PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA

dokumen-dokumen yang mirip
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA

BAB II URAIAN SEKTORAL. definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, sumber data, dan cara

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

Katalog BPS :

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung

Produk Domestik Bruto (PDB)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha)

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAYAPURA 2010/2011. Gross Regional Domestic Product Of Jayapura Municipality

BAB III URAIAN SEKTORAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha

SAMBUTAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG. Drs.HADI PURWONO Pembina Utama Muda NIP

DAFTAR ISI... SAMBUTAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR TABEL POKOK...

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :

III. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2010

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS :

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

BAB. III. URAIAN SEKTORAL

KATA PENGANTAR. Bandung, November 2013 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat. K e p a l a,

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

SAMBUTAN. Assalamu alaikum Wr. Wb.

Badan Perencananan Pembangunan Daerah Bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

Statistik KATA PENGANTAR

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

SAMBUTAN. Assalamu alaikum Wr. Wb.

Keterangan * 2011 ** 2012 ***

(1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II * 2012** 2013***

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.

Tinjauan Ekonomi Berdasarkan :

BAB II URAIAN SEKTORAL

BERITA RESMI STATISTIK

Katalog BPS : Kerjasama : BAPPEDA Kabupaten Kudus Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN

Kerjasama : KATALOG :

BERITA RESMI STATISTIK

Statistik KATA PENGANTAR

KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

III. METODE PENELITIAN


Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa:

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013


INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013

I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

1.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto 1.2 Kegunaan Statistik Pendapatan Regional 1.3 Perubahan Tahun Dasar

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

Produk Domestik Regional Bruto Kota Probolinggo Menurut Lapangan Usaha

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

SAMBUTAN. Assalamu alaikum Wr. Wb.

PENYUSUNAN KONTRIBUSI INDUSTRI PRIMER KEHUTANAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO TAHUN Dalam Rangka Analisa Data Sektor Kehutanan

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan. sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan yang

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDA ACEH TAHUN

KABUPATEN KUNINGAN Gross Regional Domestic Product Kuningan Regency

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN SINJAI 2012*

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N

Lampiran 1. Analisis Prakelayakan Skenario Per Wahana Agrowisata Bina Darma

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2011

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

Metodologi Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Beberapa Pendekatan Penyusunan PDRB

Laporan Finalisasi PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA TANGERANG. Triwulan IV Kategori

KATA PENGANTAR. Malang, September 2014 Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Informasi lebih lanjut : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat. Balai Pusat Data dan Analisa Pembangunan (PUSDALISBANG)

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i

II.1. SEKTOR PERTANIAN

BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN MALUKU UTARA

M E T A D A T A INFORMASI DASAR

Transkripsi:

PDRB

PDRB

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA 2000-2006 ISSN : - No Publikasi : 71020.0702 Katalog BPS : 9203.7102 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 21 cm X 28 cm : vii + 40 halaman Naskah dan Gambar Gambar Kulit : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Minahasa Tahun 2007 Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya. ii

Kata Sambutan Saya menyambut baik dan gembira penerbitan publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Minahasa Utara tahun 2000-2006 karena ini memberikan gambaran perekonomian regional Kabupaten Minahasa Utara yang merupakan salah satu tolok ukur penting dalam rangka menunjang peningkatan kualitas perencanaan secara holistik dan komprehensif, serta sebagai acuan evaluasi tahapan pelaksanaan pembangunan. Mengingat besarnya kegunaan dari publikasi ini, maka kepada aparat Badan Pusat Statistik Kabupaten Minahasa dan Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Minahasa Utara, yang telah berupaya dengan sungguh-sungguh dalam penyusunan buku ini serta kepada semua pihak yang telah membantu penyediaan datanya, saya minta agar lebih meningkatkan kerjasama, sehingga penerbitan buku ini dapat terlaksana secara berkesinambungan. Akhirnya saya berharap dengan publikasi Produk Domestik Regional Bruto ini, dapat dijadikan sebagai salah satu tolok ukur riil untuk melihat kemajuan dan keberhasilan pembangunan daerah. Airmadidi, Juni 2007 Bupati Minahasa Utara VONIE A. PANAMBUNAN iii

Kata Pengantar Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006, merupakan lanjutan dari publikasi sejenis tahun sebelumnya yang disusun dan diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Minahasa. Publikasi ini memberikan gambaran mengenai beberapa indikator ekonomi makro regional Kabupaten Minahasa Utara yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi maupun sebagai bahan dalam perencanaan pembangunan ekonomi daerah. Dalam publikasi ini disajikan tabel pokok data PDRB menurut lapangan usaha dan dari tahun 2000 2006 baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000 termasuk struktur ekonomi dan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Minahasa Utara. Selain itu dalam publikasi ini disajikan pula mengenai pengertian dari PDRB, ruang lingkup dan metode penghitungan serta tinjauan perekonomian Kabupaten Minahasa Utara untuk tahun 2006. Semoga publikasi ini dapat bermanfaat bagi para pengguna data, baik dari pihak pemerintah, para peneliti, pihak perguruan tinggi dan insan pemerhati statistik yang ada di daerah ini maupun yang berasal dari luar daerah. Untuk penyempurnaan, segala saran dan kritikan yang membangun terhadap terbitnya publikasi ini sangat kami harapkan. Akhir kata, kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan hingga terbitnya publikasi ini disampaikan terima kasih. Tondano, Juni 2007 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Minahasa Ir. Johan R. Lalawi MSi NIP. 340 013 025 iv

Daftar Isi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL Halaman i ii iii iv BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto 1.2. Kegunaan Data PDRB 1.3. Perubahan Tahun Dasar (Rebasing) 1 1 4 4 BAB II : RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1. Sektor Pertanian 2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian 2.3. Sektor Industri Pengolahan 2.4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 2.5. Sektor Bangunan/Konstruksi 2.6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 2.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 2.8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9. Sektor Jasa - Jasa 6 6 7 8 9 9 10 11 13 14 BAB III : TINJAUAN PEREKONOMIAN 3.1 Pertumbuhan Ekonomi 3.2 Struktur Ekonomi 3.3 Perkembangan Sektoral 3.4 PDRB Perkapita 16 17 18 18 22 v

Daftar Gambar Gambar Halaman 1. PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 ( Miliyar rupiah ) 16 2. 3. 4. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2001 s/d 2006 Struktur Ekonomi Kabupaten Minahasa Utara Menurut Sektor Tahun 2006 PDRB Perkapita Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000 s/d 2006 ( Juta rupiah ) 17 18 22 vi

Daftar Tabel Tabel Halaman 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. PDRB Kabupaten Minahasa Utara Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha/Kelompok Sektor Tahun 2000-2006 PDRB Kabupaten Minahasa Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha/Kelompok Sektor Tahun 2000-2006 PDRB Kabupaten Minahasa Utara Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2006 PDRB Kabupaten Minahasa Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2006 Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Minahasa Utara Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2000-2006 Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Minahasa Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2000-2006 Indeks Berantai PDRB Kabupaten Minahasa Utara Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2000 s/d 2006 Indeks Berantai PDRB Kabupaten Minahasa Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2000-2006 Distribusi PDRB Kabupaten Minahasa Utara Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2000-2006 (persen) Distribusi PDRB Kabupaten Minahasa Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2000-2006 (persen) 23 24 25 27 29 31 33 35 37 39 vii

