BAB II KAJIAN TEORITIK. beragam interpretasi, tidak dapat didefinisikan secara tunggal, dan sangat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORITIK. beragam interpretasi, tidak dapat didefinisikan secara tunggal, dan sangat"

Transkripsi

1 4 BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1 Tinjauan Tentang Kualitas Pada kenyataannya kualitas merupakan sebuah konsep yang cukup sulit untuk dipahami dan disepakati, dikerenakan kualitas itu sendiri mempunyai beragam interpretasi, tidak dapat didefinisikan secara tunggal, dan sangat bergantung pada sudut pandangnya. Kualitas mempunyai pengertian yang menghimpun kualitas produk atau, kualitas biaya, kualitas penyajian, dan kualitas moral. Menurut Ahmad (dalam kamus bahasa indonesia, 2006: 328) bahwa, kualitas adalah kadar, mutu, atau tingkat baik buruknya sesuatu. Sedangkan menurut Glaser (dalam Uno dkk, 2004: 211) bahwa, kualitas lebih mengarah pada sesuatu yang baik. Berdasarkan uraian diatas kualitas dapat diartikan sebagai tingkat baik buruknya karakteristik suatu produk atau jasa yang dibuktikan dari kemampuan yang dapat memuaskan kebutuhan yang tampak maupun tersembunyi. 2.2 Tinjauan Tentang Kualitas Catatan Siswa Kegiatan pengambilan catatan dapat dianggap sebagai bagian dari menulis di kurikulum yang memiliki dua karakteristik yakni mengambil atau membuat catatan membantu siswa belajar, dan pencatatan membantu siswa belajar menulis. Menurut DePorter dan Hernacki (2000: 146) bahwa, mencatat yang efektif merupakan salah satu kemampuan terpenting yang dipelajari orang dengan alasan untuk meningkatkan daya ingat. Sedangkan menurut Ward dan Tatsukawa (2003: 4

2 5 2) bahwa, mencatat merupakan teknik untuk melibatkan pikiran siswa dalam meningkatkan pengalaman belajar. Proses mencatat dapat membantu siswa mempelajari materi dan catatan yang dihasilkan dapat berguna ketika dipelajari kembali. Oleh sebab itu, catatan dapat memfasilitasi pembelajaran. Sedangkan menurut Rahayu (2009: 1) bahwa, mencatat merupakan alat yang penting dalam menyikapi informasi dan persepsi seseorang terhadap suatu hal tertentu disekitar kita. Dengan mencatat seseorang dapat berpikir dan bersikap rasional dan menemukan solusi dalam menyelesaikan masalah yang ada pada saat ini dan dimasa yang akan datang. Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa Mencatat merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan daya ingat melalui proses melihat, mendengar dan dirasakan. Mencatat juga dapat diartikan sebagai kemampuan menggunakan bahasa untuk menyatakan ide, pikiran, atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa tulis. Mencatat dilakukan dengan tujuan untuk membantu mengingat suatu informasi yang tersimpan dalam ingatan. Menurut Castello dan Monero ( dalam Graves, 2005: 268) bahwa, catatan dapat diartikan sebagai sarana untuk menjelaskan dan menceritakan beberapa informasi untuk diri kita sendiri maupun orang lain berdasarkan apa yang kita baca, dengar dan lihat. Oleh sebab itu, catatan dijadikan sebagai suatu dokumen yang dapat ditinjau kembali. Sedangkan menurut Neville (2006: 3) bahwa, catatan dapat bertindak sebagai ringkasan atau penguatan poin utama dari apa yang kita baca, dengar atau lihat, dan catatan dapat dijadikan sebagai referensi dari informasi yang didapat, catatan juga dapat membuat siswa untuk terus belajar,

3 6 catatan bertindak sebagai bantuan untuk mengingat, catatan berguna untuk tujuan revisi masa depan, terutama dalam persiapan untuk ujian atau tugas menulis. Kemudian Menurut Houshangi dan lazzarino ( dalam jurnal RDD, 2010: 5) bahwa, catatan dapat membantu siswa menyelesaikan tugas-tugas dan berfungsi sebagai landasan bagi siswa untuk persiapan ujian serta dapat meningkatkan pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa catatan merupakan dokumen yang perlu dipelajari kembali. Catatan itu sendiri merupakan tulisan yang dibuat oleh siswa mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran, dengan mencatat dapat membantu siswa untuk berkonsentrasi pada pembelajaran, proses penulisan catatan dapat membantu siswa mengatasi gangguan dan dapat mendorong siswa untuk menjadi seorang pembelajar, lebih aktif, bukan pasif Pentingnya Catatan Dalam Pembelajaran Catatan mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. Karena dengan mencatat dapat membantu siswa berkonsentrasi pada materi yang dipelajari, siswa diperbiasakan membuat catatan yang rapi, teratur dan menarik serta mudah untuk dipelajari dan dipahami sehingga dapat menghilangkan kejenuhan dan kebosanan serta dapat menumbuhkan motivasi atau semangat belajar siswa. Menurut Reder (dalam Bauer, 2008: 13) bahwa, mencatat perlu dilakukan untuk menghindari gangguan, memfokuskan perhatian siswa dan juga dapat mendorong siswa untuk mengidentifikasi komponen-komponen penting atau

