6 Kemampuan siswa menyesuaikan diri X Cukup baik dengan lingkungan sekolah. 7 Ketrampilan siswa dalam layanan X Cukup baik bimbingan kelompok. Jumlah / Prosentase 18 / 51% Kurang baik Keterangan : Skala 1 : Sangat Kurang (0 50%) Skala 2 : Kurang Baik (51 61%) Skala 3 : Cukup Baik (62 72%) Skala 4 : Baik (73 83%) Skala 5 : Sangat Baik (84 100%) Observasi (pengamatan) dilakukan, mulai dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir setiap pelaksanaan tindakan. Hal yang diamati adalah tata krama siswa terhadap guru dan teman-temannya selama mengikuti bimbingan kelompok, kemampuan siswa berperilaku positif terhadap guru, penerapan sikap siswa dalam berkomunikasi dengan guru, kelengkapan siswa dalam berpakaian seragam, kerapian siswa dalam berpakaian seragam, kemampuan siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, dan ketrampilan siswa dalam layanan bimbingan kelompok. Dalam tahap refleksi siklus I ini peneliti bersama dengan kolabolator melakukan evaluasi mulai dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan kedua dari siklus I. peneliti dan kolabolator membahas tentang hasil dari lembar observasi yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kegiatan siklus I. Sesuai dengan hasil observasi pada siklus I diatas, dapat dijelaskan bahwa setelah siswa memperoleh layanan bimbingan kelompok pada siklus I ternyata ada peningkatan pada karakter siswa terutama dalam bertata krama terhadap guru dan kerapian berpakaian seragam sekolah. Karakter siswa sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama masih dalam kategori sangat kurang yaitu 34%. Namun setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama pada siklus I karakter siswa mengalami peningkatan, yaitu dari kategori sangat kurang menjadi kategori kurang atau meningkat prosentasinya menjadi 51%. Setelah mengetahui hasil dari evaluasi dan identifikasi,ternyata prosentase peningkatan karakter siswa masih belum sesuai dengan yang diharapkan, maka peneliti bersama kolabolator berusaha untuk memperbaiki pelaksanaan tindakan dan segera menyusun rencana untuk tahapan siklus II. Rencana tindakan pada siklus II ini merupakan perbaikan dari tindakan siklus I. Perbaikan ini didasarkan pada analisis dari refleksi yang terjadi pada tindakan sebelumnya yang bertujuan untuk 42 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
menyempurnakan tindakan dari siklus I supaya tujuan dari layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama tercapai secara optimal. Perencanaan tindakan ini disusun dalam kegiatan pokok, yaitu peneliti bersama kolabolator memperbaiki rencana pemberian layanan bimbingan kelompok yang berfokus pada kekurangan kekurangan pada tindakan siklus I. Peneliti merencanakan dan menetapkan alternatif pemecahan masalah dan menyiapkan bahan untuk materi layanan dan rencana pelaksanaan siklus II. Pada siklus II ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah dibuat dan direncanakan pada tahap perencanaan. Pada siklus II ini peneliti melakukan revisi pelaksanaan tindakan agar hasilnya lebih baik dan sempurna dari siklus I. Teknik bimbingan yang digunakan masih tetap menggunakan teknik sosiodrama. Dalam pelaksanaannya 3 siswa masih menjadi pemeran drama dan 4 siswa lainnya sebagai pengamat. Kemudian dilanjutkan diskusi kelompok untuk membahas hasil dari sosiodrama yang telah ditampilkan. Hasil Observasi Tingkat Karakter Siswa dalam Layanan Bimbingan Kelompok Pertemuan ke dua Siklus II No Aspek yang Diamati (Indikator) Skala Kategori 1 2 3 4 5 1 Tata krama siswa terhadap guru dan temantemannya X Sangat baik selama mengikuti bimbingan kelompok 2 Kemampuan siswa berperilaku positif X Sangat baik terhadap guru. 3 Penerapan sikap siswa dalam X Sangat baik berkomunikasi dengan guru 4 Kelengkapan siswa dalam berpakaian X Sangat baik seragam. 5 Kerapian siswa dalam berpakaian seragam X Sangat baik 6 Kemampuan siswa menyesuaikan diri X Baik dengan lingkungan sekolah. 