II. TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan Research and Development (R&D). Menurut Setyosari. untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORETIS

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

BAB II Listrik Dinamis

Assalamuaalaikum Wr. Wb

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Penelitian Pengembangan. dikalangan praktisi dan teoritisi pendidikan.banyak penelitian dan

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA :

LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal coulomb. 50 coulomb. 180 coulomb.

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau susunan) yang dapat menggambarkan, mewakili, atau. Berbagai pakar juga mengungkapkan definisi yang berbeda-beda

ANALISIS MULTIMODAL REPRESENTASI MAHASISWA CALON GURU PADA PEMAHAMAN KONSEP LISTRIK DINAMIS

MODUL MATA PELAJARAN IPA

BAB II KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI TERHADAP TES URAIAN PADA MATERI BUNYI

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal A; 1,5 A; 3 A

Listrik yang tidak mengalir dan perpindahan arusnya terbatas, fenomena kelistrikan dimana muatan listriknya tidak bergerak.

DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat)

MULTIREPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA 1 M. Yusup 2 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya

LISTRIK DINAMIS B A B B A B

BAB VIII LISTRIK DINAMIS

LISTRIK DINAMIS. Merlina.pdf. Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat arus pada

sumber arus listrik Gustav Kirchhoff ( ) mengemukakan dua aturan (hukum) yang dapat

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2007

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana

INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP-SMA-SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012

BAB 6 RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012

LKPD PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya.

DESKRIPSI KONSEPSI SISWA SMA TENTANG RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

LISTRIK DINAMIS FIS 1 A. PENDAHULUAN B. HUKUM OHM. ρ = ρ o (1 + αδt) C. NILAI TAHANAN RESISTOR

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD-SMP KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2007

Listrik Dinamis FIS 1 A. PENDAHULUAN. ρ = ρ o (1 + αδt) B. HUKUM OHM C. NILAI TAHANAN RESISTOR LISTRIK DINAMIS. materi78.co.nr. c.

RANGKAIAN ARUS SEARAH

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN UNTUK PENERBIT 2012

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. membahas. Pengukuran. Arus Listrik. diukur dengan.

III. TEORI PRAKTIKUM FISIKA - LISTRIK PERCOBAAN L1 RANGKAIAN LISTRIK SEDERHANA

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMA / MA KOMPONEN KELAYAKAN KEGRAFIKAAN BUKU SISWA 2013

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika

INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD-SMP KOMPONEN KEGRAFIKAAN

LISTRIK DINAMIS (RANGKAIAN SERI DAN PARALEL) PERTEMUAN 10 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MULTIREPRESENTASI PADA MATERI POKOK KINEMATIKA

LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI

II. TINJAUAN PUSTAKA. antara objek dengan simbol (Hwang dkk., 2007). untuk merepresentasikan suatu fenomena disebut multiple representasi.

KOMPONEN KELAYAKAN KEGRAFIKAAN

LEMBAR VALIDASI SOAL

BAB II KAJIAN TEORITIK. beragam interpretasi, tidak dapat didefinisikan secara tunggal, dan sangat

Pengembangan Buku Referensi Berbasis Multi Representasi dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Kalor dan Termodinamika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II HUKUM DASAR RANGKAIAN LISTRIK

ARUS SEARAH (ARUS DC)

Kegrafikaan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Multirepresentasi

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan yang interaktif dan komprehensif di era teknologi informasi terus

ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP

II. TINJAUAN PUSTAKA. laboratorium di sekolah sangat penting karena di dalamnya terdapat peralatan. laboratorium dan prasarana pendukung lainnya.

