PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

dokumen-dokumen yang mirip
BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support)

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus

CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA

KEDARURATAN LINGKUNGAN

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

Pusat Hiperked dan KK

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

Penerapan Teori Graf untuk Menentukan Tindakan Pertolongan Pertama pada Korban Kecelakaan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

PANDUANTRIASE RUMAH SAKIT

13. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pesawat Udara SUBSTANSI MATERI

Proses Keperawatan pada Bayi dan Anak. mira asmirajanti

Pelatihan Internal RSCM Bantuan Hidup Dasar 2015 BANTUAN HIDUP DASAR. Bagian Diklat RSCM

PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA BAGI PEMBINA PMR PMI SE- KABUPAATEN TEGAL

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP ) CARDIO PULMONARY RESUSCITATION ( CPR )

PENGKAJIAN PNC. kelami

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA BAB I

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Jl Dame No.59 SM Raja Km 10 Medan-Amplas : TK Panglima Angkasturi, Medan : SD Negeri , Medan

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI ANAK

BASIC LIFE SUPPORT A. INDIKASI 1. Henti napas

P3K Posted by faedil Dec :48

Ditetapkan Tanggal Terbit

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

ASKEP KEGAWATAN AKIBAT TENGGELAM. By Yoani Maria V.B.Aty

LUKA BAKAR Halaman 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RJPO. Definisi. Indikasi

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

PROTAP DAN SOP TRIASE DI UNIT GAWAT DARURAT/UGD RUMAH SAKIT

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI

NEONATUS BERESIKO TINGGI

KUESIONER PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan lain-lain. Pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan

Penanggulangan Gawat Darurat PreHospital & Hospital *

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

PANDUAN ASESMEN PASIEN

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi

SOP RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

Seorang laki-laki umur 30 tahun dibawa ke UGD RSAL. Kesadaran menurun, tekanan darah 70/50, denyut nadi 132 kali/menit kurang kuat, repirasi rate 32

SOAL-SOAL PELATIHAN BLS RS PUSURA SURABAYA

A. KEPALANGMERAHAN Sejarah Kepalangmerahan Internasional Jean Henry Dunant (lahir Swiss, 8 Mei 1828)

JOB SHEET. : Asuhan Kebidanan Kehamilan Bobot mata kuliah : Bd : DIII Kebidanan. : Siti Latifah Amd, Keb Pertemuan : 3 /18 Pebruari 2016

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 TINDAK LANJUT

BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

(electric shock) adalah sebuah fenomena dalam kehidupan. Secara. tubuh manusia dengan sumber tegangan yang cukup tinggi sehingga dapat

GEJALA DAN TANDA DINI STROKE. Harsono

Written by Dr. Brotosari Wednesday, 12 August :25 - Last Updated Friday, 09 December :45

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT Klien resume 4

Surat Pernyataan Riwayat Kesehatan Calon Mahasiswa Baru Universitas YARSI

LAMPIRAN FORMULIR PERSETUJUN MENJADI RESPONDEN

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah

PERTOLONGAN GAWAT DARURAT

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Keterangan : P1,2,3,...P15 : Pertanyaan Kuesioner. : Jawaban Tidak Setuju. No. Urut Resp

Data Administrasi diisi oleh Nama: NPM/NIP:

KERANGKA ACUAN PENINGKATAN KERAMPILAN PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT Bagi KARYAWAN PUSKESMAS KEBONSARI

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicegah dengan pengawasan antenatal dan perinatal yang baik. jepit bayi menangis yang dapat merangsang pernafasan.

