MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PECAHAN DI KELAS V-B SD NEGERI NO

dokumen-dokumen yang mirip
Martinus Gutu SD Negeri No Suka Makmur Kec. Delitua

PENDAHULUAN. NUR ASYIAH Guru SDN 101 Hutasiantar ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 032 SINONOAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

Annan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Lamhot Munthe. menawarkan persoalan-persoalan yang sulit, ditambah dengan kurangnya kerjasama antar siswa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

BERTHA LUBIS Guru SMP Negeri 4 Medan ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN PENJAS DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS V-B SD NEGERI MULIOREJO

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MEDIA GAMBAR DAN KARTU KATA SISWAKELAS 1-B SD NEGERI DELITUA KABUPATENDELI SERDANG

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS III SDN 019 BONANDOLOK

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

LATIPA HANIM HARAHAP Guru SMP Negeri 29 Medan

550 Junaidi : Perbaikan Keterampilan Berpikir Siswa dalam Pembelajaran... WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Sarinawati Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Bahorok Surel :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII-1 SMP NEGERI 4 MEDAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN No.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS V SD NEGERI NO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TRAINING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN MAROMBUN UJUNG JAWI

Aisyatir Rodiah Guru Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS VIII.B SMP NEGERI 3 BAHOROK

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DI SMP NEGERI 7 MEDAN

Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel :

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA SMP NEGERI 7 MEDAN

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Siti Fatimah Guru SMP Negeri 2 Panyabungan Surel :

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI PUJI DADI

PERBAIKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 1 BATAHAN

Sinar Sion Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Suka Makmur ABSTRAK

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 PENYABUNGAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

BUDIMAN SIHOMBING Guru SMP Negeri 15 Medan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

PERBAIKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI POKOK BANGUN RUANG MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DI KELAS

BAB III METODE PENELITIAN

Asniar Elfrida Tambun Guru Biologi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Surel:

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 339 TAMANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang siswa. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA DI KELAS X SMK NEGERI 1 SIABU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII-8 SMP NEGERI 29 MEDAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DI KELAS IX-7 SMP NEGERI 3 BERASTAGI

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. mengidentifikasi masalah pembelajaran matematika yang terdapat di kelas

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII G SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION PADA MATA PELAJARAN PAK SMP NEGERI 2 SIMPANG EMPAT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 85 Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru tahun ajaran dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN :

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Asliana Guru SD Negeri 034 Pintupadang Julu Surel :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTROMING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VII-B

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 06 Koto Gadang Guguk Kabupaten Solok semester II tahun ajaran

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTROMING

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

Transkripsi:

MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PECAHAN DI KELAS V-B SD NEGERI NO. 105300 SUKA MAKMUR KEC. DELITUA Salim Ginting Guru SD Negeri No. 105300 Sukamakmur Kec. Delitua Email: Pasaribu6@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas belajar siswa yang mencakup aktivitas belajar siswa saat bekerja dalam kelompok dikelas pada mata pelajaran Matematika yang bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran langsung. Subjek penelitian ini diambil di kelas V-B SD Negeri No. 105300 Suka Makmur Kec. Delitua dengan jumlah siswa 29 orang. Awal KBM dilakukan tes hasil belajar (Pretes), dengan data ratarata 15,2 hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata siswa jarang membaca buku sebelum pembelajaran disekolah. Kemudian dilanjutkan KBM, akhir KBM ke II dan KBM ke IV dilakukan tes hasil belajar formatif I dan formatif II hasilnya masing-masing menunjukkan rata-rata 73,8 dan 82,8. Melihat data tersebut ada perubahan dan perubahan tersebut akibat tindakan guru selama KBM pada siklus II. Data aktivitas siswa menurut pengamatan pengamat pada siklus I antara lain membaca (20,5%), bekerja (13,75% ), bertanya sesama teman (3%), menjawab pertanyaan teman (3%) bertanya kepada guru (4,75%), dan yang tidak relevan dengan KBM (5%). Data aktivitas siswa menurut pengamatan pada siklus II antara lain membaca (22,5%), bekerja (44%), bertanya sesama teman (12,5%), menjawab pertanyaan teman (12,5%) bertanya kepada guru (4,5%), dan yang tidak relevan dengan KBM (4%). Penerapan metode penugasan selama KBM membuat siswa sangat senang, sangat antusias. Namun demikian masih terdapat keterbatasan dalam penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri No. 105300 Suka Makmur Kec. Delitua ini, diantaranya; 1) materi yang dipelajari pada setiap siklus berbeda meskipun pada pokok bahasan yang sama yaitu Pecahan. Hal ini memungkinkan pemahaman siswa terhadap materi berbeda-beda, mungkin pada siklus I tingkat pemahaman siswa lebih tinggi dari pada siklus II, atau sebaliknya. Penelitian ini hanya dilakukan dalam satu kelas yakni kelas V-B SD Negeri No. 105300 Suka Makmur Kec. Delitua karena keterbatasan dana dan waktu, hal ini membatasi kesimpulan akhir hanya berlaku pada kelas subjek tersebut dan perlu pembuktian untuk kelas yang lain. Kata Kunci : Model Pembelajaran Langsung, Aktivitas Belajar PENDAHULUAN Secara umum, tujuan diberikannya matematika di sekolah adalah untuk membantu siswa mempersiapkan diri agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, dan kritis, serta mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Tujuan pendidikan matematika di sekolah 62

