TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

dokumen-dokumen yang mirip
TITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENRUAN KADAR VITAMIN C MENGGUNAKAN TITRASI IODOMETRI. Senin, 28 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI. KAMIS, 24 April 2014

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MAKALAH KIMIA ANALIS TITRASI IODIMETRI JURUSAN FARMASI

MAKALAH KIMIA ANALITIK 1. Iodo Iodimetri

Analisis Vitamin C. Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalam

TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

TITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

KIMIA KUANTITATIF. Makalah Titrasi Redoks. Dosen Pembimbing : Dewi Kurniasih. Disusun Oleh : ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

MODUL Dasar-Dasar Kimia Analitik. Kelompok 2 :

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. METODE VOLHARD Selasa, 10 April 2014

Widya Kusumaningrum ( ) Page 1

PENENTUAN KADAR VITAMIN C METODE IODIMETRI BAB V PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Menentukan Kadar Ion Br- dan KSCN dengan Metode Argentometri-Volhard (METODE VOLHARD) Menentukan molaritas KSCN dengan metode titrasi balik

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS HASIL PERTANIAN

A. JUDUL PERCOBAAN Pembuatan Larutan Standar KmnO4 dan Penetapan Campuran Fe 2+ dan Fe 3+. B. TUJUAN PERCOBAAN Pada akhir percobaan mahasiswa dapat

MAKALAH KIMIA ANALITIK I TITRASI REAKSI OKSIDASI DISUSUN OLEH : A. NURUL ANA HUSAIN PENDIDIKAN KIMIA

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN

Metodologi Penelitian

MODUL 2 PENENTUAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM YOU C Kurnia Sandwika Henry Liyanto Ignatio Glory

Penentuan Kadar Vitamin C dengan Titrasi Iodometri Langsung

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KADAR KOEFISIEN DISTRIBUSI SELASA, 22 MEI 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT

MODUL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ( KI-2121) PENENTUAN KADAR IOD DALAM BETADINE SECARA TITRIMETRI

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan.

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR BIKARBONAT DALAM SODA KUE

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN I KESETIMBANGAN KIMIA DI DALAM LARUTAN PROGRAM STUDI S-1 KIMIA

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri.

JURNAL KFL GOL. VITAMIN (THIAMIN HCL)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI Sabtu, 26 April 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

PENENTUAN KADAR VITAMIN C PADA YOU-C1000 DAN VITACIMIN DENGAN METODE IODIMETRI

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI

Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

Tugas Kelompok Kimia Analitik I PERMANGANOMETRI

Sophie Damayanti / SF ITB

PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG

TITRASI ARGENTOMETRI dengan CARA MOHR. Abstak

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS FARMASI

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II. PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI Selasa, 22 April 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha KELOMPOK 4

KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI)

II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN

PENENTUAN KADAR ION KLORIDA DENGAN METODE. ARGENTOMETRI (metode mohr)

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

Haris Dianto Darwindra BAB V PEMBAHASAN

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

PERMANGANOMETRI. A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014

ORDE REAKSI PADA LAJU KETENGIKAN MINYAK KELAPA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Penentuan Kesadahan Dalam Air

KIMIA ANALITIK TITRASI ASAM-BASA

Metodologi Penelitian

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

PENENTUAN KADAR KLORIDA

persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga produk tersebut layak BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020

PENETAPAN KADAR TABLET ANTALGIN SECARA TITRASI IODIMETRI DI PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk. PLANT MEDAN TUGAS AKHIR. Oleh: MEI KRISTIAN ZEGA

BAB III METODE PENELITIAN

kimia TITRASI ASAM BASA

Pelaksanaan Persiapan Instruktur melakukan pengecekan kelengkapan sarana-prasarana sebelum praktikum dimulai, meliputi:

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II. Kesetimbangan Fasa. 22 April 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II TURUNAN ASAM HIDROKSI BENZOAT

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

PRAKTIKUM POTENSIOMETRI DAN PH METRI. Laporan. disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Instrumentasi Analitik. Oleh.