4 7 gagasan penting yang direkam dalam pembelajaran. Sedangkan menurut DePorter dan Hernacki (2000: 148) bahwa, mencatat yang efektif perlu dilakukan dengan tujuan untuk menghemat waktu dengan membantu menyimpan informasi secara mudah dan mempelajarinya kembali jika diperlukan. Karena tanpa mencatat dan mengulangi kembali, kebanyakan siswa hanya mampu mengingat sebagian kecil materi yang mereka baca atau dengar. Ditambahkan oleh Neville (2006: 3) menyatakan bahwa, ada tiga alasan utama yang disajikan oleh siswa mengapa mereka menulis catatan yaitu: a. Untuk menghilangkan kebosanan, dan karena tekanan teman sebaya b. Siswa percaya proses ini akan membantu mereka mengingat isi pembelajaran lebih baik di masa depan c. Mereka merasa catatan akan membantu mereka untuk menjadi lebih terorganisir dengan mereka revisi Metode Pencatatan Menurut DePorter dan Hernacki (2000: 148) bahwa, catatan memiliki beberapa model pencatatan yang dilihat dari struktur susunannya sebagai berikut. a. Model outline merupakan suatu daftar yang didalamnya tersusun hal pokok atau bagian-bagian yang akan disampaikan dan bagaimana tiap bagian tersebut dihubungkan dengan bagian yang lain secara logis. b. Peta pikiran Peta pikiran merupakan suatu gambar (visual), yang disusun berdasarkan konsep-konsep yang saling berkaitan sebagai hasil pemetaan konsep dan juga dikemukakan oleh DePorter, dkk (2003: 175) bahwa, peta pikiran

5 8 adalah metode mencatat yang membantu kita mengingat informasi, meningkatkan pemahaman terhadap materi, dan memberikan wawasan baru. c. Catatan tulis susun merupakan cara menerapkan pikiran sadar penulis terhadap materi yang sama secara sadar. Catatan tulis susun memiliki ciri penting yaitu catatan TS memudahkan penulis untuk menulis atau mencatat pemikiran dan kesimpulan pribadi bersama-sama dengan bagianbagian kunci pembicaraan atau materi bacaan Faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas catatan siswa Menurut Deborah, dkk (dalam Kiewra, 2001: 2) ada beberapa faktor yang mempegaruhi kualitas catatan siswa yaitu: a. Konten materi b. Penggunaan bahasa oleh guru c. Intonasi suara guru d. Durasi atau kecepatan berbicara guru e. Penggunaan media indikator Kualitas catatan siswa Menurut Allison (2012: 7) bahwa, catatan yang akurat atau berkualitas bercirikan beberapa hal berikut. 1. Terdapat poin-poin penting berupa kata-kata kunci berup teori, definisi, rumus dan fakta 2. Membuat catatan dengan benar dari diagram dan grafik 3. Menuliskan contoh penting yang berhubungan dengan poin-poin utama. 4. Catatan disusun secara terorganisir. 5. Catatan harus singkat dan tidak panjang lebar

6 9 Sedangkan menurut Walvoord, dkk (2005: 6) bahwa, catatan dapat dikatakan baik apabila bercirikan hal-hal sebagai berikut. 1. Terdapat kata kunci 2. Relevan 3. Terorganisir 4. Terdapat kutipan 5. Kuantitas catatan Berdasarkan kedua teori diatas maka perlu disusun indikator catatan guna menilai keakuratan suatu catatan agar diterima sebagai suatu catatan yang berkualitas. Diantaranya sebagai berikut. 1. Kelengkapan catatan Menurut Ahmad (dalam kamus bahasa Indonesia, 2006: 273) bahwa, kelengkapan merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan materi telah terpenuhi. Misalnya, Poin-poin penting yang dicantumkan dalam catatan baik berupa pengertian kuat arus, daya listrik, hukum kirchoff I, hukum kirchoff II, persamaan-persamaan dan keterangan serta contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari. Catatan yang lengkap akan memebantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru pada saat catatan tersebut dipelajari kembali. 2. Penyajian informasi yang benar Menurut Ahmad (dalam kamus bahasa Indonesia, 2006: 256) bahwa, informasi yang benar yaitu keterangan yang disampaikan oleh seseorang atau badan tidak salah atau sudah betul. Mempelajari dengan tepat serta memahami informasi yang dibaca maupun yang didengar, akan menghasilkan suatu catatan