lebih ditekankan pada penataan nalar dasar dan pembentuk sikap serta keterampilan dalam penerapan matematika. Agar dapat mencapai tujuan tersebut diatas maka pembelajaran matematika harus mendapat perhatian yang serius. Keterampilan matematika bukan hanya agar siswa terampil berhitung tetapi juga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran matematika di kelas, karena guru yang berhadapan langsung dengan siswa untuk mengelola pembelajaran sehingga siswa dapat menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, peran guru mendidik dan menggali potensi nilai-nilai positif siswa melalui bimbingan dan keteladanan. Dalam pembelajaran matematika sebaiknya siswa dilibatkan secara aktif. Selama ini dalam proses penyampaian materi matematika banyak yang kurang dimengerti oleh siswa dan juga tidak memperhatikan taraf berfikir siswa. Padahal dalam usia sekolah dasar proses abstraksi siswa masih perlu dibantu dengan media lain. Untuk itu perlu suatu metode dan strategi dalam kegiatan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dari hasil observasi dan diskusi dengan guru di Kelas V-B SD Negeri No.105300 Suka Makmur Kecamatan Delitua, diperoleh bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa masih dibawah rata-rata KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 70. Dari jumlah siswa terdapat lebih dari 50% siswa yang mendapat nilai dibawah KKM. Seharusnya belajar dikatakan tuntas apabila siswa secara keseluruhan mampu mendapatkan nilai diatas nilai KKM yaitu 70. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran tersebut masih sangat rendah. Jika permasalahan diatas terus berlanjut maka sangat mengkhawatirkan terhadap dunia pendidikan yang seharusnya menghasilkan manusia yang bermutu. Guru juga harus mewaspadai permasalahan diatas, agar siswa-siswa tidak mendapat nilai yang rendah namun mendapatkan nilai yang memuaskan. Untuk itu diperlukan berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yakni dengan menggunakan model Pembelajaran Langsung. Model Pembelajaran Langsung juga sering disebut belajar melalui observasi, dimana siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan tingkah laku gurunya. Pembelajaran dengan model Pembelajaran Langsung, guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas. Model Pembelajaran Langsung dimaksudkan untuk menuntaskan dua hasil belajar yaitu 63

