BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Muka bumi yang luasnya ± juta Km 2 ditutupi oleh daratan seluas

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... ix. A Latar Belakang...1

BAB I PENDAHULUAN. pembangkit tenaga listrik. Secara kuantitas, jumlah air yang ada di bumi relatif

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KISI- KISI SOAL KOMPETENSI GURU (UKG) Kompetensi Guru Mata pelajaran(/guru Kelas (1) (2) (3) (4) (5) (6)

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.3. objek formal. objek material. aspek sosial.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar GeografiLatihan Soal Objek studi geografi. Objek formal. Objek material.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.2

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar GeografiLATIHAN SOAL BAB 1. Daljoeni. R.Bintaro

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan sumber air yang sangat melimpah. Sumber air

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian menurut Soehartono (1995:9), metode penelitian adalah

PENGANTAR GEOGRAFI Oleh: Djunijanto, S.Pd

FORMAT KISI-KISI UJI KOMPETENSI AWAL

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. ini, ketidakseimbangan antara kondisi ketersediaan air di alam dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan air tersebut dapat diperoleh dari berbagai macam sumber,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang esensial bagi kebutuhan rumah tangga, pertanian,

PETA/MATRIKS NILAI BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA (ANALISIS SKL, SK, DAN KD)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang terbarukan dan memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. dianalisis dengan prinsip keruangan menggunakan ilmu atau alat bantu lain,

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. modern ini, baik untuk kebutuhan sehari-hari yang bersifat individu maupun

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i. Daftar Isi... ii. Daftar Tabel... vii. Daftar Gambar... ix. Daftar Lampiran... xiv. Intisari... xv. Abstract...

PENDEKATAN DAN KONSEP GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN. MATERI HakekatdanInformasi Geografi. HakekatdanInformasi Geografi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Arikunto (2006:26) Metode Penelitian adalah cara yang

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.6

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Yuliyanti,2013

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan peneliti untuk

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

2015 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR BERSIH PENDUDUK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU SAMPAI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 31 km di atas area seluas 1145 km² di Sumatera Utara, Sumatera, Indonesia. Di

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang baik dan tahan lama. Bandara merupakan salah satu prasarana

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi

geografi Kelas X PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI I KTSP & K-13 A. PENGERTIAN GEOGRAFI a. Eratosthenes b. Ptolomeus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SEMINAR HASIL PENELITIAN

sedangkan untuk kategori usia tenaga kerja yang dimulai dari usia tahun

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1 KI DAN KD GEOGRAFI KURIKULUM 2013

PROGRAM PERENCANAAN PENDAYAGUNAAN AIRTANAH

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri.

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

بسم االله الرحمن الرحیم

STANDAR KOMPETENSI GURU

PENYELIDIKAN HIDROGEOLOGI CEKUNGAN AIRTANAH BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR )

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terhadap barang ini pun kian meningkat seiring bertambahnya jumlah

Jurnal APLIKASI ISSN X

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Persetujuan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Peta... Daftar Lampiran...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

67. Mata Pelajaran Geografi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB I. PENDAHULUAN. luas, yang mengkaji sifat-sifat dan organisasi di permukaan bumi dan di dalam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

BAB III PRODUSER PENELITIAN. Metode Deskriptif Eksploratif, dalam metode yang mengungkap masalah atau

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

POTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Daerah penelitian saat ini sedang mengalami perkembangan pemukiman

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KISI KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Studi Hidrogeologi dan Identifikasi Intrusi Air asin pada Airtanah di Daerah Samas, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

2016 EVALUASI LAJU INFILTRASI DI KAWASAN DAS CIBEUREUM BANDUNG

SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Geografi : X (sepuluh)

BAB I PENDAHULUAN. besar dari tekanan atmosfer. Dari seluruh air tawar yang terdapat di bumi,

BAB I PENDAHULUAN. Airtanah merupakan salah satu komponen dari siklus hidrologi yang ada di

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh bahan dari alam yang kemudian dapat digunakan untuk kepentingan

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang meliputi kegiatan

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aspek yang dikaji dalam kajian Geografi terdiri atas dua, yakni aspek fisik

Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Amilia Widya, 2013

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN MATERI. Ruang lingkup pengetahuan geografi. Konsep esensial geografi dan contoh terapannya

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. untuk mengarahkan pada penelitian ini maka akan dikemukakan definisi geografi

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA

PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian dengan baik dan benar. Surachman (1990: 7) mengemukakan bahwa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, salah satu contohnya adalah sumber daya air. Air merupakan unsur yang vital dalam kehidupan manusia. Seseorang tidak dapat bertahan hidup tanpa air, karena itulah air merupakan salah satu penopang hidup bagi manusia. Ketersediaan air di dunia ini begitu melimpah ruah, namun yang dapat dikonsumsi oleh manusia untuk keperluan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya lima persen saja yang tersedia sebagai air minum, sedangkan sisanya adalah air laut. Selain itu, kecenderungan yang terjadi sekarang ini adalah berkurangnya ketersediaan air bersih itu dari hari ke hari. Semakin meningkatnya populasi, semakin besar pula kebutuhan akan air minum. Sehingga ketersediaan air bersih pun semakin berkurang. Menurut Bintarto (Pasya,2006:82) geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala di permukaan bumi, baik yang berasal dari proses fisik maupun yang berkaitan dengan makhluk hidup dan permasalahan-permasalahan yang dapat terjadi. Geografi memiliki tiga pendekatan yaitu, pendekatan keruangan, kelingkungan dan kewilayahan. Selain itu ilmu geografi juga memiliki dua macam objek yaitu objek material dan objek spasial. Objek material meliputi geosfer, litosfer, atmosfer, hidrosfer, biosfer, pedosfer,dan antroposfer. Objek formal meliputi tiga pendekatan geografi. Airtanah merupakan salah satu aspek fisik dari objek material dari geografi. Airtanah (groundwater) adalah air yang mengisi rongga-rongga batuan pada zona jenuh air, dengan tekanan hidrostatis sama atau lebih besar daripada tekanan udara. Sehingga pada zona jenuh air tersebut air mengisi semua celah batuan (Todd, 1980:1). Sumber utama airtanah adalah air hujan yang jatuhkepermukaan bumi, dimana sebagian air hujan akan terinfiltrasi ke dalam tanah.

2 Air merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kebutuhan manusia yang sangat mendasar dan tidak dapat digantikan, baik dalam kebutuhan domestik ataupun non domestik. Tanpa air manusia tidak dapat hidup. Upaya dalam pemenuhan kebutuhan air bagi manusia dapat mengambil dari berbagai sumber airtanah, seperi dari airtanah dalam, air permukaan dan air hujan. Seperti halnya air bersih merupakan kunci kehidupan bagi makhluk hidup yang ada di bumi, dengan mempertimbangkan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, maka dari itu kecenderungan yang terjadi pada saat ini adalah berkurangnya ketersediaan air bersih dari waktu ke waktu. Dengan mempertimbangkan laju pertumbuhan penduduk dan ketersediaan air, perlu diupayakan penyediaan alternatif sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu aspek yang juga memerlukan perhatian seksama adalah potensi airtanah disuatu wilayah. Meskipun ada beberapa alternatif lain yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih seperti halnya dengan menggunakan air permukaan, air hujan, atapun dengan menggunakan mata air. Tetapi hal tersebut tidak dapat mengatasi besarnya kebutuhan akan air bersih disuatu wilayah, khususnya di daerah yang rawan akan air bersih. Untuk mengatasi permasalahan ini diperlukan suatu program penyediaan sarana dan prasarana air bersih yang bersumber dari air bawah tanah adalah salah satu cara pencegahannya.untuk melakukan program tersebut, terbentur pada kendala sulitnya mendapatkan air permukaan yang disebabkan oleh faktor morfologi dan geologi. Pemanfaatan air bawah tanah merupakan salah satu alternatif yang tepat. Tetapi untuk memanfaatkan air bawah tanah tersebut diperlukan informasi yang tepat mengenai kualitas, kuantitas, pola penyebaran serta debit maksimum yang boleh diambil. Di daerah penyelidikan merupakan daerah hasil gunung api atau vulkanik dimana daerah tersebut berpotensi untuk dikembangkan. Potensi yang terkandung di daerah tersebut berupa bahan galian, kesuburan tanah, dan airtanah. Potensi ini perlu digali dan perlu diamati sampai diperoleh hasil yang cukup memuaskan dan