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PENENTUKAN ION KLORIDA DARI SAMPEL AIR DENGAN METODE ARGENTOMETRIK Selasa, 01 April 2014

Transkripsi:

TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C Siti Masitoh 1112016200006 M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 ABSTRAK Iodimetri merupakan titrasi langsung dengan menggunakan baku iodin (I 2 ) dan digunakan untuk analisis kuantitatif senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi lebih kecil daripada system iodium-iodida sebagaimana persamaan di atas atau dengan kata lain digunakan untuk senyawa-senyawa yang bersifat reduktor yang cukup kuat seprti vitamin C. Titrasi iodimetri adalah titrasi berdasarkan reaksi oksidasi antara iodin sebagai pentiter dengan reduktor yang memiliki potensial oksidasi lebih rendah dari sistem iodin-iodida. JURNAL KIMIA ANALITIK II Page 1

Persamaan reaksi yang terjadi antara iodin dengan vitamin C adalah: I - 3 + 2e - 3I - C 6 H 6 O 6 + 2 H+ + 2e - C 6 H 8 O 6 Titik ekuivalen dalam titrasi kali ini ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi ungu kehitaman, yang menandakan bahwa vitamin C telah habis bereaksi dengan iodin, dan kemudian iodin bereaksi dengan larutan kanji sehingga menghasilkan warna ungu kehitaman. Berdasarkan hasil praktikum didapat data bahwa volume analit adalah 25 ml dan volume titran adalah 21,5 ml. Dari data tersebut maka didapat konsentrasi vitamin C sebesar 0,0043 M. PENDAHULUAN Titrasi iodimetri adalah titrasi berdasarkan reaksi oksidasi antara iodin sebagai pentiter dengan reduktor yang memiliki potensial oksidasi lebih rendah dari sistem iodin-iodida di mana sebagai indikator larutan kanji. Titrasi dilakukan dalam suasana netral sedikit asam (ph 5-8) (Mei Zega, 17: 2009). Bila tidak terdapat zat pengganggu yang berwarna, sebenarnya larutan iodin masih dapat berfungsi sebagai indikator meskipun warna yang terjadi tidak sejelas KMnO 4. Umumnya lebih disukai penggunaan larutan kanji sebagai indikator yang dengan iodin membentuk kompleks berwarna biru cerah. Larutan kanji yang telah disimpan lama memberikan warna violet dengan iodium. Meskipu warna ini tidak mengganggu ketajaman titik akhir titrasi, tetapi larutan kanji yang baru perlu dibuat kembali (Mei Zega, 17: 2009). Pada titrasi iodimetri digunakan larutan iodin sebagai larutan titer. Larutan iodin sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam kalium iodida pekat. Larutan titer iodin dibuat dengan melarutkan iodin ke dalam larutan KI pekat. Larutan ini dibakukan dengan arsen (III) oksida atau larutan baku natrium tiosulfat (Mei Zega, 18: 2009). Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan senyawa bersifat asam dengan rumus empiris C 6 H 8 O 6 (berat molekul = 176,12 g/mol). Kegunaan Vitamin C adalah sebagai antioksidan dan berfungsi penting dalam pembentukan kolagen, membantu penyerapan zat besi, serta membantu memelihara pembuluh kapiler, tulang, dan gigi. Konsumsi dosis normal Vitamin JURNAL KIMIA ANALITIK II Page 2

