BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan deskriptif asosiatif, karena adanya variabel-variabel yang akan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

BAB III. Objek dan Metode Penelitian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tentang sesuatu hal objektives, valid, dan reliable tentang suatu hal (variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriftif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Adapun

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya metode berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Definisi metode menurut Sugiyono (2008:2) yaitu:

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ditujukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dalam penelitian. Objek penelitian dalam skripsi ini adalah pengaruh

Bab 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengadakan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian terdiri dari dua

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pengamatan dilakukan terhadap karyawan di Daerah Operasional II PT.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah mengenai Persepsi Keadilan

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2007) dalam penelitian ini, jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam setiap penelitian, metode merupakan cara utama untuk mencapai

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010:38) menjelaskan bahwa objek penelitian adalah suatu atribut atau

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah pemeriksaan pajak dan

BAB III METODE PENELITIAN. hasilnya, secara umum data yang di peroleh dari penelitian dapat di gunakan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Husein Umar menerangkan bahwa: ditambahkan hal-hal lain jika di anggap perlu.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITAN. dalam penelitian. Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Didalam melakukan peneltian, peneliti harus menetapkan obyek yang akan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian assosiatif. Menurut Sugiyono (2008:

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian akan selalu berhadapan dengan objek penelitian. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti pada suatu kebenaran yang dapat dibuktikan. Menurut Sugiyono (2013:3)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. gejala atau peristiwa tertentu. Peristiwa atau kejadian yang diteliti adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam setiap penelitian, metode merupakan cara utama untuk mencapai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel Komitmen

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. rangka memperoleh data-data yang berkaitan dengan permasalahan yang

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Sedangkan lokasi penelitian bertempat di Satuan Kerja Perangkat Daerah Pada

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel- variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

Bab III. Metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep

BAB III OBJEK & METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang merupakan inti dari penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa :

horizon penelitian ini yaitu cross sectional, di mana informasi yang didapat hanya

BAB III METODE PENELITIAN. PENELITIAN INI AKAN DILAKUKAN PADA PERUSAHAAN TEKSTIL YANG BERADA DI BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi obyek

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian komparatif dan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh pemanfaatan fasilitas perpajakan Sunset Policy terhadap tingkat

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Peristiwa atau kejadian yang diteliti adalah suatu fenomena tertentu yang

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. internal dan efektivitas pengendalian internal pada kantor pusat BPRS. Peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

III. METODE PENELITIAN. verifikatif. Sugiyono (2012:206) menyatakan bahwa Statistik deskriptif adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2009 : 41), dalam melakukan penelitian, harus

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran

Transkripsi:

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang digunakan 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang ditetapkan penulis adalah pelaksanaan audit pemasaran dan efektivitas penjualan pada PT Kereta Api Indonesia (Persero), yang berkantor pusat di jalan Perintis Kemerdekaan No.1 Bandung. Audit Pemasaran adalah suatu penilaian atau pemeriksaan menyeluruh terhadap fungsi pemasaran untuk membantu mengungkapkan masalah yang dihadapi manajemen pemasaran dan selanjutnya dilakukan perbaikan. Audit pemasaran lebih menekankan pada evaluasi terhadap bagaimana efektivitas organisasi pemasaran dalam meningkatkan kinerjanya. Audit pemasaran bukan suatu proses pengendalian yang digunakan hanya selama terjadi krisis, akan tetapi dalam bisnis yang mengalami hambatan mungkin digunakan untuk mengisolasi permasalahan dan mencarikan solusinya. Sedangkan efektivitas penjualan mengacu pada pencapaian suatu tujuan kegiatan penjualan. Efektivitas berhubungan dengan hasil operasi dan tujuan unit kegiatan organisasi. Demikian juga dengan aktivitas penjualan, jika kita ingin menilai apakah penjualan tersebut telah dilaksanakan secara efektif, maka kita dapat menilai apakah pelaksanaan penjualan tersebut mencapai sasaran yang diinginkan. 36

37 3.1.2 Metode Penelitian Menurut Sugiyono (Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 2011:2) Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut, terdapat empat kata kunci dalam metode penelitian yaitu: cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya, data yang telah diperoleh dalam penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan penulis adalah penelitian deskriptif asosiatif. Menurut Ety Rochaety (Metode Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS, 2007:17) penelitian deskriptif adalah: Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkannya dengan variabel lain. Sedangkan penelitian asosiatif menurut Sugiyono (Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,. Kualitatif, dan R&D, 2011:36) adalah: Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala.