Bab I. Pendahuluan embangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu negara/wilayah atau daerah meningkat dalam jangka panjang. Artinya pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting, yaitu pembangunan ekonomi merupakan : 1. Suatu proses, yang berarti merupakan perubahan yang terjadi terus-menerus, 2. Usaha untuk menaikan tingkat pendapatan perkapita, dan 3. Kenaikan pendapatan perkapita itu harus terus berlangsung dalam jangka panjang. 1.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah atau daerah dalam suatu periode tertentu ditunjukan oleh data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB dapat didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu biasanya satu tahun ataupun dalam tiga bulan atau semesteran. Yang dimaksud dengan nilai tambah adalah nilai produksi (output) dikurangi biaya antara. Nilai tambah bruto di sini mencakup komponen-komponen pendapatan faktor (upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan), penyusutan dan pajak tidak langsung netto. Perhitungan PDRB disajikan dalam dua versi penilaian: a. Atas dasar harga berlaku, yaitu apabila semua produksi barang dan jasa yang dihasilkan dinilai berdasarkan harga pasar pada tahun yang bersangkutan. Data PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat perubahan struktur ekonomi suatu wilayah dan untuk menghitung besaran pendapatan perkapita dari penduduknya. PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 1

b. Atas dasar harga konstan, yaitu apabila semua produksi barang dan jasa yang dihasilkan dinilai dengan harga pada tahun tertentu yang dipilih sebagai tahun dasar. Data PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, karena data ini mencerminkan pertumbuhan produksi barang dan jasa secara riil dari suatu tahun ke tahun berikutnya. Penghitungan PDRB menggunakan tiga metode pendekatan, yaitu : 1. Pendekatan produksi (product approach), yang dihitung yakni nilai produksi yang diciptakan oleh faktor-faktor produksi yang ada di daerah tersebut, tanpa membedakan apakah faktor produksi itu milik orang luar atau penduduk dalam daerah itu sendiri. Unit-unit produksi dalam penyajian ini dikelompokan menjadi 9 sektor menurut lapangan usaha, yaitu : 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa jasa 2. Pendekatan pendapatan (income approach) yang dihitung adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut dalam proses produksi di suatu wilayah/region dalam jangka waktu tertentu. Balas jasa faktor produksi tersebut adalah berupa upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan, semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak tak langsung lainnya, sehingga kedua komponen tersebut masuk dalam penghitungan nilai tambah bruto atau PDRB. PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 2

3. Pendekatan pengeluaran (expenditure approach), yang dihitung yakni jumlah semua pengeluaran akhir pelaku ekonomi baik itu untuk konsumsi rumah tangga, lembaga swasta non profit dan konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok dan net ekspor untuk suatu wilayah/daerah tertentu dalam kurun waktu tertentu pula. Selain PDRB sebagai salah satu indikator ekonomi yang penting, ada beberapa indikator penting lainnya yang dapat diturunkan dari data PDRB itu sendiri, yaitu : 1. Struktur Ekonomi, maksudnya yaitu gambaran perekonomian yang disajikan menurut sektor. Dalam mendapatkannya yaitu nilai tambah dari masing-masing sektor dibandingkan dengan jumlah PDRB dan dinyatakan dalam persentase. Dengan melihat angka persentase setiap sektor tersebut, selain dapat diketahui sumbangan atau kontribusi masing-masing sektor, sekaligus juga dapat dilihat struktur perekonomian daerah yang bersangkutan 2. Pertumbuhan ekonomi, maksudnya untuk menilai sampai seberapa jauh keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu, yang dilihat dari pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan. 3. PDRB perkapita adalah merupakan gambaran nilai tambah yang bisa diciptakan oleh masing-masing penduduk suatu daerah akibat adanya aktivitas produksi. Data tersebut diperoleh dengan cara membagi total nilai PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun (karena penyebarannya dianggap lebih merata). 4. Produk Domestik Regional Netto (PDRN), merupakan hasil dari produk regional bruto dikurangi dengan penyusutan barang modal tetap yang digunakan selama setahun. Jika dikurangi lagi dengan komponen pajak tak langsung netto akan diperoleh produk regional netto atas dasar biaya faktor produksi. Pajak tak langsung netto di sini maksudnya adalah pajak tak langsung yang sudah dikurangi dengan subsidi pemerintah. Selanjutnya produk domestik regional netto atas dasar biaya faktor dikurangi dengan net factor income from abroad sama dengan pendapatan regional. Pendapatan regional inilah yang seharusnya merupakan pendapatan yang benar-benar diterima oleh daerah tersebut dan jika dibagi PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 3

dengan jumlah penduduk akan didapat pendapatan perkapita. Namun karena keterbatasan data yang ada dengan belum tersedianya data mengenai pendapatan netto dari luar daerah (netto maksudnya selisih antara pendapatan masuk dan keluar) maka produk domestik regional netto atas dasar biaya faktor diasumsikan sama dengan pendapatan regional. 1.2. Kegunaan Data PDRB Data PDRB merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang menunjukan kondisi perekonomian suatu wilayah atau daerah setiap kurun waktu tertentu. Adapun manfaat dari data PDRB beserta data turunan dan data agregatnya, yaitu antara lain untuk : 1. Mengetahui atau menelaah struktur atau susunan perekonomian suatu wilayah/daerah, 2. Membandingkan perekonomian suatu daerah dari waktu ke waktu, 3. Membandingkan perekonomian antar daerah/wilayah, dan 4. Merumuskan kebijaksanaan pemerintah. 1.3. Perubahan Tahun Dasar (Rebasing) Selama periode pembangunan jangka panjang tahap I, penghitungan PDRB sudah mengalami empat kali pergantian tahun dasar yaitu tahun dasar 1960, 1973, 1983 dan 1993. Memasuki penghitungan tahun 2006 ini terjadi perubahan penggunaan tahun dasar dari tahun 1993 menjadi tahun 2000 dengan dasar berbagai pertimbangan teknis sebagai berikut : a. Pertumbuhan ekonomi yang dihitung berdasarkan tahun dasar 1993 menjadi makin tidak realistis karena perubahan struktur ekonomi yang relatif cepat mengakibatkan pertumbuhan ekonomi berdasarkan PDRB tahun dasar 1993 menjadi kerendahan. PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 4

b. Struktur ekonomi tahun 1993 belum tersentuh dampak deregulasi dan dibirokratisasi. Sektor pertanian dan pertambangan sangat dominan, sementara sektor industri relatif masih kecil peranannya. Sejak tahun 1991 sektor industri peranannya sudah melampaui sektor pertanian dan menjadi primadona perekonomian Indonesia. c. Menurut rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagaimana tertuang dalam buku panduan yang baru Sistem Neraca Nasional dinyatakan bahwa estimasi PDRB atas dasar harga konstan sebaiknya dimutakhirkan secara periodik dengan menggunakan tahun referensi yang berakhiran 0 dan 5 dan hal ini juga sudah didukung oleh komitmen pimpinan BPS negara Asean tahun 2000. Hal itu dimaksudkan agar besaran angka-angka PDRB dapat saling diperbandingkan antar wilayah dan antar waktu guna keperluan analisis kinerja perekonomian dunia. d. Ketersediaan data dasar (raw data) baik harga maupun volume (quantum) tahun 2000 secara rinci pada masing-masing sektor ekonomi relatif lebih lengkap dan berkelanjutan dibandingkan kondisi pada tahun 1993. hal itu dimungkinkan karena berbagai departemen/kementrian maupun instansi pemerintah lainnya juga ikut membangun statistik bagi keperluan perencanaan sektoralnya masingmasing. Dengan dukungan data-data yang lebih lengkap dan terinci serta berkesinambungan, diharapkan estimasi PDRB dengan tahun dasar 2000 dapat disusun lebih akurat dan konsisten. PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 5

