BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk inovatif dan melakukan penyesuaian terhadap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB I PENDAHULUAN. (sumber: 2012) (sumber: 2013)

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini industri telekomunikasi sangat berkembang dengan pesat. Telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, pendidikan, kebudayaan, pertanian, sampai pada stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri telekomunikasi seluler membuat persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia semakin maju dan berkembang. Hal ini ditandai

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

(sumber: 2016) (sumber: 2016)

BAB I PENDAHULUAN. saling berkomunikasi. Dewasa ini kebutuhan akan komunikasi menjadi sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. yang sama akan semakin ketat. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian a. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. berdaya saing melalui memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari tingkat pertumbuhan negara tersebut. Namun beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semarak bersamaan dengan tumbuhnya pasar permintaan akan jasa

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat hanya menggunakan surat, yang berkembang dengan telepon rumah,

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat, hal ini menuntut setiap perusahaan atau operator (provider) yang

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam kegiatan perekonomian, bahkan pasar modal juga dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi yang terjadi di tengah perekonomian membawa dampak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Jasa Telekomunikasi di Indonesia berawal dari pengoperasian layanan telegraf

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan baik skala kecil maupun besar senantiasa berhadapan

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. negara yang berkaitan erat dengan pasar modal. Pasar modal memiliki peran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui website objek penelitian yang digunakan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi di Indonesia memiliki perkembangan yang sangat cepat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis di bidang jasa telekomunikasi saat ini telah menjamur di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi komunikasi dalam era globalisasi yang sangat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Telekomunikasi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan yang dibentuk atau didirikan sudah tentu mempunyai

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi seluler. Mobilitas serta meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam sarana telekomunikasi telepon tetap ataupun telepon seluler.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Indosat Tbk adalah salah satu perusahaan penyelenggara jasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal investor dapat membentuk portofolio serta melakukan investasi

I. PENDAHULUAN. suatu hal yang sangat berhubungan. Tingkat kesehatan perusahaan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di seluruh penjuru dunia yang bebas seperti

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, keberadaan telekomunikasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. PT Industri Telekomunikasi Indonesia ( INTI ) sebagai Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan, termasuk sektor ekonomi bisnis di dunia. Perubahan yang begitu

BAB I : PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini. Tercatat ada 8operator yang bermain dalam industri

BAB I PENDAHULUAN. sebuah industri besar. Selain itu kepuasan mampu mengukur dampaknya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan, diantaranya adalah investor, kreditor,

BAB I PENDAHULUAN. (investor) dengan orang yang membutuhkan modal. Pasar modal memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi persaingan usaha yang semakin meningkat membuat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Perkembangan bisnis kartu perdana seluler GSM akhir-akhir ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN. sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi seluler di Indonesia sekarang ini sangatlah pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-undang No. 36/1999 tentang telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. PT. Indosat Tbk merupakan penyedia layanan telekomunikasi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini muncul suatu gejala dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. besar masyarakat memiliki Handphone atau telepon genggam sebagai alat

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia periode

Company LOGO. Pengantar (Inovasi) Aplikasi Bergerak. Produk Aplikasi Bergerak di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang digunakan saat ini adalah telepon rumah. dibawa kemanapun kita pergi. Lambat laun telepon rumah mulai ditinggalkan

I. PENDAHULUAN. tantangan sektor telekomunikasi semakin bertambah. Karena kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tidak akan pernah redup. Bayangkan jika semua koneksi telekomunikasi, baik itu

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latarbelakang. Dengan berkembang pesatnya industri telekomunikasi baik yang Global

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana yang mempertemukan pihak-pihak yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi. Keberadaan teknologi selular pertama kali masuk ke

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dari Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia (ATSI) menilai pertumbuhan industri

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II DESKRIPSI PT. INDOSAT TBK

BAB I LATAR BELAKANG. suatu perusahaan adalah dengan menganalisis laporan keuangannya.

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pemilik korporasi, maka secara alami tujuan keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi

Oleh Deddy Kurniawan Sugeng Rianto Fakultas Ekonomi Universitas Semarang

BAB I PENDAHULUAN. banyak menghadapi masalah masalah dalam menjual produk khususnya. masa depan cerah dimasa mendatang sebagai zamannya komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk layanan telekomunikasi yang beredar di Indonesia. Sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Indosat, Tbk Gambar 1.1 Logo PT. Indosat, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. mengarah pada tema boarderless communication (komunikasi tanpa batas). Dengan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi di Indonesia. Perkembangan itu dapat terlihat dari satu dekade ini.