38 Dalam menguji hipotesis, penulis melakukan penelitian atas dasar kuesioner dengan menggunakan penghitungan persentase, data yang berupa jawaban-jawaban atas kuesioner inilah yang dijadikan dasar bagi penulis dalam menarik kesimpulan, sedaqngkan penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi empiris. 3.1.3 Model Penelitian Model penelitian adalah merupakan abstraksi dari fenomena-fenomena yang sedang diteliti dalam hal ini sesuai dengan judul skripsi yaitu Hubungan Pelaksanaan Audit Pemasaran dengan Efektivitas Penjualan maka model penelitiannya adalah sebagai berikut: Audit Pemasaran Efektivitas Penjualan Gambar 3.1 Model Penelitian

39 3.1.4 Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono (2011:76) dalam buku Metode Penelitian mengatakan bahwa: Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Dalam metode penelitian ini, biasanya dikenal tiga alat penelitian yaitu daftar pertanyaan, wawancara, dan observasi langsung. Alat untuk mengukur variabelvariabel dalam penelitian ini adalah kuesioner yang akan disebarkan kepada responden. Kuesioner tersebut disusun berdasarkan indikator-indikator yang digunakan. Dalam melakukan pengukuran atas jawaban dari kuesioner-kuesioner tersebut diajukan kepada responden, skala yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dari seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak ukur untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

40 3.2 Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel 3.2.1 Definisi Variabel Menurut Sugiyono (2011:59) mendefinisikan pengertian variabel sebagai berikut: Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau ditarik kesimpulannya. Sesuai dengan judul skripsi, yaitu Hubungan Pelaksanaan Audit Pemasaran dengan Efektivitas Penjualan. Maka penulis mengelompokan variabel-variabel dalam judul tersebut menjadi dua variable, yaitu : 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel Bebas (Independent Variable), yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain, dalam hal ini variabel bebas adalah Audit Pemasaran (variabel X). Menurut Amin Widjaja Tunggal (2000:79) Audit Pemasaran adalah sebagai berikut: Audit pemasaran adalah suatu peninjauan dan penilaian yang menyeluruh atas operasi pemasaran untuk membantu mengungkapkan masalah yang dihadapi manajemen pemasaran, seperti turunnya penjualan, moral penjualan yang kurang baik, dan lain-lain. 2. Varibel Terkait (Dependent Varible) Variabel Terikat (Dependent Variable), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, dalam hal ini variabel terikat adalah Efektivitas Penjualan (variabel

41 Y). Menurut Anthony Dearden dan Bedford yang telah dialihbahasakan oleh Agus Maulana (2002:203) bahwa: Efektivitas penjualan adalah kemampuan penjualan barang suatu unit yang diproduksi perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali demi mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Basu Swastha (2001:80), biasanya perusahaan memiliki tiga tujuan umum dalam penjualannya, yaitu: 1. Mencapai Volume Penjualan Perusahaan perlu menetapkan target penjualan yang akan dicapai untuk periode waktu, biasanya dalam satu tahun. Target penjualan ini sangat penting untuk kegiatan perencanaan keuangan dan promosi penjualan, karena dengan menetapkan target penjualan, maka volume penjualan akan tercapai. 2. Mendapatkan Laba Tertentu Pada saat mendirikan suatu perusahaan, setiap individu dalam perusahaan tentu mempunyai tujuan masing-masing, dan tujuan tersebut harus diarahkan menuju tercapainya tujuan perusahaan secara keseluruhan yaitu untuk memperoleh laba yang optimal. Pengakuan, pengukuran, dan pelaporan (penyajian) laba perusahaan sangat penting, hal ini membantu manajem untuk mengetahui seberapa berhasilkah kegiatan penjualan yang telah dilaksanakan. 3. Menunjang Pertumbuhan Perusahaan Penjualan yang efektif sangat membantu dalam meningkatkan volume penjualan, sehingga laba yang diharapkan oleh perusahaan dapat tercapai. Dengan adanya laba, maka secara tidak langsung dapat menunjang pertumbuhan perusahaan, sehingga perusahaan dapat mengembangkan usahanya.

42 3.2.2 Operasionalisasi Variabel Adapun operasionalisasi variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Bebas (X) Pelaksanaan Audit Pemasaran Variabel Subvariabel Indikator Skala Pelaksanaan Audit Pemasaran (Variabel X) Tahap-tahap Audit Pemasaran 1. Usulan dan Pengenalan 2. Survey Pendahuluan Memperoleh suatu pemahaman mengenai tujuan unit organisasi pemasaran Menelaah informasi tentang latar belakang, struktur organisasi, dan kegitan pemasaran Mengadakan pembicaraan pendahuluan dengan manajer pemasaran Menentukan jadwal dilaksanakannya pemeriksaan Ordinal

43 3. Penelaahan yang Lebih Rinci 4. Pengujian Detail 5. Mengembangkan dan menelaah temuan audit Penelaahan kebijakan dan strategi pemasaran Memperoleh informasi tentang data, rencana dan anggaran pemasaran Pengujian ketaatan terhadap kebijakan dan strategi pemasaran Penilaian terhadap penetapan harga, promosi dan kredit Penilaian terhadap saluran distribusi, mutu produk, konsumen dan pesaing Melakukan wawancara dengan bagian pemasaran untuk mendapatkan bukti-bukti yang dapat dipercaya Melakukan observasi atas aktivitas pemasaran Pengujian terhadap mutu barang Penilaian kelayakan catatan dan laporan Melakukan penilaian efektivitas aktivitas Ordinal