Pengantar Rangkaian Listrik. Dedi Nurcipto, MT.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kress et al dalam Abdurrahman, R. Apriliyawati, & Payudi (2008: 373)

ANALISIS KEMAMPUAN MULTI REPRESENTASI MATEMATIS BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL MATEMATIS MAHASISWA

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK

Antiremed Kelas 08 Fisika

BAB I PENDAHULUAN. konsep fisika dan mampu menerjemaahkan representasi-representasi suatu konsep

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA SOLUSI

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A

RANGKAIAN ARUS SEARAH ( DC)

Fisika Dasar. Pertemuan 11 Muatan & Gaya Elektrostatis

Uji kemampuan pertemuan 1 No Soal Jawaban 1 Tuliskan fungsi alat ukur amperemeter dan voltmeter!

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

MENU PENGERTIAN HUKUM KIRCHHOFF HUKUM OHM RANGKAIAN LISTRIK ALAT UKUR TEGANGAN DC DAN AC GGL DAN TEGANGAN JEPIT ENERGI DAN DAYA LISTRIK

BAB 17 LISTRIK DINAMIS


Bab V Kelistrikan. Fisika SMA/MA X

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2. Rangkaian Hambatan Paralel. Dosen Pengasuh : Jumingin, S.Si

RANGKAIAN ARUS SEARAH (DC)

KATA PENGANTAR. Kupang, Oktober Penulis

LISTRIK DALAM RUMAH TANGGA

Perhitungan untuk Mengetahui Peningkatan Hasil Belajar yang Dicapai Siswa X.2. Tabel hasil belajar siswa X.2 Ulangan Tengah Semester Gasal. No.

LISTRIK DINAMIS I. Mata Pelajaran : Fisika Kelas : II (Dua) Nomor Modul : Fis.X.13. : Dra. Nia Ainawati Haesin

ARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi

EFEK PEMBEBANAN Cara membuat Voltmeter

PENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI, PENYAJIAN, BAHASA, DAN KEGRAFIKAN

Antiremed Kelas 10 FISIKA

TUGAS RANGKAIAN LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pelajaran yang sulit dan tidak disukai, diketahui dari rata-rata nilai

Bab. Listrik Dinamis. Hasil yang harus Anda capai: menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi.

TINJAUAN PUSTAKA. pengembangan dan validasi produk. Penelitian pengembangan sering dikenal

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RANGKAIAN RC (RESISTOR DENGAN KAPASITOR)

Pengukuran Arus, Tegangan dan Hambatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pendekatan Pembelajaran Multiple Representations. umum berdasarkan cakupan teoritik tertentu. Pendekatan pembelajaran

Tegangan Gerak Listrik dan Kaidah Kirchhoff

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SMP Kelas / Semester : IX (Sembilan) / Semester I Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

Arus dan Hambatan. Oleh: Ahmad Firdaus Rakhmat Andriyani

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembangan Penelitian pengembangan merupakan jenis penelitian yang berorientasi pada pengembangan dan validasi produk. Penelitian pengembangan sering dikenal dengan Research and Development (R&D). Menurut Setyosari (2010: 214) penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Sukmadinata dalam Potter (2010: 1) menyatakan bahwa: Penelitian dan pengembangan adalah proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dioertanggungjawabkan. Borg dan Gall dalam Wahyudi (2011: 1) mengemukakan bahwa: Riset dan pengembangan bidang pendidikan (R&D) adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan mengesahkan produk bidang pendidikan. Dari beberapa pengertian tersebut dapat kita ketahui bahwa penelitian pengembangan adalah serangkaian proses berdasarkan teori yang telah ada untuk menghasilkan atau memperbaiki suatu produk pembelajaran yang diuji secara sistematis sehingga dihasilkan produk yang efektif dan