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*)

Petir : Volt Volt = Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Universita Sumatera Utara

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI JANTUNG PARU

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI (DNR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

Anita's Personal Blog Glaukoma Copyright anita handayani

Surat Pernyataan Riwayat Kesehatan Calon Mahasiswa Baru Akademi Metrologi dan Instrumentasi

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

PEDOMAN SISTEM KESELAMATAN KERJA. Penyusun : Tim Prodi Teknik Komputer Kontrol

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization)

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

PENGARUH ANALGESIA AKUPUNTUR FREKUENSI KOMBINASI TERHADAP ONSET NYERI PASIEN PASCA OPERASI KRURIS TERTUTUP

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

SEJARAH CPR. Bermula di Baltimore, Amerika pada tahun Teknik mulut ke mulut ditemui oleh Dr. James Elam & Peter Safar

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara

Transkripsi:

Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita a. Penilaian Keadaan b. Penilaian Dini c. Pemeriksaan Fisik d. Riwayat Penderita e. Pemeriksaan Berkala atau Lanjut f. Serah terima dan pelaporan Penilaian keadaan Penilaian keadaan dilakukan untuk memastikan situasi yang dihadapi dalam suatu upaya pertolongan. Sebagai penolong kita harus memastikan apa yang sebenarnya kita hadapai, apakah ada bahaya susulan atau hal yang dapat membahayakan seorang penolong. Ingatlah selalu bahwa seorang atau lebih sudah menjadi korban, jangan ditambah lagi dengan penolong yang menjadi korban. Keselamatan penolong adalah nomor satu. Keamanan lokasi Pelaku pertolongan pertama saat mencapai lokasi kejadian, haruslah tanggap dan dengan serta merta melakukan penilaian keadaan dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan seperti dibawah. a. Bagaimana kondisi saat itu b. Kemungkinan apa saja yang akan terjadi c. Bagaimana mengatasinya Setelah keadaan di atasi barulah kita mendekati dan menolong korban. Adakalanya kedua ini berjalan bersamaan. Tindakan saat tiba di lokasi Bila anda sudah memastikan bahwa keadaan aman maka tindakan selanjutnya adalah : 1. Memastikan keselamatan penolong, penderita, dan orang-orang di sekitar lokasi kejadian. 2. Penolong harus memperkenalkan diri, bila memungkinkan: Nama Penolong Nama Organisasi Permintaan izin untuk menolong dari penderita / orang 3. Menentukan keadaan umum kejadian (mekanisme cedera) dan mulai melakukan penilaian dini dari penderita. 4. Mengenali dan mengatasi gangguan / cedera yang mengancam nyawa. 5. Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan. 6. Minta bantuan.

Sumber Informasi Informasi tambahan mengenai kasus yang kita hadapi dapat diperoleh dari : Kejadian itu sendiri. Penderita (bila sadar). Keluarga atau saksi. Mekanisme kejadian. Perubahan bentuk yang nyata atau cedera yang jelas. Gejala atau tanda khas suatu cedera atau penyakit. Penilaian Dini Penolong harus mampu segera mampu untuk mengenali dan mengatasi keadaan yang mengancam nyawa korban. Langkah-langkah penilaian dini a. Kesan umum Seiring mendekati penderita, penolong harus mementukan apakah situasi penderita tergolong kasus trauma atau kasus medis. Kasus Trauma Mempunyai tanda tanda yang jelas terlihat atau teraba. Kasus Medis Tanpa tanda tanda yang terlihat atau teraba b. Periksa Respon Cara sederhana untuk mendapatkan gambaran gangguan yang berkaitan dengan otak penderita Terdapat 4 tingkat Respons penderita A = Awas Penderita sadar dan mengenali keberadaan dan lingkungannya. S = Suara Penderita hanya menjawab/bereaksi bila dipanggil atau mendengar suara. N = Nyeri Penderita hanya bereaksi terhadap rangsang nyeri yang diberikan oleh penolong, misalnya dicubit, tekanan pada tulang dada. T = Tidak respon Penderita tidak bereaksi terhadap rangsang apapun yang diberikan oleh penolong. Tidak membuka mata, tidak bereaksi terhadap suara atau sama sekali tidak bereaksi pada rangsang nyeri. c. Memastikan jalan napas terbuka dengan baik (Airway). Jalan napas merupakan pintu gerbang masuknya oksigen ke dalam tubuh manusia. Apapaun usaha yang dilakukan, namun bila jalan napas tertutup semuanya akan gagal. a. Pasien dengan respon Cara sederhana untuk menilai adalah dengan memperhatikan peserta saat berbicara. Adanya gangguan jalan napas biasanya akan berakibat pada gangguan bicara. b. Pasien yang tidak respon Pada penderita yang tidak respon, penolonglah yang harus mengambil inisiatif untuk membuka jalan napas. Cara membuka jalan napas yang dianjurkan adalah angkat dagu tekan dahi. Pastikan juga mulut korban