Bab II. Ruang Lingkup & Metodologi Uraian sektoral yang disajikan dalam bagian ini mencakup ruang lingkup dan definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, termasuk cara penghitungan nilai tambah bruto baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000 beserta sumber datanya. 2.1. Sektor Pertanian Sektor ini mencakup komoditi-komoditi hasil pertanian tanaman bahan makanan berupa padi/palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan, hasil pertanian tanaman perkebunan baik itu perkebunan besar maupun rakyat beserta dengan hasil-hasil produksi ikutannya. Selanjutnya dalam sektor ini dicakup juga mengenai produksi hasil-hasil peternakan, baik itu ternak besar seperti sapi, babi dan kambing serta unggas berupa ayam, bebek termasuk produksi telur dan hasil ikutan lainnya. Untuk sub sektor kehutanan yang dicakup mengenai produksi hasil kehutanan baik itu kayu gelondongan, kayu bakar, arang bambu, rotan dan sebagainya. Sedangkan untuk sub sektor perikanan yang dihitung adalah semua produksi hasil-hasil perikanan baik itu perikanan darat maupun perikanan di perairan umum berupa laut, sungai dan danau termasuk di sini budidaya rumput laut. Sumber data sekunder yang digunakan dalam menghitung PDRB sektor ini berasal dari BPS sendiri baik itu data harga maupun data produksi dan populasi, serta juga bersumber dari instansi-instansi lain yang terkait. Sedangkan khusus untuk data-data yang mencakup rasio-rasio seperti rasio output terhadap nilai tambah bruto, rasio biaya antara, penyusutan dan sebagainya dikumpulkan lewat pengumpulan data primer melalui Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR) dan survei-survei lain yang terkait yang dilaksanakan oleh BPS sendiri. PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 6

Menghitung nilai tambah bruto untuk sektor ini pada umumnya digunakan pendekatan produksi untuk harga berlaku yaitu dengan cara mengalikan terlebih dahulu setiap jenis kuantum produksi untuk masing-masing komoditi yang ada dengan harganya kemudian hasilnya dikurangi dengan biaya antara. Untuk menghitung nilai tambah bruto atas dasar harga konstan dihitung dengan teknik revaluasi yaitu mengalikan total output dengan harga tahun dasar kemudian dikurangi dengan rasio biaya antara tahun dasar. Khusus untuk sub sektor peternakan, dalam menghitung nilai produksinya digunakan rumus penghitungan sebagai berikut: Produksi diperoleh dari jumlah pemotongan ditambah dengan stok populasi (populasi akhir tahun dikurangi populasi awal tahun) ditambah dengan total stok ternak yang masuk dan keluar (ternak keluar dikurangi ternak masuk). 2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor ini mencakup kegiatan-kegiatan penggalian, pengeboran dan pengambilan segala macam pemanfaatan benda-benda non biologis barang-barang tambang, mineral dan bahan galian yang tersedia di alam baik berbentuk padat, cair maupun gas. Penghitungan nilai tambah bruto sektor ini menggunakan pendekatan produksi untuk harga berlaku dan cara revaluasi untuk harga konstan. Sumber data sekunder yang digunakan dalam menghitung PDRB sektor ini berasal dari BPS sendiri baik itu data harga maupun data produksi, serta juga bersumber dari instansi-instansi lain yang terkait seperti dinas pertambangan dan dinas pendapatan daerah untuk masing-masing daerah. Sedangkan khusus untuk data-data yang mencakup rasio-rasio seperti rasio output terhadap nilai tambah bruto, rasio biaya antara, penyusutan dan sebagainya dikumpulkan lewat pengumpulan data primer melalui Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR) dan survei-survei lain yang terkait yang dilaksanakan oleh BPS sendiri. PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 7

2.3. Sektor Industri Pengolahan Sektor ini mencakup industri besar dan sedang serta industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang ada di Kabupaten Minahasa Utara. Pengklasifikasian apakah kegiatan sektor ini dikelompokan sebagai industri besar sedang maupun industri kecil dan kerajinan rumah tangga menggunakan konsep pendekatan tenaga kerja. Industri besar sedang yaitu industri yang memiliki tenaga kerja lebih dari 20 orang, sedang industri kecil memiliki tenaga kerja antara 5 hingga 19 orang dan industri kerajinan rumah tangga memiliki tenaga kerja 1 hingga 4 orang. Selanjutnya dalam publikasi sektor ini dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu industri pengolahan minyak dan gas serta industri pengolahan tanpa minyak dan gas yang dikelompokan ke dalam 9 jenis kegiatan industri yaitu : 1. Industri pengolahan bahan makanan, minuman dan tembakau 2. Industri pengolahan barang tekstil, barang dari kulit dan alas kaki 3. Industri pengolahan bahan dari kayu dan hasil hutan lainnya 4. Industri pengolahan bahan kertas dan barang cetakan 5. Industri pengolahan bahan pupuk, kimia dan barang dari karet 6. Industri pengolahan bahan semen dan barang galian bukan logam 7. Industri pengolahan logam dasar besi dan baja 8. Industri pengolahan alat angkutan, mesin beserta peralatannya, dan 9. Industri pengolahan lainnya. Penghitungan nilai tambah bruto sektor ini untuk harga berlaku digunakan pendekatan penghitungan secara langsung dengan metode produksi ataupun dengan metode pendapatan untuk industri besar sedang. Sedangkan untuk harga konstannya dihitung dengan teknik ekstrapolasi dengan menggunakan ektrapolator output per tenaga kerja dengan memperhatikan kenaikan harga barang-barang industri. Sumber data untuk menghitung sektor ini berasal dari survei lengkap industri besar dan sedang yang dilakukan oleh BPS setiap tahun serta Survei Usaha Terintegrasi PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 8

