45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Menurut Gay metode penelitian deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. 58 Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu kejadian sejelas mungkin tanpa ada pengakuan terhadap objek yang diteliti. Ditinjau dari hadirnya variable, penelitian deskriptif ialah penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan atau menggambarkan variable masa lalu dan sekarang (sedang terjadi). 59 Secara harfiah metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga berkehendak mengadakan akumulasi data dasar. 60 58 Mahi M. Hikmat, 2011, Metode Penelitian dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra, Yogyakarta, Graha Ilmu, Hal 44 59 Sukidin, Mundir, 2005, Metode Penelitian, Surabaya, InsanCendekia, Hal 12 60 Mahi M. Hikmat, 2011, Metode Penelitian dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra, Yogyakarta, Graha Ilmu, Hal 44 45
46 Metode deskriptif lebih banyak dipergunakan oleh para peneliti, karena: 61 1. Metode ini telah dipergunakan secara luas dan lebih banyak dibandingkan metode-metode lain. 2. Metode ini banyak memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan melalui pemberian informasi keadaan mutakhir dan dapat membantu dalam mengidenifikasi faktor-faktor yang berguna untuk pelaksanaan percobaan. 3. Metode ini dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan-keadaan yang mungkin terdapat dalam situasi tertentu. 4. Data yang dikumpulkan dalam metode ini dianggap sangat bermanfaat dalam membantu untuk menyesuaikan diri atau dapat memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. 5. Metode ini membantu untuk mengetahui bagaimana cara mencapai tujuan yang diinginkan. 6. Metode ini dapat digunakan dalam berbagai masalah yang ada. Penelitian kualitatif adalah metode penlitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) bahwa peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. 62 61 Ibid 62 Beni Ahmad Saebeni, 2012, Pengantar Antropologi, Bandung, Pustaka Setia, Hal 73
47 Kirk dan Miller menyebutkan, pendekatan kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orangorang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. 63 Dari beberapa definisi diatas, maka tipe penelitian deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan makna simbol-simbol nilai budaya lokal (budaya Ronggeng) yang ada dalam film Sang Penari. 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotik milik Charles Shanders Pierce yang merupakan salah satu bentuk metode analisis yang mengkaji tanda yang bersifat kualitatif. Dalam menggunakan analisis semiotik Charles Shanders Pierce ini diharapkan mengungkapkan makna dibalik tanda atau sign sebuah teks yang terdapat dalam film Sang Penari. Sebuah film merupakan rangkaian dari sebuah gambar yang bergerak yang sebenarnya representasi dari gejala yang terjadi di masyarakat yang di dalamnya tersusun sekumpulan kode-kode yang memiliki nilai tersendiri bagi setiap individu yang melihatnya bahkan terkadang sulit ditafsirkan. 63 Op.Cit. Mahi M. Hikmat, hal 38
48 Itulah sebabnya semiotik ini digunakan peneliti untuk menganalisa bahwa film merupakan fenomena komunikasi yang sarat akan tanda sekaligus untuk menemukan bagaimana cara pesan tersebut tersampaikan kepada khalayak. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan adalah sebagai berikut: 3.3.1 Data Primer Data primer adalah data utama yang menjadi materi penelitian seorang peneliti. Dalam penelitian ini data primernya adalah DVD/VCD (audio dan visual) dan naskah dalam film Sang Penari. 3.3.2 Data Sekunder Data yang diperoleh dari studi kepustakaan (literature) yaitu bukubuku, majalah, koran, arsip-arsip, dokumen pribadi atau dokumen resmi yang mengandung penelitian ini.data sekunder didapat sebagai pelengkap dan penunjang dari data primer. Disamping itu data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini dari pengumpulan dokumen-dokumen mengenai nilai-nilai budaya lokal pada film Sang Penari seperti artikel di internet dan dokumentasi dalam bentuk foto dan video.