7 berkualitas. Adapun serangkaian tahap yang harus ditempuh dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut (Suyanto dan Sartinem (2009: 16)): Tujuh prosedur pengembangan produk dan uji produk, yaitu (1) Analisis kebutuhan, (2) Identifikasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan, (3) Identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan pengguna, (4) Pengembangan produk, (5) Uji internal,: Uji spesifikasi dan Uji operasionalisasi produk, (6) Uji eksternal: Uji kemanfaatan produk oleh pengguna, (7) Produksi. Sedangkan menurut Asyhar (2011: 95) adalah sebagai berikut: (1) Analisis kebutuhan dan karakteristik siswa, (2) Merumuskan tujuan pembelajaran, (3) Merumuskan butir-butir materi, (4) Menyusun instrumen evaluasi, (5) Menyusun naskah/ draft media, (6) Melakukan validasi ahli dan (7) Melakukan uji coba/ tes dan revisi. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk maka harus melalui beberapa tahapan (prosedur) agar produk yang dihasilkan berkualitas baik, bermanfaat dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran. B. Modul Modul merupakan salah satu bahan ajar tertulis yang dikembangkan untuk memfasilitasi peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Roguel dalam Abdurrahman (2012) menyatakan bahwa Instructional modules are learning materials designed primarily for independent or selfstudy,sehingga modul dikembangkan sebagai bahan belajar yang bersifat mandiri, yang memungkinkan peserta didik dapat belajar sesuai dengan potensi individual. Sebuah modul selayaknya disusun dan dikemas secara

8 utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan pembelajaran yang spesifik. Modul merupakan unit terkecil dari subtansi/materi ajar yang memuat suatu konsep secara utuh, sehingga dapat dipelajari secara terpisah dari bagian lain tanpa mengurangi maknanya. Suatu modul dapat terdiri dari bahan cetak atau kombinasi bahan cetak dengan program media audio visual, dan perangkat lain seperti kit dan realia atau benda sesungguhnya seperti diungkapkan Muljono dalam Abdurrahman (2012: 3). Sementara itu, menurut Sanjaya (2009: 156), dalam sebuah modul minimal berisi tentang: a. Tujuan yang harus dicapai, yang biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku yang spesifik sehingga keberhasilannya dapat diukur. b. Petunjuk penggunaan, yakni petunjuk bagaimana siswa mempelajari modul. c. Kegiatan belajar berisi tentang materi yang harus dipelajari oleh siswa. d. Rangkuman materi, yakni garis-garis besar materi pelajaran. e. Tugas dan latihan. f. Sumber bacaan, yakni buku-buku bacaan yang harus dipelajari untuk memperdalam dan memperkaya wawasan. g. Item-item tes, soal-soal yang harus dijawab untuk melihat keberhasilan siswa dalam penguasaan materi pelajaran. h. Kriteria keberhasilan, yakni rambu-rambu keberhasil siswa dalam mempelajri modul. i. Kunci jawaban. Berdasarkan kutipan di atas, modul adalah media instruksional yang dibuat dengan tujuan siswa dapat belajar mandiri sesuai dengan kecepatan masingmasing tanpa terikat oleh waktu, tempat, dan hal-hal lain di luar dirinya sendiri.

9 Modul sebagai media cetak yang baik, penyusunan desain isi modul disesuaikan dengan standar isi dari Badan Standar Pendidikan Nasional (BSNP) sebagai berikut: a. Tata Letak Isi 1) Tata Letak Konsisten Dalam modul tata letak setiap unsur diusahakan tetap (konsisten), mulai dari judul, sub judul, dan jarak antar paragraf. 2) Tata Letak Harmonis Di dalam modul setiap unsur diletakan sehingga menimbulkan keharmonisan dari tiap unsurnya. Contohnya: Bidang cetak dan marjin proporsional, teks dan ilustrasi berdekatan, dan kesesuaian bentuk, warna, dan ukuran unsur tata letak. 3) Tata Letak Lengkap Setiap kelengkapan tata letak dalam modul dilengkapi sesuai struktur penyusunan modul. b. Tipografi Isi 1) Tipografi Sederhana Tipografi sederhana lebih menekankan pada penggunaan huruf yang akan digunakan, mulai dari jenis dan variasinya. Contohnya: tidak menggunakan terlalu banyak jenis huruf, tidak menggunakan huruf hias/dekoratif, dan penggunaan variasi huruf (bold, italic, all capital,and small capital) tidak belebihan.

