BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kemandirian menurut Barnadib (dalam Anastasia, 2009:5) meliputi perilaku

dokumen-dokumen yang mirip
Daur Siklus Dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi

Lebih dari 70% permukaan bumi diliputi oleh perairan samudra yang merupakan reservoar utama di bumi.

Oleh : PUSPITAHATI,STP,MP Dosen Fakultas Pertanian UNSRI (2002 s/d sekarang) Mahasiswa S3 PascaSarjana UNSRI (2013 s/d...)

PERTEMUAN II SIKLUS HIDROLOGI

BAB I SIKLUS HIDROLOGI. Dalam bab ini akan dipelajari, pengertian dasar hidrologi, siklus hidrologi, sirkulasi air dan neraca air.

REKAYASA HIDROLOGI SELASA SABTU

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

PENDUGAAN PARAMETER UPTAKE ROOT MENGGUNAKAN MODEL TANGKI. Oleh : FIRDAUS NURHAYATI F

BAB I PENDAHULUAN. hidrologi di suatu Daerah Aliran sungai. Menurut peraturan pemerintah No. 37

BAB I PENDAHULUAN. Dalam daur hidrologi, energi panas matahari dan faktor faktor iklim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.1. tetap

II. TINJAUAN PUSTAKA Daur Hidrologi

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Daur Hidrologi. B. Daerah Aliran Sungai

HIDROSFER I. Tujuan Pembelajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Aliran Sungai

TINJAUAN PUSTAKA Siklus Hidrologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sifat fisika air. Air O. Rumus molekul kg/m 3, liquid 917 kg/m 3, solid. Kerapatan pada fasa. 100 C ( K) (212ºF) 0 0 C pada 1 atm

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Air di dunia 97,2% berupa lautan dan 2,8% terdiri dari lembaran es dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehilangan air pada suatu sistem hidrologi. panjang, untuk suatu DAS atau badan air seperti waduk atau danau.

Oleh Listumbinang Halengkara, S.Si.,M.Sc. Prodi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila

Surface Runoff Flow Kuliah -3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

1. Alur Siklus Geohidrologi. dari struktur bahasa Inggris, maka tulisan hydrogeology dapat diurai menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

The water balance in the distric X Koto Singkarak, distric Solok. By:

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM SUB-DAS CITARIK

Universitas Gadjah Mada

A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Lokasi Kabupaten Pidie. Gambar 1. Siklus Hidrologi (Sjarief R dan Robert J, 2005 )

PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK

BAB II KAJIAN PUTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. yang merupakan kesatuan ekosistem dengan sungai dan anak-anak sungainya

TINJAUAN PUSTAKA. Aliran Permukaan dan Infiltrasi dalam suatu DAS. pengangkut bagian-bagian tanah. Di dalam bahasa Inggris dikenal kata run-off

BAB II KAJIAN PUSTAKA

HIDROSFER. Lili Somantri,S.Pd Dosen Jurusan Pendidikan Geografi UPI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Siklus Hidrologi. hidrologi. Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengatur tata air, mengurangi erosi dan banjir. Hutan mempunyai

Analisis Dampak Kawasan Resapan Terhadap Kebutuhan Air Bagi Masyarakat Di Kota Surakarta Oleh : Bhian Rangga JR K Prodi Geografi FKIP UNS

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Hujan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Luas Luas. Luas (Ha) (Ha) Luas. (Ha) (Ha) Kalimantan Barat

II. TINJAUAN PUSTAKA

SUMBERDAYA HIDROGEOLOGI

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah yang

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 15. BUMI DAN ALAM SEMESTALatihan soal 15.2

Oleh Listumbinang Halengkara, S.Si.,M.Sc. Prodi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PULAU-PULAU KECIL DI DAERAH CAT DAN NON-CAT DENGAN CARA PERHITUNGAN METODE MOCK YANG DIMODIFIKASI.