44 6. Pelaporan 7. Tindak Lanjut Sumber : Amin W. Tunggal (2003:15) pemasaran Menganalisis temuan yang didapat dalam proses pemeriksaan pemasaran Melakukan evaluasi untuk menarik kesimpulan dari hasil pemeriksaan Laporan harus objektif, jelas, singkat tapi padat,membangun dan tepat waktu Laporan harus menyajikan tujuan, ruang lingkup dan hasil audit serta pernyataan pendapat auditor Memastikan bahwa tindakan-tindakan perbaikan yang memadai telah dilaksanakan sesuai laporan hasil temuan

45 Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Bebas (Y) Efektivitas Penjualan Variabel Subvariabel Indikator Skala Efektivitas Tujuan Penjualan Penjualan (Variabel Y) 1. Mencapai Volume Penjualan 2. Menetapkan Laba Tertentu 3. Menunjang Pertumbuhan Perusahaan Menetapkan target penjualan yang akan dicapai Kegiatan perencanaan keuangan Melakukan promosi penjualan Tujuan perusahaan memperoleh laba Pengakuan, pengukuran dan pelaporan laba perusahaan membantu keberhasilan kegiatan penjualan Penjualan yang efektif membantu meningkatkan volume penjualan Adanya laba dapat menunjang pertumbuhan perusahaan, sehingga dapat mengembangkan usahanya Ordinal Sumber : Basu Swastha (2001:80)

46 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Menurut Sugiyono (Metode Penelitian Bisnis, 2011:80) populasi dapat didefinisikan sebagai berikut: Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi penelitian merupakan sekumpulan objek yang ditentukan melalui kriteria tertentu yang dapat dikategorikan ke dalam objek tersebut, bisa berupa manusia, file-file atau dokumen-dokumen yang dipandang sebagai objek penelitian. Sedangkan populasi sasarannya adalah populasi yang akan digunakan untuk menjadi sasaran penelitian. Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Hubungan Pelaksanaan Audit Pemsaran dengan Efektivitas Penjualan, maka yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang berada di divisi Satuan Pengawas Intern (SPI) PT Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat Bandung yaitu sebanyak 64 orang dan bagian penjualan sebanyak 40 orang. Pada dasarnya ukuran sampel adalah merupakan langkah untuk menentukan besarnya sampel yang akan diambil dalam melaksanakan penelitian suatu objek. Menentukan besarnya sampel tersebut bisa dilakukan secara statistik ataupun berdasarkan estimasi penelitian. Selain itu perlu diperhatikan bahwa sampel yang dipilih harus representatif artinya segala karakteristik populasi hendaknya tercermin

47 dalam sampel yang dipilih. Semakin banyak jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil, dan sebaliknya jika semakin kecil jumlah sampel menjauhi populasi maka semakin besar peluang kesalahan generalisasi. Ukuran sampel pada prinsipnya merupakan suatu langkah untuk menentukan besarnya sampel yang diambil untuk melaksanakan suatu penelitian. Besarnya sampel tersebut bisa dilakukan secara statistik ataupun berdasarkan estimasi penelitian. Perlu diperhatikan bahwa sampel yang dipilih harus representatif, dalam arti segala karakteristik populasi hendaknya tercemin pula pada sampel yang dipilih. Menurut Sugiyono (2011:116) mendefinisikan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga sampel yang benar-benar dapat mewakili (representative) dan dapat menggambarkan populasi sebenarnnya. Dalam penelitian ini, populasi sasaran yang penulis teliti adalah objek yang berhubungan dengan Pelaksanaan Audit Pemasaran dan Efektivitas Penjualan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang meliputi: Satuan Pengawas Intern (SPI) 1. Kepala Satuan Pengawas Intern (SPI) berjumlah 1 orang. 2. Vice President berjumlah 4 orang. 3. Senior Auditor berjumlah 14 orang

48 4. Manager berjumlah 3 orang 5. Auditor berjumlah 18 orang 6. PKWT berjumlah 14 orang 7. PKM berjumlah 10 orang Bagian Penjualan 1. Vice President berjumlah 1 orang. 2. Sekertaris berjumlah 1 orang. 3. Manager berjumlah 6 orang. 4. Staf berjumlah 32 orang. 3.3.2 Sampel Menurut Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Bisnis (2011:116) sampel didefinisikan sebagai berikut : Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Winarno Surakhmad (2004) yang dikutip oleh Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007:45), berpendapat bahwa: Apabila ukuran populasi sebanyak kurang dari 100 maka, pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 100, ukuran sampel sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi.