3 sekaligus dapat menjaga kelestariannya. Salah satu potensi yang akan di teliti di daerah ini adalah airtanah. Daerah penyelidikan berada di wilayah Kota Bandung bagian timur, tepatnya berada di Kecamatan Mandalajati. Kecamatan Mandalajati mempunyi empat Kelurahan yang terdiri dari Kelurahan Jati Handap, Kelurahan Karang Pamulang, Kelurahan Pasir Impun dan Kelurahan Sindang Jaya. Yang menjadi daerah penyelidikan kali ini berada di salah satu Kelurahan yang ada di Kecamatan Mandalajati yaitu di Kelurahan Pasir Impun. Kelurahan Pasir Impun mempunyai luas daerah ± 112 Ha. Kelurahan Pasir Impun merupakan kelurahan hasil pemekaran dari kelurahan Karang Pamulang yang terdiri dari 6 RW dan dari Kelurahan Sindang Jaya 5 RW yang baru berdiri ± 11 bulan dengan jumlah penduduk 9.275 dengan 5034 KK. Kelurahan Pasir Impun memiliki 11 Rukun Warga (RW) dan 57 Rukun Tetangga (RT). Kelurahan Pasir Impun dilihat dari segi morfologinya terdapat pada daerah dengan morfologi pegunungan dengan ketinggian ±700-800 mdpl. Dilihat dari segi penggunaan lahan Kelurahan Pasir Impun didominasi oleh pemukiman, walupun ada sebagai kecil lainnya berupa lahan yang dilindungi seperti taman. Wilayah Pasir Impun merupakan wilayah pemekaran yang memiliki potensi cukup baik untuk dikembangkan, hal ini ditandai dengan mulai banyaknya dibangun perumahanperumahan di wilayah tersebut (Sumber : Monografi Kelurahan Pasir Impun Tahun 2012). Namun yang menjadi kendalanya terjadi permasalahan dengan berkembangan potensi wilayah Kelurahan Pasir Impun mempengaruhi terhadapat pertumbuhan penduduk yang setiap tahunnya semakin meningkat. Dengan mempertimbangkan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk yang berkisar peningkatannya dari 1,6-1,2% per tahunnya, maka mempengaruhi akan kebutuhan air bersih dan upaya pemenuhan air bersih.

4 Tabel. 1.1 Pertumbuhan Penduduk Kelurahan Pasir Impun dari Tahun 2007-2011 Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Jumlah Penduduk 8.738 8.845 8.962 9.108 9.275 Sumber : Monografi Kelurahan Pasir Impun 2007-2011 Maka permasalahan yang terjadi dalam menanggulangi kebutuhan dan pemenuhan air bersih di daerahpenyelidikan yaitu di Kelurahan Pasir Impun adalah terbatasnya sumber air permukaan, biaya pengolaan yang tinggi untuk mendapatkan kualitas yang memenuhi syarat, biaya investasi yang terbatas, dan keadaan sosial ekonomi masyarakat yang masih rendah. Dengan adanya permasalahan ini, maka perlu direncanakan suatu sistem penyediaan sarana dan prasarana air bersih. Untuk itu, penulis merasa tertarik mengenai masalah tersebut dan mengambil judul penelitian, Kajian Terhadap Kebutuhan dan Upaya Pemenuhan Air Bersih Di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung. B. Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah atau batasan permasalah dalam penelitian berdasarkan dari paparan latae belakang masalah diantaranya sebagai berikut : 1. Terbatasnya ketersediaan air permukaan di Kota Bandung. 2. Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk di Kota Bandung mempengaruhi tingkat kebutuhan akan air bersih. 3. Tingkat pemenuhan kebutuhan air bersih yang masih belum terpenuhi. 4. Tingkat kualitas dan kuantitas air bersih yang masih rendah. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