7 10 yang menyajikan informasi yang benar. Informasi yang benar berupa informasi yang relevan (konten yang dicantumkan sesuai dengan topik), akurat (tepat,tidak ada kesalahan dan mempunyai maksud dan tujuan yang jelas) dan logis. 3. Penyajian ilustrasi atau gambar Menurut Ahmad (dalam kamus bahasa Indonesia, 2006: 234) bahwa, Ilustrai merupakan gambar atau keterangan yang bertujuan untuk memperjelas uraian. Membuat catatan fisika, ilustrasi atau gambar perlu dicantumkan agar supaya ilustrasi tersebut dapat mendukung dan mempermudah memahami konsep-konsep dari kuat arus listrik, daya listrik, hukum kirchoff I, hukum kirchoff II dan alat ukur listrik. 4. Kesesuaian bahasa Bahasa yang sesuai dalam membuat catatan yaitu catatan yang penyusunan kata maupun kalimat sudah sesuai dengan kosa kata yang benar. Membuat catatan perlu diperhatikan penggunaan kosa kata yang tepat atau penyusunan kalimat yang sempurna sehingga akan sangat mendukung dalam membuat catatan yang berkualitas. Informasi yang dicantumkan harus menggunakan bahasa baku, simbol-simbol yang digunakan sesuai dengan simbol fisika dan informasi yang dicantumkan tidak rancu. 5. Terorganisir Penyusunan catatan yang terorganisir yaitu catatan yang disusun secara teratur atau terstuktur mulai dari topik sampai sub topik dan uraian materinya. Catatan yang terorganisir memudahkan siswa dalam belajar dan memahami materi pelajaran. Catatan yang terorganisir misalnya mulai dari judul materi jelas,

8 11 sub-sub-sub materi, uraian materi, persamaan dan keterangannya serta contohcontoh. 6. Originalitas Originalitas yang dimaksud disini yakni, semua Informasi yang tulis didalam catatan menggunakan kalimat sendiri sesuai dengan bahasa baku dan istilah fisika serta dapat diketahui maksud dan tujuannya. 7. Rapi Menurut Ahmad (dalam kamus bahasa Indonesia, 2006: 322) bahwa, rapi berarti tidak acak-acakan, teratur dan bersih. Catatan yang rapi akan lebih menarik minat siswa ketika membaca dan belajar serta mempermudah transfer ilmu pengetahuan yang terkandung di dalamnya. Kerapian yang dimaksud disini catatan yang ditulis oleh siswa yaitu ditulis secara jelas dan teratur misalnya tulisan tersebut indah, dapat dibaca, kalimat-kalimat dalam alenia tersusun rapi dan tidak tumpang tindih. Belajar dari catatan yang dibuat sendiri akan lebih memudahkan pemahaman terhadap suatu materi pelajaran, dan hendaknya catatan juga dapat dipahami oleh orang lain sebagai bacaan yang ilmiah yaitu dengan menggunakan kata-kata dan kalimat-kalimat yang dimengerti Fungsi Catatan Menurut Boch dan Piolat (2005: 101) bahwa, catatan mempunyai 2 fungsi yakni untuk merekam informasi dan sebagai persiapan untuk mengingat kembali materi sebelumnya. Sedangkan menurut Ward dan Tatsukawa (2003: 2)bahwa membuat catatan mempunyai fungsi untuk menstabilkan meningkatkan dan pengetahuan.

9 Manfaat Catatan Menurut Sri (2012: 16) bahwa, pembuatan catatan mempunyai beberapa manfaat bagi peserta didik sebagai berikut. (1) Pencatat dapat mengenali kemampuan dan potensi dirinya. Dengan mencatat, pencatat dapat mengetahui sampai di mana pengetahuannya tentang suatu topik. (2) Pencatat dapat berlatih dalam mengembangkan berbagai gagasan. Dengan mencatat, pencatat dapat bernalar, menghubunghubungkan, serta membanding-bandingkan fakta untuk mengembangkan berbagai gagasannya. (3) Pencatat dapat lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang dicatat. Kegiatan mencatat dapat memperluas wawasan. (4) Pencatat dapat berlatih dalam mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat. Dengan mencatat, pencatat dapat menjelaskan permasalahan yang semula masih samar. (5). Dengan mencatat sesuatu di atas kertas, pencatat akan lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret. (6) Dengan mencatat, pencatat terdorong untuk terus belajar secara aktif. Pencatat menjadi penemu sekaligus pemecah masalah. (7) Dengan kegiatan mencatat yang terencanakan membiasakan penulis berpikir serta berbahasa secara tertib dan teratur. 2.3 Tinjauan Hasil Belajar Pengalaman yang diperoleh siswa dapat dikatakan sebagai hasil belajar siswa. Dalam hal ini seseorang akan memiliki kemampuan setelah mengikuti proses belajar yaitu dari yang tidak tahu menjadi tahu. Menurut Dimiyati dan Mujiono (2009: 3) bahwa, hasil belajar merupakan hasil dari suatu keterkaiatan antara tindak belajar dan tindak mengajar kemudian diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Sedangkan menurut Purwanto (2011: 46) hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Kemudian menurut Bloom (dalam Sudjana, 2008: 22) bahwa, ada tiga ranah yang berkaitan dengan hasil belajar yaitu:

10 13 1. Ranah Kognitif Ranah Kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek, diantaranya: a. Pengetahuan, diartikan sebagai ingatan terhadap suatu fakta, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun danrumus pernah dipelajari sebelumnya. b. Pemahaman, diartikan kemampuan dalam menyerap suatu arti atau makna dari materi atau bahan yang dipelajari. c. Aplikasi, diartikan sebagai suatu kemampuan menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. d. Analisis, diartikan sebagai kesanggupan dalam menentukan bagianbagian dari suatau masalah, atau gagasan dan menunjukkan hubungan antar bagian tersebut. e. Sintesis, diartikan sebagai penggabungan atau perpaduan dari berbagai informasi menjadi satu kesimpulan atau konsep. f. Evaluasi, diartikan sebagai kemampuan untuk mempertimbangkan dan menilai, baik buruk, benar salah dan bermanfaat tidak bermanfaat. 2. Ranah Afektif Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu: a. Penerimaan, yakni kesediaan menerima rangsangan dengan memberikan perhatian kepada rangsangan yang datang padanya.

11 14 b. Responsi, yakni kesediaan memberikan perhatian aktif dalam melakukan suatu kegiatan. c. Acuan Nilai, yakni kesediaan untuk menunjukkan konsistensi perilaku yang mengandung nilai. d. Organisasi, yakni kesediaan mengorganisasikan nilai-nilai yang relevan ke dalam satu sistem. e. Karakterisasi, yakni keterpaduan dari sistem nilai yang menjadi karakter, yang dimiliki seseorang dan mempengaruhi pola pikirnya. 3. Ranah Psikomotor Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni : a. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar) b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar c. Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain d. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan e. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks f. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

12 15 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang telah dicapai siswa baik kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik setelah mengalami proses belajar. 2.4 Tinjauan Tentang Listrik Dinamis 1. Arus Listrik Arus listrik didefinisikan sebagai jumlah total muatan yang melewati suatu penghantar persatuan waktu. Besarnya aliran listrik disebut kuat arus listrik, secara matematis dapat ditulis: Dimana: I Q t Q I t = Kuat arus (Ampere) = Jumlah muatan (Coulomb) = Jumlah waktu (sekon) (Giancoli, 2001: 65) 2. Hukum Ohm Georg Simon Ohm ( ), berdasarkan penelitiannya menemukan hubungan antara sumber tegangan dan kuat arus listrik. Ohm menyatakan bahwa Kuat arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar berbanding lurus dengan besarnya beda potensial (tegangan) pada ujung-ujung penghantar. Pernyatan Ohm tersebut dikenal sebagai Hukum Ohm dan secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut. Dimana: V I R V = Tegangan listrik (Volt) I = Kuat Arus (Ampere) (Giancoli, 2001: 67)

13 16 R= Hambatan (Ohm = Ω) 3. Hukum Kirchhoff a. Hukum I Kirchhoff Hukum ini berbunyi bahwa pada setiap titik cabang, jumlah semua arus yang memasuki cabang harus sama dengan semua arus yang meninggalkan cabang tersebut. Secara matematis hukum I kirchhoff dapat dinyatakan dengan: I masuk I keluar b. Hukum II Kirchhoff Hukum ini berbunyi bahwa jumlah perubahan potensial mengelilingi lintasan tertutup pada satu rangkaian harus nol. (Giancoli, 2001: 106) 4. Alat Ukur Listrik a. Amperemeter Alat ini digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Pada alat ini memeiliki dua bagian utama yaitu skala pengukuran dengan jarum penunjuk dan batas ukur. Pembacaan hasil pengukurannya disesuaikan dengan batas ukur yang digunakan. b. Voltmeter Alat ini digunakan untuk beda potensial antara dua titik (tegangan listrik). Cara pembacaan skala untuk alat ini sama dengan pembacaan pada amperemeter. Perbedaan yang perlu diingat adalah cara merangkai alatnya. Jika amperemeter dipasang seri maka voltmeter dipasang pararel.

14 17 Tegangan listrik maupun kuat arus listrik dapa diukur dengan alat yang dinamakan Multitester dan nama lain dari alat ini adalah AVO meter yaitu Amper, Volt dan Ohm meter. 2.5 Kajian Penelitian Yang Relevan (Giancoli, 2001: 116) 1. Penelitian yang dilakukan oleh Kartika Sri Wulandari Salihi pada tahun 2008 dengan judul penelitian Deskripsi catatan kuliah mahasiswa pada mata kuliah fisika kuantum dengan indikator penelitian yang digunakan yaitu kelengkapan catatan, organisasi catatan, kerapian catatan, dan keterbacaan catatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa catatan kuliah sangat bermanfaat dan membantu mahasiswa dalam mendalami materi serta dapat menambah ilmu pengetahuan. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuni Darmayati pada tahun 2012 dengan judul penelitian peningkatan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan teknik ubah catatan harian pada siswa Kelas X D SMA Negeri 1 Banguntapan Bantul (Thesis). Dengan instrumen penelitian angket, lembar observasi, catatan lapangan, tes menulis puisi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknik ubah catatan harian mampu me ningkatkan keterampilan menulis puisi siswa aktivitas dan situasi kegiatan pembelajaran keterampilan menulis puisi meningkat lebih baik dan mencapai kriteria keberhasilan. Hal ini terlihat dari skor rata-rata keterampilan menulis puisi siswa sebelum dikenai tindakan adalah 21,06, pada siklus I 24,68, dan setelah dikenai tindakan pada akhir siklus II skor rata-rata menjadi 27,47.