C 60 90 mg/hari. Vitamin C banyak terkandung pada buah dan sayuran segar. (Anggi Pratama, 1). Iodimetri merupakan titrasi langsung dengan menggunakan baku iodin (I 2 ) dan digunakan untuk analisis kuantitatif senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi lebih kecil daripada system iodium-iodida sebagaimana persamaan di atas atau dengan kata lain digunakan untuk senyawa-senyawa yang bersifat reduktor yang cukup kuat seprti vitamin C, tiosulfat, arsenit, sulfide, sulfit, stibium (III), timah (II), dan ferosianida. daya mereduksi dari berbagai macam zat ini tergantung pada konsentrasi ion hydrogen, dan hanya dengan penyesuaian ph dengan tepat yang dapat menghasilkan reaksi dengan iodium secara kuantitatif (Achmad Mursyidi, 250: 2007). Iodium merupakan oksidator yang relatif lemah dibanding dengan kalium kromat, senyawa serum (IV), brom, dan kalium bikromat. I 2 + 2e 2I - E 0 = 0,535 V Walaupun demikian, iodium masih mampu megoksidasi secara sempurna senyawa-senyawa yang bersifat reduktor kuat seperti SnCl 2, H2SO3, H2S, Na2S2O3 dan lain-lainnya, sedangkan dengan reduktor lemah seperti senyawa-senyawa arsen, antimon trivalent dan besi (II) sianida dapat berlangsung sempurna jika larutan netral atau sedikit asam (Achmad Mursyidi, 249: 2007). Dalam proses-proses analitis, iodin dipergunakan sebagai sebuah agen pengoksidasi (iodimetri), dan ion iodide dipergunakan sebagai sebuah agen pereduksi (iodometri). Dapat dikatan bahwa hanya sedikit saja substansi yang cukup kuat sebagai unsur reduksi untuk dititrasi langsung dengan iodin. Karena itu jumlah dari penentuan-penentuan iodimetrik adalah sedikit. Namun demikian, banyak agen pengoksidasi yang cukup kuat untuk bereaksi secara lengkap dengan ion iodide, dan aplikasi dari proses iodometrik cukup banyak (Underwood, 296: 1998). Warna dari sebuah larutan iodin 0,1 N cukup intens sehingga iodin dapat bertindak sebagai indikator bagi dirinya sendiri. Iodin juga memberikan warna ungu atau violet yang intens untuk zat-zat pelarut seperti karbon tetraklorida dan kloroform, dan terkadang kondisi ini dipergunakan dalam mendeteksi titik kahir dari titrasi-titrasi. Namun demikian, suatu larutan (penyebaran koloidal) dari kanji lebih umum dipergunakan, karena warna biru gelap dari kompleks iodin kanji bertindak sebagai suatu tes yang amat sensitif untuk iodin (Underwood, 296: 1998). JURNAL KIMIA ANALITIK II Page 3

BAHAN DAN METODE a. Alat dan bahan 1. Labu Erlenmeyer 2. Buret 3. Gelas ukur 4. Statif + klem 5. Pipet tetes 6. Larutan H 2 SO 4 7. Larutan iodin 8. Indikator amilum 9. Akuades 10. Gelas kimia 11. Corong 12. Vitamin C 13. Neraca analitik b. Metode Metode yang digunakan dalam praktium ini adalah metode iodimetri. 1. Timbang vitamin C sebanyak 0,5 gram 2. Larutkan dalam 100 ml akuades 3. Ambil 10 ml, lalu encerkan sampai 100 ml 4. Ambil 25 ml, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 5. Tambahkan H 2 SO 4 10% sebanyak 5 ml 6. Tambahkan 20 tetes indikator amilum/pati 7. Titrasi dengan iodin, selama proses titrasi tidak boleh terkena cahaya 8. Hentikan titrasi ketika larutan berubah menjadi ungu kehitaman. 9. Lakukan titrasi sebanyak dua kali. HASIL DAN PEMBAHASAN JURNAL KIMIA ANALITIK II Page 4

Persamaan reaksi I - 3 + 2e - 3I - C 6 H 6 O 6 + 2 H+ + 2e - C 6 H 8 O 6 Data hasil pengamatan dan perhitungan Titrasi pertama Volume analit = 25 ml Volume titran = 23 tetes atau 1,15 ml Titrasi kedua Volume analit = 25 ml Volume titran = 20 tetes atau 1 ml Rata rata volume analit dan volume titrasn Rata-rata volume titran = Rata-rata volume analit = = 1,075 ml = 25 ml Konsentrasi iodin = 0,1 M Penentuan konsentrasi vitamin C V 1 x M 1 = V 2 x M 2 25 ml x M 1 = 1,075 x 0,1 M M 1 = = 0,0043 M Pembahasan Praktikum kali ini mengenai titrasi iodimetri. Dalam titrasi iodimetri ini menggunakan konsep oksidasi reduksi dalam reaksinya, di mana iodin sebagai reduktor yang mengoksidasi analit dan analit sebagai oksidator yang tereduksi oleh titran. Pengukuran kadar Vitamin C dengan reaksi redoks yaitu menggunakan larutan iodin (I 2 ) sebagai titran dan larutan kanji sebagai indikator. Pada proses titrasi, setelah semua Vitamin C bereaksi dengan Iodin, maka kelebihan iodin akan dideteksi oleh kanji yang menjadikan larutan berwarna biru gelap. Reaksi Vitamin C dengan iodin adalah sebagai berikut : JURNAL KIMIA ANALITIK II Page 5