penguasaan pengetahuan yang distrukturkan dengan baik dan penguasaan keterampilan. Adapun pentingnya model Pengajaran Langsung menurut Eka (dalam http://ekagurumesama.blogspot.com/ 2010/07/kekurangan-pembelajaranlangsung-direct.html) adalah sebagai berikut: 1) Mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa. 2) efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah sekalipun. 3) memudahkan guru dalam menunjukkan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan. 4) menekankan kegiatan mendengarkan (melalui ceramah) dan kegiatan mengamati (melalui demonstrasi). Sehingga membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini. 5) memberikan tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan antara teori (hal yang seharusnya) dan observasi (kenyataan yang terjadi). Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dikaji ada beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut; 1. Bagaimana aktivitas belajar siswa dengan diterapkannya model pembelajaran langsung selama KBM? 2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung? Merujuk pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa dengan diterapkannya model pembelajaran langsung. 2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri No. 105300 Suka Makmur Kec. Delitua Jl. Aman Desa Suka Makmur kecamatan Delitua pelaksanaannya pada bulan Maret 2015 sampai dengan Juli 2015. B. SubjekPenelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V-B. Pemilihan kelas B dikarenakan peneliti merupakan guru penjasorkes V-B SD Negeri No. 105300 Suka Makmur. Banyak subjek penelitian yakni 29 orang siswa. C. Alat Pengumpul Data a) Tes hasil belajartes hasil belajar digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan 64

sesudah pembelajaran dengan model pembelajaran langsung. Tes hasil belajar disusun dalam bentuk pilihan berganda yang mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas V SD Negeri No.105300 Suka Makmur bidang studi Matematika. Tabel 1 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Butir Soal Klasifikasi / Kategori Jumlah C soal 1 C 2 C 3 C 4 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 1 10 1 Jumlah 1 5 1 3 10 D. Rancangan Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain model Kemmis dan Mc. Taggart (Dewi,2010:122). Penelitian ini dilakukan dengan 2 (dua) siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus dalam penelitian ini terdiri dari 4 (empat) komponen utama yaitu: (1) Perencanaan tindakan (planning), (2) Tindakan (acting), (3) Pengamatan tindakan (observing) dan (4) Refleksi tindakan (reflect). F. Teknik Analisis Data Metode analisis data pada penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa setelah tindakan. Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut: 1) Merekapitulasi nilai pretes sebelum tindakan dan nilai tes akhir siklus I dan siklus II 2) Menghitung nilai rata-rata atau persentase hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dengan hasil belajar setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan siklus II untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar. 3) Penilaian a. Data nilai hasil belajar (kognitif) diperoleh dengan menggunakan rumus: Nilai Siswa Jumlah jawaban benar 100 Jumlah seluruh soal (Slameto,2001:189) b. Nilai rata-rata siswa dicari dengan rumus sebagai berikut: X X N (Subino,1987:80) Keterangan : X = Nilai rata-rata Σ = Jumlah nilai X N = Jumlah peserta tes 65

c. Untuk penilaian aktivitas digunakan rumus sebagai berikut: Setelah data aktivitas siswa terkumpul sesuai dengan jumlah kegiatan belajar mengajar, maka data tersebut disusun kemudian data tersebut dirubah menjadi data prosntase. Untuk menganalisis data-data tersebut kemudian dianalisis dengan proporsi aktivitas. (Majid, 2009:268) d. Ketentuan persentase ketuntasan belajar kelas Ketuntasan belajar Sb 100% K kelas ΣSb =Jumlah siswa yang mendapat nilai 70 (kognitif) ΣK = Jumlah siswa dalam sampel Sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari hasil tes, jika hasil belajar siswa mencapai nilai 70 maka disebut tuntas individu, dan bila ada 85% nilai 70 disebut tuntas kelas. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Awal Penelitian SD Negeri No. 105300 Suka Makmur berada di desa Suka Makmur kecamatan Delitua kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan kondisi sekolah dapat dikatakan sekolah ini sangat menjamin konsentrasi siswa dalam belajar karena letaknya yang berada dikawasan pemukiman penduduk berpagar keliling, jauh dari hiruk pikuk jalan raya ataupun kebisingan bengkel dan industri. Serta didukung dengan taman sekolah yang tertata rapi. Siswa yang bersekolah disekolah ini rata-rata berasal dari desa Suka Makmur dengan latar belakang orangtua sebagaian besar sebagai petani. Kurikulum yang diterapkan di sekolah adalah kurikulum KTSP, merupakan kurikulum yang dirancang oleh sekolah, kepala sekolah, guru, konselor dan komite. Sebelum melaksanakan Siklus I, peneliti mengumpulkan data dan informasi tentang subjek penelitian. Data-data yang dikumpulkan antara lain daftar nama siswa kelas V-B dan data hasil pretes siswa. Data pretes disajikan dalam Tabel. 2 66