49 Berdasarkan ketentuan tersebut dari keseluruhan populasi sebanyak 104 responden maka diperoleh sampel sebagai berikut, (104 x 15% = 15,6 ~ 16 responden). Jadi total ukuran sampel yaitu sebanyak 16 orang. Alasan penulis mengambil sampel tersebut karena bagian tersebut dapat memberikan data-data dan informasi yang dibutuhkan untuk penelitian. 3.3.3 Teknik Sampling Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling (pengambilan sampel secara acak) dan non probability sampling (pengambilan sampel bersifat tidak acak). Metode pengambilan secara acak meliputi simple random, propotionate stratified random, disproportionate stratified random dan area random, sedangkan metode pengambilan sampel yang bersifat tidak acak meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh dan snowball sampling (Sugiyono 2011:116). Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik non probability sampling. Menurut Sugiyono teknik non probability sampling adalah: Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

50 Dalam non probability sampling, faktor pengetahuan, kepercayaan dan pengalaman seseorang sering sekali dijadikan pertimbangan untuk menentukan anggota populasi yang akan dipilih sebagai sampel. Selain itu penulis menggunakan purposive sampling sebagai teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, sehingga data yang diperoleh lebih representatif dengan melakukan proses penelitian kepada objek penelitian kompeten di bidangnya. Pertimbangan tertentu di sini adalah: 1. Sampel yang digunakan berdasarkan masa kerja di atas 5 tahun, dengan alasan: - Berpengalaman. - Mengetahui lingkungan kerja dengan baik. 2. Pendidikan minimal S1, dengan alasan: - Pendidikan formal yang cukup - Kompeten - Berwawasan

51 3.4 Teknik Pengumpulan Data Sebagian besar tujuan penelitian adalah untuk memperoleh data yang relevan, dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data dari dua sumber yaitu: 1. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari Perusahaan yang diteliti. Data ini peneliti peroleh dengan memberikan kuesioner yang bersifat tertutup dengan menggunakan Skala Likert. 2. Data Sekunder Data dan informasi ini penulis memperoleh dari studi kepustakaan yaitu dengan mempelajari literatur-literatur serta dari sumber lain yang berhubungan dan relevan dengan masalah-masalah yang sedang diteliti. Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Dilakukan untuk memperoleh data sekunder secara landasan teori yang digunakan sebagai pendukung dalam pembahasan penelitian kepustakaan dengan cara membaca literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti oleh penulis.

52 2. Penelitian Lapangan (Field Research) - Kuesioner Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden adalah berbentuk kuesioner. Jenis kuesioner yang penulis gunakan adalah kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya. Adapun alasan penulis menggunakan kuesioner tertutup adalah: a. Kuesioner tertutup memberikan kemudahan kepada responden dalam memberikan jawaban. b. Kuesioner tertutup lebih praktis. c. Keterbatasan waktu penelitian. 3. Studi Internet (Internet Research) Sehubungan keterbatasan sumber referensi dari perpustakaan yang ada, maka penulis juga memperoleh data dengan cara browsing pada situs-situs terkait untuk memperoleh tambahan literatur atau data relevan lain yang diperlukan.

53 3.5 Metode Analisis dan Pegujian Hipotesis 3.5.1 Metode Analisis 3.5.1.1 Analisis Data Dalam menentukan analisis data, diperlukan data yang akurat dan dapat dipercaya yang nantinya dapat dipergunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis. Analisis data merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca, dipahami dan diinterpretasikan. Data yang akan dianalisis merupakan data hasil pendekatan survey penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Sugiyono (2011:142) menyatakan bahwa : Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, menstabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Adapun analisis data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut: 1. Menganalisa Audit Pemasaran di PT. Kereta Api Indonesia (Persero). 2. Menganalisa Efektivitas Penjualan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Setelah adanya analisis data antara data di lapangan dengan kepustakaan kemudian diadakan perhitungan hasil kuesioner, agar hasil analisis dapat teruji dan dapat diandalkan. Lebih jelasnya langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

54 1. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara sampling, di mana yang diselidiki adalah sampel yang merupakan sebuah sub himpunan dari pengukuranpengukuran yang dipilih dari populasi yang menjadi perhatian dalam penelitian. Setelah metode pengumpulan data ditentukan kemudian ditentukan alat untuk memperoleh data dari elemen-elemen yang akan diselidiki, alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar penyusunan atau kuesioner. Untuk menentukan nilai atau kuesioner, penulis menggunakan skala likert. 2. Daftar Kuesioner kemudian disebar ke bagian-bagian yang telah ditetapkan. Setiap item dari kuesioner tersebut yang merupakan pertanyaan positif yang memiliki 5 jawaban dengan masing-masing nilai yang berbeda: Jawaban Sangat Positif memiliki nilai = 5 Jawaban Positif memiliki nilai = 4 Jawaban Cukup Positif memiliki nilai = 3 Jawaban Kurang Positif memiliki nilai = 2 Jawaban Tidak Positif memiliki nilai = 1 3. Apabila data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data, disajikan dan dianalisis. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji statistik. Untuk menilai variable X dan Variabel Y, maka analisis yang digunakan bardasarkan rata-rata (mean) dari masing-masing variabel. Nilai rata-rata ini didapat dengan menjumlahkan data keseluruhan dalam setiap variabel, kemudian dibagi dengan jumlah responden.

