KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

Kajian EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Bali

Triwulan II 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI AGUSTUS 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN III 2015

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN II 2014

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Bali MEI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN IV-2013

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI NOVEMBER 2016

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN I 2014

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI NOVEMBER 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BALI

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

Halaman ini sengaja dikosongkan.

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BALI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI NOVEMBER 2017

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan II 2017

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Banten

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Banten. Agustus Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten. OKI;Andayani [Pick the date]

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Halaman ini sengaja dikosongkan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Banten. Mei Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten. Dwiki K.

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2013 KATA PENGANTAR

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

Agustus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR AGUSTUS 2016 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAWA TIMUR

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. NOVEMBER 2016 (Kajian Triwulan III-2016)


BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR TRIWULAN III KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAWA TIMUR

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL. Provinsi Nusa Tenggara Timur

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH AGUSTUS 2016

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL. Provinsi Nusa Tenggara Timur

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR NOVEMBER 2017

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan II 2015

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Transkripsi:

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI Foto oleh: Agus Mulyawan Mei 2016 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN I 2016 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi : Tim Asesmen dan Advisory Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Jl. Letda Tantular No. 4 Denpasar Bali, 80234 Tel. (0361) 248982 Fax. (0361) 222988 Email : t_setiadi@bi.go.id umran_u@bi.go.id putriana_n@bi.go.id nm_wiwieks@bi.go.id KEKR Provinsi Bali Triwulan I 2016 1

2 KEKR Provinsi Bali Triwulan I 2016

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan karunia-nya, sehingga kami dapat menyusun Laporan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali triwulan I 2016. Laporan ini disusun untuk memenuhi kebutuhan stakeholders internal maupun eksternal Bank Indonesia mengenai informasi perkembangan ekonomi, moneter, perbankan, keuangan, dan sistem pembayaran di Provinsi Bali. Bank Indonesia berpandangan bahwa perekonomian daerah khususnya Bali mempunyai posisi dan peran yang strategis terhadap pembangunan ekonomi nasional serta dalam upaya menjaga kestabilan nilai rupiah. Hal ini didasari oleh fakta pembangunan nasional merupakan agregasi dari pembangunan daerah dan semakin meningkatnya proporsi inflasi daerah dalam menyumbang inflasi nasional. Oleh sebab itu Bank Indonesia, sebagai Bank Sentral Republik Indonesia, menaruh perhatian yang besar terhadap upaya-upaya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah guna semakin mendorong pertumbuhan ekonomi nasional termasuk dalam upaya pengendalian inflasi daerah guna mencapai target inflasi nasional. Salah satu wujud dari kepedulian Bank Indonesia terhadap dinamika perekonomian daerah adalah melakukan berbagai kajian dan diseminasi hasil-hasil kajian kepada stakeholders. Salah satunya melalui KEKR yang berisikan kajian dan informasi mengenai perekonomian daerah dan dipahami secara luas oleh seluruh pihak terkait. Selanjutnya, stakeholders dapat memanfaatkan informasi dari KEKR ini sesuai dengan kepentingan masing-masing dalam upaya perbaikan kinerja ekonomi Bali di masa depan. Kami juga berharap akan muncul ideide konstruktif yang dapat memberikan nilai tambah serta menjadi stimulus upaya-upaya pengembangan ekonomi daerah melalui kebijakan maupun kajian kajian lanjutan. Pada kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang kami perlukan antara lain Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan, akademisi, dan instansi pemerintah lainnya. Kami menyadari bahwa cakupan dan analisis dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Daerah masih belum sepenuhnya sempurna, sehingga saran, kritik dan dukungan informasi/data dari Bapak/Ibu sekalian sangat diharapkan guna peningkatan kualitas dari kajian tersebut. Akhir kata, kami berharap semoga Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini bermanfaat bagi para pembaca. Denpasar, 17 Mei 2016 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI BALI TTD Dewi Setyowati Kepala Perwakilan KEKR Provinsi Bali Triwulan I 2016 3

Daftar Isi Kata Pengantar 3 Ringkasan Umum 12 Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Bali 15 Bab I Ekonomi Makro Regional 19 1.1. KONDISI UMUM 21 1.2. SISI PENAWARAN 21 1.2.1. Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 23 1.2.2. Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 24 1.2.3. Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan 25 1.2.4. Lapangan Usaha Industri Pengolahan 27 1.2.5. Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 28 1.2.6. Lapangan Usaha Konstruksi dan Lapangan Usaha Real Estate 29 1.3. SISI PERMINTAAN 30 1.3.1. Konsumsi 30 1.3.2. Investasi 31 1.3.3. Neraca Perdagangan 31 1.4. PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BALI 34 Bab II Perkembangan Inflasi 37 2.1. PERKEMBANGAN UMUM INFLASI 39 2.2. ANALISIS PERKEMBANGAN INFLASI 39 2.2.1. Inflasi Menurut Kelompok Barang dan Jasa 39 2.2.2. Inflasi Menurut Kota 45 2.3. DISAGREGASI INFLASI 47 a) Volatile Food 47 b) Administered Prices 48 c) Core Inflation 48 2.4. PERGERAKAN HARGA DI KOTA NON SAMPEL INFLASI 49 2.5. INFLASI PEDESAAN 50 Bab III Perbankan dan Sistem Pembayaran 57 3.1. PERKEMBANGAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM 59 4 KEKR Provinsi Bali Triwulan I 2016

3.1.1. Pelaksanaan Fungsi Intermediasi 60 3.1.2. Non Performing Loan (NPL) 62 3.2. PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) 62 3.3. PERKEMBANGAN PERBANKAN KABUPATEN/KOTA 63 3.4. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 64 3.4.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai 64 3.4.2. Perkembangan Transaksi Pembayaran Nontunai 66 Bab IV Keuangan Pemerintah 75 4.1 ANGGARAN PENDAPATAN PEMERINTAH PROVINSI BALI 77 4.2 ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PROVINSI BALI 77 4.3 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN/KOTA DI BALI 78 4.4 PERANAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PEREKONOMIAN BALI 80 Bab V Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan 83 5.1 KONDISI KETENAGAKERJAAN DI BALI 85 5.2 NILAI TUKAR PETANI 88 5.3 TINGKAT KEMISKINAN 88 Bab VI Prospek Perekonomian 93 6.1. MAKRO EKONOMI REGIONAL 95 6.2. INFLASI BALI TRIWULAN I 2016 98 6.3. UPAYA PENGENDALIAN INFLASI BALI 99 Daftar Singkatan 101 KEKR Provinsi Bali Triwulan I 2016 5

