BAB V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan spesifikasi ulang model DeLone & McLean (2003) dengan memformulasikan teori dan literatur yang berhubungan dengan sistem informasi untuk mengintegrasikan hubungan yang mendasari kualitas persepsian yang terdiri dari kualitas informasi, kualitas sistem, dan kualitas pelayanan, serta memvalidasi variabel nilai persepsian usulan Wang (2008). Tujuan tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang persepsi pengguna sistem informasi dalam penggunaan sistem informasi suatu organisasi sehingga akan terbentuk model untuk menguji kesuksesan sistem informasi dari perspektif pengguna. Selain memformulasikan landasan teori, lebih penting lagi tujuan penelitian ini adalah menggali hubungan antara kualitas informasi, kualitas sistem, dan kualitas pelayanan, karena penelitian dalam bidang pemasaran saat ini (Collier dan Bienstock, 2006; Fassnacht dan Koese, 2006; Parasuraman dkk, 2005) mulai mengukur kualitas pelayanan yang dikembangkan didominasi oleh kualitas informasi dan kualitas sistem seperti kehandalan, kemudahan penggunaan, kenyamanan, dll. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, peneliti melakukan penelitian survei melalui kuesioner secara online. Kuesioner tersebut digunakan untuk mengukur enam variabel dalam model yang saling menghubungkan. Total 27 item pertanyaan digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menguji model yang 82
diusulkan tersebut pada 13 perusahaan yang perusahaannya menciptakan dan atau mengembangkan perangkat lunak akuntansinya secara mandiri. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan beberapa hal penting, di antaranya: 1. Kualitas informasi dan kualitas sistem terbukti merupakan proksi yang mempengaruhi kualitas pelayanan sistem informasi. Penelitian ini berhasil menspesifikasi ulang model DeLone & McLean (2003) dengan mengubah arah pengaruh struktur kualitas persepsian yang terdiri dari kualitas informasi, kualitas sistem, dan kualitas pelayanan. Hal ini mengindikasikan bahwa usulan teori pertukaran sosial mampu menjadi landasan teoretis dalam mengintegrasikan hubungan kualitas informasi, kualitas sistem, dan kualitas pelayanan dalam model kesuksesan sistem informasi setelah terjadi pergeseran paradigma dalam riset pemasaran mulai tahun 2005. 2. Kualitas informasi, kualitas sistem, dan kualitas pelayanan merupakan penyebab terbentuknya nilai persepsian yang kemudian nilai persepsian akan mempengaruhi kepuasan pengguna dan manfaat-manfaat bersih. Penelitian ini memvalidasi variabel nilai persepsian usulan Wang (2008) dengan mengganti variabel kegunaan/penggunaan pada model asli DeLone & McLean (2003), sehingga nilai persepsian dalam model kesuksesan sistem informasi merupakan suatu variabel yang memiliki cakupan lebih luas dibandingkan variabel kegunaan/penggunaan dalam dinamika proksi kualitas informasi, kualitas sistem, kualitas pelayanan, kepuasan pengguna, dan manfaat-manfaat bersih. 83
3. Karakteristik sistem informasi merupakan aspek penting yang harus menjadi perhatian oleh peneliti-peneliti dalam menguji kesuksesan sistem informasi. Karakteristik sistem informasi khususnya sistem informasi yang sudah populer dan mapan dapat menjadi pengganggu dalam menguji kesuksesan sistem informasi. Penelitian ini memberikan kontribusi teori yang diharapkan dapat memperbaiki model kesuksesan sistem informasi akuntansi yang sudah ada dari perspektif pengguna akhir. Secara praktek, hasil dari riset dapat digunakan untuk diterapkan di praktik nyata atau paling tidak dapat digunakan untuk memperbaiki praktek yang ada dengan lebih baik, yaitu bagi perusahaan yang menerapkan perangkat lunak akuntansi hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan untuk mengevaluasi dan mengembangkan efektivitas sistem informasi. 5.2 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasn atau kelemahan antara lain: 1. Dalam pengujian sistem informasi perlu dibedakan karakteristik perusahaan seperti ukuran perusahaan dengan melakukan uji sensitivitas. Perusahaan besar memiliki jumlah aktivitas transaksi yang lebih banyak dibandingkan perusahaan kecil, sehingga cenderung membutuhkan sistem informasi akuntansi yang lebih kuat dibandingkan perusahaan kecil. Perbedaan sistem informasi tersebut dapat menyebabkan perbedaan persepsi dalam penggunaan sistem informasi. 84
2. Karena keterbatasan waktu, maka hanya ditemukan 13 sistem informasi akuntansi perusahaan yang dijadikan sampel penelitian, sehingga diperlukan jumlah sistem informasi akuntansi yang lebih banyak lagi untuk meningkatkan validitas eksternal penelitian. 3. Penelitian ini dalam pengambilan data menggunakan teknik snowball sampling, sehingga peneliti cenderung kurang mampu mengendalikan kondisi responden untuk mengurangi bias-bias yang mungkin dapat terjadi. 4. Penelitian ini menggunakan item-item pengukuran berbasis persepsi pengguna yang dapat memunculkan potensi bias karena hanya mengukur konstruk berdasarkan sudut pandang masing-masing responden. 5. Model kesuksesan sistem informasi yang diajukan menimbulkan kecenderungan penerimaan seluruh hipotesis, karena semua variabel secara umum merupakan variabel yang memiliki korelasi tinggi bagi pengguna model tersebut. 5.3 Saran Adapun saran yang dapat diajukan untuk penelitian selanjutnya adalah: 1. Penelitian berikutnya dapat menguji model kesuksesan sistem informasi pada sampel dengan karakteristik perusahaan yang sama seperti ukuran perusahaan yang sama untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dengan mengantisipasi bias tersebut. Atau, dapat juga melakukan perbandingan hasil penelitian menggunakan perusahaan yang karakteristik tertentu dibandingkan dengan 85
perusahaan karakteristik yang lain untuk memastikan apakah terjadi perbedaan respon dalam menilai proksi-proksi dalam model kesuksesan sistem informasi. 2. Penelitian berikutnya diharapkan dapat menguji model penelitian pada sampel yang lebih luas agar sistem informasi akuntansi yang diujikan lebih variatif untuk mendapatkan validitas eksternal yang lebih baik. Model tersebut juga perlu diujikan pada sistem informasi lain selain sistem informasi akuntansi. 3. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan teknik pengambilan data yang lain yang dapat menjangkau responden dan dapat mengantisipasi bias yang terjadi. 4. Penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan upaya-upaya untuk mendekatkan gap antara persepsi dengan kondisi aktual dengan melakukan pendampingan responden agar memahami keseluruhan maksud dari pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner. Selain itu, penelitian selanjutnya juga dapat menggunakan pengukuran-pengukuran aktual sehingga ada perbandingan antara persepsi responden dengan pengukuran aktual yang obyektif. 5. Untuk mengatasi timbulnya respon yang bias, yaitu kecenderungan menerima hipotesis karena secara umum memang terjadi korelasi antar variabel yang diajukan dalam model, diperlukan pengembangan instrumen kuesioner dengan mengubah pola respon jawaban kuesioner secara tidak seragam, seperti skor 1 tidak semuanya berarti sangat tidak setuju dan atau mengubah pernyataan kuesioner dengan pola arah yang tidak seragam yaitu adanya pernyataan positif dan negatif. 86