15 18 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian pertama yaitu pada jenis penelitian, indikator yang digunakan, instrumen penelitian dan subjek penelitian dan materi penelitian. Peneliti sebelumnya mengambil jenis peneltian deskriptif dengan empat indikator pada materi fisika kuantum dengan menggunakan instrumen penelitian teks wawancara dan subjek penelitiannya mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan ini jenis penelitian survei dengan teknik korelasional dengan tujuh indikator pada materi listrik dinamis dengan menggunakan instrumen penelitian lembar penilaian dan subyek penelitiannya pada siswa SMA Negeri 3 Gorontalo. Kemudian pada penelitian kedua yaitu pada jenis, instrumen penelitian, tempat penelitian dan subjek penelitian. Peneliti sebelumnya mengambil jenis peneltian tindakan kelas dengan instrumen penelitiannya yaitu penelitian angket, lembar observasi, catatan lapangan, tes menulis puisi dan wawancara, tempat penelitian di SMA Negeri 1 Banguntapan Bantul dan subjek penelitiannya siswa kelas X D di SMA Negeri 1 Banguntapan Bantul. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan ini, jenis penelitian survei dengan teknik korelasional dengan menggunakan instrumen penelitian lembar penilaian, tempat penelitian di SMA Negeri 3 Gorontalo dan subjek penelitiannya siswa kelas X s di SMA Negeri 3 Gorontalo. 2.6 Kerangka Berpikir Mencatat merupakan suatu kegiatan yang tidak lepas dari proses belajar mengajar dan mencatat juga merupakan perilaku umum untuk siswa saat membaca dan sementara menghadiri kelas. Kegiatan mencatat merupakan kegiatan menghasilkan bahasa dan mengorganisasikan pikiran secara tertulis.

16 19 Buku catatan merupakan salah satu sumber belajar yang sering digunakan oleh peserta didik untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Keberadaan buku catatan bagi peserta didik sangatlah penting untuk membantu dalam pemahaman materi pelajaran khususnya fisika. Buku catatan yang berkualitas merupakan salah satu faktor dalam membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiiki siswa setelah melewati proses belajar mengajar. Hasil belajar yang baik merupakan suatu proses belajar yang dilakukan apabila seseorang memutuskan untuk belajar berdasarkan apa yang dibaca pada tulisannya yang terdahulu atau melalui catatan yang dibuatnya. Berdasarkan Uraian di atas dapat digunakan sebagai arahan berpikir, bahwa antara kualitas catatan dengan hasil belajar fisika siswa secara bersama-sama terdapat hubungan yang positif. 2.7 Hipotesis Penelitian Berdasarkan bentuk permasalahan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas catatan dengan hasil belajar siswa yaitu jika catatan berkualitas maka hasil belajar siswa meningkat pada mata pelajaran fisika di SMA Negeri 3 Gorontalo.

Distribusi Rata-rata Kualitas Catatan

Distribusi Rata-rata Kualitas Catatan Rata-rata 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data yang dideskripsikan dalam penelitian ini terdiri dari kualitas catatan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Media Pembelajaran Mind Mapping a. Pengertian Media Pembelajaran Mind Mapping Sadiman (dalam Rianti, 2012, h.9) menjelaskan media pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas perilaku

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS KUAT ARUS LISTRIK (I) Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan dari siswa setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Eggen dan Kauchak (dalam Trianto, 2007: 42) mengemukakan bahwa

BAB II KAJIAN TEORITIS. Eggen dan Kauchak (dalam Trianto, 2007: 42) mengemukakan bahwa 6 BAB II KAJIAN TEORITIS 1.1 Pembelajaran Kooperatif Eggen dan Kauchak (dalam Trianto, 2007: 42) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kemampuan Representasi Prain dan Waldrip (Ulfarina, 2011) mengemukakan bahwa representasi berarti mempresentasi ulang konsep yang sama dengan format yang berbeda, diantaranya

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal A; 1,5 A; 3 A

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal A; 1,5 A; 3 A 1. Perhatikan gambar berikut! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.2 Kuat arus yang mengalir melalui hambatan R 1, R 2, dan R 3 secara berturut-turut adalah.