Tabel 2 Distribusi hasil pretes Nilai Frekuensi 0 8 10 4 20 11 30 6 Jumlah 29 Ratarata S Deviasi 15.2 11.2 Merujuk pada Tabel 4.1, nilai terendah untuk pretes adalah 0 yang diperoleh 8 orang siswa, dan tertinggi adalah 30 yang diperoleh 6 orang siswa. Dengan KKM yang ditetapkan sebesar 70 berarti hanya 3 orang siswa yang tuntas atau ketuntasan secara klasikal adalah 0%. Nilai rata-rata kelas adalah 15.2 dengan standar deviasi 11.2. Ini berarti siswa tidak mempersiapkan diri belajar dirumah untuk tiap materi baru sebelum datang ke sekolah. B. Hasil dan Pembahasan Siklus I Pada Siklus I peneliti melakukan proses pembelajaran dan pengamatan terhadap proses pembelajaran tersebut. Pengamatan terhadap data proses dilakukan sesuai dengan indikator keberhasilan proses yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Data yang muncul dalam pelaksanaan tindakan kemudian diamati dan dipaparkan. Data proses yang diamati pada penelitian tindakan kelas ini meliputi : (1) data mengenai ketepatan prosedur pelaksanaan tindakan yang dilakukan guru atau peneliti, (2) data mengenai keaktifan anak. Siklus pertama terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, seperti berikut ini : 1. Perencanaan Pada tahap ini peneliti membuat kegiatan perencanaan meliputi: a) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). b) Membuat lembar kegiatan siswa pertemuan 1 dan pertemuan 2. c) Membuat tes pemahaman siswa siklus I. d) Membuat lembar observasi aktivitas siswa. e) Menyediakan media pembelajaran. 2. Pelaksanaan Melaksanakan tindakan pembelajaran ke-1 dan ke-2 sesuai dengan RPP oleh peneliti sebagai guru Matematika di SD Negeri No. 105300 Suka Makmur. Selama proses pembelajaran dilakukan observasi oleh observer (guru sejawat) untuk mengamati aktivitas siswa dan pengelolaan pembelajaran oleh guru. Diakhir siklus I dilakukan pula tes hasil belajar siswa untuk mengetahui pemahaman siswa dengan meggunakan tes hasil belajar sebagai formatif I., yaitu: Senin 5 Mei 2014, dan rabu 7 Mei 2014 peneliti masuk ke kelas V- B SD Negeri No. 105300 Suka Makmur untuk malaksanakan proses pembelajaran siklus I, masing- 67

masing pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2. Sesaat masuk kelas peneliti mengucapkan salam dengan ucapan selamat Pagi dengan serentak siswa menjawab Pagi Pak!!!.. Setelah salam peneliti mengajak siswa untuk berdoa bersama menurut agama dan kepercayaan masing-masing dengan mengikuti aba-aba dari ketua kelas. berikutnya peneliti mengabsen kehadiran siswa, peneliti bertanyan apakah semua hadir ketua kelas???. Ketua kelas yang bernama Ragil Ananta menjawab Iya Pak Semua Hadir. Untuk lebih memastikan pernyataan ketua kelas tersebut peneliti mengabsen dengan memanggil nama-nama siswa secara bergiliran menurut daftar hadir yang sudah tersedia, dan hanya siswa yang namanya dipanggil yang akan menyauti suara guru. Untuk memulai materi pelajaran peneliti memberikan apersepsi. Setelah pelaksanaan apersepsi, Peneliti menjelaskan kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar, dan tujuan pembelajaran. Peneliti juga melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang akan dipelajari yaitu tentang operasi bilangan (penjumlahan pecahan). Dan melanjutkan materi selanjutnya dengan pembelajaran langsung.kemudian siswa diminta untuk membentuk kelompok.siswa diberikan waktu berdiskusi selama 30 menit untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam lembar kerja siswa (LKS-1 pada pertemuan ke-1, dan LKS-2 pada pertemuan ke-2 ). Setelah diskusi peneliti meminta hasil diskusi tersebut untuk dikumpulkan secara kelompok, setelah itu mendorong siswa untuk tampil kedepan kelas mempresentasekan hasil kelompok tersebut. Pada pertemuan ke-1 kelompok 1 dan keompok 2 tampil kedepan, sedangkan pada pertemuan ke-2 kelompok 3 dan kelompok 4 yang tampil. Siswa yang tampil pada pertemuan ke-1 adalah : Kelompok 1 : Sary, Cindy, Siti, Elvi dan Vira. Kelompok 2 adalah : Putri, Ragil, Widya, Wendi dan Arif. Setiap akhir presentase peneliti memberikan waktu untuk siswa yang ingin memberi tanggapan. Untuk mengakhiri pembelajaran peneliti mengajak siswa bersama-sama menyimpulkan pembelajaran, memberi penguatan, dan ditutup dengan ucapan salam penutup selamat Pagi dengan serentak siswa menjawab selamat Pagi Pak...!!!!. 3. Pengamatan Selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, peneliti berkolaborasi degan 2 orang teman sejawat (Pengamat/observer) untuk mengamati kegiatan siswa. Kegiatan siswa diamati selama 20 menit dengan menggunakan lembar aktivitas siswa yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Pengamat mengamati aktivitas siswa dengan cara menceklis setiap dua menit sekali. Kelompok yang diamati adalah kelompok yang sebelumnya 68