bersih, tidak ada sisa makanan atau benda lain yang mungkin menyumbat saluran napas d. Menilai pernapasan (Breathing) Periksa ada tidaknya napas dengan jalan lihat, dengar dan rasakan, nilai selama 3 5 detik. Pernapasan yang cukup baik i. Dada naik dan turun secara penuh ii. Bernapas mudah dan lancar iii. Kualitas pernapasan normal (<8 x/menit dewasa, <10 x/menit anak anak, 20 x/menit bayi) Pernapasan yang kurang baik i. Dada tidak naik atau turun secara penuh ii. Terdapat kesulitan bernapas iii. Cyanosis (warna biru/abu abu pada kulit, bibir, atau kuku) iv. Kualitas pernapasan tidak normal e. Menilai sirkulasi dan menghentikan perdarahan berat Pastikan denyut jantung cukup baik Pastikan bahwa tidak ada perdarahan yang dapat mengancam nyawa yang tidak terlihat. Pakaian tebal dapat mengumpulkan darah dalam jumlah yang cukup banyak. f. Hubungi bantuan Mintalah bantuan kepada orang lain atau tenaga terlatih lain. Pesan yang disampaikan harus singkat, jelas dan lengkap. Penilaian dini harus diselesaikan dan semua keadaan yang mengancam nyawa sudah harus ditanggulangi sebelum melanjutkan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik harus dilakukan dengan rinci dan sistematis mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tiga metode pemeriksaan fisik: 1. Penglihatan (Inspection) 2. Perabaan (Palpation) 3. Pendengaran (Auscultation) Jangan banyak membuang waktu untuk melakukan pemeriksaan secara rinci. Lakukan secara cepat tetapi pastikan tidak ada yang terlewat. Pemeriksaan fisik memastikan bahwa tidak ada yang terlewat. Beberapa hal yang dapat dicari pada saat memeriksa korban : P erubahan bentuk - (Deformities) bandingkan sisi sakit dengan yang sehat L uka Terbuka - (Open Ijuries) biasanya terlihat adanya darah N yeri - (Tenderness) daerah yang cedera lunak bila ditekan B engkak - (Swelling) daerah yang cedera mengalami pembengkakan Beberapa tanda cedera mungkin dapat jelas terlihat, banyak yang tidak terlihat dan menyimpan serius cedera potensial.

Dengarkan penderita. Dengan mendengarkan dapat menunjukkan kepedulian dan memungkinkan mendapat informasi. Pemeriksaan fisik (Head to Toe) Amati dan raba (menggunakan kedua tangan dan dengan tekanan), bandingkan (simetry), cium bau yang tidak biasa dan dengarkan (suara napas atau derit anggota tubuh), dalam urutan berikut: 1. Kepala Kulit Kepala dan Tengkorak Telinga dan Hidung Pupil Mata Mulut 2. Leher 3. Dada Periksa perubahan bentuk, luka terbuka, atau perubahan kekerasan Rasakan perubahan bentuk tulang rusuk sampai ke tulang belakang Lakukan perabaan pada tulang 4. Abdomen Periksa rigiditas (kekerasan) Periksa potensial luka dan infeksi Mungkin terjadi cedera tidak terlihat, lakukan perabaan Periksa adanya pembengkakan 5. Punggung Periksa perubahan bentuk pada tulang rusuk Periksa perubahan bentuk sepanjang tulang belakang 6. Pelvis 7. Alat gerak atas 8. Alat gerak bawah Pemeriksaan tanda vital 1. Frekuensi nadi, termasuk kualitas denyutnya, kuat atau lemah, teratur atau tidak 2. Frekuensi napas, juga apakah proses bernapas terjadi secara mudah, atau ada usaha bernapas, adakah tanda-tanda sesak napas. 3. Tekanan darah, tidak dilakukan pemeriksaan oleh KSR dasar 4. Suhu, diperiksa suhu relatif pada dahi penderita. Periksa juga kondisi kulit: kering, berkeringat, kemerahan, perubahan warna dan lainnya. Denyut Nadi Normal : Bayi : 120-150 x/menit Anak : 80-150 x/menit Dewasa : 60-90 x/menit Frekuensi Pernapasan Normal: Bayi : 25-50 x/ menit Anak : 15-30 x/ menit Dewasa : 12-20 x/ menit