KATA PENGANTAR BAB I

2016 EVALUASI LAJU INFILTRASI DI KAWASAN DAS CIBEUREUM BANDUNG

sumber daya lahan dengan usaha konservasi tanah dan air. Namun, masih perlu ditingkatkan intensitasnya, terutama pada daerah aliran sungai hulu

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Hujan atau presipitasi merupakan jatuhnya air dari atmosfer ke permukaan

4.1 PENGERTIAN DAUR BIOGEOKIMIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN TIMBAL BALIK ILMU HIDROGEOLOGI DENGAN BERBAGAI BIDANG DISIPLIN ILMU. Hydrogeologist: Rusli HAR

HIDROGEOLOGI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TAMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

07. Bentangalam Fluvial

BAB II METODOLOGI 2.1 Bagan Alir Perencanaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aliran Permukaan 2.2. Proses Terjadinya Aliran Permukaan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG AIR. A. Pengertian Air Secara Etimologi dan Terminologi. Air mempunyai banyak nama menurut bahasa, antara lain:

I. PENDAHULUAN. mungkin terdapat kehidupan. Air tidak hanya dibutuhkan untuk kehidupan

Kuliah : Rekayasa Hidrologi II TA : Genap 2015/2016 Dosen : 1. Novrianti.,MT. Novrianti.,MT_Rekayasa Hidrologi II 1

DAUR AIR, CARBON, DAN SULFUR

DRAINASE PERKOTAAN BAB I PENDAHULUAN. Sub Kompetensi

Dampak Kegiatan Manusia Terhadap Perubahan Siklus Air Yang Memicu Kelangkaan Air Dunia

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Tujuan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daur Hidrologi

TEKNOLOGI PEMANFAATAN LAHAN MARGINAL KAWASAN PESISIR

PENDAHULUAN. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS KESEHATAN LINGKUNGAN SIKLUS HIDROLOGI. Oleh : Cahya Septia Sardiawan ( )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya air hujan adalah jalannya bentuk presipitasi berbentuk cairan yang

Analisis Potensi Air A I R

BAB I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Sistem terbuka dalam sebuah DAS

Atmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere

Komponen rantai makanan menurut nicia/jabatan meliputi produsen, konsumen, dan pengurai. Rantai makanan dimulai dari organisme autotrof dengan

Gambar 1.1 Siklus Hidrologi (Kurkura, 2011)

Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

5/4/2015. Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

PENGANTAR PENGEMBANGAN SUMBERDAYA AIR

TINJAUAN PUSTAKA. sangat penting bagi kehidupan di bumi ini. Menurut ahli silvika, hutan merupakan

DAERAH ALIRAN SUNGAI

BAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air

TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN

DAUR BIOGEOKIMIA 1. DAUR/SIKLUS KARBON (C)

Transkripsi:

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Kemandirian Kemandirian menurut Barnadib (dalam Anastasia, 2009:5) meliputi perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapa melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Masrun dkk (dalam Anastasia,(2009:5)1986. Menyatakan bahwa kemandirian adalah suatu sifat yang memungkinkan seseorang bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri dan untuk kebutuhan sendiri, mengejar prestasi, penuh ketekunan serta berkeinginan untuk mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain, mampu berfikir dan bertindak original, kreatif dan penuh inisiatif, mampu mengatasi persoalan yang dihadapi, mampu mengendalikan tindakantindakan, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki, menghargai keadaan diri dan memperoleh kepuasan atas usaha sendiri. Menurut Masrun, dkk (1986,13), Kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri untuk kebutuhan sendiri, mengejar prestasi, penuh ketekunan, serta berkeinginan untuk melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain, mampu berpikir dan bertindak original, kreatif dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungannya, mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri, menghargai keadaan diri sendiri, dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