7 Ketrampilan siswa dalam layanan X Baik bimbingan kelompok. Jumlah / Prosentase 33 / 94% Sangat baik Observasi dilakukan oleh peneliti bersamaan proses layanan bimbingan kelompok yang dilakukan oleh guru BK selaku kolaborator.observasi ini dilakukan mulai dari pertemuan pertama sampai pertemuan ke dua. Hal-hal yang diamati masih sama pada siklus I. 43 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Tahap refleksi pada siklus II ini lebih cermat dan teliti dalam membahas kelebihan dan kekurangan pada pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama yang bertujuan untuk meningkatkan karakter siswa yang positif. Berdasarkan hasil observasi pada siklus II di atas, dapat dijelaskan bahwa karakter siswa dalam bertata krama terhadap guru dan kerapian berpakaian pada siklus II mengalami peningkatan yang sangat memuaskan, karena semua indikator telah mencapai kategori sangat baik yaitu meningkat menjadi 94%. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian tindakan bimbingan konseling yang telah dilaksanakan dalam tiga tahap mulai dari pra siklus, siklus I, dan siklus II serta dari hasil pembahasan dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dengan diadakannya bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama dapat meningkatkan karakter siswa dalam bertata karma dengan guru dan kerapian berpakaian seragam. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis tingkat karakter siswa kelas VIII B MTs Al Muttaqin Rengging pada kondisi awal sebelum dilaksanakannya layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama berada pada kategori sangat kurang dan prosentasenya adalah 34%. Setelah diadakan siklus I karakter siswa dalam kerapian berpakaian dan tata krama dengan guru mengalami peningkatan dengan prosentase sebesar 51% dan pada siklus II mengalami peningkatan yang memuaskan yaitu pada kategori sangat baik dengan prosentase 94%. 2. Layanan bimbingan kelompok dapat membantu para siswa anggota kelompok untuk berani berbicara di hadapan orang banyak dengan etika bahasa yang baik, mencairkan pikiran yang suntuk dan buntu, memperluas wawasan serta melatih anak untuk menghargai orang lain. 3. Manfaat sosiodrama antara lain bisa memahami dan merasakan kondisi orang lain, sehingga siswa dapat mengambil pengalaman hidup yang lebih baik dari peran drama tersebut. Saran Dari pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan yang disampaikan diatas, dapat disampaikan bahwa pelaksanaan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama mampu meningkatkan karakter siswa dalam kerapian berpakaian dan tata krama dengan guru. Sehingga perlu disampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi guru Bagi guru mata pelajaran maupun guru BK agar selalu menanamkan pendidikan karakter yang baik terhadap peserta didik, sehingga peserta didik mampu termotivasi dan memiliki karakter yang positif dan mampu menyesuaikan diri dengan baik di sekolah maupun di lingkungannya. 44 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
2. Bagi siswa Bagi siswa supaya lebih aktif untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah baik kegiatan ekstra kurikuler maupun kegiatan keagamaan, sehingga karakter siswa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik secara maksimal. Dengan hal tersebut diharapkan siswa mampu menerima serta melaksanakan pesan dan saran yang diberikan oleh guru tanpa ada perasaan takut, dipaksa, dan tertekan. DAFTAR PUSTAKA Agus Zaenul Fitri.2012. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah. Jogjakarta: Arruzz Media. Banun Sri Haksasi.2007. Instrumentasi Bimbingandan Konseling NonTes. Salatiga: Widya Press. Dewa Ketut Sukardi. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingandan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Dharma Kesuma, dkk.2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori danpraktik di Sekolah. Bandung: PT Rosdakarya. Dede Rahmat Hidayat, dkk. 2012. Penelitian Tindakan dalam Bimbingan Konseling. Jakarta: Indeks. E. Mulyasa. 2011. Manajemen Pebdidikan Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara. Jamal Ma mur Asmani.2010. Panduan Efektif Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press. M. Toha Anggoro, dkk. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka. M. Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: CV. Widya Karya. Nar Herrhyanto, dkk. 2009. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka. Prayitno. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdiknas-Rineka Cipta. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Padang: Galia Indonesia. Sri Redjeki. 2007. Penulisan Karya Ilmiah. Salatiga: Widyasari. Sukiman. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru Pembimbing (Bimbingan dan Konseling). Yogyakarta: Paramitra Publishing. 45 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING