Oleh : Nur Utami Guru SDN Mendiro 2 Kecamatan Ngrambe Kata Kunci : Kemampuan Membaca, Pemahaman, Surat Kabar

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DENGAN MEDIA KARTU PELENGKAP DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERITA ANAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang

Didit Yulian Kasdriyanto. Staf Pengajar, Universitas Panca Marga, Probolinggo (diterima: , direvisi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah.

BAB III METODE PENELITIAN

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

PENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN BAHASA JAWA KELAS VI SD NEGERI 03 POJOK KARANGANYAR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Peningkatan Pemahaman Materi Sistem Peredaran Darah Manusia

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

MENERAMPILKAN SISWA KELAS VII-G SMP NEGERI 18 MALANG DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SEGIEMPAT MELALUI CIRC DENGAN BANTUAN MEDIA PAPAN SOAL

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman dalam menentukan pokok

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Beji Kabupaten Pasuruan pada tanggal 11 Agustus Dalam observasi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 2 Nomor 1 Maret Page p-issn: e-issn: X

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS IV MELALUI MODEL COMPLETE SENTENCE DI SDN 46 KOTO PANJANG PADANG

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahun Pelajaran 2013/2014. Tabel rencana pelaksanaan penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. Metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada Siswa Kelas

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Aningsih, M.Pd* Icy Putri Jayanty*

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK) atau classroom action research. Penelitian tindakan ini dilakukan

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Jika akar permasalahan sudah diketahui, alternatif berikutnya adalah

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

C027. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring Melalui Penggunaan Media Pias-Pias Kata Pada Siswa Kelas 1 SD Negeri 0104 Sibuhuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDK Terpencil Punsung Beau Berbantuan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPA

Peningatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Menggunakan Model Cooperative Think Pair Share Pada Siswa Kelas X C SMA Negeri 5 Singkawang

Penerapan Strategi DRTA untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas IV SDN 1 Sedayu Bantul

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL. oleh: NANDA MAITA F.G NIM ABSTRAK

IMPLEMENTASI MODEL PICTURE AND PICTURE DENGAN GAMBAR SERI PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN SEDEHANA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING(AMBT) SISWA KELAS II DI SDN GONDOWANGI 01

NASKAH JURNAL PUBLIKASI ILMIAH RAHMAWATI HIDAYAH A54B090044

BAB II KAJIAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Dalam penelitian penggunaan media Flip Chart untuk

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

Oleh : Rina Purwati SDN Giriharjo 1 Ngrambe Ngawi

Transkripsi:

Pemanfaatan Surat Kabar Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Siswa Kelas V SDN Mendiro 2 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh : Nur Utami Guru SDN Mendiro 2 Kecamatan Ngrambe Email : utaminur84@gmail.com ABSTRAK Hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri Mendiro 2 relatif rendah, hal ini dapat dilihat dari: (1) Hasil penilaian membaca yang dilaksanakan oleh guru selama kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia. Siswa belum mampu menjawab pertanyaan tanpa penjelasan terlebih dahulu dari guru; (2) Aktivitas pembelajaran berpusat pada guru; (3) Guru hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan; (4) Media pembelajaran hanya terpaku bacaan yang tersedia pada buku pelajaran. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan oleh guru terutama ketika pembelajaran membaca pemahaman terkadang membuat siswa mengalami kesulitan dalam menangkap materi yang disampaikan. Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan media. Hal ini menyebabkan siswa lebih sering berfikir secara abstrak. Untuk itu, perlu adanya media yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa yaitu dengan menggunakan media surat kabar. Kata Kunci : Kemampuan Membaca, Pemahaman, Surat Kabar A. PENDAHULUAN Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik serta merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. pembelajaran bahasa diharapkan dapat membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginative yang ada dalam dirinya. Titik berat pembelajaran Bahasa Indonesia adalah mengupayakan agar siswa dapat berkomunikasi dengan bahasa yang dipelajarinya, bukan sekedar mengetahui bahasa yang menonjolkan kaidah kebahasaan. Mengupayakan agar bahasa menjadi sesuatu pelajaran yang menyenangkan, sehingga siswa akan merasa betah, nyaman, dan senang dalam mempelajarinya. Keberhasilan membaca tergantung pada faktor-faktor yang mendukung kegiatan membaca. Faktor-faktor yang mempengaruhi membaca dapat dipilah menjadi dua, yaitu faktor diri pembaca dan faktor di luar diri pembaca. Faktor diri pembaca dikatakan sebagai faktor dalam atau faktor internal, sedangkan faktor di luar diri pembaca disebut faktor luar atau faktor eksternal. Faktor internal pembaca antara lain sebagai berikut. (1) Penguasaan terhadap teknik membaca, (2) Skemata yang dimiliki, (3) Kemampuan bahasa, (4) Tingkat intelegensi, (5) Keadaan fisik, (6) Tujuan membaca, (7) sikap terhadap membaca. Sedangkan faktor eksternal pembaca antara lain sebagai berikut: (1) Materi bacaan, (2) Bahasa yang mewadahi teks bacaan itu, (3) Grafika, (4) Lingkungan di mana kegiatan membaca berlangsung, (5) Kebiasaan membaca yang ditanamkan guru JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn 2503-2542 e-issn 2503-2550 31

sejak belajar membaca menulis permulaan (Nurhadi 2009 : 87). Keterampilan membaca tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan harus melalui praktik/ latihan yang banyak dan teratur. Untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman perlu dilakukan pembelajaran membaca dengan menerapkan model atau strategi yang tepat serta menggunakan media pembelajaran yang menarik. Tujuan pembelajaran membaca pemahaman adalah untuk membentuk keterampilan membaca secara kritis dan kreatif dalam pemahaman isi bacaan. Hasil observasi menunjukkan bahwa tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri Mendiro 2 rendah, hal ini dapat dilihat dari: (1) Hasil penilaian membaca yang dilaksanakan oleh guru selama kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia. Siswa belum mampu menjawab pertanyaan tanpa penjelasan terlebih dahulu dari guru; (2) Aktivitas pembelajaran berpusat pada guru; (3) Guru hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan; (4) Media pembelajaran hanya terpaku bacaan yang tersedia pada buku pelajaran. Bacaan pada surat kabar akan dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Hal ini karena dalam surat kabar terdapat banyak variasi baik desain maupun pengorganisasian kata serta karangannya. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka peneliti ingin mengadakan penelitian untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V baik secara klasikal maupun individual dengan menggunakan surat kabar sebagai sumber belajar. B. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media bahasa tulis (Tarigan, 1984:7). Pengertian lain dari membaca adalah suatu proses kegiatan mencocokkan huruf atau melafalkan lambang-lambang bahasa tulis. Membaca adalah suatu kegiatan atau cara dalam mengupayakan pembinaan daya nalar (Tampubolon, 1987:6). Dengan membaca, seseorang secara tidak langsung sudah mengumpulkan kata demi kata dalam mengaitkan maksud dan arah bacaannya yang pada akhirnya pembaca dapat menyimpulkan suatu hal dengan nalar yang dimilikinya. Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan sebuah proses yang melibatkan kemampuan visual dan kemampuan kognisi. Kedua kemampuan ini diperlukan untuk memberikan lambang-lambang huruf agar dapat dipahami dan menjadi bermakna bagi pembaca. 2. Membaca Pemahaman a. Pengertian Membaca Pemahaman Henry Guntur Tarigan (2008:58) menjelaskan bahwa membaca pemahaman adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan (literal standars), resensi kritis(critical review), drama tulis (printed drama) serta pola-pola fiksi (pattern officion). Rubin (melalui Samsu Somadayo, 2011:7) membaca pemahaman adalah proses intelektual yang ko mpleks yang mencakup dua kemampuan utama, yaitu kemampuan penguasaan makna dan kemampuan berpikir tentang konsep verbal. Turner (melalui Samsu Somadayo, 2011:10) mengungkapkan bahwa seorang pembaca dikatakan memahami bacaan secara baik apabila pembaca dapat: (1) mengenal kata-kata atau kalimat yang ada dalam bacaan dan mengetahui maknanya, (2) menghubungkan makna dari pengalaman yang dimiliki dengan makna yang ada dalam bacaan, (3) memahami seluruh makna secara kontekstual, dan (4) membuat pertimbangan JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn 2503-2542 e-issn 2503-2550 32

nilai isi bacaan berdasarkan pengalaman membaca.membaca pemahaman didefinisikan pula sebagai salah satu macam membaca yang bertujuan memahami isi bacaan (Sujanto melalui Nurhadi 2005:222). Berdasarkan beberapa pengertian di atas, secara sederhana dapat ditarik simpulan bahwa membaca pemahaman adalah kegiatan membaca untuk memahami isi bacaan secara menyeluruh, baik yang tersurat maupun yang tersirat dari bahan bacaan tersebut. b. Tujuan Membaca Pemahaman Anderson (melalui Samsu Somadayo, 2011:12) menyatakan bahwa membaca pemahaman memiliki tujuan untuk memahami isi bacaan dalam teks. Tujuan tersebut antara lain: (1) untuk memperoleh rincian-rincian dan fakta-fakta, (2) mendapatkan ide pokok, (3) mendapatkan urutan organisasi teks, (4) mendapatkan kesimpulan, (5) mendapatkan klasifikasi, (6) membuat perbandingan atau pertentangan. c. Langkah-Langkah Membaca Pemahaman Didalam memahami bacaan, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh pembaca, yaitu : (1) menentukan tujuan membaca, (2) previewartiny membaca selayang pandang, (3) membaca secara keseluruhan isis bacaan dengan cermat sehingga kita dapat menemukan ide pokok yang tertuang pada setiap paragrafnya, (4) mengemukakan kembali isi bacaan dengan kalimat dan kata-kata sendiri (Suyatmi,2000:45). Adanya kemampuan membaca yang tinggi diharapkan dapat menangkap ide-ide poko yang terdapat dalam bahan bacaan, menemukan hubungan suatu ide pokok dengan ide pokok yang lain serta secara keseluruhannya, selanjutnya dapat menghubungkan apa yang dipahami dari bacaan tersebut dengan ide-ide diluar bacaan. d. Kemampuan Membaca Pemahaman Berdasarkan uraian dan penjelasanpenjelasan yang telah dipaparkan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa muara akhir dari hakikat kemampuan membaca pemahaman yaitu kapasitas, kesanggupan atau kecakapan seorang individu untuk menangkap dan menggali ide-ide pokok serta informasi yang diperlikan dari sebuah teks tertlis (bahan bacaan) seefisien mungkin, sehingga ia dapat menginterpretasikan ide-ide pokok serta informasi yang ditemukan, baik makna yang tersirat maupun tersurat dari bacaan tersebut. Indikator-indikator yang terkait dengan kemampuan membaca pemahaman meliputi, (1) informasi berupa fakta, definisi, atau konsep, (2) makna kata istilah dan ungkapan, (3) hubungan dalam wacana meliputihubungan antar hal, hubungan sebab akibat, persamaan dan perbedaan antar hal, (4) organisasi wacana tentang ide pokok, ide penjelas, kalimat pokok, dan klaimat penjelas, (5) tema atau topic dan judul wacana, (6) menarik kesimpulan tentang hal, konsep, masalah, atau pendapat. Sedangkan kemampuan siswa dalam kemampuan membaca pemahaman ditandai dengan : (1) kemampuan siswa menangkap isi wacana baik secara tersurat maupun tersirat, (2) kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan sesuai isis wacana, (3) kemampuan siswa meringkas isi wacana dengan menemukan ide pokok dalam setiap paragraf, (4) kemampuan siswa menyimpulkan dan menceritakan kembali isi wacana dengan kalimat-kalimat sendiri dan dengan bahasa yang runtut C. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan ini dipilih karena penelitian dilakukan pada kondisi yang alamiah di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci. Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn 2503-2542 e-issn 2503-2550 33

empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Konsep inti penelitian ini mengacu kepada model Kemmis dan Tagart yang terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus terdiri dari empat langkah yaitu (a) Perencanaan (planning), (b) aksi atau tindakan (acting), (c) Observasi (observing), dan (d) Refleksi (reflecting). Dengan alur desain penelitian tersebut ditunjukkan pada gambar berikut. Refleksi SIKLUS I Refleksi SIKLUS II SIKLUS Gambar 1 Tahapan dalam Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Arikunto dkk, 2009:16) Dalam pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan Data teknik (1) Observasi, (2) Dokumentasi, (3) Wawancara, dan (4) Tes, adapun data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan Model Analisis Data Kualitatif. Adapun tahapan analisis data yaitu (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penyimpulan data. Prosedur penelitian dilakukan adalah secara terperinci, prosedur penelitian tentang peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan surat kabar sebagai berikut: Studi Pendahuluan Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi guru dan siswa berkaitan dengan pelajaran membaca pemahaman di kelas V SDN Mendiro 2 Ngrambe Ngawi. Siklus I JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn 2503-2542 e-issn 2503-2550 34

Perencanaan (Planning) Dalam tahap ini dilakukan kegiatan pembuatan rencana pembelajaran dengan penggunaan surat kabar, kemudian dilanjutkan dengan membuat lembar observasi, strategi serta menyusun alat evaluasi belajar untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan surat kabar. Pelaksanaan (Action) Berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun, peneliti melakukan penelitian tentang pokok bahasan peningkatan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam kelas. Tahap ini merupakan penerapan RPP yang telah dibuat sebelumnya. Dirancang dengan siklus yang berkelanjutan. Setiap siklus berdurasi tiga jam pelajaran (3x35 menit). Pengamatan (observation) Peneliti bersama observer melakukan pengamatan pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Obyek yang diobservasi adalah kegiatan belajar siswa dan proses pembelajaran yang disajikan oleh guru. Refleksi (reflection) Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar siswa, diperoleh informasi tentang kelebihan dan kekurangan pada siklus I. hasil refleksi ini digunakan sebagai pedoman oleh peneliti dalam merevisi kelemahan-kelemahan dari pembelajaran siklus I dan digunakan sebagai acuan rencana pembelajaran pada siklus II. Tahap ini akan diketahui apa yang terjadi dan apa yang perlu dilakukan dari revisi pembelajaran dengan menggunakan surat kabar yang telah ditentukan. Siklus II Tahapan dalam siklus II ini sama halnya seperti pada siklus I. Tahapan tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap sama seperti yang dilakukan pada siklus I. akan tetapi, siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. D. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh, kemampuan awal siswa dalam membaca pemahaman belum mencapai KKM. Peneliti sebagai pengajar akan melakukan penelitian terhadap kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan surat kabar. Peneliti melaksanakan penelitian dalam dua siklus yang akan diuraikan sebagai berikut. Paparan Data Siklus I Perencanaan Tindakan Pada kegiatan ini peneliti membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang disusun sesuai dengan KTSP meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, metode, langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran, sumber belajar, media yang digunakan, instrument observasi kegiatan siswa, dan instrument penilaian yang dilakukan bersama guru kelas V SDN Mendiro 2 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan lembar observasi kegiatan pengajar. Pelaksanaan Tindakan I Pelaksanaan tindakan ini dilakukan berdasarkan rencana yang telah disusun pada kegiatan perencanaan tindakan. Pembelajaran dilakukan tepat sesuai rencana yaitu pada hari Kamis tanggal 9 April 2015 dengan waktu 3x35 menit. Pembelajaran dilakukan mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai yaitu pukul 10.45 WIB. Pada hari senin tanggal 13 April 2015, mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.45 WIB dilanjutkan pembelajaran pertemuan kedua. Indikator yang akan dicapai pada pembelajaran pertemuan kedua ini adalah menyimpulkan isi bacaan dan menanggapi isi bacaan. Observasi Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan seorang pengamat yaitu guru JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn 2503-2542 e-issn 2503-2550 35

kelas V, selama kegiatan siklus I berlangsung ditemukan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pelaksanaan pre test memakan waktu yang cukup lama dikarenakan siswa belum begitu mengerti dengan soal yang diberikan oleh guru. Sehingga guru memberikan tambahan waktu untuk siswa. 2. Pada saat penentuan tempat duduk kelompok, siswa sedikit gaduh karena masalah perebutan kursi untuk tempat duduk mereka.. 3. Ketika memilih bacaan surat kabar, siswa sedikit gaduh. Hal ini terjadi mungkin dikarenakan adanya perbedaan pendapat antar anggota kelompok. 4. Pada saat kegiatan membaca, terdapat siswa yang ramai dan berbicara dengan teman sebelahnya. Peneliti segera mengingatkan dan mengondisikan siswa agar membaca dengan baik yaitu membaca dalam hati. 5. Hanya sebagian siswa yang mampu mengungkapkan pendapatnya di depan teman-temannya. Sebagian yang lain hanya berani mengungkapkan pendapatnya dengan berbisik-bisik kepada teman sebelahnya. 6. Masih ada siswa yang tidak ikut berpartisipasi dalam diskusi, ketika presentasi. Terdapat beberapa siswa yang berbicara sendiri, membicarakan hal-hal di luar materi diskusi, tetapi peneliti mampu membuat perhatian mereka kembali kepada diskusi. Refleksi Melihat pencapaian ketuntasan klasikal yang belum mencapai 75%, maka peneliti perlu menindaklanjuti terhadap 52,78% dari jumlah siswa yang nilainya belum mencapai KKM dengan mengadakan siklus II untuk memperbaiki kekurangankekurangan yang ada pada pertemuan I dan sebagai penguatan terhadap hasil yang dicapai pada siklus I. Paparan Data siklus II Berdasarkan refleksi pada siklus I, maka peneliti melanjutkan tindakan pada siklus II dengan tujuan untuk memantapkan apakah siklus I terjadi hanya secara kebetulan atau karena faktor lain dan untuk meningkatkan kemampuan siswa agar mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu nilai 70. Siklus II ini dilaksanakan 2x pertemuan atau 4 jam pelajaran (4x35 menit) dengan materi pokok yang sama dengan siklus I yaitu membaca pemahaman dengan lima indikator pembelajaran seperti yang disampaikan pada siklus I. Perencanaan Tindakan II Rencana pelaksanaan tindakan pada siklus II ini pada dasarnya sama dengan rencana pelaksanaan tindakan pada siklus I. Perencanaan yang dilakukan adalah peneliti menyusun RPP, menyiapkan media, dan instrument penilaian serta peralatan untuk mendokumentasikan proses pembelajaran. RPP yang disusun sama seperti RPP pada siklus I akan tetapi RPP pada siklus II ini telah dimodifikasi oleh peneliti sesuai dengan hasil refleksi pada siklus I. Pelaksanaan Tindakan II Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilaksanakan sesuai rencana yaitu pada hari Senin tanggal 20 April 2015 pada pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.10 WIB. Pembelajaran pertemuan pertama dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah disusun pada kegiatan sebelumnya. Observasi Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan seorang pengamat yaitu guru kelas V, selama kegiatan siklus II berlangsung ditemukan beberapa hal sebagai berikut: 1. Berdasarkan pengamatan oleh peneliti, keaktifan siswa mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Siswa lebih berani JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn 2503-2542 e-issn 2503-2550 36