55 Rumus rata-rata (mean) adalah sebagai berikut: Untuk variable X : Me = ΣX n Untuk variable Y : Me = ΣY n Keterangan : Me X Y n = Mean (rata-rata) = Jumlah = Nilai X ke-i sampai ke-n = Nilai Y ke-i sampai ke-n = Responden Setelah didapat rata-rata dari masing-masing variabel kemudian dibandingkan dengan kriteria yang penulis tentukan berdasarkan nilai terendah dan nilai tertinggi dari hasil kuesioner. Nilai terendah dan nilai tertinggi masing-masing peneliti ambil dari banyak pertanyaan dalam kuisioner dikalikan dengan skor terendah (1) untuk nilai terendah dan skor tertinggi (5) untuk nilai tertinggi. Sedangkan rumus interval menurut Sugiyono (2011:29) adalah sebagai berikut : 1 + 3,3 Log. n

56 Keterangan : n = jumlah responden Kemudian rentang data dihitung dengan cara nilai tertinggi dikurangi dengan nilai terendah. Nilai terendah dan tertinggi diambil dari banyaknya pertanyaan dalam kuesioner dikalikan dengan skor terendah (1) untuk nilai terendah dan skor tertinggi (5) untuk nilai tertinggi. Sedangkan untuk menghitung panjang kelas dengan cara rentang data dibagi dengan jumlah kelas. Untuk variable X nilai terendahnya adalah 1 x 25 = 25, nilai ini diperoleh dari skor terendah yaitu satu (1) dikalikan dengan banyaknya pertanyaan dalam kuesioner untuk variabel independen (Audit Pemasaran) yaitu sebanyak 25 pertanyaan. Demikian pula untuk nilai tertingginya adalah 5 x 25 = 125, diperoleh dari skor nilai tertinggi yaitu lima (5) dikalikan dengan banyaknya pertanyaan yaitu 25 pertanyaan. Maka dengan demikian kriteria untuk menilai audit pemasaran (Variabel X) tersebut penulis tentukan sebagai berikut: Tabel 3.3 Kriteria Pelaksanaan Audit Pemasaran Nilai 25 44 45 64 65 84 85 104 105 125 Kriteria Tidak Memadai Kurang Memadai Cukup Memadai Memadai Sangat Memadai

57 Diturunkan pada masing-masing sub variabel : Untuk sub variabel usulan dan pengenalan diperoleh nilai terendahnya (1 x 4) = 4, dan nilai tertingginya adalah (5 x 4) = 20, kelas interval sebesar 3,2 (20-4) / 5, maka kriteria sebagai berikut: Tabel 3.4 Usulan dan Pengenalan Nilai Kriteria 4 7,1 Usulan dan pengenalan tidak memadai 7,2 10,3 Usulan dan pengenalan kurang memadai 10,4 13,5 Usulan dan pengenalan cukup memadai 13,6 16,7 Usulan dan pengenalan memadai 16,8 20 Usulan dan pengenalan sangat memadai Untuk sub variabel survey pendahuluan diperoleh nilai terendahnya (1 x 4) = 4, dan nilai tertingginya adalah (5 x 4) = 20, kelas interval sebesar 3,2 (20-4) / 5, maka kriteria sebagai berikut: Tabel 3.5 Survey Pendahuluan Nilai Kriteria 4 7,1 Survey pendahuluan tidak memadai 7,2 10,3 Survey pendahuluan kurang memadai 10,4 13,5 Survey pendahuluan cukup memadai 13,6 16,7 Survey pendahuluan memadai 16,8 20 Survey pendahuluan sangat memadai

58 Untuk sub variabel penelaahan yang lebih rinci diperoleh nilai terendahnya (1 x 3) = 3, dan nilai tertingginya adalah (5 x 3) = 15, kelas interval sebesar 2,4 (15-3) / 5, maka kriteria sebagai berikut: Tabel 3.6 Penelaahan yang Lebih Rinci Nilai Kriteria 3 5,3 Penelaahan yang lebih rinci tidak memadai 5,4 7,7 Penelaahan yang lebih rinci kurang memadai 7,8 10,1 Penelaahan yang lebih rinci cukup memadai 10,2 12,5 Penelaahan yang lebih rinci memadai 12,6 15 Penelaahan yang lebih rinci sangat memadai Untuk sub variabel pengujian detail diperoleh nilai terendahnya (1 x 4) = 4, dan nilai tertingginya adalah (5 x 4) = 20, kelas interval sebesar 3,2 (20-4) / 5, maka kriteria sebagai berikut: Tabel 3.7 Pengujian Detail Nilai Kriteria 4 7,1 Pengujian detail tidak memadai 7,2 10,3 Pengujian detail kurang memadai 10,4 13,5 Pengujian detail cukup memadai 13,6 16,7 Pengujian detail memadai 16,8 20 Pengujian detail sangat memadai