2 1.2 Kemandirian Belajar Belajar mandiri adalah belajar yang dilakukan oleh siswa secara bebas menentukan tujuan belajarnya, arah belajarnya, merencanakan proses belajarnya, strategi belajarnya, menggunakan sumber-sumber belajar yang dipilihnya, membuat keputusan akademik, dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya tujuan belajarnya (Bookfield, 1984, dalam Yamin Martinis, 2007: 115). Belajar mandiri adalah cara belajar aktif dan partisipatif untuk mengembangkan diri masing-masing individu yang tidak terikat dengan kehadiran guru, dosen, pertemuan tatap muka dikelas, kehadiran teman sekolah. Belajar mandiri merupakan belajar dalam mengembangkan diri, keterampilan dengan cara sendiri (Yamin Martinis, 2007: 115) Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 1988: 625, dalam Dewi Kurniawati, 2010: 15 16) Kemandirian adalah keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Pengertian belajar mandiri menurut Hiemstra (dalam Dewi Kurniawati, 2010: 15-16) (1994: 1) adalah sebagai berikut: 1) Setiap individu berusaha meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil ber bagai keputusan. 2) Belajar mandiri dipandang sebagai suatu sifat yang sudah ada pada setiap orang dan situasi pembelajaran. 3) Belajar mandiri bukan berarti memisahkan diri dengan orang lain. 4) Dengan belajar mandiri, siswa dapat mentransferkan hasil belajarnya yang berupa pengetahuan dan keterampilan ke dalam situasi yang lain.

3 5) Siswa yang melakukan belajar mandiri dapat melibatkan berbagai Sumber da ya dan aktivitas, seperti: membaca sendiri, belajar kelompok latihan-latihan, dialog elektronik, dan kegiatan korespondensi. 6) Peran efektif guru dalam belajar mandiri masih dimungkinkan, seperti dialog dengan siswa, pencarian sumber, mengevaluasi hasil, dan memberi gagasangagasan kreatif. 7) Beberapa institusi pendidikan sedang mengembangkan belajar mandiri menja di program yang lebih terbuka (seperti Universitas Terbuka) sebagai alternative pembelajaran yang bersifat individual dan programprogram inova tif lainnya. Dari pengertian belajar mandiri menurut Hiemstra di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah perilaku siswa dalam mewujudkan kehendak atau keinginannya secara nyata dengan tidak bergantung pada orang lain, dalam hal ini adalah siswa tersebut mampu melakukan belajar sendiri, dapat menentukan cara belajar yang efektif, mampu melaksanakan tugas-tugas belajar dengan baik dan mampu untuk melakukan aktivitas belajar secara mandiri. Menurut Haris Mudjiman (2009: 20-21) (dalam Dewi Kurniawati, 2010: 17-18) kegiatan-kegiatan yang perlu diakomodasikan dalam pelatihan belajar mandiri adalah sebagai berikut: a) Adanya kompetensi-kompetensi yang ditetapkan sendiri oleh siswa untuk menuju pencapaian tujuan-tujuan akhir yang ditetapkan oleh program pelatihan untuk setiap mata pelajaran. b) Adanya proses pembelajaran yang ditetapkan sendiri oleh siswa.

4 c) Adanya input belajar yang ditetapkan dan dicari sendiri. Kegiatankegiatan itu dijalankan oleh siswa, dengan ataupun tanpa bimbingan guru. d) Adanya kegiatan evaluasi diri (self evaluation) yang dilakukan olehsiswa sendiri. e) Adanya kegiatan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dijalani siswa. f) Adanya past experience review atau review terhadap pengalamanpengalaman yang telah dimiliki siswa. g) Adanya upaya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. h) Adanya kegiatan belajar aktif. Berdasarkan uraian tentang kegiatan-kegiatan dalam pelatihan belajar menurut Haris Mudjiman di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa siswa yang memiliki kemandirian belajar adalah siswa yang mampu menetapkan kompetensi-kompetensi belajarnya sendiri, mampu mencari input belajar sendiri, dan melakukan kegiatan evaluasi diri serta refleksi terhadap proses pembelajaran yang dijalani siswa. Betapa besar manfaat belajar mandiri belumlah banyak dirasa oleh peserta didik, karena belajar mandiri ini belum terisolasi di kalangan peserta didik, budaya belajar mandiri belum begitu berkembang di kalangan para siswa di Indonesia, mereka masi beranggapan bahwa guru satu-satunya sumber ilmu, akan tetapi sebagian mereka yang berhasil dalam karena memanfaatkan belajar mandiri atau belajar yang tidak terfokus kepada kehadiran sang guru, tatap muka di kelas, dan kehadiran teman (Martinis Yamin, 2007: 116)