Daftar Grafik Grafik 1. 1 Nominal PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali 21 Grafik 1. 2 Pangsa Kategori Ekonomi terhadap PDRB Provinsi Bali Triwulan IV 2015 23 Grafik 1. 3 Sumbangan Lapapangan Usaha terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali Triwulan IV 2015 23 Grafik 1. 4 Tingkat Penghunian Kamar dan Rata-rata Lama Menginap di Hotel 23 Grafik 1. 5 Kredit Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum 23 Grafik 1. 6 Kunjungan Wisman ke Bali Triwulanan 24 Grafik 1. 7 Perkembangan Kunjungan Wisman Berdasarkan Negara 24 Grafik 1. 8 Asal Wisman yang Berkunjung ke Bali 24 Grafik 1. 9 Pertumbuhan Komoditas Utama Penjualan 25 Grafik 1. 10 Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor Baru 25 Grafik 1. 11 Perkembangan Total Penjualan 25 Grafik 1. 12 Penyaluran Kredit Kategori Perdagangan Besar dan Eceran 25 Grafik 1. 13 Kegiatan Dunia Usaha Pengangkutan dan Komunikasi 26 Grafik 1. 14 Arus Penumpang Laut Pelabuhan Benoa 26 Grafik 1. 15 Jumlah Penumpang Pesawat Udara Ngurah Rai 26 Grafik 1. 16 Arus Bongkar Muat Pelabuhan Provinsi Bali 27 Grafik 1. 17 Arus Kapal Pelabuhan Provinsi Bali 27 Grafik 1. 18 Penyaluran Kredit Transportasi dan Pergudangan 27 Grafik 1. 19 Indikator Industri Besar Sedang 27 Grafik 1. 20 Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha 27 Grafik 1. 21 Kredit Kategori Industri 28 Grafik 1. 22 Perkembangan Produksi Padi di Bali 28 Grafik 1. 23 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 28 Grafik 1. 24 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 29 Grafik 1. 25 Perkembangan Konsumsi Semen Provinsi Bali 29 Grafik 1. 26 Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) 29 Grafik 1. 27 Kredit Kategori Konstruksi 29 Grafik 1. 28 Indeks Keyakinan Konsumen 30 Grafik 1. 29 Kredit Konsumsi 31 Grafik 1. 30 Perkembangan Giro Pemerintah 31 Grafik 1. 31 Kredit Investasi 31 Grafik 1. 32 Perkembangan Nilai Impor Barang Modal 31 Grafik 1. 33 Nilai Ekspor Luar Negeri Bali 32 Grafik 1. 34 Volume Ekspor Luar Negeri Bali 32 Grafik 1. 35 Pangsa Nilai Ekspor Komoditas Utama Tw IV 2015 32 Grafik 1. 36 Pertumbuhan Nilai Ekspor Komoditas Utama 32 6 KEKR Provinsi Bali Triwulan I 2016

Grafik 1. 37 Pangsa Ekspor Berdasarkan Negara Tujuan 33 Grafik 1. 38 Pertumbuhan Ekspor berdasarkan Negara Tujuan 33 Grafik 1. 39 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri Bali 33 Grafik 1. 40 Perkembangan Volume Impor Luar Negeri Bali 33 Grafik 1. 41 Pangsa Impor Berdasarkan Klasifikasi BEC 33 Grafik 1. 42 Perkembangan Impor Berdasarkan Klasifikasi BEC 34 Grafik 1. 43 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Provinsi Bali 34 Grafik 2. 1 Inflasi Kota di Bali (%yoy) 39 Grafik 2. 2 Perkembangan Inflasi Nasional dan Provinsi Bali (% yoy) 39 Grafik 2. 3 Inflasi Triwulanan Kelompok Bahan Makanan di Prov. Bali (% qtq) 40 Grafik 2. 4 Inflasi Tahunan Kelompok Bahan Makanan di Prov. Bali (% yoy) 40 Grafik 2. 5 Perkembangan Harga Beras (% mtm) 40 Grafik 2. 6 Perkembangan Harga Bawang Merah (% mtm) 40 Grafik 2. 7 Perkembangan Harga Cabe Merah (% mtm) 41 Grafik 2. 8 Perkembangan Harga Telur Ayam Ras (% mtm) 41 Grafik 2. 9 Perkembangan Harga Daging Ayam Ras (% mtm) 41 Grafik 2. 10 Inflasi Triwulanan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau di Prov. Bali (% qtq) 42 Grafik 2. 11 Inflasi Tahunan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau di Prov. Bali (% yoy) 42 Grafik 2. 12 Inflasi Triwulanan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar di Prov. Bali (% qtq) 42 Grafik 2. 13 Inflasi Tahunan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar di Prov. Bali (% yoy) 42 Grafik 2. 14 Inflasi Triwulanan Kelompok Sandang di Prov. Bali (% qtq) 43 Grafik 2. 15 Inflasi Tahunan Sandang di Prov. Bali (% yoy) 43 Grafik 2. 16 Inflasi Triwulanan Kelompok Kesehatan di Prov. Bali (% qtq) 43 Grafik 2. 17 Inflasi Tahunan Kelompok Kesehatan di Prov. Bali (% yoy) 43 Grafik 2. 18 Inflasi Triwulanan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga di Prov. Bali (% qtq) 43 Grafik 2. 19 Inflasi Tahunan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga di Prov. Bali (% yoy) 44 Grafik 2. 20 Inflasi Triwulanan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan di Prov. Bali (% qtq) 44 Grafik 2. 21 Inflasi Tahunan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan di Prov. Bali (% yoy) 44 Grafik 2. 22 Bobot Tahun Dasar (2012=100) Kelompok Pengeluaran Kota Denpasar 44 Grafik 2. 23 Bobot Tahun Dasar (2012=100) Kelompok Pengeluaran Kota Singaraja 45 Grafik 2. 24 Disagregasi Inflasi Bulanan Provinsi Bali 47 Grafik 2. 25 Disagregasi Inflasi Tahunan Provinsi Bali 47 Grafik 2. 26 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah 48 Grafik 2. 27 Perbandingan Nilai Tukar Kawasan 48 Grafik 2. 28 Ekspektasi Penjualan 49 Grafik 2. 29 Ekspektasi Konsumen 49 Grafik 2. 30 Pergerakan Harga Komoditas Beras 50 Grafik 2. 31 Pergerakan Harga Komoditas Cabai Merah 50 Grafik 2. 32 Pergerakan Harga Komoditas Cabai Rawit 50 KEKR Provinsi Bali Triwulan I 2016 7

Grafik 2. 33 Pergerakan Harga Komoditas Bawang Merah 50 Grafik 2. 34 Perkembangan Inflasi Pedesaan (mtm) 51 Grafik 2. 35 Perkembangan Inflasi Pedesaan (ytd) 51 Grafik 2. 36 Perkembangan Inflasi Pedesaan dan Nilai Tukar petani (NTP) Provinsi Bali 51 Grafik 3. 1 Pertumbuhan Tahunan Asset, DPK dan Kredit 59 Grafik 3. 2 Komposisi dan Pertumbuhan Asset Menurut Kelompok Bank 59 Grafik 3. 3 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) 60 Grafik 3. 4 Perkembangan LDR menurut Kelompok Bank 60 Grafik 3. 5 Pertumbuhan DPK Menurut Kelompok Bank 60 Grafik 3. 6 Pertumbuhan DPK 60 Grafik 3. 7 Pertumbuhan Kredit Perbankan 61 Grafik 3. 8 Komposisi Kredit 61 Grafik 3. 9 Perkembangan Suku Bunga 61 Grafik 3. 10 Perkembangan NPL Kredit 62 Grafik 3. 11 NPL Berdasarkan Kelompok Bank 62 Grafik 3. 12 Pertumbuhan Asset, Kredit dan DPK 63 Grafik 3. 13 Loan to Deposit Ratio (LDR) 63 Grafik 3. 14 Jumlah Kantor Bank per 1.000 Penduduk Dewasa 64 Grafik 3. 15 Penyebaran Kantor Bank di Provinsi Bali 64 Grafik 3. 16 Jumlah ATM per 1.000 Penduduk Dewasa 64 Grafik 3. 17 Penyebaran ATM di Provinsi Bali 64 Grafik 3. 18 Perkembangan Uang Kartal di Bali 65 Grafik 3. 19 Perkembangan Kegiatan Kas Keliling 65 Grafik 3. 20 Perkembangan Kliring 67 Grafik 3. 21 Perkembangan Tolakan Cek/BG kosong 67 Grafik 4. 1 Rasio PAD Terhadap Total Pendapatan di Seluruh Kabupaten/Kota di Prov. Bali (%) 79 Grafik 4. 2 Pagu Pendapatan APBD diseluruh Kab/Kota di Prov. Bali 79 Grafik 4. 3 Pagu BelanjaAPBD diseluruh Kab/Kota di Prov. Bali 79 Grafik 4. 4 Realisasi Pendapatan APBD di Seluruh Kab/Kota di Prov. Bali 79 Grafik 4. 5 Realisasi Belanja APBD Di Seluruh Kab/Kota di Prov. Bali 80 Grafik 5. 1. Perkembangan Tingkat Pengangguran di Provinsi Bali 86 Grafik 5. 2. Perkiraan Penambahan Tenaga Kerja (Hasil SKDU) 86 Grafik 5. 3. Indeks Kondisi Ketenagakerjaan, Penghasilan, dan Kegiatan usaha yang Akan Datang 88 Grafik 5. 4. NTP Bali dan Komponen Penyusunnya 89 Grafik 5. 5. Perkembangan Kemiskinan di Provinsi Bali 89 Grafik 5. 6. Perkembangan Gini Ratio di Provinsi Bali 89 Grafik 6. 1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Bali 95 Grafik 6. 2 Perkembangan Dunia Usaha 96 Grafik 6. 3 Proyeksi Inflasi Bali 98 8 KEKR Provinsi Bali Triwulan I 2016