10 2) Tipografi Mudah Dibaca Tipografi sederhana mencakup kemudahan terbacanya isi modul yang dibuat, mulai dari ukuran, panjang baris kalimat, dan spasi baris susunan teks normal. 3) Tipografi Memudahkan Pemahaman Tipografi disesuaikan agar tidak mengganggu peserta belajar dalam memahami isi materi, meliputi: hierarki judul-judul jelas dan konsisten, dan hierarki judul-judul proporsional. c. Ilustrasi Isi 1) Konsep Ilustrasi Jelas Ilustrasi yang digunakan jelas, dalam artian mampu mengungkapkan makna/arti dari objek, bentuk yang proporsional, bentuk akurat, dan realistik. 2) Ilustrasi Menimbulkan Daya Tarik Penggunaan ilustrasi dalam modul sebaiknya dapat menimbulkan daya tarik dengan memenuhi unsur-unsur berikut: keseluruhan ilustrasi serasi, goresan garis tegas dan jelas, menggunakan konsep kreatif, penggunaan warna sesuai objek, dan dinamis.

11 Selain 2 komponen di atas, komponen berikutnya meliputi rincian berikut: a. Kelayakan Isi Komponen kelayakan isi ini diuraikan menjadi beberapa subkomponen atau indikator berikut: 1) Kesesuaiandengan SK dan KD mata pelajaran dan perkembangan anak. 2) Substansi keilmuan dan life skills. 3) Wawasan untuk maju dan berkembang. 4) Keberagaman nilai-nilai sosial. b. Kebahasaan Komponen kebahasaan ini diuraikan menjadi beberapa subkomponen atau indikator berikut: 1) Keterbacaan. 2) Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. 3) Logika berbahasa. Modul memiliki manfaat bagi pelaku pendidikan, yaitu peserta didik dan pendidik. Manfaat modul bagi peserta didik, yaitu: 1. peserta didik memiliki kesempatan melatih diri belajar secara mandiri, 2. belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari di luar kelas dan di luar jam pelajaran, 3. berkesempatan mengekspresikan cara-cara belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya, 4. berkesempatan menguji kemamouan diri sendiri dengan mengerjakan latihan yang disajikan dalam modul, 5. mampu membelajarkan diri sendiri,

12 6. mengembangkan kemampuan peserta didi dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya. Sedangkan, bagi pendidik penyusunan modul ini bermanfaat untuk: 1. mengurangi ketergantungan terhadap ketersediaan buku teks, 2. memperluas wawasan karena disusun dengan menggunakan berbagai refrensi, 3. menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman dalam menulis bahan ajar, 4. membangun komunikasi yang efektif antara dirinya dengan peserta didik karena pembelajaran tidak harus berjalan secara tatap muka, 5. menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku/multimedia dan diterbitkan. Suprawoto (2009: 2) Menurut Santyasa (2009: 11), Keuntungan yang diperoleh dari pembelajaran dengan penerapan modul adalah sebagai berikut. 1. Meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan. 2. Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada modul yang mana mereka belum berhasil. 3. Siswa mencapai hasil sesuai dengan kemampuannya. 4. Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester. 5. Pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun menurut jenjang akademik. Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa modul betrmanfaat bagi peserta didik yaitu peserta didik mengembangkan kemampuannya dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lain sesuai dengan kemampuannya. Sedangkan, bagi pendidik yaitu menambah wawasan dan memudahkan dalam mengevaluasi hasil belajar peserta didik. C. Multi Representasi Terdapat beberapa definisi yang dikemukakan para ahli berkenaan tentang representasi seperti dikutip dalam Fadillah (2008 : 21): 1. representasi adalah model atau bentuk pengganti dari suatu situasi masalh atau aspek dari suatu situasi masalah yang digunakan untuk