Riwayat Penderita Selain melakukan pemeriksaan, jika memungkinkan dilakukan wawancara untuk mendapatkan data tambahan. Wawancara sangat penting jika menemukan korban dengan penyakit. Mengingat wawancara yang dilakukan dapat berkembang sangat luas, untuk membantu digunakan akronim : KOMPAK K = Keluhan Utama (gejala dan tanda) sesuatu yang sangat dikeluhkan penderita O = Obat-obatan yang diminum. Pengobatan yang sedang dijalani penderita atau obat yang baru saja diminum atau obat yang seharusnya diminum namun ternyata belum diminum. M = Makanan/minuman terakhir Peristiwa ini mungkin menjadi dasar terjadinya kehilangan respon pada penderita. Selain itu data ini juga penting untuk diketahui bila ternyata penderita harus menjalani pembedahan kemudian di rumah sakit. P = Penyakit yang diderita Riwayat penyakit yang diderita atau pernah diderita yang mungkin berhubungan dengan keadaan yang dialami penderita pada saat ini, misalnya keluhan sesak napas dengan riwayat gangguan jantung 3 tahun yang lalu. A = Alergi yang dialami. Perlu dicari apakah penyebab kelainan pada pasien ini mungkin merupakan suatu bentuk alergi, biasanya penderita atau keluarganya sudah mengetahuinya K = Kejadian. Kejadian yang dialami korban, sebelum kecelakaan atau sebelum timbulnya gejala dan tanda penyakit yang diderita saat ini. Wawancara ini dapat dilakukan sambil memeriksa korban, tidak perlu menunggu sampai pemeriksaan selesai dilakukan. Pemeriksaan Berkelanjutan Setelah selesai melakukan pemeriksaan dan tindakan, selanjutnya lakukan pemeriksaan berkala, sesuai dengan berat ringannya kasus yang kita hadapi. Pada kasus yang dianggap berat, pemeriksaan berkala dilakukan setiap 5 menit, sedangkan pada kasus yang ringan dapat dilakukan setiap 15 menit sekali. Beberapa hal yang dapat dilakukan pada pemeriksaan berkala adalah : 1. Keadaan respon 2. Nilai kembali jalan napas dan perbaiki bila perlu 3. Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya 4. Periksa kembali nadi penderita dan bila perlu lakukan secara rinci bila waktu memang tersedia. 5. Nilai kembali keadaan kulit : suhu, kelembaban dan kondisinya Periksa kembali dari ujung kepala sampai ujung kaki, mungkin ada bagian yang terlewat atau membutuhkan pemeriksaan yang lebih teliti. 6. Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang belum diperiksa atau sengaja dilewati karena melakukan pemeriksaan terarah.

7. Nilai kembali penatalaksanaan penderita, apakah sudah baik atau masih perlu ada tindakan lainnya. Periksa kembali semua pembalutan, pembidaian apakah masih cukup kuat, apakah perdarahan sudah dapat di atasi, ada bagian yang belum terawat. 8. Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa aman dan nyaman Pelaporan dan Serah terima Biasakanlah untuk membuat laporan secara tertulis. Laporan ini berguna sebagai catatan anda, PMI dan bukti medis. Hal-hal yang sebaiknya dilaporkan adalah : Umur dan jenis kelamin penderita Keluhan Utama Tingkat respon Keadaan jalan napas Pernapasan Sirkulasi Pemeriksaan Fisik yang penting KOMPAK yang penting Penatalaksanaan Perkembangan lainnya yang dianggap penting Bila ada formulirnya sertakan form laporan ini kepada petugas yang mengambil alih korban dari tangan anda. Serah terima dapat dilakukan di lokasi, yaitu saat tim bantuan datang ke tempat anda, atau anda yang mendatangi fasilitas kesehatan.