Grafik 6. 4 Apresiasi/Depresiasi Nilai Tukar Kawasan (ytd) 99 Grafik 6. 5 Ekspektasi Konsumen terhadap Perubahan Harga Barang & Jasa 99 Daftar Tabel Tabel 1. 1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali dari Sisi Penawaran (%, yoy) 22 Tabel 1. 2 Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali di Sisi Permintaan (%, yoy) 30 Tabel 2. 1 Perkembangan Inflasi Kota Denpasar Per Kelompok Pengeluaran 45 Tabel 2. 2 Ranking Komoditas Berdasarkan Sumbangan dan Frekuensi Inflasi di Kota Denpasar Triwulan IV 2015 46 Tabel 2. 3 Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Per Kelompok Pengeluaran 46 Tabel 2. 4 Ranking Komoditas Berdasarkan Sumbangan dan Frekuensi Inflasi di Kota Singaraja Triwulan IV 2015 47 Tabel 3. 1 Perkembangan Usaha Bank Umum di Bali 59 Tabel 3. 2 Perkembangan Kredit Menurut Kategori 62 Tabel 3. 3 Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Bali 63 Tabel 3. 4 Perkembangan Rekening DPK dan Kredit per Kabupaten di Bali Desember 2015 64 Tabel 3. 5 Perkembangan Transaksi Uang Kartal di Bali 65 Tabel 3. 6 Perkembangan Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong 66 Tabel 4. 1 Rata-rata Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Periode 2012 2015 78 Tabel 4. 2 APBD Provinsi Bali 81 Tabel 5. 1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama (Ribu Orang) 85 Tabel 5. 2 Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama (orang) 86 Tabel 5. 3 Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan (Orang) 87 Tabel 5. 4 Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja (Orang) 87 Tabel 5. 5 Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan (Orang) 88 Tabel 6. 1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran 95 Tabel 6. 2 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan 96 Tabel 6. 3 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara Tujuan Ekspor Utama Bali 97 Daftar Boks BOKS A SISTEM LOGISTIK DAN INFRASTRUKTUR UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI BALI 35 BOKS B KALEIDOSKOP PENCAPAIAN INFLASI DAERAH PROVINSI BALI 52 BOKS C ASURANSI PERTANIAN MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN PROVINSI BALI 90 Seri Kebanksentralan DENGAN CARD TO CASH DAN BOOK TO CASH SEMUANYA JADI MUDAH 68 KEKR Provinsi Bali Triwulan I 2016 9

PERKEMBANGAN TUNAI INFLOW OUTFLOW NET OUTFLOW NON TUNAI KLIRING Rp19,8T (633 lembar) Rp18,2T (614 lembar) Rp5,07T Rp2,5T Rp2,9T Rp4T Rp2,1T Rp1,51T Tw I 2016 Tw IV 2015 Perkembangan SISTEM PEMBAYARAN Sistem pembayaran nontunai mengalami peningkatan pada triwulan I 2016 1 2 3 Perkembangan INFLASI Inflasi Provinsi Bali pada triwulan I 2016 tercatat sebesar 3,59% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2015 yang sebesar 2,75% (yoy). Perkembangan PERBANKAN Peningkatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2015 memberikan dampak positif pada kinerja perbankan secara umum 2,38 NPL 83,47 LDR 8,81% yoy 7,12% yoy 4,93% yoy 3,59% yoy SINGARAJA DENPASAR 4,42 yoy 3,41 yoy KREDIT ASET DPK 10 KEKR Provinsi Bali Triwulan I 2016

6,04% Tw I 2016 5,96% Tw IV 2015 Triwulan II 2016 6,06% - 6,46% yoy 19,28% 7,7% 2016 4% 1% yoy 6,09% - 6,84% yoy PENDAPATAN BELANJA Pertumbuhan Ekonomi Inflasi KEUANGAN PEMERINTAH Tw I 2016 Realisasi Pendapatan dan Belanja daerah Provinsi Bali pada triwulan I 2016 tercatat lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan kemiskinan sedikit mengalami peningkatan namun kualitas hidup masyarakat terjaga seiring dengan peningkatan IPM dan menurunnya Gini Ratio PROYEKSI PEREKONOMIAN Peningkatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali diperkirakan berlanjut pada triwulan II 2016 4 5 6 5,25% 2,12% September 2015 T I N G K AT KEMISKINAN Februari 2016 TENAGA KERJA 4,76% yoy September 2014 1,37% yoy Februari 2015 KEKR Provinsi Bali Triwulan I 2016 11