13 menemukan solusi, sebagai contoh, suatu masalah dapat direpresentasikan dengan obyek, gambar, kata-kata, atau simbol matematika. 2. Representasi merupakan cara yang digunakan seseorang untuk mengkomunikasikan jawaban atau gagasan matematik yang bersangkutan. 3. Representasi didefinisikan sebagai aktivitas atau hubungan dimana satu hal mewakili hal lain sampai pada suatu level tertentu, untuk tujuan tertentu, dan yang kedua oleh subjek atau interpretasi pikiran. Representasi menggantikan atau mengenai penggantian suatu obyek, yang diperoleh dari pengalaman tentang tanda representasi. 4. Representasi merupakan proses pengembangan mental yang sudah dimiliki seseorang, yang terungkap dan divisualisasikan dalam berbagai model matematika, yakni: verbal, gambar, benda konkret, tabel, model-model manipulatif atau kombinasi dari semuanya. 5. Representasi adalah suatu konfigurasi yang dapat menyajikan suatu benda dalam suatu cara. 6. Representasi adalah suatu konfigurasi dan sejenisnya yang berkorespondensi dengan sesuatu, mewakili, melambangkan atau menyajikan sesuatu. 7. Dalam psikologi umum, representasi berarti proses membuat model konkret dalam dunia nyata ke dalam konsep abstrak atau simbol. Dalam psikologi matematika, representasi bermakna deskripsi hubungan antara objek dengan simbol. Sedangkan menurut Kress dalam Abdurrahman, Apriliyawati, & Payudi (2008: 373) mengatakan bahwa secara naluriah manusia menyampaikan, menerima, dan menginterpretasikan maksud melalui berbagai penyampaian dan berbagai komunikasi. Baik dalam pembicaraan, bacaan maupun tulisan. Oleh karena itu, peran representasi sangat penting dalam proses pengolahan informasi mengenai sesuatu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa multi representasi adalah suatu cara menyatakan suatu konsep melalui berbagai cara dan bentuk. Suatu masalah dapat direpresentasikan melalui gambar, grafik, kata-kata (verbal), tabel, benda konkret, atau simbol matematika. Oleh karena itu, dengan adanya

14 pendekatan multi representasi diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami suatu konsep melalui format representasi yang disajikan. Multi representasi memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai pelengkap, pembatas interprestasi dan pembangun pemahaman. Ainsworth (1999: 134). Pertama: multi representasi melengkapi proses untuk mendapatkan penjelasan mengenai suatu konsep tertentu atau dalam memecahkan soal fisika dan digunakan untuk memberikan representasi yang berisi informasi pelengkap atau membantu melengkapi proses kognitif. Kedua: satu representasi digunakan untuk membatasi kemungkinan kesalahan menginterprestasi dalam menggunakan representasi yang lain. Ketiga: multi representasi dapat digunakan untuk mendorong siswa membangun pemahaman terhadap situasi secara mendalam. Pada fungsi ini, multi representasi dapat digunakan untuk meningkatkan abstraksi, membantu generalisasi, dan untuk membangun hubungan antar representasi-representasi.

15 Berdasarkan fungsi tersebut dapat disimpulkan: Fungsi Multirepresentasi Pelengkap Membatasi interpretasi Membangun pemahaman Melengkapi proses Melengkapi informasi Representasi yang familiar Sifat inheren Abstraksi Hubungan Generalisasi Tugas Strategi Perbedaan individual Informasi yang berbeda Informasi yang dibagi Gambar 2.1 Fungsi multi representasi (diterjemahkan dari Ainsworth,1999) Penggunaan multi representasi dapat lebih melengkapi proses dalam menarik kesimpulan dari informasi yang disajikan. Penjelasan secara verbal melalui teks akan menjadi lebih mudah dipahami ketika dilengkapi gambar atau grafik yang relevan dengan informasi yang sedang dibicarakan.

