KERACUNAN KARBON MONOKSIDA

dokumen-dokumen yang mirip
KERACUNAN KARBON MONOKSIDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SIMULASI ALAT DETEKSI CO PADA GEDUNG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR SEBAGAI KENDALI AUTOMATIC FAN DAN BLOWER BERBASIS MIKROKONTROLER

KERACUNAN AKIBAT PENYALAH GUNAAN METANOL

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. asap dan ditelan, terserap dalam darah, dan dibawa mencapai otak, penangkap pada otak akan mengeluarkan dopamine, yang menimbulkan

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang

MANUSIA DAPAT HIDUP. 6 minggu tanpa makanan beberapa hari tanpa minum, hanya beberapa menit saja, tanpa udara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN. Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEDARURATAN LINGKUNGAN

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan

Pusat Hiperked dan KK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang telah banyak

BAB II LANDASAN TEORI. sempurna antara bahan bakar fosil dengan oksigen. Komponen ini. atau berbau, tetapi amat berbahaya.

BAB I PENDAHULUAN. disamping memberikan dampak positif yang dapat. dirasakan dalam melakukan aktifitas sehari hari, juga dapat memberikan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013).

KELUARGA DENGAN LIMA ANGGOTA

I. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.5

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBAR DATA KESELAMATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBAR DATA KESELAMATAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan alam, semakin menambah kepekatan udara (Yuantari, 2009).

MINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL

LEMBAR DATA KESELAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karbon atau bahan-bahan yang mengandung karbon (Suma mur, 2009). Karbon

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

TINGKAT KUALITAS UDARA DI JALAN PROTOKOL KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support)

LEMBAR DATA KESELAMATAN

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

Cch. Memerangi Kanker: Keputusan Anda, Pilihan Anda. Indonesian. Jangan Memperpendek Hidup Anda dengan Merokok Tembakau! Cross Cultural c1 Health

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,

I. PENDAHULUAN. Selama ribuan tahun telah disadari bahwa aktivitas manusia dan urbanisasi

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP RI No. 50 Tahun

LEMBAR DATA KESELAMATAN

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo

SIMULASI DETEKTOR CO PADA KABIN UNTUK MENCEGAH KERACUNAN PENUMPANG AKIBAT PENINGKATAN KADAR CO YANG TINGGI

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

RUMAH SEHAT DENGAN TANAMAN INDOOR Oleh: Budiwati Jurdik Biologi MIPA UNY

LEMBAR DATA KESELAMATAN

BAHAN KIMIA BERBAHAYA ALDI KURNIA TAMA

Material Safety Data Sheet. : Gliserin Mentah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan)

LEMBAR DATA KESELAMATAN

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PENCEGAHAN KERACUNAN SECARA UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Polusi atau pencemaran udara adalah proses masuknya polutan kedalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bentuk-bentuk sediaan tembakau sangat bervariasi dan penggunaannya

Wood-Eco Woodstain. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya :

AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan ( ) Widya Fiqra ( ) Yulia Endah Permata ( )

Lem Vip. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya : 3. Komposisi / Informasi dari zat zat yang digunakan :

LEMBAR DATA KESELAMATAN

BAB I PENDAHULUAN. gas nitrogen dan oksigen serta gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Diantara

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan 45% wanita yang merokok, dan 27% wanita hamil yang merokok,

MAKALAH TOKSIKOLOGI KARBON MONOKSIDA

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

Lenkote Alkali Resisting Primer

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat, terutama pada kondisi lingkungan yang di bawah standar. (1)

Material Safety Data Sheet. : Minyak Turpentin

Keselamatan Penanganan Bahan Kimia. Kuliah 9

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pembangunan yang dilakukan manusia semakin meningkat yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan manusia. Hal ini disebakan karena gas CO dapat mengikat

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBAR DATA KESELAMATAN

2. PERFUSI PARU - PARU

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Transkripsi:

KERACUNAN KARBON MONOKSIDA Sering kita mendengar terjadi kematian di dalam mobil dan ini disebabkan ventilasi yang kurang baik sehingga pembuangan asap yang bocor masuk ke dalam mobil dan perlahanlahan terhirup oleh orang yang berada di dalam mobil. Belum lama ini gas karbon monoksida (CO) menjadi penyebab kematian terhadap empat orang tokoh agama dari pondok pesantre di Kabupaten Kuningan, Indramayu dan Cirebon. Karbon monoksida (CO) adalah gas tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak mengiritasi. Gas Karbon monoksida merupakan bahan yang umum ditemui di industri. Gas ini merupakan hasil pembakaran tidak sempurna dari kendaraan bermotor, alat pemanas, peralatan yang menggunakan bahan api berasaskan karbon dan nyala api (seperti tungku kayu), asap dari kereta api, pembakaran gas, asap tembakau. Namun sumber yang paling umum berupa residu pembakaran mesin. Banyak pembakaran yang menggunakan bahan bakar seperti alat pemanas dengan menggunakan minyak tanah, gas, kayu dan arang yaitu kompor, pemanas air, alat pembuangan hasil pembakaran dan lain-lain yang dapat menghasilkan karbon monoksida. Pembuangan asap mobil mengandung 9% karbon monoksida. Pada daerah yang macet tingkat bahayanya cukup tinggi terhadap kasus keracunan. Asap rokok juga mengandung gas CO, pada orang dewasa yang tidak merokok biasanya terbentuk karboksi haemoglobin tidak lebih dari 1 % tetapi pada perokok yang berat biasanya lebih tinggi yaitu 5 10 %. Pada wanita hamil yang merokok, kemungkinan dapat membahayakan janinnya. Asap rokok juga mengandung gas CO, pada orang dewasa yang tidak merokok biasanya terbentuk karboksi haemoglobin tidak lebih dari 1 % tetapi pada perokok yang berat biasanya lebih tinggi yaitu 5 10 %. Pada wanita hamil yang merokok, kemungkinan dapat membahayakan janinnya. Karbon monoksida tidak mengiritasi tetapi sangat berbahaya (beracun) maka gas CO dijuluki sebagai silent killer (pembunuh diam-diam). Keberadaan gas CO akan sangat berbahaya jika terhirup oleh manusia karena gas itu akan menggantikan posisi oksigen yang berkaitan dengan haemoglobin dalam darah. Gas CO akan mengalir ke dalam jantung, otak, serta organ vital. Ikatan antara CO dan heamoglobin membentuk karboksihaemoglobin yang jauh lebih kuat 200 kali

dibandingkan dengan ikatan antara oksigen dan haemoglobin. Akibatnya sangat fatal. Pertama, oksigen akan kalah bersaing dengan CO saat berikatan dengan molekul haemoglobin. Ini berarti kadar oksigen dalam darah akan berkurang. Padahal seperti diketahui oksigen sangat diperlukan oleh sel-sel dan jaringan tubuh untuk melakukan fungsi metabolisme. Kedua, gas CO akan menghambat komplek oksidasi sitokrom. Hal ini menyebabkan respirasi intraseluler menjadi kurang efektif. Terakhir, CO dapat berikatan secara langsung dengan sel otot jantung dan tulang. Efek paling serius adalah terjadi keracunan secara langsung terhadap sel-sel tersebut, juga menyebabkan gangguan pada sistem saraf. Bahaya utama terhadap kesehatan adalah mengakibatkan gangguan pada darah, Batas pemaparan karbon monoksida yang diperbolehkan oleh OSHA (Occupational Safety and Health Administration) adalah 35 ppm untuk waktu 8 jam/hari kerja, sedangkan yang diperbolehkan oleh ACGIH TLV-TWV adalah 25 ppm untuk waktu 8 jam. Kadar yang dianggap langsung berbahaya terhadap kehidupan atau kesehatan adalah 1500 ppm (0,15%). Paparan dari 1000 ppm (0,1%) selama beberapa menit dapat menyebabkan 50% kejenuhan dari karboksi hemoglobin dan dapat berakibat fatal. Keracunan gas karbon momoksida gejala didahului dengan sakit kepala, mual, muntah, rasa lelah, berkeringat banyak, pyrexia, pernafasan meningkat, confusion, gangguan penglihatan, kebinganan, hipotensi, takikardi, kehilangan kesadaran dan sakit dada mendadak juga dapat muncul pada orang yang menderita nyeri dada. Kematian kemungkinan disebabkan karena sukar bernafas dan edema paru. Kematian akibat keracunan karbon monoksida disebabkan oleh kurangnya oksigen pada tingkat seluler (seluler hypoxia). Sel darah tidak hanya mengikat oksigen melainkan juga gas lain. Kemampuan atau daya ikat ini berbeda untuk satu gas dengan gas lain. Sel darah merah mempunyai ikatan yang lebih kuat terhadap karbon monoksida (CO) dari pada oksigen (O2). Sehingga kalau terdapat CO dan O2, sel darah merah akan cenderung berikatan dengan CO. Bila terhitup, karbon monoksida akan berikatan dengan Haemoglobin (Hb) dalam darah membentuk Karboksihaemoglobin sehingga oksigen tidak dapat terbawa. Ini disebabkan karbon monoksida dapat mengikat 250 kali lebih cepat dari oksigen. Gas ini juga dapat