Ringkasan Umum Pertumbuhan tahunan ekonomi Bali triwulan I 2016 mencapai 6,04% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya mencapai 5,96% (yoy). Meskipun demikian, pertumbuhan Bali triwulan laporan juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,92% (yoy). Dari sisi permintaan, peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga, PMTB (investasi), dan meningkatnya kinerja ekspor luar negeri. Sementara dari sisi penawaran, perekonomian Bali pada triwulan I 2016 didorong oleh peningkatan kinerja beberapa lapangan usaha yang memiliki share besar terhadap perekonomian Bali, yaitu Perdagangan Besar dan Eceran, Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum, Transportasi, Konstruksi, Jasa keuangan, Jasa kesehatan dan Kegiatan Sosial. Perekonomian Bali triwulan I 2016 tumbuh meningkat sebesar 6,04% (yoy) Inflasi Bali pada triwulan I 2016 tercatat sebesar 3,59% (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan dengan pencapaian inflasi triwulan IV 2015 yang tercatat sebesar 2,75% (yoy). Namun demikian, pencapaian inflasi Bali triwulan I 2016 masih lebih rendah dibanding inflasi Nasional yang sebesar 4,45% (yoy) dan lebih rendah dibandingkan dengan inflasi triwulan I 2015 yang sebesar 6,42% (yoy). Secara spasial, pada triwulan I 2016 inflasi di Kota Singaraja tercatat sebesar 4,42% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu sebesar 8,99% (yoy). Sementara itu, Kota Denpasar pada triwulan I 2016 tercatat sebesar 3,41% (yoy), jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar 5,88% (yoy). Berdasarkan kelompok penyumbang inflasi, tekanan inflasi pada triwulan I 2016 terutama disebabkan oleh kelompok inti dan volatile food. Sementara itu, kelompok administered prices tercatat sebagai penahan kenaikan laju inflasi seiring dengan kebijakan Pemerintah terkait penurunan harga BBM, tarif angkutan, dan harga LPG 12 kg pada awal Tahun 2016. Tekanan inflasi Provinsi Bali pada triwulan I 2016 tercatat sebesar 3,59% lebih tinggi dibanding triwulan IV 2015 Pada triwulan I 2016, kinerja bank umum di Provinsi Bali masi terjaga. Asset bank umum masih mencatat pertumbuhan positif meski terjadi perlambatan. Perlambatan tersebut bersumber dari perlambatan pertumbuhan DPK yang dihimpun bank umum. Demikian pula penyaluran kredit bank umum juga masih mengalami perlambatan sejalan dengan perlambatan pertumbuhan kredit nasional. Di sisi lain, BPR mencatat peningkatan seiring dengan peningkatan pertumbuhan DPK. Sementara, pertumbuhan kredit masih mencatat perlambatan sejalan. Secara spasial, penyebaran penyaluran kredit perkabupaten/kota di Provinsi Bali masih menunjukkan konsentrasi pada daerah Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (SARBAGITA). Peningkatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2016 memberikan dampak positif pada kinerja perbankan secara umum Sejalan peningkatan kinerja ekonomi Provinsi Bali pada periode triwulan I 2016, penyaluran kredit korporasi juga menunjukkan peningkatan di triwulan I 2016 dibanding triwulan 12 KEKR Provinsi Bali Triwulan I 2016

Kinerja kredit korporasi dan rumah tangga Provinsi Bali triwulan I 2016 masih terjaga sebelumnya (berdasarkan lokasi proyek), yaitu tumbuh dari 11,63% (yoy) di triwulan IV 2015 menjadi 12,29% di triwulan I 2016. Meskipun terjadi peningkatan penyaluran kredit korporasi, kualitas kredit korporasi menunjukkan penurunan, tercermin dari rasio Non Peforming Loan (NPL) yang menunjukkan peningkatan pada periode triwulan I 2016 dengan nilai NPL sebesar 3,90%, lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2015 yang tercatat sebesar 3,22%. Perkembangan kinerja kredit sektor rumah tangga (RT) pada triwulan I 2016 menunjukkan perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 10,89% (yoy) di triwulan IV 2015 menjadi 10,16% (yoy) pada triwulan I 2016. Sejalan dengan perlambatan penyaluran kredit rumah tangga, rasio NPL menunjukan peningkatan yang signifikan dari 0,64% di triwulan IV 2015 menjadi 0,87% pada triwulan I 2016. Sistem pembayaran nontunai tercatat mengalami peningkatan pada triwulan I 2016. Aktivitas transaksi sistem pembayaran tunai Provinsi Bali triwulan I 2016 berada pada posisi net inflow sesuai dengan pola musimannya. Sementara itu, transaksi pembayaran nontunai (dengan mekanisme kliring) mengalami peningkatan baik secara nominal maupun jumlah transaksi. Peningkatan tersebut seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan. Realisasi Belanja daerah Provinsi Bali pada triwulan I 2016 tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Realisasi Pendapatan Pemerintah Provinsi Bali hingga triwulan I 2016 tercatat sebesar 19,28% dari total pendapatan yang ditargetkan, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 23,58%. Realisasi belanja Pemerintah Provinsi Bali pada triwulan I 2016 tercatat sebesar 7,7%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,29%. Secara keseluruhan kabupaten/kota di Provinsi Bali pada triwulan I 2016, realisasi pendapatan APBD kabupaten/kota mencapai 19,76%. Sementara, realisasi belanja kabupaten/kota di Provinsi Bali pada triwulan I 2016 sebesar 8,91% atau senilai Rp 1,55 triliun. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan kemiskinan sedikit mengalami penurunan namun kualitas hidup masyarakat terjaga seiring dengan peningkatan IPM dan menurunnya Gini Ratio Tingkat penyerapan tenaga kerja di Bali pada Semester I 2016 mengalami perlambatan dibanding Semester II 2015, sebagaimana tercermin dari pertumbuhan jumlah penduduk yang menganggur (6,76%) lebih tinggi dari pertumbuhan jumlah penduduk yang bekerja (0,31%). Kondisi ini berdampak kepada meningkatnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang pada Februari 2016 tercatat sebesar 2,12%, lebih tinggi dari Agustus 2015 yang sebesar 1,99%. Pada periode yang sama, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami penurunan sebesar 0,23%. Meskipun melambat, namun kondisi ketenagakerjaan di Bali masih lebih Baik dibanding Nasional. Pada periode yang sama, TPT nasional tercatat sebesar 5,05% dan TPAK sebesar 68,06%. Dari sisi kesejahteraan petani, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Bali pada triwulan I-2016 mengalami penurunan dibanding triwulan IV-2015, mengindikasikan penurunan tingkat kemampuan/daya beli petani. Penurunan tersebut terjadi pada subsektor Tanaman KEKR Provinsi Bali Triwulan I 2016 13

pangan, Perkebunan rakyat, dan Perikanan. Sementara NTP subsektor hortikultura dan subsektor peternakan menunjukkan peningkatan pada periode yang sama. Selanjutnya dari sisi distribusi, kesejahteraan antar penduduk mengalami perbaikan sebagaimana tercermin dari menurunnya angka gini ratio. Disisi lain, pembangunan manusia di Provinsi Bali berada dalam kondisi yang baik, tercermin dari nilai IPM yang jauh di atas rata-rata nasional dan merupakan IPM terbesar ke-5 di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali pada triwulan II 2016 diperkirakan mengalami peningkatan, dibanding triwulan I 2016, yaitu tumbuh pada kisaran 6,06% - 6,46% (yoy). Dari sisi permintaan, peningkatan terutama disebabkan oleh peningkatan kinerja konsumsi pemerintah, investasi dan kinerja ekspor. Sementara itu dari sisi penawaran, peningkatan didorong oleh peningkatan sebagian besar lapangan usaha antara lain lapangan usaha pertanian, lapangan usaha industri pengolahan, konstruksi, penyediaan akomodasi makan dan minum, dan transportasi dan pergudangan. Dengan perkembangan terakhir, perekonomian Provinsi Bali untuk keseluruhan tahun 2016 diperkirakan mengalami peningkatan dibandingkan dengan perekonomian Bali tahun 2015 yang tumbuh sebesar 6,04% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2016 diperkirakan berada pada kisaran 6,08%-6,84% (yoy). Dari sisi permintaan, perbaikan perkiraan perekonomian global di tahun 2016 akan berdampak pada perbaikan kinerja ekspor luar negeri seiring dengan upaya ekspansi beberapa industri pengolahan. Dari sisi penawaran, perkiraan peningkatan perekonomian bersumber dari perkiraan peningkatan kinerja lapangan usaha pertanian seiring dengan dukungan program pengembangan peningkatan produktivitas pertanian oleh pemerintah, serta perkiraan peningkatan pertumbuhan ekonomi di tahun 2016 yang diperkirakan terjadi seiring dengan perkiraan peningkatan industri pariwisata dan industri pengolahan. Perekonomian Bali triwulan II 2016 diperkirakan tumbuh kisaran 6,06% - 6,46% (yoy) Perekonomian Bali tahun 2016 diperkirakan tumbuh pada kisaran 6,08% - 6,84% (yoy) Berdasarkan hasil tracking sampai dengan triwulan I 2016, inflasi Bali diperkirakan akan sebesar 3,72%±1% (yoy) pada tahun 2016, dan diharapkan dapat mendukung tercapainya target inflasi nasional yang sebesar 4±1% (yoy). Berdasarkan disagregasinya, secara tahunan, inflasi pada triwulan I 2016 terutama bersumber dari kelompok inti dan volatile food. Sementara itu, tekanan kelompok administered prices tercatat menahan laju inflasi seiring dengan kebijakan Pemerintah terkait penyesuaian harga BBM. Pada triwulan II 2016, kelompok volatile food diperkirakan melandai seiring dengan masuknya musim panen padi dan tekanan demand yang relatif tidak setinggi triwulan III 2016. Namun demikian, komoditas bawang merah masih perlu menjadi perhatian seiring dengan peningkatan harga yang terjadi secara nasional dan ketergantungan Provinsi Bali terkait pasokan komoditas bumbu-bumbuan. Inflasi Bali 2016 diperkirakan berada dalam kisaran 3,72%±1% (yoy). 14 KEKR Provinsi Bali Triwulan I 2016