59 Untuk sub variabel mengembangkan dan menelaah temuan audit diperoleh nilai terendahnya (1 x 3) = 3, dan nilai tertingginya adalah (5 x 3) = 15, kelas interval sebesar 2,4 (15-3) / 5, maka kriteria sebagai berikut: Tabel 3.8 Mengembangkan dan Menelaah Temuan Audit Nilai Kriteria 3 5,3 Mengembangkan dan menelaah temuan audit tidak memadai 5,4 7,7 Mengembangkan dan menelaah temuan audit kurang memadai 7,8 10,1 Mengembangkan dan menelaah temuan audit cukup memadai 10,2 12,5 Mengembangkan dan menelaah temuan audit memadai 12,6 15 Mengembangkan dan menelaah temuan audit sangat memadai Untuk sub variabel pelaporan diperoleh nilai terendahnya (1 x 6) = 6, dan nilai tertingginya adalah (5 x 6) = 30, kelas interval sebesar 4,8 (30-6) / 5, maka kriteria sebagai berikut: Tabel 3.9 Pelaporan Nilai Kriteria 6 10,37 Pelaporan tidak memadai 10,8 15,5 Pelaporan kurang memadai 15,6 20,3 Pelaporan cukup memadai 20,4 25,1 Pelaporan memadai 25,2 30 Pelaporan sangat memadai

60 Untuk sub variabel tidak lanjut diperoleh nilai terendahnya (1 x 1) = 1, dan nilai tertingginya adalah (5 x 1) = 5, kelas interval sebesar 0,8 (5-1) / 5, maka kriteria sebagai berikut: Tabel 3.10 Tindak Lanjut Nilai Kriteria 1 1,7 Tindak Lanjut tidak memadai 1,8 2,5 Tindak Lanjut kurang memadai 2,6 3,3 Tindak Lanjut cukup memadai 3,4 4,1 Tindak Lanjut memadai 4,2 5 Tindak Lanjut sangat memadai Selanjutnya untuk menilai efektivitas penjualan (Variabel Y) caranya sama dengan penilaian untuk variabel X. Nilai terendah dari variabel Y adalah 12 dan nilai tertinggi adalah 60. Atas dasar nilai terendah dan tertinggi tersebut, maka kriteria untuk menilai efektivitas penjualan (variabel Y) penulis tentukan sebagai berikut: Tabel 3.11 Kriteria Efektivitas Penjualan Nilai 12 21,5 21,6 31,1 31,2 40,7 40,8 50,3 50,4 60 Kriteria Tidak Efektif Kurang Efektif Cukup Efektif Efektif Sangat Efektif

61 Diturunkan pada masing-masing sub variabel : Untuk sub variabel mencapai volume penjualan diperoleh nilai terendahnya (1 x 4) = 4, dan nilai tertingginya adalah (5 x 4) = 20, kelas interval sebesar 3,2 (20-4) / 5, maka kriteria sebagai berikut: Tabel 3.12 Mencapai Volume Penjualan Nilai Kriteria 4 7,1 Tidak efektif mencapai volume penjualan 7,2 10,3 Kurang efektif mencapai volume penjualan 10,4 13,5 Cukup efektif mencapai volume penjualan 13,6 16,7 Efektif mencapai volume penjualan 16,8 20 Sangat efektif mencapai volume penjualan Untuk sub variabel mendapatkan laba tertentu diperoleh nilai terendahnya (1 x 5) = 5, dan nilai tertingginya adalah (5 x 5) = 25, kelas interval sebesar 4 (25-5) / 5, maka kriteria sebagai berikut: Tabel 3.13 Mendapatkan Laba Tertentu Nilai Kriteria 5 8 Tidak efektif mendapatkan laba tertentu 9 12 Kurang efektif mendapatkan laba tertentu 13 16 Cukup efektif mendapatkan laba tertentu 17 20 Efektif mendapatkan laba tertentu 21 25 Sangat efektif mendapatkan laba tertentu

62 Untuk sub variabel menunjang pertumbuhan perusahaan diperoleh nilai terendahnya (1 x 3) = 3, dan nilai tertingginya adalah (5 x 3) = 15, kelas interval sebesar 2,4 (15-3) / 5, maka kriteria sebagai berikut: Tabel 3.14 Menunjang Pertumbuhan Perusahaan Nilai Kriteria 3 5,3 Tidak efektif menunjang pertumbuhan perusahaan 5,4 7,7 Kurang efektif menunjang pertumbuhan perusahaan 7,8 10,1 Cukup efektif menunjang pertumbuhan perusahaan 10,2 12,5 Efektif menunjang pertumbuhan perusahaan 12,6 15 Sangat efektif menunjang pertumbuhan perusahaan 3.5.1.2 Uji Validitas Yang dimaksud dengan uji validitas adalah suatu data dapat dipercaya kebenarannya sesuai dengan kenyataan. Menurut Sugiyono (2011:172) bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Uji validitas dalam penelitian ini digunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah dari tiap skor butir. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item tersebut tidak akan