BAB I PENDAHULUAN. peluncuran pertama kali layanan pasca bayar secara komersial pada tanggal 26

BAB I PENDAHULUAN. mengelola seluruh asetnya dengan baik sehingga akan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang mereka anggap menjanjikan dan mampu memberikan nilai lebih terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Telkomsel, XL Axiata, Indosat, Bakrie Telecom, Mobile-8, Natrindo, Sampoerna

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pengukuran kinerja perusahaan menjadi suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri telekomunikasi telah menjadi salah satu kontributor

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi, persaingan usaha semakin ketat dan terbuka menuntut perusahaan untuk inovatif dan melakukan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang terjadi baik di lingkungan internal maupun eksternal perusahaan. Banyak perusahaan yang menjanjikan memberikan keuntungan yang tinggi, tetapi karena kondisi perekonomian yang tidak menentu akhir-akhir ini membuat para investor sangat sulit untuk menentukan bidang usaha mana yang dapat memberikan keuntungan yang sesuai dengan harapan mereka. Salah satu bidang usaha yang masih diminati oleh investor saat ini adalah jasa telekomunikasi. Perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar sebagai perusahaan publik (emiten) di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk kurun waktu tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 ada 5 (lima) perusahaan yaitu: Indosat Tbk (ISAT), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), XL Axiata Tbk (EXCL), Bakrie Telecom Tbk (BTEL), dan Smartfren Tbk (FREN). Tetapi berdasarkan data laporan keuangan perusahaan jasa telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang masih mencatatkan laba bersih dan pertumbuhan laba dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ada 3 (tiga) perusahaan, yaitu PT Indosat Tbk (ISAT), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan Telkomsel, dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) (http://www.sahamok.com/). Bursa Efek Indonesia atau Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu 1

2 pertama sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument (http://www.idx.co.id/). Indosat adalah salah satu perusahaan penyedia jasa telekomunikasi dan jaringan telekomunikasi di Indonesia. Perusahaan ini menawarkan saluran komunikasi untuk pengguna telepon genggam dengan pilihan pra bayar maupun pasca bayar dengan merek jual Matrix, Mentari dan IM3; jasa lainnya yang disediakan adalah saluran komunikasi via suara untuk telepon tetap (fixed) termasuk sambungan langsung internasional IDD (International Direct Dialing), serta jasa nirkabel dengan merk dagang StarOne. Perusahaan ini juga menyediakan layanan multimedia, internet, dan komunikasi data (MIDI=Multimedia, Internet & Data Communication Services). Pada tahun 2011 perusahaan ini menguasai 21% pangsa pasar dan pada tahun 2013 mengklaim 58,5 juta pelanggan untuk telpon genggam. Situs investasi untuk Indonesia menyatakan bahwa Indosat kehilangan beberapa persen pasar pelanggan telepon genggamnya pada tahun-tahun terakhir. Sementara situs lainnya (Onbile.com) menempatkan Indosat sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar ketiga pada tahun 2013 dibawah Telkomsel dan XL Axiata. Pada Februari 2013 perusahaan

3 telekomunikasi Qatar yang sebelumnya bernama Qtel dan menguasai 65% saham Indosat berubah nama menjadi Ooredoo dan berencana mengganti seluruh perusahaan miliknya atau dibawah kendalinya yang berada di Timur Tengah, Afrika dan Asia Tenggara dengan nama Ooredoo pada tahun 2013 atau 2014. Sementara Indosat dalam siaran persnya menanggapi hal ini belum memutuskan akan mengubah nama dari Indosat menjadi ooredoo atau tidak, karena mengganggap nama Indosat telah memiliki hubungan dengan pelanggan (http://id.wikipedia.org/). PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero) biasa disebut Telkom Indonesia atau Telkom saja adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. Telkom mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 104 juta. Telkom merupakan salah satu BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (52,47%), dan 47,53% dimiliki oleh publik, Bank of New York, dan Investor dalam Negeri. Telkom juga menjadi pemegang saham mayoritas di 13 anak perusahaan, termasuk PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) (http://id.wikipedia.org/). PT XL Axiata Tbk (dahulu PT Excelcomindo Pratama Tbk), atau disingkat XL, adalah sebuah perusahaan operator telekomunikasi seluler di Indonesia. XL mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Oktober 1996, dan merupakan perusahaan swasta pertama yang menyediakan layanan telepon seluler di Indonesia. XL memiliki dua lini produk GSM, yaitu XL Prabayar dan