(SUSI) setiap semesteran untuk industri kecil dan kerajinan rumah tangga, selain itu didukung juga dengan Survei Khusus Sektoral untuk melihat rasio-rasionya yang dilaksanakan setiap tahun juga oleh BPS. Selanjutnya data populasi usaha diperoleh dari hasil Sensus Ekonomi 1996 kemudian diestimasi berdasarkan pertumbuhan tenaga kerja. 2.4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Secara umum sektor ini mencakup kegiatan pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik baik yang diselenggarakan oleh PLN maupun non PLN serta penyaluran air minum yang diselenggarakan oleh Perusahaan Air Minum (PAM). Penghitungan sektor ini menggunakan metode produksi dengan data produksi dan rata-rata tarif listrik PLN yang diperoleh dari PLN sendiri. Begitu juga dengan air minum data produksi terpakai dan rata-rata tarif air diperoleh dari PAM melalui survei lengkap perusahaan air minum yang dilakukan BPS setiap tahun. Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan untuk sub sektor listrik menggunakan metode revaluasi sedangkan untuk air minum menggunakan teknik ekstrapolasi dengan menggunakan ekstrapolator indeks produksi air minum maupun perkembangan harga air bersih lewat IHK. 2.5. Sektor Bangunan/Konstruksi Sektor ini mencakup segala kegiatan pembangunan fisik (konstruksi), baik berupa gedung, jalan, jembatan dan kegiatan konstruksi lainnya berupa penimbunan dan pengurukan serta pekerjaan pra konstruksi lainnya. Data output, biaya antara dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh melalui survei konstruksi dan hasil Sensus Ekonomi 1996 serta data realisasi pengeluaran pembangunan fisik pemerintah baik Kabupaten, Kabupaten/kota maupun desa dan juga dari sumber lain baik itu pemerintah maupun swasta berupa dari kantor penanaman modal, dinas PU, PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 9

tata kota dan asosiasi perusahaan-perusahaan konstruksi. Data-data tersebut dijadikan sebagai acuan untuk mengestimasi output sektor ini untuk penghitungan atas dasar harga berlaku. Sedangkan untuk penghitungan nilai tambah atas dasar harga konstan dihitung dengan cara deflasi dengan menggunakan deflator Indeks harga perdagangan besar bahan bangunan. 2.6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Penghitungan nilai tambah bruto sub sektor perdagangan baik itu perdagangan besar dan eceran dilakukan dengan cara pendekatan arus barang yaitu dengan mengestimasi berapa besarnya barang-barang hasil pertanian, pertambangan/penggalian dan industri yang diperdagangkan ditambah dengan barang-barang perdagangan yang berasal dari luar daerah. Besarnya barang yang diperdagangkan dihitung dengan cara mengalikan output sektor pertanian, pertambangan/penggalian dan industri serta barang dari luar daerah dengan rasio margin perdagangan. Sedangkan untuk menghitung nilai tambah bruto atas dasar harga konstan digunakan metode deflasi dengan menggunakan deflator indeks harga perdagangan besar. Sub sektor hotel mencakup hotel berbintang maupun tidak berbintang serta berbagai jenis penginapan lainnya. Output dihitung dengan cara mengalikan jumlah malam kamar terjual dengan rata-rata tarif per malam kamar terjual. Selanjutnya menghitung nilai tambah bruto dengan mengurangi output dengan biaya antara. Biaya antara diperoleh dari ratio biaya antara terhadap output dikalikan nilai output hotel. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 1993 dihitung dengan cara deflasi dengan menggunakan deflator indeks harga tarif hotel. Perolehan data untuk sub sektor ini didapat dari hasil pendaftaran hotel dan akomodasi lainnya oleh BPS setiap tahun sedangkan rasio-rasionya melalui survei khusus sektoral yang dilaksanakan oleh BPS sendiri. PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 10

Penghitungan nilai tambah bruto menurut harga berlaku untuk sub sektor restoran/rumah makan dihitung dengan cara langsung menggunakan metode produksi yaitu mencari rata-rata output per restoran dikalikan dengan jumlah restoran/rumah makan kemudian dikurangi dengan biaya antara. Sumber data untuk sub sektor ini berasal dari estimasi Sensus Ekonomi 1996 dibandingkan dengan data dari dinas pariwisata dan dinas pendapatan daerah. Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan untuk sub sektor ini menggunakan metode deflasi dengan deflator indeks harga konsumen bahan makanan. 2.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Di Kabupaten Minahasa Utara, sektor angkutan terdiri dari sub sektor angkutan darat, sub sektor angkutan laut, sub sektor angkutan sungai danau dan penyeberangan, sub sektor udara serta sub sektor jasa penunjang angkutan. Pada umumnya selain jasa penunjang angkutan, semua sub sektor mencakup kegiatan pengangkutan penumpang dan barang. Khusus untuk jasa penunjang angkutan mencakup kegiatan pemberian jasa dan penyediaan fasilitas yang sifatnya menunjang dan berkaitan dengan kegiatan pengangkutan, seperti terminal dan parkir, keagenan barang dan penumpang, ekspedisi, bongkar muat/penyimpanan dan penggudangan serta jasa penunjang transportasi. Sub sektor angkutan darat mencakup kegiatan pengangkutan barang dan penumpang yang dilakukan oleh perusahaan pengangkutan umum baik bermotor maupun tidak bermotor, termasuk juga di sini kegiatan yang dilakukan oleh mobil pribadi maupun dinas. Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara mengalikan jumlah kendaraan menurut jenis dengan rata-rata output per jenis kendaraan kemudian dikurangi dengan biaya antara. Biaya antara diperoleh dari rasio biaya antara terhadap output. PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 11

Data jumlah kendaraan diperoleh dari dinas lalulintas dan angkutan jalan raya (DLLAJ) daerah masing-masing. Sedangkan data rata-rata output per jenis kendaraan dan rasio biaya antara terhadap output diperoleh dari survei khusus sektoral yang dilakukan oleh BPS. Untuk penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan dihitung dengan cara ekstrapolasi dengan ekstrapolatornya indeks gabungan tertimbang dari jumlah kendaraan angkutan umum. Sebagaimana dengan angkutan darat, maka angkutan laut, sungai, danau dan penyeberangan serta angkutan udara menggunakan teknik penghitungan yang sama untuk harga berlaku yaitu dengan pendekatan metode produksi namun indikator outputnya yaitu jumlah penumpang dan barang kemudian dikurangi dengan biaya antara. Sedangkan untuk penghitungan harga konstan menggunakan teknik ekstrapolasi dengan ekstrapolatornya yaitu indeks tertimbang jumlah penumpang dan barang untuk masing-masing kegiatan pengangkutan. Sumber data untuk rasio biaya antara diperoleh langsung melalui suvei khusus sektoral oleh BPS sedangkan data sekunder untuk angkutan laut diperoleh dari PELNI, Perum Pelabuhan, Dinas Perhubungan dan survei BPS. Untuk angkutan sungai, danau dan penyeberangan diperoleh dari ASDP dan untuk angkutan udara diperoleh dari perusahaan pengelola angkutan udara yaitu PT Angkasa Pura. Penghitungan nilai tambah bruto untuk kegiatan jasa penunjang transportasi atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan indikator jumlah terminal, parkir, keagenan barang dan penumpang, ekspedisi, bongkar muat, penyimpanan dan penggudangan dikalikan dengan output per indikator kemudian dikurangi dengan biaya antara. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 1993 dihitung dengan cara ekstrapolasi dengan ekstrapolatornya yaitu jumlah terminal, parkir, keagenan barang dan penumpang, ekspedisi, bongkar muat, penyimpanan dan penggudangan. Sumber data selain dari survei khusus sektoral yang dilakukan oleh BPS diperoleh juga dari Dinas Perhubungan dan Dinas Pendapatan daerah masing-masing. PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 12