63 diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut Sugiyono (2011:179) yang harus dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria sebagai berikut: a. Jika r 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah valid b. Jika r 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah tidak valid Rumus untuk menguji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus koefisien korelasi Rank Spearman, yaitu: Dimana : r s = Koefisien Korelasi Rank Spearman d i = Selisih Setiap Rank n = Banyaknya Pasangan Data 3.5.1.3 Uji Reliabilitas Penggunaan pengujian reliabilitas oleh peneliti adalah untuk menilai konsistensi pada objek dan data, apakah instrument yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode Internal Consistency dengan teknik dari Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut:

64 Dimana : α = Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach K = Jumlah item pertanyaan yang diuji = Jumlah varians skor item SX² = Varians skor-skor tes (seluruh item K) Keputusan yang diambil, suatu konstruk dikatakan reliabel jika menghasilkan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60. (Nunnaly, 1967 dalam Imam Ghozali, 2007 : 42). 3.5.2 Rancangan Pengujian Hipotesis Rancangan pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui korelasi dari kedua variabel yang diteliti dalam hal ini adalah korelasi antara pelaksanaan audit pemasaran dengan efektivitas penjualan dengan menggunakan perhitungan statistik. Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis ini akan dimulai dengan menetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, pemilihan tes statistik dan perhitungan nilai statistik, penetapan tingkat signifikan dan penetapan kriteria

65 pengujian. Untuk mengetahui lebih lanjut langkah-langkah yang dilakukan dapat dilihat sebagai berikut: 1. Penetapan Hipotesis Nol (Ho) dan Hipotesis Alternatif (H a ) Penetapan Hipotesis Nol (Ho) dan Hipotesis Alternatif (H a ) digunakan dengan tujuan untuk mengetahui adanya hubungan positif antara dua variabel di atas. Hipotesis penelitian yang diajukan adalah Hipotesis Alternatif (H a ), sedangkan untuk keperluan analisis statistik hipotesisnya berpasangan antara Hipotesis Nol (Ho) dan Hipotesis Alternatif (H a ). Hipotesis statistik pada penelitian ini adalah: Ho = ρ = 0 artinya pelaksanaan audit pemasaran tidak berpengaruh terhadap efektivitas penjualan. H a = ρ 0 artinya pelaksanaan audit pemasaran berpengaruh terhadap efektivitas penjualan. 2. Pemilihan Uji Hipotesis Data yang digunakan untuk pengujian hipotesis ini berasal dari variabel (X) dan variabel (Y) yang pengukurannya menggunakan skala ordinal yaitu tingkat pengukuran yang memungkinkan peneliti mengurutkan respondennya dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi. Melalui pengukuran ini penulis dapat membagi respondennya ke dalam urutan rangking atas dasar sikapnya pada objek atau tindakan tertentu, maka dalam menguji hipotesis ini digunakan teknik statistik non parametrik. Data tersebut diperoleh melalui kuesioner dengan jenis

66 pertanyaan tertutup dan setiap item memiliki skor sendiri. Hipotesis ini akan diuji dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman. Korelasi Rank Spearman menurut Sugiyono (2011:356) adalah: Korelasi Rank Speraman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji spesifikasi hipotesis assosiatif, bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal dan sumber data antar variabel tidak harus sama. Metode ini menggunakan ukuran asosiasi yang menghendaki sekurangkurangnya variabel yang diuji dalam skala ordinal, sehingga objek penelitian dapat diranking dalam 2 rangkaian berurutan. Rumus untuk mengukur koefisien Rank Spearman adalah sebagai berikut: (Sugiyono, 2011:357) Dimana: = koefisien korelasi Rank Spearman yang menunjukkan keeratan hubungan antara unsur-unsur variabel X dan variabel Y di n = selisih mutlak antara rangking data variabel X dan variabel Y (X-Y) = banyaknya responden atau sampel yang diteliti Apabila dalam penelitian tersebut terdapat rank yang berangka sama, maka digunakan faktor koreksi, dengan rumus sebagai berikut:

67 Dimana: T = Faktor koreksi t = Jumlah variabel yang memiliki peringkat sama Untuk mengurang dampak jumlah data variabel dengan rank yang sama terhadap hasil penelitian, maka digunakan rumus sebagai berikut: Dengan ketentuan : Keterangan: Tx : Jumlah ranking yang sama dalam variabel X Ty : jumlah ranking yang sama dalam variabel Y Apabila hasil perhitungan koefisien korelasi Rank Spearman rs hitung > rs tabel maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak, yaitu terdapatnya karakteristik pelaksanaan audit pemasaran berpengaruh terhadap efektivitas penjualan. Tetapi bila sebaliknya rs hitung < rs tabel maka hipotesis nol (Ho)