4 XL Pascabayar. Selain itu XL juga menyediakan layanan korporasi yang termasuk Internet Service Provider (ISP) dan VoIP (http://id.wikipedia.org/). PT. Bakrie Telecom, Tbk. adalah perusahaan operator telekomunikasi berbasis CDMA di Indonesia. Bakrie Telecom memiliki produk layanan dengan nama produk Esia, Wifone, Wimode, dan Bconnect. Perusahaan ini sebelumnya dikenal dengan PT Radio Telepon Indonesia (Ratelindo), yang didirikan pada bulan Agustus 1993, sebagai anak perusahaan PT. Bakrie & Brothers Tbk yang bergerak dalam bidang telekomunikasi di DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat berbasis Extended Time Division Multiple Access (ETDMA). Pada bulan September 2003, PT Ratelindo berubah menjadi PT. Bakri Telecom, yang kemudian bermigrasi ke CDMA 1x, dan memulai meluncurkan produk Esia. Pada awalnya jaringan Esia hanya dapat dinikmati di Jakarta, Banten dan Jawa Barat, namun sampai akhir 2007 telah menjangkau 26 kota di seluruh Indonesia dan terus berkembang ke kota-kota lainnya. Pada tahun 2006, Bakrie Telecom telah go-public dengan mendaftarkan sahamnya dalam Bursa Efek Indonesia (http://id.wikipedia.org/). PT Smartfren Telecom Tbk (smartfren) awalnya bernama PT Mobile-8 Telecom Tbk (Mobile-8) sebelum bulan April 2011. Perusahaan ini awalnya dimiliki oleh PT Global Mediacom Tbk. Namun akibat krisis finansial dan penurunan penjualan produk, maka perusahaan ini diakuisisi oleh Sinar Mas Group pada bulan November 2011. Anak perusahaan PT Smartfren Telecom Tbk yang dimerger yaitu, PT Telekomindo Selular Raya (Telesera), PT Metro Selular Nusantara (Metrosel), PT Komunikasi Selular Indonesia (Komselindo) dan

5 PT Menara Jakarta. Keempat anak perusahaan tersebut pernah menjadi bagian dari PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk dan PT Global Mediacom Tbk (dulu Bimantara Citra) yang dileburkan bersama PT Mobile-8 Telecom Tbk dan selanjutnya diakuisisi oleh PT Smart Telecom Tbk menjadi PT Smartfren Telecom Tbk (http://id.wikipedia.org/). Industri telekomunikasi di Indonesia selama ini dimonopoli oleh Telkom dan Indosat sebagai badan usaha milik negara. Dengan diberlakukannya Undangundang Telekomunikasi No. 36/1999, yang berlaku efektif sejak tanggal 8 September 2000. Hal ini tentu saja mencabut hak monopoli yang dimiliki Telkom dan Indosat sebagai badan penyelenggara yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan layanan telekomunikasi domestik dan internasional. Liberalisasi sektor telekomunikasi saat ini memberikan kemudahan bagi para pemain baru untuk masuk pasar telekomunikasi di Indonesia dan menimbulkan persaingan yang kompetitif didalamnya. Banyaknya perusahaan telekomunikasi yang ikut bersaing di pasar telekomunikasi di Indonesia tentunya akan berdampak langsung terhadap perolehan laba prusahaan sehingga mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan (www.telkom.co.id).

6 Berikut data perolehan laba dan pertumbuhan laba perusahaan telekomunikasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008-2012: Tabel 1.1 Perolehan Laba Bersih Perusahaan Sektor Jasa Telekomunikasi Tahun 2008-2012 EMITEN TAHUN 2008 2009 2010 2011 2012 TLKM 10.619.470 11.332.140 11.536.999 15.481.000 18.388.000 ISAT 1.878.522 1.498.245 647.174 932.904 1.933.193 EXCL -15.109 1.709.468 2.891.261 2.830.101 2.743.915 BTEL 136.813 98.442 9.976-826.041-978.339 FREN -1.068.868-724.396-1.401.813-2.400.248-1.014.785 Sumber : http://www.idx.co.id/ Hari : Kamis, 6 Maret 2014 Dari tabel 1.1 perolehan laba bersih sektor jasa telekomunikasi beberapa tahun terakhir, yaitu tahun 2008 sampai dengan 2012, penulis melihat fluktuasi laba yang cukup signifikan. Adapun dari 5 (lima) perusahaan jasa telekomunikasi yang mengalami fluktuasi laba yang cukup signifikan adalah Indosat, Bakrie Telecom, dan Smartfren. Tabel 1.2 Pertumbuhan Laba Bersih Perusahaan Sektor Jasa Telekomunikasi Tahun 2008-2012 EMITEN TAHUN 2008 2009 2010 2011 2012 TLKM - 6,71% 1,81% 34,19% 18,78% ISAT - -20,24% -56,80% 44,15% 107,22% EXCL - - 69,13% -2,12% -3,05% BTEL - -28,05% -89,87% - -18,44% FREN - -32,23-93,51% -71,22% -57,72% Sumber : http://www.idx.co.id/ Hari : Kamis, 6 Maret 2014