5 1. Berapa besar ketersedian airtanah di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung? 2. Berapa besar kebutuhan air bersih bagi penduduk di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung? 3. Bagaimana pemenuhan kebutuhan air bersih baik secara kualitas ataupun kuantitas di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung? 4. Berapa besar proporsi pemenuhan air bersih di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk sebagai berikut : 1. Menghitung ketersedian airtanah di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung. 2. Menghitung kebutuhan air bersih bagi penduduk di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung. 3. Menganalisis kebutuhan air bersih baik secara kulitas dan kuantitas di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung. 4. Menganalisis proporsi kebutuhan dalam pemenuhan air bersih di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung. E. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Optimalisasi pemanfaatan potensi airtanah untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat yang kekurangan air. 2. Sebagai bahan masukan bagi penyusunan perencanaan dan pengembangan wilayah. 3. Sebagai bahan pengayaan dan pembelajaran Geografi di sekolah yang berkaitan dengan air.

6 4. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai kebutuhan dan upaya pemenuhan air bersih di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung. 5. Sebagai sumber data bagi peneliti lain. F. Organisasi Skripsi Adapun organisasi skripsi pada penelitian ini meliputi : 1. Bab I Pendahuluan membahas mengenai : - Latar belakang masalah dalam penelitian ini membahas mengenai kekurangan air bersih di daerah penelitian dan cara pemenuhan air bersih. - Indentifikasi masalah membahas mengenai ketersediaan air, kebutuhan air bersih, tingkat pemenuhan air bersih yang belum terpenuhi, dan tingkat kualitas dan kuantitas air bersih yang masih rendah. - Rumusan masalah membahas berapa besar jumlah ketersediaan airtanah di Kelurahan Pasir Impun, berapa jumlah kebutuhan penduduk yang kekurangan air, bagaimana pemenuhan air bersih, dan berapa proporsi kebutuhan air bersih. - Tujuan penelitian untuk mengetahui kebutuhan dan upaya memenuhan air bersih di Kelurahan Pasir Impun Kota Bandung - Manfaat penelitian untuk sumber masukan bagi peneliti lain dan bahan masukan untuk mata pelajaran geografi mengenai air. - Organisasi skripsi menjelaskan semua bagian yang ada dalam skripsi dari awal sampai akhir. 2. Bab II Tinjauan Pustaka yang membahas mengenai landasan-landasan teori dan konsep-konsep yang mendukung penelitian meliputi geologi, geomorfologi, jenis batuan, struktur geologi, siklus hidrologi, akuifer dan airtanah,penentuan sifat hidrolik akuifer, pemboran, geofisika, standar kualitas air minum, kebutuhan air, kependudukan dan demografi. 3. Bab III Metodologi Penelitian yang berisikan penjabaran dan rincian komponen-komponen metode penelitian yang meliputi lokasi penelitian yang

7 berada di Kelurahan Pasir Impun, populasi dan sampel yang digunakan yaitu populasi wilayah dan penduduk sedangkan sampelnya berupa sampel wilayah dan penduduk yang berada di Kelurahan Pasir Impun. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survey dan eksplorasi. Definisi operasional meliputi kebutuhan air bersih, ketersedian airtanah, airtanah, kualitas airtanah, geomorfologi, batuan, struktur geologi, penduduk. Intrumen penelitian yang digunakan seperti lembar observasi lapangan, dan pedoman wawancara. Teknik pengumpulan data berupa obseravsi, wawancara, studi literatur, dokumentasi, uji laboratorium, dan interpretasi peta. Analisis data berupa laporan secara rinci tahap-tahap dalam menganalisis data. 4. Bab IV Pembahasan memaparkan mengenai hasil temuan di lapangan yang akan menjawab rumusan masalah penelitian yang ada. Yang dimulai dari pemaparan data yang didapatkan sampai pembahasan data. Sehingga dihasilkan sutu pembahasan mengenai kebutuhan dan upaya pemenuhan air bersih di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung. 5. Bab V Kesimpulan dan Saran yang menjelaskan penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis temuan penelitian. Dan dihasilkan saran atau rekomendasi untuk hasil dari penelitian yang telah dilakukan.