mengganggu aktifitas seluler lainnya yaitu dengan mengganggu fungsi organ yang menggunakan sejumlah besar oksigen seperti otak dan jantung. Efek paling serius adalah terjadi keracunan secara langsung terhadap sel-sel otot jantung, juga menyebabkan gangguan pada sistem saraf. Gejala-gejala klinis dari saturasi darah oleh karbon monoksida dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Konsentrasi CO dalam darah Gejala-gejala Kurang dari 20% Tidak ada gejala 20% Nafas menjadi sesak 30% Sakit kepala, lesu, mual, nadi dan pernafasan meningkat sedikit 30% 40% Sakit kepala berat, kebingungan, hilang daya ingat, lemah, hilang daya koordinasi gerakan 40% - 50% Kebingungan makin meningkat, setengah sadar 60% - 70% Tidak sadar, kehilangan daya mengontrol faeces dan urin 70% - 89% Koma, nadi menjadi tidak teratur, kematian karena kegagalan pernafasan Pertolongan pertama keracunan Bila terjadi keracunan karbon monoksida, maka untuk pertolongan pertama adalah segera bawa korban ke tempat yang jauh dari sumber karbon monoksida, longgarkan pakaian korban supaya mudah bernafas. Pastikan korban masih bernafas dan segera berikan oksigen murni. Korban harus istirahat dan usahakan tenang. Meningkatnya gerakan otot menyebabkan meningkatnya kebutuhan oksigen, sehingga persediaan oksigen untuk otak dapat berkurang. Segera bawa ke rumah sakit terdekat.

Siapa yang beresiko keracunan karbon monoksida - Kasus kematian akibat kebakana gedung atau bangunan disebabkan karena keracunan CO, oleh karena itu petugas pemadam kebakaran merupakan yang beresiko tinggi mendapat keracunan CO - Pengecat yang menggunakan cat yang mengandung metilin klorida, asapnya mudah diserap melalui paru-paru dan mudah masuk ke peredaran darah, metilin klorida ditukar ke karbon monokisida di hati. - Perokok adalah salah satu kelompok yang beresiko keracunan CO karena asap tembakau merupakan salah satu sumber CO dan mengandung 4% CO. - Bayi, anak-anak dan mereka yang mengalami masalah kardiovaskuler lebih mudah beresiko keracunan karbon monoksida, walaupun pada kepekatan yang rendah. Tip - tip mencegah keracunan karbon monoksida - Periksa semua saluran rumah yang bukaanya menghadap ke luar rumah (pemanas air dsb) setiap tahun untuk memastikan saluran pengeluaran tidak tersumbat. - Periksa sistem AC mobil saudara untuk memeriksa kebocoran yang mungkin terjadi - Periksa pemanas air, pastikan bukaanya sempurna dan saluran tidak bocor. - Jangan nyalakan mobil di dalam garasi yang tertutup rapat Daftar Pustaka 1. Homan CS, Brogan GX. Carbon Monoxide Poisoning dalam : Viccellio P (Editor). Handbook of Medical Toxicology, First edition, Little Brown and Co, Boston.1993. 2. DR.P.V. Chadha, Karbon Monoksida, Ilmu Forensik dan Toksikologi, Edisi 5, Penerbit Widya Medika Jakarta, 1995. 3. Olson, KR, Cargbon Monoxide, Poisoning & Drug Overdose, Fourth edition, Mc. Graw Hill, Singapore, 2004. 4. Sentra Informasi Keracunan Badan POM, Pedoman Penatalaksanaan Keracunan Untuk Rumah Sakit, Karbon Monoksida, Jakarta, 2001.

Jalan Percetakan Negara no. 23 Jakarta Pusat 10560 Telepon : 021 4259945 Faksimil : 021 42889117 Hp. 081310826879 e-mail : pusatiomker@cbn.net.id informasi@pom.go.id