Sektor komunikasi mencakup kegiatan Pos dan Giro serta Telekomunikasi baik milik pemerintah maupun swasta. Kegiatan pemberian jasa pos dan giro seperti pengiriman surat, wesel, paket, jasa giro dan jasa tabungan. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara alokasi output pos dan giro nasional ke Kabupaten Minahasa Utara. Untuk penghitungan harga konstan dihitung dengan cara ekstrapolasi dengan menggunakan ekstrapolator indeks gabungan jumlah surat yang dikirim, wesel dan barang yang dipaketkan. Sub sektor telekomunikasi mencakup kegiatan pemberian jasa dalam hal pemakaian pulsa telepon, telegrap dan teleks baik itu dalam bentuk telepon seluler maupun telepon yang tidak bisa dipindah-pindahkan, termasuk juga penggunaan internet. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan penghitungan secara langsung melalui metode produksi yaitu mengalikan jumlah pulsa yang terpakai dengan rata-rata tarif per pulsa kemudian dikurangi dengan biaya antara. Biaya antara diperoleh dari rasio biaya antara terhadap output dikalikan outputnya masing-masing. Penghitungan harga konstan digunakan metode deflasi dengan deflator indeks harga konsumen tarif telepon. Sumber data berasal dari data sekunder PT Telkom dan perusahaan-perusahaan seluler swasta lain. 2.8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor keuangan mencakup kegiatan perbankan baik bank umum maupun bank sentral, kegiatan non bank berupa asuransi, pegadaian, koperasi simpan pinjam dan lembaga keuangan lain. Sektor persewaan mencakup semua kegiatan persewaan baik rumah/bangunan, kendaraan dan peralatan lain serta real estate. Sedangkan sektor jasa perusahaan mencakup kegiatan jasa oleh perusahaan seperti notaris, advokat, konsultan teknik, periklanan dan lain-lain. PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 13

Sektor perbankan, penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku menggunakan metode alokasi dari Bank Indonesia dan penghitungan atas dasar harga konstan menggunakan metode deflasi dengan menggunakan deflator indeks harga konsumen umum. Untuk kegiatan persewaan penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan menggunakan metode pengeluaran berdasarkan data pengeluaran konsumsi rumah tangga khusus untuk pengeluaran komponen tempat tinggal dari SUSENAS ditambah dengan penyusutan. Penghitungan harga konstan untuk persewaan digunakan metode deflasi dengan deflator IHK komponen sewa rumah. Untuk penghitungan jasa persewaan menurut harga berlaku diperoleh dari perkalian antara indikator jumlah tenaga kerja dan jumlah perusahaan dikalikan dengan output per tenaga kerja masing-masing indikator dikurangi biaya antara, sedangkan perhitungan harga konstannya menggunakan cara ekstrapolasi dengan cara menggunakan ekstrapolator jumlah tenaga kerja dan jumlah perusahaan. 2.9. Sektor Jasa-jasa Sektor ini terdiri dari dua sektor utama yaitu sektor jasa pemerintahan dan hankam serta sektor jasa swasta. Sektor jasa pemerintahan mencakup kegiatan pemerintahan dalam menyediakan jasa pelayanan umum kepada masyarakat. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan metode pendapatan yaitu dengan menjumlahkan seluruh upah dan gaji yang diterima oleh pegawai pemerintah baik tingkat Kabupaten, kabupaten/kota maupun desa serta pegawai pusat yang ada di daerah ditambah dengan penyusutan barang modal. Data upah/gaji dari pegawai pemerintah daerah otonom dan pemerintah desa diperoleh dari data BPS melalui pengumpulan data K-1, K-2 dan K-3. Sedangkan untuk pegawai pemerintah pusat dihitung dari alokasi angka nasional. Nilai tambah bruto menurut harga konstan dihitung dengan cara ekstrapolasi melalui ektrapolator indeks tertimbang jumlah pegawai negeri menurut golongan dan ruang kepangkatan. PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 14

Sektor jasa swasta mencakup kegiatan jasa sosial kemasyarakatan, jasa hiburan dan kebudayaan serta jasa perorangan dan rumah tangga. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi dengan indikator rata-rata output per tenaga kerja dikalikan jumlah tenaga kerja dikurangi biaya antara. Biaya antara diperoleh dari rasio biaya antara dikalikan output. Data ini diperoleh dari survei khusus sektoral oleh BPS dan estimasi dari hasil sensus penduduk. Nilai tambah bruto harga konstan dihitung melalui teknik deflasi dengan menggunakan deflator IHK dengan komponen hiburan dan kebudayaan untuk kegiatan hiburan dan rekreasi serta IHK aneka barang dan jasa untuk kegiatan jasa perorangan lainnya. PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 15

Bab III. Tinjauan Perekonomian Ilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Minahasa Utara dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan, terhitung pada akhir tahun 2006 telah mencapai 1.57 trilyun rupiah menurut harga berlaku atau sekitar 1.04 trilyun rupiah bila diukur dengan harga tahun dasar 2000. Perbedaan nilai ini merupakan akibat dari perubahan harga barang dan jasa di tingkat produsen yang kian melambung. Gambar 1. PDRB Kabupaten Minahasa Utara tahun 2000-2006 ( Trilyun Rupiah ) 1.60 1.40 1.57 Tryliun Rupiah 1.40 1.20 1.00 0.80 0.60 0.80 0.80 0.99 0.83 1.00 0.86 1.12 0.90 1.27 0.96 1.00 1.04 0.40 0.20 0.00 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Tahun ADHB ADHK PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 16

3.1. Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2006 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Minahasa Utara sebesar 3.90%. Keadaan ini apabila dibandingkan dengan tahun 2005 yang sebesar 7.70% menunjukan bahawa pertumbuhan ekonomi pada tahun ini mengalami pelambatan. Selanjutnya jika dilihat dari sektor primer, sektor sekunder dan tersier maka dari tahun 2005 ke tahun 2006 pertumbuhan yang meningkat terjadi pada sektor tersier yaitu sebesar 5.14% pada Tahun 2005 dan 5.21% Tahun 2006, sedangkan untuk sektor primer dan sektor sekunder mengalami pelambatan. Hal ini mengindikasikan adanya pergeseran usaha menuju sektor tersier. Gambar 2. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Minahasa Utara tahun 2001 s/d 2006 8 7 6 5 4 3 2 1 0 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Primer 4.09 3.79 2.1 6.64 4.08 2.47 Sekunder 4.47 3.68 6.52 4.72 5.2 4.74 Tersier 2.31 3.31 7.03 5.68 5.14 5.21 P. Ekonomi 3.66 3.62 4.72 5.83 4.7 3.9 PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 17