5 Dalam Martinis Yamin (2007: 117-118) Belajar mandiri memiliki manfaat yang banyak terhadap kemampuan kognisi, afeksi dan psikomotorik siswa, manfaat tersebut seperti di bawah ini: 1. Memupuk tanggung jawab 2. Meningkatkan keterampilan 3. Memecahkan masalah 4. Mengambil keputusan 5. Berfikir kreatif 6. Berfikir kritis 7. Percaya diri yang kuat 8. Menjadi guru bagi dirinya sendiri 2.3. Ciri-ciri kemandirian Menurut M. Chabib Thoha (2000: 124) (dalam Yapu Lizaar 2006: 31-34), Orang-orang yang mandiri mempunyai ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki orang lain. Ada delapan ciri kemandirian yaitu: 1) Mampu berpikir secara kritis, kreatif dan inovatif. Berfikir adalah daya yang paling utama dan merupakan cirri yang khas yanag membedakan manusia dari hewan. Manusia dapat berfikir karena manusia mempunyai bahasa. Bahasa manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Manusia berfikir untuk menemukan pemahaman/pengertian yang dikehendaki. Dengan adanya kemampuan intelektual yang dilatih terus-menerus secara kontinue, sehingga akan menghasilkan pola pikir ke arah objektif dan rasional dan menjadikan peserta didik lebih matang dalam memahami masalah mana

6 yang baik dikerjakan dan mana yang tidak serta selalu ingin mengembangkan sesuatu yang berbeda dalam rangka membentuk kedewasaan. 2) Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain. Dalam upaya pembentukan sikap dan perilaku dalam berfikir, untuk itu dibutuhkan kecakapan dalam menanamkan pengetahuan dalam diri peserta didik, dengan adanya penanaman pengetahuan yang sudah tersimpan dalam diri individu yang kemudian dipadukan dengan pengalaman-pengalaman pengetahuan dari lingkungan akan dapat dengan mudah mempertahankan apa yang sudah dipelajari sehingga dengan mudah terpengaruh oleh orang lain. 3) Tidak lari atau menghindari masalah.suatu kesulitan atau hambatan mungkin sering menimbulkan rasa rendah diri tetapi dengan tidak mudah putus asa dalam menghadapi masalah, secara tidak langsung membawa perkembangan berfikir ke arah kedewasaan. Jadi dengan adanya kebutuhana untuk menghadapi masalah tanpa menyerah akan dapat menumbuhkan sikap kemandirian. 4) Memecahkan masalah dengan berfikir yang mendalam Seiring dengan meningkatnya umur anak, maka cara berpikir berubah dari konkret ke abstrak. Hal ini terjadi bila anak sudah memiliki kesadaran akan tetap eksisnya suatu benda yang harus ada atau biasa ada, walaupun benda itu sudah tidak ada. Kemampuan berfikir anak dipengaruhi kapasitas intelegensi sebagai potensi yang bersifat bawaan, kualitas intelegensi anak mempengaruhi kemampuan berfikir. Dengan adanya hal tersebut hasrat untuk belajar, yang merupakan potensi yang tersedia di dalam diri anak didik dan hubungannya dengan