16 Rosengrant et al dalam Iin (2012: 16) menyatakan bahwa ada beberapa alasan pentingnya menggunakan multi representasi, yaitu: 1. Multi kecerdasan (multiple intelligences) Menurut teori multi kecerdasan orang dapat memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Oleh karena itu siswa belajar dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan jenis kecerdasannya. Representasi yang berbeda-beda memberikan kesempatan belajar yang optimal bagi setiap jenis kecerdasan. 2. Visualisasi bagi otak Kuantitas dan konsep-konsep yang bersifat fisik seringkali dapat divisualisasi dan dipahami lebih baik dengan menggunakan representasi konkret. 3. Membantu menginstruksi representasi tipe lain Beberapa representasi konkret membantu dalam mengontruksi representasi yang lebih abstrak. 4. Beberapa representasi bermanfaat bagi penalaran kualitatif Penalaran kualitatif seringkali terbantu dengan menggunakan representasi konkret. 5. Representasi matematik yang abstrak digunakan untuk penalaran kuantitatif dimana representasi matematik dapat digunakan untuk mencari jawaban kuantitatif terhadap soal.

17 Menurut Ulfarina (2010), dalam fisika ada beberapa format representasi yang dapat dimunculkan. Format-format tersebut antara lain: 1. Deskripsi Verbal Untuk memberikan definisi dari suatu konsep, verbal adalah salah satu cara yang tepat untuk digunakan. 2. Gambar/diagram Suatu konsep akan menjadi lebih jelas ketika dapat kita representasikan dalam bentuk gambar. Gambar dapat membantu memvisualisasikan sesuatu yang bersifat abstrak. Dalam fisika banyak bentuk diagram yang sering digunakan (sesuai konsep), antara lain: diagram gerak, diagram benda bebas (free body diagram), diagram garis medan (field line diagram), diagram rangkaian listrik (electrical circuit diagram), diagram sinar (ray diagram), diagram muka gelombang (wave front diagram), diagram keadaan energi (energy state diagram). 3. Grafik Penjelasan yang panjang terhadap suatu konsep dapat kita representasikan dalam satu bentuk grafik. Oleh karena itu, kemampuan membuat dan membaca grafik adalah ketrampilan yang sangat diperlukan. Grafik balok energi (energi bar chart), grafik balok momentum (momentum bar chart), merupakan grafik yang sering digunakan dalam merepresentasikan konsepkonsep fisika. 4. Matematik Untuk menyelesaikan persoalan kuantitatif, representasi matematik sangat diperlukan. Namun penggunaan representasi kuantitatif ini akan banyak

18 ditentukan keberhasilannya oleh penggunaan representasi kualitatif secara baik. Pada proses tersebutlah tampak bahwa siswa tidak seharusnya menghafalkan semua rumus-rumus atau persamaan-persamaan matematik. Dari hasil-hasil peneltian sains kognitif dan pendidikan fisika disimpulkan bahwa siswa yang terampil sering menggunakan representasi kualitatif deperti gambar, grafik dan diagram. Representasi kualitatif membantu mereka memahami soal sebelum mereka menggunakan persamaan- persamaan matematik untuk menyelesaikan persoalan tersebut secara kuantitatif. Dengan multi representasi akan terjadi pengolahan informasi internal dan eksternal untuk membangun suatu pemahaman yang lebih dalam mengenai suatu pengetahuan dengan menggabungkan berbagai format representasi yang berbeda yang digunakan sesuai dengan konteks permasalahan yang sedang dihadapi. D. Listrik Dinamis Listrik statis dan listrik dinamis sama-sama mempelajari tentang muatanmuatan listrik pada suatu benda. Hanya bedanya pada listrik statis khusus mempelajari tentang muatan-muatan listrik dalam keadaan diam pada suatu benda. Adapun, pada listrik dinamis khusus mempelajari tentang muatanmuatan listrik (elektron) yang bergerak melalui penghantar. Listrik dinamis dapat dibedakan menjadi listrik searah atau listrik DC yang arusnya tetap dan listrik bolak-balik atau listrik AC yang arusnya secara periodik berubah dalam besar maupun arahnya.