untuk menyampaikan pendapat dan menanggapi pendapat siswa lain. 2. Proses pembelajaran sudah berlangsung dengan baik. Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan rapi dan pembelajaran menjadi sangat menyenangkan. Selain aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman dengan menggunakan surat kabar, kemampuan guru dalam melakukan pembelajaran juga diobservasi. Observasi kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran membaca pemahaman dilakukan oleh seorang pengamat yaitu guru kelas V. Refleksi Berdasarkan hasil diskusi bersama guru kelas V, empat siswa yang nilainya belum mencapai KKM itu memang mereka memiliki keterbatasan kemampuan akademik, sehingga diperlukan waktu yang lebih lama untuk membelajarkan materi pembelajaran kepada empat siswa itu. Temuan Penelitian Temuan pada Setiap Siklus Temuan penelitian pada siklus I dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Penggunaan surat kabar dalam pembelajaran membaca pemahaman baru pertama kali diterapakan di kelas V SDN Mendiro 2 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi. 2. Dalam kegiatan kelompok, masing-masing kelompok mampu bekerja dengan baik. Meskipun beberapa siswa masih belum dapat bekerja secara berkelompok dengan maksimal. 3. Penggunaan surat kabar dalam pembelajaran membaca pemahaman sudah dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. 4. Dari 28 siswa yang mengikuti post test siklus I, baru 12 siswa yang nilainya sudah mencapai nilai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan tindakan selanjutnya agar setidaknya 75% dari jumlah siswa dapat mencapai nilai KKM. Temuan Lengkap Hasil temuan penelitian pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa penggunaan surat kabar dalam pembelajaran membaca pemahaman dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami bacaan. Pernyataan ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya rata-rata nilai siswa pada setiap hasil tes. Pembahasan Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SDN Mendiro 2 rendah, hal ini dapat dilihat dari: (1) Hasil penilaian membaca yang dilaksanakan oleh guru selama kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia. Siswa belum mampu menjawab pertanyaan tanpa penjelasan terlebih dahulu dari guru; (2) Aktivitas pembelajaran berpusat pada guru; (3) Guru hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan; (4) Media pembelajaran hanya terpaku bacaan yang tersedia pada buku pelajaran. Dengan menggunakan surat kabar, kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SDN Mendiro 2 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi mengalami peningkatan yang cukup baik. Penggunaan surat kabar melatih siswa untuk berfikir secara kreatif dan tidak sekedar menerima materi dari guru saja. Pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung, siswa dipersilakan menempati tempat duduk sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan. Masing-masing siswa diberikan sebuah teks bacaan dari surat kabar sebagai latihan awal memahami bacaan dari surat kabar. Kemudian siswa membaca dalam JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn 2503-2542 e-issn 2503-2550 37

hati untuk memperoleh pemahaman isi bacaan tersebut. Sama seperti yang diungkapkan oleh Santosa (2008:3.20), bahwa membaca pemahaman merupakan lanjutan dari membaca dalam hati, mulai diberikan di kelas 3 Sekolah Dasar, membaca tanpa suara dengan tujuan untuk memahami isi bacaan. Guru dan siswa melakukan pembahasan bersama-sama terhadap isi bacaan. Kata-kata dalam bacaan yang dianggap sulit oleh siswa ditanyakan kepada guru dan oleh guru dijelaskan makna dari kata-kata sukar tersebut. Nurhadi (2009:65) mengemukakan ada 10 tahapan proses membaca yang harus dilalui anak ketika membaca. Salah satu tahapan itu adalah tahap mengangkat makna simbol bahasa yang berupa huruf, kelompok huruf, dan kata itu menurut satuan-satuannya, yaitu makna frasa, klausa dan kalimat. Untuk itu, guru menyuruh siswa mencatat kata-katayang mereka anggap sulit dan kemudian ditanyakan kepada guru. Penilaian dalam penelitian ini dilakukan selama proses pembelajaran dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan, tingkat keberhasilan siswa pada siklus I termasuk dalam kategori C (cukup). Demikian juga pada siklus II taraf keberhasilan siswa termasuk dalam kategori B (baik). Penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan peneliti adalah dengan pemberian tes. Tes ini dilaksanakan pada setiap akhir siklus, siswa harus mengerjakan secara individu tes yang telah diberikan. Soal tes yang diberikan pada siklus I terdiri dari 8 butir soal uraian. Demikian juga dengan soal tes yang diberikan pada siklus II terdiri dari 8 butir soal uraian. Berdasarkan hasil tes tersebut, tingkat keberhasilan siswa pada siklus I dinyatakan dalam kategori C (cukup), sedangkan pada siklus II dinyatakan dalam kategori B (baik). Selama pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan surat kabar ini tidak lepas dari berbagai hambatan. Hambatan tersebut berasal dari individu siswa itu sendiri maupun dari luar individu siswa. Hambatan yang pertama muncul dalam pembelajaran ini adalah kurangnya konsentrasi siswa ketika pelaksanaan kegiatan membaca dikarenakan siswa belum terbiasa membaca bacaan dari surat kabar. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan pre test. Siswa sangat lama memahami bacaan sehingga menyita waktu pembelajaran dan akhirnya pembelajaran mengalami kekurangan waktu. Selain itu, terdapat siswa yang berdiskusi diluar materi diskusi dengan temannya. Hal ini mengakibatkan, waktu yang tersedia tidak terpakai dengan maksimal untuk membahas materi. Peneliti mengatasi hambatanhambatan ini dengan cara bersikap tegas kepada siswa dengan memberikan teguran. Hambatan dari diri siswa merupakan hal yang paling menghambat dalam kegiatan pembelajaran ini. Hambatan tersebut berupa kurangnya rasa percaya diri siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Peneliti mengatasi hambatan ini dengan cara memberikan motivasi kepada siswa agar berani mengemukakan pendapatnya. Pemanfaatan Surat Kabar Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Siswa Kelas V SDN Mendiro 2 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Hasil kemampuan membaca pemahaman siswa sebelum menggunakan surat kabar masih rendah. Peneliti mengambil nilai dari guru kelas V dan memberikan pre test untuk mengukur kemampuan awal siswa dalam memahami bacaan. Pre test ini dilakukan sebelum peneliti melakukan tindakan apapun kepada siswa. Berdasarkan nilai kemampuan awal membaca pemahaman yang diperoleh dari guru kelas V, rata-rata nilai siswa adalah 63,44 dengan ketuntasan klasikal 47,22%. Nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 15. Sedangkan hasil pre test dari peneliti yang diberikan kepada siswa, rata-rata JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn 2503-2542 e-issn 2503-2550 38