49 3.4 Definisi Konsep Untuk memudahkan peneliti ketahap selanjutnya, maka peneliti terlebih dahulu memaparkan konsep-konsep yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Representasi Representasi sendiri merujuk pada bagaimana seorang, atau satu kelompok,gagasan/pendapat tertentu dalam pemberitaan. Representasi pada dasarnya ingin melihat bagaimana seseorang, kelompok, tindakan, kegiatan ditampilkan dalam teks. Sedangkan represntatif cultural adalah makna yang memiliki sifat material, mereka tertanam dalam bunyi-bunyi, tulisan-tulisan, bendabenda, gambaran-gambaran, buku-buku, majalah-majalah dan programprogram. Jadi representasi adalah aktivitas membentuk ilmu pengetahuan yang merupakan proses dinamis yang terus berkembang dan menghasilkan makna yang berbeda seiring dengan pertumbuhan pemikiran manusia. 2. Film Film adalah suatu karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi pandang dengar yang dibuat berdasarkan atas sinematografi dengan direkam pita seluloid, pita video, dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik atau proses lainnya. Dengan atau tanpa suara
50 yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayankan dengan system proyeksi mekanik, elektronik dan/atau lainnya. Secara sederhana film dapat diartikan sebagai rangkaian gambar hidup (citra bergerak) yang membentuk suatu cerita. Sedangkan menurut Victor.C Mambo, Film adalah dokumen kehidupan sosial sebuah kelompok. Tiap film mewakili realitas kelompok pendukungnya baik dalam bentuk imajinasi ataupun realitas dalam arti sebenarnya. 3. Nilai Nilai adalah wujud kebudayaan yang sifatnya abstrak, tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini adalah wujud ideal yang terletak dalam pemikiran warga masyarakat. Kebudayaan dalam arti nilai dan norma sosial adalah kepatuhan terhadap ketentuan-ketentuan yang menjadi peraturan hidup pada masyarakat yang bersifat mengendalikan, mencegah, mengikat, dan memaksa. Kebudayaan normatif berfungsi menetapkan sesuatu yang boleh dikerjakan, dan terlarang untuk dikerjakan sehingga karakteristik nilai-nilai kehidupan bermakna positif 4. Budaya Kebudayaan dalam bahasa inggris, culture. Kata culture berasal dari perkataan cultura, dari bahasa latin colore, yang berarti memelihara, memajukan, dan memuja-muja. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu buddhayah, bentuk jamak dari buddhi (budi atau
51 akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh cipta, rasa, dan karsa manusia, bersifat lahiriah ataupun rohaniah. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni. 5. Semiotika Menurut Van Zoest, semiotik adalah ilmu tanda (sign) dan segala yang berhubungan dengannya: cara berfungsinya, hubungannya dengan kata lain, pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang menggunakannya. Dick Hartoko mengungkapkan, semiotik adalah bagaimana karya itu ditafsirkan oleh para pengamat dan masyarakat lewat tanda-tanda atau lambang-lambang. Pateda membagi semiotik ke dalam beberapa macam dan salah satunya adalah semiotik kultural. Semiotik kultural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu. Setiap kelompok masyarakat biasanya memiliki budaya yang sering berbentuk tanda-tanda atau simbol-simbol tertentu.
52 3.5 Unit Analisis Unit penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah audio dan visual (bahasa lisan, bahasa tubuh, lokasi kejadian). Tanda-tanda non verbal berupa pakaian, setting lokasi, dan aksesoris lainnya yang menunjang maksud dan tujuan dari film ini. 3.6 Teknik Analisis Data Data berupa tanda-tanda dan simbol pada penelitian ini diolah secara kualitatif. Memaknai tanda dan simbol tersebut berarti bahwa tanda-tanda dan simbol itu tidak hanya memberi informasi tetapi juga hendak mengkomunikasikan pesan-pesan yang ada dalam film tersebut melalui tanda dan simbol yang ada pada film. untuk menemukan makna dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis dari Charles Shanders Pierce yang membagi fokus modelnya tiga elemen yang dengan cara tertentu ataupun cara lain, pasti terlibat di dalam semua kajian mengenai makna. Elemen-elemen tersebut adalah : (1) tanda( sign), (2) objek (object), dan (3) hasil interpretasi (interpretant). Sebuah tanda adalah sesuatu yang bersifat fisik, dapat diterima oleh indera kita; mengacu pada sesuatu di luar dirinya; dan bergantung pada pengenalan dari para pengguna bahwa itu adalah tanda.
53 Sign Interpretant Object Gambar 2. Elemen-elemen dari Pierce Tiga istilah dari Pierce dapat dibuat model seperti terlihat pada Gambar 1. Panah yang berada pada dua ujung garis menekankan bahwa masing-masing istilah hanya dapat dipahami dalam keterkaitannya dengan yang lain. Sebuah tanda mengacu pada sesuatu di luar dirinya-objek, dan dipahami oleh seseorang yaitu bahwa tanda memiliki efek di dalam benak pengguna interpretant (hasil interpretasi). Kita harus menyadari bahwa interpretant bukanlah pengguna dari tanda melainkan, seperti yang disebut oleh Pierce di tempat lain, efek yang cukup menentukan yaitu sebuah konsep mental yang diproduksi oleh tanda dan juga oleh pengalaman yang dimiliki oleh pengguna terhadap objek. 1. Sign (tanda) adalah bagian yang menunjukkan pada sesuatu cara atau berdasarkan kapasitas tertentu. 2. Object (objek) adalah sesuatu yang dirujuk oleh tanda. Biasanya objek merupakan sesuatu yang lain dari tanda itu sendiri.
54 Ada beberapa macam objek dalam teori semiotika yang dikemukakan Pierce, yaitu: 3. Interpretant merupakan efek yang ditimbulkan dari proses penandaan atau bisa interpretant adalah tanda sebagaimana diserap oleh benak kita, sebagai hasil penghadapan kita dengan tanda itu sendiri. Berdasarkan objeknya, Pierce membagi tanda atas icon (ikon), index (indeks), dan symbol (simbol). Ikon adalah tanda yang hubungan penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan; misalnya potret dan peta. Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas ialah asap yang sebagai tanda adanya api. Tanda dapat pula mengacu ke denotatum melalui konvensi. Tanda seperti itu adalah konvensional yang biasa disebut simbol. Jadi, simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan di antaranya bersifat arbitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat. 64 64 Alex Sobur, 2009, Semiotika Komunikasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, Hal 41