3.2. Struktur Ekonomi Dilihat dari struktur ekonomi maka perekonomian di Kabupaten Minahasa Utara pada tahun 2006 masih didominasi oleh sektor pertanian dengan peranan lebih dari 25.60%, kemudian diikuti oleh sektor bangunan sebesrar 19.13%, sektor pertambangan dan penggalian, perdagangan hotel dan restoran masing-masing memiliki kontribusi tidak lebih 14%, sedagkan sektor Industri, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor listrik, gas dan air serta sektor jasa jasa peranannya masing-masing masih dibawah 10%. Gambar 3. Struktur Ekonomi Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2006 ( % ) 8.41 2.11 10.94 25.6 13.15 11.53 19.13 0.72 Pertanian Pertambangan Industri Listrik Bangunan Perdagangan Angkutan &Komunikasi Keuangan Jasa 8.4 3.3. Perkembangan Sektoral 3.3.1. Sektor Pertanian Nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor ini tercermin dari nilai PDRBnya sampai dengan tahun 2006 sebesar 403.3 milyar rupiah menurut harga berlaku dan 313.7 miliyar rupiah atas dasar harga konstan. Sedangkan untuk pertumbuhan sektor ini pada tahun 2006 sebesar 3.31 %. Peranan sektor pertanian terhadap perekonomian Minahasa Utara untuk tahun 2006 sebesar 25.60 %. PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 18

3.3.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor ini di Kabupaten Minahasa Utara hanya dibentuk oleh sub sektor pertambangan tanpa minyak dan gas serta sub sektor penggalian. Dari sektor tersebut didapatlah nilai tambah untuk sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2006 sebesar lebih dari 181.6 miliyar rupiah atas dasar harga berlaku dan sebesar 130 miliyar rupiah atas dasar harga konstan serta nilai pertumbuhan sebesar 0.50 %. Nilai tambah sektor pertambangan tersebut memberikan andil sebesar 11.53 % terhadap perekonomian Kabupaten Minahasa Utara. 3.3.3. Sektor Industri Pengolahan Nilai tambah dari produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor industri pengolahan di Kabupaten Minahasa Utara untuk tahun 2006 yang semuanya disumbangkan oleh sub sektor industri tanpa minyak dan gas sebesar 132.4 miliyar rupiah menurut harga berlaku dan 65.2 miliar rupiah menurut harga konstan. Pertumbuhan sektor ini berfluktuatif dari tahun 2001 hingga tahun 2006. Dimana pada tahun tahun 2001 pertumbuhannya sebesar 2.2 % kemudian turun menjadi 0.1 % tahun 2002 dan sedikit meningkat pada tahun 2003 menjadi sebesar 2.94 %. selanjutnya pada tahun 2004 pertumbuhannya kembali menurun menjadi sebesar 0.45 %. Namun pada tahun 2005 dan 2006 pertumbuhan kembali mengalami kenaikan hingga mencapai 1.82 % dan 1.77 %. Seiring dengan pertumbuhannya yang tidak stabil, peranan sektor industri pengolahan terhadap perekonomian Minahasa Utara dari tahun ke tahun juga bervariasi. Pada tahun 2000 peranannya sebesar 7.37 %, kemudian turun menjadi 7.29 % pada tahun 2001. Selanjutnya peranan sektor ini menunjukkan trend yang meningkat hingga menjadi sebesar 8.14 % pada tahun 2003, hingga mencapai sebesar 8.40 % di tahun 2006 ini. PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 19

3.3.4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Sektor ini untuk Kabupaten Minahasa Utara dibentuk oleh dua sub sektor saja yaitu sub sektor listrik dan sub sektor air bersih, sedangkan sub sektor gas kota tidak ada di Kabupaten ini. Adapun nilai tambah yang dihasilkan dari produk barang dan jasa akhir sektor ini yang tercermin dari nilai PDRB sektor listrik, gas dan air untuk tahun 2006 sebesar lebih dari 11.4 miliar rupiah menurut harga berlaku dan tidak lebih dari 7.2 miliar rupiah menurut harga konstan. 3.3.5. Sektor Bangunan/Konstruksi Sektor bangunan pada tahun 2006 memberikan andil terhadap perekonomian Minahasa Utara sebesar 19.13 % dengan nilai tambah dari produk barang dan jasa akhir yang di hasilkan sebesar 445.2 miliyar rupiah atas dasar harga berlaku dan 210.02 miliyar rupiah atas dasar harga konstan. Sedangkan untuk pertumbuhan di sektor ini cukup berfluktuatif namun tetap pada kisaran angka 5-7 % dan pada Tahun 2006 pertumbuhanya hanya mencapai 3.54 %. 3.3.6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Secara umum sektor ini dibentuk oleh tiga sub sektor yaitu sub sektor perdagangan besar dan eceran, sub sektor hotel dan sub sektor restoran atau rumah makan. Nilai tambah dari produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh sektor ini untuk tahun 2006 sebesar lebih dari 207.1 miliyar rupiah menurut harga berlaku dan lebih dari 128.5 miliyar rupiah atas dasar harga konstan. Sektor ini untuk perekonomian Minahasa Utara termasuk salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan yang pesat meskipun sempat melambat di tahun 2002. Hingga tahun 2006 pertumbuhan sektor ini telah mencapai 5.60 %. Sektor ini secara umum berperan sebesar 13.15 % terhadap perekonomian Minahasa Utara di tahun 2006. Dilihat dari tahun 2000 peranan sektor ini 11.99 %, kemudian terus mengalami peningkatan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini sehingga mampu berperan di atas 12 % di tahun 2004 dan pada tahun 2006 mengalami peningkatan hingga mencapai 13.15 %. PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 20

3.3.7. Sektor Angkutan dan Komunikasi Total nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor angkutan dan komunikasi untuk tahun 2006 di Kabupaten Minahasa Utara yang tercermin dari nilai PDRBnya sebesar lebih dari 132.5 miliyar rupiah menurut harga berlaku dan lebih dari 58.3 miliyar rupiah atas dasar harga konstan. Sejak tahun 2001 pertumbuhan sektor ini terus mengalami fluktuasi, hingga pada tahun 2006 ini pertumbuhannya menjadi sebesar 5.96 %. Konstribusi sektor ini terhadap perekonomian Minahasa Utara berada di posisi ke tujuh, yaitu sebesar 5.96 %. 3.3.8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor ini dibentuk dari lima sub sektor yaitu sub sektor bank, sub sektor lembaga keuangan non bank, sub sektor jasa penunjang keuangan, sub sektor persewaan serta sub sektor jasa perusahaan. Sedangkan untuk Kabupaten Minahasa Utara hanya empat sub sektor yang tercakup selain sub sektor jasa penunjang keuangan. Total PDRB sektor ini untuk tahun 2006 lebih dari 33.1 miliar rupiah menurut harga berlaku dan sebesar 25.8 miliar menurut harga konstan. Peranan sektor ini terhadap perekonomian Kabupaten cukup kecil yaitu hanya sebesar 2.11 % Pertumbuhan sektor ini terus meningkat setiap tahunnya sampai tahun 2004 sebesar 6.02 % dan untuk tahun 2006 mengalami pelambatan hingga sebesar 4.50 %. 3.3.9. Sektor Jasa-Jasa Sektor ini dibentuk dari sub sektor jasa pemerintahan umum dan sub sektor jasa swasta. Nilai tambah yang dihasilkan dari produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh sektor ini untuk tahun 2006 sebesar hampir 172.4 miliyar rupiah menurut harga berlaku dan lebih dari 105.4 miliyar rupiah menurut harga konstan.. Untuk tahun 2006 sektor ini mampu tumbuh sebesar 4.50 %. Peranan sektor ini terhadap perekonomian Minahasa Utara cukup besar yaitu untuk tahun 2006 sebesar 10.94 %, memiliki peranan terbesar ke lima terhadap perekonomian Minahasa Utara sesudah sektor pertambangan dan penggalian. PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 21