7 kebutuhan anak didik untuk mengetahui sesuatu dari objek yang akan dipelajari, sehingga dalam memecahkan suatu masalah akan lebih teliti. 5) Apabila ada masalah dipecahkan sendiri tanpa meminta bantuan orang lain Adanya proses kematangan dalam berfikir, serta pertumbuhan dan perkembangan pribadi, sehingga akan menjadikan peserta didik lebih bergantung kepada potensi-potensi sendiri dari perkembangan dan kelangsungan pertumbuhannya. Dengan adanya perkembangan pribadi yang matang seorang individu akan mudah menghadapi masalah tanpa bantuan dari orang lain karena mereka lebih percaya pada dirinya sendiri. 6) Tidak rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain Perkembangan setiap individu manusia itu berbeda-beda, ada yang cepat, ada yang lambat. Oleh karena itu, tidak aneh kalau seringkali menimbulkan problema atau kesulitan. Semua itu akan menimbulkan kecemasan atau tidak puas. Tetapi semua itu tidak akan dirasakan oleh anak kalau dalam dirinya ada pemahaman yang baik akan keadaan dan perkembangan jasmaninya. 7) Berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan Perkembangan belajar anak dalam memperoleh pengetahuan melalui pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri (bekerja sendiri), serta dengan fasilitas sendiri baik secara fisik secara rohani maupun teknis. Biasanya seorang anak merasa malas untuk belajar. Hal ini bisa dikarenakan kurangnya motivasi pada dirinya. Sedangkan bagi seseorang yang sudah termotivasi akan menjadi tekun dalam menghadapi tugas. Mereka dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai.

8 8) Bertanggung jawab dengan penuh atas tindakannya sendiri Aspek kematangan/kedewasaan seseorang berbeda-beda, seseorang ditandai dengan matangnya pola pikir dan tindakan, sehingga sikap dan penampilannya menjadi matang dan mantap. Sehingga seseorang yang memiliki kedewasaan harus memiliki jiwa kepemimpinan dan dapat mengendalikan emosi serta berpikir rasional, bijak dan realistis dalam bertindak dari perbuatannya. Dengan adnaya hal tersebut akan tumbuh tanggung jawab akan dirinya dan lingkungan sekitar. Dengan tumbuhnya kedewasaan akan dapat memupuk rasa tanggung jawab khususnya mengenai pribadi dalam melakukan aktivitas belajar. Dengan sikap mandiri yang kuat akan dapat menumbuhkan kepercayaan pada diri siswa yang kuat untuk belajar, mereka mampu mengukur kemampuannya sehingga dapat membuat estimasi terhadap kegagalan dan keberhasilan belajarnya. 1.3 Siklus Hidrologi Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya (cairan, gas, padat) pada, dalam, dan di atas permukaan tanah. Termasuk di dalamnya adalah penyebaran, daur, dan perilakunya, sifat-sifat fisika dan kimianya, serta hubungannya dengan unsur-unsur hidup dalam air itu sendiri. Daur hidrologi yaitu perjalanan air dari permukaan laut, ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut dan tidak pernah berhenti tersebut, air tersebut akan tertahan (sementara) di sungai, danau/ waduk, dan

9 dalam tanah. Sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Dalam daur hidrologi, energi panas matahari dan factor-faktor iklim lainnya menyebabkan terjadinya proses evaporasi pada permukaan vegetasi dan tanah, di laut atau badan-badan air lainnya. Uap air sebagai hasil proses evaporasi akan terbawa oleh angin melintasi daratan yang bergunung maupun datar, dan apabila keadaan atmosfer memungkinkan, sebagian dari uap air tersebut akan terkondensasi dan turun sebagai air hujan. Sebelum mencapai permukaan tanah air hujan tersebut akan tertahan oleh tajuk vegetasi. Sebagian dari air hujan tersebut akan tersimpan di permukaan tajuk/ daun selama proses pembasahan tajuk, dan sebagian lainnya akan jatuh ke atas permukaan tanah melalui sela-sela daun (Thought fall) atau mengalir ke bawah melalui permukaan batang pohon (steam flow). Sebagian air hujan tidak akan pernah sampai di permukaan tanah, melainkan terevaporasi kembali ke atmosfir (dari tajuk dan batang) selama dan setelah berlangsungnya hujan (interception loss). Air hujan yang mencapai permukaan tanah, sebagian akan masuk (terserap) ke dalam tanah (infiltration). Sedangkan air hujan yang tidak terserap ke dalam tanah akan tertampung sementara dalam cekungan-cekungan permukaan tanah (surface detention) untuk kemudian mengalir di atas permukaan tanah ke tempat yang lebih rendah (run off), untuk selanjutnya masuk ke sungai. Air infiltrasi akan tertahan di dalam tanah oleh gaya kapiler yang selanjutnya akan membentuk kelembaban tanah. Apabila tingkat kelembaban air tanah telah cukup jenuh maka