Lebih terperinci

LEMBAR VALIDASI SOAL

LEMBAR VALIDASI SOAL LEMBAR VALIDASI SOAL PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PROBLEM POSING TIPE FREE-PROBLEM POSING DAN TIPE STRUCTURED-PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL LISTRIK DINAMIS SISWA KELAS X SMAN I NGAGLIK

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. KAJIAN TEORI 1. Lingkungan Sekolah a. Pengertian Lingkungan Sekolah Manusia sebagai makhluk sosial pasti akan selalu bersentuhan dengan lingkungan sekitar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu menmbuhkembangkan potensi diri, sosial, dan alam di kehidupannya. Sesuai dengan perkembangan zaman yang

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Mata pelajaran Matematika

Lebih terperinci

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana 1. Tujuan Untuk mengetahui cara mengukur arus dan tegangan listrik 2. Alat dan bahan a. Amperemeter b. Voltmeter c. Hambatan d. Sumber

Lebih terperinci

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mempelajari tentang muatan listrik bergerak (arus listrik) arus listrik aliran muatan positif yang mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah besar arus listrik dinyatakan dengan kuat arus listrik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Tujuan pendidikan direncanakan untuk dapat dicapai dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa

Lebih terperinci

Uji kemampuan pertemuan 1 No Soal Jawaban 1 Tuliskan fungsi alat ukur amperemeter dan voltmeter!

Uji kemampuan pertemuan 1 No Soal Jawaban 1 Tuliskan fungsi alat ukur amperemeter dan voltmeter! Uji kemampuan pertemuan 1 No Soal Jawaban 1 Tuliskan fungsi alat ukur amperemeter dan voltmeter! 2 Perhatikan penunjukkan jarum amperemeter pada gambar berikut! Berapa besar kuat arus yang terukur? Amperemeter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan teoritis yang diperoleh melalui observasi, eksperimen,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan teoritis yang diperoleh melalui observasi, eksperimen, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Soekarno, dkk (1981: 11), Fisika adalah suatu jenis ilmu pengetahuan teoritis yang diperoleh melalui observasi, eksperimen, penyimpulan, pembentukan

Lebih terperinci

BAB II Listrik Dinamis

BAB II Listrik Dinamis BAB II Listrik Dinamis Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar : 3.2 Menganalisis percobaan listrik dinamis dalam suatu rangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah. Materi yang diajarkan terus mengalami perubahan seiring perkembangan dan perubahan kurikulum.

Lebih terperinci

Bahan Kuliah Minggu I ELEKTRONIKA DASAR. Program Studi S1 Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom 2015

Bahan Kuliah Minggu I ELEKTRONIKA DASAR. Program Studi S1 Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom 2015 Bahan Kuliah Minggu I ELEKTONIKA DASA Program Studi S1 Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom 2015 1 Pokok Bahasan Teori Atom (15 ) Hukum Kirchoff Tegangan (15 ) Hukum Kirchoff Arus (15

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal coulomb. 50 coulomb. 180 coulomb.

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal coulomb. 50 coulomb. 180 coulomb. SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.1 1. Sebuah kawat penghantar mengalir arus listrik sebesar 500 m Besar muatan listrik yang melalui kawat itu selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi oleh karena itu, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Pembelajaran sejarah Belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan, yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

BAB II HUKUM DASAR RANGKAIAN LISTRIK

BAB II HUKUM DASAR RANGKAIAN LISTRIK BAB II HUKUM DASAR RANGKAIAN LISTRIK Setelah menyelesaikan bab ini, Anda akan mampu : Mendefinisikan energi dan daya Menghitung daya Mengetahui arah referensi daya Menganalisa danmenghitung Hukum Tegangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA DASAR. Program Studi S1 Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom 2016

ELEKTRONIKA DASAR. Program Studi S1 Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom 2016 ELEKTONIKA DASA Program Studi S1 Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom 2016 1 Luruskan Niat Pokok Bahasan Teori Atom (15 ) Hukum Kirchoff Tegangan (15 ) Hukum Kirchoff Arus (15 ) esistansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situasi tertentu kemampuan bernalar diperlukan manusia untuk dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. situasi tertentu kemampuan bernalar diperlukan manusia untuk dapat mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpikir dalam kehidupan sehari-hari dilakukan seseorang untuk merenungkan sesuatu, mempertimbangkan baik atau buruk suatu hal dan membuat keputusan. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelajaran Sejarah di SMA/MA adalah mata pelajaran yang mengkaji tentang perubahan dan perkembangan kehidupan masyarakat baik di Indonesia maupun di luar Indonesia dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar, yang di dalamnya meliputi beberapa komponen yang saling terkait, antara lain; guru (pendidik),

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu di arahkan. Tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu sistem nilai yang disepakati kebenaran

Lebih terperinci

sumber arus listrik Gustav Kirchhoff ( ) mengemukakan dua aturan (hukum) yang dapat

sumber arus listrik Gustav Kirchhoff ( ) mengemukakan dua aturan (hukum) yang dapat Pada peralatan listrik, kita dapat menemukan rangkaian listrik yang bercabang cabang. Untuk menghitung besarnya arus listrik yang mengalir pada setiap cabang yang dihasilkan oleh sumber arus listrik Gustav