3.4. PDRB Perkapita Seiring dengan semakin meningkatnya perekonomian Minahasa Utara yang tercermin dengan semakin meningkatnya PDRB baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan, maka PDRB perkapita Kabupaten Minahasa Utara selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2006 PDRB perkapita masingmasing penduduk Minahasa Utara sebesar lebih dari 9.2 juta rupiah per tahun menurut harga berlaku dan sekitar 6 juta-an rupiah menurut harga konstan. Gambar 4. PDRB Perkapita Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000 s/d 2006 ( Juta rupiah ) 10 9 Jutaan Rupiah 8 7 6 5 4 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 ADHB 5.18 5.71 6.24 6.88 7.72 8.48 9.25 ADHK 5.18 5.29 5.4 5.57 5.81 6.01 6.14 ADHB ADHK PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 22

PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 Tabel 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA/KELOMPOK SEKTOR TAHUN 2000-2006 ( JUTA RUPIAH ) LAPANGAN USAHA/KELOMPOK SEKTOR 2000 2001 2002 2003 2004* 2005** 2006*** 1. PERTANIAN 253,342.16 281,766.65 310,019.72 304,926.97 343,877.18 360,248.34 403,394.46 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 101,019.88 116,581.80 124,723.96 139,813.76 156,695.28 169,103.23 181,621.62 JUMLAH SEKTOR PRIMER 354,362.04 398,348.45 434,743.68 444,740.73 500,572.46 529,351.57 585,016.08 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 59,461.30 65,904.82 74,933.86 91,274.81 103,583.35 115,166.70 132,422.94 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 6,232.49 6,946.67 7,923.66 9,314.61 10,028.91 10,952.00 11,413.33 5. BANGUNAN 146,510.99 164,958.60 181,097.77 225,815.76 248,337.15 273,669.14 301,417.14 JUMLAH SEKTOR SEKUNDER 212,204.78 237,810.09 263,955.29 326,405.18 361,949.41 399,787.84 445,253.41 6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 96,805.12 108,617.60 119,978.38 139,453.87 168,383.96 186,693.54 207,198.58 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 41,081.07 49,565.83 65,464.93 72,769.80 83,347.87 124,556.41 132,587.22 8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN 20,465.84 21,546.94 22,932.92 26,337.72 28,867.51 30,980.53 33,196.74 9. JASA-JASA 82,231.64 87,884.59 95,150.82 110,994.80 134,416.96 148,620.08 172,452.28 JUMLAH SEKTOR TERSIER 240,583.67 267,614.96 303,527.05 349,556.19 415,016.30 490,850.56 545,434.82 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 807,150.50 903,773.51 1,002,226.03 1,120,702.11 1,277,538.16 1,419,989.98 1,575,704.30 23

PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 Tabel 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA/KELOMPOK SEKTOR TAHUN 2000-2006 ( JUTA RUPIAH ) LAPANGAN USAHA/KELOMPOK SEKTOR 2000 2001 2002 2003 2004* 2005** 2006*** 1. PERTANIAN 253,342.16 262,574.64 272,220.20 273,946.96 293,014.05 303,678.76 313,739.94 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 101,019.88 106,282.83 110,606.03 116,900.42 123,777.95 130,120.61 130,766.73 JUMLAH SEKTOR PRIMER 354,362.04 368,857.47 382,826.23 390,847.38 416,792.00 433,799.37 444,506.67 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 59,461.30 60,770.40 60,861.12 62,653.01 62,936.00 64,079.60 65,215.30 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 6,232.49 6,438.49 6,555.02 6,752.64 6,929.69 7,140.32 7,281.82 5. BANGUNAN 146,510.99 154,480.62 162,435.47 175,443.38 186,533.52 198,515.25 210,024.32 JUMLAH SEKTOR SEKUNDER 212,204.78 221,689.51 229,851.61 244,849.03 256,399.21 269,735.17 282,521.44 6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 96,805.12 100,578.27 103,996.63 109,752.94 116,554.69 121,694.72 128,508.29 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 41,081.07 42,278.33 44,594.50 47,919.58 51,605.04 55,073.74 58,356.65 8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN 20,465.84 20,488.90 21,030.74 22,222.60 23,559.81 24,705.50 25,824.76 9. JASA-JASA 82,231.64 82,799.32 84,660.14 92,251.18 95,897.60 100,924.45 105,470.47 JUMLAH SEKTOR TERSIER 240,583.67 246,144.82 254,282.01 272,146.30 287,617.14 302,398.41 318,160.17 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 807,150.50 836,691.78 866,959.85 907,842.72 960,808.37 1,005,932.95 1,045,188.29 24

PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 Tabel 3. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2000-2006 ( JUTA RUPIAH ) LAPANGAN USAHA 2000 2001 2002 2003 2004* 2005** 2006*** 1. PERTANIAN 253,342.16 281,766.65 310,019.72 304,926.97 343,877.18 360,248.34 403,394.46 a. Tanaman Bahan Makanan 67,582.38 73,031.57 80,078.98 81,643.08 88,098.66 91,996.45 111,751.86 b. Tanaman Perkebunan 112,521.07 125,993.04 135,480.72 121,732.39 135,159.50 136,247.88 151,014.86 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 34,000.49 41,415.19 45,403.34 50,089.22 58,579.15 63,676.59 64,119.74 d. Kehutanan 235.88 241.12 242.82 261.68 276.82 284.98 333.43 e. Perikanan 39,002.35 41,085.74 48,813.87 51,200.59 61,763.06 68,042.44 76,174.58 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 101,019.88 116,581.80 124,723.96 139,813.76 156,695.28 169,103.23 181,621.62 a. Minyak dan Gas Bumi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 b. Pertambangan tanpa Migas 45,287.73 52,312.38 54,475.87 56,607.25 62,699.70 66,162.15 65,705.54 c. Penggalian 55,732.14 64,269.43 70,248.09 83,206.52 93,995.57 102,941.09 115,916.08 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 59,461.30 65,904.82 74,933.86 91,274.81 103,583.35 115,166.70 132,422.94 a. Industri Migas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 b. Industri Tanpa Migas 59,461.30 65,904.82 74,933.86 91,274.81 103,583.35 115,166.70 132,422.94 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 6,232.49 6,946.67 7,923.66 9,314.61 10,028.91 10,952.00 11,413.33 a. Listrik 5,565.74 6,235.38 7,102.23 8,303.46 9,008.33 9,839.02 10,241.15 b. Gas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 c. Air Bersih 666.75 711.29 821.43 1,011.14 1,020.57 1,112.98 1,172.17 5. BANGUNAN 146,510.99 164,958.60 181,097.77 225,815.76 248,337.15 273,669.14 301,417.14 6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 96,805.12 108,617.60 119,978.38 139,453.87 168,383.96 186,693.54 207,198.58 a. Perdagangan Besar & Eceran 87,185.99 98,006.10 108,204.88 125,128.73 151,214.71 167,494.75 184,699.12 b. Hotel 1,602.22 1,582.59 1,653.17 2,075.34 2,407.36 2,658.71 3,086.03 c. Restoran 8,016.91 9,028.91 10,120.33 12,249.81 14,761.90 16,540.08 19,413.42 7. PENGANGKUTAN. 25

PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 26 Tabel 3. (lanjutan) LAPANGAN USAHA 2000 2001 2002 2003 2004* 2005** 2006*** 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 41,081.07 49,565.83 65,464.93 72,769.80 83,347.87 124,556.41 132,587.22 a. Pengangkutan 35,898.76 44,087.06 58,968.63 64,687.91 73,183.59 112,908.95 119,481.77 1. Angkutan Rel 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2. Angkutan Jalan Raya 32,925.06 40,790.34 55,450.52 60,646.87 68,715.10 108,100.45 114,129.02 3. Angkutan Laut 56.85 74.09 73.92 79.91 86.03 88.25 90.65 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5. Angkutan Udara 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 6. Jasa Penunjang Angkutan 2,916.85 3,222.62 3,444.19 3,961.14 4,382.47 4,720.25 5,262.11 b. Komunikasi 5,182.31 5,478.78 6,496.30 8,081.89 10,164.28 11,647.46 13,105.44 1. Pos dan Telekomunikasi 4,801.97 5,139.52 6,076.71 7,597.16 9,527.63 10,916.53 12,347.66 2. Jasa Penunjang Komunikasi 380.34 339.25 419.59 484.72 636.66 730.93 757.78 8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN 20,465.84 21,546.94 22,932.92 26,337.72 28,867.51 30,980.53 33,196.74 a. Bank 182.75 118.31 132.05 147.60 163.52 176.80 234.87 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 790.19 876.02 989.78 1,144.84 1,301.25 1,429.90 1,621.99 c. Jasa Penunjang Keuangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 d. Sewa Bangunan 19,311.47 20,358.10 21,600.91 24,802.36 27,128.60 29,076.08 31,000.43 e. Jasa Perusahaan 181.44 194.51 210.18 242.92 274.13 297.74 339.44 9. JASA-JASA 82,231.64 87,884.59 95,150.82 110,994.80 134,416.96 148,620.08 172,452.28 a. Pemerintahan Umum 47,826.62 50,707.81 54,132.14 64,448.39 77,401.53 85,544.68 104,818.02 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 47,826.62 50,707.81 54,132.14 64,448.39 77,401.53 85,544.68 104,818.02 2. Jasa Pemerintah lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 b. Swasta 34,405.02 37,176.78 41,018.68 46,546.41 57,015.43 63,075.39 67,634.26 1. Sosial Kemasyarakatan 19,627.21 20,740.25 22,818.14 25,724.23 33,540.09 37,501.02 38,915.90 2. Hiburan & Rekreasi 1,480.74 1,585.64 1,740.85 1,986.64 2,347.89 2,578.26 2,833.61 3. Perorangan & Rumahtangga 13,297.06 14,850.89 16,459.68 18,835.54 21,127.45 22,996.11 25,884.76 TOTAL PDRB 807,150.50 903,773.51 1,002,226.03 1,120,702.11 1,277,538.16 1,419,989.98 1,575,704.30 PERTUMBUHAN EKONOMI 11.97 10.89 11.82 13.99 11.15 10.97 PENDUDUK PERTENGAHAN TAHUN 155,901 158,220 160,573 162,961 165,384 167,512 170,340 PDRB PERKAPITA (RUPIAH) 5,177,327 5,712,132 6,241,560 6,877,118 7,724,678 8,476,945 9,250,348

PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2000-2006 Tabel 4. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2000-2006 ( JUTA RUPIAH ) LAPANGAN USAHA 2000 2001 2002 2003 2004* 2005** 2006*** 1. PERTANIAN 253,342.16 262,574.64 272,220.20 273,946.96 293,014.05 303,678.76 313,739.94 a. Tanaman Bahan Makanan 67,582.38 69,341.42 71,753.64 75,149.92 78,831.98 81,053.35 86,204.16 b. Tanaman Perkebunan 112,521.07 123,207.00 128,832.72 124,131.98 132,963.91 137,116.81 144,504.04 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 34,000.49 34,411.42 34,733.77 35,540.63 38,603.66 40,265.06 38,897.36 d. Kehutanan 235.88 232.62 228.62 229.65 231.18 232.22 241.95 e. Perikanan 39,002.35 35,382.18 36,671.46 38,894.78 42,383.33 45,011.32 43,892.43 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 101,019.88 106,282.83 110,606.03 116,900.42 123,777.95 130,120.61 130,766.73 a. Minyak dan Gas Bumi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 b. Pertambangan tanpa Migas 45,287.73 45,998.75 47,324.25 48,690.71 50,438.71 51,918.69 47,232.82 c. Penggalian 55,732.14 60,284.07 63,281.78 68,209.71 73,339.24 78,201.92 83,533.91 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 59,461.30 60,770.40 60,861.12 62,653.01 62,936.00 64,079.60 65,215.30 a. Industri Migas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 b. Industri Tanpa Migas 59,461.30 60,770.40 60,861.12 62,653.01 62,936.00 64,079.60 65,215.30 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 6,232.49 6,438.49 6,555.02 6,752.64 6,929.69 7,140.32 7,281.82 a. Listrik 5,565.74 5,762.12 5,850.95 6,028.15 6,186.08 6,369.24 6,493.88 b. Gas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 c. Air Bersih 666.75 676.37 704.07 724.49 743.61 771.08 787.95 5. BANGUNAN 146,510.99 154,480.62 162,435.47 175,443.38 186,533.52 198,515.25 210,024.32 6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 96,805.12 100,578.27 103,996.63 109,752.94 116,554.69 121,694.72 128,508.29 a. Perdagangan Besar & Eceran 87,185.99 90,451.47 93,349.92 98,282.22 103,908.41 108,120.00 114,437.71 b. Hotel 1,602.22 1,563.49 1,606.69 1,747.54 1,947.65 2,089.35 2,257.07 c. Restoran 8,016.91 8,563.30 9,040.02 9,723.19 10,698.63 11,485.37 11,813.51 7. PENGANGKUTAN. 27