68 diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak, yaitu karakteristik pelaksanaan audit pemasaran tidak berpengaruh terhadap efektivitas penjualan. Tabel 3.15 Pedoman Interprestasi Tingkat Korelasi Interval Koefisien Korelasi (r) Tingkat Hubungan 0,00 0,199 Sangat Rendah 0,20 0,399 Rendah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2011:250) Untuk menguji tingkat signifikan koefisien korelasi r s yang dihasilkan, maka digunakan uji t atau test t dengan rumus: (Sumber : Sugiyono 2011:250) Hasil perhitungan uji t kemudian dibandingkan dengan t tabel yang diperoleh dengan tingkat signifikan α = 0,05 dan dk = n 2 (dk =derajat kebebasan). Hipotesis ini telah ditetapkan tersebut akan diuji berdasarkan daerah penerimaan dan daerah penolakan yang ditetapkan sebagai berikut: Ho diterima jika nilai t hitung < t tabel Ho ditolak jika nilai t hitung > t tabel Selanjutnya dapat dihitung koefisien determinasi untuk menentukan seberapa jauh pengaruh variabel X terhadap variabel Y dari korelasi Rank Sparman. Menurut Sugiyono rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

69 Dimana: Kd = Koefisien Determinasi r s = Koefisien Rank Spearman 3. Penetapan Tingkat Signifikasi Dalam suatu penelitian, sebelum pengujian dilakukan terlebih dahulu harus ditentukan taraf signifikan atau taraf nyata. Hal ini dilakukan untuk membuat suatu rencana pengujian agar dapat diketahui batas-batas untuk menentukan pilihan antara Ho dan Ha. Dalam penelitian ini, taraf nyata yang dipilih adalah 0,05 atau 5% karena dapat mewakili hubungan antara variabel yang diteliti dan merupakan suatu signifikansi yang sering digunakan dalam penelitian bidang ilmu-ilmu sosial. Jadi tingkat kebenaran yang dikemukakan oleh penulis adalah 0,95 atau 95%. 4. Penetapan kriteria Pengujian Kriteria pegujian ditetapkan dengan membandingkan nilai hitung dan nilai pada tabel, dengan menggunakan tabel harga-harga kritis koefisien korelasi rank sperman dengan tingkat signifikasi 0,05 untuk mengetahui apakah kedua variabel berkorelasi atau tidak maka diperlukan uji signifikasi dari ranking tersebut. t s hitung > t s tabel, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan audit pemasaran terhadap efektivitas penjualan, dengan kata lain Ho ditolak dan H a diterima.

70 t s hitung < t s tabel, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan audit pemasaran dengan efektivitas penjualan, dengan kata lain Ho diterima dan H a ditolak. 5. Pengambilan Keputusan Jika rs hitung rs tabel atau ts hitung ts tabel, maka berada pada daerah penolakan Ho. Ini berarti bahwa hipotesis yang diajukan penulis dapat diterima, yaitu bahwa pelaksanaan audit pemasaran berpengaruh terhadap efektivitas penjualan. Tetapi, jika rs hitung rs tabel atau ts hitung ts tabel, maka berada pada daerah penerimaan Ho. Ini berarti bahwa hipotesis yang diajukan penulis ditolak, yaitu bahwa pelaksanaan audit pemasaran tidak berpengaruh terhadap efektivitas penjualan. 3.5.3 Proses Penelitian Proses-proses penelitian adalah tahap-tahap yang harus dilalui dalam kegiatan penelitian yang dilakukan secara sistematis, yang dimaksud untuk mempermudah proses penelitian, penulis menggambarkan proses penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memilih dan menentukan judul Penulis memilih judul yang berhubungan dengan program studi akuntansi, serta masalah yang sering dihadapi dan menjadi kendala bagi perusahaan sehingga perlu penanganan khusus dan dalam penelitian ini harus berdasarkan teori.

71 2. Latar belakang penelitian Dijelaskan mengapa penulis tertarik untuk meneliti dan membahas masalah tentang pengaruh pelaksanaan audit pemasaran terhadap efektivitas penjualan. 3. Identifikasi masalah Penulis menulis masalah-masalah yang dihadapi instansi yang berkaitan dengan pelaksanaan audit pemasaran terhadap efektivitas penjualan. 4. Metode Penelitian Menjelaskan metode-metode yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini. 5. Pembahasan Penelitian Penulis melakukan pembahasan penelitian berdasarkan data-data dan informasiinformasi yang didapat dan dilandasi oleh teori. 3.6 Rancangan Kuesioner Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Selain itu, kuisioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka. Rancangan kuisioner yang dibuat penulis adalah kuisioner tertutup dimana jawaban dibatasi atau sudah ditentukan oleh penulis. Jumlah kuisioner ditentukan berdasarkan indikator variabel penelitian.