Tabel Indikator PDRB DAN INFLASI KEKR Provinsi Bali Triwulan I 2016 15

PERBANKAN BANK UMUM INDIKATOR PERBANKAN KABUPATEN/KOTA 16 KEKR Provinsi Bali Triwulan I 2016

SISTEM PEMBAYARAN KEKR Provinsi Bali Triwulan I 2016 17

Halaman ini sengaja dikosongkan 18 Ekonomi Makro Regional

BAB I Makro Ekonomi Regional Foto oleh: Agus Mulyawan Ekonomi Makro Regional 19

20 Ekonomi Makro Regional

1.1. KONDISI UMUM gpdrb (skala kanan) PDRB %,yoy Bali NASIONAL RP TRILIUN 34 33 32 31 30 29 28 27 6.04 5.96 I II III IV I II III IV I 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 %,YOY 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 7.73 6.74 6.20 6.22 6.30 5.99 5.92 5.96 6.04 5.14 4.96 4.97 5.04 4.73 4.66 4.74 5.04 4.92 I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 2014 2015 2016 Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Tahun dasar 2010 Grafik 1. 1 Nominal PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali Perekonomian Provinsi Bali pada triwulan I 2016 mencatat peningkatan pertumbuhan yaitu sebesar 6,04% (yoy) dengan output riil mencapai Rp 32 triliun. Dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya, capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya (triwulan IV 2015) yang sebesar 5,96% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali triwulan I 2016 tersebut juga lebih tinggi dibandingkan angka pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 4,92% (yoy). Dari sisi permintaan, peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga, PMTB (investasi), dan meningkatnya kinerja ekspor luar negeri. Sementara dari sisi penawaran, perekonomian Bali pada triwulan I 2016 didorong oleh peningkatan kinerja beberapa lapangan usaha yang memiliki share besar terhadap perekonomian Bali, yaitu Perdagangan Besar dan Eceran, Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum, Transportasi, Konstruksi, Jasa keuangan, Jasa kesehatan dan Kegiatan Sosial. Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Tahun dasar 2010 Grafik 1. 2 Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Provinsi Bali 1.2. SISI PERMINTAAN Peningkatan pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I 2016 dari sisi permintaan terutama didorong oleh peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga seiring dengan penurunan harga BBM, LPG, dan TTL yang terjadi sepanjang triwulan I 2016. Komponen ekspor luar negeri, mengalami peningkatan pada triwulan laporan, didorong oleh perbaikan perekonomian negara mitra dagang sehingga mendorong peningkatan permintaan dan upaya diversifikasi pasar oleh pelaku ekspor. Peningkatan kinerja ekspor luar negeri tersebut juga didukung oleh peningkatan ekspor jasa, seiring dengan kinerja industri pariwisata yang mengalami peningkatan. Perbaikan kinerja pariwisata didorong oleh adanya event hari raya dan liburan antara lain imlek, paskah, Galungan, dan Kuningan sepanjang triwulan I 2016. Sementara itu, investasi (pmtb) mengalami peningkatan, didorong oleh peningkatan kinerja investasi non bangunan yang tergambar dari impor barang modal yang mengalami peningkatan di akhir triwulan I 2016, dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan PMTB juga didorong oleh optimisme pelaku usaha Ekonomi Makro Regional 21

Tabel 1. 1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali di Sisi Permintaan (%, yoy) Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah terhadap perkembangan ekonomi seiring dengan penurunan BI Rate dan perbaikan kondisi makro ekonommi regional. 1.2.1. Konsumsi Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi rumah tangga masih menjadi komponen terbesar sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali dengan share sebesar 54%, yang pada triwulan laporan mengalami peningkatan pertumbuhan dari 7,04% (yoy) dari triwulan IV 2015 menjadi sebesar 9,05% (yoy) pada triwulan I 2016. Peningkatan konsumsi rumah tangga tersebut tercermin dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia di ketiga indeksnya yaitu Indeks Keyakinan Konsumsen (IKK), Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), dan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) yang menunjukkan rata-rata indeks sepanjang triwulan I 2016 yang mengalami peningkatan. Sejalan dengan kondisi tersebut, Indeks Tendensi Konsumen (ITK) berdasarkan hasil survei BPS, pada triwulan I 2016 juga menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Adanya aktivitas musiman berupa perayaan hari raya keagamaan yaitu Paskah, Galungan, Kuningan, dan Nyepi yang diiringi dengan penurunan harga BBM, TTL, dan LPG pada triwulan laporan diperkirakan menjadi pendorong peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga. 22 Ekonomi Makro Regional

INDEKS 114.98 116.75 111.9 113.13 102.36 105.42 111.66 105.84 Sumber : BPS Grafik 1. 3 Indeks Tendensi Konsumen 108.4 Selain itu, peningkatan Upah Minimum Kota/ Kabupaten (UMK) awal tahun turut mendorong peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga seperti terlihat dari peningkatan indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama (survei konsumen) dari 87 pada triwulan IV 2015, menjadi 87,67 pada triwulan I 2016. Sejalan dengan kondisi tersebut, Hasil survei dan liaison yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada triwulan I 2016, turut mengkonfirmasi peningkatan tersebut, sebagaimana terlihat dari peningkatan signifikan nilai likert scale penjualan domestik pada triwulan laporan, yaitu dari sebesar -0,13 pada triwulan IV 2015, menjadi sebesar 1,73 di triwulan I 2016. Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia Grafik 1. 4 Indeks Keyakinan Konsumen Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia Grafik 1. 6 Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama LS 2 1.73 1.5 1 0.5 0-0.5 0-0.13 III IV I II III IV I II III IV I 2013 2014 2015 2016 Sumber : PLN Sumber : Liaison KPwBI Bali, diolah Grafik 1. 5 Konsumsi Listrik RT Grafik 1. 7 Likert Scale Penjualan Domestik Ekonomi Makro Regional 23

Peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga juga terkonfirmasi oleh peningakatan pertumbuhan kredit konsumsi dari sebesar 12,86% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 13,14% (yoy) di triwulan I 2016. Peningkatan kredit konsumsi, terutama terjadi di kredit multiguna yang mencatat peningkatan pertumbuhan yang signifikan dari 20,56% (yoy) pada di triwulan IV 2015 menjadi 20,84% (yoy) pada triwulan I 2016. Kondisi tersebut, sejalan dengan peningkatan ekspektasi masyarakat terhadap perekonomian (IEK mengalami peningkatan dari sebesar 105,28 di triwulan IV 2015 menjadi 107,39 pada triwulan I 2016). laporan. Konsumsi LNPRT mengalami perlambatan dari sebesar 14,80% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 13,30% (yoy) di triwulan I 2016. Kondisi tersebut merupakan dampak base effect tingginya kinerja konsumsi LNPRT di triwulan IV 2015 seiring dengan penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Pilkada), di 6 Kabupaten/ Kota di Bali. Sementara itu, perkembangan konsumsi Pemerintah hanya mencatat pertumbuhan sebesar 3,45% (yoy) di triwulan I 2016, jauh lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2015 yang mencatat pertumbuhan sebesar 12,2% (yoy). Perlambatan ini sesuai dengan pola musiman konsumsi pemerintah yang realisasinya masih terbatas di pada triwulan I. Kondisi ini juga terkonfirmasi oleh peningkatan posisi Grafik 1. 8 Kredit Konsumsi Grafik 1. 10 Perkembangan Giro Pemerintah Grafik 1. 9 Kredit Multiguna Konsumsi LNPRT dan Konsumsi Pemerintah Di sisi lain, konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) dan konsumsi pemerintah mengalami perlambatan pada triwulan Sumber : Biro Keuangan Provinsi Bali Grafik 1. 11 Realisasi Belanja APBD Provinsi Bali 24 Ekonomi Makro Regional

giro pemerintah pada triwulan laporan yang tercatat mengalami peningkatan. Perlambatan tersebut juga tercermin dari realisasi belanja total APBD Provinsi Bali yang masih terbatas pada triwulan laporan, tercatat sebesar 8%. 1.2.2. Investasi Kinerja investasi Provinsi Bali triwulan I 2016 mencatat pertumbuhan sebesar 9,54% (yoy), jauh lebih tinggi dibanding triwulan IV 2015 yang sebesar 5,76% (yoy). Peningkatan tersebut juga tercermin dari likert investasi (hasil survei dan liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali) dari sebesar 1 poin pada triwulan IV 2015, menjadi 1,41poin di triwulan I 2016. Selain itu, hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali pada triwulan I 2016 juga menunjukkan perbaikan perkembangan investasi dari sebesar -3,71% pada triwulan IV 2015 menjadi -2,82% pada triwulan I 2016. Peningkatan kinerja investasi tersebut terutama didorong oleh peningkatan kinerja investasi non bangunan yang terlihat dari peningkatan pertumbuhan impor barang modal dari sebesar -91,5% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 23,67% (yoy) pada triwulan I 2016. Tingginya pertumbuhan tersebut bersumber dari impor kapal senilai USD 18,2 juta dari Korea Selatan di triwulan I-2016. Peningkatan kinerja investasi pada periode triwulan I 2016 juga didorong oleh peningkatan realisasi kinerja proyek infrastruktur pemerintah yang menunjukkan peningkatan tergambar dari realisasi belanja modal pemerintah pada triwulan I 2016 dengan nilai realisasi sebesar 6,79%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 dan dibandingkan pola hostorisnya dalam 2 tahun terakhir. Kondisi tersebut seiring pengadaan pekerjaan yang telah dilakukan pada akhir tahun 2015, peningkatan anggaran untuk proyek infrastruktur strategis berupa peningkatan kapasitas jalan, jembatan, irigasi dan penyediaan air minum serta pembangunan Rumah Sakit Provinsi Bali dan Rumah Sakit Mata Indera yang ditargetkan selesai di tahun 2016. Berdasarkan hasil survei dan liaison Bank Indonesia, peningkatan kinerja investasi juga didorong oleh optimisme pelaku usaha terhadap perkembangan ekonomi regional dan beberapa faktor pendukung lainnya yang antara lain meliputi sebagai berikut: i) perkiraan peningkatan pertumbuhan ekonomi regional Provinsi Bali pada tahun 2016; ii) peluang penguatan permintaan (domestik dan ekspor) sepanjang tahun 2016 didukung perbaikan kinerja perekonomian global pada tahun berjalan dibandingkan tahun sebelumnya; iii) kebijakan Pemerintah untuk meningkatkan alokasi anggaran pembangunan infrastruktur, iv)rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang pemberian insentif dan kemudahan berinvestasi untuk Wilayah Bali Utara dan Bali Timur, v) Paket deregulasi kebijakan pemerintah yang telah diterbitkan sejumlah 11 paket khususnya terkait dengan dihapuskannya Bidang Usaha Restoran dari daftar Negatif Investasi, vi) tendensi penurunan tingkat suku bunga kredit perbankan seiring dengan penurunan BI Rate, yang diyakini akan mendorong akselerasi peningkatan kinerj dunia usaha. Sumber : Survei dan Liaison Bank Indonesia, diolah Grafik 1. 12 Likert Investasi (SBT) Ekonomi Makro Regional 25

% 16.00 14.00 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00-2.00 I II III IV I II III IV I -4.00 2014 2015 2016-6.00 Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha BI Grafik 1. 13 Perkembangan Investasi (SBT) Ribu Ton %, yoy Grafik 1. 14 Perkembangan Nilai Impor Barang Modal Sumber : Asosiasi Semen Indonesia, diolah Grafik 1. 15 Penjualan Semen Provinsi Bali 1.2.3. Neraca Perdagangan NPerkembangan neraca perdagangan Provinsi Bali triwulan I 2016, mencatat peningkatan kinerja yang tergambar dari nilai surplus sebesar Rp 4,89 triliun, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan surplus triwulan IV 2015 (Rp 1,5 triliun). Peningkatan nilai surplus tersebutdidorong oleh penurunan defisit neraca perdagangan antar daerah dari sebesar Rp 12,6 triliun di triwulan IV-2015 menjadi sebesar Rp 8,09 triliun pada triwulan laporan. Sementara itu, pada periode yang sama, neraca perdagangan luar negeri mencatatkan penurunan surplus dari Rp 14,14 triliun (triwulan IV 2015) menjadi sebesar Rp 12,98 triliun di triwulan I2016. kondisi ini menyebabkan tertahannya laju peningkatan surplus neraca perdagangan pada periode triwulan laporan. Net Ekspor antar Daerah Kinerja net ekspor antar daerah menunjukan perbaikan, dengan pertumbuhan pada triwulan I 2016 tercatat sebesar 18,97% (yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2015 yang sebesar -2,24% (yoy). Perbaikan tersebut diindikasikan oleh perbaikan posisi persediaan stok barang di Provinsi Bali, seiring dengan adanya periode musiman berupa perayaan hari keagamaan pada periode I 2016, yang mendorong peningkatan permintaan konsumsi rumah tangga pada periode triwulan laporan, sehingga mendorong pelaku usaha perdagangan untuk mengantisipasi peningkatan permintaan melalui peningkatan persediaan dan stok. Peningkatan stok juga sejalan dengan upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk menjaga ketersediaan stok ditengah peningkatan permintaan.. Perbaikan kinerja net ekspor antar daerah juga terlihat dari semakin dalamnya pendalaman kontraksi pertumbuhan volume arus barang masuk di Pelabuhan Benoa dan Pelabuhan Celukan Bawang, yaitu dari kontraksi sebesar -10,46% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar -13,36% (yoy) di triwulan I 2016. 26 Ekonomi Makro Regional