19 A. ARUS LISTRIK 1. Pengertian Arus Listrik dan Beda Potensial Menyatakan banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam suatu penghantar tiap satuan waktu. Dua buah benda yang bermuatan listriknya berbeda dapat menimbulkan arus listrik. Benda yang muatan listrik positifnya lebih banyak dikatakan mempunyai potensial lebih tinggi. Adapun, benda yang muatan listik negatifnya lebih banyak dikatakan mempunyai potensial lebih rendah. Dua benda yang mempunyai beda potensial dapat menyebabkan terjadinya arus listrik. Syaratnya, kedua benda harus dihubungkan dengan suatu penghantar. Dalam kehidupan sehari-hari beda potensial sering dinyatakan dengan tegangan. A +++ +++++ +++ B + + + + Gambar 2.2 Dua benda beda potensial Pada Gambar 2.2, A berpotensial lebih tinggi daripada B. Arus listrik yang terjadi berasal dari A menuju B. Arus listrik terjadi karena adanya usaha penyeimbangan potensial antara A dan B. deangan demikian dapat dikatakan, arus listrik seakan-akan berupa arus muatan positif. Pada kenyataannya muatan listrik yang dapat berpindah bukan muatan positif, melainkan muatan negatif atau elektron. Arah arus listrik berasal dari

20 tempat berpotensial tinggi ke tempat yang berpotensial rendah. Jadi berdasarkan uraian di atas arus listrik terjadi jika ada perpindahan elektron. a Gambar 2.3 Rangkaian tertutup (a), rangkaian terbuka (b) b Arus listrik timbul pada rangkaian tertutup diperlihatkan pada Gambar 2.3(a) sedangkan aliran muatan listrik tidak terjadi dalam rangkaian terbuka diperlihatkan pada Gambar 2.3 (b) Besarnya muatan listrik yang mengalir dalam suatu penghantar secara matematis dinyatakan dengan : I = Q t Keterangan : I = besar kuat arus, satuannya ampere (A) Q = besar muatan listrik, satuannya coulomb (C) t = waktu tempuh, satuannya sekon (s) Berdasarkan uraian tersebut, arus listrik dapat didefinisikan sebagai banyaknya elektron yang berpindah dalam waktu tertentu. Beda potensial akan mengakibatkan berpindahnya elektron. Banyaknya energi listrik yang diperlukan untuk mengalirkan setiap muatan listrik dari ujung-ujung penghantar disebut beda potensial listrik atau tegangan listrik.

21 Hubungan antara energi listrik, muatan listrik, dan beda potensial listrik secara matematik dirumuskan: V = W Q Keterangan : V W Q = beda potrensial, satuannya volt (V) = energi listrik, satuannya Joule (J) = muatan listrik, satuannya coulomb (C) Dengan demikian, beda potensial adalah besarnya energi listrik untuk memindahkan muatan listrik. 2. Mengukur Kuat Arus Listrik Kuat arus listrik yang mengalir dalam penghantar atau rangkaian listrik dapat diukur besarnya dengan menggunakan amperemeter atau ammeter. Amperemeter ada dua jenis, yaitu amperemeter digital dan amperemeter analog. Ciri sebuah amperemeter analog adalah adanya huruf A pada permukaan skala. Sedangkan untuk kuat arus yang kecil, digunakan galvanometer sebagai alat untuk mengukurnya. Perhatikan cara merangkai amperemeter untuk mengukur kuat arus listrik pada Gambar 2.4 (a) cara mengukur kuat arus listrik, (b) diagram rangkaian. Gambar 2.4 Mengukur kuat arus listrik (a), diagram rangkaian (b)