7 Dari tabel 1.2 pertumbuhan laba bersih sektor jasa telekomunikasi beberapa tahun terakhir, yaitu tahun 2008 sampai dengan 2012, penulis melihat fluktuasi pertumbuhan laba yang cukup signifikan. Adapun dari 5 (lima) perusahaan jasa telekomunikasi yang mengalami fluktuasi laba yang cukup signifikan adalah Indosat, Bakrie Telecom, dan Smarfren. Data pada tabel 1.1 dan 1.2 menunjukkan bahwa perusahaan pada sektor jasa telekomunikasi memiliki tingkat resiko yang relatif tinggi karena memiliki tingkat laba yang cenderung berfluktuasi. Keadaan tersebut dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan investor dalam pengambilan keputusan investasi. Hal ini akan menyebabkan perusahaan yang bergerak pada sektor telekomunikasi dituntut untuk memberikan kepastian bagi investor dengan menunjukkan kinerja dan posisi keuangan yang baik. Salah satu faktor yang dijadikan bahan analisis oleh investor maupun perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari kinerja dan posisi keuangan suatu perusahaan, sehingga dengan melakukan analisis laporan keuangan maka kelebihan maupun kelemahan suatu perusahaan dapat diketahui dan suatu kebijakan dapat diambil berkaitan dengan hal tersebut. Ketidakstabilan laba pada sektor telekomunikasi merupakan fenomena yang diangkat dalam penelitian ini, diharapkan dengan melakukan analisis laporan keuangan dapat diketahui permasalahan yang terjadi sehingga dapat menjadi bahan perbaikan bagi perusahaan. Untuk memperoleh informasi tentang aktivitas dan kondisi keuangan suatu perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu

8 perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah: Neraca atau Laporan Laba/Rugi, atau hasil usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Posisi Keuangan (Harahap, 2010: 105). Untuk mengetahui dengan tepat bagaimana kinerja dan posisi keuangan perusahaan perlu dilakukan analisis terhadap laporan keuangan. Salah satu teknik analisis yang digunakan adalah analisis rasio. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard (Munawir, 2010:64). Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas (Jumingan, 2011:239). Likuiditas perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban yang jatuh tempo (hutang jangka pendek) dan kemampuan untuk mengubah piutang usaha dan persediaan ke dalam bentuk kas berdasarkan ketepatan, hal ini merupakan ukuran yang penting bagi para manajer, pemilik dana dan investor. Semakin sedikit aktiva lancar dalam perusahaan, semakin besar

9 peluang ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kredit ketika jatuh tempo pembayaran tiba (Arthur J. Keown, et all, 2008:79). Rasio Solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang (Harahap, 2010:303). Rasio Rentabilitas atau disebut juga Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada (Harahap, 2010:303). Rasio Aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya (Harahap, 2010:308). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Kajian Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Sektor Jasa Telekomunikasi Periode 2008-2012 (Studi Kasus pada PerusahaanTelekomunikasi yang Terdaftar di BEI). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, maka masalah-masalah yang akan diidentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana rasio keuangan perusahaan sektor jasa telekomunikasi di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012?

10 2. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan sektor jasa telekomunikasi di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012? 3. Bagaimana analisis rasio keuangan sebagai alat untuk menilai kinerja keuangan perusahaan sektor jasa telekomunikasi di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui rasio keuangan perusahaan sektor jasa telekomunikasi di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. 2. Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan sektor jasa telekomunikasi di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. 3. Untuk mengetahui analisis rasio keuangan sebagai alat untuk menilai kinerja keuangan perusahaan sektor jasa telekomunikasi di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. 1.4 Kegunaan Penelitian Penulis berharap agar hasil penelitian yang disajikan dalam penulisan karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

11 1. Untuk Pemecahan Masalah Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan melalui analisis rasio keuangan. 2. Untuk Pengembangan Ilmu Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam pengembangan ilmu yang berkaitan dengan ilmu akuntansi khususnya Akuntansi Keuangan. 1.5 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan sektor jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2008-2012 melalui website www.idx.co.id. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Maret 2012 sampai dengan bulan Juli 2014.