Sumber : Pelindo 3 Grafik 1. 16 Arus Barang Pelabuhan Benoa dan Pelabuhan Celukan Bawang Ekspor Luar Negeri Pada triwulan I 2016, perkembangankinerja ekspor luar negeri (barang dan jasa) Provinsi Bali mencatat peningkatan kinerja di triwulan I 2016 yang tumbuh sebesar 11,86% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan IV 2015 yang sebesar -2,74%(yoy). Peningkatan tersebut, selaras dengan peningkatan kinerja ekspor barang dan ekspor jasa pada triwulan laporan,didorong oleh adanya faktor musiman seperti perayaan imlek dan semakin membaiknya kinerja ekonomi negara-negara tujuan ekspor serta perekonomian global yang tumbuh lebih baik pada triwulan I 2016 dibandingkan triwulan sebelumnya. Perayaan imlek mendorong peningkatan jumlah wisman asal Tiongkok ke Bali sejalan dengan peningkatan direct flight dan chartered flight dari dan ke Bali dari beberapa kota di Tiongkok pada periode triwulan laporan. Sementara itu, beberapa periode hari raya keagamaan lain seperti Paskah, Nyepi, Galungan dan Kuningan juga ikut turut mendorong peningkatan kinerja ekspor jasa. Sementara itu, beberapa kegiatan Meeting, Incentive, Convention dan Exhibition (MICE) khususnya yang dilakukan oleh korporate asing sepanjang triwulan, juga mendorong peningkatan ekspor jasa di triwulan laporan. perkembangan ekspor barang yang pada triwulan I 2016, turut mengalami peningkatan yng terkonfirmasi oleh peningkatan pertumbuhan volume ekspor barang dari sebesar 183,7% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 215,3%(yoy). Peningkatan tersebut, seiring dengan mulai membaiknya pertumbuhan ekonomi beberapa negara tujuan ekspor Provinsi Bali, seperti kawasan Eropa dan Asia (China, Jepang dan ASEAN), serta Amerika Serikat). Selain itu, dihapuskannya penerapan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang berlaku sejak triwulan IV-2015 (Permendag nomor 89/M-DAG/PER/10/2015 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan), turut berdampak pada penurunan biaya pengiriman ekspor produk olahan kayu. Hal ini mendorong peningkatan volume ekspor khususnya produk olahan kayu yang merupakan salah satu komoditas ekspor utama Provinsi Bali pada periode triwulan laporan. Di samping itu, berdasarkan hasil survei dan liaison Bank Indonesia, peningkatan kinerja pertumbuhan ekspor Provinsi Bali juga didorong oleh upaya pelaku usaha untuk terus mencarpasar ekspor alternatif, sebagai upaya dalam rangka perluasan akses pasar menghadapi tingkat kompetisi yang terus meningkat. Selain itu, beberapa pelaku usaha ekspor juga telah menjajaki customer/pembeli lama yang sebelumnya telah cukup lama tidak aktif melakukan pemesanan akibat perlambatan kinerja ekonomi global di tahuntahun sebelumnya. Ribu Ton %, yoy Membaiknya kinerja ekspor, juga tergambar dari Grafik 1. 17 Nilai Ekspor Luar Negeri Bali Ekonomi Makro Regional 27

% yoy 60 40 20 0 (20) (40) I II III IV I II III IV I II III IV i 2013 2014 2015 2016 Grafik 1. 18 Volume Ekspor Luar Negeri Bali (60) Perikanan Perhiasan Pakaian Jadi Wood Manufacture Furniture Grafik 1. 20 Pertumbuhan Nilai Ekspor Komoditas Utama Secara garis besar, peningkatan pertumbuhan volume ekspor Provinsi Bali, terutama didorong oleh peningkatan kinerja volume ekspor untuk komoditas perikanan, komoditas produk olahan kayu, dan komoditas furniture yang memiliki share terhadap total ekspor Provinsi Bali masing-masing sebesar 26,6%; 9,32%; dan 6,87% di periode triwulan laporan. Sementara itu, pertumbuhan kinerja ekspor komoditas perhiasan dan pakaian jadi (yang memiliki share masing-masing sebesar 15,75% dan 18,33%) masih pertumbuhan volume ekspornya masih cenderung tertahan. Grafik 1. 19 Pangsa Nilai Ekspor Komoditas Utama Tw I 2016 Negara tujuan ekspor Provinsi Bali, masih didominasi oleh Amerika Serikat, Australia, Jepang, Singapura, dan Hongkong, dengan share masing-masing sebesar 24,5%, 9,3%, 8,53%, dan 4,9%. Bila dilihat dari pertumbuhannya, pertumbuhan volume ekspor ke negara tujuan tersebut sepanjang triwulan I 2016 menunjukkan peningkatan kinerja dibandingkan dengan triwulan sebelumnya., Membaiknya volume kinerja pertumbuhan ekspor di Provinsi Bali terutama terjadi untuk volume ekspor dengan negara tujuan ke Amerika Serikat, yang mulai mengalami peningkatan dengan pertumbuhan dari sebesar 9,41% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 12,12% (yoy) di triwulan I 2016., Peningkatan volume ekspor ke Amerika Serikat terutama didorong oleh membaiknya kinerja ekspor komoditas pakaian jadi dan perhiasan pada periode triwulan laporan. Sementara itu, negara lain yang juga menunjukkan peningkatan volume kinerja ekspor dari Bali adalah Jepang, dengan pertumbuhan sebesar -14,14% (yoy), tumbuh lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya, terutama didorong oleh membaiknya volume ekspor komoditas perikanan di periode triwulan laporan. 28 Ekonomi Makro Regional