sudah ditentukan oleh peneliti dan pengamat. Hasil pengamatan ovserver pada siklus I seperti pada tabel 3 berikut : No Aktivitas Pengamat I Siklus I Pengamat II Skor Proporsi Skor Proporsi 1 Menulis/membaca 29 41% 26 37% 2 Mengerjakan 9 13% 11 16% Bertanya pada 3 teman 6 9% 10 14% Bertanya pada 4 guru 12 17% 14 20% Yang tidak relevan dengan 14 20% 9 13% 5 KBM Jumlah 70 100% 70 100% 4. Refleksi Berdasarkan hasil observasi KBM pada siklus I, masih terdapat beberapa kekurangan selama KBM siklus I, diantaranya yaitu: a. Kerjasama siswa dalam kelompok masih belum optimal, masih banyak siswa yang pasif. Mereka memang terlihat seperti mengerjakan, tetapi sebenarnya hanya sebagian kecil saja dari mereka yang mengerjakan, yang lainnya hanya bergantung pada temannya. Hal ini dikarenakan siswa kurang mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. b. Beberapa orang siswa masih ada yang pindah menggabungkan diri kekelompok lain dan mengabaikan kelompoknya sendiri. Upaya-upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kelemahan yang terjadi pada siklus I akan diterapkan pada KBM siklus II adalah antara lain: a. Peneliti memberikan himbauan agar setiap siswa mengemukakan pendapatnya pada saat kerja kelompok. Bagi siswa yang tidak mengemukakan pendapatnya pada saat kerja kelompok, tidak mendapat tambahan nilai. b. Beberapa siswa yang cenderung ribut ketika persentase ataupun ketika diskusi dalam kelompok menjadi perhatian kusus untuk diperhatikan. C. Hasil dan Pembahasan Siklus II Sama halnya dengan Siklus I, pada Siklus II peneliti (guru) melakukan tahap-tahap proses pembelajaran, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahap-tahap pembelajaran di atas akan dirincikan di bawah ini: 1. Perencanaan Perencanaan yang dilakukan pada KBM siklus II ini secara umum sama dengan KBM siklus I, bagian yang berbeda hanya materi pokok serta penyempurnaan RPP siklus II berdasarkan kelemahan-kelemahan pada siklus I. 69