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin baik kualitas pendidikan disuatu negara akan menghasilkan bangsa yang cerdas. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Matematika. dan matematis (Rina Dyah Rahmawati, dkk, 2006: 01).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Matematika. dan matematis (Rina Dyah Rahmawati, dkk, 2006: 01). 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika Ke SD-an a. Pengertian Pembelajaran Matematika Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada siswa melalui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teoretis 1. Strategi Cooperative Script Dalam strategi pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung kearah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research & BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Setyosari (2012:214) penelitian pendidikan dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Belajar Menurut Nana Sudjana (2005: 28), belajar adalah suatu proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. direncanakan oleh guru untuk siswa agar terjadinya proses. pembelajaran yang saling berinteraksi satu sama lain.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. direncanakan oleh guru untuk siswa agar terjadinya proses. pembelajaran yang saling berinteraksi satu sama lain. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran yang artinya merencanakan suatu proses pembelajaran yang direncanakan

Lebih terperinci

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jalan Jhon Ario Katili Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jalan Jhon Ario Katili Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara. Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan di SMA Negeri 4 Gorontalo yang terletak di Jalan Jhon Ario Katili Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP secara umum adalah sebagai sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia,

Lebih terperinci

b. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab akibat

b. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab akibat I. Pilihan ganda biasa 1. Alat yang digunakan untuk mengukur suatu besaran atau nilai disebut a. Meteran b. Instrumen pengukuran c. Penggaris d. Timbangan 2. Sebelum menggunakan alat ukur dengan penunjukan

Lebih terperinci

II._TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains merupakan salah satu bentuk keterampilan proses

II._TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains merupakan salah satu bentuk keterampilan proses 6 II._TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. Keterampilan Proses Sains Keterampilan proses sains merupakan salah satu bentuk keterampilan proses yang diaplikasikan pada proses pembelajaran. Pembentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat membentuk persamaan dan kemauan siswa, metode ini juga melibatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat membentuk persamaan dan kemauan siswa, metode ini juga melibatkan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Eksperimen Eksperimen adalah bagian yang sulit dipisahkan dari Ilmu Pengetahuan Alam. Eksperimen dapat dilakukan di laboratorium maupun di alam terbuka. Metode ini mempunyai

Lebih terperinci

Assalamuaalaikum Wr. Wb

Assalamuaalaikum Wr. Wb Assalamuaalaikum Wr. Wb Standar Kompetensi Memahami listrik dinamis dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar Mendeskripsikan pengertian arus listrik, kua arus listrik dan beda potensial

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.4

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.4 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.4 1. Perhatikan gambar titik percabangan arus listrik berikut! Kuat arus listrik yang mengalir pada cabang I 3 adalah...

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Eksplanasi dalam Kurikulum 2013 Kurikulum merupakan landasan atau acuan bagi setiap proses pembelajaran di sekolah,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Kemampuan Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan kegiatan. Setiap melakukan kegiatan pasti diperlukan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menduduki peranan penting dalam dunia pendidikan. Matematika dipelajari oleh semua siswa, mulai dari pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Sebagaimana kita ketahui, bahasa terdiri atas katakata atau

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi Putu Ayu Puspayanti, Lilies, Bustamin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Metode Group Investigation (GI), hasil belajar siswa

Kata Kunci: Metode Group Investigation (GI), hasil belajar siswa Pengaruh Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika di SMA Negeri 1 Mananggu Kabupaten Boalemo. Cunsal, Fitryane Lihawa *, Tirtawaty Abdjul **

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. E-learning Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai pemanfaatan teknologi internet untuk mendistribusikan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika Listrik Dinamis - Soal Pilihan Ganda Doc. Name: K13AR09FIS0201 Doc. Version : 2015-11 halaman 1 01. Arus listrik yang mengalir di dalam sebuah kawat penghantar disebabkan

Lebih terperinci

ANALISIS MULTIMODAL REPRESENTASI MAHASISWA CALON GURU PADA PEMAHAMAN KONSEP LISTRIK DINAMIS

ANALISIS MULTIMODAL REPRESENTASI MAHASISWA CALON GURU PADA PEMAHAMAN KONSEP LISTRIK DINAMIS ANALISIS MULTIMODAL REPRESENTASI MAHASISWA CALON GURU PADA PEMAHAMAN KONSEP LISTRIK DINAMIS Adolfina Galla, I Komang Werdhiana dan Syamsu gallaadolfina@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) a. Pengertian Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) Strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA :

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA : Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit [Listrik Dinamis] NAMA ANGGOTA : IRENE TASYA ANGELIA (3215149632) SARAH SALSABILA (3215141709) SABILA RAHMA (3215141713) UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan proses yang dialami oleh tiap orang mulai dari masa anak-anak sampai menjadi dewasa. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika seharusnya berpusat pada siswa, bukan pada guru. Belajar matematika merupakan proses mengkonstruksi konsep-konsep dan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka 1. Level-level Inquiry National Science Education Standard menyatakan bahwa inquiry pada siswa didefinisikan sebagai...the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum pendidikan dasar salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD adalah bahasa Indonesia. Mata pelajaran bahasa Indonesia dimaksudkan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VIII-B DI SMP NEGERI 1 BOLAANG Tjitriyanti Potabuga 1, Meyko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah lebih