Germany 2.64% Spanyol 4.34% Cina 4.59% Belanda 2.46% Inggris 2.18% Other Countries 23.31% France 4.54% Thailand 2.06% US 24.56% Hongkong 4.90% Australia 9.30% Japan 8.53% Singapore 6.59% Grafik 1. 21 Pangsa Ekspor Berdasarkan Negara Tujuan Grafik 1. 22 Pertumbuhan Ekspor berdasarkan Negara Tujuan Impor Luar Negeri Perkembangan kinerja impor luar negeri pada triwulan I 2016 di Provinsi Bali tercatat sebesar 34,68% (yoy),, lebih tinggi dibanding triwulan IV 2015 yang sebesar 12,49% (yoy). Peningkatan tersebut terlihat dari peningkatan pertumbuhan nilai impor barang di Provinsi Bali dari sebesar -74,7%(yoy) pada triwulan IV 2015, menjadi sebesar 42,93%(yoy) di triwulan I 2016. Seiring dengan peningkatan nilai impor barang, volume impor barang di periode yang sama juga menunjukkan peningkatan di triwulan laporan. Volume impor barang tumbuh sebesar -72,5% (yoy) pada triwulan IV 2015, sementara pada triwulan I 2016 tumbuh sebesar -41,88% (yoy). Peningkatan kinerja volume dan nilai impor terjadi di seluruh kelompok barang impor baik untuk jenis capital goods, consumption goods, maupun raw material. Peningkatan nilai impor terbesar terjadi pada kelompok jenis capital goods (dengan share sebesar 48%) dan tumbuh sebesar 441,12% (yoy) di triwulan I 2016, lebih tinggi bila dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV 2015 yang sebsar -85,67% (yoy) Peningkatan nilai impor tersebut, didorong oleh adanya peningkatan nilai impor kapal yang mencapai nilai USD 18 juta pada periode triwulan I-2016, yang berasal dari Korea Selatan untuk kebutuhan pariwisata. Sejalan dengan kondisi tersebut, impor nilai raw material (dengan share sebesar 28%), turut mengalami peningkatan dari sebesar -73,72% (yoy) pada triulan IV 2015 menjadi sebesar -35,28% (yoy) di triwulan I 2016. Sementara itu, peningkatan nilai impor capital goods dan raw materials tersebut juga sejalan dengan peningkatan ekspektasi pelaku usaha terhadap prospek perkembangan ekonomi yang diperkirakan akan tumbuh lebih baik, sehingga pelaku usaha melakukan penambahan investasi dan bahan persediaan,. Sementara itu, nilai Consumption goods yang memiliki share sebesar 5%, turut mengalami peningkatan dari kontraksi sebesar -58,66% (yoy) di triwulan IV 2015 menjadi sebesar 35,18%(yoy) pada triwulan I 2016, seiring dengan peningkatan konsumsi di periode triwulan berjalan yang didorong oleh peningkatan kunjungan wisman dan wisnus serta adanya faktor musiman berupa perayaan hari keagamaan pada sepanjang periode triwulan laporan. Grafik 1. 23 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri Bali Ekonomi Makro Regional 29

700 600 500 400 300 200 100 0 (100) (200) 174.65 109.74 47.26 70.15 (6.31) (48.90)(45.41)55.08 (36.87) (21.98)(22.87) (73.72) (35.28) Grafik 1. 26 Perkembangan Impor Berdasarkan Klasifikasi BEC Ribu Ton I II III IV I II III IV I II III IV I 2013 2014 2015 2016 g Consumption Goods g Raw Material g Capital Goods % yoy didorong oleh faktor musiman berupa perayaan hari keagamaan seperti hari raya antara lain Imlek, Paskah, Nyepi dan Galungan yang diiringi dengan kegiatan MICE. Kondisi tersebut mendorong peningkatan kinerja lapangan usaha terkait yaitu lapangan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, serta lapangan transportasi dan pergudangan. Sementara itu, dengan meningkatnya kinerja investasi, lapangan usaha konstruksi turut menunjukkan peningkatan pada periode triwulan laporan sehingga ikut mendorong peningkatan kinerja perekonomian Provinsi Bali di triwulan laporan. Di sisi lain, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan mengalami perlambatan, terutama terjadidi subsektor tabama, yang disebabkan oleh mundurnya masa panen padi sebagai dampak El Nino di tahun 2015 yang menyebakan terjadi pemunduran masa tanam untuk periode musim tanam pertama Grafik 1. 24 Perkembangan Volume Impor Luar Negeri Bali Capital Goods 48% Consumpti on Goods 5% Raw Material & Auxiliary Goods 28% Grafik 1. 25 Pangsa Impor Berdasarkan Klasifikasi BEC 1.3. SISI PENAWARAN Dari sisi penawaran, Peningkatan perekonomian Provinsi Bali di triwulan laporan, didorong oleh meningkatnya kinerja industri pariwisata yang 30 Ekonomi Makro Regional

Tabel 1. 2 Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali dari Sisi Penawaran (%, yoy)* Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali * Tahun Dasar 2010 Struktur perekonomian Provinsi Bali pada triwulan I 2016, didominasi oleh 5 komponen lapangan usaha utama antara lain: (1) penyediaan akomodasi makan dan minum (23%), (2) pertanian, kehutanan dan perikanan (14%), (3) konstruksi (9%), (4) transportasi dan pergudangan (9%), dan (5) perdagangan besar dan eceran (8%). Dominasi industri pariwisata masih terlihat dari total pangsa lapangan usaha Ekonomi Makro Regional 31

terkait dengan industri pariwisata yang mencapai 31%. Sementara itu, berdasarkan dari sumbangan pertumbuhan ekonominya, lapangan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum serta lapangan usaha perdagangan besar dan eceran menjadi lapangan usaha yang memiliki sumbangan tertinggi masing-masing sebesar 1,31% dan 0,78%. Kondisi tersebut, sejalan dengan peningkatan kinerja industri pariwisata. Sementara itu Di sisi lain, lapangan usaha pertanian yang mengalami perlambatan pertumbuhan, mengalami penurunan sumbangan secara signifikan menjadi hanya sebesar 0,02% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 0,51% Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4% Real Estate 4% Jasa Keuangan dan Asuransi 4% Informasi dan Komunikasi 5% Jasa Pendidikan 5% Jasa Perusahaan 1% Transportasi dan Pergudangan 9% Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2% Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 23% Jasa lainnya 2% Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 14% Pertambanga n dan Penggalian 1% Industri Pengolahan 7% Pengadaan Listrik dan Gas 0% Konstruksi 9% Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0% Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8% Grafik 1. 27 Pangsa Kategori Ekonomi terhadap PDRB Provinsi Bali Triwulan I 2016 JASA LAINNYA 0.12 JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL 0.22 JASA PENDIDIKAN 0.50 ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN 0.16 JASA PERUSAHAAN 0.11 REAL ESTATE 0.28 JASA KEUANGAN DAN ASURANSI 0.36 INFORMASI DAN KOMUNIKASI 0.59 PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN 0.46 PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, DAN REPARASI 0.78 KONSTRUKSI 0.71 PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH 0.02 PENGADAAN LISTRIK DAN GAS 0.01 INDUSTRI PENGOLAHAN 0.33 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 0.06 PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN 0.02 1.31 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.3.1. Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Perkembangan lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum mengalami peningkatan kinerja pada triwulan I 2016 yang tumbuh sebesar 6,61% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV 2015 yang sebesar 4,87% (yoy). Peningkatan kinerja lapangan usaha ini terkonfirmasi oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali di triwulan I 2016 yang menunjukkan peningkatan nilai saldo bersih tertimbang (SBT) untuk lapangan usaha inidari sebesar -9,45% (SBT) pada triwulan IV 2015, menjadi sebesar -4,54% (SBT) di triwulan I 2016. Peningkatan kinerja lapanagan usaha ini juga didorong oleh adanya faktor musiman, yaitu perayaan hari raya keagamaan sepanjang triwulan I 2016 antara lain paskah, nyepi, galungan, kuningan, dan imlek yang mendorong peningkatan jumlah kunjungan wisatawan domestik (wisdom) dan wisatawan mancanega (wisman). Peningkatan wisman tertinggi terutama wisman yang berasal dari asal Tiongkok ke Bali (dari pertumbuhan 1,32%(yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebasar 29,01% (yoy) pada triwulan I 2016). Faktor lain yang juga mendukung peningkatan adalah direct flight dan chartered flight dari dan ke Bali dari beberapa kota di Tiongkok dan beberapa negara asal wisman lainnya. Selain itu adanya beberapa kegiatan Meeting, Incentive, Convention dan Exhibition (MICE) sepanjang triwulan laporan, beberapa diantaranya adalah Bali Clean Energy Forum, ICOPE 2016, dan AMWAY China International. Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Grafik 1. 28 Andil Kategori terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali Triwulan I 2016 32 Ekonomi Makro Regional