C 6 H 8 O 6 + I 2 C 6 H 6 O 6 + 2I - + 2H + (Anggi Pratama, 2). Dalam praktikum ini kita akan mengukur kandungan vitamin C. Pada proses titrasi diberikan larutan kanji sebagai indikator. Titik akhir titrasi ditandai dengan berubahnya warna larutan menjadi ungu kehitaman. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan di atas, di mana setelah semua vitamin C habis bereaksi dengan iodin maka iodin akan bereaksi dengan larutan kanji yang memberikan warna ungu. Hal ini yang menandakan bahwa titik akhir titrasi telah tercapai. Titrasi iodimetri harus dilakukan dengan lambat agar I 2 sempurna bereaksi dengan analit, jika titrasi cepat maka I 2 tidak bereaksi sempurna dengan analit sehingga titik akhir lebih cepat tercapai dan hasilnya tidak akurat. Deteksi titik akhir pada iodimetri ini dilakukandengan menggunakan indikator kanji atau amilum yang akan memberikan warna biru pada saat tercapainya titik akhir (Mei Zega, 22: 2009). Dalam praktikum ini untuk mengetahui kandungan vitamin C dilakukan titrasi dua kali, hal ini dilakukan untuk mengetahui secara pasti berapa banyak volume iodin yang dibutuhkan untuk berekasi dengan vitamin C. Jika volume iodin yang dibutuhkan untuk bereaksi sudah diketahui, maka untuk menentuan kandungan vitamin C akan mudah diketahui. Berdasarkan hasil praktikum didapat data bahwa volume analit pada titrasi pertama adalah sebanyak 25 ml dan volume iodin yang digunakan sebanyak 23 tetes atau 1,15 ml. Sedangkan pada titrasi kedua volume analit yang digunakan adalah sebanyak 25 ml dan volume iodin sebanyak 20 tetes atau 1 ml. Jika dirata-rata kan volume analit adalah 25 ml dan volume titran adalah 21,5 ml. Dari data tersebut maka didapat konsentrasi vitamin C sebesar 0,0043 M. KESIMPULAN 1. Titrasi iodimetri adalah titrasi berdasarkan reaksi oksidasi antara iodin sebagai pentiter dengan reduktor yang memiliki potensial oksidasi lebih rendah dari sistem iodin-iodida di mana sebagai indikator larutan kanji. Titrasi dilakukan dalam suasana netral sedikit asam (ph 5-8). 2. Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan senyawa bersifat asam dengan rumus empiris C 6 H 8 O 6 (berat molekul = 176,12 g/mol). Kegunaan Vitamin C adalah sebagai JURNAL KIMIA ANALITIK II Page 6

antioksidan dan berfungsi penting dalam pembentukan kolagen, membantu penyerapan zat besi, serta membantu memelihara pembuluh kapiler, tulang, dan gigi. Konsumsi dosis normal Vitamin C 60 90 mg/hari. Vitamin C banyak terkandung pada buah dan sayuran segar. 3. Titrasi iodimetri harus dilakukan dengan lambat agar I 2 sempurna bereaksi dengan analit, jika titrasi cepat maka I 2 tidak bereaksi sempurna dengan analit sehingga titik akhir lebih cepat tercapai dan hasilnya tidak akurat. Deteksi titik akhir pada iodimetri ini dilakukandengan menggunakan indikator kanji atau amilum yang akan memberikan warna biru pada saat tercapainya titik akhir. 4. Berdasarkan data hasil praktium didapat konsentrasi vitamin C adalah 0,0043 M. DAFTAR PUSTAKA Mursyidi, Achmad dan Abdul Rohman. 2007. Pengantar Kimia Farmasi Analisis Volumetri dan Gravimetri. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Underwood dan Day JR. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Pratama, Anngi. Aplikasi LabVIEW sebagai Pengukur Kadar Vitamin C dalam Larutan menggunakan Metode titrasi Iodimetri. http://eprints.undip.ac.id. Diakses pada 18 April 2014. Pukul 11.09 WIB. Zega, Mei Kristian. Penetapan Kadar Tablet Antalgin secara Titrasi Iodimetri di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan. http://repository.usu.ac.id. 2009. Diakses pada 18 April 2014. Pukul 11.15 WIB. JURNAL KIMIA ANALITIK II Page 7