Adapun persiapan sebelum pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut: b. Peneliti sebagai guru menyusun dan menyempurnakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan kelemahan-kelemahan pada siklus I. c. Menyusun lembar pelaksanaan model pembelajaran Langsung untuk siswa, lembar pengamatan aspek kognitif. 2. Pelaksanaan Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya, peneliti mempersiapkan diri agar penelitian berlangsung lebih baik. Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan yang telah disusun pada RKH. 3. Pengamatan Pengamatan dimulai dengan memperhatikan proses pembelajaran dari pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Peneliti melakukan observasi dibantu dengan observer dengan terlebih dahulu mempersiapkan lembar observasi aktivitas belajar. Dari observasi yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa perihal yang dilakukan anak pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, antara lain: No Hasil Tes Data Siklus I Siklus Awal II 1 Nilai 30 100 100 Tertinggi 2 Nilai terendah 3 Rata-rata nilai tes 4 Ketuntasan klasikal 0 40 60 15.2 73.8 82.8 11,53% 61,53% 86.20% 3. Refleksi Selama pengamatan terhadap kegiatan siswa siklus II (ranah afektif), penilaian terhadap tes hasil belajar (ranah kognitif), dan pengamatan terhadap pelaksanaan penerapan model pembelajaran Langsung siklus II, sudah tidak terlihat hal-hal yang harus diadakan perbaikan, siswa yang belum terkendali pada pertemuan pembelajaran sebelumnya tidak menjadi bagian yang menggangu pembelajaran, pada siklus II dapat diatasi oleh Peneliti dengan baik, hasil belajar siswa sudah menunjukkan peningkatan dan semua siswa dikatakan tuntas. Secara keseluruhan semua aspek dalam hasil belajar mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Karena proses pelaksanaan pada siklus I dan siklus II telah dapat mencapai hasil dari pembelajaran yang diharapkan dan telah dapat menjawab rumusan masalah pada penelitian ini, maka tindakan pembelajaran pada siklus III tidak dilanjutkan lagi. C. Pembahasan Penelitian Merujuk pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pada mata pelajaran Matematika nilai rata-rata sebelum penerapan model pembelajaran Langsung yaitu berupa nilai pretes adalah 15.2 dengan ketuntasan 70

belajar yang dicapai 0%, setelah penerapan model pembelajaran Langsung nilai siswa mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil tes pada siklus I, nilai rata-rata hasil belajar yang dicapai siswa adalah 73.8 dengan persentasi 61,53%, untuk nilai rata-rata hasil belajar yang dicapai sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan namun begitu masih terdapat beberapa siswa memperoleh nilai yang di bawah kriteria ketuntasan minimum. Pada siklus II nilai rata-rata kelas adalah 82.8 dan ketuntasan klasikal adalah sebesar 86.20%. Meskipun telah tercapai ketuntasan belajar pada siklus I, namun selama pengamatan terhadap kegiatan siswa tindakan I siklus I, masih terdapat beberapa kekurangan, yaitu: a. Kerjasama siswa dalam kelompok masih belum optimal, masih banyak siswa yang pasif. Mereka memang terlihat seperti mengerjakan, tetapi sebenarnya hanya sebagian kecil saja dari mereka yang mengerjakan, yang lainnya hanya bergantung pada temannya. Hal ini dikarenakan siswa kurang mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. b. Beberapa orang siswa menggangu dalam pelaksanaan persentase. Kelemahan yang terjadi pada siklus I diperbaiki pada siklus II dengan melakukan tindakan tindakan. Adapun solusi yang diterapkan pada pelaksanaan siklus II dari hasil refleksi di atas antara lain: a. Peneliti memberikan peringatan agar setiap siswa mengemukakan pendapatnya pada saat kerja kelompok. Bagi siswa yang tidak mengemukakan pendapatnya pada saat kerja kelompok, akan dikurangi nilainya. b. Beberapa orang siswa yang menggangu teman yang lain pada saat pelaksanaan pembelajaran menjadi perhatian khusus dan mendapat pengawasan lebih peneliti. Pembelajaran yang diterapkan pada siklus II sama seperti pada siklus I, penerapan pembelajaran Langsung pada mata pelajaran matematika. Tahapan pembelajaran dengan menggunakan tiga tahapan sebagai berikut: tahap awal (persiapan), tahap inti (pelaksanaan), dan tahap akhir (penutup). Langkah yang diterapkan adalah sebagai berikut: a. Sebelum pembelajaran, peneliti sebagai guru bidang studi mendiskusikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan guru kelas, sejawat dan narasumber. b. Sebelum menerapkan pembelajaran Langsung peneliti memberikan pengarahan secara detail kepada siswa tentang 71