kemampuan membaca pemahaman siswa adalah 33,06 dengan ketuntasan klasikal hanya sebesar 8,33%. Nilai tertinggi yang diperoleh 80 dan yang terendah 15. Hal ini menunjukkan bahwa hanya 8,33% (3 siswa) yang nilainya sudah mencapai KKM. Guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran harus mampu memberikan bekal keterampilan dan pengetahuan kepada siswa. Dari data tersebut, peneliti melakukan refleksi dan merencanakan tindakan pada siklus I yaitu dengan menggunakan surat kabar agar dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Rencana tindakan yang dilakukan dalam penelitian terdiri dari 2 siklus. Siklus I terdiri dari pra tindakan, perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pada awal penelitian, peneliti meminta izin ke SDN Mendiro 2 Ngrambe Ngawi, melakukan wawancara dengan guru kelas V, meminta daftar nilai kemampuan membaca pemahaman siswa. Siklus I akan dilaksanakan dalam 2x pertemuan dengan waktu (6x35 menit). Dengan menggunakan media pembelajaran diharapkan kemampuan membaca pemahaman siswa dapat meningkat. Setelah melakukan pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan media surat kabar pada siklus I, kemampuan membaca pemahaman siswa meningkat. Sebelum tindakan nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman siswa adalah 33,06. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I ratarata kemampuan membaca pemahaman siswa mengalami peningkatan yaitu menjadi 63,75. Namun, masih ada 14 siswa (50 %) yang belum mencapai KKM. Berdasarkan refleksi pada siklus I maka dilakukan lagi tindakan pada siklus II. Siklus II ini dilaksanakan 2x pertemuan (4x35 menit) dengan materi yang sama dan pembagian indikator yang sama dengan siklus I. Berdasarkan hasil post test II yang dilakukan, rata-rata kemampuan membaca pemahaman siswa menjadi 83,06 tetapi masih ada 3 siswa (10,7%) yang nilainya belum mencapai KKM. Hal itu menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal sudah mencapai 89,3%. Alasan mengapa empat siswa dinyatakan tidak tuntas karena keterbatasan kemampuan yang dimilikinya, sehingga diperlukan waktu yang lama untuk membelajarkan materi kepada emapat anak itu. Maka peneliti menghentikam siklus sampai pada siklus II karena apa yang telah direncanakan sudah berjalan dengan lancar dan 75% dari jumlah siswa telah mencapai KKM yang ditentukan pada penelitian ini. Sebelum tindakan nilai rata-rata siswa adalah 33,06 dengan nilai tertinggi adalah 80 dan nilai terendah 15. Setelah tindakan pada siklus I rata-rata kemampuan membaca pemahaman meningkat menjadi 63,75 termasuk dalam kategori C (cukup) namun 14 siswa (50%) belum mencapai KKM dan 14 siswa (50%) sudah mencapai KKM ( 70). Pada siklus II, rata-rata kemampuan membaca pemahaman meningkat menjadi 83,06 dengan kategori B (baik). 88,89% dari jumlah siswa telah mencapai ketuntasan individu. No Pelaksanaan Tindakan Tabel : Perbandingan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SD Negeri Mendiro 2 Ngrambe Ngawi. Jumlah Nilai Nilai Ratarata Peningkatan rata-rata dalam % Ketuntasan Klasikal Kriteria Keberhasilan 1 Pre Test 1190 33,06-8, 33% E 2 Siklus I 2295 63,75 92, 83% 47,22% C JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn 2503-2542 e-issn 2503-2550 39