Lebih terperinci

KARTU SOAL BENTUK PILIHAN GANDA

KARTU SOAL BENTUK PILIHAN GANDA Gambar detail meliputi, kecuali: Simbol pada alat ukur listrik 1 Lengkapi table prosentase kesalahan pada skala penuh meter, berikut: Klas meter 0,2 0,5 1,0 1,5 2,5 Prosentase kesalahan a. ±0,2, ± 0,5,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi pendidikan sains di Indonesia mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pemahaman tentang sains dan teknologi melalui pengembangan keterampilan berpikir, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. lambang yang formal, sebab matematika bersangkut paut dengan sifat-sifat struktural

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. lambang yang formal, sebab matematika bersangkut paut dengan sifat-sifat struktural 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Penguasaan Matematika Menurut Mazhab (dalam Uno, 2011 : 126) matematika adalah sebagai sistem lambang yang formal, sebab matematika bersangkut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan Research and Development (R&D). Menurut Setyosari. untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan Research and Development (R&D). Menurut Setyosari. untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembangan Penelitian pengembangan merupakan jenis penelitian yang berorientasi pada pengembangan dan validasi produk. Penelitian pengembangan sering dikenal dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Pendekatan Discovery Learning Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat membantu siswa memahami konsep yang sulit dengan memberikan pengalaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Secara psikologis belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,

Lebih terperinci

Munasir *) Widya Cendekia: Vol. 1, Edisi 1, Oktober 2014

Munasir *) Widya Cendekia: Vol. 1, Edisi 1, Oktober 2014 71 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SENYAWA HIDROKARBON MELALUI METODE PEMBELAJARAN PETA KONSEP PADA PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 2 PEMALANG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Munasir

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.2 Pengertian Matematika Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari.

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir

LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir Menentukan arus listrik dan arus elektron. Arah arus listrik Arah elektron Arus lisrik adalah aliran muatan positif dari potensial tinggi ke potensial rendah Arus elektron

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan potensi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar dan Hasil Belajar A. Pengertian belajar Belajar adalah upaya pemenuhan reaksi mental dan atau fisik terhadap penglihatan,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN MAKALAH

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN MAKALAH PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012 MAKALAH Oleh YETI HERYATI 10.21.0432 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2. Rangkaian Hambatan Paralel. Dosen Pengasuh : Jumingin, S.Si

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2. Rangkaian Hambatan Paralel. Dosen Pengasuh : Jumingin, S.Si Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Rangkaian Hambatan Paralel Dosen Pengasuh : Jumingin, S.Si Disusun Oleh : Asri Arum Sari 12222014 Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Dalam pembelajaran bahasa Indonesia menulis merupakan salah satu keterampilan bahasa yang harus dikuasai oleh siswa. Menulis adalah keterampilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (1) Hasil belajar kognitif siswa ; (2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (1) Hasil belajar kognitif siswa ; (2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bagian ini diuraikan hasil hasil penelitian pembelajaran fisika menggunakan model Concept Attainment. Adapun hasil penelitian meliputi: (1)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan, kemauan, minat, sikap, kemampuan untuk berpikir logis, praktis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak dan terbagi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Sebagai suatu disiplin ilmu, matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memiliki kegunaan besar dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, konsepkonsep dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN... 1 vi DAFTAR ISI Lembaran Pengesahan... i Riwayat Hidup... ii Abstrak... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... ix Daftar Lampiran... x BAB I : PENDAHULUAN... 1 1.1.

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. membahas. Pengukuran. Arus Listrik. diukur dengan.

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. membahas. Pengukuran. Arus Listrik. diukur dengan. Bab 8 Listrik Dinamis Tuti yang baru berusia lima tahun, pada suatu pagi bermain-main lampu senter. Ia menekan tombol merah, ternyata lampu senter menyala. Sambil melihat ibunya yang sedang menyapu, tangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Leaflet Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Pembelajaran Mengabstaksi Teks Eksplanasi Kompleks dengan Menggunakan Model Auditory, Intellectualy, Repetition pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 14 Bandung Pembelajaran bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memegang peranan yang sangat penting dalam pendidikan. Karena selain dapat mengembangkan penalaran logis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak bisa bertahan hidup secara sendiri. Fungsi dari manusia sebagai makhluk sosial yaitu membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan manusia yang berkualitas bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan manusia yang berkualitas bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan manusia yang berkualitas bagi pembangunan negara. Keberhasilan membangun di sektor pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Slameto

Lebih terperinci

Praktikum Elektronika Dasar dan Pengukuran

Praktikum Elektronika Dasar dan Pengukuran Praktikum Elektronika Dasar dan Pengukuran Kelompok : Anggota 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. KEGIATAN 2 Tujuan kegiatan i. Arus, Tegangan dan Daya Dalam Rangkaian SERI Memahami prinsip Arus, Tegangan dan Daya dalam

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS B A B B A B

LISTRIK DINAMIS B A B B A B Listrik Dinamis 161 B A B B A B 8 LISTRIK DINAMIS Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian tentu tidak asing dengan bab ini, yaitu tentang listrik. Listrik sudah menjadi sumber energi banyak bidang. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Koneksi Matematis Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Koneksi Matematis Siswa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam perkembangannya, ternyata banyak konsep matematika diperlukan

Lebih terperinci