prosedur pelaksanaan penerapan pembelajaran Langsung serta tujuan pembelajaran. Hal ini dilakukan agar siswa tidak bingung dalam pelaksanaan pembelajaran dan mudah untuk mengikuti pembelajaran. c. Untuk meningkatkan keaktifan dan kerjasama siswa dalam kelompok, Peneliti memberikan peringatan bahwa, jika terdapat siswa yang membuat ribut, tidak mengikuti pelaksanaan dengan seksama, maka akan dicatat dan akan mempengaruhi nilai siswa (semua siswa dalam kelas mendengarkan informasi dari Peneliti dan tenang). d. Peneliti memberikan perhatian terhadap siswa yang membuat ribut, dengan begitu siswa yang membuat gaduh tersebut akan lebih tenang, sehingga proses pembelajaran akan berjalan lancar. Selama pengamatan terhadap kegiatan siswa siklus II (ranah afektif), penilaian terhadap tes hasil belajar (ranah kognitif), dan pengamatan terhadap pelaksanaan penerapan model pembelajaran Langsung siklus II, sudah tidak terlihat hal-hal yang harus diadakan perbaikan, siswa yang membuat ribut pada siklus II dapat diatasi oleh Peneliti dengan baik, hasil belajar siswa sudah menunjukkan peningkatan dan semua siswa dikatakan tuntas. Secara keseluruhan semua aspek dalam hasil belajar mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Karena proses pelaksanaan pada siklus I dan siklus II telah dapat mencapai hasil dari pembelajaran yang diharapkan dan telah dapat menjawab rumusan masalah pada penelitian ini, maka tidak diadakan siklus selanjutnya. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Data-data tes hasil belajar setelah menerapkan model pembelajaran Langsung terkumpul kemudian dianalisis sehingga dapat disimpulkan: 1. Dengan menggunakan model pembelajaran Langsung hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dari siklus ke siklus berikutnya mengalami peningkatan. Sebelum menggunakan model saat preetes diketahui rata-rata hasil belajar siswa adalah 38,48 dan ketuntasan klasikal 11,53%. Dengan menerapkan model pembelajaran langsung diketahui hasil belajar siswa pada Postes I dan Postes II adalah rata-rata 77,55 dengan ketuntasan klasikal 61,53% pada siklus I, dan 91,01 nilai rata-rata dengan 96,15% ketuntasan klasikal. 2. Aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran langsung pada siklus I dan siklus II berdasarkan pengatan kedua observer adalah 72

: pengamatan siklus I, menulis/membaca 39%, bekerja 14%, bertanya pada teman 11%, bertanya pada guru 19%, dan yang tidak relepan dengan KBM 16%. Pengamatan siklus II, menulis/membaca 21%, bekerja 41%, bertanya pada teman 22%, bertanya pada guru 14%, dan yang tidak relepan dengan KBM 3%. B. Saran 1. Melalui penerapan model Langsung disarankan bagi peneliti lanjut agar melakukan penelitian yang sejenis dengan lebih mendesain bahan tambahan atau teknik-teknik inovatif yang dapat meningkatkan aktivitas (interaksi dengan siswa dan Peneliti). 2. Melalui penerapan model pembelajaran langsung hasil belajar siswa makin baik. Atas dasar ini, disarankan bagi guruguru SD Negeri No. 105300 Suka Makmur Kec. Delitua khususnya bagi guru-guru mata pelajaran matematika untuk dapat menggunakan model pembelajaran langsung sebagai model alternatif untuk mengajarkan pembelajaran matematika. DAFAR RUJUKAN Aqib, Zainal. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Widya. Bandung. Isjoni, (2009), Cooperative Learning, Penerbit Alfabeta, Bandung. Joyce, Wheil, dan Calhoun, (2010), Model s of Teaching (Model Model Pengajaran), Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Mulyasa., (2002). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung Sardiman, A. M., (2006), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Sudwiyanto, dkk. (2013). Terampil Berhitun Matematika Untuk SD Kelas IV. Erlangga. Jakarta Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progressif, Kencana Prenada Media Group,Jakarta. Wena, M., (2009), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara, Jakarta. Zainal,A., (2006), Peneltian Tindakan Kelas. Penerbit, Yrama Widya, Bandung 73