3 Siklus II 2990 83,06 28,26% 88,57% B (Sumber: Hasil nilai pre test, post test I, dan post test II) Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa mengalami peningkatan. Hal ini berarti penggunaan surat kabar dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V SDN Mendiro 2 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi. E. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Simpulan Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kemampuan awal siswa dalam membaca pemahaman adalah 33,06 dengan ketuntasan klasikal sebesar 8,33%. Setelah dilaksanakan siklus I, nilai ratarata kemampuan membaca pemahaman siswa meningkat menjadi 63,75 dengan ketuntasan klasikal pemahaman siswa kembali mengalami peningkatan menjadi 83,06 dengan ketuntasan klasebesar 47,22%. Selanjutnya pada siklus II, nilai rata-rata kemampuan membaca sebesar 88,89%. Dari uraian data di atas menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri Mendiro 2 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi mengalami peningkatan setelah menggunakan surat kabar. 2. Saran Dalam penelitian yang dilakukan tentu terdapat kekurangan dan kelebihan. Peneliti memberikan saran kepada guru dan siswa, serta bagi peneliti lain berdasarkan penelitian yang telah dilakukan supaya jika ada penelitian selanjutnya dapat lebih baik. Saran tersebut dapat diuraiakan sebagai berikut. a. Bagi guru Hendaknya guru dapat: (a) Mengembangkan penggunaan surat kabar pada pokok bahasan lain, (b) Meyusun RPP, melakukan pengelolaan kelas yang baik, disertai komponen pelengkap pembelajaran lain, (c) Penerapan penggunaan surat kabar perlu dikembangkan lebih lanjut dan lebih bervariasi untuk memperbaiki kekurangan (baik masalah waktu yang digunakan, media pembelajaran, dan pengelolaan kelas yang maksimal) dan memperoleh hasil yang maksimal. Sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia pada umumnya dan pada mata pelajaran bahasa Indonesia pada khususnya. b. Bagi Siswa Hendaknya siswa dapat pengalaman dari pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan surat kabar. Siswa diharapkan untuk meningkatkan kegemaran membaca agar semakin terlatih dalam memahami isi bacaan. Sehingga akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam kompetensi membaca. c. Bagi Peneliti Lain Dapat disajikan sebagai dasar pertimbangan dalam melakukan penelitian lebih lanjut dan sejenis dengan materi cakupan yang lebih luas. Melalui penelitian-penelitian serupa akan diperoleh berbagai jenis media JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn 2503-2542 e-issn 2503-2550 40

pembelajaran yang sesuai dengan ragam sub pokok bahasan mata pelajaran Bahasa Indonesia. F. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Suyat, Moch. 2010. Penggunaan Surat Kabar sebagai Sumber Belajar Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Kelas V SDN Merjosari Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Hakim Abdullah, 2015, Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Penggunaan Metode Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Bagi Siswa Kelas V Sd Negeri Temanggal, Kalasan Tahun Pelajaran 2013/2014, Yogyakarta. Mudiono, Alif. 2010. Pengembangan Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Malang: Universitas Negeri Malang. Nurhadi. 2009. Dasar-dasar Teori Membaca. Malang: Universitas Negeri Malang. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. 2010. Malang: Universitas Negeri Malang. Sadiman, Arief S, dkk. 2008. Media Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada. Santosa, Puji, dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka. JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn 2503-2542 e-issn 2503-2550 41