22 Dalam kehidupan sehari-hari, kamu dapat mengamati adanya gejala beda potensial di baterai atau akumulator. Beberapa baterai dapat disusun secara seri maupun paralel. Yang dimaksud susun seri adalah kutub positif disambungkan dengan kutub negatif lainnya. Susun paralel adalah kutubkutub yang sejenis disatukan. Untuk lebih jelas perhatikan Gambar 2.5. a b Gambar 2.5 Rangkaian seri (a), rangkaian paralel (b) Pada Gambar 2.5 (a) rangkaian listrik disusun secara seri sedangkan pada Gambar 2.5 (b) rangkaian listrik disusun secara paralel. Untuk susun seri akan menghasilkan kuat arus listrik yang lebih besar daripada rangkaian susunan paralel. Hal itu disebabkan oleh bertambahnya beda potensial. Karena itu jika kedua macam rangkaian itu digunakan untuk menyalakan lampu, akan menghasilkan nyala yang berbeda. B. Hukum Ohm Untuk memudahkan pemahaman terhadap Hukum Ohm, kita dapat membuat rangkaian yang terdiri atas batere, bola lampu, dan kabel, seperti Gambar 2.6 Gambar 2.6 Rangkaian DC

23 Ternyata pada saat saklar ditekan, lampu meyala. Menyalanya lampu karena dalam rangkaian mengalir arus listrik. Terang redupnya nyala lampu ternyata dipengaruhi oleh banyaknya batere yang dipasang dalam rangkaian. Jika jumlah batere ditambah, nyala lampu akan menjadi semakin terang, sebaliknya jika jumlah baterenya sedikit, nyala lampunya akan menjadi redup. Dengan kata lain dalam rangkaian tertutup, kuat arus listrik yang mengalir bergantung pada banyak-sedikitnya batere atau sumber tegangan. Semakin besar tegangan listrik dari batere, semakin besar kuat arus listrik yang mengalir. George Simon Ohm (1787-1854), menjelaskan bagaimana beda potensial atau tegangan dari sebuah sumber arus, kuat arus listrik, dan resistansi suatu rangkaian saling terkait. Ohm menyatakan bahwa Kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar berbanding lurus dengan besarnya beda potensial (tegangan) pada ujung-ujung penghantar. Pernyataan Ohm tersebut dikenal sebagai Hukum Ohm yang digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut. V Gambar 2.7 Grafik hubungan antara besarnya tegangan dan kuat arus I

24 Dari grafik tersebut kita dapat membuat hubungan antara besarnya tegangan dan kuat arus yang mengalir dalam rangkaian tersebut sebagai berikut: V i Secara matematis hukum Ohm dapat dinyatakan sebagai: V = i. R Keterangan : i = kuat arus listrik (Ampere) V = tegangan listrik (volt) R = hambatan (ohm = Ω) C. Hukum I Kirchhoff Jika kita membuat rangkaian tertutup yang memiliki percabangan, ternyata besarnya arus listrik yang menuju titik percabangan sama dengan besarnya arus listrik yang meninggalkan percabangan tersebut. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dengan mudah dengan cara memasang ampermeter sebelum arus memasuki percabangan, serta ampermeter lainnya setelah arus listrik meninggalkan setiap percabangan. Besarnya arus listrik yang menuju percabangan dan jumlah arus listrik pada setiap percabangan tergantung pada nilai hambatannya masing-masing. Jika nilai hambatan pada cabang tersebut besar, maka arus listrik yang melalui cabang tersebut kecil, sebaliknya jika hambatannya kecil maka aris listrik yang melalui cebang tersebut menjadi besar. Gambar 2.8. Arus listrik dalam rangkaian

25 Menurut hukum I Kirchhoff yang berbunyi: Jumlah kuat arus yang melalui satu titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus listrik yang meninggalkan titik percabangan tersebut. Gambar 2.9 Kuat arus listrik dalam titik percabangan Pada titik persambungan dalam gambar 2.9, i 1 + i 2 = i 3 + i 4 + i 5............... D. Hukum II Kirchoff Hukum II Kirchoff berbunyi: Jumlah gaya gerak listrik (GGL) dan penurunan tegangan dalam suatu rangjaian tertutup sama dengan nol. Gambar 2.10 Rangkaian Tertutup Secara matematis hukum II Kirchoff dapat dinyatakan dalam persamaan: E = I. R