10 air hujan yang baru masuk ke dalam tanah akan bergerak secara lateral (horizontal) untuk selanjutnya pada tempat tertentu akan keluar lagi ke permukaan tanah (sub surface flow) dan akhirnya mengalir ke sungai. Alternatif lainnya, air hujan yang masuk ke dalam tanah tersebut akan bergerak vertical ke tanah yang lebih dalam dan menjadi bagian dari air tanah (groundwater). Air tanah tersebut, terutama pada musim kemarau, akan mengalir pelan-pelan ke sungai, danau atau tempat penampungan air alamiah lainnya (baseflow). Tidak semua air infiltrasi (air tanah) mengalir ke sungai atau tampungan air lainnya, melainkan ada sebagian air infiltrasi yang tetap tinggal dalam lapisan tanah bagian atas (topsoil) untuk kemudian diuapkan kembali ke atmosfir melalui permukaan tanah (soil evaporation) dan melalui permukaan tajuk vegetasi (transpiration). Untuk membedakan proses intersepsi hujan dari proses transpirasi, dapat dilihat dari asal air yang diuapkan ke atmosfer. Apabila air yang diuapkan oleh tajuk berasal dari hujan yang jatuh di atas tajuk tersebut, maka proses penguapannya disebut intersepsi. Apabila air yang diuapkan berasal dari dalam tanah melalui mekanisme fisiologi tanaman, maka proses penguapannya disebut transpirasi. Dengan kata lain, intersepsi terjadi selama dan segera setelah berlangsungnya hujan. Sementara proses transpirasi berlangsung ketika tidak ada hujan. Besarnya angka evapotranspirasi umumnya ditentukan selama 1 (satu) tahun, yaitu gabungan antara besarnya evaporasi musim hujan (intersepsi) dan musim kemarau (transpirasi) (Asdak, 2010: 4-8). Menurut Chow et al.,1988 (dalam Rinaldi Andi 2010 : 5) hujan yang jatuh ke bumi baik langsung menjadi aliran maupun tidak langsung melalui vegetasi

11 atau media lainnya akan membentuk siklus aliran air mulai dari tempat yang tinggi (gunung, atau bukit) menuju ketempat yang rendah baik dipermukaan tanah maupun di dalam tanah yang berakhir di laut. Air yang di laut maupun di daratan mengalami evaporasi, begitu pula vegetasi yang mengalami transpirasi yang diakibatkan oleh radiasi matahari yang selanjutnya membentuk gumpalan uap air/awan yang kemudian secara gravitasi jatuh dalam bentuk hujan. Kejadian tersebut merupakan suatu siklus dan yang disebut siklus hidrologi tertutup seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut: Gambar 2.1.Siklus Hidrologi Tertutup Aliran air permukaan bias menjadi satu atau lebih dari sub-sistem dan lagi tidak tertutup, karena system tertutup itu dipotong pada satu bagian tertentu dari seluruh system aliran. Transportasi aliran diluar bagian aliran air permukaan merupakan masukan dari keluaran sub-sistem aliran air permukaan tersebut,

12 sedangkan untuk aliran permukaan dan aliran bawah permukaan pada system terbuka dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2.2.Aliran Permukaan dan Aliran Bawah Permukaan Pada Sistem Terbuka Daerah aliran sungai (DAS) sebagai satuan wilayah yang dibatasi oleh batas-batas topografi alami yang menerima curah hujan, mengumpilkan dan menerima air, sedimen dan unsure hara lainnya, serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai yang kemudian keluar melalui sungai utama, membentuk suatu siklus hidrologi yang terbuka (Pawitan dan Daniel, 1995) (dalam Rinaldi Andi 2010 : 5).